Hujan turun dengan tiba-tiba tanpa mendung sedikitpun. Seorang Wanita Muda berlari untuk berlindung di halte bus...
Dia adalah Aurelia Meydina Admajaya. Anak seorang Pensiunan Tentara yang punya nama di kota J...
Tret, tret, tret, getar Handphone Lia "Hallo, pah" jawab Aurelia (ternyata itu telepon dari papanya)...
"(.........)" papanya
"Iya, pa. Tiba-tiba hujan, jadinya Lia sedang berteduh di halte bus" jawab Aurelia...
"(.........)" papanya
"Lia ada di jalan xxx ya, pah. Halte busnya warna biru, pa. Lia tunggu ya, pa" jawab Aurelia lalu mematikan sambungan teleponnya dengan sang papa...
Brum, brum, brum suara sepeda motor yang berhenti di depan halte bus tempat Lia menunggu papanya... Seorang laki-laki dengan badan tegap dan gagah di balut dengan seragam kebanggaannya sebagai seorang tentara turun dari motornya dan ikut berteduh di halte bus itu...
"Permisi, boleh saya ikut berteduh di sini bersama Nona?" kata sang Tentara itu...
"Oh, iya. Boleh" jawab Lia...
"Sedang menunggu jemputan?" tanya Tentara itu...
"Ia" jawab Lia...
Tit, tit, tit, suara klakson mobil land rover hijau loreng milik papanya Lia yang sudah berada di depan halte bus... Dengan sigap, Tentara yang berteduh dengan Lia memberi hormat kepada papanya Lia...
"Darlen" papa Sam menyebutkan nama Tentara itu...
"Siap Komandan" jawab Darlen...
"Kamu kenal dengan anak saya" tanya papa Sam kepada Darlen...
"Siap, tidak komandan. Kami baru ketemu karena berteduh di halte ini" jawab Darlen...
"Oke, baiklah. Kami duluannya ya, Darlen" kata papa Sam kepada Darlen...
"Siap komandan" jawab Darlen...
Di dalam mobil terjadi percakapan antara Lia dan papanya... "Kamu kenal dengan dia, sayang?" tanya papa Sam...
"Lia baru pernah ketemu sama dia, pah. Itupun bari tadi di halte bus" jawab Lia...
"Kalian ngomong apa tadi?" tanya papa Sam...
"nggak ngomong apa-apa kok, pa" jawab Lia...
"Darlen adalah laki-laki yang baik, disiplin, bertanggungjawab juga berwibawa. Papa suka anak itu" kata papa Sam menjelaskan...
"Maksud papa apa ya? Lia nggak nanya loh" imbuh Lia...
Sambil tersenyum "Papa hanya ngomong saja, nak. nggak ada maksud apa-apa kok...
Tak terasa Ayah dan anak perempuannya sudah tiba di depan rumah mereka. Papa Sam langsung memarkirkan mobil di garasi mobil...
"Kamu basah, sayang. Cepat masuk, ganti bajumu. jangan sampai kena flu" kata mama Retha kepada anak kesayangannya itu...
Lia langsung menaiki tangga menuju ke kamarnya dan masuk ke kamar mandi dan membuka bajunya yang tadi basah karena hujan dan mengguyur tubuhnya dengan air hangat dari mengucur dari shower...
Setelah habis membersihkan tubuhnya. Lia memakai kaos putih dan celana pendek selutut dan menuju ke dapur...
"Ma, ada yang bisa Lia bantu?" tanya Lia. "Nggak usah, sayang. ini sudah siap, tinggal kita makan malam saja. Sana, panggil papa dan kak Bram untuk makan malam" kata mama Retha kepada Lia... Lia pun memanggil papa Sam dan kak Bram untuk makan malam bersama...
Mereka makan dengan tenang... Selesai makan, Lia dan mam Retha membersihkan meja dan piring-piring makan mereka... Setelah itu mereka duduk di ruang nonton bersama papa Sam dan kak Bram sambil menonton acara di televisi...
tepat jam 10.15 malam. Papa Sam, mama Retha, kak Bram dan Lia masuk kamar mereka untuk beristirahat...
Jam 05.30 pagi, Lia sudah bangun dan menjalankan kebiasaannya "Berdoa" pagi. Setelah itu Lia menuju kamar mandi untuk mandi. 15menit adalah waktu mandi bagi Lia.
Lia bergegas di depan Lemari Bajunya dan mengambil baju dinas untuk di pakai ke sekolah tempatnya mengajar. Setelah itu, dia memoles wajahnya dengan sedikit makeup tipis agar terlihat senatural mungkin...
"Selamat pagi pa, ma" ucap Lia kepada papa Sam yang duduk di ruang keluarga yang berhadapan langsung dengan dapur dan ruang makan. Juga mama Retha yang sedang menyiapkan sarapan pagi...
"Selamat pagi, sayang" jawab papa dan mama bersama-sama. "Ayo sarapan dulu, Lia" suara mama...
Langsung duduk di meja makan "Ia, ma. Lia sarapan dengan roti sama air putih saja ya, ma. Lia harus hadir sebelum semua siswa. Hari ini jadwal piket Lia" sambil mengunyah rotinya dan meminum air putih hangat yang di berikan mama Retha...
"Perlu diantar sama papa, sayang?" tanya papa Sam...
"Nggak usah, pak. Kak Bram yang ngantarin Lia pakai motor saja, pa. Biar cepat nyampe sekolah" jawab Lia kepada papanya... "Kak Bram dimana, pa?" Lia menanyakan kakak laki-lakinya itu...
"Hadir, bu guru" langsung dijawab kak Bram yang keluar dari kamarnya. "Sudah siapkah, adikku ini?" tanya kak Bram...
"Ayo, kak. Lia ada tugas guru piket pagi ini" pinta Lia... "Dah pa, dah ma. Lia jalan dulu ya" sambil mencium kedua orang tuanya itu...
jam 06.20 menit, Lia sudah ada di sekolah. "Terima kasih Kak, udah ngantar Lia" kata Lia buat kak Bram...
"Iya, adikku. Mau kakak jemput lagi kalau sudah waktu pulang?" tanya kak Bram...
"Nanti Lia hubungi ya kak kalau udah waktu pulang" jawab Lia sembari masuk ke gerbang sekolah...
Lia sudah di sambut oleh dua orang satpam sambil berkata "Selamat pagi, bu Lia"...
"Selamat pagi pak Bagus dan pak Rahman" dengan senyum khas Lia yang hangat dan suara yang lembut...
Lia mulai menjalankan tugasnya sebagai guru piket. Dia berjalan memantau dan menyambut semua siswa-siswi yang masuk melewati gerbang sekolah dengan senyum hangatnya. Semua orang tua yang mengantarkan anak-anak mereka sangat menyukai Lia, karena sifatnya yang lemah lembut dan penuh kasih sayang...
07.00 pagi,,,,,,,
Ting, ting, ting, ting, ting... Bunyi bel tanda semua siswa-siswi masuk ke kelas masing-masing....
"Selamat pagi anak-anak" sapa Lia kepada siswa-siswinya di kelas 1... Lia dipilih kepala sekolah untuk mengajar di kelas 1, karena sifatnya yang lemah lembut serta keibuan...
"Selamat pagi, ibu guru yang cantik" jawaban serempak dari anak-anak didiknya...
"Apa kabar pagi ini" tanya Lia...
"Baik, bu" jawab mereka...
"Mana semangat paginya" seru Lia
"Semangat, semangat, seeemaaangaat" dengan semangat anak-anak didiknya menjawab Lia...
"Ibu mau mengabsen dulu ya, anak-anak" kata Lia dan mulai mengabsen anak-anak didiknya di kelas 1 itu...
Ada 20 orang anak didik Lia di kelas 1. Lia sudah terbiasa menghandle anak-anak didiknya dengan tenang dan baik... Anak-anak didiknya sangat senang dan menyukai Lia dengan cara mengajar Lia yang baik bahkan orang tua dari anak didiknya menyerahkan anak-anak mereka untuk dididik Lia. Karena Lia begitu terampil dan lembut dalam mendidik...
Tepat jam 10.30, Siswa-siswi kelas 1 sudah selesai dengan jam belajar mereka dan bersiap-siap untuk pulang... Orang tua merekpun sudah ada yang menunggu di tempat tunggu yang sudah disediakan pihak sekolah...
"Ayo, ibu antar kedepan anak-anak" kata Lia...
Setelah mengantarkan anak-anak didiknya bertemu dengan orang tua mereka dan pulang. Lia kembali dan menuju ke kelas 1 untuk membereskan buku-buku juga kelas. Tiba-tiba pandangan matanya tertuju kepada seorang anak perempuan kecil. Dia adalah Cecilya Anastasya, yang sedang duduk sendiri di bawah gasebo sekolah, tempat biasa orang tua menunggu anak-anak pulang sekolah...
"Cecil?" guman Lia sambil menuju ke arah anak itu...
"Nak, kenapa duduk sendiri? Siapa yang akan menjemputmu?" tanya Lia kepada anak perempuan itu...
"Bu guru. Cecil menunggu papa" jawab Cecil...
Dengan lembut Lia berkata "Ibu temani ya, sambil menunggu papa kamu"...
" Iya, boleh bu guru. Cecil juga takut sendiri menunggu papa" kata Cecil...
Mereka berdua bercerita dan bercengkrama bersama di gasebo sekolah itu... Tiba-tiba Cecil memegang perutnya, dan keringat dinginpun mengucur dari sela rambut anak itu. Wajah Cecil begitu pucat dan ambruk seketika dipangkuan Lia...
"Cecil, Cecil, bangun nak. Kamu kenapa?“ dengan kebingungan Lia coba membangunkan Cecil tapi tak sedikitpun akan itu bergerak...
" Pak Bagus, pak Rahman. Tolong bawa Cecil ke ruang UKS" dengan segera kedua satpam itu berlari dan membopong Cecil masuk ke ruang UKS...
Lia mengambil minyak kayu putih di kotak obat yang di ruang UKS dan tidak lupa Lia membuatkan segelas teh manis hangat...
Lia mengosok minyak kayu putih di sekitar dahi, hidung, perut, bagian belakang tubuh Cecil bahkan tangan dan kaki juga tidak luput dari olesan minyak kayu putih...
"Mama, mama... Cecil kangen ma. mama kemana saja" suara Cecil mengigau memanggil mamanya...
"Sayang bangun, ini ibu guru" dengan perlahan mata Cecil terbuka dan dia langsung memeluk Lia... Sambil memeluk Cecil, Lia berkata "Cecil sayang, minum teh manis hangatnya dulu. Ayo, jangan sampai tehnya dingin nanti nggak enak"
Sambil mengangguk Cecil melepaskan pelukkannya dan menghabiskan teh manis hangat buatan Lia...
Tanpa disadari Ibu guru Lia dan Cecil ada sepasang mata yang mengawasi mereka dari luar ruang UKS...
"Pak Darlen. papanya Cecil kan?" tanya pak Ilham yang merupakan Kepala Sekolahnya Cecil...
"Iya, pak. Saya mau menjemput Cecil. Dan di depan pak Bagus menyampaikan bahwa Cecil ada di ruang UKS karena tadi sakit" jawab Darlen...
Dengan senyum pak Ilham berkata "Cecil ada bersama ibu guru Lia, wali kelas Cecil di kelas 1 dan itu mereka" sambil menunjukkan kedua orang guru dan siswinya...
"Papa" seru Cecil dengan lemah...
"Anak papa sakit ya? Perut Cecil sakit lagi? Maafkan papa karena terlambat menjemput Cecil" kata Darlen dengan lembut kepada anaknya... Yang dijawab anggukan oleh Cecil...
"Terima kasih, ibu sudah menjaga anak saya" ucap Darlen yang telah berdiri di samping tempat tidur Cecil... "Saya Darlen, papanya Cecil" sambil mengulurkan tangannya...
"Saya Lia, wali kelasnya Cecil" membalas uluran tangan Darlen...
"Kamu?" Serempak mereka berdua berucap...
"Apa papa mengenal ibu gurunya cecil?" tanya Cecil pada papanya...
"Papa pernah ketemu dengan ibu guru waktu berteduh di halte bus di sekitar perumahan oma waktu papa pulang dari kota P...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!