pagi yang cerah untuk seorang mahasiswi tingkat akhir yang sedang berjuang untuk menuntaskan tugas akhirnya.
'Akhirnya sebentar lagi ia akan wisuda' dalam batinnya berkata dengan penuh semangat ia melangkah maju menyelusuri koridor kampusnya.
"Siska" suara yang memanggil namanya itu sangat familiar ditelinga nya suara siapa lagi kalau bukan suara sahabatnya.
"Eh.. Reno" ujarnya
"gimana skripsi lu ka,, aman!!!" tanya Reno pada Siska.
"Aman, doain ya gue bisa sidang secepatnya" lanjutnya.
"Pasti gue doain,, sekarang lu udah mulai jarang ke panti ka, Anak-anak pada kangen sama lu" ucap Reno.
"*iya maaf gue sibuk penelitian,Minggu depan gue mampir ke panti"
"Ya udah gue ke kelas dulu, hari ini dosen gue killer banget jangan sampai gue telat masuk kelas*" Jawab Reno sembari pergi meninggalkan Siska.
Setelah pertemuan dengan sahabatnya Reno, Siska pun melaju menyelusuri koridor kampus menuju kelasnya. Selang beberapa waktu ada sosok yang menghampirinya sosok kekar dengan setelan serba hitam.
"Nona,, tuan muda ingin berkenalan dengan Nona silahkan ikut nona" Ujar sosok itu.
"Siapa Tuan kalian!!!"
"Nanti juga Nona tahu, kami tidak mau melakukan kekerasan.. jika nona tidak mau ikut dengan kami terpaksa kami pakai kekerasan" ujarnya mengancam.
"Baiklah aku akan ikut tapi setelah kelasku selesai. Jika Tuan mu mau bertemu ikuti keinginan ku" Jawab Siska sembari mengulur waktu jujur saja ia merasa takut karena tidak tahu apa yang akan ia hadapi, setidaknya dengan mengulur waktu ia bisa minta pertolongan dengan Reno atau bisa mengecoh orang itu tegasnya dalam batinnya.
"Baiklah Nona, Tuan muda setuju akan permintaan Nona" jawabnya
Tanpa ia sadari ada sosok yang memperhatikan serta mendengar semua perkataan nya sedari tadi dan tersenyum di dibalik mobil berwarna hitam.
"Sebentar lagi kamu akan jadi milikku"
...****************...
1 jam sudah berlalu Siska masih heran dengan sosok yang mengenakan setelan serba hitam itu masih saja menunggu di depan kelasnya. Bagaimana ini tegasnya dalam hati.
Benar saja keputusan mengulur waktu hanyalah sia-sia. Bagaimana pun harus ia hadapi toh hanya ingin bertemu tidak ada salahnya mengikuti keinginan mereka dalam hatinya.
perkuliahan saat itu juga sudah selesai, dosen yang mengajar sudah keluar di susul dengan mahasiswa dan mahasiswi yang lain berhamburan keluar kelas.
"Bagaimana Nona sudah bisa ikut kami" ujar pria kekar yang sedari tadi berbicara dengannya.
"*Baiklah, Diman tuan kalian"
"Silahkan ikut Nona*" Mempersilakan mengikutinya keluar menuju parkiran mobil.
"Silahkan masuk Nona, kami akan mengantarkan nona bertemu dengan Tuan muda"
Mobil Lexus Es Berwarna hitam mengkilat itu melaju membelah jalanan. Siska masih menebak-nebak siapa yang ingin bertemu dengannya, ia bukan orang penting ia juga bukan anak pejabat kenapa ada orang yang mau bertemu dengannya.
Mobil itu berhenti disebuah Perumahan mewah tapi anehnya hanya Rumah ini berdiri kokoh hanya sendiri tidak ada tetangga disebelahnya halamannya luas, ini bukan perumahan tapi mansion yang indah.
Didepan pintu sudah ada beberapa orang yang sepertinya sedang menunggunya.
"Nona Silahkan masuk, Tuan Muda sudah menunggu Anda di ruang private"
Mempersilakannya masuk kedalam ruangan di lantai 2 yang berada ruangan paling ujung.
Saat masuk ruangan itu ia merasa hal buruk akan terjadi padanya, meskipun ruangan tertata rapi seperti kantor. Tetapi ia meras takut pasalnya ruangan itu gelap hanya ada sedikit cahaya didekat meja kerja, pintu masuk pun di kunci dari luar. perasaanya sudah mulai campur aduk.
"Siapa anda,kenapa anda ingin bertemu dengan ku" Ujar Siska sembari ketakutan hanya saja ia berusaha tidak menunjukkan ketakutannya
"Siapa aku tidaklah penting, sekarang yang terpenting kamu harus menjadi milikku" Ucap seseorang yang tengah duduk tepat di meja kerja yang tadi ia lihat cahaya.
"Maksud anda apa, milikmu!!!!"
"iyaa, kamu akan menjadi milikku satu-satunya dan selamanya"
Dalam batinya' begitu tertekan dengan perkataan sosok yang belum pernah ia kenal sebelumnya ini, entah siapa orang ini kenapa orang ini bisa berkata seperti itu terhadapnya.
"Hai siapapun anda, saya tidak kenal. keluarkan saya dari sini dan jangan ganggu saya lagi"
"SISKA Amelia"
"Anda tahu nama saya"
"Tentu saja saya tahu nama calon istri saya"
"Istri"
"Siapa istri anda, saya tidak mengenal anda"
"Tolong Keluarkan sayaaaa... hiks hiks"
Air mata Siska tumpah karena ketakutan dan rasa cemas mendengar perkataan orang yang tidak ia kenal.
...****************...
"*Tenanglah sayang, aku akan membahagiakanmu jadi menurut lah"
"Hiks...hiks"
"Jangan menangis sayang, kamu akan menjadi nyonya disini.. aku janji akan membahagiakanmu*..."
Siska tak habis pikir keputusannya hanya untuk bertemu ternyata membawanya pada penderitaan ini. Dalam hatinya meminta tolong, ponselnya entah dimana ia ingin sekali menghubungi sahabatnya seraya meminta pertolongan tapi ia tak kunjung menemukan ponselnya di dalam tasnya.
Menangis adalah jalan terakhir atas keputusan yang salah ini, dalam hatinya ia menyesal telah bersikap baik kepada orang yang ingin menemuinya. Akhirnya ia terkurung di ujung ruangan yang gelap gulita ini dengan sosok yang tak pernah ia kenal.
"Siska Amelia" dengan suara baritonnya.
"*Siapa kamu,,, kenapa begitu jahat dengan ku"
"Tidak sayang aku tidak jahat, aku hanya ingin kamu jadi milik ku jadi menikahlah dengan ku"
"Menikah,,, menikah dengan mu sama saja bunuh diri"
"Jangan ngomong begitu sayang, aku akan berjanji membahagiakan mu"
"Kebahagiaan apa yang kamu janjikan dengan mengurungku disini"
"Nanti setelah kamu menyetujui pernikahan kita baru akan ku beritahu"
"Pengecut... dasar pengecut*" jawaban menohok ini ia rasa akan berhasil dalam hati Siska.
Tetapi sosok pria itu hanya tersenyum lebar melihatnya.
"Siapa kamu dasar pengecut"
"Jawab aku,, kamu siapa!!!!"
Drrtss [suara getar ponsel]
Itu sepertinya ponsel ku,, kenapa berada di tangan pria itu dalam hatinya.
"Ternyata panti asuhanmu lagi membutuhkan banyak biaya"
"Jangan sentuh mereka,, mereka tidak salah apa-apa"
"Aku bisa membantu panti asuhan ini, Asalkan kamu mau tinggal dan menikah denganku"
"Aku tidak butuh uang mu,, aku bisa mendapatkan uang untuk mereka sendiri"
"Gadis yang keras kepala, Aku kasih waktu untuk mu berpikir hanya 10 menit setelah ini aku tidak bisa pastikan Sahabat mu akan baik-baik saja" .
Benar-benar situasi ini membuatnya tertekan, jika ia tidak menerima permintaannya bisa-bisa sahabatnya dalam bahaya.
Ia tak mau melibatkan orang-orang terdekatnya, Apalagi anak-anak panti asuhan tempat ia dibesarkan.
"Waktumu habis sayang, silahkan tanda tangani surat pernikahan kita atau kamu akan mendengar kabar buruk"
"Surat pernikahan"
"Ya... kita sudah sah menikah secara Agama dan negara... dihadiri oleh ibu Ani ibu panti asuhan mu. Tinggal kamu tanda tangani saja sayang"
"Baiklah, aku terpaksa menandatangani ini"
"Gadis pintar,, kamu istriku sekarang kita akan mulai hubungan ini dengan baik, aku akan membahagiakan mu. Sekarang kamu tunggu aku di kamar kita sayang"
Tok...tok..tok..[suara ketukan pintu]
"*Bu.. bawa nona ke kamarku.. berikan yang terbaik untuknya"
"Baik Tuan Muda"
"Ayo nona ikuti saya, kita akan kekamar nona*"
...****************...
Ting... [suara pintu lift terbuka]
"*Silahkan Nona"
"Bu.. Boleh saya bertanya"
"Panggil saya Bu Dewi Nona, Saya kepala Asisten rumah tangga di mansion ini. Silahkan Nona mau bertanya apa!!!"
"Yang didalam ruangan tadi itu siapa Bu"
"Tuan Muda suami Nona"
"Suamiku*"
Dalam hatinya masih kesal, pernikahan yang selama ini ia impikan harus musnah dengan pernikahan yang sama sekali tak pernah ia bayangkan berakhir dengan paksaan dan ancaman.
'Siapa pria yang tadi, pria macam apa dia memperlakukan istrinya seperti begini kenapa harus aku yang menjadi istrinya mengenalnya saja tidak' dalam batinnya' Siska masih menggerutu akan apa yang sedang terjadi.
Brakkk [suara pintu terbuka]
"Silahkan Nona ini kamar anda bersama tuan muda, Air hangatnya sudah saya isi Nona bisa mandi sekarang" menunjuk kearah kamar mandi yang tidak jauh berada dari pintu kamar utama.
"Mandi, saya nggak bawa baju ganti Bu'
"Ini Wall closet milik Nona, semua yang nona butuhkan sudah tersedia di dalam sini"
"astaga ini bajunya bagus-bagus sekali nggak bisa Bu saya nggak bisa terima ini"
" Ini milik Nona, kalau gitu saya tinggal dulu ya nona silahkan istirahat"
...****************...
Siska masih heran ia tak percaya kamar yang sangat besar ini dilengkapi fasilitas mewah yang lengkap bahkan tersedia baju-baju untuknya.
Ia takut seseorang akan masuk, Siska langsung mengunci pintu kamarnya dari dalam. Dan ia akan ke kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya. Tanpa ia sadari seseorang sudah berada di depan pintu kamar membuka pintu, karena ia tahu dikunci maka dengan kunci yang ia miliki ia membuka pintu kamar dan masuk.
Benar saja Siska yang sekarang adalah istrinya lagi di kamar mandi. Seseorang itu masuk dan melonggarkan dasinya beranjak berganti pakaian dengan pakaian santai.
Seseorang pria tampan yang berbadan kekar, memilki otot yang kuat dada yang bidang dan perut yang bak roti sobek. Wanita manapun yang melihat pasti akan terpikat akan ketampanannya.
Pria itu tersenyum puas "Akhirnya kamu menjadi milikku"
Saat Siska sudah selesai dari kamar mandi ia kaget melihat Pria yang sudah ada di dalam kamarnya. Siska tahu betul dari postur tubuh memang sama dengan pria yang tadi ia temui. 'Astaga pria ini adalah suamiku, suami yang terpaksa menikahi ku karena keegoisannya' Dalam batinnya.
Siska melangkah maju ingin tahu siapa pria yang sudah menikahinya dengan paksa dan mengancam itu. Saat Siska maju pria itu berbalik sehingga terlihat jelas wajah pria itu.
Ia adalah CEO muda yang sering tampil di berita-berita itu kan ucap Siska dalam hatinya. Ya dia CEO muda dan tampan pemilik dan pewaris satu-satunya kekayaan Adicipta, ia bernama Arya Wiguna Adicipta.
"Hai Sayang, sudah selesai mandinya"
"Kenapa kamu melakukan ini"
"Hmm... kok kenapa, kamu sekarang istri ku"
"Istri yang lu paksa menikah"
"Hmm... ayo lah sayang lupakan itu aku suamimu sekarang"
"Lu kaya, lu punya segalanya kenapa harus gue yang jadi istri lu, masih banyak gadis di luar sana yang lebih cantik daripada gue" Siska sudah kesal bukan saatnya bertele-tele bicara dengan pria ini.
"Gimana ya,, Cintanya aku sudah terlanjur untuk kamu, sejak pertama kali melihat kamu aku sudah jatuh cinta"
"Sinting, gue nggak pernah kenal lu"
"Yakin tidak kenal Arya Wiguna Adicipta" Arya melangkah maju mendekati Siska.
"Diam disitu,, jangan dekati gue atau gue teriak"
"Hmm teriak aja sayang, kamar kita kedap suara hanya aku yang bisa mendengar teriakan mu"
"Apa maksud lu dengan paksa gue nikah!!"
"Gak ada, aku hanya ingin kamu jadi milikku"
"Benar-benar sinting"
"Berapa kali harus aku yakini kamu, aku akan bahagiakan kamu sayang. Berhenti menolak dan ikuti keinginanku" Jelasnya dengan suara yang lebih keras.
...****************...
"Hiks... Hiks... " (suara tangisan dari Siska)
Arya panik melihat wanitanya menangis, ada rasa tidak tega melihat wanitanya menangis tapi ia adalah Arya yang harus mendapatkan apapun yang ia mau termasuk wanita yang ia cintai sekalipun harus memaksakannya.
"Sayang jangan menangis" Didekatkannya wajahnya dengan wajah Siska sambil merangkul bahu Siska dengan tulus menenangkan.
Siska mendongak kearah Arya yang merangkulnya hingga menenangkannya tenggelam di dada Arya.
"Maafkan aku yang maksa kamu untuk menikah habis nggak ada cara lain untuk memilki kamu seutuhnya selain pernikahan"
Entah mengapa Siska merasa nyaman berada di dekapan Arya. Tangisan yang tadi pecah sekarang sudah melunak dan hampir berhenti karena kenyamanan yang ia rasakan dari tubuh Arya.
"Ya Udah kamu istirahat yaa"
"iya" Siska hanya mengangguk tanpa paham dengan perkataan ria itu.
Arya membawa Siska ke ranjang dan membaringkan tubuhnya. Dalam hati Siska masih bergejolak kekesalan yang mendalam pada sosok Arya yang memaksanya melakukan pernikahan yang tak pernah ia inginkan. Tetapi, dengan perlakuan Arya terhadapnya sebentar ini membuatnya kaget ada sisi romantis yang terpancar dari sikap egois pria ini.
"kamu harus banyak istirahat ya nanti kita bicara lagi ini udah malam" ujar Arya padanya.
Siska mulai memejamkan matanya untuk tidur karena seharian sudah menguras tenaganya.
Arya yang beberapa saat melihat wajah wanitanya tidur dengan pulas sekali, melengkung senyuman manis pada wajahnya yang sangat jarang dilihat oleh orang lain. Karena sosok Arya yang dingin dan datar tidak akan pernah tersenyum pada siapapun.
"Good Night sayang" Arya sambil mengecup kening Siska..
"Jangan pernah lari dan kabur dariku sayang, kamu milikku dan akan selamanya jadi milikku" Lanjutnya lirih.
Arya beranjak menaiki ranjang yang sama dengan siska untuk tidur, dan ia sengaja memeluk pinggang wanitanya yang sudah sah menjadi istrinya.
"Hari ini adalah hari yang bahagia untukku memiliki kamu sayang, dan akan selamanya kamu hanya untuk aku sayang" gumamnya lagi yang tentu saja tak bisa di dengar oleh Siska karena Siska sudah berada di alam mimpi.
...****************...
Pagi yang cerah harusnya sepasang suami istri setelah melalui malam panjang akan bahagia tetapi tidak dengan Siska.
Saat ia akan membuka mata ia merasa ada tangan yang mengunci pergerakannya sehingga ia tidak bisa beranjak dari ranjang.
ia kaget bukan main ketika melihat Arya yang berada disampingnya sambil memeluknya dengan erat. Untung pakaian ku masih lengkap dalam hatinya berkata berati tidak terjadi apa-apa denganku
ia berusaha sekuat mungkin untuk lepas dari pelukan suaminya.
"Eh udah bangun, mau kemana sayang"
"Arya lepasin gue"
"Arya" lanjutnya lagi dengan suara keras.
Arya terkekeh 'Kamu itu istrinya aku sekarang,Jadi harus nurut kata aku"
"Gue mohon Arya, kenapa harus gue"
"kan udah gue bilang lu cinta pertama gue"
"Kita mulai baik-baik ya,, nurut dengan yang aku bilang ya" Lanjut nya dengan ramah dan sopan.
Terkadang Siska heran dengan pria ini terkadang ia merasa di perhatikan dengan segala jiwa raganya, tapi ada juga terkadang ia penuh emosi dan amarah.
Benar-benar pagi yang membuat Siska langsung badmood, kenapa juga ia luluh tadi malam saat berada di dekapan Arya.
Ia melamun pikirannya masih melayang, masih mencari cara agar bisa kabur dari mansion milik Arya ini.
Walaupun ia tahu kini statusnya adalah istri Arya tapi dunia luar sana tidak mengetahuinya. Ia masih aman untuk berkuliah pikirnya.
"Sayang" panggil Arya pada Siska yang membuyarkan lamunannya.
"Eh Arya"
"Kok Arya sih, sayang dong... " Rada kesal
"kamu kenapa sayang" lanjut Arya bertanya.
"Hari ini aku ada kelas aku mau ke kampus"
"Boleh tapi kamu akan dijaga bodyguard, Dan jangan berpikir mau kabur"
"Di jaga Bodyguard"
Siska menghela nafas panjang, ujian apalagi sekarang. Ke kampus saja mesti dijaga bodyguard dalam hatinya.
"Kamu siapin pakaian aku ya sayang aku mau kekantor habis itu kita sarapan.. kamu mau sarapan apa!!"
"Bubur Ayam"
Mendengar perkataan Siska ia langsung mengambil telfon rumah dan menekan Angka di nomor telponnya lalu berbicara pada seseorang.
"Chef Siapkan Bubur ayam untuk istri saya"
Langsung memutuskan sambungan telepon tersebut.
Dalam hatinya makan bubur ayam aja harus telfon chef begitulah orang kaya semua bisa di beli.
"Sayang baju aku mana!!" ucap Arya yang keluar kamar mandi hanya menggunakan handuk dililit pinggangnya.
"Ihh kamu, kalo keluar itu pake bajunya" Siska menutup wajahnya.
"Kenapa sih harus di tutup, kamu itu istrinya aku nanti juga terbiasa lihat aku seperti ini"
Arya terkekeh langsung beranjak menggunakan setelan tuxedo berwana abu-abunya.
"Pakein dasinya" ujar Arya mendekat pada Siska.
"Udah selesai nih"
Arya langsung menarik tubuh Siska agar lebih dekat dengannya. Ia merangkul pinggang wanitanya dan berjalan menuju pintu utama kamarnya menuju lift.
Ting [ suara pintu lift terbuka]
"Ayo sayang" ucap Arya
Siska hanya mengikuti dan mengeekori kemana Arya akan membawanya. Arya menekan tombol di lift agar menuju lantai dasar mansion miliknya.
Ting [suara pintu lift terbuka]
Tibalah mereka di lantai dasar mansion dimana ruang tamu,ruang keluarga, serta ruang makan berada. Tujuan utama dari Arya ya menuju ruang makan.
sesampainya di ruang makan ada beberapa pelayan dan tentunya Bu Dewi kepala Asisten rumah tangga yang sangat Siska kenal.
Pelayan menghidangkan makanan yang akan menjadi sarapan tuan dan nona nya. Siska yang melihatnya sungguh tertegun pasalnya sarapan yang terhidang sesuai dengan ekspektasinya.
Bau aroma dari bubur ayam yang sangat menggoda iman nya. Dan saat pelayan menghidangkan makanan pada meja Arya, Siska mengerutkan keningnya pasalnya pria itu hanya memakan salad dan jus hijau saja.
"Silahkan Tuan Muda dan Nona sarapan nya di makan, kalau tidak ada hal yang di perlukan saya pamit" Ungkap Bu Dewi
Arya hanya mengangkat tangannya ke atas sembari memberikan kode awal semua pelayan dan siapapun yang ada di ruangan makan pergi dari tempat itu.
"Ayo dimakan katanya mau bubur ayam" ujar Arya
Siska langsung menyendok makanya dan mencoba makanannya. "Hmmm... Enak" gumamnya.
Di tengah suasana makan yang hening Arya kembali bertanya.
"Hari ini jadwal kampus kamu jam 10 pagi. Nanti akan ada bodyguard yang khusus menjaga kamu, dan aku juga sudah diapain sopir khusus untuk kamu"
"Bahkan kamu tahu jadwal kuliahku"
"iya semua tentang kamu nggak ada yang terlewat oleh ku"
"aku tidak butuh bodyguard mu aku bisa sendiri"
"Menurut atau tidak kuliah sama sekali" Tegas Arya. "Lanjutkan sarapan nya" Lanjut Arya
...****************...
Siska menghabiskan sarapan nya walaupun ia sudah badmood sekali dengan sikap Arya yang mengaturnya seperti anak kecil.
Arya yang melihat wanitanya lagi tidak nyaman, Arya hany terkekeh melihatnya.
"Jangan Coba-coba berpikir untuk kabur" Ucap Arya
Tok..tok..tok..[suara ketukan pintu]
"Masuk" Ucap Arya dengan muka datarnya
"Maaf tuan muda ini bodyguard untuk nona sudah datang" Ucap Bu Dewi
"Baik, suruh mereka kesini"
"Baik tuan muda"
Tak lama kemudian muncul 2 orang sosok wanita dengan berpakaian serba hitam tapi penampilannya bak laki-laki.
"Siska ini kedua bodyguard untuk mu mereka berdua seorang wanita, aku tidak akan menempatkan laki-laki berada dekat dengan mu sayang dan yang hanya boleh menyentuh mu hanya aku suami mu, walaupun mereka wanita kemampuan beladiri ya lumayan bagus " Ujar Arya menatap Siska yang wajahnya ditekuk kebawah.
Arya memberikan kode agar kedua bodyguard istrinya agar keluar dari ruangan, merekapun keluar. setelah kedua bodyguard itu keluar Arya yang menyadari wajah Siska yang tidak baik langsung menarik tangannya mendekat ke dalam dadanya.
"Sayang kenapa!!" Tanyanya. "kamu nggak suka aku kasih bodyguard, itu semua untuk kebaikan kamu sayang"
"Terserah kamulah Arya aku pasrah tapi aku nggak mau terlalu kelihatan ada bodyguard yang mengawasi ku, aku mau kuliah dengan tenang" Jawabnya pasrah.
"Baiklah kalau itu mau kamu yang penting kamu aman"
Mereka Selesai dari sarapan, Asisten Arya sudah menunggu di ruang tengah.
"Tuan sudah siap, kita berangkat sekarang ada meeting pagi ini tuan dengan klien baru" Ujar Gio Asisten sekaligus sahabatnya.
"Baik Gio, Saya mau pamit dengan istri saya dulu kamu tunggu saya di mobil" Jawabnya sambil merangkul pinggang Siska mendekat dengannya.
"Arya kamu mau apa, ini banyak orang yang ngeliatin" Siska tahu gelagat Arya pasti ada yang dia inginkan.
Cup..
"Morning kiss dulu, kamu baik-baik kuliahnya pulang kuliah langsung pulang" Arya mencium pipi Siska.
Jujur ada desiran dalam jantung Siska ketika Arya mencium pipinya. bukan perasaan yang biasa saja, entah apa ia belum pernah merasakannya yang jelas rasa badmood nya hilang seketika diperlakukan Arya dengan manis.
"Ih malu tahu dilihatin Bu Dewi" jawabnya ngeles.
Padahal Arya tahu mana ada bawahannya yang berani melihatnya. Ia hanya pura-pura nggak menggubris perkataan Siska, dengan ekspresi datar.
"Bodo amat yang aku cium itu istrinya aku bukan istri orang lain" ucapnya. "Aku pergi kerja dulu ya sayang, ingat pesan aku tadi" sambil mengecup kening Siska.
Siska menurut saja apapun yang dikehendaki oleh Arya, hidupnya sekarang benar-benar menyebalkan. Walupun Arya memiliki segalanya tapi bahagia yang di janjikan oleh Arya hanya omong kosong saja baginya.
Siska menatap kepergian Arya di teras depan mansion Arya, hingga hilang bayangan mobil Arya dari pengelihatannya. Benar-benar hidup berkecukupan tapi hatiku tersiksa gumamnya dalam hati yang tentu saja tidak akan terdengar oleh bawahan Arya.
Ya sudah lah masih ada waktu 2 jam lagi sebelum berangkat ke kampus, pikirnya mau ngapain lagi enaknya dan nggak mungkin ia hanya diam saja dikamar sebaiknya ia melakukan aktivitas yang bermanfaat dalam hatinya coba mendekatkan diri dengan orang-orang dalam rumah ini deh atau aku mau kenalan dengan dua orang yang tadi deh tegasnya.
...****************...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!