Dangerous Mafia
Berontak
Hidup sebatang kara tidaklah mudah di jalani wanita berusia 22 tahun itu, kedua orang tua serta adiknya telah meninggal karena kecelakaan pesawat yang di alaminya 4 tahun silam, hal itu membuat Alaizya merasa terpukul dan menyesal.
Tak seharusnya orang tuanya terburu buru pulang akibat mendengar Alaizya yang sakit, perjalan bisnis yang seharusnya 2 hari lagi di percepat kala itu, namun naasnya pesawat yang di tumpangi orangtuanya meledak.
Jika perutnya tidak berbunyi minta di isi tidak mungkin Alaizya nekat keluar rumah Malam malam begini terlebih lagi habis hujan, jalanan menjadi becek dan licin, tidak ingin lama lama di mini market Alaizya bergegas membayar mie instan yang dia beli, dia tak ingin terlalu lama diluar dengan cuaca yang seperti ini.
Tinggal melewati beberapa jalan lagi Alaizya akan sampai di rumahnya, dia di kejutkan dengan suara ledakan yang cukup keras, otaknya mengatakan agar dia tidak perlu tau ledakan apa itu, tetap hati nuraninya mengatakan di harus mencari tau, dia takut jika itu suara ledakan kompor gas yang membahayakan warga sekitar.
Dengan perusahaan was was Alaizya mengintip di balik tembok, apakan benar ledakan itu berasal dari sana?
Alaizya Leora De Lavega
AAAA... *teriaknya melihat dua orang yang tertembak di tepat di depan matanya
Seorang pria menengok ke arah sumber teriakan, dia sendiri pun terkejut melihat seorang wanita berdiri di sana, wilayah ini sudah di kosongkan olehnya, bahkan beberapa orang suruhannya berjaga jaga, tapi kenapa bisa kecolongan?
Pria berjas itu berlari menghampiri Alaizya yang masih terkejut, dia shock melihat dua orang tewas tergeletak di tanah, tangan Alaizya di cekal oleh pria itu, belum sepenuhnya sadar akan keterkejutannya, kini dia di buat terkejut lagi saat tubuhnya di bopong oleh pria itu.
Alaizya berteriak dan memukul punggung orang yang membopongnya, dia mencoba berontak walaupun tidak ada hasilnya, tubuhnya terlalu kecil untuk lepas dari genggaman pria itu, Alaizya di masukan paksa ke dalam mobil Van berwarna hitam.
Mafioso
*Mengangguk lalu menjalankan mobilnya
Alaizya berontak agar bisa lepas dari cekalan pria itu, gadis itu berteriak meminta pertolongan, tapi kaca mobil yang hitam dan cukup tebal tidak bisa membuat suaranya terdengar dari luar.
Pandangan Alaizya mengabur saat pria itu memukul tengkuk lehernya dengan kencang.
Alaizya terbangun saat merasakan kakinya di ikat oleh sesuatu, matanya mengerjap pelan merasakan cahaya silau yang masuk, setelah tersadar betapa terkejutnya dia melihat kaki dan tangannya terikat.
Dia melihat sekelilingnya, kamar yang cukup luas bernuansa putih, hanya ada satu TV besar sofa dan lemari, jangan lupakan meja laci di sebelah ranjang.
Alaizya Leora De Lavega
*Berusaha melepaskan ikatan tangannya namun yang di lakukannya sia sia
Seharusnya malam itu dia berdiam diri saja di rumah, Alaizya menyesal telah keluar malam itu, dia tidak pernah menduga akan di culik seperti ini, pintu kamar itu terbuka, tak lama muncul seorang pria dengan setelah jas dengan nampan bersiskan makanan di tangannya.
Mafioso
Selamat siang nona, saya di perintahkan tuan untuk mengantarkan makanan
Alaizya Leora De Lavega
Tolong lepaskan saya, saya tidak melakukan kejahatan apapun *berusaha berontak
Pria dengan setelah jas itu hanya menggeleng pelan melihat gadis di bawa tuannya terus berontak.
Mafioso
Maaf nona, anda akan terluka jika bergerak seperti itu *meletakkan nampannya di meja
Alaizya Leora De Lavega
Saya mohon, bebaskan saya
Air mata Alaizya mengalir deras, dia tak bisa membayangkan bagaimana nasibnya nanti.
Mafioso
Saya hanya bisa melepaskan rantai anda nona, tapi tidak dengan membebaskan anda
Alaizya akan kabur setelah pria itu melepaskan rantainya, itulah saat ini yang gadis itu pikirkan, pria itu melepaskan satu persatu rantainya dengan kunci, setelah semuanya terlepas Alaizya memukul pria itu kencang sampai pria itu tersungkur, tanpa membuang waktu Alaizya segera berlari keluar kamarnya.
Alaizya Leora De Lavega
*Menabrak seseorang di depan kamarnya
Alangkah terkejutnya dia saat melihat orang yang dia tabrak adalah pria semalam yang menculiknya dan membawanya kesini, pria itu mencengkram leher Alaizya kencang lalu menyeret gadis itu masuk ke dalam kamarnya lagi.
Tidak Berani Kabur Lagi
Alaizya Leora De Lavega
LEPASS *merintih kesakitan
Mafioso
Maaf tuan *menunduk ketakutan melihat tuannya sendirilah yang membawa gadis itu ke dalam
Tanpa berkata apapun, pria itu mencengkram leher Alaizya merogoh kantongnya mengeluarkan pistol jenis Desert Deagle lalu dia menebakannya tepat di kepala pelayan itu.
Alaizya Leora De Lavega
AAAAA *teriaknya menyakitkan secara langsung menembakan yang terjadi depan matanya
Darah pelayan itu menyiprat kemana mana, bahkan pakaian gadis itupun terkena percikan darah.
Xavier Leonindas
Kamu lihat! *mencengkram tengkuk Alaizya semakin kencang
Alaizya Leora De Lavega
*Merintih merasakan tengkuknya yang sakit
Xavier Leonindas
Jika kamu berani melawan, nasib kami akan sama seperti dia
Alaizya merasa menahan air matanya yang akan terjatuh, dia benar benar takut melihat banyaknya darah yang menggenang.
Xavier Leonindas
Jangan pernah mencoba untuk kabur! *mendorong tubuh Alaizya ke ranjangnya
Xavier Leonindas
Seharusnya kamu berterima kasih, saya berbaik hati mengizinkan rantai kamu di lepas
Alaizya Leora De Lavega
Tuan, saya mohon lepaskan saya, saya janji tidak akan membocorkan kejadian malam itu
Alaizya Leora De Lavega
*Menyatukan tangannya dan berjongkok di kaki Xavier
Xavier Leonindas
Jangan harap kamu bisa lepas dari saya! *berlalu pergi
Xavier meninggalkan Alaizya bersama mayat yang tergelak di lantai kamar itu.
Gadis itu menangis, tak lama pintu kamar itu terbuka kembali dan munculah 2 orang bertubuh besar, pria itu membawa sejenis kantong besar berwarna hitam lalu dia mendekat ke arah mayat itu dan memasukkannya ke dalam kantong.
Alaizya kembali terisak saat melihat kedua orang itu dengan santainya memasukan mayat itu tampak ekspresi jijik atau pun terkejut, bahkan mereka terlihat sudah biasa melakukan tugas tersebut, dengan cekatan salah satu pria itu membersihkan darah yang berceceran di lantai.
Mafioso
Maaf nona, saya harus mengganti spreinya
Alaizya Leora De Lavega
*Mengangguk pelan lalu turun dari ranjang dan duduk di salah satu sofa
Dia tak berani kabur lagi, takut nanti pria di hadapannya mati tertembak.
Mafioso
Sebaiknya anda juga membersihkan diri, jika tuan tau dia bisa mengamuk, nona *mengangkat sprei itu
Mafioso
Pakaian dan peralatan mandi sudah tersedia nona
Alaizya Leora De Lavega
*Mengusap air matanya yang terjatuh dan tidak tau harus melakukan apa
Kedua pria itu selesai membersihkan kamar yang Alaizya tempati, mereka segera meninggalkan kamar Alaizya, jika tidak tuan mereka akan datang yang mengamuk.
Sengaja
Alaizya berjalan ke arah kamar mandi, terdapat banyak sekali sabun dan sampo yang Alaizya tidak tau jenisnya itu, gadis itu termenung sejenak memikirkan bagaimana caranya dia bisa lolos dari pria tersebut.
Dia masih sayang nyawanya, dia tidak ingin mati tertembak di tangan pria yang Alaizya tidak tau namanya itu, setelah berpikir cukup lama akhirnya dia memutuskan untuk membersihkan dirinya, Alaizya menggosok rambutnya dengan handuk kecil yang terdapat di Buffett kamar mandi, dia keluar kamar mandi hanya menggunakan bathrobe.
Alangkah terkejutnya Alaizya saat melihat pria yang menculiknya itu sudah berdiri di dekat ranjang, pandangan pria itu cukup tajam menatap Alaizya dari atas sampai bawah, bulu kuduk Alaizya langsung meremang, dia merasa sangat takut saat pria itu ada di dekatnya, pikiran gadis itu berkecamuk rasanya dia ingin sekali keluar dari penjara ini.
Xavier Leonindas
Kenapa? *mendekati Alaizya
Alaizya Leora De Lavega
*Mundur perlahan dan kakinya mulai gemetar
Xavier Leonindas
*Mencengkram rahang Alaizya dengan kencang
Alaizya Leora De Lavega
*Meringis kesakitan
Xavier Leonindas
Katakan padaku apa yang kamu lihat malam itu? *menarik Alaizya lalu mendorongnya ke ranjang
Alaizya Leora De Lavega
S-saya t-tidak melihat apapun, t-tuan *takut pria itu membunuhnya
Xavier Leonindas
Bagus *mendekati Alaizya lagi lalu menarik bathrobe yang gadis itu kenakan
Alaizya Leora De Lavega
JANGAN TUAN *berusaha melindungi dadanya yang hampir terpampang nyata di depan pria itu
Pria itu justru menampar wajah Alaizya berkali kali, sehingga gadis itu mengeluarkan air matanya.
Xavier Leonindas
Dengar ya gadis kecil, jangan harap kamu bisa lepas dari saya
Alaizya kembali diam saat pria itu menariknya dan mencium bibirnya secara paksa, Alaizya merasa sangat hancur kenapa nasibnya bisa seperti ini?
pria itu berkali kali menciumnya bahkan menggigit bibirnya kasar, sehingga bibir Alaizya mengeluarkan banyak darah, bukan hanya berhenti sampai disitu saja, pria itu tidak merasa jijik sedikitpun menjilat darah segar yang mengalir dari sudut bibir gadis yang sedang di lecehkannya, pria itu sepertinya sengaja, membuat bibir Alaizya sedikit robek.
Gadis itu sekuat tenaga mencoba melepaskan dirinya dari genggaman pria di atasnya tapi kekuatannya tidak sebanding dengan pria itu, justru dialah yang terpental saat berusaha mendorong pria di hadapannya.
Setalah puas dengan bibir Alaizya, pria itu bangkit, dia mendekat ke arah nakas melihat makanan yang di kirim pelayannya masih utuh belum tersentuh, dia menatap Alaizya tajam, gadis itu bergetar sangat hebat, air matanya sudah tak bisa di bendung lagi.
Xavier Leonindas
Habiskan makananmu
Alaizya Leora De Lavega
*Menggeleng pelan lalu menautkan kedua tangannya memohon
Alaizya Leora De Lavega
Tuan tolong lepaskan saya
Alaizya tak memiliki kedalaman apapun, tapi kenapa pria itu membuatnya merasa di penjara.
Xavier Leonindas
Kamu itu hewan peliharaan *mencengkram rahang Alaizya lalu melihat sudut bibir gadis itu mengeluarkan darah akibat ulahnya
Pria itu tersenyum senang saat melihat Alaizya yang ketakutan, ada sensasi senang luar biasa melihat gadis itu menangis dan memohon ampun padanya, terlebih saat melihat gadis itu pasrah di hadapannya, dia seperti mendapat jakpot besar.
Xavier Leonindas
Kitty, habiskan makanamu, atau ingin aku patahkan tangan indahmu itu?
Mendengar hal itu Alaizya bergegas mendekat ke arah nakas dan mengambil nampan yang berisi makanan disana.
Alaizya makan seperti orang yang belum di beri makan selama beberapa hari, bukan karena dia lapar, melainkan dia takut pria di hadapannya nekat mematahkan tangannya.
Xavier Leonindas
Bagus kitty *mengelus lembut rambut Alaizya
Alaizya masih mengunyah makannya, meskipun bibirnya terasa perih saat bersentuhan dengan bumbu makanan itu.
Xavier Leonindas
Saya tinggal, kamu jangan nakal ya kitty
Perubahan sikap yang sangat drastis itu membuat Alaizya mengerjap sejenak, pria itu sangat aneh, terkadang dia akan marah, terkadang dia akan bersikap lembut seperti tadi.
Alaizya merasa sedikit lega saat saat pria itu sudah meninggalkan kamarnya, dia merasa bisa bernafas dengan tenang sekarang.
Dia segara memakai pakaian yang sekiranya pas di tubuhnya, dia takut pria itu datang kembali dan melakukan hal yang lebih parah padanya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!