Denis Arkana
Pria berumur 27 tahun, berwajah sangat tampan seperti jelmaan dewa Yunani yang turun ke bumi apa lagi tubuhnya yang proposional membuat setiap kaum hawa yang menatapnya akan terpesona.
Tingginya yang mencapai 189 cm dengan wajah khas bule dari gen papanya yang seorang bule asal Italia. Menjadi daya tarik seorang Denis Arkana yang menjabat sebagai CEO termuda di BakerTech perusahaan nomor satu di Asia.
Ia dikenal dengan sosok yang sangat arogan dan sombong selama ini.
Tapi meski pun begitu kinerjanya sebagai seorang CEO patut diacungi jempol, karena kepintarannya ia selalu berhasil memenangkan tender perusahaan didalam maupun luar negeri.
BakerTech sendiri adalah perusahaan nomor 1 terbesar di Asia yang bergerak di bidang konstruksi, perhotelan, wisata, kuliner, dan pertambangan.
Baru saja 3 tahun Denis bergabung dengan perusahaan BakerTech tapi ia sudah bisa menjabat sebagai CEO termuda dan menjadi salah satu CEO berbakat tahun ini di majalah Forbes.
Hal itulah yang membuat sahabat baiknya sangat iri kepadanya dan berusaha menjatuhkannya bersama kekasihnya sendiri.
...****************...
Saat ini Denis sedang bersama kekasihnya yang bernama Alexa Sophia, putri dari pengusaha Adam Sophia yang bergerak di bidang perhotelan.
"Beb malam ini kita nginap di rumah kamu ya" ucap Alexa dengan suara menggoda.
"Kenapa beb? Bukannya kamu tidak suka menginap di rumahku karena ada wanita cacat itu?" tanya Denis dengan suara lembut.
"Ckk!! Kapan sih kamu buang wanita cacat itu beb. Aku itu jijik kalau lihat wajah buruk rupanya itu" ketus Alexa dengan wajah jijik.
"Kamu tahu alasannya beb? Lagian wanita cacat sialan itu masih berguna buat aku di rumah! Hehehe" ucap Denis sambil terkekeh.
"Kamu tidak memberikan si cacat itu uangkan beb?" tanya Alexa dengan selidik.
"Tentu saja beb" jawab Denis dengan cepat.
Cup............
Alexa mencium bibir Denis dengan rakus tak perduli jika keduanya saat ini berada di kantor Denis. Tangan Denis sudah bergerilya di tubuh kekasihnya karena terbawa hasrat.
Ceklek.................
"Ya ampun kalian berdua tidak tahu tempat banget ya" ketus Kenzo Arjuna sahabat baik Denis sejak SMP yang membuka pintu ruangan Denis tanpa mengetuk.
"Ckk!! Ganggu aja kamu" decak Denis dengan kesal sambil menatap Kenzo dengan tajam.
Kenzo tak perduli dengan tatapan tajam sahabatnya dan berlenggang masuk sambil membawa laporan yang harus Denis tanda tangani.
"Aku butuh tanda tangan kamu bro buat laporan meeting tadi" ucap Kenzo membuka laporan di depan Denis.
Alexa turun dari pangkuan kekasihnya dan berdiri di samping Denis yang bersebelahan langsung dengan Kenzo.
Denis yang biasanya harus membaca setiap laporan sebelum menandatangani, langsung menorehkan tanda tangannya di berkas tersebut tak menaruh curiga.
Ia yakin Kenzo sahabatnya tidak akan mengkhianatinya. Tapi tak disangka ternyata Kenzo tersenyum menyeringai saat Denis menorehkan tanda tangannya di berkas tersebut.
Kenzo tersenyum smirk sambil mengelus bokong Alexa dengan sensual membuat Alexa melotot menatapnya dengan tajam.
Melihat wajah Alexa yang kesal ia semakin tersenyum smirk dan kembali meremas bokong Alexa dengan kuat.
"Nih berkasnya" ucap Denis sambil menyodorkan berkas di map.
"Thank's ya bro" ucap Kenzo sambil tersenyum manis.
Senyuman di bibir Kenzo tak pernah luntur setelah keluar dari ruangan Denis. Setelah masuk ke dalam lift seketika senyumannya berganti dengan senyuman smirk.
...🌼 🌼 🌼 🌼 🌼...
"Bodoh" gumam Kenzo sambil tersenyum menyeringai.
"Beb aku pergi dulu ya karena 1 jam lagi ada pemotretan" ucap Alexa sambil mengelus rahang Denis dengan lembut.
"Nanti aku jemput ya beb"
"Tidak usah beb. Kamu tunggu aku di rumah ya nanti aku ke sana setelah selesai pemotretan"
"Heemmm! Baiklah"
Cup............
Alexa mengecup bibir Denis sekilas sebelum pergi membuat hati Denis semakin berbunga-bunga, melihat kekasihnya yang selalu saja bisa membuatnya senang.
Sampainya di depan lobby Alexa bergegas naik ke mobil van miliknya yang sudah menunggunya di depan lobby.
Ting.................
Penting
"Persiapkan dirimu sayang. Malam nanti akan menjadi hari yang panjang"
^^^"Pasti sayang"^^^
Alexa tersenyum manis membalas pesan dari orang yang selalu membuatnya berbunga-bunga beberapa bulan ini yang tak lain itu selingkuhannya.
Tanpa Denis sadari ternyata Alexa bermain di belakangnya selama 4 bulan terakhir, hanya karena kurangnya waktu dari Denis untuknya sehingga ia mencari kepuasaan dari orang lain.
Orang itu tak lain adalah Kenzo Arjuna sahabat baiknya Denis yang sangat iri dengan keberhasilan Denis selama ini, apa lagi mendapat pacar yang sangat cantik dan seorang model seperti Alexa.
"Nona semua perintah nona sudah beres" ucap Karin manajernya.
"Bagus suruh mereka semua untuk stand by"
"Baik nona"
~ Rumah Denis ~
Mobil sport Denis berhenti tepat di depan rumah mewah berlantai tiga hasil jerih payahnya selama 3 tahun terakhir.
Denis berlalu masuk ke dalam rumah sambil mengurut lehernya yang tegang karena lelah. Saat sampai di depan pintu seorang wanita paruh baya sudah menunggunya sambil menunduk.
"Selamat datang tuan" ucap wanita paruh baya itu dengan sopan.
Langkahnya seketika terhenti saat mendengar suara yang sangat ia benci. Mata coklatnya berkilat tajam menatap perempuan disampingnya yang menunduk sambil bergetar.
Bugh.............brugh...........
"Menjauh dari hadapanku wanita sialan!" bentak Denis sambil menendang wanita tersebut dengan kuat hingga terpental membentur tembok di belakangnya.
Wanita tua itu menunduk menahan suara tangisnya, karena tahu jika Denis mendengar tangisannya ia akan kembali di pukul seperti biasa.
"Menjijikkan! Cuih" maki Denis sambil meludah tepat di wajahnya.
Setelah melihat Denis sudah pergi wanita tua itu bangun sambil menahan rasa sakit di punggungnya. Hati dan tubuhnya sangat sakit mendapat perlakuan seperti ini dari anak semata wayangnya.
Ya wanita paruh baya itu adalah Amira Salma - Arkana ibu kandung dari Denis Arkana. Amira selama ini hanya hidup berdua dengan anaknya setelah suaminya meninggal saat Denis berumur 9 tahun.
Mulai saat itu Amira harus membanting tulang untuk membiayai ekonomi keluarga mereka. Sedangkan keluarga suaminya yang berada di italia, sudah memutuskan hubungan dengan suaminya sejak mereka menikah.
Sifat Denis mulai kasar sejak ia masuk SMP karena sering dihina di sekolah hanya karena ia anak beasiswa dan anak seorang penyapu jalan.
Tak mau mengenang masa lalu dengan cepat Amira segera menyiapkan makan malam untuk anaknya karena tahu anaknya pasti sudah sangat lapar.
"Semoga kamu suka masakan ibu nak" ucap Amira sambil tersenyum tulus.
Setelah menyiapkan makan malam Amira segera menunggu Denis di meja makan untuk melayani anaknya makan.
...🌼 🌼 🌼 🌼 🌼...
Denis yang sudah membersihkan diri bergegas turun untuk makan malam, sambil menelpon kekasihnya yang sedari tadi tak ada kabar padahal ia mengatakan akan datang sore ini.
"Ckk!! Kamu kemana sih beb" decak Denis dengan kesal.
Brak............
Denis mengebrak meja saat Alexa tak menjawab panggilannya. Wajahnya merah padam merasa emosi karena belum juga mendapat kabar dari kekasihnya.
"Tuan anda mau lauk apa?" tanya Amira dengan suara lembut.
Denis menatap menu di depannya lalu menunjuk udang balado. Amira segera mengambil udang balado dan menaruhnya di piring Denis.
Prang..............
"APA KAMU MAU MERACUNIKU!" bentak Denis menggelegar sambil membanting sendok di atas meja.
"Maa......f tuan" ucap Amira dengan gugup.
"Bisa kerja tidak sih! Kalau kamu tidak becus mending kamu segera angkat kaki dari rumahku" hardik Denis dengan suara tinggi.
"Jangan usir saya tuan. Saya minta maaf sudah membuat makanan yang tidak sesuai selera tuan tapi saya mohon jangan usir saya" pinta Amira dengan mata berkaca-kaca tak berpisah dengan anaknya.
"Heh! Perempuan tua! Apa kamu pikir rumah ku ini tempat penampungan manusia menjijikan seperti kamu!" bentak Denis.
"Maafkan saya tuan" lirih Amira sambil menunduk menahan tangis.
"Buat diri kamu itu berguna sialan! Jangan hanya menyusahkan aku setiap hari bangsat" maki Denis menggelegar.
Sret.............
Seperti ada pisau yang menusuk tepat di jantungnya mendengar makian putranya barusan. Air mata Amira mengalir dengan deras merasa hatinya sangat sakit dengan ucapan putranya.
Amira menangis dalam diam tak berani mengeluarkan suara melihat putranya yang sedang emosi. Matanya menatap nanar masakan yang tadi ia masak sudah berhamburan dilantai.
Ya Tuhan kuatkanlah hamba-Mu ini, batin Amira dengan sedih.
Prang............prang.............prang.............
Denis membanting semua benda yang berada disana membuat ruang makan seperti baru habis di terpa badai.
"Nak........hiks hiks hiks" lirih Amira sambal menangis.
"Aku bukan anakmu bangsat. Asal kamu tahu aku menyesal lahir dari rahim wanita menjijikan dan hina seperti kamu" teriak Denis dengan suara menggelegar.
Duar.............
Bagai disambar petir tubuh Amira bergetar hebat mendengar ucapan Denis yang sangat menyakitkan untuknya. Hatinya seperti dicabik-cabik mendengar ucapan putranya barusan.
"Maafkan i.....bu nak.........hiks hiks hiks hiks" ucap Amira sambil menangis histeris.
"Pergi dari hadapanku wanita sial! Aku muak lihat wajah menjijkanmu itu!" bentak Denis dengan emosi.
Amira berlari keluar dari ruang makan tak sanggup mendengar ucapan anaknya lagi. Hatinya seperti dicabik-cabik dan terasa sangat sakit melebihi sakitnya dipukul.
Sedangkan Denis yang sedang emosi mengambil sebotol wine yang entah kapan berada di atas meja kitchen dan langsung meminumnya dari botol.
"Aarrghhh! Sialan" teriak Denis menggelegar.
Beberapa saat Denis merasa matanya mulai berat dan ia pun tertidur di lantai sambil memegang botol wine yang sudah tumpah isinya dilantai.
3 Jam kemudian
Denis bangun sambil memegang kepalanya yang berdenyut, matanya perlahan-lahan mengerjab melihat keadaan di sekitarnya dan ia melihat ternyata ia tertidur di ruang makan.
Ia lalu bangun dan berjalan dengan sempoyongan sambil memijit kepalanya yang masih berdenyut sakit.
Brugh..............
"Sial" umpat Denis saat kakinya tersandung sesuatu sehingga ia jatuh.
Saat mengangkat kepala matanya seakan ingin keluar dari tempatnya melihat darah disekitarnya. Ia lalu berdiri melihat apa yang barusan ia tabrak dan berdiri mematung.
"Ti.....dak!! Tidak mungkin" ucap Denis sambil menggelengkan kepalanya.
"Den.......is" lirih Amira dengan suara lemah.
Denis mendekati mamanya dan tanpa sadar air matanya jatuh dengan tubuh gemetaran melihat tubuh Amira yang sudah berlumuran darah.
...🌼 🌼 🌼 🌼 🌼...
"Kamu tid....ak boleh ma......ti. Aku tidak mengijinkan kamu mati.......hiks hiks hiks" teriak Denis sambil menangis histeris.
"Lar.....i"
Denis menggelengkan kepalanya tak ingin pergi, entah kenapa hatinya sangat hancur melihat wanita yang sering ia marahi terbaring lemah dengan darah di sekujur tubuhnya.
"Mama menyayang.....imu n.......ak" ucap Amira sambil menutup mata untuk selamanya.
"TIDAK! MAMA TIDAK BOLEH PERGI..........hiks hiks hiks........AKU TIDAK MENGIJINKAN MAMA PERGI" teriak Denis sambil menangis histeris.
Aaarrgghhh...............
Teriak histeris seorang perempuan yang baru saja datang melihat pemandangan didepannya. Tiba-tiba bunyi langkah kaki terdengar masuk ke dalam rumah saat mendengar teriakan perempuan tersebut.
Cekrek...........cekrek.........cekrek..........
Ternyata itu bunyi blits, entah bagaimana bisa ada wartawan disaat bersamaan yang datang dan mengambil gambar Denis yang sedang menangis histeris memeluk tubuh ibunya.
Seketika dunia maya dihebohkan dengan headline news tentang seorang Denis Arkana CEO di BakerTech.
...CEO BakerTech Denis Arkana kedapatan membunuh ibu kandungnya sendiri di kediamannya...
Banyak netizen yang menghujat kejahatan Denis dan meminta polisi agar ia dihukum mati karena perbuatannya itu. Sedangkan Denis ia seperti mayat hidup saat kedua tangannya diborgol dan dituntun polisi keluar.
Bugh.........bugh...........bugh.........bugh.........
Dasar iblis
Kamu itu tidak pantas jadi manusia
Mati saja kamu iblis
Kamu itu memang anak durhaka yang tega membunuh ibu kandungnya
Langit akan menghukum kamu bangsat
Iblis sendiri lebih baik dari pada kamu berengsek
Semoga kamu tidak tenang di dunia akhirat
Teriak para warga sambil melempar batu dan telur busuk ke Denis mengecam perbuatannya. Saat ini pikiran Denis hanya tertuju kepada mamanya menyesali semua perbuatannya.
Denis menyesal ma. Maafkan anak durhaka ini, batin Denis dengan penyesalan yang amat besar.
...🌼 🌼 🌼 🌼 🌼...
To be continue............
Setelah Denis dibawa polisi suasana di rumahnya masih sangat ramai karena pihak kepolisan masih mengumpulkan bukti-bukti di TKP.
"Siapa yang menemukan korban dan pelaku pertama kali?" tanya detektif Gilang yang memimpin kasus ini.
"Kekasihnya komandan" jawab Ari anak buah detektif Gilang.
"Dimana dia?" tanya detektif Gilang sambil melihat sekeliling rumah.
"Dalam perjalanan ke kantor polisi komandan. Kami memintanya untuk memberi kesaksian di sana" jawab Ringgo salah satu anak buah detektif Gilang.
"Heeemmm! Suruh tim investigasi untuk menyisir seluruh bagian rumah jangan biarkan satu pun terlewat dan ambil cctv di depan jalan masuk ke rumahnya" perintah detektif Gilang.
"Baik komandan" ucap Ari dan Ringgo dengan serentak.
Detektif Gilang lalu memakai sarung tangan sebelum memegang barang bukti yang dipakai Denis untuk membunuh ibunya.
Kamu akan menyesal telah membunuh ibu kandungmu sendiri Denis Arkana, batin detektif Gilang sambil menatap darah Amira di lantai yang sangat banyak.
Melihat kondisi ruang makan dan ruang tengah yang hancur ia langsung tahu jika sebelum kejadian pembunuhan ada keributan disini.
Detektif Gilang menggertak giginya melihat pisau dan tongkat golf yang dipisahkan dari barang bukti yang lain, karena ada bercak darah di ujung kedua benda tersebut.
"Berengsek! Baru kali ini aku dapat kasus yang bikin aku emosi seperti ini" umpat detektif Gilang sambil mengepal kedua tangannya dengan erat.
Setelah mengamankan barang bukti dan memasang garis polisi di rumah Denis, detektif Gilang dan anak buahnya segera pergi dari sana karena masih banyak yang harus mereka kerjakan.
~ Kantor Polisi Jakarta Selatan ~
Sampainya di kantor polisi detektif Gilang bergegas turun dari mobil sambil menerobos wartawan yang berdiri disana ingin mendapat berita tentang Denis Arkana.
"Dimana bangsat itu?" tanya detektif Gilang dengan emosi.
"Ada di ruang interogasi komandan" jawab Sandy salah satu opsir polisi di sana.
Dengan langkah panjang detektif Gilang pergi ke ruang interogasi untuk melihat sosok manusia bejad yang barusan ditangkap.
Kedua tangannya mengepal membayangkan apa yang dilakukan oleh Denis kepada ibu kandungnya sendiri.
Ceklek...........
"Komandan" hormat Luki petugas yang bertugas menginterogasi Denis saat ini.
Bugh..........bugh..........bugh........bugh...........
Tak berbicara apa-apa detektif Gilang langsung menghajar Denis melampiaskan semua emosinya.
Menurutnya kejahatan yang dilakukan oleh Denis tak pantas mendapat maaf dari dunia dan harus dihukum seberat-beratnya.
"Komandan tolong tenang" ucap Luki menahan tubuh detektif Gilang.
"Lepaskan aku! Lepas!" bentak detektif Gilang dengan suara tinggi.
"Tidak komandan. Jika atasan tahu hal ini komandan akan mendapat masalah" ucap Luki memberitahu konsekuensi yang akan ia dapatkan.
"Aku tidak perduli! Aku hanya ingin menghajar manusia sialan itu yang tega membunuh ibu kandungnya sendiri" hardik detektif Gilang dengan tatapan membunuh.
"Aku tahu komandan, tapi aku mohon kontrol emosi komandan"
Phew................
Detektif Gilang membuang napasnya dengan kasar dan memilih keluar dari ruang interogasi sebelum emosinya kembali memuncak.
Sedangkan Denis ia tidak merasa sakit sama sekali dengan pukulan barusan seakan tubuhnya mati rasa. Saat ini yang ia rasakan adalah sakit yang amat luar biasa tepat di hatinya.
"Mam........a" lirih Denis dengan tangisan pilu.
...🌼 🌼 🌼 🌼 🌼...
Hiks..........hiks.......hiks..........hiks.........
Tangisannya terdengar menyayat hati bagi siapapun yang mendengarnya begitu pula dengan Luki yang masih berada ada disana.
Apa benar dia membunuh ibu kandungnya sendiri, batin Luki dengan bingung.
Denis masih menangis mengingat semua perlakuannya selama ini kepada sang mama. Hatinya begitu sakit mengingat perlakuan dan kata-kata kasar.
Kamu itu menang wanita sial
Aku tidak sudi punya mama seperti kamu bangsat
Kenapa kamu harus melahirkan aku jika pada akhirnya aku harus ikut menderita miskin bersamamu
Aku lebih baik jadi anak yatim piatu dari pada punya mama seperti kamu
Bangsat! Berani kamu mempermalukan aku didepan teman-temanku an***g
Kenapa bukan kamu yang mati saja dari pada papa yang harus mati
Sialan dimana otakmu itu? Kenapa kamu tidak pernah becus bekerja
Wanita tua sial seperti kamu cocoknya jadi pengemis di luar sana dari pada jadi mamaku
Kenapa kamu yang harus jadi mama aku sialan. Aku tidak sudi punya mama cacat seperti kamu
Wajahmu itu sungguh membuat aku ingin muntah setiap kali
Pergi dari hadapanku berengsek
Jangan menyentuh barangku dengan tangan kotormu itu
Kamu itu cocoknya makan bersama an**ng di luar sana karena di mataku kamu itu sama seperti a**ing
Aku menyesal telah lahir dari rahim wanita sialan dan menjijikan seperti kamu berengsek
Arrrgghhh...............
Teriak Denis dengan histeris saat ingatan-ingatan itu bermunculan di kepalanya saat ia menghina dan memaki sang mama.
"Maafkan Denis ma..........hiks hiks hiks hiks hiks hiks.........Denis mohon ampun ma.......hiks hiks hiks......Denis menyesal ma" ucap Denis sambil membentur kepalanya dilantai.
Bugh.........bugh..........bugh.........
Ia sudah tidak ada gairah hidup lagi memikirkan semua perbuatannya kepada sang mama selama ini. MENYESAL
Itulah yang dirasakan oleh Denis saat ini. Ingin rasanya Denis berlari memeluk sang mama dan meminta maaf tapi itu semua sudah tidak bisa lagi apa lagi mamanya sudah tak bernyawa.
Denis merasa hancur sejadi-jadinya, karena di saat-saat terakhir sang mama masih memikirkan dirinya tak perduli ia sudah sekarat.
Tes...........
Tanpa sadar Luki juga ikut menangis melihat Denis menangis meraung-raung sambil menyebut nama sang mama.
Ceklek...........
"Hentikan interogasinya. Lanjutkan nanti besok setelah tim forensik mengirim laporan sidik jari di barang bukti" ucap salah satu rekan Luki yang membuka pintu barusan.
"Oke"
Sedangkan diruang interogasi yang lain saat ini Alexa sedang ditemani pengacara keluarganya memberikan kesaksian sebagai saksi utama di kasus Denis.
Setelah 2 jam berada di dalam ruang interogasi akhirnya Alexa keluar dari sana dengan wajah pucat ditemani sang pengacara.
"Sayang kamu baik-baik saja kan?" tanya Ros Sophia ibu Alexa.
"Aku baik bu hanya kecapean dan syok aja" jawab Alexa sambil memeluk sang ibu.
"Bagaimana interogasinya pak Candra?" tanya Adam Sophia dengan suara tegas.
"Semuanya berjalan dengan lancar tuan Adam. Nona Alexa hanya memberikan kesaksian karena ia orang pertama yang menemukan keduanya" papar pengacara Candra menjelaskan.
"Baguslah" ucap Adam dengan lega.
"Mas ayo kita pulang biar putri kita bisa istirahat" ajak Ros.
"Iya bu"
Adam menuntun istri dan anaknya keluar dari kantor polisi.
Baru saja sampai di depan lobby kantor polisi mereka sudah disambut dengan bunyi blitz dan pertanyaan wartawan tapi beruntung pengawal Adam sudah stand by disana menjaga mereka.
...🌼 🌼 🌼 🌼 🌼...
Didalam mobil Alexa bersandar di bahu sang ibu sambil menutup mata. Tanpa kedua orang tuanya sadari ternyata Alexa sedang tersenyum bahagia karena rencana mereka berhasil.
~ Deluxe Apartment ~
Kenzo menatap suasana malam kota Jakarta yang tak pernah tidur dari balik jendela apartemen mewah milik Denis yang sudah berpindah tangan menjadi miliknya.
Senyuman puas dan bahagia terus saja terbit di kedua sudut bibirnya.
"Akhirnya apa yang aku nantikan selama ini mulai besok akan menjadi milikku semua! Hahahaha" ucap Kenzo sambil tertawa dengan puas.
Ia sudah tak sabar ingin cepat-cepat besok agar ia bisa pergi mengunjungi sahabat terbaiknya itu, sekaligus memberitahu dia sesuatu yang akan membuatnya semakin hancur.
Kring..............
"Halo bos" ucap seseorang dari seberang.
^^^"Aku suka kerja kalian. Bentar lagi aku akan transfer sisa pembayaran kalian"^^^
"Baik bos kami tunggu"
^^^"Ingat malam ini juga kalian pergi dari kota ini dan jangan pernah kembali lagi"^^^
"Beres bos intinya bayaran kami masuk secepatnya"
^^^"Aku akan kirim sekarang"^^^
"Baik bos"
Kenzo lalu mematikan panggilannya sepihak dan mengirimkan sisa pembayaran kepada ketiga preman yang sudah membantunya melakukan rencananya tadi.
Karena sedang bahagia, Kenzo malah memberikan bayaran lebih kepada ketiganya dan hal itu sukses membuat ketiganya senang bukan main di seberang sana.
Keesokan harinya Kenzo bergegas ke perusahaan untuk meminta ijin terlebih dahulu sebelum ia pergi ke kantor polisi.
Meski ia sangat membenci Denis tapi ia tetap harus menjaga citranya dan harus berakting menjadi sahabat yang baik dan selalu ada buat dia di depan semua orang.
"Kamu sudah menunggu lama sayang?" tanya Kenzo saat masuk ke dalam mobil di parkiran basemant.
"Belum sayang aku baru aja datang 5 menit yang lalu" ucap Alexa sambil bergelayut manja di lengan Kenzo.
Cup................
Kenzo mencium bibir Alexa dengan rakus membuat Alexa selalu kepayahan membalas ciuman panas selingkuhannya itu.
~ Kantor Polisi Jakarta Selatan ~
Sampainya di kantor polisi Kenzo dan Alexa memilih masuk lewat pintu belakang tak ingin wartawan melihat mereka disini.
Sampainya di pintu belakang keduanya sudah ditunggu oleh petugas kepolisian yang adalah teman Kenzo, yang ia suap agar bisa bertemu dengan Denis secara pribadi.
"Aku hanya bisa kasih kamu waktu 1 jam bro" ucap petugas polisi yang bernama Rian.
"It's okay dude. Itu lebih dari cukup kok" ucap Kenzo sambil menepuk pundak temannya dengan pelan.
"Ikut aku"
Rian lalu memimpin jalan membawa keduanya menuju bagian kanan kantor polisi menemui Denis di ruang sel tahanan.
Sampainya di sel Denis keduanya tersenyum mencemooh melihat penampilan Denis yang sangat berantakan tidak seperti biasanya.
Rian lalu memberi isyarat kepada Kenzo kalau dia akan menunggu mereka di depan. Kenzo lalu berdeham agar Denis bisa menyadari keberadaan mereka.
Denis mengangkat kepalanya melihat siapa yang datang dan ia tersenyum bahagia tak menyangka sahabat dan kekasihnya akan datang menemuinya disana.
Tapi seketika senyumannya luntur, melihat tangan Kenzo yang memeluk pinggang Alexa dengan erat seakan ingin menunjukkan kalau Alexa adalah miliknya.
"Kalia.....n" ucap Denis dengan terbata-bata sekaligus syok melihat keduanya.
...🌼 🌼 🌼 🌼 🌼...
"Hay bro. Gimana kabar kamu disini?" tanya Kenzo basi-basi.
"Katakan apa maksud ini semua Kenzo. KATAKAN!" teriak Denis dengan emosi.
"Apa kamu yakin ingin mendengarnya Denis? Aku takut setelah kamu tahu bisa-bisa kamu langsung mati" ejek Kenzo.
"Sayang bukannya kalau dia mati itu lebih baik lagi karena tidak perlu menjalani hukuman" ucap Alexa dengan suara lembut bergelayut manja didalam dekapan Kenzo.
"KAMU! Dasar wanita pe***ur hina. Sejak kapan kamu selingkuh di belakangku an**ng" maki Denis dengan suara tinggi.
"Tutup mulutmu bangsat. Asal kamu tahu ya, ini semua karena kamu yang tidak ada waktu buat aku jadi lebih baik aku cari orang yang bisa ngertiin aku!" bentak Alexa sambil menunjuk Denis.
"Sayang tenang ya. Saat ini bukan waktu yang tepat untuk memberi pelajaran ke pembunuh itu" bujuk Kenzo.
"Heemmm"
Alexa menatap Denis dengan sinis begitu juga dengan Denis yang menatapnya tak kalah sinis. Kenzo lalu menatap Denis sambil tersenyum smirk seakan mengejeknya.
"Kamu tahu Denis? Teriakan mama kamu sangat merdu saat aku menusuknya" ucap Kenzo sambil terkekeh.
Duar...............
...🌼 🌼 🌼 🌼 🌼...
To be continue..............
Bagai disambar petir tubuhnya menegang mendengar apa yang dikatakan oleh Kenzo barusan.
Tubuhnya bergetar hebat mengingat tubuh sang mama yang terbujur kaku di pangkuannya dengan penuh darah.
"K......amu" tunjuk Denis terbata-bata saat mengerti maksud Kenzo.
"Wanita tua yang kamu hina dan pukul selama ini ternyata sangat menyayangi anaknya melebihi nyawanya sendiri" ejek Kenzo sambil terkekeh.
"BANGSAT KAMU KENZO! TERNYATA KAMU YANG MEMBUNUH MAMAKU" teriak Denis dengan emosi.
"Mama? Baru sadar kamu sebut wanita yang sering kamu pukul itu mama" sinis Kenzo.
"Anj***g kamu Kenzo! Berengsek kamu bangsat! Tega kamu ngelakuin ini semua kepadaku" hardik Denis menggelegar.
"Apa salah aku ke kamu bangsat?" tanya Denis dengan emosi.
"Kamu mau tahu salah kamu berengsek? Karena kamu aku selalu di pandang rendah oleh semua orang bangsat" teriak Kenzo dengan suara tinggi.
Denis kaget bukan main mendengar ucapan Kenzo, karena setahunya selama ini ia selalu berusaha menjadi sahabat yang terbaik buat dia dan selalu mementingkan Kenzo lebih dulu.
"Apa maksud kamu?" tanya Denis dengan bingung.
"Asal kamu tahu! Selama ini aku benci jadi sahabat kamu karena orang-orang tahunya aku berhasil hingga sampai posisi sekarang itu karena kamu" jawab Kenzo dengan tatapan penuh kebencian.
"Jadi selama ini kamu hanya pura-pura jadi sahabat aku" tebak Denis.
"Benar sekali Denis Arkana" jawab Kenzo sambil tersenyum penuh arti.
Tubuh Denis terasa sangat lemas tak menyangka jika ternyata selama ini sahabatnya itu adalah seekor rubah licik.
Otaknya blank tidak bisa memikirkan apa-apa, dunianya serasa hancur mengetahui pengkhianatan dari dua orang yang ia anggap berharga selama ini.
Ternyata keduanya tega menusuknya dari belakang hingga membuatnya kehilangan sosok yang selama ini ia anggurkan dalam hidupnya sampai akhir hayatnya.
Tes..............tes.............tes.............
Air mata Denis jatuh dengan deras di kedua pipinya tak bisa menahan rasa sedih dan sakit dalam hatinya yang bercampur jadi satu.
"Satu lagi Denis semua milik kamu saat ini sudah menjadi milikku" ucap Kenzo sambil tersenyum sinis.
Denis tak berkata apa-apa hanya menatap nanar keduanya dengan perasaan hancur. Apa lagi saat Kenzo memperlihatkan video malam itu sebelum mamanya terbunuh.
Dunianya seperti di tunggang balikan melihat sang mama yang memeluknya untuk melindungi dia dari pukulan 3 orang pria bayaran Kenzo, apa lagi mamanya di pukul memaki golf.
Matanya terbelak kaget saat melihat tubuh sang mama yang di tusuk pisau berkali-kali oleh Kenzo.
"KENZO BIADAB! AKU AKAN MEMBUNUHMU SIALAN!" teriak Denis dengan emosi.
"Silahkan saja tapi sebelum itu seharusnya kamu harus keluar dari kurungan itu dulu" ucap Kenzo sambil tersenyum penuh arti.
Arrghhhh.............
Bugh...............bugh............bugh..........
Teriakan Denis bergema sambil memukul besi sel tahanan ingin menghajar Kenzo karena sudah membunuh mamanya dengan kejam.
"Aku akan membunuhmu an***g" maki Denis dengan emosi.
"Sayang kita pergi yuk aku tidak suka berada terlalu lama disini" ajak Alexa dengan manja.
"Kamu keluar duluan saja sayang ada sesuatu yang harus aku sampaikan ke si bodoh ini" ucap Kenzo dengan suara lembut.
"Baiklah sayang"
Cup............
...🌼 🌼 🌼 🌼 🌼...
Sebelum Alexa pergi Kenzo mencium bibirnya dengan kasar di depan Denis ingin membuatnya semakin emosi karena berhasil merebut miliknya.
"Bangsat kamu Kenzo. An***g kamu bajingan" teriak Denis dengan suara tinggi.
Alexa berlalu pergi setelah ciuman keduanya terlepas meninggalkan Kenzo yang tersenyum penuh arti menatap Denis seakan mengejeknya.
"Kamu tahu Denis tubuh Alexa sangat nikmat. Apa lagi suara des***nnya saat berada di bawahku itu membuat adik kecilku semakin menggila keluar masuk dari miliknya" papar Kenzo sambil terkekeh.
"Bangsat! Aku akan membunuhmu sialan" maki Denis.
"Terima kasih ya sudah menjaga Alexa selama ini dan asal kamu tahu darah perawannya sangat nikmat saat aku mendapatkannya" sinis Kenzo sambil berlalu pergi.
"An***g kamu Kenzo. Aku akan membunuhmu berengsek" teriak Denis dengan emosi.
Aaarrgghhh..............
Ia berteriak histeris seakan dunianya runtuh mendapat kenyataan bertubi-tubi yang sangat menyakitkan hatinya. Air matanya mengalir dengan deras tak menyangka akan mendapat pengkhianatan dari mereka.
"Mama maafkan aku.........hiks hiks hiks hiks hiks hiks.......maafkan aku" teriak Denis sambil menangis histeris merasa sangat menyesal.
Sedangkan Rian yang sedari tadi mendengar apa yang mereka bicarakan kaget bukan main. Ia tak menyangka jika Kenzo akan melakukan hal seperti itu.
Saat Kenzo keluar ia tersenyum menyeringai melihat Rian yang menatapnya berbeda. Ia tahu pasti Rian mendengar semua yang mereka katakan.
"Ingat aku mengenal semua keluargamu. Jika tidak ingin sesuatu terjadi kepada mereka lebih baik kamu tutup rapat-rapat mulutmu" ancam Kenzo dengan tatapan membunuh.
"Ak.....u tahu" ucap Rian dengan gemetar.
Kenzo lalu memeluk pinggang Alexa dan pergi tak perduli dengan Rian yang masih syok dengan ancaman Kenzo barusan.
2 Hari kemudian
Bugh..........bugh.............bugh..........bugh........
Denis hanya diam saja saat ia dipukul dan ditendang dengan brutal oleh detektif Gilang yang sangat emosi saat menginterogasi Denis sedari pagi.
Bagaimana tidak Denis membantah semua tuduhan dan tak mau mengakui jika ia adalah pembunuh dari mamanya, padahal bukti membenarkan jika Denislah pembunuhnya.
Dari barang bukti yang ada terdapat sidik jari Denis di pisau dan stik golf yang dipakai untuk membunuh Amira.
Bahkan cctv di depan rumahnya juga membuktikan tidak ada orang lain selain Denis yang berada dalam rumah saat kejadian hingga kedatangan Alexa.
"Mau mengelak lagi berengsek. Semua bukti sudah jelas-jelas jika kamu itu pelakunya bangsat" maki detektif Gilang dengan emosi.
"A.....ku t.....idak bersal......ah" ucap Denis terbata-bata.
"Komandan" ucap Luki menginterupsi keduanya.
"Heemmm" deham detektif Gilang menetralkan emosinya.
"Anda dipanggil atasan ke ruangannya"
"Urus manusia berengsek itu" ketus detektif Gilang dengan sinis.
"Baik komandan"
Detektif Gilang berlalu keluar sambil mengelap tangannya yang penuh dengan darah Denis akibat pukulan dan tendangannya tadi.
Tok............tok............tok........
"Masuk" ucap suara tegas dari dalam.
"Inspektur" hormat detektif Gilang setelah masuk kedalam ruangan inspektur Samuel Broto.
"Bagaimana kasus Denis Arkana?" tanya Samuel dengan suara tegas.
"Dia masih tidak mau mengaku inspektur"
"Serahkan berkas kasusnya ke pengadilan karena saat ini masyarakat pada berdemo agar ia cepat dihukum"
"Tapi inspektur"
"Jangan membantah Gilang. Kamu tahu pengacara dari BakerTech sudah mundur menjadi pengacaranya saat tahu ia mengelapkan dana perusahaan dan membocorkan data perusahaan ke saingan mereka" papar Samuel dengan suara tegas.
...🌼 🌼 🌼 🌼 🌼...
"Baik inspektur"
"Kamu boleh keluar" perintah Samuel dengan suara dingin.
"Baik inspektur" hormat detektif Gilang sebelum pergi.
Setelah kepergian detektif Gilang dengan cepat Samuel mengambil hpnya dan menghubungi orang diseberang sana.
"Halo" ucap suara dingin dari seberang.
^^^"Berkasnya sudah dikirim ke pengadilan. Jangan lupa janjimu tuan Kenzo Arjuna"^^^
"Tenang saja inspektur Samuel Broto janjiku sedang dalam perjalanan"
^^^"Baik aku tunggu"^^^
"Senang bekerja sama dengan anda inspektur Samuel"
^^^"Senang bekerja sama juga dengan anda tuan Kenzo Arjuna"^^^
Samuel mematikan panggilannya sepihak dan bergegas pergi tak sabar ingin melihat paket yang dikirimkan oleh Kenzo.
Ternyata semua itu adalah otak Kenzo yang menyuap sejumlah uang dan emas batangan kepada inspektur Samuel Broto, agar kasus Denis segera dilimpahkan ke pengadilan.
~ BakerTech ~
Kenzo tertawa bahagia setelah panggilannya bersama inspektur Sandro terputus. Ia sudah tak sabar ingin melihat Denis dihukum mati.
Saat berbalik Kenzo tersenyum puas melihat plakat nama yang terbuat dari emas murni dimana tertera nama CEO KENZO ARJUNA.
"Kenapa dari dulu aku tidak berpikir sampai kesini ya! Hehehehe" ucap Kenzo sambil terkekeh.
Tok.............tok..............tok.............
"Masuk" ucap Kenzo berlalu duduk di kursi kebesarannya.
Tak berselang lama sekertaris Kenzo yang dulunya sekertaris Denis segera masuk ke dalam ruangannya.
"Ada apa?" tanya Kenzo dengan wajah angkuh.
"Maaf tuan barusan sekertaris direktur memberitahu jika anda diminta ke ruangan direktur" ucap Windi dengan wajah datar.
"Baiklah kamu hendel pekerjaan aku" titah Kenzo dengan suara dingin.
"Baik tuan"
Windi lalu pamit pergi setelah memberitahu pesan dari sekertaris direktur. Kenzo menatap kepergian sekertarisnya dengan wajah kesal karena sekertarsinya itu terlalu kaku dan datar sama seperti Denis.
Sampainya di ruangan direktur utama, Kenzo segera memberitahu sekertaris direktur untuk memberitahu kedatangannya.
"Silahkan duduk tuan Kenzo" ucap Abraham Kein direktur BakerTech sekaligus orang kepercayaan mendiang presdir mereka.
"Baik direktur" ucap Kenzo dengan sopan.
"Jadi kamu yang mengurus pemakaman mama mantan CEO kita?" tanya direktur Abraham.
"Benar direktur"
"Kenapa? Bukannya kamu sudah memutuskan hubungan pertemanan kalian?"
"Benar direktur tapi saya tidak bisa menutup mata membiarkan jenazah tante Amira tak ada yang mengurusnya" papar Kenzo dengan wajah sedih.
"Aku tidak menyangka ternyata masih ada orang seperti kamu"
"Siapapun pasti akan melakukan hal seperti yang saya lakukan direktur. Biar bagaimana pun Denis dulu adalah sahabat saya"
"Heemmm"
Kenzo diam dengan wajah sedih membuat siapa saja akan terperdaya dengan wajahnya dan berpikir jika saat ini ia sedang sedih.
"Selamat atas pengangkatan kamu sebagai CEO kita yang baru"
"Terima kasih direktur"
"Aku mau beritahu jika mulai minggu depan adik presdir akan mulai turun tangan langsung mengantikan posisi presdir. Aku mau kamu mulai besok menghendel proyek di Singapura mengantikan Denis" papar direktur Abraham dengan suara tegas.
"Baik direktur saya akan bekerja sebaik mungkin dan tidak akan mengecewakan anda"
"Aku akan lihat hasil kinerja kamu dari proyek ini"
"Baik direktur"
Keduanya lalu bercakap-cakap membahas beberapa proyek yang akan berlangsung bulan ini tak lupa dengan pembahasan tentang kasus Denis.
3 Hari kemudian
Tak membutuhkan waktu lama akhirnya sidang kasus Denis mulai dipersidangkan, karena tuntutan masyarakat yang berdemo tentang kasus Denis yang saat ini sangat marak.
Saat Denis keluar dari dalam mobil polisi ia langsung disambut dengan lemparan telur busuk dan tomat busuk dari masyarakat yang sudah menunggunya sedari pagi di depan pengadilan.
Tamat sudah riwayatmu Denis, batin Kenzo sambil tersenyum menyeringai dari dalam mobil.
...🌼 🌼 🌼 🌼 🌼...
To be continue..............
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!