Membuka mata perlahan-lahan mencoba melihat sekitar ruangan yang terlihat sangat asing, kepalanya terasa begitu berat dan sekujur tubuh terasa begitu sakit.
"Ya tuhan kepala ku pusing sekali, Kamar siapa ini??"
Seorang Pelayan berjalan mendekati wanita yang terbaring lemah di kasur itu,"Nona Sora anda sudah sadar, beri tahu Tuan bahwa Nona sudah sadar".
Pelayan-pelayan itu terus memanggil nya Nona Sora, Ia bingung harus menjawab apa kepada mereka apalagi dengan kondisinya saat ini. Terdengar suara langkah kaki yang begitu cepat berjalan terlihat seorang pria paruh baya yang menampakkan wajah lega mendatanginya, Ia memeluknya begitu erat akan tetapi membuat wanita itu terkejut hingga melepas paksa pelukan itu terlebih wanita itu tidak tahu siapa Pria yang mengenakan setelan jas yang terlihat mahal dan berkelas seperti seorang pejabat tinggi atau seseorang yang memiliki pengaruh besar.
"Maaf kalian terus memanggil ku Sora, Tapi nama saya Reina Vivian bukan Sora, Kalian siapa? "Wajahnya terlihat bingung.
"Sora apa yang barusan kamu katakan, Ini Ayah nak … Reina Vivian???" Tanya Sang Ayah sembari memegang kedua tangannya.
Asisten Pribadi Ayahnya yang mengingat jelas nama wanita yang bernama Reina Vivian, Ia pun menjelaskan tentang Reina Vivian adalah seorang perkerja kantoran yang sudah berusia 30 tahun belum menikah dan dia juga wanita yang sudah menyelamatkan Sora Harumi Matthew dari kecelakaan maut.
"Nak, Kamu sungguh beruntung diselamatkan oleh orang baik yang bernama Reina Vivian itu"Tutur Si Ayah penuh dengan rasa syukur.
Sejenak Reina membeku bergumam di hatinya,"Woii ..Woii.. gila ini bukan Prank atau isekai kan!!!! Ini cerita kok kayak di Novel yang biasa gua baca sih".
Ayahnya heran melihat anak kesayangannya yang terlihat kebingungan, Segera Sang Ayah menyuruh beberapa Dokter pribadi keluarga besar Matthew untuk melihat keadaan anaknya. Namun hasil pemeriksaan Sora sudah sembuh total.
Reina yang sudah lelah meminta kepada mereka untuk meninggalkannya sendirian, Ia melirik-lirik setiap sudut ruangan memperhatikan apakah ada kamera yang tersembunyi, Namun tidak ada hal yang mencurigakan.
"Gua pasti lagi mimpi, Pejemin mata aja mungkin gua sekarang lagi
di kantor pas banget jam istirahat biasakan gua tidur di atap”
Tidak lama Reina pun terlelap yang memasuki alam bawah sadarnya dalam mimpi itu ia berada di tengah bukit yang luas di mana terlihat seorang wanita muda yang sedang duduk di pohon besar tersebut seperti sedang menunggunya. Reina berjalan mendekatinya melihat wajah wanita itu yang terasa tidak asing. Ia teringat
kembali tentang pertemuan pertama mereka di persimpangan jalan.
*Flashback
Di kala hujan yang begitu deras dalam perjalanan pulang Reina melihat seorang wanita yang terlihat muda yang ingin melewati lampu lalu lintas ia terlihat sangat kacau entah itu pikiran bahkan hatinya.
"Dek, Hati-hati disini banyak mobil yang lewat liat tuh rambu-rambu lalu lintasnya kita belum boleh jalan"Tarik Reina yang memegangi tangan anak itu.
Menepis tangan Reina dengan kasar,"Lepaskan aku ... Itu bukan urusan mu, ******!!!"
"Ha kasar banget ni anak sabar Reina… Apa kamu lagi putus cinta kalau begitu kamu bisa cerita sama aku tenang aja aku bakal bantu kamu kok?"Bujuk Reina melihat anak itu yang terus berjalan melanjutkan langkah kakinya hingga ke tengah jalan yang masih terlihat sepi.
"Kalau begitu, Bantu aku mengatakan kepada mereka maafkan aku ... maafkan aku ... Aku ... Aku sungguh meminta maaf!!!"Teriakan yang penuh keputusasan dan rasa penyesalan hingga suara nya menjadi serak.
Pada saat itu Reina tidak begitu jelas mendengar apa yang ia katakan karena hujan yang begitu deras, Saat menoleh kearah kiri mata Reina terbuka lebar karena tampak sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi. Ia berlari sekuat tenaga untuk menggapai anak malang itu.
Brukkkkkk!!!!!!!
Suara keras yang memecah keheningan di sekitar tempat tersebut di mana sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi menerjang kedua wanita itu, Reina yang berniat ingin menolong malah keduanya mengalami kecelakaan yang dimana tubuh Reina terpental dan saat itu pula jiwa mereka bertukar.
*Flasback End
Setelah mengingat kejadian itu Reina tidak bisa berkata lagi, Ia menangis hingga terisak-isak “Padahal aku ingin melindungi mu … Terus kenapa hiks hiks?”
“Mungkin ini hukuman dari Tuhan, karena aku yang begitu buruk”
“Jangan berbicara seperti itu aku semakin ingin menangis terus waktu itu kenapa kau menangis, Sora?”
“Tentang itu aku akan membagikan ingatan ku padamu Kak Reina” Jawab wanita muda itu yang menyandarkan kening nya di kening Reina.
Dalam ingatan itu sebelum tragedi kecelakaan Sora ingin menemui William Kei Dominic calon tunangannya, Ia membawakan cemilan kesukaan Kei yang biasa mereka makan saat masih kecil. Tepat di taman belakang rumah Kei langkahnya seketika terhenti sekujur tubuhnya terasa di tusuk jarum-jarum bibirnya bergetar melihat orang yang ia cintai mencium wanita lain tepat di depan matanya.
Wanita itu adalah cinta pertama Kei yang bernama Ella Jovanka, Ia adalah Wanita sederhana yang cantik dan lembut sangat berbeda jauh dari Sora yang memiliki kepribadian yang buruk.
Sora mendekati mereka berdua dengan kasarnya ia melempar cangkir berisi teh kearah Ella, Hingga kepalanya terluka namun itu tidak membuatnya puas ia menarik rambutnya dengan kuat seraya menghina keluarga Ella yang seorang pengusaha kecil.
Kei yang murka melihat kekasih tercinta di perlakukan seperti binatang, Ia menampar Sora hingga berulang-ulang kali hingga bibirnya terluka karena tamparan yang begitu keras dan untuk pertama kalinya Kei begitu kasar padanya.
"Kei, Kenapa… Aku ini Tunangan mu?" Mata Sora meneteskan setiap air mata yang begitu menyakitkan ia mencoba memegang tangan Kei, Namun Kei menepis tangannya yang gemetar.
"Apa kau tuli sudah berkali-kali aku mengatakan padamu, Pertunangan itu palsu dan Aku tidak pernah menyukai mu sampai kapan pun aku tidak pernah mencintaimu, Pergi dari sini jangan pernah temui aku lagi!” Kei meninggalkan
Sora dan ia menggendong Ella yang terlihat sudah tak mampu bergerak.
Tidak terima dengan semua ucapan Kei ia berlari sekuat tenaga di tengah hujan deras itu air matanya terus berjatuhan. Ia terus mengingat Kembali kenangan saat mereka berdua masih kecil, Kei kecil berjanji akan mencintai dan menikahinya namun semua itu hanya permainan anak-anak akan tetapi bagi Sora itu sebuah janji suci untuknya.
Sora bergegas pulang ke rumah ia ingin ibunya membantu dirinya, Untuk menghancurkan keluarga Ella dan mengambil Kei di sisinya lagi.
Namun Ibunya malah berbisik dengan seringai nya,"Kau itu Monster, Kau tidak akan pernah bisa mendapatkan cinta dari siapa pun bahkan dari diriku."
Ucapan yang penuh dengan rasa sakit mendalam hingga merasuki tulangnya Sora tidak bisa berkutik sedikit pun, Mata nya melebar dan memerah bibir nya bergetar. Selama ini Sora pikir ibunya selalu berada di pihaknya ternyata itu salah, Ia baru menyadarinya selama ini Sang ibu juga membenci nya.
Di tengah hujan deras ia berjalan sempoyongan matanya bengkak karena air mata yang terus bercucuran, Beberapa pelayanan yang membujuknya Kembali ke rumah tidak ia pedulikan.
"Tuhan apa ini sebuah karma untuk diriku aku tidak memiliki siapapun di sisiku mereka semua membenci ku,Tuhan Berilah aku kesempatan untuk meminta maaf kepada mereka" Menatap langit dengan tatapan putus asa.
Terlepas dari ingatan yang diberikan Sora, Reina terbangun dari mimpinya. Cerita itu membuat dadanya terasa begitu sesak dan menutup mulut nya erat-erat agar tangis nya tidak terdengar.
“Semua ingatan Sora berada didalam kepala ku, Ya Tuhan…hiks hiks hiks”
Cukup lama menunggu Reina benar-benar tenang, Ia perlahan berjalan menuju cermin yang berada di sudut ruangan ia begitu terkejut melihat dirinya.
"Ayah …Ibu apa yang harus aku lakukan? Aku cantik sekali matanya belok,badannya juga langsing bahkan kulitnya putih dan halus tapi dadanya masih gedean punya gua sih?"Cengar-cengir di depan cermin kemudian ia teringat kembali tentang dirinya yang di pecat.
”Hah gua ingat baru aja di pecat Bos sialan itu apa lagi tanpa pesangon!Sumpah gua gak mau ketemu manusia itu lagi”.
Sebelum kecelakaan itu terjadi Reina di pecat karena di tuduh mengambil dokumen milik Bosnya yang mana terdapat desain laptop terbaru milik perusahaan, Sialnya lagi ia mendapatkan makian yang membuatnya menyesal bekerja di perusahaan itu.
Presdir itu begitu kasar mempermalukan Reina di depan semua orang,"Seharusnya saya dari dulu mecat kamu, Lebih baik kamu pulang saja usia mu yang sudah tua itu seharusnya menikah dan diam di rumah!!".
Padahal selama ini Reina sudah mengabdi di perusahaan itu hampir 6 tahun, Sebelum Presdir lama meninggal dan di gantikan oleh anak sulung nya yang sangat keras kepala dan menyebalkan.
Selama ini hidup Reina begitu sulit ia berusaha bertahan meskipun bisa hancur seketika, Saat ia masih berumur
13 tahun kedua orangtuanya sudah tiada dikarenakan sebuah kecelakaan dia hidup sendiri sebatang kara sebab tidak ada satu pun keluarganya yang bersedia membawanya pulang. Untung saja Ayah nya memiliki tabungan yang cukup untuk Reina hingga bisa memasuki perkuliahan meskipun Reina juga harus banting tulang
dengan kerja sambilan untuk menafkahi dirinya sendiri.
***
Terdengar ketukan pintu dari seorang Pelayan dengan gemetar menghampiri Reina yang berdiri di depan cermin, Saat Reina berbalik ia begitu gelagapan hingga tangan nya gemetar terlihat banyak luka di tangan pelayan itu
karena ulah Sora yang sering melukai nya.
Bisik Hati Reina," Baiklah Sora aku akan membantu mu menebus semua kesalahanmu sehingga mereka bisa memaafkan mu, Kali ini kau harus jadi anak yang baik."
Reina memegang kedua tangan Pelayan itu akan tetapi ia malah terkejut dan menarik tangannya kembali sehingga cemilan itu terjatuh ke lantai. Pelayan itu sontak meminta maaf berkali-kali, Reina pun membalas dengan senyuman ia mengambil cemilan itu dan langsung memakannya.
"Nona apa yang kau lakukan itu kotor ..."
"Belum Lima menit kok… Apa ini buatan mu enak sekali"
Suasana malah menjadi canggung dan hening Pelayan itu membisu tidak berbicara sepatah katapun.
"Ah ia hari ini kamu ke klinik keluarga yah, Obati luka mu jika ada yang bertanya katakan ini perintah Nona muda Sora oke .... "
"Tapi Nona .... Saya tidak apa-apa " Ia terlihat bingung dengan Sora yang terlihat berbeda.
"Maafkan aku tangan ini terluka karena diriku ... Apa mau aku yang obati???" Memegang tangan Pelayan itu lagi.
"Nona tidak perlu biar saya pergi ke klinik"Pelayan itu pun langsung pergi menuju klinik ia masih bingung dan berpikir bahwa Nona Sora sedang mempermainkan nya.
Reina yang sudah leluasa berjalan mengelilingi rumah yang bagaikan istana itu,Tidak terpikir oleh nya akan hidup semewah ini. Ia menemui Asisten pribadi Ayahnya menanyakan tentang pemakaman wanita yang bernama Reina Vivian, Ternyata pemakaman sudah di urus oleh seseorang yang tidak di kenal. Karena tidak sabar mengunjungi pemakaman ia meminta salah satu Pelayan mengantar nya.
"Kau mau kemana?? Baru saja sadar udah mau keluyuran jangan membuat ulah lagi”,Ketus Seorang ibu yang menajamkan matanya.
"Sora ini benar emak lho... Kok gini amat sih kayak emak tiri sinetron ajah"Bisik Hati Reina.
"Maaf Ibu, Jika ibu tidak mengizinkan aku tidak akan pergi kok" Tutur lembut Reina yang menundukkan kepalanya membuat semua orang terkejut bahkan adiknya yang ingin berpura-pura menangis yang sedang mencari perhatian dari ibunya, Air matanya tidak jadi jatuh.
"Ada apa dengan dirimu... Ini tidak seperti dirimu yang biasanya"Tanya si ibu yang sedikit mencurigainya.
Reina membalas dengan senyuman tipis,"Aku baik-baik saja ibunda."
Tiba-tiba seorang Pelayan menyuruh Sora kembali ke kamarnya karena ayahnya sudah menunggu sejak tadi, Ia pun berpamitan dengan sopan nya kepada mereka berdua. Ibu dan Adiknya berpikir bahwa Sora sedang membuat rencana agar bisa menipu semua orang dengan berubah seperti orang baik.
Ayahnya pun menanyakan Kembali keadaan nya, Reina pun bersikap seolah-olah ia adalah Sora yang begitu manja kepada Ayahnya, Agar kerutan di dahi nya tidak terlihat lagi. Ayahnya mengatakan bahwa ia untuk sementara akan cuti, Perkuliahan nya akan di tunda sampai ia benar-benar pulih kembali, Akan tetapi dia menolak karena pastinya sangat bosan jika berdiam diri di rumah ini. Lagian dulunya dia seorang kutu buku akut.
Ayahnya sedikit heran Ia tahu benar anaknya sangat malas kuliah tetapi saat ini anak itu begitu ingin kuliah, Membuat hati ayahnya begitu senang melihat anaknya sudah berubah.
Tak lama bercanda gurau dengan sang Ayah Tibalah seorang Pria tampan nan pintar yang menjadi cinta pertama Sora, William Kei Dominic yang terpaksa menjenguk karena permintaan kakaknya.
"Ah anak ini, Saat melihat wajahnya aku merasa bersalah dan pengen nangis apa ini perasaan mu Sora kau sangat mencintai nya .. Tapi aku tidak suka anak ingusan"Batin Reina.
Tn.Matthew pun mempersilahkan Kei masuk ke dalam kamar Sora yang di mana mereka berdua saja di ruangan tertutup itu. Reina yang berdiri menatap luar jendela memperlihatkan taman yang begitu luas yang di penuhi bunga mawar merah.
"Ehem .... Aku terpaksa yah kesini .... Jadi jangan berpikir aku mau kesini karena aku peduli padamu .." Tunjuk Kei yang masih menaruh dendam kepada Sora.
"Sora dia benar-benar membencimu😓".
Jawab Sora yang berjalan menuju pintu keluar,"Aku tahu kok ... Eh lu mau duduk dimana aja terserah yah, Gua mau keluar bentar..."
"Apa ini gak salah??? Biasa bucin mampus sama gua??" Batin Kei. "Tapi gak apa lah lagian gua juga gak mau ngobrol sama dia .. Karena aku sangat membenci mu Sora".
Gumam Reina sembari berjalan menuju taman bunga," Ha setelah apa yang terjadi aku yang sudah berusia 30 tahun kembali menjadi anak yang berumur 19 tahun,Tapi aku juga tidak ingin berlarut-larut mempersalahkan hal yang sudah terjadi, Sekarang nama panggilan ku Sora anggap saja seperti mengganti nama panggilan walaupun begitu aku tetap lah diriku seperti dulu, Tuhan aku tidak tahu rahasia apa yang kau berikan padaku tapi terimakasih sudah memberikan aku hidup lebih lama begitupun telah meringankan penderitaan Sora, Terimakasih "
Catatan : Author akan memanggil Reina dengan sebutan Sora yah, Biar gak bingung.
Sora menyusuri jalan hingga terengah-engah karena rumah itu begitu luas, Jalannya terhenti melihat beberapa tukang kebun yang sedang menyiram bunga mawar merah yang wanginya tersebar karena angin-angin yang berhembus. Membuat nya terpikat ingin mencoba menyirami bunga-bunga itu.
"Pak kebun, Boleh aku bantu ...." Sapa Sora seraya mencium beberapa bunga.
"Nona,Kenapa anda di sini?? Bukan, maksudku Nona biar aku sendiri menyiram bunga ini" Pak kebun yang begitu gugup di dekati Sora.
"Tapi aku mau menyiram bunga ini ... Yah yah Pak kebun, Aku mohon" Mohon Sora sembari menundukkan kepalanya.
"Jika itu keinginan Nona aku akan turuti ... Aku akan menyuruh pelayanan lain menemani mu"
"Jangan, Aku akan melakukan nya sendiri ... Pak kebun kau istirahat saja biar aku yang lanjutin" Mengambil selang air yang tergeletak di tanah.
Batin si Pak kebun,"Ada apa dengan si Nona kejam ini ... Apa dia ingin melakukan sesuatu padaku"
"Tenang aja, Aku tidak punya niat buruk kok Pak kebun hehe .... Wahai bunga-bunga cantik ayo kalian minum" Menyirami bunga dengan antusias.
"Hahaha saya tidak bermaksud Nona ... (Bagaimana dia tahu isi pikiran ku)" Berjalan di samping Sora.
Kei duduk di pinggir jendela seraya membaca beberapa buku cerita miliknya yang dulu pernah ia berikan kepada Sora, Saat ia ingin menyeduh tehnya Kei tersedak melihat Sora yang sedang membantu Pak kebun.
Tentu saja ia begitu kaget untuk pertama kalinya melihat Sora begitu baik kepada seseorang akan tetapi Kei mengira Sora hanya berpura-pura mengambil hatinya.
"Aku yakin ini semua hanya rencananya untuk mengambil hatiku, Maaf Sora aku tidak bisa menikahi nenek sihir seperti mu"Melanjutkan membaca buku.
Tidak terasa waktu sudah hampir gelap Sora kembali ke ruang tengah, Ia mencari dapur sebab perut nya sudah bernyanyi sejak tadi sebelumnya dia hanya memakan beberapa cemilan saja.
Pada saat di dapur Sora terkejut melihat betapa menakjubkan nya dapur yang begitu luas di penuhi bahan makanan yang berkualitas dan peralatan-peralatan yang sangat mahal dan berkelas.
Beberapa Chef berjalan memasuki dapur sembari bergumam menjelekkan Sora, Mereka bersyukur Sora mengalami kecelakaan dengan tertawa terbahak-bahak. Namun tawa itu terhenti setelah melihat Sora yang sedang memegang pisau.
"Nona maafkan kami ... Kami tidak bermaksud menjelekkan anda, Tolong jangan pecat kami" Memohon ampun hingga berlutut.
"Baiklah kalau begitu gimana kalau kalian membiarkan aku masak malam ini ... Kalian berempat bantu aku memotong sayur dan daging" Mengambil beberapa bahan makanan di dalam kulkas.
"Haaaaaa!!!!" Sontak serentak mereka berempat terkejut dengan ucapan Sora.
Ia pun menyuruh mereka membantu nya memotong beberapa sayur dan daging, Sudah lama ia tidak makan daging kecuali acara kondangan atau acara pertemuan di kantor. Mereka berempat berbisik-bisik hingga terdengar di telinga Sora yang menghentikan tangannya mencincang Ayam.
"Yang tadi aku gak masalah kok lagian aku udah keterlaluan jadi manusia, Kalau aku ada salah sama kalian Mohon maaf banget yah "Tunduk Sora kepada Chefnya yang di mana membuat kedua orang tua dan Adik kecilnya tercengang, Bahkan Kei yang menuruni anak tangga pun tertegun.
"Apa-apaan ini????" Tegas Ibu yang melihat kelakuan Sora yang sangat berbeda.
"Ha .. Ibu aku sedang memasak, Kalian semua tunggu masakan aku yah di jamin enak hihihi ... Kalian ayo kita lanjutkan memasak" Tutur Sora memberikan semangat kepada mereka.
"Chefnya cakep- cakep banget , Otot-otot nya juga pada gede, Gua mah betah banget kalau masak di temenin sama mereka"Gumam Hati Sora sembari meracik bumbu.
"Anak ku sayang, Kamu pinter banget Ayah jadi bangga" Mengelus kepala anak tertuanya itu.
"Aku kangen elusan seperti ini, Aaa Jadi rindu Ayah"
Ia pun melanjutkan masakan nya, Sorot mata Kei tidak lepas menatap teman kecilnya itu untuk pertama kalinya melihat Sora memasak itu bahkan bisa di katakan mustahil.
Lily merasa cemburu karena Sang Kakak menjadi pusat perhatian, Ia berpura-pura membantu dan sengaja tersandung sehingga telur-telur yang ia bawa jatuh mengenai pakaian Sang Kakak yang ia kenal sangat kejam itu. Kiranya akan mendapatkan pukulan tapi nyatanya Sora tertawa melihat Sang Adik.
"Lily, Kamu ini lucu banget sih bisa-bisanya bawa telur sampe kesandung lain kali andelin dong kakak mu ini .... Abang-abang Chef aku ganti baju dulu yah kalian tumis sayurnya aja dulu" Ucap Sora yang tidak tahu bahwa Lily sengaja melakukan hal itu.
"Aneh ... Itu Sora kan Paman???"Tanya Kei yang sedang menunggu di meja makan.
"Paman juga heran, Tapi Paman bersyukur kalau Sora udah berubah"
Jerit Hati Kei," Itu tidak mungkin, Aku yakin dia pasti merencanakan sesuatu"
Setelah berganti pakaian Sora kembali ke dapur ia pun mulai memasak, Beberapa masakan yang lain sudah di kerjakan oleh para Chef sehingga hanya sebentar menunggu Sora membuat kuah sup.
Makan malam sudah di sajikan di atas meja makan, Ia menyuruh mereka mencicipi masakannya tidak lupa Sora juga menyiapkan beberapa makanan untuk para chef tampan walaupun di ruangan yang berbeda.
Ibunya sangat meragukan masakan Sora, Ia tahu benar anaknya itu tidak pernah menyentuh dapur apalagi pake acara masak-memasak tapi Ayah yang sudah mencoba masakan itu pun tertegun dengan masakan sora yang mengalahkan Chef di rumah.
"Ayah gak nyangka kamu pinter masak, Bukannya bagus banget Kei punya istri pinter masak" Sindir Sang Ayah.
"Iya, Masakan nya enak ... Kamu Hebat Sora" Senyum paksa Kei.
Tidak sedikit pun ia menjawab ucapan Kei, Entah kenapa saat melihat Kei Sora versi malaikat ini ia tidak menyukai nya karena Kei terus berpura-pura baik di depan ayahnya.
Benak Kei,"Dia cuekin aku lagi!!Apa sebenarnya ini"
***
Karena sudah larut Kei pun pamit, Sora pun mengantar Kei ke teras depan, Pada Saat itu Sora yang ingin kembali ke dalam rumah nya tangannya di tarik oleh Kei.
"Ada apa?? Kamu minta cium???"Tanya Sora dengan seringainya.
"Ha apa!!! Kau gila yah jijik banget ... Terus kenapa sikap kamu beda banget apa yang kamu rencanakan ha!!" Memegang tangan Sora begitu erat.
"Lepasin, Gak boleh tau kasar sama cewek"
"Lo mau ngelak yah???"Semakin erat meremas tangan Sora, Karena merasa terganggu dengan sifat kekanak-kanakan Kei. Ia pun mengeluarkan jurus karate nya yang dulunya pernah ia menangkan di tingkat internasional sehingga tubuhnya terpental di mobil.
"Aku cuma mau tobat kok, Itu aja .... Byeee ahh ngantuk banget" Kembali berjalan menuju rumah.
"Woii.. Apa-apan dia, Wanita kecil itu gimana bisa tahu bela diri .... Aku harus ceritain semua ke kakak dia pasti terkejut ngeliat wanita kecil yang pernah ia asuh ini"
Tiba-tiba Kei menerima telpon dari Ella yang sudah menunggunya di Apartemen, Tentunya ia pun bergegas pergi menemui sang kekasih.
Pagi itu Sora di sibukkan dengan membuat sarapan, Ia selama ini sudah terbiasa bangun setiap pagi dan menyiapkan sarapan untuk dirinya sendiri Namun hari ini berbeda ia menyiapkan untuk keluarga barunya.
"Meskipun mereka bukan keluarga ku tetapi memiliki keluarga yang utuh rasanya bahagia banget ,Andai saja Ayah dan Ibu masih hidup mungkin aku akan 1000x bahagia"
"Kak yang masak semua ini???" Tanya Lily sambil duduk di meja makan.
"Wah kamu cantik banget pake seragam...." Membelai seragam Lily.
"Jangan sentuh Lily, Nanti kamu apa-apain lagi .... " Ketus Ibu yang duduk di samping Lily.
"Ah Maaf ibu .... Ha Ayah kemari lah Ayo kita makan bersama" Ajak Sora sembari melambaikan tangannya.
"Apa kau sudah lupa Ayah mu tidak akan pernah ikut makan dengan ki...."Ucapan nya terhenti melihat Sang Ayah duduk di samping sang ibu.
"Kali ini aku akan menyempatkan waktu ku , Untuk sarapan bareng kalian apalagi yang masak anak ku yang cantik ini" Tutur Ayah melihat kearah Sora yang membuat Lily semakin kesal.
Batin Lily," Sial ... Ayah terus memujinya kali ini kau yang menang lain kali aku akan membuat Ayah membencimu seperti apa yang ku lakukan pada Ibu he..."
Setelah mengantar Ayahnya ke teras rumah Sora pergi ke wardrobe yang memiliki ratusan pakaian bermerek dan mahal.
"Emang beda ya orang kaya ... Gila semua barang disini asli semua" Gumam Sora melihat-lihat ruangan yang penuh dengan pakaian, tas-tas dan sepatu.
Mengingat Sora yang dulu sering mengenakan celana pendek dan atasan yang terbuka sangat bertolak belakang dengan Reina, Ia lebih suka mengenakan rok pendek dan atasan turtleneck yang ketat. Karena kebiasaan saat di kantor sering mengenakan pakaian yang rapi.
Tepat pukul 8 pagi Sora berjalan menelusuri lorong kampus dengan tegap dan anggun, Kali ini ia mengenakan Rok span berwarna coklat muda yang memiliki serut sebelah kanan dan atasan turtleneck hitam di padukan dengan tas hitam bermerek yang terlihat sangat mahal. Semua mata memandang melihat tampilan yang berbeda dari Sora terlihat sangat menawan dan mempesona akan tetapi seketika tatapan itu berubah menjadi sebuah tatapan kebencian.
"Seperti nya aku sangat di benci, Senyum aja deh"Gumam di hati Sora.
Tiba-tiba tidak sengaja Ella menabrak Sora yang sedang berjalan menuju kelas, Semua mata menatap wanita itu seakan-akan ia akan menelan Ella, Kekasih Kei itu menunduk ketakutan bahkan tidak berani menatap langsung wajah Sora. Kei yang sudah di beritahu temannya segera mungkin pergi menemui Sang kekasih.
Kiranya akan mendapatkan tamparan, Tapi ia malah dikejutkan melihat Sora mengambilkan buku-buku nya yang berserakan.
"Maaf ya Ella aku tadi gak liat kamu hee ..."Sebut Sora yang membuat semua orang terkejut.
"Aku yang salah, Aku yang nabrak kamu ..."Sahut Ella yang mulai berdiri," Ada apa dengan sikap Sora dia terlihat berbeda".
"Apa yang kamu lakukan pada Ella!!!" Teriak Kei yang malah mendorong Sora hingga tersandar di dinding.
"Aku gak apa-apa kok sayang.... Aku yang nabrak Sora" Ella berusaha menjelaskan kepada kekasihnya.
"Pasti lo ngancam Ella kan ... !!!"Ketus Kei menunjuk wajah Sora.
Bisik hati Sora," Gini amat nih cowok ... Sora apa lo sejahat itu ya dia sampe segitunya😓"
Ella memegang kedua tangan Kei untuk menenangkannya ia menceritakan kembali kejadian yang sebenarnya, Merasa tidak di butuhkan Sora pun undur diri.
Teman Gengnya datang mengajak bolos, Tentu saja ia menolak dan meminta kepada mereka untuk tidak menemuinya lagi pasalnya ia tahu anak-anak berandal ini cuma pengen manfaatin Sora yang tajir.
Sangat tidak nyaman menjadi pusat perhatian karena sikapnya yang berbeda dari biasanya, Ia mencoba memberikan keramahan kepada mereka alih-alih mereka merasa jijik dengannya.
"Keburukan akan selalu di ingat"
Dosen pun memberikan materi kebetulan Sora mengambil jurusan yang sama dengan Reina jadi mudah sekali baginya untuk memahami materi yang di berikan, Beberapa kali ia menjawab pertanyaan Dosen tersebut yang membuat satu kelas kaget dan heran begitu pun Kei dan Ella yang berada di bangku belakang tercengang.
Kei dan Sora berteman sejak mereka kecil tentu saja ia sangat hafal dengan kebiasaannya tapi melihat kepribadian nya yang berbeda membuat nya heran dan tidak percaya.
"Sumpah Dosen nya ganteng banget ... Tapi kayak nya umur nya lebih muda dari aku" Gumam Sora sembari cengengesan menatap Dosen itu.
Materi yang di berikan bagi Sora hanya sebuah masalah kecil yang malah membuat Kei merasa tersaingi.
Pada Saat pelajaran berakhir Sora pergi ke kantin sendirian, Mengingat kembali saat ia kuliah dirinya selalu menyendiri karena sibuk belajar dan kerja paruh waktu jadi tidak sempat mempunyai teman.Namun kali ini ia tidak ingin seperti itu lagi ketika melihat sepasang kekasih yang sedang mencari tempat duduk ia pun melambaikan tangan nya.
"Kei, Ella ... Kalian berdua duduk disini aja"Teriak Sora yang mengangetkan semua orang yang sedang makan siang di kantin karena mereka tahu bahwa Ella adalah mainan wanita itu.
"Aku tidak boleh berpikir aneh, Mungkin sekarang dia udah berubah"Ella pun memaksa pacar nya untuk makan bersama Sora.
"Makan bersama emang lebih enak.."
"Kau kayak udah tua aja ngomong gitu!"Celetuk Kei dengan wajah masam.
Sora pikir mungkin ini kesempatan nya meminta maaf kepada wanita yang sedang makan di depannya ia pun berdiri dan sedikit membungkuk,"Aku minta maaf karena selama ini melakukan hal jahat padamu, Jadi tolong maafkan aku"
Ella tersentak tidak terpikir oleh nya Sora akan mengatakan hal itu begitupun semua orang yang melihat kejadian itu," Tapi selama ini aku juga salah karena merebut orang yang kau sukai ... Aku minta maaf".
"Tentang Kei aku sekarang tidak peduli, Jadi aku udah dimaafin nih" Ingin memegang tangan Ella namun di tepis oleh Kei.
Ia menatap dengan bengis,"Singkirkan tangan kotor mu itu!!".
Tidak memperdulikan ucapan Kei, Ia malah memulai perbincangan yang biasa di bicarakan di kalangan anak kuliahan.Ella terlihat menikmati pembicaraan mereka yang mana membuat Sang Pacar Kei terasingkan itu malah cemburu.
"Udah lama aku tidak melihatnya Sora tertawa seperti ini.."Gumam Kei.
Tiba-tiba teman ugal-ugalan Sora dengan sengaja datang menyiram Ella dengan sebuah minuman soda, Tentunya Kei menduga ini pasti bagian dari rencana Sora.
Belum sempat berbicara, Bibir Kei di tutup oleh jemari-jemari tangan Sora yang kecil itu.
Dengan kasarnya Sora menarik kerah wanita yang dulunya teman akrab Sora,"Woi.. Beraninya lo nyentuh teman gua!!"
"Sora, Lo tu udah lupa ingatan apa ... Dia itu mainan kita" Teriak Si ugal-ugalan dengan wajah kesalnya.
"Maaf gua udah tobat, Satu hal lagi kalau kalian berani nyakitin teman gua lagi!!Lo tahu kan akibatnya!!"Teriak Sora yang menatap tajam mereka yang bahkan tidak berani menatapnya dan langsung pergi.
Ketika Sora membersihkan pakaian wanita itu,
Kei menghubungi salah satu Pelayan nya untuk membelikan pacarnya itu pakaian baru.
Ella menarik lembut tangan Sora," Kamu benar-benar udah berubah, Terimakasih Sora udah ngebela aku".
"Kalau aku bilang ingin menebus kesalahanku, Bisakah kau percaya padaku?"
"Aku percaya padamu, Sora"
"Makasih ya Ella ... "
***
Pulang kuliah Sora pergi ke pemakaman tapi ia tidak sengaja berpapasan dengan seorang Pria yang terus menunduk dengan tampilan yang mencurigakan ia mengenakan topi hitam sehingga wajahnya tidak terlihat oleh Sora.
Ketika ia melihat pemakamannya terlihat banyak bunga-bunga yang di berikan oleh teman-teman dekatnya dia pun tersenyum, Akan tetapi matanya teralihkan oleh bunga yang berbeda dari yang lain bunga tulip merah yang melambangkan cinta abadi.
Melihat bunga itu membuat pipinya memerah, "Hah andai saja kita bisa bertemu sebelum kematian ku, Tuan Tulip Merah".
...****************...
Keesokkan nya seperti biasa Sora mengenakan pakaian yang berbeda dari biasanya terlihat lebih casual dan menjadi pusat perhatian,Ia pun menyapa Ella yang sedang membawa buku.
Saat ia ingin mendekati Ella, Ia malah di panggil oleh seorang dosen Pembimbing karena Sora terlalu banyak bolos. Jadi banyak yang harus di selesaikan baik bolosnya maupun nilainya yang sangat anjlok.
Di dalam ruang Pembimbing Akademik Sora bukannya mendengarkan ucapan Dosennya ia malah terpesona dengan wajah Pria tampan nan muda itu.
"Hah ini makanan segar🤤 ... Dosen nya ganteng banget pengen gua gigit, Maklum selama hidup gua, Gua belum pernah pacaran sibuk belajar dan kerja"
Karena nilai nya yang anjlok ia akan mengikuti ujian tertulis mulai minggu depan.
"Kalau begitu Pak, Biar saya kerjakan sekarang aja kelamaan nunggu minggu depan? "
"Sekarang?Bapak gak suka di becandain yah"
"Serius kok ... Sora waktu sakit belajar terus lho Pak" Kebohongan Sora yang sangat mengagumkan.
Pak dosen yang bernama Ray Arnold itu melebarkan matanya saat melihat semua jawaban di soal itu hampir semua jawabannya benar. Ia mengelus rambut Sora tidak di sangka si bandel ini bisa mendapatkan nilai yang hampir sempurna membuat nya bangga ternyata anak didiknya ini kalau lagi serius bisa mendapatkan nilai yang bagus.
Melihat Ray kesulitan membawa buku ia pun membantunya membawa beberapa buku ke perpustakaan,Ternyata bapak ini seorang kutu buku juga yang sama seperti dirinya.
Kedekatan mereka menjadi bahan pembicaraan karena Pak Ray masih muda, tampan dan katanya masih jomblo. Hal itu sampai ke telinga Kei tapi ia tidak percaya karena begitu penasaran dia pun mengajak pacarnya pergi ke perpustakaan yang berada di lantai tiga.
"Sayang, Kamu kok sekepo itu sih?"Tanya Ella melihat Kei yang celingak-celinguk mencari teman kecilnya itu.
"Sssttt ... Nanti kedengaran lho , Oh itu mereka berdua lagi nyusun buku"Menatap Sora yang sedang asyik berbicara dan tertawa dengan Ray.
Kei tahu teman kecilnya itu tidak pernah seramah itu dengan Pria lain kecuali dengan dirinya, Ia sedikit heran dengan perangai wanita itu yang terlihat sangat berbeda.
Tangan Sora tidak dapat menggapai buku yang ingin ia baca, Kei pun Ingin mendekat membantunya mengambil buku itu.
Namun langkahnya terhenti ketika melihat Ray mengangkat tubuh wanita itu untuk mengambil buku yang ingin ia baca.
"Kyaa... Romantis banget, Jangan ganggu mereka" Tunjuk Ella yang malah tersipu malu.
"Hm aku tahu! Lagian aku kesini cuma mau pastiin dia gak buat hal aneh"Wajah kecut Kei terlihat jelas karena merasa tidak di butuhkan lagi oleh teman kecilnya itu.
...****************...
Waktu pun berjalan begitu cepat saatnya pulang kuliah, Seketika Kei menarik tangan Sora dengan kasar masuk ke dalam mobilnya, Seperti biasa ia di paksa untuk mengantar wanita itu.
"Hah apa kamu gak bisa, Gak kasar gini sama aku"Keluh Sora.
"Cih!, Gara-gara kamu aku gak bisa antar Ella ..Sial banget"
"Sebegitu nya yah lo benci sama gua!Gua dulu emang jahat tapi gua gak pernah nyakitin lu Sial!"
"Haha ...Sejak kapan lo berani ngomong gitu ke gua!!" Melajukan mobilnya.
"Sabar Reina😇, Tapi rasanya pengen gua sikat ni anak!"
"Aku ingin tanya lagi! Apakah kau membenciku Kei!"Tegas Reina menatap wajah Kei begitu intens.
Menepikan Mobil yang tidak jauh dari pantai,
" Baiklah, Akan ku jawab jadi buka telinga kamu lebar-lebar... Aku sangat-sangat membenci mu bahkan aku berharap kamu gak ada disini,Tahu gak?Melihat mu aja membuat ku jijik!"
"Ah aku gak tahan lagi jadi pengen nangis, Walaupun aku bukan Sora tapi ini terlalu menyakitkan!"
"Baiklah, Bagiamana jika aku benar-benar gak ada disini..Aku sudah mati!"
"Apa maksud mu!"Kejut Kei dengan ucapan wanita yang sedang menatapnya dengan serius.
"Apakah kamu akan menangis untuk ku! Apa kamu akan ke makam ku! Apa kau akan memberikan bunga setiap tahunnya ke pemakaman ku!Apa kau akan mengatakan aku merindukan mu,Sora!"
Mata Kei tidak berkedip sedikit pun bahkan bibir nya tak berkutik melihat betapa seriusnya wanita itu.
Belum sempat menjawab,Ponsel Kei berdering ternyata itu telpon dari Ella yang menanyakan kabarnya.
Sora pun keluar dari mobil ia ingin mengembalikan moodnya rasanya ia tadi hampir menangis, Melihat ombak-ombak di laut dengan hembusan angin yang menyejukkan ia pun melepas sepatunya dan menyejukkan kedua kakinya di air asin itu.
Kei merasa sedikit bersalah dengan apa yang dia ucapkan ia pun menghampiri Sora yang sengaja menariknya ke air sehingga sepatu mahalnya basah.
"Apa yang kau lakukan, Sepatu ku ini mahal tau!" Melepas sepatunya.
"Emang gua pikirin ..... blekkk😜"
"Kau... Liat aja, Berani mengejek ku ... "
Kei berlari mengejar wanita yang moodnya sudah kembali ceria itu, Ia berusaha keras mendapatkan Sora yang begitu lincah. Pada saat itu ia tanpa sadar mengangkat tubuh wanita itu sambil tertawa karena ia akhirnya mendapatkan Sora.
Tersadar tangannya yang melingkar tubuh Sora, Ia begitu terkejut dan spontan melepaskan tangannya.
Brukkk!!!!!
"Kei, Apa yang kau lakukan ... Ahh pantat ku sakit banget, Kan baju ku basah ... Dasar kau" Tidak terima ia pun menarik Kei hingga pakaiannya basah.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!