Di sebuah kota (suku Sunda), sepasang suami istri telah menikah dengan usia pernikahan 5 tahun tapi tak kunjung mendapat momongan pasangan itu bernama Hadi dan Hesty.
Hadi Arta Jaya, ia menjabat sebagai anggota dewan di kota nya, sebagai wakil rakyat ia begitu mengayomi masyarakat nya, ia juga begitu dermawan.
Selain sebagai anggota dewan ia pun memiliki usaha peternakan dan perkebunan.
Saat pak Hadi sedang belusukan menyambangi masyarakat, ia melihat seorang anak laki - laki yang begitu miris penampilan nya. saat semua orang (masyarakat) berebut ingin berinteraksi dengan nya, anak laki - laki itu hanya memperhatikan dari kejauhan dengan pakaian lusuh seperti seorang gelandangan, dan malah berhasil menyita perhatian pak Hadi.
Pak Hadi mendekati anak laki - laki itu, dan menanyakan siapa nama anak laki - laki itu.
"Nama saya Erdy pak" Jawab anak laki - laki itu
"Di mana orang tua mu nak"
"Saya tidak punya orang tua, papa saya sudah meninggal, ibu saya tidak tau di mana adanya"
"lalu kamu tinggal di mana?"
"Saya tidak punya tempat tinggal..."?
" Terus sekarang kamu udah makan?"
anak itu menggeleng kan kepala nya.
"kamu pengen makan?"
anak itu bukan nya menjawab ia malah terisak.
"kenapa ko nangis?"
"Saya memang lapar pak, tapi saya pengen sekolah seperti anak - anak lain" ini lah kesempatan bagi nya mengutarakan keinginannya berharap bapak anggota dewan itu bisa mewujudkan keinginan nya.
Pak Hadi tersenyum tipis, hati nya merasa terenyuh melihat anak itu.
"Pak saya mau melakukan apa pun asal saya bisa sekolah, saya akan mengabdikan diri saya kepada bapak!" sambil terus terisak akan ikut seperti memohon
Dan akhirnya pak Hadi membawa anak itu, memberi nya tempat tinggal dan memperkerjakan nya di perkebunan dan peternakan milik nya, dan menyekolahkan nya.
Setelah pak Hadi memungut anak itu, usaha nya makin maju, dan istri nya pun memberikan kabar baik bawah ia sedang hamil.
Erdy membawa keberkahan bagi pak Hadi, ia pun mendidik dan membesarkan Erdy tapi terpisah dengan anak kandung nya.
.
.
.
Sampai Erdy tumbuh menjadi pemuda yang tampan, berperawakan tinggi , bertubuh atletis, ia menjadi sosok seorang pemuda idaman bagi para gadis yang melihat nya,
Selain karena penampilan nya yang memikat hati, Erdy juga memiliki pribadi yang baik hati, Soleh, ramah, pekerjaan kerja, idaman bagi para ibu - ibu yang memiliki anak gadis untuk menjadikan nya sebagai menantu merek.
Setiap Erdy berjalan dengan menyapa para gadis, mereka bukan nya menjawab sapaan Erdy, mereka malah akan terperangah terkesima melihat senyum manis dan tatapan mata Erdy yang menyejukkan....
Saat semua orang terpesona oleh keindahan yang di miliki oleh Erdy, tapi tidak bagi Amara T******u*********nggal Dewi*** , gadis cantik berperawakan mungil, bermata bulat berhidung mancung, berkulit putih, Amara malah akan selalu membuang muka jika bertemu dengan Erdy, meski tak sengaja sekali pun, bukan karena Amara tidak tertarik kepada Erdy melainkan ia malah takut akan jatuh hati kepada nya.
Karena yang ia tau, Erdy adalah seorang pemuda yang di besarkan oleh ayahnya, sebagai anak angkat dari ayahnya yaitu pak Hadi, jadi menurut nya tidak akan mungkin ia boleh jauh hati kepada kakak angkat nya sendiri, tanpa ia tau rencana ayah nya yang telah mengatur perjodohan nya dengan Erdy.
...
Sekelompok anak gadis sedang berkumpul di teras rumah, terdiri dari Amara, Tisa, Ratna, dan Neneng.
Seprti kebiasaan mereka setiap bada solat isya mereka selalu berkumpul bersama, entah mengerjakan tugas sekolah, atau hanya sekedar berbincang bercanda, gurau saja. yang jelas hari - hari mereka hampir selalu di habiskan bersama.
Kebetulan malam ini, Erdy yang di panggil ayah Hadi untuk menemui nya di rumah ayah Hadi, harus berpapasan dengan sekelompok anak gadis itu.
"Eeeh siapa tuh yang datang...?" tunjuk bisa memberi tau teman - teman nya.
Dan seketika itu semua teman nya melihat ke arah yang tisa tunjuk
"Itu kak Erdy!" ucap Neneng penuh semangat setelah melihat jelas siapa yang datang.
" Beneran itu kak Erdy...!" ucap Ratna yang belum yakin.
Tapi Amara langsung mengalihkan pandangannya setelah yakin sosok yang datang itu memang Erdy.
Erdy mendekat kepada mereka dan tersenyum ramah sambil menyapa "Assalamualaikum"
"WALAIKUMSALAM..." jawab ke empat gadis itu dengan ekspresi wajah terperangah, tapi tidak untuk Amara karena pandangan nya tidak terpokus kepada Erdy, melainkan melihat ke arah lain.
"Permisi neng Amara, apa ayah ada, kebetulan saya di minta ayah untuk datang ke sini" Erdy basa basi
"Ya ada di dalam, silahkan masuk aja..." jawab Amara sambil membuang muka, seperti biasa tidak mau menatap Erdy.
Kemudian Erdy masuk setelah di persilahkan oleh Amara.
"Kenapa ya Amar selalu membuang muka setiap bertemu dengan saya, apa karena dia takut tersaingi sama saya, dia takut semua harta ayah nya jatuh ke tangan saya, padahal tidak ada niat sedikit pun di pikiran saya untuk menguasai harta ayah Hadi, sudah di didik di sekolah kan di jadikan anak angkat nya saja saya sudah sangat bersyukur" Batin Erdy tak enak hati melihat sikap Amara yang selalu membuang muka saat berhadapan dengan nya.
Setelah Erdy berlalu para gadis malah heboh sendiri.
"Ya ampun,,, kak Erdy ganteng banget sih" ucapan Neneng yang paling heboh
"Senyum nya itu loh bikin aku meleleh" Ratna menimpali.
"Kak Erdy tuh! pokoknya cowok sempurna..." Tisa pun ikut menimpali.
"Iis B, aja kali" Amara malah berekspresi biasa aja.
"Eeh mata Lo tuh piceek kali, ciptaan Tuhan seindah itu, sesempurna itu Lo bilang biasa aja,,," Neneng
" Cowok kaya kak Erdy kamu bilang biasa aja, terus cowok yang sempurna tuh kaya gimana di mata kamu" Tisa
"Tau nih...!" Ratna ikut kesel
Mereka tidak setuju dengan pernyataan Amara.
"Ya emang aku sengaja gak pernah lihat, semanis apa dan sesempurna apa tuh ciptaan Tuhan yang namanya kak Erdy itu" gumam Amara, tapi semua teman nya mendengar gumaman Amara.
"Eeeh kamu kaya gitu jadi nya sombong tau!" Ratna tidak terima dengan ucapan Amara
"Iya ih sok cantik..." Neneng mencibir
"ha,,ha,,ha aku memang paling cantik di antara kalian bertiga,,," Amara malah makin menjadi.
"Hiih narsis banget sih Lo" Tisa
mereka bertiga makin emosi melihat tingkah Amara.
Lalu mereka bertiga memberikan tantangan kepada Amara, Amara harus janji untuk tidak akan pernah mendekati, menatap Erdy, apa lagi sampai ia jatuh cinta sama Erdy.
"Ya aku berjanji tidak akan mendekati. Erdy dan tidak akan jauh cinta sama dia ✌️" dengan mengacungkan dua jari nya Amara berjanji.
"Amara Kalau kamu ingkar janji apa taruhan nya,,,?" Tanya Ratna untuk meyakinkan semuanya
"Okeh kalin bertiga bisa kuasain hartaku nanti,,, jika aku ingkar janji..."
"Yang benar?" Neneng
.....
mohon dukungan nya ya kawan 🙏🙏🙏🙏
"ya" Amara penuh keyakinan
"Diil ya..." Ratna sambil menyodorkan tangan untuk membuat kesepakatan dan di sambut oleh ke tiga temannya yang lain menumpuk tangan di atas nya dan berucap "DIIL" secara bersamaan sebagai tanda kesepakatan telah di buat.
"iya kali, gue boleh suka sama kakak angkat gue sendiri, mana boleh...!" Batin Amara merasa yakin dengan keyakinan nya.
Setelah geng ucrit ( Amara, Ratna, Tisa, dan Neneng) melakukan kesepakatan. ibu Amara keluar untuk memanggil Amara.
"Amara nak, ayah memanggil mu ingin bicara dengan mu" Ibu memerintahkan Amara untuk masuk
"Mau ngapain sih Bu!" Amara enggan masuk
" Ibu kurang tau, ayo makanya temui dulu ayah mu" Ibu sedikit memaksa
" Iya,,, tapi nanti kalau anak angkat ayah dah keluar!" Seperti nya Amara memang tidak mau bertemu dengan Erdy apa lagi ngobrol bareng dalam satu ruangan.
"Amara, sekarang!" Ibu mulai hilang kesabaran
"Hiiih, Iya,,, iya...!" Seru Amara sambil bangkit dari duduknya.
"Bestiee aku masuk dulu ya, kalian kalau mau balik, balik aja deh!" Amara pamit sekaligus mengusir teman - teman nya.
" Kurang asem lu!" Jawab bestiee nya karena merasa di usir.
"Ya ialah,,, jelas - jelas kan aku manis" Jawab Amara yang di katain kurang asem, sambil menjauh dari gengnya.
"Dasar masih jawab aja lagi Lo..." Gumam salah satu dari mereka bertiga. tapi masih anteng duduk di terasa rumah Amara, padahal Amara telah meninggal mereka dan sudah mengusir mereka.
.
.
Dan setelah beberapa waktu terdengar suara pekikan dari dalam rumah.
"APA....!" Terdengar suara pekikan Amara dan Erdy secara bersamaan.
membuat yang di luar rumah KEPO.
"Kenapa mereka...?" Ratna
" Jangan - jangan terjadi sesuatu sama ayah Hadi...!" Tisa
" Ooh no...!" Neneng.
Mereka bertiga langsung bergegas masuk mencari jawaban karena kepoan mereka.
Ternyata Amara bersama Erdy, ayah dan ibu, berada di kamar ayah, karena ayah memang sedang kurang sehat. maka dari itu di jadikan kesempatan oleh ayah untuk mengutarakan rencana nya, dengan sengaja mengundang Erdy untuk datang ke rumah.
Karena sejak di pungut oleh ayah Hadi Erdy tinggal mandiri di perkebunan milik ayah Hadi, di sana di sediakan perumahan - perumahan sederhana untuk para pekerja yang menetap di sana. jika ada perlu atau di panggil baru lah Erdy berkunjung ke rumah ayah Hadi.
"Ayah aku gak mungkin nikah sama kak Erdy kita kan sodara, bukan nya ayah selalu bilang ke aku kalau dia anak angkat ayah" Amara merengek ke ayah nya menolak di jodohkan dengan Erdy.
Geng ucrut yang sedang menguping pembicaraan di luar kamar sontak terkejut mendengar nya.
"APA...!" Seru mereka bersama tak kalah kagetnya dengan Amara dan Erdy saat mendengar mereka berdua akan di nikahi kan.
Tapi apa geng ucrut ! mereka malah bersuka cita,
"Alhamdulilah 🤲...!" Ucap Ratna
"Dewi Fortuna sedang berpihak pada kita... gak perlu susah - susah buat kita ngatur rencana supaya Amara jatuh cinta sama kak Erdy!" Tisa.
"Ooh good..💪 " Neneng
"hore, hore, hore, kita jadi kaya...!" sambungan Neneng dan di ikuti dua teman nya
"KITA KAYA, KITA KAYA, KITA KAYA...!" Sambil berjoget.
Karena Sesuai taruhan jika Amara jatuh cinta kepada Erdy kekayaan orang tua nya yang akan menjadi milik nya akan di kuasai oleh tiga temannya.
mendengar dan melihat tingkah tiga bestiee nya Amara langsung naik pitam.
" Berengsek,,,, sialan,,, monyet kalian...!" Umpatan Amara kepada tiga bestiee nya.
"PERGI KALIAN, BUKAN NYA TADI AKU UDAH USIR KALIAN BUAT PADA BALIK, NGAPAIN MASIH PADA DI SINI, PAKE ACARA NGUPING SEGALA GASOPAN KALIAN BANGSAAT..." Amara emosi seperti orang kalap mencaci maki teman - teman nya, meluapkan semua kekesalan nya. karena ia merasa di jebak oleh ayah nya sendiri.
...*flash back on*...
"Assalamualaikum...." Erdy mengucapkan salam saat masuk ke kamar ayah
"Walaikumsalam..." Jawab ayah yang sedang berbaring di atas tempat tidur nya kemudian berubah posisi untuk duduk.
Lalu mempersilahkan Erdy untuk masuk. Erdy menyalami ayah dan mencium tangan nya.
lalu duduk di samping ayah.
"Ayah sakit apa?" Tanya Erdy yang terlihat khawatir melihat kondisi ayah Hadi.
"Ya bisa lah ayah sudah tua, jadi sering sakit-sakitan seperti ini!" jawab ayah.
"Ayah cepat sembuh ya" Ucap Erdy penuh harapan.
" Erdy sebenarnya ada yang ingin ayah sampai kan kepada mu dan Amara, tapi tunggu Amara dulu" ayah Hadi menyuruh ibu Hesti untuk memanggil anak nya agar masuk menemui ayah.
Selang beberapa waktu Amara pun masuk.
"Sini nak duduk di sebelah ayah" kemudian ayah Bayu duduk di apit oleh kedua anaknya.
"Iya ayah ada apa?" Tanya Amara yang sebenarnya tidak tega melihat kondisi ayahnya.
" Erdy,,, Amara" ayah
"Iya ayah" jawab mereka serempak.
"Apa kalian sayang sama ayah?" Tanya ayah kepada dua anaknya.
"Iya ayah" Jawab mereka kompak
"Mau melakukan apa yang ayah pinta?" tanya ayah lagi.
"Iya ayah,,,!" mereka masih kompak.
"Ibu tolong ambilkan berkas di atas meja" ayah memberi perintah kepada ibu dan segera di laksanakan oleh ibu.
Setelah itu ayah meminta dua anak itu untuk menandatangani berkas - berkas itu.
"berkas apa ini ayah?" Tanya Amara.
"Anggap saja ini wasiat dari ayahnya yang ayah titipkan kepada kalian" Jawab ayah.
dan menurut pemikiran dua anak itu sudah pasti berkas - berkas itu adalah berkas - berkas harta dan kekuasaan yang ayah titipkan untuk mereka nanti.
sementara Erdy hanya diam dan patuh tanpa berpikir apa pun, Erdy langsung menandatangani berkas-berkas itu. karena pikiran nya tidak mendapat apa pun tidak masalah bagi Erdy.
"Kamu tidak baca dulu Erdy?" Tanya ayah.
"Saya percaya sepenuhnya kepada ayah, apa pun keputusan ayah pasti yang terbaik untuk saya" mendengar jawaban Erdy ayah tersenyum puas.
"Silahkan Amara, tandatangani bila perlu baca dulu siapa tau kamu akan protes dengan keputusan ayah...!" Ucap ayah kepada Amara seraya menyodorkan berkas tersebut.
Awalnya Amara ingin membacanya terlebih dahulu, tapi melihat banyak nya tulisan yang harus di baca membuat Amara pusing dan mengurungkan niatnya.
"Ya aku juga percaya sama ayah, karena ayah pasti adil dan Seperti bisa ayah pasti akan memberikan yang terbaik untuk ku, iya kan ayah..?'" mendengar ucapan Amara ayah sedikit tertawa sambil mengangguk.
Setelah mendapatkan tanda tangan kedua anaknya, baru lah ayah menjelaskan masalah pembagian harta warisan yang telah ayah kuasakan untuk mereka setelah ayah meninggal nanti. sebagai anak kandung Amara memang mendapat bagian lebih banyak dari pada Erdy yang hanya anak angkat, tapi itu tidak jadi masalah bagi Erdy ia malah menolak nya tidak ingin menerima nya.
Tapi ayah tetap memaksanya dan sudah mutlak telah di tandatangani oleh nya.
"Erdy jika kamu tidak mau menerima nya sebagai warisan dari saya, anggap saja itu upah mu selama bekerja dengan saya" ucap ayah.
"Tapi ayah apa yang ayah berikan selama ini kepada saya sudah lebih dari cukup...!"
"Erdy kamu lelaki dewasa kamu sudah seharusnya hidup mapan dan sudah seharusnya juga kamu memiliki keluarga, simpan ini semua untuk tabungan mu, ayah tidak ingin saat kalian berumah tangga kalian kekurangan uang!" ayah Hadi
"Terimakasih kalian berdua telah menandatangani ini semua, kalian telah mewujudkan keinginan ayah, ayah akan secepatnya mengatur pernikahan kalian berdua" Sambung ayah
"APA...!" pekik Amara dan Erdy bersama karena syok dengan apa yang ayah nya bicarakan.
"Ya kalian sudah berjanji dan telah menandatangani surat perjodohan yang ayah buat, kalian tidak bisa mengingkari nya, dengan ini kalian berdua telah setuju dengan pernikahan yang telah ayah tentu kan".
Sebenarnya Erdy ingin menolak, bukan karena tidak menyukai Amara, melakukan karena sikap Amara yang jelas - jelas menentang pernikahan itu.
"jelas Amara menolak pernikahan ini, orang selama ini saja ia tak pernah sudi melihat ku, memandang ku apa lagi harus menikah dengan ku,,," Batin Erdy.
Sementara Amara terus saja merengek agar perjodohan itu di batalkan.
"Ya Tuhan ayah aku bisa jatuh miskin kalau begini cara nya, kenapa gak dari kemaren - kemaren sih ngomongin soal perjodohan ini sebelum aku bikin taruhan sama geng ucrut mungkin aku gak bakal sepanik ini..." Batin Amara
...flash back off...
mohon dukungan nya kawan tinggalkan jejak mu dengan cara like, vote, komen, tekanan ❤️ dan hadiah nya juga ya di kolom komentar.
Di tunggu ya
Terimakasih 🙏🙏🙏
😘😘😘
Pembicaraan ayah Hadi dan Erdy sebelum Amara datang menemui ayah.
"Erdy ada yang ingin ayah bicarakan dengan mu mengenai amara" Ucap ayah memulai pembicaraan.
"Amara,,,!" Erdy mengulang kata yang di ucapkan oleh ayah Hadi karena merasa heran.
" Ya..." Jawab ayah meyakinkan Erdy
"Memang kenapa dengan Amara ayah? " Erdy bertanya dan merasa curiga
" Ayah ingin kamu membimbing nya, menjadikan dia wanita dewasa, mandiri, dan bisa bertanggung jawab atas dirinya " dari nada bicaranya ayah seperti sangat mengkhawatirkan putri semata wayangnya
Ya! Ayah Hadi, sangat menghawatirkan putri semata wayangnya, yang tumbuh menjadi gadis manja, urakan, bar-bar, kerasa kepala susah di atur.
Karena selama ini Amara tumbuh dengan berlimpah kasih sayang, dari orang - orang di sekitarnya terutama dari kedua orang tua nya, hidup nya pun bergelimang harta, setiap apa yang di mau selalu terpenuhi dengan mudah dan sangat ketergantungan dengan orang - orang di sekitarnya terutama kepada kedua orang tua nya.
oleh sebab itu ayah Hadi takut nanti saat dirinya dan istrinya sudah tidak bisa menemani Amara, ayah khawatir ia akan menderita.
Ayah menerangkan semua kekhawatiran nya kepada Erdy.
"Erdy Ayah dan ibu merasa telah salah mendidik Amara, selama ini kami terlalu memanjakan nya, sampai ia tak tau bagaimana harus bersikap"
"Kenapa harus saya ayah yang di perintahkan untuk membimbing Amara, kenapa tidak di masukkan pesantren atau yayasan yang lebih berpotensi dalam hal ini" Erdy merasa tidak yakin dengan dirinya bisa membimbing Amara mengingat sifat dan sikap Amara.
Ayah Hadi tersenyum tipis, "kamu tidak tau, kami sudah pernah melakukan hal tersebut tapi apa yang terjadi, Amara malah tambah berutal selalu kabur dan cari masalah dengan teman - teman nya di sana, kami sengaja menutupi semua kekurangan dan kejelekan Amara, itu lah salah satu kesalahan kami sebagai orang tua" ayah menceritakan peristiwa memalukan yang di lakukan oleh Amara, sampai Amara harus di keluarkan dari yayasan.
" Erdy ayah percaya sama kamu, sifat mu, kepribadian mu berbanding terbalik dengan nya, ayah yakin kamu bisa menghadapi Amara dan tau cara menaklukkan nya, dengan hati mu..." Sambungan ayah dengan keyakinan nya
" Maaf ayah beritahu saya bagaimana cara nya "
"Ya nanti kita tunggu Amara dulu...!" lalu ayah menyuruh ibu untuk memanggil Amar
" Mana mungkin bisa aku membimbing Amara, sedangkan kami tidak saling mengenal satu sama lain meski kami sodara angkat, Amara sendiri tidak pernah mau menatap ku jika tak sengaja bertemu dengan ku..." Batin Erdy.
Kemudian Amara datang dan mereka di minta menandatangani berkas yang tidak mereka ketahui bahwa ada berkas perjanjian perjodohan antara mereka.
Sehingga saat ayah Hadi menerangkan nya tentang pernikahan mereka.
terdengar pekikan syok dari keduanya.
Setelah nya Amara merengek, kepada ayah agar ayah tidak menjodohkan nya dengan Erdy, tapi ayah tetap bersih keras dengan alasan mereka telah menandatangani berkas pernikahan mereka.
Amara merajuk dan langsung masuk ke kamar nya mengunci diri nya.
.
.
.
Keesokan harinya, Genk ucrut berkunjung kembali ke rumah Amara, seperti biasa hanya untuk sekedar bercanda gurau dengan gaya receh mereka.
" ASSALAMUALAIKUM..." Genk ucrut kompak memberi salam
" Walaikumsalam..." ayah Hadi dan ibu Hesti menjawab salam mereka.
" Eeh kalian " Sapa ibu ramah
"Iya Bu.." Jawab Neneng cengengesan
" Amara nya ada? " kemudian Tisa yang bertanya
"Kebetulan sekali! " Ucap ayah yang sedari tadi sedang mencari cara untuk melancarkan rencana nya
" Ayok sini kalian masuk dan duduk dulu di sini..." Sambung ayah Hadi yang langsung mendapat ide untuk melancarkan rencana nya.
mendapat respon dari ayah Hadi yang tak bisa Genk ucrut malah saling menatap satu sama lain, karena heran, ya biasanya ayah Hadi sama seperti ibu Hesti selalu ramah kepada mereka tapi kali ini bedanya ayah mengajak mereka duduk bersama nya.
" Ayo sini! ko malah pada bengong di situ sih " ayah Hadi menegur mereka yang jelas terlihat bingung.
" Jangan takut, ayah cuman mau kasih kalian keuntungan!" Ayah Hadi memberi penawaran kepada mereka.
Saat mendengar nya Genk ucrut langsung berubah ekspresi menjadi sumringah dan bergegas masuk lalu duduk bersama ayah Hadi.
Ayah Hadi tersenyum, pancingan nya berhasil...
" Ada apa ayah? " Tanya Ratna
" Ko tumben sekali ayah ngajak kami duduk? " kali ini Tisa yang bertanya.
" Iya bener tumben!" Seru Neneng menegaskan
Kemudian ayah menjelaskan, tentang perjodohan Amara dengan Erdy, dan mendapat penolakan dari kedua nya, jadi ayah ingin meminta bantuan kepada Genk ucrut untuk membujuk Amara agar bersedia di nikahkan dengan Erdy, jika mereka berhasil ayah akan membiayai kuliah mereka bertiga.
"BENERAN AYAH..." Seru mereka kompak setelah mendengar penawaran dari ayah Hadi.
ayah mengangguk kan kepala sebagai jawaban Iya.
Mereka bertiga begitu senang mendengar nya, pasalnya orang tua mereka sudah berkata tidak bisa membiayai pendidikan mereka setelah lulus SMA, karena mereka termasuk kalangan menengah kebawah, orang tua mereka pun bekerja dengan ayah Hadi, mereka bertiga tidak menyia - nyiakan kesempatan yang ayah Hadi berikan.
" Baik ayah kami akan berusaha membujuk amara agar ia mau melakukan apa yang ayah ingin kan" Ucap Ratna mewakili kedua temannya
" Okeh ayah tunggu perkembangan selanjutnya, biar Erdy ayah yang membujuk nya " Ayah yakin Erdy akan menuruti semua permintaan ayah Hadi.
" Silahkan mulai berusaha membujuk nya, Amara ada di kamar nya, ayah permisi dulu" Sambungan ayah dan langsung pamit meninggalkan mereka bertiga di ruang tamu.
.
.
Setelah kepergian ayah Hadi mereka bertiga berbisik - bisik.
" Ini keuntungan besar buat kita..." bisik ratna
"Sekali mendayung dua, tiga puluh terlampaui" Tisa
" Maksudnya apa, aku gak ngerti..." Neneng memang rada Lola pemikiran nya.
"kebiasaan deh si neneng, jelasin Tisa" Ratna kesal, dan menyuruh Tisa yang menjelaskan nya.
" Begini neng, taruhan kita sama Amara kalau dia jatuh cinta sama Erdy, semua hartanya jadi milik kita, sedang kan kesepakatan kita sama ayah Hadi, jika kita berhasil membujuk Amara, sampai Amara mau menikah dengan Erdy ayah akan membiayai kuliah kita. jadi kalau Amara sampai nikah sama Erdy peluang kita untuk menguasai harta Amara makin besar..." Penjelasan Tisa.
Tapi Neneng hanya mematung berusaha mencerna ucapan Tisa.
Lalu setelah Neneng memahami nya ia berucap, " Kita jahat gak sih nglakuin ini semua sama Amara, selama ini kan dia udah baik banget sama kita, harusnya saat seperti ini kita dukungan dia, bukan malah menjebak nya seperti ini, kita seperti sedang menjual persahabatan kita hanya karena harta..." Neneng seperti nya tidak tega, ia merasa akan mengkhianati persahabatan mereka dengan Amara.
Kedua temannya pun termenung mendengar penuturan Neneng, karena apa yang di ucapkan oleh Neneng ada benarnya juga.
" Tapi kan, bukan kita juga yang memaksa atau merampas hak Amara, mereka sendiri kan yang menawarkan kita jadi kita gak salah - salah banget kan " Pendapat Ratna
" Ya sekarang kita tujuan nya membantu ayah Hadi, dan kalau kita berhasil bikin Amara jatuh cinta sama ka Erdy, anggap aja kita lagi kasih pelajaran sama Amara, selama ini kan dia sombong banget tuh! gak ada yang bisa bikin dia jatuh cinta selain Jungkook BTS cinta sejati nya itu...." Tisa mencari pembelaan atas apa yang akan mereka lakukan.
" Ayo dong neng semangat! kita harus berjuang apa pun cara nya supaya bisa membantu ayah Hadi... kamu gak kasian sama Amara, nanti jadi perawan tua berharap sama si Jungkook terus mau sampai kapan coba!" Ratna menghilangkan rasa ragu di hari mereka.
Amara memang sangat mengidolakan member BTS tersebut, seakan ia sudah cinta mati kepada Jungkook sampai ia tidak tertarik pada pria di sekitar nya, padahal dari sejak SMP sudah banyak teman lelaki yang menyukai nya, tapi tak di gubris oleh Amara, ia pikir mereka tak sepadan dengan nya, karena Amara anak satu-satunya titisan dewi, sesuai dengan namanya " Tunggal Dewi" Jadi pria yang akan menjadi jodoh nya harus titisan dewa, sempurna seperti Jungkook menurut Amara.
Amara tidak menyadari bahwa mendapatkan Jungkook bukan lah perkara mudah bahkan mustahil bagi nya. bagaimana tidak Frans nya di seluruh dunia, ia sendiri belum pernah bertemu langsung dengan Jungkook berbahasa Korea saja di tidak bisa.
Tapi kecintaan nya kepada idolanya itu menutup hati nya untuk pria maupun pun, itu yang menjadi salah satu kekhawatiran bagi kedua orang tua nya dan para sahabat nya ( Genk ucrut), sebab semua koleksi barang - barang yang di miliki amara bergambarkan foto Jungkook.
Yang menyebabkan Amara di keluarkan dari yayasan dulu karena ia menarik meniru gaya koreo Jungkook tentunya dengan lagu - lagi BTS, perbuatan Amara membuat gaduh seisi yayasan, meski sudah di peringati untuk tidak melakukan nya lagi, tapi tetap saja Amara melanggar nya, berbagai sanksi di berikan kepada nya tapi tidak membuat nya kapok dan malah membuat nya makin berutal sampai pihak yayasan mengambil keputusan untuk mengeluarkan Amara dari sana karena hanya mengganggu ketertiban yayasan dan membawa dampak buruk untuk siswa lain nya.
....
mohon dukungan nya kawan, tinggal kan jejak mu dengan cara like, vote, komen mohon kasih bintang lima nya juga ya gak usah banyak - banyak 🤭
terimakasih 🙏🙏🙏
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!