Seorang pria duduk bersila di sebuah ruang kosong sambil terpejam, terlihat cahaya aneh terpancar dari sekujur tubuhnya.
Pria itu terlihat seperti sedang menahan rasa sakit, terlihat tubuhnya dipenuhi luka dan dibasahi oleh keringat yang mengalir deras.
"Ha.. ha.. ha.."
Otot-ototnya membengkak seperti ingin meledak, intensitas cahaya yang keluar dari tubuhnya semakin membesar, luka-lukanya bahkan semakin besar, bahkan hingga menampakkan tulang-tulangnya.
Pria itu terengah-engah dengan gigi menggertak, ia tetap menahan rasa sakit sambil mata terpejam.
Krak..
"Argh!"
Seember darah keluar dari mulutnya, suara retak itu berasal dari jantungnya, menandakan inti bela dirinya akan hancur.
Inti bela diri merupakan sebuah inti milik seorang kultivator atau manusia yang menyimpan seluruh energi bela diri dan sumber kehidupan seseorang.
Pria itu terlihat sekarat saat suara pecahan inti bela dirinya terdengar, energi kehidupannya semakin menipis, intensitas cahaya yang keluar dari sekujur tubuhnya pun semakin mengecil.
Seiring berjalannya waktu, tubuhnya semakin melemah, nafasnya semakin lambat, perlahan-lahan cahaya itu hilang dari tubuhnya.
Suara pecah
Pada akhirnya, inti bela dirinya hancur seluruhnya, Pria itu pun mati dengan keadaan terduduk di ruang hampa.
Beberapa ribu tahun kemudian..
Di dunia yang sangat jauh..
Seorang pemuda sedang duduk di ruang kelasnya, ia termenung sambil menatap ke arah jendela dan memandangi langit siang yang cerah.
Ia lalu menghela nafas, "Apanya yang menyenangkan, setiap hari di sekolah ini semakin menyebalkan, bahkan membosankan."
Pemuda itu lalu menundukkan kepalanya ke meja, lalu ia pun tertidur.
Bunyi Bel
"Raf..Raf.."
Terdengar suara yang memanggil pemuda tersebut sambil menggerak-gerakkan kepalanya, lalu pemuda itupun terbangun dari tidurnya.
"Rafa? Apakah kau begadang lagi? Kau selalu saja tertidur di kelas."
Nama pemuda yang tertidur itu ialah Rafa dan temannya bernama Tino.
"Tino, kenapa kau selalu mengangguku?"
Rafa memandangi Tino dengan kesal, namun Tino tidak menanggapi tatapan tersebut karena sudah terbiasa.
Tino lalu berbisik ke telinga Rafa, "Hehe, aku menemukan sesuatu yang bagus kali ini."
Rafa yang mendengar itu, sedikit terkejut dan penasaran tentang apa yang dikatakan Tino.
"Lalu?" Namun Rafa hanya meresponnya dengan tatapan bosan.
"Hehe, tampaknya kau meremehkan lagi tentang apa yang ku temukan." Tino hanya terkikik pelan dengan respon Rafa.
"Baiklah, nanti aku akan ke rumahmu, kuharap itu bukan benda rongsokan seperti terakhir kali." Rafa pun setuju dengan usulan Tino pada akhirnya.
"Haha, bagus.. kalau begitu aku akan kembali ke kelas ku sekarang." Tino senang dengan persetujuan Rafa, ia pun kembali ke kelasnya.
Pelajaran berlangsung seperti biasa hingga waktu pulang.
Rafa berjalan keluar kelas hendak akan pulang, saat sampai di gerbang sekolahnya, terlihat Tino yang sedang menunggunya, ia pun menghampirinya.
"Akhirnya kau datang, aku sudah menunggumu selama 15 menit disini." Tino menyadari kedatangan Rafa dan menanggapinya dengan sedikit kesal.
"Bukankah kau tahu bahwa aku hari ini kebagian jadwal piket?" Rafa membalas.
"Lupakan itu, ayo bergegas ke rumahku, aku tidak sabar untuk memeriksanya bersamamu." Tino berbalik dan berjalan menuju rumahnya, Rafa yang berada di belakangnya pun mengikuti.
Setelah 10 menit berjalan dari sekolah, mereka berdua akhirnya sampai ke rumah Tino, dengan terburu-buru Tino langsung berjalan ke kamarnya.
"Apakah ia menemukan sesuatu yang beneran bagus? ini tidak pernah terjadi sebelumnya." Rafa hanya bergumam di hatinya.
Rafa memasuki kamar Tino, dan terlihatlah sebuah guci antik yang besar, Rafa terkejut dengan ukiran guci tersebut karena itu diukir begitu rapi dan aura kuno yang terpancar dari guci itu seolah-olah menyelimuti dirinya.
"Sepertinya kau memang menemukan sebuah barang yang bagus." Rafa terkagum setelah melihat keseluruhan guci tersebut.
"Aku mendapatkannya secara tidak sengaja dari sebuah toko kecil, jika kau saja menilainya tinggi, maka ini memang benar-benar barang yang bagus." Tino berkata sambil berbangga diri.
Rafa merupakan seorang anak dari sebuah kolektor barang kuno, ayahnya sering membeli artefak kuno yang nilainya tinggi dan dijadikan koleksi, karena itu Rafa menjadi peka terhadap keaslian artefak kuno tersebut.
"Baiklah, aku penasaran dengan apa yang tersembunyi di guci ini." Sambil mendekati guci tersebut, Rafa perlahan melihat isi guci itu.
"Ini kosong?" Namun setelah ia memeriksanya, ternyata isi didalam guci tersebut tidak ada.
"Walaupun tidak ada isinya, namun guci ini saja sudah sangat berharga menurutku." Tino menjelaskan.
Wung!
"Ini.."
Tiba-tiba sebuah cahaya muncul dari guci tersebut, Rafa yang masih memerhatikan isi guci itu langsung terjatuh ke belakang.
Cahaya itu keluar dan melesat kesana-kemari di kamarnya, Tino yang melihat ini panik dan langsung berlari keluar dari kamarnya meninggalkan Rafa yang terjatuh di lantai.
Rafa hendak bangun dan ikut keluar, namun saat ia akan berdiri, cahaya itu melesat langsung ke kepalanya dan memasuki pikirannya.
"ARGHH!!"
Rafa yang tiba-tiba dimasuki cahaya itu langsung berteriak, ternyata cahaya itu menyerang pikirannya.
"HAHAHAHA, RAJA INI AKHIRNYA BISA KELUAR DAN MENEMUKAN WADAH YANG BAGUS UNTUK DIMASUKI!"
Sebuah suara muncul dari pikiran Rafa, cahaya itu akhirnya menampakkan wujud seperti seorang manusia tua di pikirannya.
Rafa yang masih berteriak kesakitan berusaha melawan pengambilan tubuhnya dari cahaya itu.
"Bocah, kau berani melawan raja ini?!"
ZINGGG!
Cahaya itu bersinar semakin terang, Rafa pun semakin kesakitan, pikirannya seperti digerogoti sepuluh ribu ular kobra.
Tino yang panik kembali ke kamarnya dan melihat Rafa yang mengerang kesakitan.
"Raf?! Ada apa?!"
Tino berusaha menyadarkan Rafa yang menggeliat kesakitan, namun usahanya gagal karena cahaya itu masih menyerang pikirannya.
Cahaya itu terus mengambil alih pikiran Rafa, ia tertawa karena usahanya sebentar lagi akan berhasil.
"Hahahaha, sedikit lagi!"
Cahaya itu berteriak kegirangan karena hanya tinggal mengambil alih satu lagi yaitu jiwa Rafa, dan ini termasuk yang paling krusial.
Namun saat cahaya itu mencoba untuk mengambil jiwa Rafa, kalung yang selalu dipakai oleh Rafa bereaksi.
Itu mengeluarkan aura merah dan dengan cepat melesat ke tubuhnya.
"INI?! ARTEFAK KAISAR?! BAGAIMANA MUNGKIN DI DUNIA RENDAHAN YANG TIDAK ADA KULTIVATOR INI MEMILIKI ARTEFAK TINGKAT KAISAR?!"
Melihat aura merah itu, Cahaya itu menjauh dari jiwa Rafa karena aura itu mengejar cahaya itu dan berniat memusnahkannya.
"Sial! Siapa sebenarnya bocah ini?!
Cahaya itu masih berputar-putar di dalam pikiran Rafa dan berusaha mencari jalan keluar.
"ARGHHH!! AKU TIDAK BISA MATI DISINI!!"
Namun sudah terlambat baginya untuk mencari jalan keluar, karena aura merah itu telah melahap cahaya itu dan memurnikannya.
Setelah cahaya itu menghilang, aura merah itu tidak kembali ke kalung yang dipakai Rafa, melainkan itu langsung menembak dan memasuki pikiran dan jiwanya, namun tidak seperti cahaya tadi yang masuk secara paksa, aura merah ini secara halus bergabung dengan pikiran dan jiwanya.
Rafa yang tadinya kesakitan langsung tenang, dan tiba-tiba ia duduk dan mulai bermeditasi, Tino yang tidak tahu apapun bingung dengan sikap Rafa yang tiba-tiba duduk tenang setelah ia berteriak begitu kesakitan.
"Apa yang terjadi?"
Tino berusaha membangunkan Rafa, namun tetap tidak ada respon darinya, seolah-olah ia sudah mati, namun nafasnya masih terasa, dan tidak ada yang tidak normal dari tubuhnya.
Karena lelah, ia pun hanya menunggu hingga Rafa bangun.
Satu jam, dua jam, lima jam, sepuluh jam, namun Rafa tidak kunjung bangun, dengan cepat hari sudah mulai pagi kembali.
Rafa yang sudah bermeditasi selama lebih dari 12 jam akhirnya membuka matanya.
"Hm?"
Ia melihat sekitar, dan menemukan Tino yang tertidur di lantai karena menunggunya, tidak lama Tino pun bangun dari tidurnya dan melihat Rafa.
"Kau sudah sadar? Apa yang sebenarnya kau lakukan?"
Tino menatap Rafa dengan wajah penuh penasaran, ia benar-benar tidak tahu apa yang dialami oleh Rafa.
"Ini.. akan sulit menjelaskannya untuk sekarang, tapi nanti kau akan tau dengan sendirinya, karena.."
"Karena apa?" Tino tertegun mendengar ucapan Rafa.
"Bumi kita akan sepenuhnya berubah sebentar lagi."
~
"Sepenuhnya berubah? Apa yang kau katakan?" Tino melihat Rafa dengan heran karena perkataannya.
"Aku juga tidak tahu, semenjak aku bangun tadi, ada informasi dan pengetahuan yang ditambahkan secara sengaja di pikiranku." Rafa yang masih duduk itu menjelaskan.
Tino masih bingung dengan apa yang dibicarakan Rafa, namun ia tidak terlalu menghiraukan perkataan Rafa.
"Jadi kau baik-baik saja?" Tino bertanya.
"Aku tidak apa-apa, bahkan aku merasa seperti terlahir kembali saat ini." Rafa menjawab sambil memandangi tubuhnya, ia merasa bahwa tubuhnya sekarang dipenuhi kekuatan.
Untungnya orang tua Tino tidak ada dirumah, jadi kejadian kemarin tidak ada yang mengetahuinya, dan karena hari sudah mulai pagi, Rafa pun pamit untuk pulang kerumahnya.
Tino kembali ke kamarnya, ia melihat guci itu kembali dan tersadar bahwa ukiran di guci itu telah menghilang dan sekarang itu telah menjadi barang rongsokan.
"Ini.. tidak mungkin kan?"
Sehari setelah kejadian kemarin, tiba-tiba seisi bumi dikejutkan oleh jatuhnya asteroid yang menghantam bagian China.
Kejadian ini membuat panik seluruh dunia karena asteroid tersebut benar-benar tidak dapat di deteksi oleh para astronom dan menghantam bumi begitu saja.
Asteroid tersebut tidak begitu besar, namun itu cukup meluluh lantakkan beberapa provinsi di negara China, dan karena efek dari jatuhnya asteroid tersebut seisi bumi dipenuhi oleh aura yang dapat membuat manusia menembus batas-batas kemanusiaannya, karena itu mereka bisa menjadi seorang Kultivator!
Awalnya penduduk di muka bumi sangat kebingungan oleh kejadian tersebut, mereka hanya menemukan bahwa saat mereka menghirup udara, tubuh mereka merasa nyaman, apalagi penduduk yang tinggal di dekat tempat jatuhnya asteroid tersebut, karena aura disana sungguh padat.
Namun sehari kemudian ada seorang master bela diri dari China yang mengumumkan bahwa ia telah menembus batas-batas manusia dan menjadi seorang kultivator seutuhnya, ia menunjukkan kekuatannya di depan semua orang, dan karena hal tersebut, penduduk bumi berbondong-bondong ingin berlatih menjadi seorang kultivator, namun tidak sedikit juga yang tidak memperdulikan masalah ini dan tetap melanjutkan aktivitas mereka seperti biasa.
Sudah seminggu lebih semenjak asteroid itu jatuh, dan banyak orang-orang telah menembus ke ranah pertama dalam hal kultivasi, dan rata-rata dari mereka merupakan master-master bela diri yang selalu mengabdi kepada bela diri dalam hidup mereka, itu tidak mengherankan mereka bisa menembus ranah ini dengan cepat.
Selain master bela diri ada juga beberapa orang beruntung yang menembus ranah pertama ini karena keberuntungannya.
Karena ranah pertama ini tidak memiliki nama, PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) sepakat memberikan nama untuk ranah ini yaitu Body Tempering
Karena setelah menembus ranah ini, tubuh manusia diperkuat melebihi batas manusia normal, tulang-tulang mereka diperkokoh dan daging serta sumsum mereka ditempa menjadi semakin kuat.
Rafa yang berada dirumahnya sekarang sedang bermeditasi, ia merupakan golongan orang yang beruntung dapat menembus ranah Body Tempering, bahkan sebelum asteroid itu jatuh, Rafa sudah menembus ranah Body Tempering terlebih dahulu karena kejadian di rumah Tino seminggu yang lalu, dan sekarang ia mencoba melakukan penerobosan ke tingkat tiga Body Tempering.
"Orang-orang masih terjebak di tingkat pertama ranah ini, tetapi aku sudah hampir menembus ke tingkat tiga, sepertinya saat ini aku orang terkuat di dunia." Rafa sedikit berbangga diri dengan kemampuannya, namun ia menggelengkan kepalanya kemudian fokus kembali dalam penerobosannya.
Setelah beberapa jam, akhirnya energi meledak dari tubuhnya, itu menandakan bahwa seseorang telah berhasil dalam penerobosannya.
Rafa terbangun dan menunjukkan wajah senang, ia akhirnya berhasil mencapai tingkat 3 Body Tempering.
"Kekuatan ini dua kali lebih kuat dari tingkat kedua, sepertinya melawan orang yang berada satu tingkat di atas kita akan sangat sulit." Rafa memandangi tinjunya yang mengepal.
Rafa melihat ke arah langit dan menyadari hari sudah pagi, ia bergegas untuk bersiap-siap berangkat ke sekolahnya.
Sesampainya di sekolah, orang-orang membicarakan tentang kultivasi, ada beberapa siswa di sekolah yang hampir menembus ranah Body Tempering.
Rafa yang mendengar ini tidak peduli dan hanya berjalan melewati.
"Raf!" Tino menyapa dari belakang.
"Kau sudah mendengar berita itu? Ada beberapa siswa di sekolah kita yang hampir menembus ranah Body Tempering." Tino menjelaskan ulang berita yang sedang hangat di sekolahnya tersebut.
"Lalu?" Tetapi Rafa hanya meresponnya dengan malas.
"Ya itu mungkin tidak berefek padamu, aku paham sikapmu, berita apapun asal itu tidak mengganggu kehidupanmu maka kau tidak akan peduli." Tino menjawab.
"Namun kau tahu? Seseorang diluar sana sudah mencapai ranah kedua Body Tempering." Tino melanjutkan pembicaraanya.
"Siapa orang itu?" Rafa agak terkejut dengan berita tersebut, ia langsung penasaran dan kembali bertanya kepada Tino.
"Umm.. Hei bukankah seharusnya kau tidak peduli?" Tino sedikit heran dengan sikap Rafa.
Namun melihat wajah penasaran Rafa, Tino pun melanjutkan pembicaraannya, "Dia adalah seorang master kung fu dari China, ia bernama Jiang Fu dari Beijing, ia sudah berumur 43 tahun dan kabarnya kemarin dia mencapai tingkat kedua Body Tempering."
"Begitu ya.." Rafa mengangguk mendengar penjelasan Tino, ia berpikir bahwa mungkin master tua itu juga mendapatkan sesuatu sama sepertinya.
"Ngomong-ngomong, sebenarnya apa yang terjadi padamu di rumahku seminggu yang lalu?" Tino mengingat lagi kejadian tersebut dan bertanya kepada Rafa.
"Aku.."
Bunyi Bel
"Nanti saja kau jelaskannya, kita harus bergegas masuk ke kelas." Tino langsung berlari menuju kelasnya meninggalkan Rafa yang hendak menjelaskan.
"Mungkin sebaiknya aku merahasiakan ini terlebih dahulu, aku akan mencari alasan lain saat menjelaskannya nanti." Rafa bergumam sambil berjalan ke kelasnya.
Di kelas ia duduk sambil melihat teman-temannya yang lain.
"Sepertinya orang-orang di kelas ini memang tidak ada niatan menjadi kultivator." Rafa memerhatikan setiap orang tersebut dan tidak menemukan tanda-tanda mereka berkultivasi.
Seorang guru masuk ke dalam kelas dan duduk di meja gurunya, Rafa langsung mengalihkan perhatiannya ke guru tersebut karena menemukan bahwa guru tersebut sedikit lagi menembus ranah Body Tempering.
"Baiklah murid sekalian, hari ini saya tidak akan menjelaskan materi seperti biasa melainkan akan membahas tentang kejadian di dunia ini yang sekarang sangat ramai dibicarakan."
Rafa yang mendengar itu sedikit tertarik, karena itu pasti berkaitan dengan hal kultivasi.
Guru tersebut melanjutkan pembicaraannya, "Kalian mungkin tahu bahwa sekarang dunia kita benar-benar berubah semenjak jatuhnya asteroid di China seminggu yang lalu, namun apakah kalian tahu dampak dari munculnya para kultivator ini?"
"Heh, mereka yang menjadi kultivator hanya pamer kekuatan saja, kekuatan mereka hanya diatas rata-rata manusia biasa, di hadapan peluru mereka pasti tidak akan berkutik." Seorang murid menjawab dengan nada menghina, ia bernama Edward dan merupakan anak konglomerat di kotanya, wajar saja dia menjawab dengan nada menghina dan sombong.
"Sepertinya kau belum melihat berita pagi ini, ada seorang kultivator yang mencapai tingkat kedua Body Tempering kemarin, dan kekuatan mereka dua kali lipat tingkat pertama Body Tempering, dan setelah diwawancarai ternyata dia memahami misteri bahwa masih ada beberapa tingkatan lagi di ranah ini."
Rafa yang mendengar itu berpendapat sama di hatinya, saat dia menembus tingkat kedua Body Tempering, ada sebuah misteri yang ditambahkan ke dalam pikirannya bahwa masih ada lagi beberapa tingkatan diatasnya dan mungkin ada ranah di atas Body Tempering dalam hal ini.
"Jika memang manusia bisa mencapai ketinggian itu, maka ilmu pengetahuan tidak akan lagi berguna di bumi kita ini, dan kekuatan adalah hal yang paling diutamakan." Guru itu melanjutkan penjelasannya dengan serius.
"Bukankah anda terlalu berlebihan?" Edward membantah dengan nada sedikit kesal.
"Hah.. Mungkin kau tidak paham apa dampak sesungguhnya dari hal ini, dan mungkin saja ayahmu sekarang sedang melakukan persiapan." Guru itu menghela nafas sambil menjelaskan.
"Jadi atas nama sekolah, saya akan memberitahukan bahwa sekolah kita ini akan berganti menjadi sebuah akademi kultivasi dan para siswa disini akan diajarkan bagaimana caranya berkultivasi."
"Apa?!" Murid-murid terkejut atas berita heboh tersebut.
"Atas dasar apa kita berganti menjadi akademi untuk berkultivasi?" Edward bertanya kepada guru tersebut.
"Kalian mungkin tidak tahu, bahwa kepala sekolah kita Pak Yudi, sudah hampir menembus tingkat kedua Body Tempering, dan saya sendiri sudah hampir menembus tingkat pertama Body Tempering." Guru itu menjelaskan dengan bangga.
"Tapi kan-" Edward masih mempertahankan pendapatnya.
Sebelum Edward melanjutkan protesnya, Guru tersebut langsung membantah ocehannya.
"Kami sudah mendiskusikannya dengan para majelis guru dengan sangat teliti dan akhirnya mencapai kesepakatan ini, jika memang ada yang tidak bersedia, kalian bisa keluar dari sekolah ini." Guru itu menjawabnya dengan tegas kali ini.
Rafa agak kagum dengan pemikiran guru-guru disekolah ini, siapa sangka mereka akan memikirkan hal seperti ini, tapi Rafa juga sepemikiran.
Dampak dari munculnya para kultivator ini sangat berbahaya, masa depan bumi tidak akan ditopang oleh ilmu pengetahuan lagi melainkan oleh kekuatan, yang paling kuatlah yang akan menguasai seluruh penjuru bumi.
"Ini menjadi semakin menarik."
Setelah pengumuman tersebut, akhirnya Sekolah yang dulunya merupakan Sekolah Pendidikan, kini berubah menjadi Akademi Kultivasi karena fenomena seminggu yang lalu tersebut.
Tidak lama setelah Sekolah yang ditempati Rafa berubah identitas menjadi Akademi Kultivasi, banyak sekolah juga di seluruh dunia yang berubah.
Setelah satu bulan, perubahan-perubahan seperti ini terjadi dengan cepat di seluruh dunia, seperti angka kriminalitas yang meninggi karena banyaknya muncul Kultivator, dan sekarang polisi atau tentara diwajibkan untuk berkultivasi.
Hewan-hewan juga berevolusi karena aura dunia yang disebabkan asteroid, banyak hewan buas yang berubah menjadi monster dan menyerang warga, tanaman-tanaman juga berevolusi menjadi herbal langka yang memiliki beragam khasiat.
Kini bumi tidak lagi sama, hanya dalam satu bulan semua hal yang ada di dunia berubah karena munculnya Kultivator.
Rafa sekarang sudah mencapai tingkat kesembilan Body Tempering, namun ada orang terkuat yang diakui publik yaitu seorang pria dari china bernama Jiang Fu yang sebelumnya diberitakan sebagai orang pertama yang mencapai tingkat kedua Body Tempering, kini ia telah mencapai tingkat keenam Body Tempering, Rafa tidak mempermasalahkan hal tersebut, melainkan ia senang ia tidak dapat perhatian publik, dan ia juga yakin bahwa ada banyak master tersembunyi yang ranahnya melebihi Jiang Fu, termasuk dirinya.
Rafa naik tingkat dengan sangat cepat karena misteri yang terkandung dalam aura merah sebelumnya, ditambah dengan cahaya emas tersebut yang juga mengandung misteri kultivasi.
Walaupun dia tidak bisa mengulik semua yang ada di pengetahuannya, namun seiring bertambahnya kekuatan Rafa, perlahan-lahan misteri itu akan terbuka dengan sendirinya.
Saat dirumah, Rafa sedang berkultivasi dan ingin segera naik ke tingkat selanjutnya, namun ia menyadari bahwa kenaikan tingkat selanjutnya bukanlah kenaikan tingkat seperti biasanya, melainkan ada perubahan besar yang akan terjadi pada tubuhnya jika ia naik tingkat.
"Ini.. aku tidak pernah menemui hambatan seperti ini."
Rafa membuka matanya dan terheran dengan perubahan yang terjadi disaat ia ingin menerobos.
"Raf!"
Tiba-tiba terdengar suara Tino yang mengetuk pintu, Rafa yang mendengar itu langsung keluar dari kamarnya dan membukakan pintu untuknya.
"Ada apa? Apa yang membuatmu senang hingga memasang ekspresi seperti itu?"
Rafa bertanya kepada Tino, ia penasaran kenapa wajah Tino sekarang terlihat senang.
"Aku akhirnya menembus ranah Body Tempering!" Tino menjawab dengan nada yang sangat bangga.
Rafa agak tergerak mendengar peristiwa ini, ia tersenyum dan menatap Tino.
"Haha, bagus.. Sepertinya kau memang memiliki bakat menjadi kultivator." Ucap Rafa sambil menepuk pundak Tino.
DUAR!
Tiba-tiba terdengar suara ledakan, dan tampaknya itu berasal dari sebuah toko di dekat rumah Rafa.
"Ayo kita kesana!"
Rafa dan Tino bergegas untuk pergi menuju tempat ledakan tersebut.
Sesampainya disana, akhirnya mereka menyadari bahwa itu merupakan sebuah pertarungan antara kultivator.
Seorang pria terlempar dan terjatuh ke tanah, nampaknya ia merupakan orang yang sedang bertarung tersebut dan juga ia merupakan pria pemilik toko itu.
"Serahkan semua uangmu yang berada disini! Atau kau akan menerima nasib yang buruk!"
Ternyata itu merupakan sebuah perampokan, ia menggunakan kekuatannya untuk merampok orang.
"Sial! Dia ternyata berada di tingkat kedua Body Tempering!"
Tino menyadari bahwa perampok tersebut adalah kultivator Body Tempering tingkat kedua.
Orang-orang yang berada disitu langsung panik dan ketakutan, ada beberapa yang kabur dari tempat kejadian dan ada yang mencoba untuk menelepon polisi.
"Kalau kalian berani menelpon polisi, aku tidak akan segan membunuh kalian!" Perampok itu menyadari ada orang yang ingin menelepon polisi, karena itu ia langsung mengancam, seketika orang-orang yang hendak menelepon langsung ketakutan.
"Bawa pria yang terjatuh itu ke tempat yang aman, biar aku yang menghadapi perampok itu." Rafa tidak bisa tinggal diam melihat kejadian tersebut, dan menghampiri perampok tersebut.
Perampok itu melihat kedatangan Rafa yang berjalan ke arahnya, "Bocah! Darimana kau berasal? Apa kau sudah bosan hidup hah?!" Ia langsung mengancam Rafa.
"Heh, kita lihat siapa yang bosan hidup sekarang."
Tanpa basa-basi Rafa mengeluarkan tinjuan dengan kekuatan Body Tempering tingkat kesembilan, itu 7 tingkatan diatas tingkat kultivasi perampok itu.
"Ingin beradu tinju denganku? Nak, kau tampaknya tidak tahu bahwa aku adalah kultivator Body Tempering tingkat kedua!"
Orang-orang yang melihat kejadian itu langsung panik, karena mereka tidak tahan jika melihat Rafa terluka karena orang itu.
Tino yang sudah membawa pria pemilik toko itu ke tempat aman juga panik saat melihat Rafa yang ingin melawan perampok itu, karena ia tidak tahu apakah Rafa seorang kultivator apa bukan.
BRUK!
Dua tinju saling berhadapan, namun pasti hanya ada satu pemenang, disaat-saat momen tersebut, ternyata yang melayang kebelakang adalah si perampok tersebut.
DUAK!
Perampok itu menabrak dinding tokok tersebut sampai hancur, dilihat dari keadaannya, nampaknya seluruh lengan kanannya hancur, bahkan tujuh lubang di kepalanya semua mengeluarkan darah, perampok itu langsung tidak sadarkan diri, itu pemandangan yang mengenaskan.
"Padahal aku hanya mengeluarkan 30% kekuatanku, tapi efeknya separah itu? Beruntung dia tidak mati, aku gegabah karena ini pertarungan pertamaku."
Rafa memandangi tinjunya sekali lagi, ia masih terlalu meremehkan kekuatannya tersebut.
"Nak! Kau sungguh sangat kuat bisa langsung menerbangkan kultivator Body Tempering tingkat kedua dengan sekali tinju, apa kau berada di tingkat ketiga? Atau mungkin tingkat keempat?!"
Orang-orang yang menyaksikan barusan langsung takjub dengan Rafa, bahkan Tino yang melihat dari kejauhan kagum dengan Rafa.
Rafa tidak merespon pujian-pujian tersebut, ia langsung menghampiri Tino yang masih menjaga pria pemilik toko tersebut.
"Kawan, sepertinya kau menyembunyikan sesuatu dariku." Tino menyadari bahwa Rafa menyimpan rahasia darinya.
"Bukan apa-apa, lebih baik kita bawa orang ini ke rumah sakit terlebih dahulu." Rafa tidak menanggapi omongan Tino dan langsung menelepon ambulan.
Tidak lama kemudian, polisi datang ke tempat kejadian dan menanyai apa yang sebenarnya terjadi kepada orang-orang di tempat tersebut.
Polisi itu memahami apa yang terjadi dan langsung membawa perampok yang sekarat itu ke kantor polisi.
Kejadian ini sudah sering terjadi dimana-mana, dan polisi sudah biasa menangani kasus seperti ini, jadi tidak heran polisi tersebut akan langsung membawa pelaku tanpa menanyai lebih lanjut siapa yang melawannya.
Di kantor polisi, perampok tersebut diperiksa lebih lanjut dan saat memeriksa tubuhnya, terlihat di dadanya ada semacam tato bergambar tengkorang yang memegang sabit.
Polisi yang sedang memeriksa tersebut langsung terkejut melihat tato tersebut.
"Tato ini lagi! Setiap pelaku kejahatan yang ditangkap pasti memiliki tato ini di tubuh mereka, siapa mereka sebenarnya?!"
...
Di sebuah ruangan gelap, dengan hanya adanya sedikit pencahayaan, terlihat seorang pria yang sedang duduk sambil meminum sebuah wine ditemani dua orang pelayannya disampingnya.
Pria itu memiliki tato tengkorak yang memegang sabit di tangannya, dan kultivasi dari pria tersebut ternyata sudah mencapai tingkat kesembilan Body Tempering, pria ini merupakan master tersembunyi yang tidak diakui publik dan bahkan ia sama kuatnya dengan Rafa.
"Kultivator di bumi ini terlalu lemah, dan kabarnya yang terkuat disini hanya mencapai Body Tempering tingkat keenam? Sungguh mengecewakan."
Pria itu berkata dengan nada menghina, dan dari yang dia katakan, ternyata pria tersebut tidak berasal dari bumi, melainkan dari planet lain.
"Hehe, tuan pasti akan menjadi penguasa di planet ini, aku ucapkan selamat kepada tuan."
Pelayan di samping pria itu memujinya, dan tampaknya ia sedang menjilat ke pria itu, namun pria itu tidak mempermasalahkannya dan malah semakin bangga akan dirinya.
"Hehe, aku akan menunggu hingga mencapai ranah Qi Foundation terlebih dahulu, lalu aku akan muncul ke publik, biarkan saja para bawahan-bawahanku yang mengacau untuk sekarang."
"Tuan sudah setengah langkah menuju ranah itu, dan pasti sebentar lagi akan mencapainya." Pelayan itu memujinya lagi.
"Hehe, kita tunggu saja."
~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!