NovelToon NovelToon

Terpaksa Menikah Karena Perjodohan

Pulang Sebelum Pukul Lima

Dewo seorang ceo di perusahaan terkenal di kotanya bahkan ke luar negeri dirinya berumur dua puluh sembilan tahun belum menikah karena dirinya yang belum mau menikah walaupun banyak wanita yang mendekati bahkan orang tua Dewo sampai mengenalkan Dewo kepada anak rekan bisnis orang tuanya namun belum ada yang nyantol di hati Dewo sekarang Dewo sedang berada di perusahaan miliknya dan dirinya sedang sibuk mengurus dokumen yang sangat banyak bertumpuk tumpuk seperti gunung saat sedang fokus dengan dokumen yang di periksa terdengar suara handphone yang bergetar tanda panggilan masuk membuat atensi Dewo mengarah ke handphone yang tergeletak di atas meja Dewo melirik siapa yang menelpon ternyata Diran - papanya Dewo membuat Dewo mengambil alih handphone miliknya yang di atas meja langsung di pegang Dewo untuk mengangkat panggilan telpon dari papanya tak lupa dirinya juga menempelkan handphone miliknya di telinga bukan menempelkan di mata

Dewo

"Halo ada apa pah ?" tanya Dewo sambil menutup semua hati maksudnya menutup semua dokumen yang ada di atas meja sementara Diran mengeluarkan senyum seringai tanpa bisa di lihat oleh Dewo

Diran

"Dewo kamu harus pulang sebelum pukul lima sore" jawab Diran lalu menyesap kopi yang tadi di buatkan oleh office boy sedangkan Dewo tercengang mendengar perkataan dari Diran

Dewo

"Papa ngga usah becanda masa aku harus pulang sebelum pukul lima sore papa kira cinderella yang pulangnya ngga boleh lebih dari jam dua belas malam" balas Dewo memutar bola matanya malas sementara Diran menahan tawanya hampir saja tawa itu keluar namun di telan kembali oleh Diran karena mendengar omongan Dewo yang menyamakan dirinya dengan cinderella beda jauh dong cinderella itu cantik sementara Dewo ngga cantik lebih tepatnya Dewo itu pria dan cinderella itu wanita

Diran

"Dewo kamu ngga usah banyak protes dan tawar menawar kamu kira sedang ada di pasar tawar menawar harga antara penjual dan pembeli" jelas Diran sembari tersenyum licik sedangkan Dewo tersenyum kecut

Dewo

"Papa tahu banget tentang pasar jangan jangan papa dulunya sebelum jadi ceo penjual dagangan di pasar makanya hafal dengan kebiasaan di pasar" canda Dewo sembari terkekeh kecil membuat Diran melototkan kedua matanya

Diran

"Dewo papa bukan jadi penjual di pasar tapi papa yang sering menawar penjual di pasar" sahut Diran tersenyum masam mana mungkin Diran ke pasar dan menawar harga barang di pasar dia punya banyak uang jadi kalau mau membeli apapun tinggal ke supermarket atau pesan lewat online sementara Dewo membelalakkan matanya sangat lebar dengan mulut menganga tak percaya dengan jawaban papanya

Dewo

"Papa serius sering menawar barang di pasar ? jangan bikin malu dong pah masa orang kaya belanjanya di pasar pakai nawar lagi" ketus Dewo mendelik ke Diran seakan Diran ada di hadapannya sekarang sementara Diran langsung mengeluarkan tawa yang dari tadi di sembunyikan di almari atau di kolong meja

Diran

"Haha haha Dewo papa itu terlahir menjadi orang kaya yang banyak uang bahkan sebelum lahir papa sudah kaya raya dan banyak harta jadi ngga mungkin papa belanja di pasar nanti apa kata semut yang lewat, rumput yang bergoyang, nyiur yang berdendang" oceh Diran masih dengan tawa yang ada di bibirnya sedangkan Dewo dengan cepat langsung menerbitkan senyuman lebar karena bahagia

Dewo

"Iya aku tahu pah kalau orang tua papa dan orang tua mama itu orang kaya harta semua makanya aku heran kenapa beli barangnya di pasar nanti apa kata semut dan serangga kalau bisa bicara pasti hewan bakalan bertanya langsung ke papa" celoteh Dewo panjang lebar sembari tetap setia tersenyum lebar sementara Diran mencoba menghentikan tawanya namun belum bisa di suruh berhenti saat dirinya memikirkan sesuatu yang penting tawa itu lenyap entah kemana

Diran

"Dewo kamu ngga usah mengalihkan topik pembicaraan pokoknya kamu sebelum jam lima sore kamu harus sudah sampai rumah" tegas Diran sembari tersenyum menyeringai sedangkan Dewo tersenyum kecut karena papanya tahu bahwa dirinya sedang mengalihkan topik pembicaraan

Dewo

"Papa jawab dulu pertanyaan aku memangnya ada acara apa sampai papa menyuruh aku pulang jam segitu ? masa jam lima sore cinderella saja pulangnya sekitar jam dua belas malam bahkan aku ngga pinjam sepatu cinderella" usul Dewo mencoba bernegosiasi dengan papanya siapa tahu dirinya dapat hadiah lebih tepatnya siapa tahu dirinya dapat pulang lebih dari jam itu

Diran

"Dewo kamu ngga usah banyak tanya soalnya papa bukan operator yang harus jawab pertanyaan kamu beda dong kamu pria sementara cinderella sepatu ingat sepatu cinderella ngga dipinjam oleh aku supaya bisa di rampok" jelas Diran sembari memutar otaknya supaya Dewo mau pulang dan menemui wanita yang akan di jodohkan oleh Dewo dan istrinya sementara Dewo hanya diam di tempat

Dewo

"iya soalnya papa ngga cocok jadi operator cocoknya sebagai penjual ikan di pasar saja padahal aku ngga merampok sepatu cinderella kenapa jadi aku yang di suruh pulang cepat ?" tanya Dewo sembari mengernyit heran sementara di otaknya di penuhi rasa penasaran yang tinggi melebihi tingginya langit sedangkan Diran terkekeh kecil mendapat perkataan seperti itu

Diran

"Dewo kamu yang sopan sama papa kamu masa di tuduh papa berjualan ikan di pasar sudah tahu papa anti sama ikan dan ngga bisa menangkap ikan dalam keadaan belum matang tapi kalau sudah matang papa bisa menangkap ikan bahkan bisa menusuk ikan lalu di masukkan ke dalam mulut" tegas Diran sambil duduk di kursi kebesaran miliknya sementara Dewo terkikik geli

Dewo

"Terus kalau papa bukan jualan ikan di pasar papa jualan apa jangan jangan papa jualan balon yang warna warni kalau papa anti ikan kenapa papa bisa makan olahan dari ikan ? anak kecil juga bisa kalau menangkap ikan yang sudah matang" terang Dewo sembari menatap ke jalanan lewat jendela ruangan kerja miliknya sementara Diran mendelik ke arah Dewo walaupun dirinya hanya melakukan panggilan telpon biasa bukan video call tapi Diran menganggap Dewo masih ada di depanku

Diran

"Dewo papa jualan terompet puas kamu ? jadi ngga perlu repot repot bawa ke tempat jualan karena ikan yang sudah di olah rasanya enak banget di banding ikan yang belum di olah anak kecil yang baru lahir juga belum bisa menangkap ikan yang sudah matang walaupun di ajarin berkali kali jadi ngga usah bahas anak kecil bisa mengakap ikan" tegas Diran sembari menaikkan lima oktaf suaranya sementara Dewo menahan tawanya yang hampir di keluarkan

Dewo

"Iya papa pantas jualan terompet secara logika itu ikan yang sudah di olah itu di campur bumbu yang beraneka ragam dan beraneka rasa makanya rasanya enak banget coba kalau ikan di olahnya pakai garam doang di jamin rasanya melebihi rasa air laut itu beda lagi pah maksud aku itu anak yang di atas satu tahun pasti bisa menangkap ikan yang sudah matang aku sibuk banget dan banyak banget dokumen yang harus aku periksa jadi aku ngga janji buat pulang sebelum jam lima sore" jelas Dewo sembari memijat pelipisnya sementara Diran memutar otak supaya Dewo mau pulang sebelum pukul lima karena nanti ada acaranya yang sangat penting yaitu Diran akan menjodohkan Dewo anaknya dengan anak rekan bisnisnya tidak perduli entah Dewo mau atau tidak tapi dirinya dan istrinya sudah memikirkan matang matang melebihi matangnya buah mangga dan buah pepaya bahwa dirinya akan menggunakan ancaman untuk tidak memberikan hartanya kepada Dewo walaupun satu rupiah

Diran

"Dewo papa pantasnya jadi model paham banget kamu tentang olahan makanan jangan bilang kamu sering mengintip mama kamu kalau sedang memasak ngga modal banget tuh orang masa memasak makanan pakai garam doang mentang mentang harga garam murah mungkin yang masak olahan ikan dari garam doang pabrik garam karena punya banyak garam jadi asal nyemplungin garam ke masakan ikan makanya kalau jawab yang jelas jangan cuma anak kecil doang soalnya anak baru lahir dan anak berumur enam bulan juga di namakan anak kecil pokoknya kamu harus pulang sebelum pukul lima sore atau nanti papa bakalan datang ke perusahaan kamu untuk paksa kamu dan seret kamu pulang ke rumah ngga malu kamu sama semua karyawan kamu ? kalau kamu di seret oleh papa untuk pulang" ancam Diran membuat Dewo melongo karena baru kali ini Diran mengeluarkan ancaman untuk dirinya biasanya mamanya dan papanya ngga pernah mengancam dirinya

Dewo

"Kalau papa jadi model ngga bakalan banyak yang mau menonton foto papa dan ngga ada yang mau membeli majalah yang ada fotonya papa ngapain aku mengintip mama memasak lebih baik aku mengintip hewan yang lagi mau bikin anak atau mengintip mama yang sedang di garap sama papa harga garam sama harga bumbu masakan murah bumbu masakan pah kenapa papa tahu yang menabur banyak garam pabrik garam ? jangan jangan papa punya pabrik garam papa kalau anak baru lahir dan anak berumur lima bulan di namakan bayi di namakan anak kalau sudah berumur dua tahun ke atas koq papa malah mengancam aku ? memangnya ada acara apa sampai aku di suruh pulang jam segitu melebihi cerita cinderella masa aku pria pulangnya sebelum jam lima sore cinderella pulang sebelum jam dua belas malam" ketus Dewo sambil mengacak ngacak rambutnya frustasi sementara Dinar tersenyum lebar namun tak dapat di lihat oleh Dewo kayaknya mulai sekarang Diran akan menggunakan ancaman buat Dewo supaya menuruti keinginannya dan keinginan istrinya yaitu menikahkan dengan anak sahabat mereka berdua

Diran

"Dewo terserah mereka yang penting papa sudah jadi model kalau mereka ngga mau melihat dan ngga mau membeli majalah yang ada fotonya papa yang di cap katro mereka kamu ngga usah mengintip hewan bikin anak lebih baik kamu cepat menikah dan bikin anak sama istri kamu supaya mama sama papa cepat dapat cucu pintu kamar mama dan papa tertutup rapat kalau papa garap mama jadi ngga ada yang bisa mengintip termasuk semut juga ngga bakalan bisa mengintip papa bukan penjual bumbu jadi ngga tahu harga bumbu karena pabrik garam itu buatnya cuma garam doang kenapa ngga buat bumbu lain lagi supaya rasanya macam macam bukan cuma garam doang papa punya banyak garam doang tapi ngga bikin pabrik pokoknya nanti acaranya cuma makan doang bareng sama mama dan papa sudah lama ngga pernah makan bareng sama kamu pokoknya kamu harus sampai sebelum pukul lima kalau kamu belum pulang papa akan menyeret paksa kamu pulang" jawab Diran lalu memutuskan sambungan telponnya membuat Dewo melongo lalu tersenyum masam mendengar omongan Diran

Aku Sama Suami Aku Selesai Bikin Anak

Ema menjadi CEO di perusahaan dirinya habis menghadiri meeting untuk menjalin kerjasama setelah dirinya selesai meeting Ema berjalan ke arah ruangan miliknya tanpa di perintah setelah Ema sampai di depan pintu ruangan kerja miliknya Ema langsung membuka pintu dan langsung menutup pintu setelah seluruh tubuhnya masuk ke dalam ruangannya tanpa ragu Ema berjalan ke kursi kebesaran miliknya

"Senang banget gue meeting berjalan lancar dan perusahaan itu mau menjalin kerjasama dengan perusahaan milik gue pasti orang tua gue bangga banget tapi orang tua gue selalu menyuruh gue buat menikah padahal gue masih belum tua banget umurnya tapi terserah mereka mau bicara apa" monolog Ema dengan wajah yang berbinar seperti baru mendapatkan hadiah jackpot

Ema masih berjalan dengan rasa bahagia Ema yang menggunung entah apa sumber kebahagiaan Ema hanya dia yang tahu setelah sampai di kursi kebesarannya tanpa menunggu lama Ema langsung menjatuhkan bobotnya ke kursi kebesarannya saat bokong Ema baru saja mendarat terdengar suara pintu yang terbuka tanpa di ketuk dahulu Ema sudah tahu siapa orang yang siapa lagi kalau bukan Aya - mamanya Ema soalnya selain mamanya dan papanya pasti kalau mau masuk ke ruangan kerja miliknya mengetuk pintu dahulu kalau Aya bukan mamanya Ema pasti dari dahulu Ema sudah memasukan Aya ke dalam laut atau menjadi santapan ikan hiu bahkan yang lebih parah Ema akan menonjok wajah Aya sampai babak belur maklum Ema itu wanita bar bar

"Mama kenapa ngga mengetuk pintu terlebih dahulu" bukannya menanyakan tujuan Aya datang ke perusahaan miliknya untuk apa tapi Ema langsung menasehati Aya selaku mamanya yang telah membesarkan namanya mungkin cuma Ema yang memperlakukan orang tua Ema kayak gitu sementara Aya tetap masuk ke dalam ruangan Ema setalah menutup pintu ruangan kerja Ema jadi Aya masih tetap berjalan mendekati Ema

"Ema kamu itu anak mama jadi walaupun mama kalau masuk ke ruangan kerja kamu ngga ketuk pintu dahulu ngga usah protes kecuali kalau kamu sudah menikah dan sudah punya suami baru protes takutnya saat mama masuk kalian sedang membuat anak" canda Aya tanpa mengeluarkan tawanya karena dia berusaha menelan tawanya sedangkan Ema langsung membulatkan kedua matanya

"Mah aku juga tahu kalau aku anak mama bukan anak papa karena mama yang melahirkan sementara papa cuma menanam benih doang di rahim mama aku ngga protes cuma aku menasehati mama supaya mengetuk pintu dahulu sebelum masuk ke ruangan aku apaan sih mah pakai bahas aku menikah dan punya suami tapi walau aku sudah menikah dan sudah punya suami pasti aku dan suami aku ngga bikin anak di sini juga soalnya ini itu tempat kerja bukan tempat bikin anak" jelas Ema panjang lebar sembari memutar bola matanya malas sementara Aya tanpa di suruh oleh Ema langsung menjatuhkan bokongnya ke kursi yang terletak di depan Ema cuma hanya di batasi oleh meja di antara mereka berdua

"Kirain kamu belum tahu makanya mama ungkit kalau kamu itu anak mama dan mama melahirkan kamu itu melalui proses yang panjang dari papa yang menanam benih di rahim mama, mama mengandung atau hamil selama sembilan bulan, mama melahirkan kamu, mama mengurus kamu dan membesarkan kamu dari bayi sampai sekarang terus mama harus bahas apa masa bahas mama yang mau menikah lagi bisa bisa papa kamu mengamuk dan membunuh pria yang akan menjadi suami mama dengan gunting kuku yakin kamu sama suami kamu ngga bakal bikin anak di sini ? menurut mama juga di sini bisa di jadikan tempat kerja buat membuat anak kamu" kelakar Aya tak bisa lagi menyembunyikan tawa yang dari tadi akan keluar sedangkan Ema melototkan kedua matanya ke Aya

"Aku itu orangnya cerdas mah buktinya aku jadi ceo jadi walaupun mama ngga menjelaskan secara gamblang kalau aku anak mama pasti aku tahu kalau aku anak mama ngga usah di jelaskan lagi tentang bagaimana aku bisa lahir ke dunia mah karena aku bukan bayi yang baru lahir yang belum tahu apa apa tahunya cuma lapar ngga usah bahas menikah ngga sekalian calon suami mama di bunuh oleh papa pakai sendok makan mama ngga bakalan dong aku tahu tempat jadi ngga bakalan bikin anak di ruangan kerja aku ih mama mesum banget otaknya jangan jangan ketularan sama papa makanya jangan dekat dekat sama papa biar ngga ketularan mesum memang di sini bisa di jadikan tempat bikin anak tapi karyawan aku yang membutuhkan tanda tangan dari aku masa harus nunggu aku sama suami aku selesai bikin anak dahulu" sungut Ema menatap nyalang ke Aya sementara Aya masih sibuk dengan tawa renyah yang belum di habiskan maksudnya tawanya belum di selesaikan

"Haha haha iya mama akui memang kamu cerdas Ema tapi kamu juga harus cerdas mencari pacar supaya kamu cepat menikah dalam waktu dekat oh jadi kamu sudah tahu proses kelahiran kamu ? sendok makan kalau papa memberikan racun juga bakalan mati tuh pria tapi mama yakin suatu saat kamu sama suami kamu bakalan bikin anak di ruang kerja kamu otak mama ngga mesum otak mesum papa bisa menular ke kamu juga koq kalau sudah mempunyai suami wah jangan jangan beneran ruangan ini akan di jadikan tempat bikin anak oleh kamu dan suami kamu" goda Aya sambil mengedipkan mata ke Ema sementara kedua mata Ema membola mendengar perkataan menohok mamanya ingin sekali Ema menyumpal Aya supaya diam tidak bicara lagi tapi apa boleh buat Aya itu mamanya Ema jadi dia hanya membuang keinginannya untuk menyumpal mulutnya Aya

"Mama ngapain ke sini ? nanti di cariin sama papa dia kan bucin akut sama mama" lebih baik Ema menanyakan tujuan Aya datang ke kantor miliknya dari pada harus mendengar ocehan lebih tepatnya godaan dari mulut Aya sementara Aya nampak berpikir sebentar lalu membuka suara untuk menyampaikan tujuannya datang ke kantor anaknya

"Ema kamu pulang sekarang sama mama soalnya nanti akan" perkataan Aya belum selesai tapi sudah di potong oleh Ema

"Mah aku banyak kerjaan jadi ngga usah mengajak aku pulang ke rumah oh aku tahu atau ban mobil mama bocor sehingga mama menyuruh aku pulang bareng mama supaya aku bisa mengantarkan mama pulang ke rumah lebih baik mama pulang sama yang lainnya saja mama bisa nelpon grab, taksi, atau gojek buat mengantar mama pulang ke rumah atau mama bisa menelepon papa pahlawan mama lebih tepatnya orang yang bucin akut ke mama jadi ngga usah minta aku buat mengantar mama pulang" cerocos panjang lebar Ema melebihi rel kereta api sampai membuat Aya melongo mendengar perkataan Ema

"Ema pokoknya kamu harus pulang sama mama sekarang walaupun kamu banyak kerjaan karena" lagi dan lagi Ema memotong perkataan Aya yang belum selesai

"Mah sudah aku bilang kalau aku banyak kerjaan jadi jangan nyuruh aku pulang ke rumah sama mama karena mama bisa memesan" supaya tidak salah paham Aya langsung memotong perkataan Ema karena dirinya yakin Ema salah paham dengan apa yang terjadi sebenarnya mobil Aya itu baik baik saja bahkan ban mobilnya juga tidak bocor

"Ema ban mobil mama ngga bocor tapi kamu tetap harus pulang sama mama karena papa mengajak kita berdua untuk pergi makan malam bersama dengan rekan bisnis papa di restoran" jelas Aya membuat Ema diam untuk berpikir dan mencerna apa yang barusan di katakan oleh Aya lalu dirinya berkata

"Kirain ban mobil mama bocor dan minta aku mengantarkan mama pulang ternyata ban mobilnya mama baik baik saja ngga bocor ngapain sih papa mengajak aku makan malam padahal di rumah juga makanannya enak enak semua lagian itu kan rekan bisnis papa kenapa mengajak aku buat ikut makan malam padahal aku juga bisa makan di restoran paling mahal bayarnya pakai uang aku sendiri pakai di traktir segala sama papa" ketus Ema mengusap wajahnya secara kasar dengan kedua tangannya sementara Aya tersenyum menyeringai

"Ban mobil mama baik baik saja Ema mama bisa pesan grab, taksi, gojek, atau nelpon suami mama buat mengantar mama pulang dari pada minta anterin kamu soalnya kamu itu kalau menyetir itu kayak lagi terbang ke angkasa soalnya kamu menyetir mobilnya cepat banget mungkin papa mengajak kita berdua cuci mata soalnya kalau kita berdua makan di rumah pria di rumah itu cuma papa doang soalnya anak mama wanita semua yang cantik cantik kayak mama justru harusnya kamu senang karena kamu bisa makan sepuasnya gratis tanpa di pungut biaya apapun uang kamu bisa di berikan buat mama kalau kamu bingung mau menggunakan uang itu buat apa iya tapi kalau mama senang soalnya ngga perlu repot repot memasak makanan buat suami mama dan anak anak mama" celetuk Aya sembari mengeluarkan senyuman lebar di wajahnya yang masih terlihat cantik walaupun sudah melahirkan dua anak sementara Ema hanya mengerucutkan bibirnya lima centi ke depan

"Ema buruan kamu siap siap kita berdua pulang sekarang" ajak Aya menatap ke arah Ema sementara Ema sedang berpikir lalu dirinya berkata

"Mama pulang duluan saja dan kalau mama mau pergi ke restoran mending mama pergi duluan sama papa biar nanti aku nyusul asal mama kirim alamat restoran nya ke aku" ucap Ema menatap ke wajah Aya dengan cepat Aya menggeleng gelengkan kepalanya

"Mama pulangnya sama kamu supaya ada teman ngobrol lebih baik kamu pulang sekarang bareng mama dari pada papa marah nanti bisa mengomel selama 24 jam non stop tanpa iklan dan tanpa jeda kita semua berangkat bareng ke restoran tapi kayaknya adik kamu ngga ikut makan ke restoran karena dia kuliah malam" terang Aya menatap wajah Ema dengan lekat sedangkan Ema langsung menganggukkan kepalanya samar soalnya benar kata mamanya papanya bisa mengomel 24 jam non stop tanpa iklan, tanpa henti, tanpa jeda pasti itu sangat membikin pusing bukan karena omelannya tapi karena suaranya yang sangat cempreng lalu Ema membereskan berkas yang menumpuk di meja kerjanya membuat Aya melontarkan senyuman lebar di wajahnya

Wajah Tampan Papa Pasti Menjadi Sasaran

Setelah Diran menelpon Dewo sang anak handphone yang masih menempel di tangannya di gunakan oleh Diran untuk langsung menghubungi sang istri tercinta yang bernama Ane sang istri yang sibuk memakan kue yang ada di hadapannya langsung menoleh ke arah handphone yang bersuara di atas meja termpampang nama Diran yang menelpon membuat Ane langsung mengambil handphone yang tersempar di atas meja lalu Ane mengangkat telponnya lalu dirinya berkata

Ane

"Aapuuuhmmmn paaaawwww" ucap Ane dengan suara yang tidak jelas karena sedang terdapat banyak makanan di mulutnya yang belum sempat di telan sementara Diran langsung melihat ponselnya sendiri apakah dirinya salah memencet nomor namun setelah di cek nomor yang di tuju memang benar nomor istrinya tapi kenapa ngomongnya pakai bahasa planet yang tidak bisa di mengerti oleh manusia oleh hewan juga kayaknya ngga bakalan bisa di mengerti

Diran

"Halo ini siapa ? kenapa kamu angkat telpon istri saya ? memangnya istri saya kenapa ? sekarang istri saya ada dimana dan di bawa ke rumah sakit mana dan nanti kirimkan alamatnya ? bisa jelaskan keadaannya sebelum istri saya di bawa ke rumah sakit ?" tanya Diran melemparkan pertanyaan yang sangat banyak membuat Ane langsung melototkan kedua matanya mendengar pertanyaan ambigu dari suaminya ingin sekali Ane menendang Diran ke planet atau ke tempat hiu supaya menjadi santapan ikan hiu mungkin kalau saat ini Diran ada di hadapan Ane tubuh Diran akan jadi korban kekerasan Ane tapi mungkin sekarang suatu keberuntungan berpihak sama Diran karena tidak akan mendapatkan amukan kekerasan tangan dari Ane tapi akan mendapatkan amukan lewat omelan suaranya yang cempreng setelah Ane berhasil menelan semua makanan kue di mulutnya Ane bahkan Ane juga menyempatkan diri untuk menelan air liurnya sendiri langsung bersuara

Ane

"Halo ini mama papa masa ngga paham sama suara merdu mama ? karena ini handphone mama makanya mama angkat telpon mama masa nyuruh ayam buat mengangkat handphone mama memangnya papa paham dan bisa mengartikan bahasa ayam ? mama baik baik saja pah mama ada di rumah pah soalnya sudah pulang dari perusahaan mama ngga di bawa ke rumah sakit pah karena mama ngga sakit alamatnya di rumah yang papa beli apa perlu mama kirimkan alamat rumah yang papa beli ? mama lagi duduk manis di rumah pah mama ngga di bawa ke rumah sakit pah kenapa papa menuduh mama di bawa ke rumah sakit ? makanya kalau belum tahu nanya dong ngga usah langsung tancap gas" teriak Ane mungkin kalau sekarang ane sedang ada di panggung pasti teriakannya akan terdengar oleh semua orang tanpa di bantu alat pengeras suara atau toa karena saking kerasnya suara Ane sementara Diran langsung buru buru menjauhkan handphone yang tadinya menempel di telinga karena suara bom istrinya yang sangat keras dan takut akan merusak pendengarannya jadi lebih baik di jauhkan supaya telinga Diran tidak jadi korban kesakitan gara gara suara Ane yang sangat keras melebihi kerasnya suara toa

Diran

"Maaf mah papa bukannya ngga paham sama suara merdu mama tapi papa belum paham gara gara omongan mama tadi ngga jelas kirain tadi bukan suara mama kalau ayam di suruh mengangkat telpon nanti malah kakinya ayam cuma menginjak nginjak harga diri papa maksudnya kakinya ayam cuma menginjak nginjak handphone mama papa bisa mengartikan bahasa ayam mah kalau ada kamus dalam bahasa ayam tapi kenapa suara mama bisa berubah apa tadi mama habis meminum air yang bisa membuat suara orang berubah ? alhamdulilah kalau mama baik baik saja mama itu lagi duduk cantik bukan duduk manis soalnya mama mau sedang melakukan kegiatan apapun pasti akan terlihat cantik mama sedang menyapu, mama sedang mencuci piring, mama sedang mencuci baju, mama sedang memasak, mama sedang mengepel lantai, mama sedang tidur, bahkan mama baru terbangun dari tidur juga tetap terlihat cantik memangnya mama ngga ada pekerjaan di perusahaan koq sudah pulang masih pagi ? oh kalau alamat rumah yang papa beli ngga perlu di kirim alamatnya soalnya papa hafal banget iya muka mama manisnya melebihi madu oh kirain mama kenapa soalnya tadi saat papa dengar suara mama malah suaranya ngga jelas" jelas Diran berkata jujur membuat Ane nampak berpikir sebentar lalu tertawa membuat Diran yang ada di seberang sana tersenyum bahagia biasanya pasti istrinya akan mengomel selama satu bulan tanpa iklan dan tanpa jeda

Ane

"Haha haha tadi mama sedang makan kue pah dan di mulutnya mama banyak banget makanan yang belum di telan sehingga menyebabkan suara mama kayak tadi tapi beruntung papa ngga ada di dekat mama bisa di bayangkan kalau papa ada di dekat mama saat mulutnya mama penuh makanan mama jamin makanan maka akan menyembur ke muka papa dan muka papa jadi tambah jelek sudah kodratnya muka papa jelek di tambah dengan muka papa yang tersembur oleh makanan dari mulut mama tanpa di injak injak oleh ayam papa juga sudah menginjak nginjak harga diri papa sendiri karena papa selalu tetap makan banyak walaupun di depan banyak orang ayamnya juga ngga mau mengobrol dengan papa mending papa buat kamus dalam bahasa ayam supaya nanti papa di cap sebagai orang tua ayam mama bukan sedang mengikuti acara televisi pah masa minum air yang bisa menyebabkan suara orang berubah itu karena di mulut mama masih banyak menampung makanan yang belum di telan ngga usah gombal ke mama pah pasti biar mama beri jatah setiap malam ke papa sebenarnya di perusahaan juga mama ada banyak pekerjaan tapi mama mau menyiapkan semua hal soalnya nanti malam mau bertemu sama calon besan dan calon menantu buat ketemu sama sahabat papa dan sahabat mama nanti malam untuk membahas perjodohan dengan anak sahabat kita berdua ingat pah kita berdua harus menggunakan ancaman supaya Dewo mau menikah dengan anak sahabat kita berdua supaya kita berdua ngga membuat malu mereka kalau anak kita berdua nolak nanti malu pah lagian Iran sama istrinya juga orang kaya raya sudah jelas bibit, bebet, sama bobotnya buat di jadikan menantu oleh kita berdua paling papa juga pakai google map buat pulang ke rumah mama ngga mau punya wajah manis soalnya mama ngga mau di kerubutin semut kalau terlalu manis madu dan makanan manis pasti bakalan di makan semut jadi mama ngga mau jadi santapan semut gimana papa tadi sudah bicara sama Dewo supaya jangan pulang lebih dari pukul lima sore ?" jelas Ane di tengahnya juga menyambar pertanyaan buat Diran sementara Diran tersenyum bahagia karena dia yakin Dewo akan pulang setelah menggunakan ancaman yang telah di diskusikan dengan istrinya

Ane

"Pah kenapa diam gimana tadi jawaban Dewo ?" tanya Ane sambil menambah volume suaranya membuat Diran yang asyik melamun langsung membubarkan lamunannya dan Diran langsung tertawa renyah melebihi renyahnya wafer membuat Ane mengerutkan keningnya heran

Diran

"Haha haha mama pasti wajahnya lucu banget saat banyak makanan di mulutnya mama menjadi menggembung di pipi mama kayaknya dewa keberuntungan ada di pihak papa sehingga pas mulutnya mama mengobrol tapi mulutnya mama banyak makanan papa dalam keadaan jauh dari mama ngga kebayang kalau papa ada di dekat mama pasti wajah tampan papa menjadi sasaran empuk buat makanan mama untuk mendarat di pipi papa muka papa ganteng mah apa perlu mama papa amatir ke tempat mata untuk memeriksa mata mama iya dong mah soalnya hobi papa makan jadi walaupun banyak orang papa akan tetap makan banyak mungkin ayamnya sedang sariawan mah makanya ngga mau mengobrol dengan papa dari pada kamus dalam bahasa ayam mending papa buat kamus dalam bahasa kerbau yang harganya lebih mahal benar juga kata mama minuman air perubah suara kan untuk acara televisi makanya mama telan makanan terlebih dahulu tadi supaya suaranya mama jelas papa ngga gombal ke mama iya mah siapa tahu mama bisa hamil lagi karena papa sering menanam benih di rahim mama iya mah papa juga ngga sabar pengin ketemu anaknya Iran sekaligus calon besan papa dan calon menantu mama iya benar kata mama soalnya tadi papa sudah mengancam Dewo pasti dia bakalan pulang sebelum pulang lima mana mau dia jadi gelandangan ? benar banget ini bisa di buang rezeki nomplok mah dan ada hikmahnya Dewo belum menikah karena kita berdua bisa menjodohkan dengan anak sahabat kita berdua yang kaya raya papa ngga perlu google map karena ingatan papa melebihi google map mama otaknya cerdas papa malah belum kepikiran kalau rasa manis banyak di kerubutin semut berhubung mama cantik nanti malah mama di kerubutin banyak pria mending mama cantik saja jangan manis papa sudah bicara sama Dewo papa jamin pasti nanti dia bakalan pulang lebih cepat dari kisah cinderella yang ada di drama dan di cerita soalnya papa lagi mikir gimana ekspresi Dewo mendengar ancaman keluar dari mulut kita berdua pasti Dewo langsung mau menerima perjodohan dari kita berdua" oceh Diran dengan tawa yang masih tersisa di bibirnya mendengar perkataan Diran membuat Ane menerbitkan senyuman lebar di wajah cantiknya soalnya kalau manis nanti di kira madu yang lebih parah malah nanti mukanya Ane di kerubutin semut

Ane

"Ya sudah pah mama mau siap siap dahulu buat acara makan malamnya" balas Ane tanpa menunggu suaminya menjawab dirinya dengan buru buru memutuskan sambungan telpon membuat Diran tercengang melihat bahwa sambungan telpon telah di putuskan oleh istrinya

Diran masih mematung di tempat dengan handphone yang masih menempel di tangannya dirinya sedang bingung dengan tingkah Ane menyiapkan apa buat nanti malam soalnya mereka mau janji ketemuan di restoran mahal bukan di rumah kecuali kalau di rumah mungkin Ane akan sibuk membersihkan rumah dan akan memasakkan makanan buat tamu istimewa mereka

"Istri aku mau menyiapkan apa nanti malam kan mau janjian di restoran mahal ? kecuali kalau nanti malam acara makan malamnya di rumah baru istri aku harus membersihkan rumah dan berbelanja untuk memasakkan makanan untuk tamu istimewa untuk calon besan dan calon menantu" batin Diran sambil menggeleng gelengkan kepalanya lalu Diran meletakkan handphone miliknya di atas meja

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!