NovelToon NovelToon

Tuan Muda Syah

Bab 1

𝐎𝐅𝐅𝐈𝐂𝐈𝐀𝐋 𝐒𝐘𝐀𝐇

Bergabung dengan Grup Chat Author, pilih grup mana yang kamu sukai dan mulai berinteraksi.

Grup Tuan Muda Syah ada di Grup Chat di urutan ke-4. Ayo mengobrol atau mengghibah di grup chat author! 😂✨

Selamat Membaca Sayangku 😘

Seorang pemuda berjalan dengan cukup tenang, dia memungut botol bekas yang ada berserakan di jalanan.

Setelah jalanan di depan toko itu bersih, semua botol bekas itu dikumpulkan di belakang toko tempat dia bekerja.

"Cepat! Layani pelanggan!" teriak seorang pria yang berada di dalam toko.

Meskipun teriakan itu entah merujuk kepada siapa, pemuda yang sedang mengumpulkan botol itu bergegas untuk masuk kedalam.

Saat pintu itu terbuka, pemuda ini masuk dengan tergesa-gesa hingga dia tidak melihat ke arah manapun.

"Dia cukup tampan juga, mungkin aku bisa memanfaatkannya?" pikir seorang gadis yang duduk di salah satu meja.

Toko ini adalah toko yang menjual makanan cepat saji maupun jajanan seperti warung pada umumnya, hanya saja toko ini cukup besar untuk dikatakan sebuah warung.

"Pelayan!" panggil seorang gadis yang sedang memainkan ponselnya.

Pemuda yang baru saja masuk tadi segera kembali menghampiri panggilan dari seorang gadis yang meneriaki kata pelayan.

Tidak melihat ke arah pemuda itu, gadis itu hanya menyebutkan pesanan yang dia inginkan kepada pemuda itu.

Tetap rendah diri, pemuda itu segera mengambil pesanan yang diminta oleh pelanggannya dengan segera.

Minuman kopi dengan seni latte di atasnya yang menggambarkan hati itu dibawa oleh pemuda itu dengan sebuah nampan.

Baru saja sampai di meja pelanggannya, gadis itu tiba-tiba saja menarik nampan itu sehingga menumpahkan kopinya ke baju gadis itu.

"Kamu! Tidak bisa bekerja dengan baik ya?" teriak kesal dari gadis itu sehingga tatapan banyak orang tertuju kepada mereka.

"Hei! Aku tidak—" belum.saja selesai untuk mengatakan sesuatu, gadis itu lebih dulu memotong pembicaraan dari pemuda itu.

"Ini adalah gaun merk Hermes! Apakah kamu bisa ganti rugi?" tanya gadis itu tetap dengan kesalnya.

"Ck! Kau ingin memfitnahku?" tanya pemuda itu ikut membalas dengan pertanyaan kecilnya.

"Ini sudah jelas! Apakah toko ini tidak memiliki aturan?" tanya gadis itu melihat ke arah salah satu karyawan toko lainnya.

Belum lama kemudian, datanglah seorang pria gemuk dengan sebuah jas sebagai pakaiannya.

Dia bergegas berjalan ke arah pemuda itu dan langsung memberikan sejumlah uang kepada pemuda itu.

"Aku tidak tahu apapun Nona! Ini salahnya dan mulai sekarang dia dipecat! Jadi, aku harap Nona mengerti!" seru pria gendut itu yang langsung tidak ingin bertanggung jawab atas masalah yang ditimpa oleh karyawannya.

Pria gendut itu merupakan seorang manager di toko ini, karena mendengar merek pakaian yang dikenakan oleh gadis itu, tentu dia tidak mau bertanggung jawab.

Bukan karena dia tidak mau, hanya saja merek pakaian gadis itu adalah merek pakaian mahal, tentu dia tidak mau mengeluarkan banyak uang sedangkan gajinya perbulan tidak bisa membeli satu pakaian merek Hermes.

Gadis itu menarik sejumlah uang yang ada ditangan pemuda itu, setelah menghitung jumlahnya. Gadis itu tidak puas.

Dia memegang lengan pemuda itu dan membawanya keluar dari toko itu. Tidak jauh dari sana, ada sebuah mobil yang terparkir di depan toko itu.

Gadis itu membawanya masuk ke dalam mobil itu, setelah berada di dalam mobil pemuda itu masih tetap tenang.

"Jadi, rencanamu sia-sia dan uang ini tidak cukup untuk mengganti pakaian merek Hermes palsumu itu? Jadi, bagaimana selanjutnya?" tanya pemuda itu dengan dingin.

"Pakaianku memang bukan merek Hermes, karena aku tidak mau mengambil resiko! Tapi, kenapa dia mengetahuinya? Itu pasti hanya omong kosongnya!" batin gadis itu yang langsung menginjak gas mobil.

Mobil itu melaju perlahan dan dia menjawab, "Apa maksudmu? Ini asli! Kau harus ganti rugi dengan cara lain!" seru gadis itu meremehkan pemuda itu.

Di perjalanan, hanya ada keheningan saja. Pemuda itu hanya diam melihat ke arah luar.

"Siapa namamu?" tanya gadis itu setelah menghentikan laju mobilnya karena lampu merah yang menyala di depannya.

Pemuda itu tidak menjawab pertanyaannya, dia menjulurkan tangannya dan memberikan sebuah Kartu Tanda Penduduk kepada gadis itu dengan sukarela.

Setelah melihat nama dan data diri di KTP milik pemuda itu, gadis itu mengembalikan kartu itu setelah dia bersusah payah mengingatnya.

Lampu merah pun telah berganti menjadi hijau, mobil melaju lagi dengan dikemudikan oleh gadis itu.

Setelah lamanya perjalanan, akhirnya mereka pun tiba di sebuah kediaman yang terlihat besar dan luas itu.

"Cara ganti ruginya mudah, kamu cukup mengiyakan semua yang aku katakan nanti di depan keluargaku!" ujar gadis itu tersenyum.

Senyuman gadis itu sangatlah manis, seakan-akan dia adalah sumber kehidupan dari pandangan mata milik pemuda itu.

Karena melihat kecantikan gadis itu, pemuda ini tidak bisa menolak permintaan dari gadis itu dia langsung mengangguk menandakan bahwa dirinya menyetujui permintaan dari gadis itu.

Mereka masuk dengan gadis itu yang bergandengan tangan dengan pemuda itu ke dalam kediaman yang besar.

"Zakia? Siapa dia? Kenapa kalian berpegangan tangan?" tanya seorang pria tua yang berdiri setelah terkejut melihat sosok putrinya yang datang bersama dengan seorang pria.

"Namanya Syah" ujar gadis itu yang ternyata memiliki nama Zakia.

Pemuda yang bersama Zakia itu mengangguk dan mengatakan kata 'iya' sesuai dengan permintaan dari Zakia yang ternyata memiliki nama panggilan Syah.

"Dia adalah pacarku!" lanjut Zakia dengan tetap diangguki oleh Syah.

"Dan dia telah melakukan hubungan intim denganku semalam, dia kemari untuk bertanggung jawab dan menikahiku!" seru gadis itu yang tetap diangguki oleh Syah dengan mengatakan kata 'Iya'.

Setelah beberapa saat kemudian, Syah terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Zakia, dia langsung dengan segera berkata 'tidak'.

"Zakia memangnya dia siapa? Bukankah Ayah sudah akan menjodohkanmu dengan Alam?" tanya ayah Zakia kecewa.

"Dan lagi, siapa kamu beraninya mengambil tubuh suci anakku!" teriak pria tua itu memarahi Syah.

"Ini tidak seperti yang dikatakannya, kami saja tidak saling mengenal!" umpat Syah dengan mengatakan fakta bahwa mereka memang benar tidak saling mengenal.

"Kamu berani sekali berbohong! Percaya atau tidak jika kamu berani untuk tidak bertanggung jawab, maka hidupmu akan berakhir!" seru pria tua itu mengancam Syah.

"Hei! Hei! Sejak kapan aku bisa diancam? Huh! Baiklah, lagi pula gadis itu cantik, aku tidak akan rugi!" batin Syah.

"Baiklah!"

Benar saja, dua hari setelahnya.

Pernikahan antara Syah dan Zakia diberlangsungkan, dengan jumlah undangan mencapai ratusan orang lebih.

Saat akan mencium kening, Zakia menolaknya di depan umum. Semua orang berpikir bahwa Zakia malu karena dilihat oleh banyak orang.

"Setelah tiga bulan, ceraikan aku dan aku akan memberikanmu uang sebesar dua ratus juta rupiah!" bisik Zakia kepada Syah.

"Maaf! Setelah menikah, aku tidak akan pernah mau menceraikanmu!" bisik tegas dari Syah yang membuat Zakia melotot melihat Syah.

Mohon dukungannya, berupa like, komen jika ada hadiah juga boleh.

Jangan lupa untuk vote dan masukkan ke keranjang favoritenya, Kak 😂👍

Bab 2

Zakia, Zakia Irmansyah lebih tepatnya. Putri dari Sulaiman Hakim Irmansyah.

Termasuk dari keluarga terkaya di kota B, keluarga Irmansyah memiliki bisnis dalam bidang material bangunan.

Karena termasuk salah satu keluarga terkaya di kota B, Sulaiman Hakim Irmansyah malu memiliki menantu seperti Syah yang hanyalah seorang pelayan di sebuah toko kecil.

"Mulai saat ini, Kamu tidak perlu bekerja disana!" seru Zakia kepada Syah dengan kecut.

"Mengapa aku tidak bisa bekerja disana? Bukankah, aku harus mendapatkan uang agar bisa menafkahimu?" tanya Syah dengan sambil meledek di dalam hatinya.

"Pekerjaanmu itu akan membuat keluarga kami malu! Lebih baik kamu diam dirumah!" marah Zakia kepada Syah dan langsung berlalu meninggalkan Syah seorang diri di kamar pasangan itu.

Syah pergi berjalan ke dapur, dia bertemu dengan seorang ayah mertuanya itu.

"Pa! Papa mau makan bersamaku?" tanya Syah mengajak ayah mertuanya itu agar bisa menemaninya sarapan di pagi hari.

Bukannya menjawab ajakan dari menantunya, ayah mertuanya mengabaikan Syah dengan ekspresi kesalnya.

"Sial! Kenapa aku memiliki menantu sepertinya? Aku harus segera membuat cara agar Zakia mau menceraikan menantu tidak berguna itu!" seru Sulaiman Hakim Irmansyah di dalam batinnya yang membenci menantunya itu.

Syah mengetahui apa yang dipikirkan mertuanya itu, tapi dia berjalan dengan santai menuju ke dapur.

Di dapur, Syah melihat bahwa makanan yang sudah disiapkan koki dapur kediaman Irmansyah telah banyak tersaji.

Baru saja akan mengambil lauk dan sayur untuk menemani nasi yang ada di depannya itu, pelayan yang sedang berada di sana menahan Syah untuk tidak membiarkan Syah memakan makanan yang ada di meja makan.

"Kenapa Kamu tidak membiarkan aku makan lauknya?" tanya Syah kesal.

"Maaf, tidak ada makanan untukmu disini! Itu adalah perintah dari Kepala Keluarga!" serunya menjawab Syah dengan meledek.

"Ck! Baiklah jika seperti itu, aku akan pergi bekerja saja!"

Meskipun Syah sangat kesal dengan perlakuan yang dia dapatkan di kediaman Irmansyah, mau bagaimana pun dia adalah menantu yang masuk ke keluarga wanita.

Jadi, Syah hanya bisa tetap tegar dan melupakan kejadian tadi.

Berangkat ke toko tempat Syah bekerja dengan menggunakan motor Supra nya dengan santai.

Saat setelah sampai ditempat dimana Syah bekerja, dia baru ingat bahwa kemarin dia telah dipecat oleh bosnya yang pelit itu.

Karena hal itu, Syah pergi ke sebuah taman di tengah kota, memarkirkan motornya di tempat parkir.

Syah berjalan ke sebuah kursi taman dimana tempat itu sejuk dan tenang.

Sesaat kemudian, seseorang datang dan berdiri menghadap Syah.

Syah tidak memperdulikan orang itu setelah melihatnya, tapi karena orang itu belum berbicara ataupun pergi dari sana, Syah mengalah dan membuka suaranya.

"Bukankah sudah ku katakan, aku tidak akan kembali! Meskipun dia menawarkan banyak sekali harta! Aku tidak peduli! Aku tidak akan kembali jika dia mengakui kesalahannya kepada dunia ini!" seru Syah mulai marah kepada seseorang itu dengan teriakannya.

Orang itu menundukkan dirinya memberi hormat kepada Syah dan memberikan satu buah kartu rekening berwarna hitam.

"Tuan Muda! Jika kau tidak mau memaafkan Kepala Keluarga, dia tidak akan memaksamu kembali lagi, dia hanya tidak bisa melihat Anda menjadi seperti sekarang! Ini adalah pemberian dari Tuan Besar! Aku harap—" belum selesai berbicara, Syah sudah menepis kartu hitam yang diberikan oleh seseorang itu dan berlalu pergi meninggalkan orang itu.

"Cuih! Hanya sebuah kartu memangnya bisa menggantikan nyawa seseorang?" ketus Syah kesal dengan omong kosong barusan.

"Tuan Muda! Padahal di dalam kartu ini isinya sampai lima puluh miliar rupiah! Tuan Muda memang sosok yang benar-benar tidak memperdulikan uang! Hiks... Hiks... " lirih orang itu kagum kepada Tuan Mudanya.

Syah benar-benar tidak peduli dengan uang semenjak kematian kedua orang tuanya itu. Karena kedua orang tuanya kecelakaan, dia terus menyalahkan kakeknya itu karena lalai memilih supir untuk kedua orang tuanya.

Terlebih lagi, kedua orang tuanya meninggal bukan karena kecelakaan biasa, itu lebih seperti kecelakaan yang sudah di rencanakan.

Setelah kematian orang tua Syah, dia pada saat itu masih SMA. Pergi ke kota B seorang diri untuk mengasingkan dirinya dari keluarganya maupun kerabat atau teman-temannya.

Dengan menjadi seorang pelajar biasa, dia membayar uang sekolah pada saat SMA nya dengan uang jajan terakhir kali miliknya.

Hanya saat setelah lulus dari SMA, uang simpanan Syah hanya tersisa untuk membayar kuliahnya.

Jadi, pada saat kuliah dulu. Syah masuk ke kelas karyawan, dia bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Hingga sampailah pada saat titik ini, bukannya Syah tidak bekerja kantoran padahal dulunya dia seorang mahasiswa.

Hanya saja, Syah harus berhenti di tengah-tengah karena dirinya mengalami kecelakaan, lebih tepatnya kecelakaan dalam finansial.

Syah difitnah telah merusak salah satu mobil milik pelanggannya pada saat dia menjadi karyawan cuci steam mobil pada saat kuliah dulu.

Saat ini, Syah bingung pekerjaan apa yang bisa dia dapatkan. Syah membuka ponselnya dan melihat bahwa ada sebuah pekerjaan ojek online yang sedang viral di kalangan masyarakat.

Syah pun mencoba untuk mendaftarkan dirinya untuk menjadi supir ojek online dengan motornya.

Setelah pendaftaran selesai, Syah harus menunggu hasil ajuan dirinya untuk mendaftar menjadi supir ojek online.

Syah beranjak dari taman kembali ke parkirannya, melihat isi dompetnya yang hanya dengan sedikit uang dia merasa sedih.

😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘

Zakia sedang berada di perusahaan keluarnya, membahas proyek yang akan segera di rilis oleh perusahaan Incode.

Perusahaan Incode merupakan perusahaan terbesar di kota B. Mereka, mengelola segala macam bisnis.

Mulai dari bisnis kuliner, fashion bahkan hotel sekalipun perusahaan Incode adalah yang terbaik di kota B.

Rencananya, perusahaan Incode akan membuka lowongan kerja sama dengan beberapa perusahaan di kota B.

Dengan total anggaran proyeknya mencapai dua triliun, membuat para pengusaha ingin mendapatkan kerjasama dengan perusahaan terbesar di kota B itu.

Perusahaan Incode sendiri, tidak ada yang mengenalnya dari mana asalnya, karena seorang CEO perusahaan itu tidak pernah diketahui nama maupun wajahnya.

Karena perusahaan Incode merupakan perusahaan nomor satu terbesar di kota B, semua orang di kota B hanya mengetahui bahwa CEO dari perusahaan Incode merupakan seorang pengusaha yang sangat sibuk untuk mengurus perusahaan lainnya.

Jadi, nama yang terkenal dari perusahaan Incode adalah Manager Lanlan, manager dari perusahaan terbesar di kota B inilah yang mereka kenal.

Karena akan kedatangan Manager Lanlan ke perusahaan mereka, mereka melakukan rapat dadakan untuk membahas proyek kerjasama yang akan mereka ajukan nanti ke perusahaan Incode.

Mereka memiliki harapan yang sangat tinggi untuk bisa bekerjasama dengan perusahaan Incode.

Bab 3

Zakia telah berkumpul bersama para rekan kerjanya yang lain. Setelah memeriksa berkas yang dibawa oleh Zakia, dia terdiam sejenak.

Mengingat berkasnya yang tertinggal di rumahnya, Zakia lalu membuka ponselnya mencari nomor yang ingin dia hubungi namun dia tidak bisa menemukannya.

"Benar juga, aku belum bertukar nomor dengannya!" gumam Zakia bingung.

Karena tidak memiliki nomor ponsel dari Syah, Zakia mendapatkan ide untuk mencari akun sosial media milik Syah.

Hanya saja, akun yang dicarinya tidak ditemui olehnya. Bukan tidak dia temukan, hanya saja Zakia terus melihat akun dengan popularitas yang rendah.

Sedangkan akun milik Syah memiliki pengikut sebanyak empat ratus ribu orang pengikutnya.

Zakia terlalu meremehkan Syah bukan?

Saat Zakia hendak berdiri, ponselnya pun berdering melihat layar ponselnya bahwa nomor yang menghubungi Zakia adalah nomor yang tidak dikenali.

Setelah menerima panggilan telpon itu, Zakia terkejut karena mendengar suara dari ponselnya yang dia kenali itu.

"Kia, aku akan—" belum sempat selesai berbicara, Zakia langsung memotongnya.

"Kamu! Cepat ambilkan berkas yang ada di meja kerjaku, map berwarna merah aku membutuhkannya segera! Bawakan kemari, ke perusahaan Irmansyah!" seru Zakia.

Syah menghela nafas di tempat dia berada, dia bahkan tidak diberikan kesempatan untuk berbicara.

"Baiklah!" jawab Syah patuh.

Zakia duduk kembali melanjutkan rapat kecil sebelum kedatangan manager dari perusahaan Incode, Manager Lanlan.

Sedangkan Syah saat ini sedang berada di parkiran taman, saat akan menaiki motornya.

Orang yang memanggil Syah dengan sebutan Tuan Muda itu kembali berbicara kepada Syah.

"Tuan Muda! Jika anda tidak menerima kartu ini aku takut ketika aku kembali ke kediaman besar, aku dimarahi Tuan Besar!" seru orang itu memang sedikit resah.

"Bagaimana pun dia tidak bersalah, aku tidak mungkin membuat dia menderita" pikir Syah menyadari ke khawatiran orang di depannya itu.

"Baiklah aku terima!" jawab Syah dingin.

"Selain itu, sebenarnya Tuan Besar memberikan satu perusahaan kecil untuk Tuan Muda, karena Tuan Besar tahu bahwa Tuan Muda tidak akan mau menerima perusahaan besarnya."

"Perusahaan apa itu?" tanya Syah penasaran.

"Perusahaan di kota ini, perusahaan Incode adalah milik Tuan Muda, Anda bisa segera pergi kesana karena sekarang Anda adalah dari perusahaan itu dan—" belum saja selesai berbicara, Syah sudah memotongnya dan berkata mengerti kepada orang itu.

"Baiklah, aku pergi dulu." kata Syah yang langsung menaiki motornya dan pergi meninggalkan taman itu.

Syah tidak pergi ke perusahaan Incode, dia segera pulang ke kediaman Irmansyah untuk mengambil berkas yang ditinggalkan oleh istrinya tersebut.

Baru saja sampai, mata sinis dari anggota keluarga lainnya itu menandakan bahwa mereka tidak menyukai Syah.

Syah tetap ramah, menyapa mereka dan melewati orang-orang itu dengan santai.

Sampailah dia di kamarnya, melihat meja kerja isterinya, Syah langsung mengambil berkas yang diminta oleh istrinya itu untuk segera di bawa ke perusahaan Irmansyah.

"Mau kemana Kau!" seru seorang gadis kepada Syah.

"Ehh, Yaya. Ada apa? Kakakmu ini mau ke perusahaan Irmansyah!" jawab Syah.

Yaya, memiliki nama asli Haya Irmansyah. Adik dari Zakia Irmansyah, biasa dipanggil dengan sebutan Yaya. Dia masih sekolah di jenjang SMA.

"Siapa Kakakku? Untuk apa sebenarnya Kakakku memiliki pria sampah sepertimu? Dasar menjengkelkan, segera enyahlah dari hadapanku!" ketus Yaya dengan kesal.

"Sampah? Baiklah, aku memang sampah di mata kalian, tidak apa!" batin Syah tabah.

Syah pun berlalu keluar dari kediaman Irmansyah dengan mengendarai motornya itu dan menuju ke perusahaan Irmansyah.

Saat setelah tiba disana, saat akan memasuki gerbang perusahaan dia ditahan oleh dua petugas keamanan.

Karena Syah membawa sebuah map dan dengan motor supranya, dia ditahan dengan alasan bahwa perusahaan Irmansyah saat ini sedang tidak membuka lowongan pekerjaan.

"Aku bukan untuk melamar pekerjaan disini, aku sedang membawakan berkas istriku yang tertinggal!" seru Syah dengan kesalnya.

"Hey! Coba kulihat!" pinta salah seorang petugas keamanan.

Karena di dalam berkas ini merupakan rencana kerjasama dengan perusahaan Incode, itu artinya berkas ini adalah sebuah rahasia yang tidak bisa diperlihatkan kepada sembarang orang.

Syah menolak permintaan dari petugas keamanan, "Kalo begitu, memangnya siapa istrimu? Kami kenal dengan banyak karyawan disini!" seru salah seorang petugas keamanan.

Tiba-tiba sebuah mobil akan melewati gerbang perusahaan, ketua petugas itu membukakan pintu gerbangnya dengan ramah.

Karena melihat seseorang yang tidak asing, mobil itu berhenti terlebih dahulu.

Seseorang yang berada di mobil melihat foto yang dia simpan di ponselnya itu untuk memastikan benar atau tidaknya orang yang dia rasa tidak asing itu.

Karena benar, seseorang yang berada di dalam mobil itu keluar dari mobil menghampiri Syah.

"Bos!" sapa dari manager Lanlan.

Syah terkejut, mendengar kata 'Bos' itu membuat dirinya mengerti.

"Eh, kita ketemu lagi! Sudah ku katakan, tidak perlu memanggilku Bos!" seru Syah dengan langsung mengatakan bahwa dia pernah bertemu sebelumnya.

Karena hal itu, Manager Lanlan tentu saja kebingungan karena itu adalah kali pertamanya mereka saling bertemu.

"Jangan ungkap identitasku!" bisik Syah kepada Manager Lanlan yang membuat dia mengerti.

"Oh, baiklah jika begitu aku akan panggil kamu, Syah? Begitu boleh?" tanya Manager Lanlan dengan dipaksakan.

"Pasti kamu akan datang untuk berdiskusi dengan istriku tentang proyek ya? Aku sedang membawa berkasnya apakah bisa menitipkannya padamu! Nanti sore kita bertemu lagi!" ujar Syah langsung menyerahkan berkas itu kepada Manager Lanlan.

"Baiklah, saya mengerti Tu— Syah!" jawab Manager Lanlan yang hampir memanggil Syah dengan sebutan tuan muda.

Karena urusannya telah selesai, Syah mengirimkan pesan teks kepada Zakia, istrinya itu.

"Tadi aku tidak bisa masuk ke dalam perusahaan karena ditahan oleh kedua petugas keamanan, jadi aku menitipkannya kepada seseorang yang katanya dia mengenalmu!" isi pesan teksnya.

"Jangan ungkap identitasku juga kepada istriku nanti, aku akan menjelaskannya nanti padamu!" bisik Syah kembali kepada Manager Lanlan.

Syah pun pamit, pergi meninggalkan perusahaan Irmansyah dan Manager Lanlan dari sana.

Manager Lanlan pun memasuki ruang rapatnya, Zakia terkejut melihat pesan teks yang dikirim oleh suami tidak bergunanya itu.

"Sialan! Manager Lanlan sudah tiba, sedangkan berkasnya belum ada padaku? Bagaimana ini?" batin Zakia panik.

Rapat pun dimulai, para rekan kerja Zakia memaparkan rencana proyek kepada manager Lanlan sedangkan manager Lanlan sibuk membaca proyek yang ada ditangannya itu.

Proyek itu adalah rencana dari Zakia, istri dari tuan mudanya.

"Proyek yang kalian paparkan memang cukup menarik!" ujar Manager Syah yang membuat para karyawan yang ingin mendapatkan kerjasama dengan perusahaan Incode menjadi bergembira, berbeda dengan Zakia yang sedari tadi resah karena berkasnya tertinggal.

"Haha! Kamu tidak akan mendapatkan proyek ini, sepupuku!" seru seorang pria dengan meledek dan dengan nada yang rendah sehingga tidak ada siapapun yang mendengarnya kecuali Zakia.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!