Andini sangat senang, bisa berlibur dengan teman-teman nya. Dia di ijinkan ayahnya, yang bernama Asep, untuk menginap di vila tempatnya bekerja.
Hari sudah malam, sementara di vila sebelahnya ada sekelompok anak muda yang sedang merayakan pesta lajang.
Hari Kuncoro, akan menikah dengan tunangannya sebulan lagi. Dan Hari mengajak teman-temannya untuk menginap di Vila yang terletak di kota Bandung.
Salah satu teman Hari menjahilinya, dengan memasukkan obat perangsang ke dalam minumannya. Alhasil tubuh Hari semakin panas, dan tiba-tiba hasrat kelelakiannya memberontak ingin di keluarkan.
Karena tak ingin di jahili lagi, Hari pun keluar dari vila dan duduk dengan gelisah di sebelah gudang tua.
Andini pun berniat, ingin membuat kayu bakar. Dia langsung menuju gudang, tempat menyimpan kayu bakar.
Saat akan memasuki gudang, Andini melihat seorang laki-laki yang terlihat sangat gelisah.
"Mas, kamu sakit?" Andini mendekati Hari yang terlihat sedang gelisah.
Tanpa bicara, Hari langsung membawa Andini, masuk ke dalam gudang.
"Mas, apa yang kau lakukan?" Andini mencoba memberontak, ingin melepaskan cengkraman tangan Hari dari lengannya.
Hari tak menghiraukan teriakan Andini. Yang ada di pikiran nya saat ini, adalah ingin menyalurkan hasratnya.
"Tolong ...." Andini terus berteriak sambil memberontak.
Namun kekuatannya kalah dengan tenaga Hari, yang semakin beringas terus mencumbunya.
Andini mencoba melawan, namun sayang tubuhnya sudah lemas. Hari seperti binatang yang kelaparan. Menghabiskan mangsanya tak tersisa.
Teriakan Andini tak terdengar oleh teman-temannya. Karena letak gudang yang cukup jauh dari vila mereka.
Andini tergolek lemas tak berdaya, seketika kesuciannya telah terenggut oleh laki-laki yang tidak dia kenal.
Berkali-kali Hari memasukkan kejantanannya, kedalam rahim Andini. Entah berapa dosis yang di minum oleh Hari malam ini. Hingga membuat kepemilikannya terus menegang.
Pagi pun tiba, mereka berdua tertidur tanpa busana didalam gudang.
Asep sang penjaga villa membuka pintu gudang, bermaksud ingin mengambil sapu lidi.
Betapa terkejutnya dia, saat mendapati dua orang tanpa busana sedang tergeletak di atas tanah.
Asep mendekati gadis yang sedang merintih kesakitan, mencoba menggapai bajunya.
Gadis itu memunggunginya, hingga dia tak mengenalnya.
"Siapa kau?" tanya Asep menegur gadis di hadapannya.
Lalu Asep mengambil baju yang berserakan di lantai, untuk menutupi tubuh gadis di hadapannya.
Kemudian Asep menutupi tubuh laki-laki yang sedang tergeletak di atas tanah tanpa busana.
Setelah itu hendak membantu gadis, yang sedang memunggunginya.
Saat melihat wajah gadis di hadapannya, Asep sangat terkejut.
"Andini ..." Terdengar lirih tanpa suara, Asep membulatkan kedua bola matanya.
Asep terkejut melihat anak gadis kesayangannya tak berbusana di hadapannya.
"Ayah ... " Andini menangis sambil menutupi wajahnya, dia malu dengan apa yang telah terjadi padanya.
Asep melihat ke arah laki-laki yang sedang terbaring di dekatnya.
"Bangun, kurang ajar kau!" Asep emosi, langsung membangunkan Hari, lalu memukul wajahnya.
"Bugh ..."
Hari tersadar, saat terkena pukulan dari Asep. Dia membuka kedua matanya, dan sangat terkejut melihat tubuhnya tanpa busana.
"Apa yang telah terjadi?" Terlihat Hari begitu panik, dengan tubuhnya yang polos tanpa sehelai benang.
Tiba-tiba teman Hari datang, dan juga teman Andini. Asep langsung memakaikan baju Andini, yang sudah koyak karena di robek oleh Hari
"Maafkan aku, semalam aku tidak sadar," ucap Hari dengan keadaan sadar yang sudah memakai bajunya.
Andini menangis, malu dan marah karena kejadian semalam. Sang ayah murka, ingin menghabisi Hari dengan parang. Namun keburu di cegah oleh teman-teman Hari, dan juga teman-teman Andini.
"Maafkan dia, Pak!" Jonathan memohon pada Asep, dialah teman Hari, otak dari perbuatan bejat Hari tadi malam
Dia merasa bersalah, karena sudah mencampur obat perangsang ke minuman Hari. Dia tidak menyangka akan terjadi hal seperti ini.
"Jo, kau harus tanggung jawab. Lihat Hari, dia pasti akan gagal menikah dengan Irma," Andi berbisik-bisik di telinga Jonathan.
Jonathan yang bertanggung jawab, atas semua kejadian semalam. Dia bernegosiasi dengan Asep.
Dan Asep menyuruh Hari, untuk segera menikah dengan Andini.
"Apa, aku harus menikah dengan wanita itu?" Dengus Hari saat berada di dalam vila.
Mereka bertiga sedang mengadakan rapat, untuk menikahkan Hari dengan Andini
"Maafkan aku, atas semua kesalahanku," ucap Jonathan dengan rasa bersalah di raut wajahnya.
"Kau, kenapa kau tega menaruh obat itu di minumanku?" Wajah Hari terlihat geram sambil mencengkram leher Jonathan.
"Maafkan aku, Hari!" ucap Jonathan sambil berlutut di hadapan Hari.
"Hey, cepat keluar!" teriak Asep sambil menggedor pintu kamar.
"Hari, pernikahanmu akan kami rahasiakan." Andi menegaskan pada Hari.
Hari pun menikah dengan Andini, dan di saksikan oleh teman-temannya. Pernikahan yang begitu mendadak, dan terpaksa Andini lakukan untuk menjaga nama baik sang ayah.
Hari pun terpaksa melakukannya, karena dia ketahuan telah memperkosa Andini.
Sebenarnya mereka berdua tidak suka dengan pernikahan yang terpaksa. Dua insan yang tidak pernah mengenal sebelumnya, harus di satukan dengan ikatan sakral sebuah perkawinan.
Andini hanya menikah siri dengan Hari, karena memang permintaan Hari.
"Maafkan aku, terpaksa menikahimu secara siri. Karena sebentar lagi aku akan menikah dengan tunanganku. Aku tidak ingin pernikahan kita terdengar olehnya, bisa-bisa aku tidak akan mendapatkan harta dari tunanganku." Hari berbicara pada Andini usai melaksanakan acara ijab qobul.
****
Alexa mencari keberadaan ayahnya, dia di tinggalkan oleh ayahnya sejak di dalam kandungan.
Sehari setelah menikah dengan Andini, Hari pamit dengan alasan memberitahu kedua orang tuanya di kota. Dan sejak saat kepergian Hari, Andini selalu menunggu Hari hingga melahirkan bayi cantik yang dia beri nama Alexa.
Andini harus meninggalkan dunia, sehari setelah melahirkan Alexa karena mengalami pendarahan hebat.
Alexa di rawat oleh sang kakek yaitu Asep.
Suatu hari, Asep sedang melihat acara televisi. Dan terlihat sosok yang begitu familiar di ingatan nya.
Hari Kuncoro, seorang pebisnis katring yang terkenal di Yogyakarta.
"Laki-laki bejat, teganya kau meninggalkan anakku!" geram Asep saat melihat berita di televisi.
Ada sosok Hari bersama dengan Irmayanti, seorang designer terkenal. Mereka sedang melakukan sesi wawancara.
"Alexa ..." panggil Asep yang sedang duduk di ruang tamu.
"Iya, Aki!" jawab Alexa yang sedang di dalam kamarnya.
"Kemari sebentar," panggil Asep yang menyuruh Alexa untuk menghampirinya.
Alexa langsung bergegas menuju ruang tamu, menghampiri Asep yang sedang duduk menikmati secangkir kopi dan singkong rebus.
"Carikan nama Hari Kuncoro di internet, Aki ingin menjelaskan semuanya kepadamu," pinta Asep pada Alexa
"Buat apa, Ki?" tanya Alexa yang sudah duduk di hadapannya.
"Dia ayahmu," ucapnya lirih.
"Apa! Darimana Aki tahu, kalau laki-laki itu adalah ayahku?" Tanya Alexa penasaran.
"Setelah kau temui dia, maka mintalah cerita darinya tentang ibumu. Hanya dia yang tahu, tentang kejadian malam itu." Asep menerangkan pada Alexa.
Segera Alexa mencari nama Hari Kuncoro di media sosial.
Terlihat foto-foto bersama istri dan anaknya di media sosial. Nampak bahagia Hari Kuncoro bersama dengan istri dan anaknya.
Silakan tap like dan komentar ya!
Hey guys, sebelumnya author harapkan kalian masukkan ke list favoritmu. Jangan lupa tap like di setiap babnya untuk mendukung karya author.
Happy reading.
Dan kini saatnya, Asep akan memberitahu soal ayah kandung Alexa. Karena selama ini Asep selalu bungkam jika Alexa menanyakan tentang keberadaan sang ayah.
Selang beberapa bulan kemudian, Asep meninggal dunia. Dia menitip pesan pada Alexa, agar menghampiri ayahnya di Jakarta.
Kemudian Alexa mencari alamat Hari Kuncoro melalui media sosial, karena sang ayah sudah sangat terkenal. Akhirnya Alexa menemukan rumah milik keluarga Kuncoro.
Sayangnya kehadiran Alexa tidak di sambut ramah oleh Hari Kuncoro. Dia malu dengan kehadiran Alexa, karena Alexa adalah kesalahan terbesarnya.
Irmayanti murka, dia marah pada Hari yang tidak jujur kepadanya perihal Alexa.
"Jangan salahkan aku, semua salah Jonathan," ucap Hari mencari pembelaan.
"Tapi anakmu sudah terlihat di mata kami. Aku gak mau ada berita tersebar jika kamu mempunyai anak haram." Irma geram dan memandang sinis ke arah Alexa.
"Nyonya, aku juga tidak ingin di lahirkan jika ayahku adalah dia!" Alexa dengan nada suara meninggi penuh penekanan sambil menunjukkan jari telunjuk ke arah Hari.
"Seandainya kakekku tak meninggal, aku tak sudi menginjakkan kaki di rumah ini. Tetapi ini amanat kakekku, dan aku harus menghampiri ayahku." Alexa menekankan.
"Baiklah, kami akan menerimamu di rumah ini. Tapi jangan harap, kami akan mengakuimu sebagai bagian dari keluarga Kuncoro," kata Hasna, ibu dari Hari Kuncoro.
Alexa tercekat, keluarga Kuncoro tak menginginkannya. Dia berharap akan hidup bahagia bersama ayahnya. Tapi kenyataannya, keluarga sang ayah tak menerima kehadirannya.
"Kau boleh tinggal di rumah ini, dan tidurlah di kamar pembantu," titah Hasna yang langsung meninggalkan Alexa.
Alexa menerima keputusan sang nenek, dia yakin lambat laun pasti keluarga ayahnya akan menerima keberadaannya.
***
Austin ingin mengadakan acara ulang tahun perusahaan nya. Dia langsung menghubungi EO, untuk menyusun acaranya.
Akhirnya dia memutuskan untuk memakai jasa Kuncoro Group.
Seminggu kemudian, acara berlangsung meriah. Austin pun berdiri di atas podium, untuk memberikan pidatonya. Selain itu, dia mengucapkan terima kasih pada Kuncoro Group yang telah sukses menggelar acara ulang tahun perusahaan miliknya. Austin mengaku di podium hanya sebagai asisten dari pemilik di perusahaannya. Karena Austin tidak ingin jati dirinya di ketahui oleh khalayak umum. Jika dia adalah putra ketiga dari keluarga Purnomo.
Sementara Alexa menghadiri acara ulang tahun itu, bukan sebagai tamu. Melainkan datang sebagai karyawan katring sang ayah, yang bertugas melayani para tamu.
Alexa melihat sang ayah, bersama istri dan anaknya sedang memberi sambutan. Mereka di perkenalkan sebagai keluarga yang harmonis.
Alexa begitu benci melihat keharmonisan keluarga ayahnya. Dia iri, karena dirinya tidak di akui oleh ayahnya.
Ingin meluapkan kekesalannya, Alexa langsung keluar dari acara pesta. Dia menuju ke arah taman, di luar perusahaan.
Alexa langsung berteriak, di depan taman yang terlihat sepi. Karena semua tamu sudah berkumpul di dalam gedung. Suasana malam, membuat Alexa semakin mengingat sang kakek.
"Kakek, ini gak adil. Kenapa kakek, menyuruhku untuk datang ke tempat ayahku? Mereka jelas-jelas tidak mengakui keberadaan ku!" Alexa berteriak, mengungkap isi hatinya sambil menangis.
"Kau tahu, ayahku sedang asyik memamerkan keharmonisan keluarganya di depan orang-orang. Sedangkan aku, yang kau bilang adalah anaknya tidak di anggap sama sekali. Aku hanya di jadikan pelayan di rumahnya. Kenapa ayah sangat tega padaku? Kenapa harus darahnya yang mengalir di dalam darahku, kenapa bukan orang lain saja. Yang bisa menerima dan menyayangiku. Aku ingin seperti gadis lain, di sayang oleh ayah ..." Alexa terus menangis meraung-raung, dan tak menghiraukan seseorang yang sedari tadi sedang memperhatikannya.
"Kau kenapa, Nona?" Pria di sebelahnya menghampiri Alexa.
"Ka-u, sejak kapan kau disitu?" Alexa malu, melihat seorang laki-laki yang telah mendengar ocehannya. Laki-laki itu sedang bersandar di dinding sambil menghisap sebatang rokok.
"Apa kau sudah mendengar semuanya?" Alexa terlihat gelagapan saat lelaki maskulin itu mendekatinya.
"Iya, dan siapa ayahmu?" Laki-laki itu menatap iba ke arah Alexa.
"Hey, kau jangan mencampuri urusanku. Kembalilah ke pesta, dan habiskan semua makanannya. Agar aku tak perlu repot-repot lagi, untuk membawanya pulang. Karena orang kaya seperti kalian, hanya suka menghamburkan uang," cemooh Alexa lalu dia langsung mengusap air mata yang sudah membasahi pipinya.
Alexa langsung bergegas pergi meninggalkan Austin.
"Nona..." Austin memanggil dan melihat kepergian Alexa, yang telah memasuki gedung.
Setelah mengungkapkan isi hatinya, Alexa kembali bekerja.
Austin pun masuk mengikuti Alexa, dan dia terus memperhatikan Alexa yang sedang melayani tamu undangan.
Dia begitu terpesona, melihat kemarahan Alexa saat menceritakan tentang keluarganya.
Austin yang tadi menerima telepon, dan berjalan ke arah taman mendapati Alexa yang sedang teriak sambil menangis.
Austin lalu mencari identitas tentang Alexa, dia pun geram dengan keluarga Alexa yang tidak mengakui keberadaannya.
Itulah yang sekilas Austin dengar, ketika Alexa merutuki keluarganya saat di taman.
Austin mengetahui jika Alexa tinggal di keluarga Kuncoro. Namun, saat dia mengingat jika keluarganya tidak mengakui keberadaan Alexa, Austin semakin penasaran.
Austin terus mencari tahu tentang kegiatan Alexa. Sehari-hari, Alexa hanya bertugas membersihkan rumah keluarga Kuncoro. Dan jika ada acara, maka Alexa di tugaskan untuk membantu melayani tamu saat ada yang menyewa jasa katring Kuncoro Group.
Suatu hari, Austin berencana ingin melamar Alexa. Karena Austin sudah jatuh hati pada Alexa sejak pandangan pertama. Alexa begitu berbeda, dari wanita yang dia kenal selama ini.
Austin meminjamkan uang untuk keluarga Kuncoro, dan membuat perjanjian tentang perjodohan.
Awalnya keluarga Kuncoro menolak, karena putri mereka tidak mau di jodohkan karena telah memiliki kekasih. Dan Asti Kuncoro adalah putri dari Hari dan Irmayanti. Dia tidak mengenal pemilik perusahaan Purnomo.
Hingga membuat Asti sangat menolak keras perjodohan. Asti membayangkan jika CEO yang melamarnya itu memiliki tubuh gemuk dan berusia tua. Dan Asti tidak mau menyia-nyiakan masa mudanya, dengan menikahi seorang yang tidak dia cintai.
"Ayah, aku tidak ingin menikah dengan orang yang tidak aku cintai." Asti begitu gentar menolak perjodohan yang di lakukan oleh Hari
"Tapi, Asti! Hutang ayah sangat banyak, dan CEO itu menginginkan anak dari ayah untuk di nikahkan padanya." Hari menjelaskan.
"Ayah, bukankah Alexa juga putri ayah?" Asti mempunyai rencana licik.
"Maksudmu?" tanya Irmayanti. "Kau ingin membuka aib ayahmu?" tegas Irmayanti menolak.
"Ma, aku tidak ingin menikah dengan pria yang tidak aku kenal." Asti merengek. "Tak apalah Alexa menikah dengan putra keluarga Purnomo, toh nantinya utang ayah akan lunas juga."
"Baiklah, aku akan menyuruh Alexa untuk menggantikanmu." Hari langsung bergegas menuju kamar Alexa.
Asti menyuruh Alexa, untuk menggantikan perjodohan itu. Dan meminta ayahnya, untuk mengakui Alexa, jika Alexa menerima perjodohan itu.
Hari terpaksa melakukan hal itu, karena sudah terdesak oleh hutangnya pada keluarga Purnomo.
Dan akhirnya Alexa menyetujui permintaan sang ayah. Agar dirinya dapat di akui oleh keluarga Kuncoro.
Silakan like dan komentar jangan lupa berikan gift
Pernikahan antara Alexa dan Austin pun dilaksanakan meriah di kapal pesiar. Sudah banyak keluarga yang berkumpul, dari masing-masing kedua belah pihak.
Alexa dijodohkan dengan Putra ke-tiga keluarga Purnomo, yang bernama Austin Purnomo. Austin Purnomo mempunyai sikap dingin, terhadap wanita. Dan menganggap semua wanita yang mendekatinya, hanya ingin mendapatkan hartanya saja.
Sebenarnya perjodohan itu hanya akal-akalan Austin saja. Karena dia sudah jatuh hati pada Alexa sejak mereka bertemu saat acara ulang tahun perusahaan milik keluarga Purnomo, maka Austin membuat rencana yang tak masuk akal. Menjebak Alexa agar mau di jodohkan dengannya.
Asti sangat terkejut saat melihat penampilan putra ketiga keluarga Purnomo. Semua diluar dugaan, ternyata calon suami Alexa sangatlah tampan.
Asti pun memanasi Austin, dengan memberikan kabar jika Alexa menikah karena hartanya. Austin pun percaya dengan bukti yang di tunjukkan oleh Asti. Sebab Alexa adalah anak haram sang ayah, dan ingin menguras harta sang ayah dengan mengancamnya ingin menyebarkan ke publik jika Alexa adalah anak hasil perkosaan sang ayah saat masih muda.
Austin menganggap Alexa pun sama dengan gadis lainnya, yang ingin menikahinya hanya karena uangnya. Semua itu dia dengar dari penuturan Asti.
Hal itu ditepis oleh Alexa, dia begitu marah saat Asti menuduhnya wanita materialistis. Alexa sengaja menerima perjodohan, hanya karena ingin diakui sebagai anak oleh sang ayah.
Merasa dihina di depan Austin dan dipermalukan oleh Asti, Alexa pun melarikan diri dari acara pernikahan. Alexa melompat dari kapal pesiar, dengan tubuh yang membentur badan kapal sehingga sekujur tubuhnya terluka dan mengeluarkan banyak darah. Dan pernikahan yang telah berlangsung pun akhirnya berakhir dengan kepergian Alexa.
5 tahun kemudian
Setelah kepergiannya dari acara pernikahan, Alexa kini berada di kampung tempat dia dibesarkan oleh sang kakek.
Alexa mendapatkan informasi, mengenai kompetisi menggambar.
Sejak kecil, Alexa memang hobi menggambar. Hingga dia bercita-cita ingin menjadi pelukis terkenal. Namun cita-cita itu dia urungkan, karena ketidakmampuan sang kakek membiayai Alexa untuk kuliah.
Kemudian Alexa langsung menghubungi Jessy sahabatnya. Jessy adalah sahabat baiknya sejak duduk di bangku SMA.
Kebetulan kompetisi menggambar, di sponsori oleh perusahaan tempat Jessy bekerja. Jessy mengenal Alexa yang hobi menggambar. Semua karya lukis Alexa sangatlah bagus.
Alexa pun meminta bantuan Jessy untuk menghadiri pertemuan makan malam bersama pimpinan perusahaan yang mengadakan kompetisi.
Kebetulan Jessy merupakan pegawai dari perusahaan yang akan mengadakan kompetisi menggambar.
“Jes, apa kau bisa membantuku?” tanya Alexa yang berada di rumah Jessy.
“Apa yang bisa aku bantu?” tanya Jessy yang sedang duduk di depan layar laptopnya.
“Aku ingin mengikuti acara kompetisi menggambar, namun aku takut pada rumor tentang aku adalah anak haram. Aku tidak akan bisa hadir dengan status itu di keluargaku.” Keluh Alexa tentang statusnya.
Karena saat itu Asti benar-benar membuat pengumuman anak haram tentang Alexa. Hingga media massa membuat berita tentang Alexa hanyalah anak haram dan kabur setelah pernikahannya dengan Austin Purnomo.
“Baiklah aku akan mengatur tentang hal itu, kau tenang saja.”Jessy berucap sambil memeluk Alexa.
Alexa pun pamit pada Jessy, untuk pulang ke rumahnya. Namun saat dia akan masuk ke dalam mobilnya, Alexa bertabrakan dengan seorang pria gagah nan kekar.
“Maaf Tuan, aku tidak sengaja!” ucap Alexa sambil menundukkan kepalanya.
Namun sikap laki-laki itu, sungguh terlihat sangat arogan.
"Hey, apa kau tidak punya mata?" bentak laki-laki yang berada di hadapannya.
"Kau?" Alexa sungguh terkejut saat melihat laki-laki yang berada di hadapannya.
"Ternyata kau, sedang apa kau di sini?" tanya Austin yang merupakan suaminya.
Sebelum kabur dari kapal pesiar, Austin sudah sah menikahi Alexa.
Austin Purnomo tadinya seorang single dan putra ketiga dari keluarga Purnomo. Austin merupakan CEO di perusahaan milik keluarganya. Dia pemegang tunggal kekuasaan seluruh aset keluarganya.
Sudah lima tahun sejak Alexa meninggalkannya tanpa kabar. Austin sungguh sangat merindukan Alexa. Dia merasa bersalah karena telah terhasut kata-kata Asti kala itu. Dan membuat hati Alexa menjadi terluka karena ucapannya.
"Aku--" ucapan Alexa terhenti saat tangan kekar menariknya menuju mobil mewah yang terparkir di pinggir jalan.
"Hey, mau kau bawa kemana aku?" hardik Alexa yang berusaha melepaskan genggaman tangan Austin.
"Cepat pulang bersamaku, tidak seharusnya kau pergi seenaknya dari acara pernikahan dulu!" Geram Austin yang langsung memasukkan tubuh Alexa ke dalam mobilnya.
"Sial, kenapa aku harus bertemu lagi dengannya," gerutu Alexa sembari mengumpat.
Austin menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi, karena dia harus mengantar Alexa ke vila miliknya. Selanjutnya dia akan pergi untuk menghadiri rapat penting di perusahaannya.
"Bugh!" Tubuh Alexa terlempar di atas tempat tidur.
"Hey, kenapa kau kasar sekali!" umpat Alexa yang merasa kesakitan.
"Diam di situ, dan jangan pernah lagi mencoba kabur dariku!" Teriak Austin yang langsung mengunci pintu kamarnya.
Alexa segera berlari menuju pintu, namun sayangnya langkahnya terlambat. Dia pun terkunci di dalam kamar, dan dia sungguh menyesal bertemu dengan Austin.
Kemudian Alexa mencoba menghubungi Jessy, ingin menanyakan tentang kompetisi menggambar.
"Jes, bagaimana? Apa kau sudah mendapat kabar?" tanya Alexa melalui sambungan telepon selulernya.
"Sudah Lex, kau harus menemui bosku di acara perjamuan makan malam besok," balas Jessy.
"Kapan?" tanya Alexa penasaran.
"Tiga hari lagi, akan ada pertemuan di Hotel Grand Hayat," kata Jessy. "Jam delapan malam," ucapnya penuh penekanan.
"Baiklah, aku akan datang ke sana!" kata Alexa. Kemudian dia langsung memutuskan sambungan telepon selulernya.
Alexa berpikir, tentang cara kabur dari vila milik Austin. Karena besok adalah acara penting baginya. Alexa sangat ingin berkenalan dengan direktur pemilik perusahaan galeri. Karena itu jalan satu-satunya untuk Alexa kembali mengembangkan bakatnya yaitu menggambar.
Selang beberapa jam, Austin pun pulang dari kantornya. Dia langsung menuju kamarnya, untuk menemui Alexa. Dirinya sangat senang saat menemukan Alexa. Karena sudah lima tahun lamanya, Austin terus mencari keberadaan Alexa.
"Ish, memang aku tahanan?" Bentak Alexa.
"Makanlah, aku sudah membelikan makanan untukmu," kata Austin dengan wajah datarnya, sambil membawakan bungkusan berisi makanan.
"Hey, aku sedang bicara denganmu," ucap Alexa sambil mengekori Austin yang nampak dingin saat berhadapan dengannya.
"Duduk dan makanlah," kata Austin seraya menyodorkan sebungkus paket ayam Kentucky kepada Alexa.
Karena perut Alexa sudah lapar, maka dia pun memakannya.
"Aku akan menghadiri kompetisi melukis, dan acaranya tiga hari lagi," kata Alexa
"Lalu?" tanya Austin seraya memicingkan kedua matanya.
"Aku mohon izinkan aku untuk menghadirinya," Pinta Alexa memohon sambil berlutut di kaki Austin.
"Apa kau mencoba kabur dariku?" tanya Austin dengan tatapan curiga.
"Tidak, aku hanya ingin menghadiri kompetisi menggambar. Karena aku sangat ingin membuka galeri lukisan," kata Alexa dengan wajah memelas.
"Terserah!" jawab Austin mengacuhkannya, lalu bergegas pergi meninggalkan kamarnya. "Tapi ingat, kau jangan pernah lagi pergi dariku." Austin mengingatkan Alexa.
"Ish... dasar manusia gunung es." Alexa mengumpat kembali menyantap menu makan malamnya.
Jangan lupa like dan komentarnya
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!