"Bibi, aku berangkat dulu ke sekolah baru." Ucap seorang gadis yang terburu buru.
**"
Pagi ini, murid pindahan dari sekolah SMA N 3 Kencana berjalan menuju kelas 11 IPA -1 , Isabella Sabrina namanya gadis cantik dengan kulit putih, mata berwarna hazel, rambut pendek, memakai kaca mata.
Ia pindah ke SMA N 26 Jakarta dengan beasiswa yang ia terima. Rin sendiri adalah murid multitalent ia menang di berbagai kejuaraan di olimpiade akademik maupun non akademik. Bisa dibilang Rin adalah anak orang ternama di Jakarta.
Fasilitas lengkap yang diberikan oleh kedua orang tuanya menjadikan ia sebagai anak dengan jiwa sederhana. Bahkan ia lebih memilih naik motor harga KLX dari pada mobil Ferrari yang dibelikan ayahnya.
Isabella Sabrina di sekolah lamanya dikenal sebagai gadis tomboy dan jahil bahakan guru gurunya dulu dibuat pusing dengan pertanyaan dari Isabella Sabrina.
Namun, Rin sendiri ingin terlihat seperti orang biasa tanpa mengetahui jika ia seorang gadis yang multitalent, susah dan mungkin tidak akan bisa ia capai.Rin sampai didepan kelasnya, cukup luas dan sepertinya ia terlambat.
"A-assalamu'alaikum, maaf p-pak saya terlambat." Suara Rin terdengar dan semua mata tertuju padanya.
"Wa'alaikummusalam" jawab semua orang dalam kelas itu.
"Kamu murid pindahan, masuk perkenalkan diri sini!" Suruh wali kelas bernama Pak Cahyo.
Rin menuju depan kelas ia memperkenalkan dirinya.
"Hmm, nama saya Isabella Sabrina, panggil saja Rin."
(Hening)
"Sudah?" Lirik guru di sampingnya
"Hmm, saya pindahan dari SMA N 3 Kencana." Rin menoleh ke arah guru disampingnya.
(Hening)
"Itu aja?" Tanya guru tersebut.
"Lha emang apa lagi pak?" Tanya Rin hingga membuat seisi kelas tertawa.
"Ya sudah, kamu duduk bangku kosong depan Reyzi!" Suruh pak Cahyo.
Tetapi ia melihat soal di papan tulis dan benar tubuh Rin mendekati papan tulis putih dan ia mengeluarkan spidol lalu menulis menjawab soal dengan lancar hanya butuh waktu sepuluh menit.
"Udah selesai, sipp." Teriak Rin
(Hening)
Semua orang melihat Rin dengan tatapan pertanyaan. Mungkin dipikiran mereka bertanya "pak Cahyo aja butuh waktu sepuluh menit kerjain satu soal kimia tadi."
"Eh lhoo pada kenapa sih?" Tanya Rin dengan polosnya.
"Rin kamu duduk sekarang!" Suruh Pak Cahyo.
"Iyaa pak,umm maaf saya kerjakan soal itu tadi " kata rin menuju bangku kosong di depan Reyzi.
Pelajaran dilanjutkan dengan sub bab selanjutnya yang sudah di pahami oleh Rin, Rin merasa mengantuk karena semalam ia latihan basket sendirian.akhirnya ia tertidur di dalam kelas.
Geisha mencoba membangunkan Rin namun nihil ia tak kunjung bangun hingga akhirnya Pak Cahyo berjalan dan membangunkam Rin.
"ISABELLA SABRINA....BANGUN INI WAKTU BUAT BELAJAR BUKAN MOLOR." Suruh nya dengan mengebrak meja Rin.
"Aduh pak saya tuh ngantuk, nanti aja ya banguninya!" Kata Rin yang tersentak karena gebrakan meja tadi.
"KAAMUU, KERJAIN ITU SOAL DIPAPAN KALO BENAR SEMUA SAYA IJIN IN KAMU TIDUR SAAT KELAS SAYA!" Suruhnya dengan emosi.
"Serius ya pak! Awas kalo ingkar!" Rin bangkin dari bangkunya.
Tulisan Rin mulai nampak seperti tarian ia menulis dengan cepat namun rapi, orang yang melihatnya pun bisa memahami apa yg Rin tulis. Hingga akhirnya lima belas menit berlalu kini Rin telah menyelesaikan soal dari pak Cahyo.
"Okey sipp udah pak! Koreksi pak ada yang salah apa gak!Rin mau balik kebangku!"
"Okey, saya ijinkan kamu tidur!." Kata pak Cahyo.
Rin memasukkan buku bukunya dan menjadikan Hoodienya sebagai bantal ia tidur di belakang dan ia pun membawa sarung sebagai selimutnya. Ia terkenal dikalangan para pemain basket dan futsal dengan julukan burung elang.
***
[Lapangan basket]
Tim basket SMA N 26 Jakarta sedang berlatih merebutkan kejuaraan tingkat daerah. Tim basket SMA N 26 Jakarta di sebut dengan team cheetah.
Karena ciri khas mereka saat bermain sangat gesit. Ketua timnya bernama Aksa Langit Kusumo, cowok tinggi badboy sekolah dan beralis tebal. Serta teman-temannya yang suka jahil.
***
(Bel istirahat)
Rin bangun dari tidurnya berjalan sambil mengenakan headset dan membawa sebotol minuman. Tak sadar ia berjalan ke lapangan basket. Dan langsung mematikan suara musik pada headphone nya.
Sebuah bola melambung kearah wajahnya degan sigap tangan kirinya menahan bola itu lalu mengambil bola basket dan BooM. Rin melemparkan bola basket hingga masuk kedalam ring basket.
Hiburan untuk Rin, karena disekolah baru ini ia tidak berharap mempunyai teman.
"LAIN KALI KALO LATIHAN LIAT ARAH BOLA KEMANA, UNTUNG GUA BUKAN ORANG LAIN. MUNGKIN KALO ORANG LAIN BAKAL PINGSAN!" teriak Rin kepada orang yang berada di lapangan.
"IYA, SORRY. SALAH LU JUGA KENAPA DISITU!" jawab si ketua team.
Tak ambil pusing seorang Isabella Sabrina di salahkan, ia turun kelapangan basket dan mengajak duel ketua basket. Jalan Rin bagaikan angin tiba tiba ia sudah berada di depan seorang Aksa.
"Apa? Lu nyalahin gua? Gak pantes lu jadi ketua tim kalo kelakuan lu kayak gini." Rin tersenyum getir.
"Iya, kenapa? Gak terima? Gua ketua tim nya lu mau duel by 1 apa gimana? Jangan sok deh lu cuma masukin bola dari jauh aja belagu!" Kata Aksa.
"Okey, kalo lu kalah, lu harus turutin semua apa yang gua mau termasuk anter jemput gua! Gmn deal? Sampai lulus! " Tanya Rin.
"Okey gua terima, kalo lu kalah, lu harus jadi cewek gua ! Gimana?" Tantang Aksa pada Rin
"Okey deal"
(Rin berganti baju basket jersey miliknya)
Rin sampai di lapangan basket, lalu Aksa memberikan penjelasan bahwa permainan dilakukan lima belas kali.
Poin didapatkan ketika memasukkan bola ke dalam ring.Setelah semua penjelasan selesai, permainan dimulai.
Sorakan dari fans Aksa pun terdengar.
(Aksa semangat....
Aksa ganteng....
Aksa lu pasti bisa....)
Sorakan yang membuat Rin geram, hingga tanpa sadar iya memasukan bola basket ke dalam ring Aksa sudah lebih dari delapan kali.
Sedangkan Aksa memasukkan 3 kali kedalam ring milik Rin. Dan benar total sekor pertandingan antara Aksa dan Rin telah keluar dengan pemenang adalah Rin.
Rin berjalan keluar lapangan namun kepalanya terasa pusing dan keluar darah dari hidungnya. Aksa berlari ke arah Rin hendak memberikan botol minumnya.
Namun, saat Rin berbalik Rin langsung pingsan. Aksa membawa Rin ke UKS. Aksa yang menunggu Rin sadar berbincang kepada perawat di UKS.
"Bu, ini cewek gak kenapa napa kan?" Tanya Aksa
"Sepertinya gadis ini tadi pagi tidak sarapan, sa. Mungkin ia gadis miskin sa.karena ibu tidak melihat ada perhiasan emas dan barang mahal sa." Senyum perawat itu kepada Aksa.
Hati Aksa merasa iba, dan berdialog dalam otak "pantas saja ia berani menantang aku apa karena ia semiskin itu ? Apa benar ia semiskin itu?." Tanpa sadar Aksa mengelus pipi putih dan cubby itu.
Rin tersadar, pusing dan buram yg ia lihat dengan keadaan lemas ia bertanya "gua dimana?"
"Lu di UKS, makannya kalo belum sarapan gak usah nantangin orang! pingsan kan lu!" Jawab Aksa.
"Hehehe.. gua lupa kalo tadi gua belum sarapan. Gua mau ke kelas dulu." Rin bangun dengan kondisi badannya yang lemas.
Hingga akhirnya Aksa menggendong Rin ke kantin untuk makan.
"Dih gua harus ke kelas, ada pelajaran seni kesukaan gua! Biarin gua ke kelas!"
"Gak, lu tuh harus makan dulu! Nih soto sama nasi goreng abisin " Suruh Aksa pada Rin.
"Iye iye" Rin melahap soto lalu melahap nasi goreng. Dengan buru buru ia menghabiskan dan tersedak.
Memberikan minum kepada Rin "Pelan pelan makannya." Kata Aksa.
Lima belas menit berlalu, semua makanan yang dipesan Aksa telah habis. Dan Rin mulai berdiri akan menuju kelas, lalu meninggalkan Aksa sendirian di kantin.
"Assalamualaikum, maaf bu dari UKS."
"Wa'alaikummusalam, masuk aja Rin. Oh iya Rin, ibu ingin kamu bikin sketsa seorang cowok seumuran kamu." Suruh Bu Hariyani kepada Rin.
"Hah? Harus Sekarang jadi apa gimana bu?" Tanya Rin panik.
"Iya, hari ini harus selesai 2 jam pelajaran ibu, tapi ini jam pelajaran ibu udah berjalan 30 menit. Ibu tinggal dulu ya, nanti ketua kelas tolong kumpulkan di meja ibu" Bu yani keluar kelas.
teman teman satu kelas Rin yang belum mengetahui kemampuan Rin dapat menggambar wajah hanya 45 menit dan di sedetail-detailnya.
"Hahahaa, kita rin cuma di suruh gambar hewan 3d, lha lu sketsa wajah gua yakin pasti susah!"
"Kasian amat lu Rin, baru masuk tugas nya sulit hahaha!"
"Shutt gua mau fokus gambar dulu okey, kasian ke gua ntar aja" kata Rin
Coretan demi coretan pulpen di kertas putihnya semakin terlihat, Rin hanya menggambar apa yang ada di otaknya. Laki laki dengan wajah tegas dan alis tebal.
Teman temannya mendekati Rin yang sedang menggambar bahkan baru delapan puluh persen semakin terlihat jelas gambar yang Rin buat. Dan teman-temannya mulai berbisik dan memotret Rin yang membuat sketsa wajah.
"Rin buat wajah ketua basket deh kayaknya, tapi itu mirip ketua basket."
Semua orang dalam kelas memperbincangkan sketsa wajah yg dibuat Rin. Dan ada beberapa orang yang iseng memotret Rin yang sedang menggambar lalu di post di Instagram dan snapgram.
Tak ambil pusing satu kelas membuat postingan snapgram Rin yang sedang menggambar.
"Rin ig lu namanya apa?" Tanya salah satu dari mereka.
"Cari aja @Rinbella_isy." Jawab Rin sambil menggambar.
Sontak mereka terkejut ternyata Rin adalah selebgram dengan followers 342K. Bahasa yang ada di bio Rin adalah bahasa Jepang. Dan setiap caption di postingan Instagram Rin selalu menggunakan bahasa Inggris.
(Alunan musik)
Rin telah usai menggambar sketsa wajah tak lupa ia memberi tanda tangannya, tanda telah menyelesaikan sketsa wajah itu, lalu ia memotret hasilnya ia unggah di snapgram nya dengan caption "very cool boy my sketch."
Lalu Rin me-repost postingan temanya yang menandai ia dalam snapgram nya.
***
Aksa melihat banyak sekali notifikasi di hp nya
(N.... Mention you in post
Z.... Mention you in post
G.... Mention you in post +24 )
Ia membuka dan dibuat heran kenapa gadis itu menggambar sketsa wajahnya, temannya pun sontak terkejut karena Aksa mengetuk nama @Rinbella_isy, dan munculah akun dengan followers 342K dan berbagai postingan tentang talent seorang Rin yang di abadikan dalam tiap unggah Instagramnya.
Bisa ia ketahui bahwa Rin bukan orang sembarangan dan bukan pula orang miskin yang Aksa pikirkan. Aksa me-repost sebagian snapgram orang yang menandai dirinya.
***
Waktu sudah berjalan hingga sore, seorang gadis sedang mengendarai KLX-nya disusul oleh 4 Sahabatnya dengan mobil sport. Menuju sebuah rumah mewah di daerah Bandung. Tiga puluh menit berlalu sekarang Rin dan temannya telah sampai di rumah milik Satya Aditama teman Rin semasa SMA di Kencana. Setya Aditama adalah orang yang paling Rin percaya, tak jarang mereka terlihat seperti orang pacaran.
Orang elite, mungkin sebuah sebutan yang paling tepat untuk teman Isabella di antaranya Satya Aditama laki laki dengan tinggi 185 cm, memiliki alis tebal, satu lesung pipi, mata seperti elang dan rambut lurus anak dari seorang konglomerat dan seorang dokter spesialis .
Syifa Aruby Wijaya gadis blasteran Russia memiliki tinggi 170 cm, pipi chubby dan bawel anak dari Hakim ternama di Jakarta dan konglomerat terkenal, Defandra Gerril Santoso laki laki dengan tinggi badan 180 cm, memiliki alis tebal, gigi kanan gingsul dan sangat jahil merupakan anak dari seorang Dokter hewan dan jendral TNI.
Sedangkan, Ziffran Gio Alfikri laki laki dengan tinggi 188cm, sangat cuek dengan orang lain, memiliki rambut lurus anak dari seorang dosen matematika di UI dan pemilik perusahaan terkemuka di Jakarta.
Isabella Sabrina merupakan anak konglomerat ternama, ia mempunyai seorang kakak laki laki yang usianya lebih tua satu tahun darinya bernama Diego Al Bryan, semenjak ibunya meninggal sifat kakaknya berubah menjadi pemberontak. Kakaknya yang sekarang tidak dapat ia kenali. Seperti amarah dia selalu memarahi Rin dan menyalahkan kepergian ibunya kepada adik perempuannya.
***
Suasana rumah Satya yang sangat tenang dan hening pertanda bahwa kedua orang tua Satya sedang berada di luar kota, hanya ada pembantu dan tukang kebun. Satya mengajak Rin dan ketiga temannya masuk kedalam.
"Masuk, enjoy aja di rumah gua. Nyokap sama bokap gua lagi keluar kota jadi gak ada orangnya." Kata Satya dengan senyum.
"Sat, lu ajak gua kesini pasti ada PR matematika yang belum bisa lu pecahin kan? Hafal gua nih."
"Nah iya itu pasti Rin kita juga mau minta ajarin." Kata Aruby yang memegang permen.
"Iya, cuma tiga soal aja, limit buat gua puyeng. Lu kan pinter ajarin atuh Rin ?" Kata Satya memegang tangan Rin.
"Okey, gua ajarin. Tapi dengerin cerita gua ntar. Gimana?" Tawar Rin
"Kita kan selalu dengerin cerita lu, santuy aja kali" kata Gerril.
Sampai lah mereka di kamar Satya, lalu mengeluarkan buku pelajaran matematika. Tak lama seorang pembantu datang.
"Den, si mbok ambilin cemilan ya?" Tanya mbok Sarti kepada Satya.
"Iya mbok, ambil semua. Emm sama air putih ya mbok." Kata Satya.
Mbok Sarti lalu pergi mengambil cemilan dan air putih yang diminta Satya.
***
" Udah faham belum? gua ngantuk mau tidur." kata Rin
"Belum faham..." kata Satya, Aruby, Ziffran dan Defandra secara bersamaan.
Satu jam sudah Rin berada dirumah Satya. Tiga soal, Rin mengajari teman temannya hingga akhirnya mereka paham. Ia dan teman-temannya akan menginap di rumah Satya. Sekarang sudah pukul 22.00 WIB mereka merasa mengantuk dan masuk ke kamar tamu yang tersedia.
***
Suara adzan terdengar jelas dari handphone Rin, tanda waktu untuk ia beranjak dari tempat tidur dan menghadap sang pencipta.
"Rin mau kemana?" Kata Syifa
"Itu panggilan Tuhan ku, syif. Kamu tidur lagi saja." Kata rin yg sudah sampai kamar mandi.
"Ahh kamu ibadah ya, kita beda agama yang seagama sama kamu dari kita berempat cuma si Ziffran." Kata syifa dengan senyum.
"Gak apa, emang takdir tuhan kita dipertemukan dengan beda agama." Jawab Rin seusai wudhu.
Lalu mengenakan mukena dah mengelar sajadahnya untuk sholat.
***
Udara sejuk mengisi kamar Aksa, suara adzan terdengar jelas. Suara burung berkicau membuat Aksa terbangun dari tidurnya lalu berwudhu dan hendak sholat kemasjid.
Aksa memang anak dari seorang berada bisa dibilang kaya dan kental dengan agama. Aksa dari kecil sangat bandel dulu ia pernah berkelahi hingga dirawat dirumah sakit saat SD.
Ia di juluki sebagai elang dalam keluarga itu, karena tatapan tajam dan gesit sehingga sulit sekali menjahilinya.
Selesai sholat subuh ia berdo'a "Semoga kau adalah masa depan ku Rin. Aamiin" tanpa ia menyadari telah menyebut nama panggilan seorang Isabella Sabrina, sudut bibir Aksa tersenyum. Aksa bersiap untuk pergi ke sekolah.
***
"Udah selesai Rin? Ibadah lu?" Tanya Syifa.
"Udah syif, gua duluan yg mandi apa lu duluan yg mandi?" Balas Rin.
"Lu duluan aja, gua masih ngantuk." Kata syifa sedang merapikan bantalnya untuk tidur lagi.
"Okey." (Rin masuk ke kamar mandi)
Ziffran sedang mencoba membangunkan dua temannya yang masih tertidur dengan pulas,
"BANGUNNN....ALARM NYALA MULU, BANGUN KAGAK"
"WOIII.... BANGUN..."
"HAISHHH... GUA MANDI DULUAN!"
Teriak Ziffran yang tak di respon kedua temannya itu hingga ia mengacak-acak rambut sendiri karena kesal. Pada akhirnya Ziffran memutuskan mandi terlebih dahulu baru membangunkan mereka lagi.
Jam digital telah menunjukkan pukul lima lebih empat puluh menit. Rin, Ziffran dan Syifa sudah selesai bersiap untuk kesekolah. Sedangkan dua temannya masih mandi.
Rin berpamitan kepada dua temannya Ziffran dan Syifa untuk kesekolah duluan, karena ia murid baru jadi awal sekolahh harus patuh dulu, pikir Rin.
" Gua duluan ya, murid baru gak boleh telat." Kata Rin sambil menepuk pundak kedua sahabatnya itu.
"Okey tiati..." Teriak keduanya melihat Rin sudah menyalakan motornya.
" Dua temen lu tuh lama bener, pegel nih kaki. Bisa bisa gua laper lagi." Kata Syifa dengan raut wajah kesal.
(Suara motor Rin semakin menjauh) tanda bahwa Rin memang terburu buru.
***
Aksa memasuki mobil lalu melajukan mobilnya menuju sekolah. Mobil Ferrari putih melaju di jalanan kota bandung menuju sekolah, melewati angin dan pohon yang menyapa sejuk pagi hari ini.
Seakan hati Aksa merasa senang, karena mulai hari ini ia akan antar jemput Rin seperti janjinya saat basket kemarin. Sudut bibir Aksa naik seakan hari ini akan ada hal tak terduga.
Baru setengah jalan akan kesekolah tapi,ada kerumunan yang menghadangnya.
"Aishhh, ada apaan sih?" Aksa keluar dari mobil dan memasuki kerumunan tersebut.
Seorang gadis mengenakan seragam sekolah yang sama dengannya terbaring lemas dijalan dengan darah yang keluar dari dahinya dan luka di bagian tangannya. Wajahnya menghadap kekanan sedangkan Aksa berada di kiri gadis itu. Betapa terkejutnya Aksa saat ia tau wajahnya.
"Telepon ambulans" kata seorang ibu.
"M-maaf, ini teman saya. Agak minggiran " Kata Aksa tertatih melihat wajah rin bersimbah darah.
"Bisa tidak anda mengangkatnya sendirian?" Kata seorang pekerja kebersihan.
"Insyaallah bisa." Lalu Aksa mengangkat Rin untuk dipindahkan ke mobilnya. Tak lupa ia menelpon orang bengkel untuk mengurus sepeda motor Rin.
***
Aksa sedang menelepon wali kelas Rin dan wali kelasnya.
...Bu Ira cantek...
...(Berdering)...
"Assalamualaikum, Bu Ira. Saya ingin memberitahukan kalo anak murid ibu yang bernama Isabella Sabrina kecelakaan tadi pagi bu. Sekarang ia di IGD bu, lukanya lumayan parah. Jadi saya harap ibu bisa menulis di absen Isabella sedang sakit. Itu saja bu dari Aksa."
"Wa'alaikummusalam, iya nak. Semoga cepat pulih murid baru ibu itu." Jawab sang guru
" Aamiin, bu. Wassalamu'alaikum." Aksa menutup teleponnya.
''''
...Guru galak...
...(Berdering)...
"Hallo, Bu Margaret. Aksa gak bisa masuk sekolah bu, lagi jagain temen di rumah sakit. Mohon ya bu, tulis di absen Aksa ijin." Kata aksa pada wali kelasnya
"Kamu pasti berbohong kan? Send bukti biar saya percaya!" Suruh wali kelasnya
Lalu aksa segera mengirim foto kepada wali kelasnya sebagai bukti bahwa ia memang berada dirumah sakit. "Udah ya bu." Katanya langsung menutup telepon.
Dokter keluar dari ruangan Isabella, lalu bertanya pada aksa
"Anda siapanya gadis itu?"
"Saya kakaknya dok, ada apa ya?" Jawab Aksa bohong.
"Ikut saya" dokter mengajak aksa keruangannya.
Sampai dalam ruangan Aksa diberi tau bahwa kaki kiri Isabella patah, dan harus dilakukan operasi pada kaki kirinya. Aksa menyetujui operasi tersebut.
Setelah itu ia menunggu didepan ruang operasi, wajah gadis yang ia lihat sedang menutup mata dan peralatan yang menempel untuk membantu bernafas.
"aku punya allah, dan akan kupastikan doa ku untuknya sampai kelangit." Batin Aksa
[Di sekolah]
Wali kelas dari Isabella menghubungi nomor ayah Isabella, namun sayang ayah Isabella berada diluar kota. Tertulis dua nomor yang satu milik ayah Isabella dan satu lagi nomor milik Diego.
...Walkel Ibel...
Assalamualaikum, nak. Adek kamu kecelakaan, ia sedang dirawat di rumah sakit Medika sehat. Lukanya cukup parah kata anak murid saya yang lain. Bisakah anda kesana untuk megurus adik kamu.
Pesan singkat dari wali kelas telah terkirim, namun sayang pesan yang dikirimkan gak kunjung dibaca.
Ibu Ira berjalan menuju kelas IPA-1 memberitahu kepada muridnya bahwa salah satu murid yang baru saja pindah kemarin kecelakaan.
"Eeeh Ibu Ira.... Cantik deh, sekarang jangan soal ya, praktek aja." Kata Sandra dengan senyum.
"Kalian semua duduk dulu, ibu hari ini ada rapat. Mau kasih tau kekalian teman kalian yang duduk di bangku itu (menunjuk bangku kosong milik Isabella) sedang dirawat, jadi mohon doanya biar cepat pulih." Kata bu Ira, lalu melangkah keluar kelas.
Pov Diego on
(Derrttt..dertt..) dering hp Diego diatas meja. Diego segera mengambil handphonenya mendapati satu pesan masuk dari wali kelas adiknya.
"Pasti nih anak buat masalah lagi pasti, tuh anak kalo g diem susah,ck." Duganya.
Diego membaca dengan teratur tak lama ia tersentak medapati kalimat kecelakaan dalam pesan itu. Diego berdiri mengambil jaket dan kunci mobil yang ada di atas meja.
"LU MAU KEMANAAAA.. BENTAR LAGI MASUK!!" Teriak Valno pada Diego.
"BILANG KE GURU, ADA URUSAN ADEK GUA MASUK RUMAH SAKIT!!" Balas Diego dengan cepat, lalu berlari menuju parkiran. Sampai lah ia diparkiran, lalu ia menyalahkan mobilnya. Tapi, saat akan keluar satpam sekolah menghalanginya
"PAKKK, BUKA TUH GERBANG URANG MAU KERUMAH SAKIT !! ADEK URANG KECELAKAAN!!" kata Diego yang tidak bisa mengendalikan emosinya.
Sesaat setelahnya satpam itu membuka gerbang membiarkan mobil hitam merah lolos dari sekolah.Di perjalanan ia kerumah sakit medika, ia terus saja berkata "Kenapa gak hati hati ibelnya kakak, kalo kayak gini kakak cemas. Ibel tuh satu satunya wanita dalam keluarga, kakak belum siap kalo kehilangan Ibel setelah kehilangan bunda." Tanpa sadar air matanya menetes hingga mobil itu berhenti di parkiran rumah sakit Medika Sehat.
Pov Diego off
Diego keluar dari mobil dan berlari menuju IGD, nampak mencari namun tak ada, alhasil ia bertanya kepada suster yang sedang menata obat.
"Sus, dimana korban kecelakaan? Atau Isabella Sabrina?" Pertanyaan keluar dari bibir yang gemetar.
"Maaf, mas .. pasien yang bernama Isabella Sabrina sedang dioperasi, jadi ia berada di ruang operasi sekarang." Kata suster.
"Hah? Apa? Operasi? Operasi apa?" Tanya Diego cemas.
"Operasi pada kaki kirinya, akibat kecelakaan kaki kiri nona Isabella patah." Jelas suster.
"Makasih, sus." Keringat dingin mulai keluar dari dahi Diego, wajah seolah tak percaya masih terlihat.
Setelah semua informasi yang ia dapat dari suster, ia berjalan mencari ruang operasi. Diego melihat seorang laki-laki berseragam OSIS duduk sendiri didekat pintu ruang operasi.wajahnya nampak sedih. Diego mendekat keruang operasi.
"Lu, kenapa gak sekolah?" Tanya Diego sambil mengamati laki laki itu.
"Temen gua kecelakaan, kak. Terus gua bawa dia ke rumah sakit ini. Dia tadi ditabrak lari oleh orang." Jelas Aksa pada Diego.
"Maksud lu Isabella Sabrina yang kecelakaan?" Tanya Diego mendesak.
Mata elang milik Aksa melihat Diego, lalu menjawabnya "iya, temen gua Isabella Sabrina, kok lu bisa tau?" Tanyanya heran.
"Jelas, tau gua kakaknya. Gua kira lu yang nabrak adik gua!" Kata Diego asal.
"Bukan, tadi pagi gua berangkat ke sekolah nah di tengah perjalanan ada kerumunan. mobil gak bisa lewat jadi gua samperin. Gua liat adik lu udah pingsan, gua bawa kesini." Cerita singkat Aksa.
"Okey, by the way, gua titip adek gua kalo disekolah. Emang tingkah dia rada rada tapi tu anak baik. Gua pingin ada orang yang jagain adek gua, karena gua beda sekolah sama dia." Jelas Diego.
"Okey, kak. Insyaallah kalo gua sanggup aja." Jawab Aksa dengan senyuman kecut.
Aksa dan diego mulai mengobrol didepan ruang operasi menunggu Isabella Sabrina keluar dari ruangan itu.
Setelah menunggu hampir satu jam akhirnya Rin keluar dari ruang operasi dan dipindahkan ke kamar rawat yang telah dipilih oleh Aksa. Kamar rawat VIP yang ia pilih berukuran lumayan besar dengan nuansa putih.
...
Rin masih tertidur dalam obat bius, semua alat masih terpasang pada Rin. Kakaknya duduk pada kursi didekat Rin.
Diego memegang tangan rin dan berkata "bunda maafin Diego gak bisa jaga Ibel, bunda... Apa perlu Diego pindah? Agar bisa jaga ibel?" Kata Diego yang perlahan meneteskan air mata.
Aksa yang melihatnya merasa sesak seakan atmosfer di ruangan itu berubah. Seakan Ibel akan pergi suatu saat.
Setelah sepuluh menit, akhirnya Rin terbangun dari tidurnya dan merasakan pusing pada kepalanya karena obat bius.
" A-aku dimana?" Tanya Rin dengan bibir bergetar.
Aksa mendekat lalu berkata " rumah sakit, Rin." Katanya dengan senyuman.
"K-kakak kok kesini? Kakak gak kesekolah? Nanti ayah marah kalo tau kakak bolos." Kata gadis itu yang melihat Diego dengan khawatir jika ayahnya memarahi kakak kesayangannya.
"K-kamu juga kenapa disini? Kamu kan harusnya sekolah?" Kata Rin menatap tajam Aksa.
"Santuy, hari ini ada rapat. Jadi gua mintain ijin buat lu sama gua." Kata Aksa.
"Ya udah, kakak tinggal kalo udah baikan tuh badan kamu, jangan lupa pulang." Pesan Diego yang tubuhnya sudah tak terlihat dari kamar rin.
"Aksa, sinii.. duduk. Gua mau nanya kaki gua patah kah? Pasti yang kiri kan" tanyanya sambil senyum.
"Iya, kiri. Mulai besok gua antar jemput lu.jangan ngeyel" tatapan elang milik Aksa menatap Rin.
"Iya, btw mari jadi sahabat selamanya." Kata rin sambil mengulurkan jari kelingking kanannya pada Aksa.
"Okey, sahabat" mengulurkan jari kelingkingnya ke Rin dengan senyuman.
"Hanya sahabat ya rin? Apa tidak ada sedikit rasa buat ku?" batin Aksa.
Akhirnya, apa yang ditunggu datang. Seorang suster memberi tahu jika Rin boleh pulang asal tidak banyak mengerakkan kakinya sampai gips di kaki kirinya dilepas.
Aksa mengantarkan Rin pulang, melaju diantara jalan kota yg agak sepi, Rin memulai obrolan.
"Btw, lu janji kan antar jemput gua?" Tanya Rin membuka obrolan.
"Iya, tenang aja gua gak pelupa dan ceroboh kayak lu." Sindir Aksa
"Weyy, kalo ngomong gua tuh gak ceroboh cuma kurang tepat ajaa." Elak Rin
Aksa terkekeh melihat wajah gadis disampingnya cemberut "sama aja itu Rin, nih ya pandai sihh tapi kang buat onar!"
"Kok lu tauu? Kok bisa lu tau gua buat onar?" Tanya Rin
"Tau lah lu kira gua g ada temen di sekolah lama lu! Lu di pindah kesini karena beasiswa, tapi tuh sifat jail lu bikin orang puyeng kan?" Tanya Aksa yang kini menatap manik mata Rin.
"Gua gak jail cuma gabut aja kok, gua tuh gak pernah jail tauu." Elak Rin yang kini mukanya seperti kepiting rebus.
"Idih...gak mau ngaku!" Tawa renyah aksa menembus telinga Rin.
"Ihhh... Rese banget sih lu? Dasar tepung bumbu sasa!" Ledek Rin
...
Mobil Ferarri putih telah sampai perumahan elit dikota bandung.
Mobil milik Aksa telah sampai dirumah Rin, rumah bernuansa putih klasik yang di kelilingi taman.
"Thanks, sa. Udah anterin gua."
"Urwell, Rin. Gua langsung pulang ya." Kata Aksa
"Lu gak mau mampir bentar? Main gitu?"
"Sorry Rin, gua udah di tungguin temen gua." Jelas Aksa pada Rin
"Oke, Sa. Tiati." Kata Rin
Mobil milik Aksa telah meninggalkan rumah Rin. Rin berjalan masuk dengan kruk yang ia pakai.
Sampai ia dalam kamar, melihat kembali hasil tes dua hari lalu.
"Gak apa Ibel, semesta memang sejahat ini. Dan takdir ini lumayan sulit untuk di terima." Batin Ibel
Flashback on
...Kelas Satu Sd...
Rin sedang memakan buah dengan laki laki yang sebangku dengannya.
"Ibra, aku masih punya banyak buah dirumah."
"Ibra, gak bisa main kerumah Ibel. Nanti, Ibra dimarahin ayah sama bunda." Jawab Ibra sedih.
"Ibra, jangan sedih. Besok aku bawa banyak buah. Biar aku bisa makan buah yang banyak sama Ibra." Jawab ibel kecil dengan semangat.
"Iya, terserah ibel mau bagaimana." Senyuman Ibra mengembang.
Bel pulang telah berbunyi.
Ibel dan Ibra mengunggu jemputan. Ibra yang tak memperhatikan jalannya.
"Ibraaaa, awasss." Ibel kecil berlari kearah Ibra.
Brukkk
Ibel terpental, dan Ibra selamat. Hanya luka kecil di kaki dan tangan Ibra. Namun, Ibel kecil terbentur di kepalanya lumayan keras. Hingga darah segar keluar dari hidung dan mulut nya.
"Ibell, kamuu berdarah. Ibel jangan tinggalin Ibra." Kepala ibel sudah di pangkuan Ibra. Ibra menangis melihat temannya terluka.
"Ibla..jangan sedih. Ibel kuatt, Ibel akan selalu ada buat Ibla. Ibel janji." Jawab Ibel mengusap air mata ibra, sebelum kehilangan kesadarannya.
Ibel kecil koma tiga hari. Saat ia masuk sekolah ternyata temannya telah pindah dari sekolah tersebut.
Saat pulang sekolah Ibel menangis sejadinya dikamar, karena Ibel kecil sangat ingin bertemu Ibra.
Tapi kenyataannya, Ibra telah di bawa oleh orang tuanya pindah ke korea.
Flashback off
"Ibraa... Apa kita bisa bertemu nanti?" Batin Rin
***
[Danau]
Seorang laki laki bermata hazel menatap lurus danau di depannya.
"Ibel dimana?" -batin lelaki itu
"Ibraa, bunda cariin ternyata kamu disini." panggil wanita paruh baya.
"Ada apa bunda cari Ibra?"
"Papa kamu dua hari lagi pulang." Kata wanita itu.
"Bunda, dia bukan papa ku! Papa ku udah pergi selamanya dari aku, saat masih Tk!" Sentak Ibra pada bundanya.
Wanita paruh baya itu melangkah meninggalkan Ibra di danau belakang rumahnya.
"Ibel, apa kita gak akan pernah ketemu?" Teriak Ibra frustasi.
***
Gibran Stevano Aditya adalah putra tiri dari seorang pebisnis internasional, yang mendapatkan apa saja yang ia inginkan kecuali kasih sayang. Gibran atau sering di panggil oleh Ibel dengan nama Ibra adalah ketua gang mafia terbesar, yang sangat di takuti oleh gang mafia lainnya.
Gibran mempunyai mata hazel dan tubuh perfeksionis. Gibran sendiri ahli dalam bidang bela diri dan olahraga. Walaupun begitu nilai ia disekolah terbilang mendekati sempurna.
(Derttt....derttt)
...Laura...
Gi, ntar malem ada balapan ikut ga?
^^^Ikut, jam berapa?^^^
22.00, dateng! Gua punya kejutan buat lu
Read
Pesan dari laura cukup menarik bagi Gibran, pasalnya Gibran sudah cukup lama tidak ikut dalam balapan.
***
Pukul sembilan malam
Laura pov on
"Murid baru yang tadi gak masuk, mau gua ajakin deh. Lagian gua gak ada temen. Kayaknya dia satu frekuensi sama gua" pikir ku. Aku membuka handphone, dan menanyakan soal gadis itu kepada Aksa, Aksa adalah sahabat ku dari kecil.
...Aksara Jawa...
^^^Sa, punya nomor cewe baru di sekolahan kita ga?^^^
Punya
^^^Send sini^^^
Buat apa?
^^^Gua pingin punya tmn cewe sekali kali^^^
Oke
/Send kontak Isabella
Udah
^^^Ok thanks^^^
^^^Read.^^^
Namanya Isabella, aku save lalu aku chat Isabella.
...Isabella murid baru...
^^^Allo..^^^
y, sp ?
^^^Anjir singkat amat mba^^^
^^^Gua sahabatnya Aksa^^^
^^^Kenalin gua Laura.^^^
^^^Gua dapet kontak lu dari Aksa^^^
Ooo
Salam kenal, gua Isabella Sabrina
Panggil Rin aja.
^^^Pingin ajak lu liat balapan, lu mau ga?^^^
Balap? Mau.
^^^Gua jemput lu,^^^
^^^Share lock^^^
/Sahre lock
^^^Sipp^^^
Aku berganti pakaian, lalu turun dan mengambil kunci mobil.
Laura pov off
Gibran menyalahkan mobilnya menuju tempat balapan. Sedangkan disisi lain Laura menghampiri Rin untuk menonton balapan. Tak kurang dari sepuluh menit Laura telah sampai di depan rumah Rin.
Rin yang menunggunya di teras rumahnya langsung berjalan agak cepat dengan kruk, menghampiri mobil hitam di depan rumahnya.
"Balapan didaerah mana emang?" Tanya rin memecah keheningan.
"Didekat kota, ntar lu juga tau." Jawab Laura.
"Oke" jawab rin singkat
"Rin, kaki lu kenapa?" Tanya Laura yang melihat kaki rin
"Cuma kecelakaan aja biasalah." Jawab rin santai.
(Derrttt...Derttt..)
Laura mengangkat telpon dari Gibran
"Lu dimana?"
"Lagi di jalan 5 menit lagi sampai, bos!" Jawab Laura
"Ok" saluran telepon diputus sepihak oleh Gibran.
Mobil hitam yang memecah dinginnya angin malam telah sampai di tujuannya. Dekat kota dan sepi. Hanya anggota geng geng motor yang berkumpul untuk sekedar melihat atau mengikuti balapan.
Laura menghentikan mobilnya. Ia membuka pintu bagasi mobil agar Rin tidak kecapekan karena harus berdiri dengan kruk.
"Rin, duduk sini aja.."
Laura mengandeng tangan Rin ke bagasi mobil. Dan ia menepuk bagasi mobilnya sebagai kode duduk sini. Rin duduk di sebelah Laura. Gelang yang dipakai oleh Rin menyita perhatian Laura, karena seakan tidak asing dengan gelang yang dikenakan oleh Rin.
"Rin, itu gelang kapel ya?" Tanya Laura melihat gelang Rin.
"Huum, gelang ini gelang yang dikasih sama seseorang. Samaan sama dia tapi, gua gak tau di sekarang dimana." Kata rin dengan sedikit merendahkan suaranya.
"Sorry, Rin gua gak maksud."
Seorang cowok, menepuk pundak Laura,
"Lau, tumben bawa teman?" Tanya cowok itu meneliti Rin.
"Anak baru di sekolah gua, lama gak keluar juga sama cewe. Keluar bareng kalian mulu bosen." Ledek Laura terkekeh.
"Ntar gua mau kenalan sama temen lu. Udah di tunggu anak balapan dibawah." Tanya cowok itu meninggalkan Rin dan Laura.
***
Suara mesin mobil terdengar, seorang gadis berjalan ke tengah jalan membawa kain putih, tangan gadis itu menjatuhkan kain putih tanda di mulainya balapan.
Mobil hitam dan pink mulai melaju, melaju memecah udara dingin di kota. Tidak lebih dari lima belas menit mobil hitam yang digunakan Gibran telah sampai dan mobil pink milik seorang gadis menyusulnya.
"Yahh anjing, gua kalah." Kata gadis itu sambil melirik kearah Rin.
"Terima aja sih Ca..". Kata kedua temannya.
Gadis itu menatap tajam Rin, ia berlari kearah Rin dan tiba tiba memeluknya.
"Gua kangen banget, sama lu!" Kata gadis itu saat memeluk Rin.
"Caca kah? Tanya Rin dengan lirih, dan gadis itu melepas pelukannya.
"Yep, kaki knp kaki?" Tunjuk gadis itu seperti anak kecil.
"Kecelakaan marin."
"Ooo." Kata gadis itu.
Laura menyela pembicaraan mereka.
"Wait...wait.. kalian saling kenal?" Tanya Laura dengan raut bingung.
"Hmm." Jawab caca malas.
"Rin, kalo udah sembuh ajarin gua balapan biar menang dari tuh cowok." Tunjuk caca kepada Gibran yang sedang berjalan kearahnya.
"Lu aja yang gak bisa balap. Gak usah lu ajarin nih cewe!" Suruh gibran yang menatap Rin.
"Sorry...lu siapanya Isabella Sabrina emangnya? Sok ngelarang?" Tanya caca
Rin hanya melamun melihat mereka adu bicara. Lamunan Rin tiba tiba terhenti ketika ada pertanyaan dari Gibran.
"Nama lu Isabella Sabrina?" Tanya Gibran menatap Rin dalam.
"Aku pernah melihat tatapan yang sama, tapi dimana?" -batin Rin
"Iya, itu nam-" belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Gibran memeluk Rin.
"Ibel, ini Ibra. Maaf baru bisa nemuin Ibel." Kata Gibran lirih, isakan gibran terdengar oleh Rin, Laura dan Caca
"Iya, ga apa." Jawab Rin singkat.
Sedetik kemudian Gibran melepas pelukannya dan berteriak "TUHAN TERIMAKASIH." Suara bergetar dan air mata yang jatuh dari pelupuk Gibran, membuat Rin berdiri menghampirinya lalu memeluk Gibran dan berbisik "aku udah tepati janjiku."
Semua orang yang ada di tempat tersebut melihat hal yang tak biasa, karena Gibran tidak pernah sekalipun memperlihatkan air matanya keluar. Air mata yang lolos jatuh karena melepaskan rindu yang amat dalam.
Laura yang melihat perubahan sikap Gibran semakin tak paham. sebenarnya kenapa mereka dapat mengenal anak baru, terutama Caca yang populer di sekolah dapat mengenal anak baru ini.
"Lihat Ibelnya Ibra udah ketemu gengs.!" Seru caca memecah keheningan itu.
"Diem Ca, Gak liat gua lagi ngapain?"
"Hehe.. sorry bos. Gua gemes, dari dulu pingin temuin kalian berdua tapi susahnya kayak pelajaran mtk." Setelah berkata itu Caca langsung berlari pergi meninggalkan tempat balapan.
"Ibra , lepas pelukannya. Aku malu." Kata Rin lirih.
"Bentar lagi oke."
"Umm.. kaki ku ibra hm." Beberapa detik kemudian ibra tersadar bahwa kaki kiri Rin di gips.
Ibra melepaskan pelukannya, pikirannya masih tidak percaya apa yang terjadi hari ini.seperi mimpi indah Ibra setelah bertahun-tahun terwujud.
***
Suara adzan subuh terdengar, Rin bangun dari tidurnya, lalu melakukan aktivitas seperti biasa. Tak lama ia pun turun membuat roti bakar seperti biasa untuk sarapan.
Disisi lain Gibran masih tertidur pulas di kasur kingsizenya. Suara alarm saja berlalu setelah ia mematikan alarm, lalu tidur kembali dengan mimpi indahnya .
Sedangkan Aksa telah selesai mandi dan sholat subuh, kebiasaan Aksa membaca surah al mulk di pagi hari. Seusai membaca, ia pun berolahraga ria di halaman rumahnya.
Sejuk udara pagi menemani Aksa joging pagi ini. Tak luput ia membawa seekor kucing berbulu putih. Aksa mengajaknya jalan jalan.
***
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!