.........
"Aku hamil kak." tiga kata yang meluncur dari bibir Dara, membuat seorang laki - laki yang tengah sibuk dengan ponselnya itu terpaku.
Lelaki itu menatap Dara lekat, membuat Dara meneguk ludah yang tersangkut di kerongkongan.
Seketika wajahnya berubah ekspresi. "Hufff jangan bercanda deh Ra. " laki-laki itu pikir wanita didepannya ini hanya sedang bermain sandiwara padahal itu semua tidak lucu.
Dara menggeleng lalu mengulurkan testpack bergaris dua pada laki-laki itu. Dara memintanya untuk mengambil alat kehamilan itu untuk memastikan ke-asliannya.
"Gak mungkin !! kamu pasti ngarang. kita cuma ngelakuinnya sekali jadi gak mungkin kamu hamil." laki - laki itu menyangkal. walau bagaimanpun itu terasa janggal, bukankah rasanya tidak mungkin langsung jadi.
"Tapi ini beneran kak, aku memang hamil !! buktinya ada aku gak bohong." hampir saja air matanya luruh menahan rasa kesal kepada lelaki itu.
"Hahaha kamu pikir aku percaya ??
kalaupun hamil bisa jadi itu milik orang lain."
Deg..
"Apa maksud kamu hahh ? kamu pikir aku wanita murahan apa? memangnya kamu lupa sama perbuatan kamu? kamu lupa sudah mengambil kehormatan aku?" bentak Dara kepada lelaki angkuh itu.
"Gugurkan anak itu." pungkasnya tanpa perasaan. bahkan matanya melotot tanda memerintah.
"Hah gila kamu." maki Dara. bagaimana bisa laki-laki ini memintanya menggugurkan darah dagingnya sendiri apa tidak ada rasa kasihan kah dirinya kepada janin yang baru tumbuh itu.
"Kamu yang gila!! kamu lupa apa pura-pura bodoh. Aku punya kekasih dan kamu juga tau itu " balik membentak Dara. bahkan tangannya mengacung menunjuk tepat di wajah Dara.
"Lalu bagaimana dengan nasibku..? bagaimana jika Orang tuaku tau aku sedang hamil?? "Ucap Dara sendu sembari meremas ujung bajunya.
Terngiang di memori ingatan bagaimana Ia sering dipukul hanya karena masalah sepele. Apalagi bila berita itu sampai ke orang tuanya? bisa mati dibunuh dia oleh sang ayah."
"Sudah ku katakan kita gugurkan anak itu. Untuk apa mempertahankannya bila akan menjadi masalah." Sahut lelaki itu dingin.
Dara menggeleng. ia tidak ingin jadi seorang pembunuh apalagi itu darah dagingnya sendiri. dia tahu bagaimana rasanya tidak diinginkan, dan itu sangat sakit.
"Gak bisa!! aku tidak ingin membuat kesalahan kedua, jika kaka memintaku untuk melenyapkannya maaf, lebih baik aku sendiri yang akan mempertahankannya meskipun aku tahu apa yang akan terjadi.
"Lalu untuk apa kamu menemuiku jika kamu sudah tau yang akan terjadi? jangan melibatkan aku dengan masalahmu Ra, kita sudah tidak mempunyai hubungan apa - apa. dan perlu kamu ingat anak itu tidak kuharapkan kehadirannya." Lagi - lagi lelaki itu mengucapkan kata pedas. tidak berkaca dengan kesalahan yang berakibat merugikan Dara.
"Ternyata kamu lelaki brengsek dan tidak lebih dari seorang pecundang. menyesal aku pernah mengenalmu Dion Morgana." Hunusnya tak kalah dingin. lalu Dara membalikan badan meninggalkan Dion yang tengah menatapnya terpaku. baru kali ini ada seorang wanita yang berani menghina nya.
"****." dengusnya.
...........
flasback on
-Setahun yang lalu Dara dan Dion terlibat asmara. dimana saat itu Dara kelas Xll hampir memasuki semester akhir.
Pertemuan awal mereka terjadi karena sebuah tragedi. di mana Dara tengah mengayuh sepeda nya, namun tanpa diduga ada pemotor dari arah belakang menerobos genangan air yang ternyata jalan berlubang membuat si pemotor oleng dan menimpa Dara disebelahnya.
Dia adalah Dion morgana anak dari pasangan David Morgana dan Diana Syakib.
Mereka merupakan keluarga kaya raya memiliki usaha dimana mana.
Sebagai pewaris tunggal Karel Corpration tentu sudah dapat ditebak karakter dan sifatnya.
Dion memiliki pahatan wajah yang menawan dengan rahang lumayan tegas, alis tebal, mata sedikit kebiruan, hidung mancung dipadukan dengan bibir tipis diatas sedikit tebal dibawah.
Postur tubuhnya pun terbilang menggoda dengan tinggi 180 cm dan bahu yang kokoh mempertegas Dia seorang berada.
Dia meminta maaf dan ingin mengganti rugi pada Dara, namun Dara menolak tegas. Menurutnya tidak masalah, semua hanya musibah dan dia cuma tergores sedikit .
Dion terpanah memandang wajah Dara yang sibuk dengan baju basah nya itu sehingga tidak menyadari bahwa Dion memperhatikannya
Dara sendiri seorang gadis dengan tubuh sedikit mungil, berkulit putih bersih , alis seperti bulan sabit , bulu mata yang lentik, hidung bangir, bermata teduh, dan jangan lupakan bibir tipis diatas namun sedikit tebal dibawah ditambah gingsul sebelah kiri membuat senyum dan tawanya terlihat kebih indah dari kebanyakan wanita yang pernah dekat dengan Dion.
Meskipun Dara cantik bahkan terkenal rajin tapi berbanding terbalik dengan kehidupannya.
Orang lain akan mengira bahwa Dara itu di Ratukan apalagi dengan keistimewaan yang dimilikinya.
Mulai saat itu Dion selalu melakukan pendekatan dengannya. Seperti menyambangi sekolah yang ternyata tempatnya menimba ilmu beberapa tahun yang lalu, hanya sekedar memberikan coklat dan makanan yang dibawa nya sehingga membuat Dara jatuh ke dalam pesona nya.
Wanita mana yang tak kan terbuai, bila setiap hari diperlakukan Manis. apalagi orang yang memperhatikan itu seseorang yang tampan, digandrungi setiap wanita.
flasback off
.........
.........
Apa yang kalian pikir tentang anak tunggal.. ?
Apakah anak tunggal itu tentang kesayangan?
Apakah anak tunggal itu yang di prioritaskan?
Atau anak tunggal itu akan memiliki seluruh perhatian yang diberikan orang tua dan saudara?
Namun semua itu tidak berlaku bagi sigadis tunggal ini.
Menjadi gadis tunggal dari lima bersaudara tidak membuat Dara merasa bangga. Justru sebagai wanita satu-satu nya ia kerap mendapatkan perlakuan yang tidak adil dari keluarga sendiri.
Ayah dan ibu seharusnya menjadi tempat ternyaman dalam berkeluh kesah selalu memperlakukan dirinya sangat buruk.
Dua kaka laki-laki yang seharusnya melindungi dan menjaga adik nya juga tidak segan main tangan kepada nya.
Kehidupan mereka memang sangat sederhana. Ayahnya hanya bekerja menjadi penyapu jalan, dan sang ibu hanya mengurus rumah tangga. Hidup mereka memang banyak keterbatasan tapi apakah benar jika hanya Dara yang menjadi tempat pelampiasan amarah??
Selalu dimaki tidak berguna. bukankah ia yang selalu bangun paling subuh hanya untuk menggantikan sang ibu mengurus pekerjaan rumah tangga setiap pagi
Dianggap tidak dapat diandalkan. bukankah ia satu - satu nya orang dirumah yang selalu menurut disuruh ini dan itu tanpa membantah sedikitpun.
Dia yang di anggap tidak bisa menghasilkan uang dan hanya menghabiskan biaya. Bukankah hanya ia seorang yang pulang sekolah rela tidak pulang kerumah hanya untuk bekerja paruh waktu dan mengabaikan waktu istirahat nya. Gajih nya memang tidak seberapa tapi bukankah itu sedikit membantu meringankan beban di pundak sang ayah, meringankan ongkos dapur dan jajan dua adik nya.
Lalu apa yang didapat gadis malang ini? Ia biasa di bekali uang dua ribu, hanya cukup untuk membeli es bungkus diluar dan kerupuk goreng saja.
Wahh apakah itu yang disebut tunggal bahagia??
Apa itu yang dinamakan adil pada setiap anak??
.........
Sebulan semenjak pertemuan terakhir itu. Dara sangat ingin menceritakan kejadian yang menimpa nya pada sang ibu, apalagi perutnya semakin lama kian membesar.
Dara sempat berfikir untuk kabur dari rumah. bahkan dia merancang seperti apa masa depannya kelak.
Namun Dara selalu mengurungkan niatnya. dia takut terjadi apa - apa kepada orang tuanya
Ayah ibunya sudah berumur, ia takut jadi anak durhaka dengan pergi dari rumah tanpa pamit.
Lagipula Dara selalu bimbang bagaimana bila ternyata Ia belum siap hidup diluar tanpa keluarga. Bodoh memang pikirannya itu
Satu kaka laki-laki nya memang bekerja tapi sangat pelit dan yang satu harus fokus kuliah .
Ayah dan ibu rela menyekolahkan mereka tinggi - tinggi berharap kaka nya mampu mengangkat derajat mereka.
Dara bingung saat ini dia sendiri, jika bunuh diri bukan dosa besar sudah jauh - jauh hari ia melakukannya .
.............
"Hueeek ..
"huueeekkk ...."
"Ya ampun pusing sekali kepala ku." keluh Dara memijat dahinya. Sedari pagi Dara terus muntah, perutnya terasa sangat mual sehingga tidak ada lagi yang keluar. hanya cairan kekuningan yang rasa nya sangat pahit
Ayah terganggu mendengar Dara di dalam kamar mandi. "Heyy kenapa sih anak mu itu bu?? dari tadi muntah terus. samperin sana gihh." Usul tuan Gunawan.
Ibu yang penasaran menggendor pintu itu "Bugh..bugh.. buka Pintu nya Dara." pekik ibu dari balik pintu wc.
Dara segera membasuh mulutnya. dia merapikan rambut dan menggosok wajahnya dengan air supaya tidak terlihat berantakan.
"Ceklekk.." Kepala Dara menongol dari balik pintu membuat ibu terkejut.
"Kamu kenapa muntah terus??" Ibu bertanya sembari memasang wajah kesal
"Gak kok bu, Dara cuma pusing. "
"Saya lihat hampir setiap hari kamu begini ! kamu gak ngelakuin hal yang aneh-aneh kan..? jawab saya Dara?" desak ibu dengan mengguncang bahunya.
Dara gugup mendengar tuturan ibu nya, walau bagaimana pun dia seseorang yang pernah mengandung dan melahirkan sudah pasti mengetahui apa saja gejala wanita hamil.
"Engga kok bu, mungkin magh Dara kambuh. berapa hari ini aku telat makan. " elaknya, sungguh saat ini Dara benar-benar takut.
Ibu yang sudah terlanjur curiga tentu tidak mempercayai ucapan nya
"Sini kamu." Ibu menarik paksa tangan Dara. "Pak, bapakk panggilkan mbo neneng sekarang cepat !!" Ibu membuat kehebohan seisi rumah, membuat ayah Dara yang tengah menyeruput kopi menggeram kesal.
Dara semakin panik mendengarnya. Ia belum siap bila ketahuan saat ini. Dara tentu tahu apa dan siapa itu mbo neng, karena beliau adalah ahli pijat di daerah tempat tinggal mereka.
"Ibu mau apa? Dara cuma kecapean. jadi ibu gak usah khawatir." Ucapnya seraya mengikuti langkah ibu nya dengan terseret - seret .
"Kenapa sih ribut-ribut? Ibu juga ngapain teriak terus, gak malu apa sama tetangga. " Omel ayah Dara.
"Cepat jemput mbo neneng sekarang ada yang mau ibu pastiin. buruan pak." pekik Ibu Dara tidak sabaran.
"Iya iya ahh! Bapak ambil baju sama kunci motor dulu." berjalan kekamar dengan tergesa karena malas mendengar ocehan istrinya yang panjang kali lebar bila dia lambat.
Pak Gunawan segera berangkat, memacu motor bebek itu ke tempat mbo neneng.
Setelah sampai beliau mengutarakan keinginannya dan disetujui mbo neneng ( di singkat jadi mbo neng saja lah ).
Dalam waktu setengah jam mereka telah tiba di rumah pak Gunawan dan segera masuk
"Mbo tolong periksa anak ini, hampir tiap hari muntah terus. saya takut dia kenapa-napa." alasan Ibu Dara.
Mbo Neng melihat ada yang tidak beres dengan Dara. Hanya melihat tampilan saja beliau sudah memiliki kecurigaan. Namun memang lebih pasti diurut saja agar tidak menjadi duga semata
" Hayuukk rebahan dulu nduk." ajak mbo Neng lembut. membuat Dara tersentuh karena teringat almarhumah neneknya.
"Bu jangan, Dara malu." elak Dara mempertahankan posisinya.
"Cepat telentang !!!" seru Ibu tidak suka dibantah.
Mau tidak mau Dara mengikuti perintah sang ibu, dan mbo Neng melakukan tugas nya
"Ya ampun." beo beliau
"Kenapa mbo?? " tanya Ibu penasaran. ia takut apa yang ada dipikirannya benar terjadi
Mbo Neng menatap ayah serta ibu Dara, beliau ragu mengatakan kebenaran ini
"Disini ada benjolan cukup besar dan.. mohon maaf jika saya lancang. Neng Dara hamil bahkan detak jantung janin ini sudah ada.
Mbo neng bukan seorang dokter. beliau disebut bidan kampung. beliau melakoni pekerjaan nya sudah hampir 40 tahun. dan mengenai analisa beliau semua itu tentu benar dan tidak pernah meleset.
Ibu dan ayah pias mendengarnya, mereka malu pada wanita tua ini
"Sudah cukup mbo." membawa mbo Neng menjauh lalu mengulurkan amplop berupa uang sebagai upah beliau
"Saya mohon mbo tolong rahasiakan ini, saya gak mau orang pada tau keadaan Dara." ucap Ibu memelas, seraya menggenggam tangan mbo Neng.
"Ya ampun mala kamu ngomong apa?? jangan khawatir, untuk apa saya membeberkan hal seperti ini. Saya sudah tua umur saya tidak lama lagi jadi tidak mengurus hal-hal seperti itu. Saran mbo, Neng Dara jangan dikasari, kasih semangat buat dia, perasaan orang hamil itu sensitif. kalau mau bertanya perlahan saja agar anakmu tidak tertekan." Menepuk pelan lengan ibu Dara berharap wanita didepannya ini mau menggunakan pikiran terbuka.
"Ya sudah mbo pulang dulu. Ingat saran mbo yahh Mala." harap Mbo neng.
Ibu Dara hanya mengangguk
"Assalamualaikum."
"Wa'alaikumsalam." Ibu pun bergegas masuk ke kamar Dara dan..
"Plakkk. dasar anak kurang ajar, mau bikin saya malu hahhhh? ditaroh kemana muka saya kalau orang pada tau?? plakkkk." sekali lagi ibu menampar Dara membuat gadis itu tersungkur.
Ayah sedari tadi menahan geram menjadi tersulut emosi nya. seketika menarik kencang pergelangan tangan Dara lalu mendorongnya sehingga membuat Dara kembali terlentang lagi, dan menekan sesuatu tempat menjadi bersemayamnya janin..
"Ampun yahh.."
.........
........
Ayah menginjak perut Dara dengan kaki besar nya
"Siapa ayah dari janin ini Dara?" tanya ayah menggelegar. beliau sampai lupa takut saja ada tetangga yang mendengar.
"Hiikks.. hikss gak tau yahhh." Dara tidak dapat melakukan perlawanan tenaga nya berbanding jauh dengan sang ayah.
"Apa !! Bodoh.. bodoh kamu Dara." Ayah semakin menekan perut nya membuat wanita itu tersengal.
Ibu puas melihat Dara diberi pelajaran oleh suaminya.
"Gleg.. gleg" bunyi tenggorokan Dara."ampuni Dara yahh, jangan bunuh ka..mi." Mengantupkan kedua tangan didada nya
Dara tidak berdaya, tidak ada seorang pun yang mampu menolong nya disini.
"Cepat katakan siapa laki-laki itu?? jangan buat saya bertindak lebih daripada ini. kamu tau bagaiman bila saya murka Dara, kalau kamu tidak bicara jujur akan saya patahkan leher kamu." Ancaman ayah Dara tidak main - main. beliau sangat geram dan semakin menekan perut Dara lebih kencang dari yang tadi.
"Di..dion " Ucapnya terbata. bagaimana tidak? ayahnya menggunakan kekuatan menekan janin itu. dia tersengal-sengal nafas nafasnya tidak masuk ke paru-paru karena tertahan di tenggorokan.
.........
Kejadian naas itu terjadi lantaran sekolah mengadakan reuni besar dan mengundang seluruh mantan alumni termasuk Dara dan Dion .
Awalnya Dara menolak ajakan temannya sebab menurutnya itu tidak benar-benar penting. namun temannya itu memaksa dan Dara merasa tidak enak hingga setuju.
Entah siapa yang mencekoki Dion dengan obat perangsang tersebut? sehingga Dara menjadi korban salah sasaran nya.
Meraka berdua sama-sama korban, sehingga sepakat untuk melupakan kejadian kelam tersebut. Meskipun yang paling hancur disini adalah Dara
.........
"Maaf..maaf kan Dara yah. Sudah mukul Dara." Mohon Dara dengan isak yang terdengar memilukan, bahkan badannya meruam biru.
"Hohh sakit? Cepat antar kami kerumah bajingan itu. enak saja berbuat tanpa bertanggung jawab." sungut tuan gunawan melepaskan pijakannya dari tubuh Dara, sehingga Dara bergegas duduk dan meraup oksigen sebanyak - banyaknya.
"Iya Yah." Dara bangkit dari posisi nya dengan memegangi kepala yang terasa sakit.
Bagaimana tidak? bekas jambakan ibu membuat rambutnya ikut tercabut ditambah lagi benturan dikepala yang di dapatnya berkali - kali. Untung Dara ciptaan tuhan. Coba kalau Made In China?
........
Beberapa saat.
"Permisi." Seru kedua orang tua Dara
"Ada yang bisa dibantu??" tanya penjaga gerbang
"Dion nya ada ?" ibu menyela
"iyya ada. Memang nya ada apa ya? kokk rame-rame ?" tanya penjaga gerbang lagi
"Saya orang tua teman Dion, kami ada perlu sebentar."
"Oh baik silahkan masuk." mempersilahkan keluarga itu.
Rombongan Dara memasuki halaman mansion itu. Ibu tercengang melihat bangunan mewah nan megah tersebut
" ini rumah apa istana ? ya tuhan kalau Dara nikah sama orang ini bisa jadi sultan mendadak." gumam Ibu dalam hati
"Permisi "panggil keluarga itu dengan tidak sabaran.
"Tekan saja bel nya bu. kalau dipanggil gak kedengeran sampai kedalam." Penjaga gerbang memberitahukan.
Ayah dan ibu Dara merasa malu, tetapi tetap memperlihatkan wajah angkuh
"Ting tong."
"Mbo !!! buka pintu." perintah nyonya Diana.
"Siap nya "
"ceklekkk"
"Permisi." Ayah dan Ibu serempak.
"Iya. ada apa ya Pa ?" si Mbok keheranan.
"Tuan Rumahnya ada?" Ayah Dara yang bertanya.
"Ada. sebentar saya panggil dulu." jawab beliau, lalu Meninggalkan tamu yang masih menunggu di depan pintu.
Si mbo tergopoh - gopoh masuk kedalam. "Nyonya ada tamu." Ucap mbo memberitahukan.
"Siapa mbo?"
"Ndak tau, mbo juga tidak kenal." ujar mbo
"Suruh masuk." pemilik rumah mempersilahkan
Si mbo kembali keluar." Silahkan masuk "
Tuan David dan nyonya Diana menoleh . mereka tidak mengenal orang-orang ini
"Ada perlu apa ya??" tanya tuan David. kebetulan ini hari minggu jadi beliau menghabiskan waktu dirumah saja.
"Langsung saja. Kedatangan saya kesini ingin meminta pertanggung jawaban putra kalian." Ayah to the point
"Tanggung jawab apa?? kami tidak mengerti " Tuan David bingung menatap dengan mata memicing.
"Putri saya hamil, dan yang menghamili nya Putra kalian." Ucap Ayah Dara dengan menuntut.
"Tidak mungkin. kalian jangan mengada-ngada, dasar orang gila." pekik nyonya Diana. dia tidak terima anak nya yang manis itu tidak mungkin berbuat liar.
"D I O N " teriak tuan David
..........
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!