Diana merupakan anak angkat dari ayah bernama Toni dan ibu bernama Halimah.
Mereka tinggal di sebuah perkampungan kecil, di daerah Jawa timur.
Ayahnya adalah seorang penjudi, sering mabuk-mabukan dan terlilit hutang banyak dengan para rentenir. Bahkan rumah yang digunakan saat ini sudah digadaikan oleh seorang rentenir.
Ibu Halimah yang sudah sakit-sakitan semenjak Diana lulus sekolah SD, menjadikan nya sebagai pengganti ibunya untuk berjualan kue ke sana kemari demi memenuhi kebutuhan keluarganya.
Tetapi, sebanyak apapun Diana menghasilkan uang, tetap saja tak bisa mencukupi kebutuhan orang tuanya. Terlebih ayah Toni yang seringkali merebut uang hasil dagangannya untuk berjudi, sehingga dia kesusahan untuk membuat kue karena kehabisan modal. Dan hal itu sudah biasa dia lalui, Diana tak bisa melawan ataupun mencegah perbuatan ayahnya, karena jika dia lakukan maka ibu Halimah serta dirinyalah yang akan menjadikannya sebagai pelampiasan amarah ayah Toni.
Yang dilakukan Diana hanya lah bersabar, bersabar dan bersabar. Berharap ada seorang pangeran yang menolong dan merubah hidupnya layaknya Cinderella.
Tetapi sebuah khayalan tetaplah jadi khayalan, faktanya yang datang kepadanya adalah seorang laki-laki paruh baya berkulit eksotis, bertubuh gempul dengan perut yang sangat membuncit seperti wanita hamil 10 bulan, memiliki kumis yang sangat tebal hingga Diana tak sanggup untuk memandangnya karena terlalu geli untuk dilihat.
Laki-laki itu bernama Pramono, dialah seorang laki-laki yang telah membelinya dengan sejumlah uang yang Diana pun tak tahu berapa jumlahnya karena uang itu langsung jatuh ke tangan ayahnya.
Karena tak ingin jatuh ke pelukan Pramono, Diana lebih memilih melarikan diri ke Jakarta. Dia berharap disana dirinya bisa mengundi nasib dengan mendapatkan pekerjaan layak dan memiliki gaji besar agar bisa membiayai kehidupan tak sehat ayah nya.
Sayang nya, keinginan yang ada di angan tak semudah itu dia dapatkan. Beberapa hari dia lalui hidup di Jakarta, tetapi pekerjaan tak kunjung ia dapatkan.
Uang yang dia punya semakin menipis, mungkin tak cukup untuk makan dua hari tapi dirinya masih belum mendapatkan pekerjaan.
Hingga suatu ketika, Diana bertemu dengan seorang pria muda berpakaian jas lengkap menghampiri nya.
"Halo, nona. Sepertinya Anda sedang membutuhkan uang. Apa kau mau bekerja sama dengan saya?" Ujar seorang laki-laki muda berjas hitam serta pantofel hitam serta wajah nya yang datar tanpa ekspresi.
Diana terkesiap mendengar perkataan orang didepannya.
"Ya, saya memang sedang membutuhkan sekali pekerjaan. Apa Anda akan memberikan pekerjaan?" Tanya nya antusias. Bola mata nya berbinar-binar terang seakan-akan ini adalah sebuah anugerah dari Tuhan untuk nya.
"Apa Anda yakin akan menyetujui pekerjaan yang saya berikan?"
"Tentu saja, saya akan menerima apapun pekerjaan yang Anda tawarkan." Sahut nya tak kalah antusias saat menjawab perkataan awal.
Tanpa berpikir panjang dan tanpa mendengar perintah apa yang akan dia terima, Diana mengiyakan begitu saja dengan hati gembira.
"Baiklah, kalau begitu sekarang Anda ikut saya." Perintah nya kemudian berjalan menuju mobil yang terparkir tak jauh dari tempat mereka berbincang saat ini.
Setelah melakukan perjalanan kurang lebih selama 30 menit, akhirnya Diana sampai di sebuah unit apartemen mewah. Dia berdecak kagum melihat bangunan yang baru pertama kali dia masuki.
Setelah sampai di ruang tamu, ternyata di sana ada seorang laki-laki muda seumuran dengan sosok pria yang membawanya kemari. Namun wajahnya nya jauh lebih tampan.
"Selamat malam, Tuan Adrian. Saya sudah mendapatkan wanita yang Anda inginkan."
Deg.
Jantung Diana berdetak berkali-kali lipat dibanding sebelumnya.
"T-tuan?" Diana tak berani melanjutkan perkataannya saat orang yang membawa nya menatap nya begitu tajam.
"Bagus, kau boleh pergi."
Usir Tuan Adrian pada asisten pribadinya.
Setelah asisten pribadi Adrian keluar, kini Adrian menatap lekat Diana mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki seakan-akan ingin menguliti.
"Apa kau masih perawan?" Tanya nya begitu dingin dengan sorot mata tajam.
Ditatap seperti itu jelas membuat nyali Diana menciut. Dia hanya bisa menundukkan pandangan agar matanya tak bertatapan dengan Adrian.
"Sudah tidak perawan, Tuan." Jawab nya takut-takut. Diana sudah bisa menebak pekerjaan yang akan di tawarkan laki-laki yang membawanya tadi.
Diana tidak berbohong mengatakan sudah tidak perawan, karena keperawanannya sudah direnggut paksa oleh orang yang meminjamkan uang untuk pengobatan ibunya di kampung, dan itu sudah berlalu beberapa tahun lalu.
Saat itu Diana sangat terpukul telah kehilangan keperawanan nya, namun setelah dinasehati oleh orang yang tahu akan hal agama Diana kembali bangkit. Dia tidak dianggap berzina dan hal ini justru sebuah musibah karena dia melakukan nya dengan cara paksaan.
Setelah itu, Diana kembali bersikap biasa menjadi anak baik serta taat beragama. Dia tidak terus meratapi nasib karena sudah tidak perawan lagi.
Memang selama ini Diana tergolong anak yang taat agama, suka mengaji, dan santun pada semua orang. Namun lagi-lagi nasib nya menjerumuskan dia ke dalam kehidupan kotor. Seakan-akan takdir yang dulunya apik dirubah sedemikian rupa hingga terpaksa harus menjadi wanita kotor.
"Baguslah kalau kau sudah tidak perawan, aku lebih menyukai nya."
Diana hanya masih setia menunduk sembari mendengarkan kata-kata yang keluar dari laki-laki yang akan segera menikmati tubuh nya.
Bodohnya Diana tak bertanya lebih dulu sehingga dia mengetahui pekerjaan yang ditawarkan. Dia merutuki dirinya sendiri, tapi menyesal pun sudah tak ada gunanya. Ibarat mangsa, dia sudah berada di kandang singa yang terkunci.
Tak ada celah untuk berlari, hingga Diana menganggap ini semua adalah takdir yang Tuhan berikan.
"Sekarang, layani aku." Perintah nya tegas. Membuat Diana tak tahu harus bagaimana.
Baiklah, Diana anggap ini sebuah takdir yang Tuhan berikan. Diana tak akan lagi mengelak. Mungkin takdir yang dulunya membawanya menjadi seorang baik-baik sudah dirubah menjadi wanita kotor.
Setelah mendengar perintah tuan nya, dengan membuang rasa malunya, Diana melucuti seluruh pakaian yang melekat ditubuh. Lalu mendekat ke arah Tuan Adrian.
"Wow, ternyata body mu bagus juga."
Diana tak menanggapi perkataan tuan nya. Dia langsung melancarkan aksinya. Tanpa belajar, dan tanpa mendapatkan komando, Diana bergerak melakukan sesuatu yang ada dalam insting nya.
Entah benar atau salah, puas atau tidak, dia hanya akan melakukan sesuai naluri.
Setelah beberapa waktu, Adrian berbalik memegang kendali dengan Diana yang berada di bawah nya. Hingga mereka melakukan penyatuan di sofa ruangan itu.
Sepertinya orang yang sedang menikmati tubuhnya tak akan puas hanya satu atau dua kali permainan, dia bahkan meminta melakukan lagi di kamar. Dan akhirnya mereka berpindah ke kamar dengan keduanya yang masih menempel melakukan penyatuan.
Saat ini Diana sudah memutuskan tak akan menyesali perbuatannya, hati nya sudah membatu. Dia bahkan akan menikmati pekerjaan yang dia lakukan saat ini. Bukan hanya saat ini, karena dia memutuskan akan melakukan hal ini untuk seterusnya.
Jika ditanya Diana kenapa berubah seperti ini? Maka dia akan menjawab, Salahkan Tuhan yang berlaku tak adil terhadap nya.
Diana sudah melupakan akan ajaran keagamaan yang mengatakan bahwa Tuhan itu maha adil. Sedang manusia nya saja yang selalu kurang bersyukur akan nikmat nya.
Diana lupa bahwa segala sesuatu yang ada di dunia adalah ujian, bukan tempat meratap serta mengeluh.
Haru demi hari dilalui Diana dengan tanpa banyak beban. Karena dia sendiri sudah tak perduli dengan dirinya untuk kedepannya, dia hanya memikirkan saat ini harus menghasilkan uang sebanyak-banyaknya entah itu melalui cara kotor atau bersih, dihasilkan dari uang halal atau haram Diana tak peduli. Yang jelas dia akan hidup di masa kini, dan tak akan memikirkan masalah yang akan dihadapi kedepannya apalagi masalah dirinya dengan Tuhan nya.
Seakan-akan hati nya benar-benar membatu, tak ada lagi ajaran atau kaidah yang melekat dalam kendalinya, karena kini dirinya sudah dikendalikan oleh nafsu di serta hawa sesaat.
Pagi ini Diana kembali mendapatkan tugas yaitu menghangatkan ranjang laki-laki muda bernama Adrian Romero seorang keturunan Romero yang harta kekayaan nya tak mungkin habis tujuh turunan.
Ya, setelah malam panas sekaligus naas bagi Diana waktu itu, kini dia di boking khusus oleh Adrian. Seorang laki-laki yang dikenalnya sudah memiliki kekasih bahkan kini berstatus sebagai tunangan namun masih senang menikmati tubuh wanita lain. Karena baginya wanita hanya lah barang yang bisa dipakai kapan saja dan setelah bosan boleh dibuang. Picik sekali pemikiran orang-orang seperti itu, tak ada bedanya dengan Diana yang saat ini memiliki prinsip bahwa uang adalah segalanya, tak ada yang lebih berharga dari uang. Bahkan kehormatan diri nya pun bisa dijual demi uang. Karena uang lah yang menyelamatkan diri nya dari maut sehingga dia tak terus-terusan disiksa oleh ayah Toni bila bisa memenuhi kebutuhan nya.
Karena uang lah dia tidak dicaci serta dimaki orang-orang yang bisanya hanya menggunjing dan menertawakan nasib buruk orang lain. Lalu dia menggadaikan dirinya sebagai penebus akan hal itu.
Lalu jika sudah seperti ini, siapa yang harus disalahkan?
Apakah karena lingkungan yang terlalu diskriminatif?
Atau menyalahkan diri sendiri yang tak pandai mencari uang?
Menyalahkan nasib yang menimpanya? Dalam artian dia menyalahkan takdir Tuhan?
Atau mungkin dirinya yang memang tak pandai bersyukur?
Entah lah, siapa yang harus disalahkan dalam hal ini. Entah apa yang berhak dijadikan kambing hitam akan semua yang menimpa Diana.
"Layani aku dengan baik." Suara dingin serta tatapan tajam dari iblis tak berhati itu tak sekalipun menggoyahkan rasa takut dalam diri Diana. Dia bahkan tersenyum sinis laku mendekati Adrian dengan gerakan menggoda.
Inilah Diana saat ini, wanita binal tak berhati yang bahkan tak memikirkan dampak dari pekerjaan yang di lakukan nya kali ini.
Setelah berada tepat dihadapan Adrian yang saat ini sedang duduk di kursi kebesaran nya, dia mulai membuka kancing kemeja Adrian satu persatu. Jari-jemari nya sengaja dia gerakkan dengan tarian menggoda sesekali mengusap dada bidang Adrian dengan gerakan sensual. Membuat laki-laki yang kelebihan hormon itu seketika bergairah.
Diana tersenyum senang setelah melihat Tuan nya berhas rat. Dia mulai melucuti kain yang melekat ditubuhnya satu persatu hingga tak ada satu helai benang pun lalu naik ke pangkuan nya tanpa tahu malu.
Dengan cepat dia menyergap bibir Adrian hingga keduanya saling menikmati peraduan bibir antara keduanya. Tangan Adrian sudah tak bisa dikondisikan lagi, dia mulai menyentuh bagian tubuh terlarang wanita yang belum memiliki ikatan suci.
Dua benda menonjol yang sudah tak tertutupi apapun itu menjadi bagian favorit nya. Diana pun melenguh serta mengeluarkan suara-suara merdu khas percintaan hingga akhirnya Adrian tak kuat untuk tidak melakukan penyatuan.
Dan di detik itu pula, Adrian melakukan penyatuan setelah membuka seluruh kain yang menempel di tubuh nya.
"Aku ada misi untuk mu, jika kau bisa melakukannya dengan sempurna aku akan memberikan bonus untuk mu."
Mendengar penawaran Adrian, Diana langsung terbangun dari tidur nya karena terlalu antusias mendengar kata uang. Padahal saat ini keadaan nya masih polos dengan hanya ditutupi selembar selimut berwarna putih yang menutupi tubuh kedua insan itu.
"Saya mau, Tuan." Sahut nya cepat. Dia sudah tak sabar mendapatkan uang lebih banyak dari yang sudah saat ini dia peroleh.
"Mudah sekali, kau hanya perlu menggoda laki-laki bernama Frans." Sahutnya tersenyum smirk.
Adrian memang memiliki rencana menjebak laki-laki yang sudah pernah merebut kekasih nya.
Ya, cinta pertama Adrian yang bernama Alexa itu direbut oleh Pria bernama Frans. Awalnya Adrian adalah laki-laki setia dan bertanggung jawab. Meski dulu saat pacaran dengan Alexa tergolong bukan hubungan sehat karena sudah melakukan hubungan intim, tetapi di tipe orang yang setia.
Namun, siapa sangka di tahun berikutnya dia harus menelan pil pahit saat mendapati Alexa berselingkuh dengan Frans. Adrian melihat dengan mata kepala nya sendiri Alexa sedang tidak bersama Frans tanpa sehelai benangpun. Hingga akhirnya Adrian memilih pergi dari kehidupan Alexa, sedangkan Alexa menikah dengan frans. Cih, sungguh pasangan penghianat! Bila Adrian mengingat akan hal itu hatinya masih saja terasa diremas-remas, karena entah mengapa sampai saat ini dia belum bisa melupakan cinta pertamanya itu.
Dan kali ini, Adrian akan membalas dendam atas semua penghianatan dua manusia itu. Tentu saja Adrian tak akan membiarkan orang yang telah menghancurkan hidup nya hidup dengan tenang. Dan inilah waktu yang tepat untuk balas dendam agar Alexa ikut merasakan bagaimana rasanya dikhianati.
"Frans? Siapa itu Frans?" Diana tak tahu siapa orang yang akan digoda nya kali ini. Namun jika modalnya hanya dengan tubuhnya lalu mendapatkan uang, tentu saja Diana akan melakukan nya.
"Kau tidak perlu tahu siapa dia. Intinya kau harus bisa menjeratnya dengan tubuhmu. Keruk hartanya sebanyak yang kau mau. Karena yang aku lihat, dia tipe orang yang sangat menyukai wanita penggoda seperti mu, jadi bersikap lah agresif padanya. Aku jamin kau tidak akan kekurangan uang." Jelas Adrian sembari tersenyum sinis seakan-akan Frans ada dihadapannya.
"Memangnya apa yang keuntungan Anda jika saya berhasil menggoda nya."
"Jangan banyak bertanya! Ingat batasan mu, Kau hanyalah wanita hina yang rela menjual tubuhmu demi uang." Sarkas Adrian sembari menatap tajam Diana.
Meski apa yang dikatakan Adrian sangat lah melukai hatinya, tapi Diana tak bisa menyangkal karena semua yang dikatakannya memang benar. Apapun akan dia lakukan demi uang, sudah seharusnya dia tidak merasa sakit hati ataupun kesal akan perkataan orang terhadap nya karena semua itu adalah benar.
"Baik, Tuan. Saya mengerti." Ucapnya seraya menunduk, namun kedua tangan nya terkepal kuat. Berharap emosi yang bergemuruh di dada bisa padam.
"Baguslah, sekarang kau pergi lah. Aku sudah tidak membutuhkan mu lagi." Usir Adrian seraya mengibaskan tangan.
"Bayaran saya mana, Tuan?"
"Ck!" Adrian berdecak kesal mendengar hal itu.
"Asisten ku yang akan memberikan nya. Kau sudah tidak perlu menemui ku karena aku sudah bosan menikmati tubuh mu."
"Dan satu lagi, kau harus mengikuti semua perintah yang asisten ku perintah kan. Aku akan memberimu tempat tinggal untuk sementara waktu agar lebih mudah mencari mu."
"Baik, Tuan." Sahut Diana tak kalah datar sembari memungut baju-bajunya yang sudah tak layak pakai.
Seorang wanita cantik dan se ksi berjalan elegan mendekati seorang laki-laki muda yang sedang duduk di salah satu kursi restoran.
Kebetulan sekali, suasana restoran terlihat sepi sehingga Diana dapat menarik perhatian seluruh pengunjung. Termasuk Frans, laki-laki yang gila akan se ks ini menatap intens pengunjung wanita yang baru saja datang.
Baju nya yang sangat ketat dan minim hingga beberapa bagian tubuh nya terlihat mencuat seperti akan tumpah membuat Frans tak bisa mengalihkan pandangan nya ke arah lain.
Dengan gaya menggoda, Diana berjalan mendekati Frans. Tubuhnya sengaja dia lenggak-lenggok kan untuk memancing laki-laki yang menjadi mangsanya kali ini.
"Permisi, Apa benar Anda Tuan Frans perwakilan dari perusahaan x?"
"Ya, benar saya Frans." Frans tak bisa mengedipkan mata karena terlalu fokus melihat dua buah dada Diana yang hampir tumpah bahkan hampir terlihat pucuknya.
Dia menelan saliva nya dengan susah payah melihat nya, hingga membuat nya tak fokus mendengar pertanyaan Diana dan hanya menjawab seadanya.
"Perkenalkan saya Diana perwakilan dari perusahaan Y."
Setelah memperkenalkan diri, akhirnya mereka sendiri berbincang tentang masalah bisnis walau sebenarnya Diana tak mengetahui sama sekali tentang apa yang dijelaskan laki-laki dihadapannya.
"Baiklah, saya rasa Anda tidak perlu menjelaskan karena saya sudah menyetujui nya." Pangkas Frans.
Padahal Diana sama sekali belum menjelaskan sesuatu yang sudah dia pelajari beberapa hari ini yang dibimbing langsung oleh asisten Adrian.
"Benarkah?" Tanya nya pura-pura terkejut. Dalam hati Diana bersorak dalam hati karena berhasil mendapatkan umpan.
"Ya, saya serius." Sahut nya tersenyum penuh arti.
"Owh ... terimakasih," Diana sengaja berdiri dan memeluk tubuh Frans dan menekan dada nya hingga Frans bisa merasakan hangatnya benda itu.
"Ups ... sorry, Saya terlalu antusias tadi." Diana pura-pura menyesal sembari sedikit menjaga jarak. Namun belum sempat dia mundur, tangan nya lebih dulu ditarik Frans hingga akhirnya dia terjatuh ka atas pangkuan Frans.
"Tidak masalah, saya tidak keberatan dipeluk wanita secantik Anda." Bisik nya tepat di telinga Diana.
"Anda terlalu memuji." Sahutnya pura-pura bersemu malu.
"Kau sangat cantik dan ... sek si. Apalagi ukuran dada mu yang sangat pas di tangan membuat saya ingin memegang nya." Bisik nya lagi. Lalu tangan nya menyentuh dada Diana dan sedikit mere-mas nya.
Diana yang tak ingin kehilangan kesempatan langsung pura-pura mende sah hingga membuat Frans tersenyum senang.
"Sepertinya kerja sama kita akan semakin berjalan baik jika kita menghabiskan kegiatan panas berdua." Kata Frans masih tetap berbisik namun kilatan mata nya sangat terlihat sudah berkabut gairah.
"Apa Anda serius?" Tanya Diana sembari mengelus rahang Frans yang sedikit ditumbuhi bulu-bulu halus disekitarnya.
"Tentu saja, apa kau setuju?" Tanya nya menatap penuh harap.
"Aku setuju, tapi ..."
Diana menggantungkan perkataannya lalu menatap manik mata Frans yang sudah tak sabar ingin menyerang nya. "Tapi apa?" Tanya nya tidak sabaran.
"Jadikan aku kekasihmu." Sahut Diana tegas. "aku tidak berhubungan dengan orang yang tidak memiliki ikatan dengan ku." Jelasnya lagi.
Ya, itulah perintah Adrian. Dia ingin Frans memiliki hubungan serius dengan wanita lain hingga Alexa mengetahui dengan sendirinya supaya bisa merasakan bagaimana sakit nya dikhianati.
"Baik, aku setuju. Sekarang mari kita bersenang-senang." Frans yang sudah tak sabar langsung menggendong Diana keluar restoran tanpa memperhatikan kondisi sekitar.
Padahal di sana tidak hanya ada mereka berdua karena meski tidak banyak pengunjung tetapi beberapa orang yang ada di sana menatap kearah mereka berdua.
Dan setelah sampai di mobil, dengan tak sabaran Frans menyerang Diana dengan agresif. Diana kini mengerti apa yang dikatakan Adrian, ternyata Frans adalah tipe laki-laki yang sama seperti Adrian yaitu kelebihan hormon.
"Akh ... pelan-pelan!" Jerit nya keras hingga beberapa orang yang ada di parkiran menatap ke arah mobil yang sedang bergerak naik-turun tetapi mesin belum dinyalakan.
.
.
.
Setelah pertemuan pertama nya dengan frans kini hubungan keduanya semakin dekat. Dia nya sangat senang setelah melihat dengan mata kepala nya sendiri Frans mengusir sekertaris nya yang dulu menjadi wanita Frans. Frans berkata sudah tidak menyukai sekertaris nya karena telah mendapatkan Diana. Dan tentu saja hal itu membuat Diana senang, terlebih Frans mengatakan benar-benar mencintai nya.
Diana juga mengetahui fakta bahwa Frans memiliki istri lugu dan setia. Entah apa yang menyebabkan istri Frans dulu selingkuh dari Adrian, padahal jika dilihat dari wajah nya tak terlihat seperti wanita suka selingkuh. Sebaliknya, Alexa terlihat seperti gadis baik-baik dan sangat lugu. Bahkan sekarang Frans terus membohongi nya pun Alexa tak mengetahui.
Andai Diana masih punya hati, tentu dia akan sangat memikirkan nasib Alexa. Seorang wanita tersakiti karena diselingkuhi suami yang dicintainya. Tapi hal itu sudah tidak berlaku karena Diana tak memikirkan orang lain kecuali diri nya sendiri.
Seperti kali ini Alexa, istri dari frans datang ke kantor membawakan makanan untuk suami tercinta. Sedangkan Frans baru saja selesai bercinta dengan Diana dan saat ini Diana sedang bersembunyi di kamar mandi ruang kerja Frans.
Untung saja dia segera menyadari bahwa istri Frans datang ke kantor, kalau tidak habislah Diana jika sampai ketahuan.
"Bagaimana rasanya?" Tanya Alexa istri Frans antusias setelah menyuapi Frans sesendok makanan.
"Enak banget, sayang. Masakan mu tidak pernah berubah dari dulu, sama seperti tubuh mu." Sahut Frans menggoda sang istri, bahkan tangan Frans sudah menjalar kemana-mana hingga membuat Alexa kegelian.
"Cih, dasar laki-laki binal." Diana berdecih sembari tersenyum sinis melihat keintiman Frans dengan istri nya yang sengaja mengintip dibalik celah pintu. Padahal tadi baru saja selesai melakukan penyatuan bersama Diana sampai 3 putaran.
"Frans ..." Diana kembali mendengar suara era ngan dan de sa han Alexa yang dapat dipastikan saat ini sepasang suami istri itu sedang melakukan prosesi percintaan.
Entah mengapa Diana merasa kesal melihat hal itu, dia sengaja membunyikan sesuatu di balik kamar mandi sehingga dua orang itu sama-sama menoleh ke arah sumber suara.
"S-sayang, sebaiknya tunda dulu kegiatan panas kita sampai di rumah. Aku ada pekerjaan yang harus segera di urus."
Begitu lihai nya Frans membujuk Alexa hingga wanita itu pun patuh tanpa banyak bertanya.
Cup.
Frans menghadiahkan kecupan di bibir sebagai tanda perpisahan lalu ikut membenarkan baju Alexa yang sudah berantakan.
"Huft, oke aku pulang. Aku tunggu di rumah, love you."
Cup.
Kini gantian Alexa yang memberi ciuman di bibir untuk Frans.
"Love you to, Sayang." Frans membalas ciuman Alexa tak kalah intim.
Setelah Alexa benar-benar keluar, Diana langsung keluar dari kamar mandi dengan wajah ditekuk.
"Kenapa kau masih berhubungan dengan istri mu? Sudah ku bilang kau tidak boleh berhubungan dengan wanita manapun kalau kau masih ingin dengan ku!"
"Sayang, dengarkan aku dulu. Aku tidak mungkin menolak nya karena..."
"Karena kau juga menginginkan, begitu?" Potong Diana sembari menatap sinis Frans.
"Tidak, bukan begitu maksud ku. Tapi aku tidak menyakiti nya sedangkan dia sangat baik pada ku selama ini."
"Cih, bilang saja kau tidak tahan dengan sentuhan nya." Sahut Diana. Entah mengapa hatinya terasa panas saat melihat keintiman Frans dengan sang istri. Padahal awalnya dia biasa-biasa saja. Bahkan saya berhubungan dengan Adrian pun dia tak memiliki perasaan untuk memiliki, tapi justru saat bersama Frans rasanya dia tidak rela jika dia berhubungan dengan wanita lain.
Padahal sudah jelas jika Alexa adalah istri sah nya, sedangkan diri nya hanya selingkuhan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!