NovelToon NovelToon

Pernikahan Kontrak

Bab 1

Nara Zivanka  gadis cantik berlesung pipit.Seperti biasa,Nara akan memulai harinya dengan bergegas pergi ke sebuah kedai kopi tempatnya bekerja.Nara akan menghabiskan waktunya seharian di kedai kopi itu untuk sekedar mencari uang bukan sebuah rutinitas melainkan sebuah tanggung jawab mengingat ekonomi keluarganya yang standar.

Sudah hampir satu tahun Nara bekerja di kedai kopi,sedangkan kedua orang tua Nara hanya bekerja sebagai pedagang kaki lima.Mau tidak mau peran Nara sangat penting di keluarganya.Karena tak setiap hari kedua orang tuanya mendapat untung dari berjualan,Jadi Nara juga harus ikut banting tulang mencari nafkah.namun tak menjadi masalah bagi Nara selagi ia mampu melakukannya.

Sejujurnya Nara ingin sekali melanjutkan kuliah,Nara memilik cita-cita menjadi Desainer handal dan terkenal.Tapi apa daya?Ia harus mengubur mimpi dan cita-citanya itu dan mengalah karena keadaanya yang tak memungkinkan.

Tapi sepertinya hari ini Tuhan menjawab semua doa Nara.Mungkin?kenapa?Karena saat ini ada jalan buat Nara menuju impiannya.ntah ini jalan yang benar atau malah sebaliknya.Nara benar-benar kalut.Haruskah ini terjadi?.

"Ibu,,ibu,,,siapa mereka?".Tanya Nara berbisik pada Ibunya.

Beberapa menit lalu Nara baru saja pulang dari bekerja dan ia mendapati dua orang pria berpakaian rapi yang sedang duduk di kursi rumahnya.

"Mereka ini Tamu kamu Nara".Jawab Ibu Nara sambil menarik tangan Nara agar duduk di sampingnya.

Nara memasang wajah heran karena sebelumnya Nara tak pernah melihat dan mengenali para tamunya itu.

Seorang pria yang memahami sikap Nara yang bingung pun membuka suaranya.

"Maaf Nona Nara jika kedatangan kami membuat Nona Nara sedikit terkejut,Saya adalah Zian asisten pribadi Tuan Edgar Jonathan dan ini adalah sekretaris Tuan Edgar bernama Revan.Senang bertemu anda Nona Nara".Zian memperkenalkan diri nya dan juga pria di sampingnya.

"Tuan Edgar siapa dia?".Tanya Nara heran sambil memiringkan kepalanya.

"Tuan Edgar itu anak dari mantan Bos ayahmu saat ayahmu masih bekerja sebagai Crew di Stasiun TV sayang".Nita menjelaskan pada putrinya.

"Betul sekali,kedatangan kami kesini ingin menyampaikan pesan dari Tuan Edgar untuk Nona Nara".Ucap Zian

"Tuan Edgar meminta kami menyampaikan bahwa ia ingin menikahi Nona Nara".kini giliran Revan yang berbicara.

Bak tersambar petir,jantung Nara melemah apa yang ia dengar terasa tidak mungkin.'Ada apa ini?Apa mereka sudah kehilangan akal?'Maki Nara dalam hatinya.

Kemudian Zian meletakan sebuah koper dan Amplop ke atas meja.Koper itu di buka oleh Revan dan di dalamnya berisi uang yang banyak sedangkan Amplop itu berisi sebuah surat perjanjian.

Zian menyodorkan Koper dan surat perjanjian itu kedepan Nara.dan meminta Nara untuk membaca surat itu.Nara yang sejak tadi membisu akhirnya mencoba memahami isi dari suratnya.

"Kawin kontrak?!!".Ucap Nara sedikit berteriak karena terkejut dengan mata terbelalak ke arah Zian dan Revan untuk meminta sebuah penjelasan.

"Nara sayang tenang lah,Ini semua mereka lakukan baik untuk keluarga kita".Ucap Nita sambil menenangkan putrinya.

"Baik?!".Nara semakin bingung dengan ucapan Ibunya.

"Ibu,,maaf kalau kali ini Nara berkata tidak sopan pada Ibu,apa ibu sudah tidak waras?mereka ini memintaku untuk kawin kontrak bu!!".Cicit Nara

"Aku bahkan tak mengenali Bos mereka,Dan seenaknya mereka datang menyodorkan uang padaku!Apa kalian sedang menghina keluargaku Hah!!".Nara terlihat sangat marah.Emosi Nara tak terbendung Nara bahkan berdiri sambil memukul meja lalu menunjuk Zian dan Revan ia juga menutup koper penuh uang itu dengan maksud melakukan penolakan.

"Bawa kembali uang kalian,dan katakan pada Tuan Edgar aku tidak mau melakukan Kawin kontrak ini dasar g*la".Nara terus saja memaki dan kekeh menolak.Kemudian ibunya meminta untuk Nara duduk kembali.

"Nara dengarkan ibu dulu,Sebenarnya ayahmu telah melakukan kesalahan".Ucap Nita ia menarik nafas dalam.

Nara pun mengikuti perintah Ibunya,Ia kembali duduk di kursinya.

"Lima tahun lalu kami meminjam uang pada Tuan Edgar untuk modal usaha Ayahmu,Namun kami tidak mampu membayar.sebelumya tidak ada perjanjian seperti ini,,,".Nita tak melanjutkan ucapannya.

"Tapi sepertinya ada hal penting.yang tak bisa Tuan Edgar katakan langsung.Maksud Ibu mungkin Tuan Edgar akan  mengatakannya nanti saat kalian sudah bertemu,jadi ibu mohon temui Ia dulu dan minta penjelasan langsung darinya.Jika kamu memang tidak mau Ibu akan membujuk Ayahmu untuk menjual Kiosnya dan melunasi semua hutannya,sehingga kamu tidak perlu menikah dengan Tuan Edgar".Ucap Nita lirih memohon penuh harap pada Nara dan mencoba meluluhkan hati putrinya itu.

Mendengar semua dari ibunya hati Nara hancur.Air mata Nara mulai terbendung mengingat dirinya adalah anak semata wayang dan sangat menyayangi kedua orang tuanya.

'Jika Ayah menjual Kios?bagaimana nasib Ibu ku?Mungkin kami bisa hidup tapi akan sangat menderita.memiliki Kios itu adalah impian Ayah dan Ibuku.Tapi aku belum siap menikah sekarang apalagi dengan pria yang sama sekali tidak aku kenal.Tuhan aku harus bagaimana?Dan apa yang harus aku katakan pada Davin?'.Pikiran Nara berkecamuk.

Davin adalah kekasih Nara.Kisah cinta mereka baru terjalin enam bulan tapi Nara dan Davin saling menyayangi satu sama lain.

"Nona Nara kami akan menjemputmu besok jam 8 malam untuk bertemu Tuan Edgar,Kami permisi dulu".Zian dan Revan pun berlalu tanpa menunggu jawaban dari Nara.

Nara pun segera berlari kekamarnya sang Ibu juga menyusulnya.

"Sayang maaf kan Ibu,,,hiks".Nita mengusap rambut Nara.

Kata maaf dan isakan yang keluar dari mulut ibunya berhasil menusuk hati Nara terdalam.Hingga Nara hampir kehabisan nafasnya Nara berpikir apakah ia akan mati?tapi sayangnya tuhan masih tidak mengizinkannya.Dan sepertinya tuhan ingin agar Nara mau berkorban   untuk kedua oran tuanya.

Nara memeluk erat ibunya sambil menahan tangisnya,Harus Kuat!Itulah yang sudah tertanam di dalam diri  Nara.kemudian Nara memberi senyum simpul pada ibunya.

"Ibu apa kamu bahagia jika aku menerima Edgar menjadi suamiku?Apa kesulitan kalian akan hilang jika aku mengiyakannya?",jika iya aku tidak akan mengecewakan kalian.Mungkin ini juga bagian dari tanggung jawabku.Tapi Nara mohon untuk kedepannya jangan biarkan kalian tersiksa lagi,beritahu aku jika kalian kesulitan aku akan membantu".Ucap Nara pasrah

Air mata wanita paruh baya itu meledak,tangannya sibuk meremas kedua tangan Nara ia menunduk di hadapan putrinya.

"Ibu berhentilah menangis,aku akan menemui Edgar besok".

Memang menyakitkan rasanya merelakan seluruh hidup Nara untuk berkorban demi kedua orang tuanya.Tapi bukankah itu adalah tugas seorang anak?Nara tau ia tak mungkin bahagia karena keputusannya akan menyakiti seseorang yaitu kekasihnya Davin.

Bab 2

Hari ini langkah pertama Nara untuk memulai segalanya.dengan memberanikan diri bertemu dengan sosok pria bernama Edgar Jonathan.Jujur Nara sangat khawatir mengingat dirinya tak mengenal siapa Edgar.Namun ibunya meyakinkan Nara sehingga ia bisa sedikit lebih tenang.

Saat ini banyak hal yang ingin Nara tanyakan dan sampaikan pada pria itu.kenapa ia melakukan ini?lalu apa tujuan dan alasannya?Nara di buat bingung sampai ibunya sendiri juga tak mengetahuinya.

Pukul setengah delapan malam,Sudah lebih dari dua puluh menit Nara memandangi wajahnya di depan cermin.mencoba menguatkan dirinya sendiri merenungi segala sesuatu yang akan terjadi padanya.

'Tuhan apa kah ini harus?bagaimana jika aku mengecewakan orang tuaku,terutama ibu.Aku tak bisa,,namun mereka berharap lebih padaku.Aku harus bagaimana'.Ucap Bathin Nara.

Tanpa sadar air mata Nara mulai keluar,namun Nara segera menepisnya.Dengan nafas panjang serta senyuman Nara mencoba memberi semangat lagi pada dirinya sendiri.

Tak lama kemudian Nara mendengar suara ibunya memanggilnya.Nara pun segera keluar menghampiri ibunya.

"Sayang cepatlah seseorang sudah menunggumu".Ibu Nara tersenyum pada Nara.

Nara hanya tersenyum kecil,kemudian Nara memeluk ibunya tanda bahwa ia sudah siap berangkat.Ibunya membalas dengan sedikit tepukan hangat di punggung Nara.Setelah melepas pelukannya Nara pun menghampiri pria yang menyebut dirinya adalah supir pribadi Edgar.

Setelah setengah jam perjalanan Nara pun tiba di tempat,Supir tadi pun meminta Nara untuk duduk dan menunggu sebentar.Jujur hati Nara sangat gugup membuat tangan dan tubuhnya keringat dingin.

Sambil menunggu Nara memainkan ponselnya,namun hatinya terasa sakit saat membuka galery fotonya.Terlihat sosok pria yang saat ini ada dipikiran Nara,ya dia adalah Davin kekasih Nara.Hati Nara lirih melihat pria yang ia cintai dan seketika Nara merindukan Davin.Nara pun segera mengirim pesan untuk Davin.

[Davin kau dimana?apa kita bisa bertemu?aku sedang berada di luar sekarang,,]

Pesan Nara terkirim,Nara berharap Davin segera membalasnya namun saat Nara menunggu seseorang satang dan meminta Nara mengikutinya.Dengan langkah ragu Nara pun mengikutinya.

Nara sampai di sebuah ruangan kemudian ia pun duduk di sebuah sofa dalam ruangan itu.saat Nara masuk ia sudah tau jika ruang ini adalah ruang kerja Edgar Karena namanya sudah terpampang jelas di depan pintu.

Pria yang menyuruh Nara masuk tadi menawarkan minum,namun Nara menolaknya kemudian pria itu pun beranjak pergi keluar.

"Kenapa aku gugup sekali?Ayolah Nara tenangkan dirimu pertemuan ini tak akan lama".Ucap Nara menyemangati dirinya sendiri.

Bola mata Nara menyapu setiap ruangan Edgar mencoba beradaptasi dengan suasana saat ini.Namun pandangan Nara buyar saat pintu terbuka.

Terlihat jelas seorang pria berjalan kearah Nara,Pria dengan pakaian formal.Jujur Nara sempat terpesona dengan kharisma Pria itu.Namun Nara tidak tau siapakah Pria yang sudah mendekat ke arahnya.

Dengan santainya pria itu bejalan kearah meja dan memposisikan dirinya dengan rileks dikursi.Tanpa sadar mata Nara mengikuti setiap pergerakan pria itu.

"Siapa namamu?".Tanya pria itu pada Nara

Dengan cepat Nara menyebutkan namanya,Pria itu hanya membalas Nara dengan anggukan saja.Nara penasaran apa pria ini adalah Edgar?atau bukan?.

"Aku Edgar Jonathan".

Tanpa Nara bertanya Edgar menyebutkan namanya.Spontan mata Nara terbelalak.Namun sedetik kemudian ekspresi wajah Nara juga berubah.Tatapan Nara menjadi tajam,Lalu Nara menyipitkan matanya dengan garang.

"Jadi kau Tuan Edgar,astaga kau pria yang tidak tau malu!".Nara Menunjuk kearah Edgar.

Dilihat dari wajah Edgar,ia sangat kaget dengan sikap Nara yang tiba-tiba berubah.Tapi Nara tak peduli.Nara ingin Edgar juga merasakan kekagetan nya saat Zian dan Revan datang dan memintanya untuk kawin kontrak.

"Oke aku tidak akan membuang waktuku lagi,Aku datang bukan untuk bernegosiasi denganmu.Aku kesini ingin mengatakan bahwa Aku tidak mau menikah denganmu!!!".Nara sedikit berteriak.

"Katakan saja berapa banyak uang yang Ayahku pinjam padamu?Aku akan membayarnya,,,,aku tidak peduli berapa banyak jumlahnya.Aku akan terus bekerja mencari uang untuk melunasinya agar hutang itu segera lunas dan aku tidak perlu menikah denganmu Tuan Edgar!".Nara ngos-ngosan mengatur nafasnya karena emosi sudah menyelimuti hatinya.

Nara merasa puas sudah mengeluarkan unek-unek yang ada di kepalanya.Nara ingin beranjak pergi tanpa ragu.Hati Nara puas tapi ia merasa bersalah juga karena sudah membentak Edgar.

"Pergilah,dan bisa ku pastikan Ayahmu akan mendekam di penjara".Ucap Edgar menghentikan langkah Nara yang sudah ingin keluar ruangannya.

Spontan Nara berbalik dan menatap Edgar yang sudah berdiri sambil memasukan kedua tangannya kedalam saku celananya.Nara tak mengerti apa maksud Edgar berbicara seperti itu.Tubuh Nara bergetar dan tanpa Nara sadari matanya memerah.

"Pergilah apalagi yang kau tunggu?aku tak butuh dirimu".Ucap Edgar bersmirik.

Mendengar ucapan Edgar Nara kembali menyipitkan kedua matanya membuat dahinya mengerut."Apa maksud ucapan Edgar?".Bathin Nara.

"Oia,,,apa orang tua mu tak memberitahu soal ini".Ucap Edgar lagi sambil melambaikan secarik kertas di tangannya.

Edgar pun melempar kertas itu dan jatuh tepat di atas kaki Nara.

Nara segera meraih kertas itu karena penasaran Nara pun langsung saja membacanya.

Raut wajah Nara yang semula kesal berubah seketika.Ia menggelengkan kepalanya dengan kuat matanya terbuka dan terbelalak.

"Tidak mungkin??!!!".Nara melempar kertas itu kelantai.

Edgar hanya menyeringai dia tidak peduli dengan perasan Nara.

Edgar membuang muka ke arah lain sambil menyilangkan tangan di dada.terlihat sangat angkuh.

Sementara Nara nalarnya masih berpikir keras mencoba mencerna semua isi surat itu.Bagaimana tidak surat itu berisi sebuah perjanjian yang menyatakan bahwa Ayahnya menjadikan dirinya sebagai jaminan hutang.Nara juga tak menyangka Ayahnya meminjam uang dalam jumlah yang sangat banyak.Bahkan di sana tertulis Ayahnya rela jika Nara menjadi milik Edgar seutuhnya apabila Ayahnya tak mampu melunasi hutangnya dalam jangka 5 tahun dan Ayahnya juga Rela di penjara jika Nara menolak pernikahannya.

Nara menganggap Edgar sebagai penipu,Nara percaya Ayahnya pasti di paksa untuk menandatangani surat perjanjian itu.

"Kau pembohong,Ayahku bukan orang seperti itu!Aku sangat tau Ayahku sangat menyayangiku!".Teriak Nara

Edgar yang sejak tadi membuang muka kini menatap Nara dengan tatapan meremehkan.

"Kau tau?Ayahmu lah yang seorang pembohong ini semua karena ulahnya!Ia bukan hanya meminjam uangku tapi juga mencuci otak Ayahku!".Ucap Edgar dengan tatapan sinis ke arah Nara.

"Tutup mulutmu si*lan!!!".Nara kembali berteriak.

karena sifat dewasanya,Edgar tak terpancing amarah.Ia bejalan ke arah jendela dan menatap ke arah luar.Nara bisa mendengar suara hembusan nafas Edgar yang kasar.

"Ayahku sakit parah,saat ini ia sedang mengalami leukimia dan penyakit komplikasi juga.Ayahku sangat menyukai Ayahmu karena Ayahmu adalah salah satu orang kepercayaannya".Edgar memulai ceritanya.

Nara memilih untuk mendengarkan saja.

"Ayahku selalu bercerita tentang semua masalahnya terutama soal diriku,Umurku saat itu 25 tahun.Ia sangat mengkhawatirkanku.Kenapa?karena aku tak tertarik dengan wanita".

Nara sudah berpikir negatif apakah Edgar belok?Itulah yang ada dalam otak Nara.

"Bukan karena aku tidak normal".Sanggah Edgar melihat ekspresi Nara ia sudah bisa menebak pikiran gadis itu.

"Hanya saja aku lebih tertarik dengan karir dan kesuksesan.hingga suatu hari Ayahmu memberikan solusi untuk memperkenalkan mu padaku.Ayahmu menceritakan tentang dirimu dan berhasil membuat Ayahku kagum dan mulai saat itulah Ayahku memberi perlakuan lebih pada Ayahmu".Sambung Edgar

Nara terus saja diam ia harus mendengarkan semua yang Edgar ucapkan.

"Ibuku yang mengetahui itu tidak suka,Ia sangat menentang itu semua jadi perusahaan di ambil alih oleh ibuku karena Ayahku yang mulai sakit-sakitan.Ibuku mendapat laporan jika Ayahmu sering meminjam uang perusahaan dan tak pernah mengembalikannya. Kau bisa lihat jumlah uang di surat itu,Itu sangat lah banyak bukan?".

"Tanpa berpikir panjang ibuku memecat Ayahmu,Dan soal pesangon Ayahmu tetap mendapatkannya tapi Ibuku tidak membebaskan Ayahmu dengan hutangnya.Ibuku meminta Ayahmu mencicilnya tapi kenyataannya ayahmu melarikan diri,,,hingga sampai saat ini Ayahmu belum membayar hutang-hutangnya!!".Tegas Edgar

Edgar menjelaskan segalanya membuat Nara semakin terdiam.Ada rasa bersalah dan malu atas segala perbuatan Ayahnya.Namum Nara tetap tak percaya begitu saja ia masih menganggap Edgar mengarang cerita agar ia bersedia.untuk menikah dengan Edgar.

"Sebenarnya aku ingin melupakan hutang Ayahmu,Namun Ayahku terus saja mendesak ku untuk menikahimu.Bahkan Ayahku tak pernah melihatmu sekalipun konyol bukan?".Ucap Edgar sambil tersenyum tapi terlihat menyebalkan bagi Nara.

"Kau memanfaatkan hutang Ayahku untuk mengikatku!!".Geram Nara

"Ya aku memanfaatkan hutangnya dan akhirnya ia terperangkap.Namun satu hal yang perlu kau tau aku tak pernah membuat surat perjanjian itu Ayahmu lah yang membuatnya sendiri".Ucap Edgar

Nara kembali diam mencerna semua penjelasan yang Edgar ucapkan kemudian Edgar pun kembali menuju bangkunya setelah lama berdiri.

"Pergilah aku lagi berbaik hati,aku akan memberimu waktu 3 hari namun perjanjian itu masih berlaku.Aku tidak peduli jika kau menolak sekalipun tapi Ayahmu harus menepati janjinya".Tekan Edgar

Nara pun keluar dari ruangan Edgar dengan perasaan campur aduk.

Bab 3

Kepulanganya dari kantor Edgar,Nara memilih tak langsung pulang kerumah Ia mampir di sebuah Cafe untuk menenangkan hatinya.

Nara lebih banyak melamun dengan wajahnya yang terlihat pucat.Tanpa ia menyadari sejak tadi belum memesan apapun.Entah berapa kali pelayan cafe mendatanginya namun Nara hanya membalas pelayan itu agar bisa menunggu sebentar.

Nara melamun ia masih mengingat kata-kata Edgar.Bagaimana itu bisa menjadi alasan?dan mengapa ia tadi hanya diam saja?.begitu banyak pikiran yang berkecamuk di dalam kepala Nara.

Hingga lamunan Nara buyar saat mendengar sebuah ketukan kaca.Nara pun menoleh dan melihat kekasihnya Davin yang sudah datang.Nara melambaikan tangan pada Davin dan memberi kode pada kekasihnya itu untuk masuk kedalam.

Tak lama Davin sudah berada di hadapan Nara,tangan Davin meraih kepala Nara dan mengelusnya lembut.Sangat nyaman,, Nara memang membutuhkan sentuhan ini sekarang.

"Sayang kamu belum memesan apapun?".Tanya Davin saat melihat di meja masih kosong.

Nara menggelengkan kepalanya sambil tersenyum,Nara menggeser badannya dan meminta Davin untuk duduk di sampingnya.Davin pun mulai duduk dan langsung memanggil pelayan untuk memesan menu.

Setelah beberapa lama menunggu akhirnya semua pesanan sudah berada di atas meja mereka berdua.Nara sebenarnya tak merasa lapar sama sekali ia hanya melihat makanan dan minuman dengan pandangan matanya yang nanar.

"Nara ada apa?Apa kamu sakit?".Tanya Davin karena melihat Nara tak seperti biasanya.

Nara menggelengkan kepalanya dan tersenyum paksa kepada Davin.

"Davin,,aku minta maaf".Lirih Nara

Nara bisa melihat reaksi kebingungan Davin karena Nara tiba-tiba minta maaf.

"Maaf kalau aku selalu menyakitimu,aku harap kamu selalu bahagia".Sambung Nara

"Hey,,Nara ada apa denganmu?kamu tidak pernah menyakitiku,tentu aku bahagia karena kamu ada di sini".Ucap Davin.

Tanpa basa basi Nara mendekap tubuh Davin dan air matanya langsung tumpah.Dada Nara terasa sesak bahkan ia kesulitan untuk bernafas.

Davin tentu khawatir dengan keadaan Nara yang menangis di pelukkanya.

"Nara?ada apa?Kamu sedang ada masalah?ceritakan padaku jangan menangis hmm".

Nara hanya menggelengkan kepalanya.

'Tuhan aku harus jawab apa?bagaimana bisa aku menyakiti pria sebaik ini?Davin maafkan aku,,, sungguh aku tak mau seperti ini.Tapi sepertinya aku harus.Berjanjilah kamu akan baik-baik saja untuk saat ini biarkan aku seperti ini.Tunggu sampai waktunya tiba dan aku akan kembali padamu,aku sangat menyayangimu Davin'.Ucap Nara di dalam hatinya.

Karena Nara terus menolak untuk bercerita.Davin pun membiarkan Nara tenang lebih dulu yang,ia akan menunggu sampai kekasihnya itu siap bercerita padanya.

Setelah cukup malam Davin pun mengantar Nara untuk pulang,sepanjang perjalanan hanya kesunyian yang tercipta.Bahkan Nara sudah tiba di depan rumahnya masih diam saja.

"Nara kamu yakin baik-baik saja?".Tanya Davin khawatir

Nara tersenyum kecil"Aku sudah tidak apa-apa,Aku sangat lega bisa bertemu denganmu malam ini".Ucap Nara

Tak ingin Davin curiga dan banyak bertanya lagi Nara segera turun dari motor Davin dan berpamitan untuk masuk kedalam rumahnya.

Davin hanya memandangi Nara sampai menghilang di balik pintu. dengan tanda tanya besar di kepalanya kenapa sikap Nara berbeda hari ini.

******

Pagi ini Nara memilih libur bekerja,walaupun libur bekerja Nara selalu bangun pagi tapi hari ini ia agak kesiangan bangun karena ucapan Edgar semalam sungguh menggangu tidurnya.Semua itu kembali terngiang di telinga Nara.

Ada rasa penasaran dan rasa tak percaya juga.

'Apa yang semua Edgar katakan itu benar?aku harus mencari tau kebenarannya tanpa bertanya pada Ayah.Aku yakin Ayah tak akan mau jujur.Tapi bagaimana cara aku mencari tau dan apa yang harus aku lakukan?'.Bathin Nara

Nara terus berpikir mengingat ia hanya memiliki waktu 3 hari.

Hari susu beranjak siang,seperti biasa Nara selalu sendirian di rumah, Ibunya pasti sudah berangkat pagi-pagi untuk membuka kiosnya.Nara pun bergegas untuk mandi karena hari ini Davin mengajak Nara untuk bertemu lagi.dan Davin sudah menelpon Nara dan akan segera menjemputnya.

Davin dan Nara berencana pergi ke sebuah taman yang memang sering mereka berdua kunjungi saat libur kerja.Setelah menunggu hampir setengah jam Nara mendengar suara motor dan Davin sudah tiba di rumahnya.Nara pun segera menghampiri kekasihnya itu dan tanpa menunggu lama mereka pun segera pergi.

Malam pun tiba setelah hampir setengah harian Nara dan Davin berjalan-jalan menghabiskan waktu berdua.Udara malam ini cukup dingin karena sore tadi sempat turun hujan.

Sambil menikmati udara dan langit yang gelap,mereka berdua meminum kopi instan.Cukup sunyi keadaan taman saat ini karena tak terlalu banyak pengunjung yang datang.

"Davin,,,".Ucap Nara memecah keheningan.

"hmmmm"Jawab Davin tersenyum

"Berjanjilah sesuatu padaku".Lirih Nara

Davin menatap ke arah Nara sambil meneguk kopinya.

"Kamu akan menungguku dan kembali padaku apapun yang terjadi".Lanjut Nara lagi

Mendengar ucapan Nara,Davin mengangkat kedua alisnya .Nara hanya membalas dengan senyum indahnya.dan kemudian Nara menghela nafasnya.

"Aku tidak tau apa yang akan terjadi kedepannya,namun satu hal yang perlu kamu tahu.Aku tidak ingin kehilanganmu,ada banyak rencana Tuhan yang tidak kita ketahui mungkin hal yang tak pernah kita pikirkan sekali akan terjadi".Nara berucap sambil matanya memandang lurus kedepan.

"Aku tau saat-saat sulit itu pasti datang,maka itu tolong bertahan lah dan janji akan menungguku".Sambung Nara lagi.

Nara tau Davin pasti bingung dengan ucapannya,tapi Nara tak bisa memberitahu semuanya.Nara tak ingin membuat kekasihnya itu sakit hati.Karena menyembunyikan masalah ini dari Davin adalah rencana pertama Nara.

Davin memegang kedua tangan Nara,dan mengarahkan wajah Nara tepat menatapnya.

"Aku tak tau apa yang sedang kamu pikirkan?dan apa masalah yang sedang kamu hadapi,tapi aku tau kamu sedang tidak baik-baik saja".Ucap Davin dengan tatapan mata sendunya.

"Nara mungkin saat ini kamu tidak mau menceritakannya padaku,tapi aku mohon jangan biarkan dirimu kesulitan sendiri,aku tak mau kamu menderita jadi ceritakan semua padaku kapanpun kamu siap,karena aku akan membantumu".Ucap Davin tersenyum hangat.

Nara sedikit terkejut dengan ucapan Davin.

'Bagaimana Davin bisa tau perasaanku saat ini?bagaimana ia tau aku sedang dalam masalah?apa ini yang di namakan firasat seseorang  yang saling menyayangi'.Bathin Nara

"Dan aku akan berjanji seperti yang kamu minta,apapun yang terjadi aku akan selalu ada disampingmu ,aku akan selalu menunggumu meskipun kenyataan pahit sekalipun aku janji".ucap Davin

Jantung Nara berdetak kencang,namun ada rasa sesak di dalamnya.Ucapan Davin barusan membuatnya sakit bahkan Nara tak sanggup menatap mata kekasihnya itu.Nara ingin sekali menangis namun ia tahan karena tak ingin membuat Davin khawatir.

'Davin maafkan aku,terima kasih sudah mau berjanji padaku'.Suara hati Nara.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!