NovelToon NovelToon

Buka Hatimu Kembali Untukku

Karya Baru Dipaksa Menikah

Mohon dukungan Kakak semua untuk karya baru saya, berikan dukungan dengan cara vote like komen kasih 💐 dan ☕ juga terimakasih 😘

Bab 1.

“Apa yang kalian lakukan!” teriak seorang pria dengan suara menggema, urat-urat leher sang pria saling berteriak karena amarah.

“Ni-Nico kapan kamu datang,” ucap wanita itu gugup, ia mendorong lelaki yang menindih tubuhnya, menarik spray menutupi tubuhnya yang naked.

“Perempuan hina!”

“Sayang, aku khilaf,” ucap Naura, ia ingin mendekat.

“Menjauh dariku …! Jangan menyentuhku , kamu membuatku jijik, pakai pakaianmu dan mari kita bicara.”

Ia berjalan meninggalkan kamar durjana tersebut kamar itu akan jadi saksi atas hilangnya cinta yang dia pupuk selama ini. Wanita yang ia cintai mengkhianatinya. Naura tidur dengan sahabatnya sendiri, dua orang yang dia percayai selama ini ternyata menikamnya dari belakang.

Dengan pundak naik turun ia duduk di sofa di ruang tamu menunggu kedua mahluk berselingkuh itu berpakaian, tidak lama kemudian mereka berdua berdiri.

“Sayang Ak-”

“Stop. Jangan katakan apapun! Kamu membuatku merinding. Aku pulang dari London tadinya ingin melamar mu dan memperkenalkan dengan keluargaku, tapi, tapi … Apa yang kamu lakukan! Kamu sudah menunjukkan siapa dirimu, beruntung aku tidak mengajarimu sebelum aku datang. Tadinya aku ingin memberimu kejutan, ternyata aku yang terkejut dengan pertujukan kalian,” ucap Nicolas.

Ya, namanya Nicolas Putra Darmawan lelaki tampa keturunan Thionghoa, ia baru saja pulang dari luar negeri, menuju apartemen sang kekasih yang bernama Naura, tadinya ia ingin memberi kejutan dengan wanita yang sudah ia pacari lebih dari Empat tahun itu, tetapi semua diluar dugaan, wanita itu sedang main kuda-kudaan di atas ranjang bersama Tomi, tidak lain sahabat Nicolas. Hancur, marah, ingin meledak itulah yang dirasakan Nicolas.

“Sayang, tolong beri aku kesempatan sekali lagi,” rengek Naura .

“Cukup! Jangan bicara lagi, selagi aku bisa menahan diriku. Katakan sudah berapa lama?”

“Tidak baru kali -”

“Sudah lama,” potong Tomi.

Nicolas berdiri dan memberi bogem ke wajah Tomi.

Buk!

“Lu kurang ajar! sahabat seperti apa kamu … keluar dari apartemenku, jangan pernah kamu muncul lagi di hadapanku, mulai hari ini, sampai selamanya,” ujar Nicolas.

“Sayang maafkan aku.” Naura menangis ingin memeluk tubuh lelaki berkulit putih tersebut.

“Keluar dari sini, beraninya kalian melakukan itu di belakangku di rumahku sendiri!” teriak Nicolas.

Ia sangat membenci Naura Kesya wanita yang tadinya menjadi kekasih, tetapi setelah wanita itu tertangkap basah sedang berselingkuh dengan sahabatnya sendiri, ia menendangnya dari rumahnya sekaligus dari hidupnya.

“Sayang, Aku hanya mabuk tadi, tidak ada niat .”

“Pergilah dari sini, selagi aku masih bisa diri,” ucap Nicolas, ia mengepal kuat tangannya urat-urat leher saling bertarikan menahan amarah.

“Aku tidak mau putus dengan kamu,” rengek wanita itu tidak tahu malu.

Nicolas membuka lemari menarik koper Naura, memasukkan semua barang-barangnya dan menyeret keluar, ia juga mendorong Naura dari dalam apartemennya dan menutup pintu. Lalu Nicolas menggila, ia marah melempar cincin dan semua barang-barang yang ada dalam apartemennya.

“AAA! AAA!” teriak Nicolas ia mengepal kedua tangannya kedua pundak naik turun.

Setelah ia tenang , sebuah panggilan telepon masuk.

“Halo, Mi.”

“Nak, kamu sudah di mana …? katanya mau kasih kejutan untuk Mami, kami menunggu kamu di rumah.”

“Aku minta maaf Mi, mendadak ada keperluan, Aku menunda pulang ke Jakarta, mungkin beberapa hari lagi,” ucap Nicolas, terpaksa berbohong.

“Baiklah Nak, hati-hati ya, kabarin Mami kalau kamu sudah tiba di Jakarta,” ucap maminya di ujung telepon.

Nicolas sangat terpukul atas penghianatan kekasih dan sabahat, butuh beberapa waktu baginya untuk memulihkan dirinya.

Tidak ingin terpuruk dalam kesedihan, beberapa hari kemudian ia memilih untuk naik gunung menikmati alam, menjelajahi banyak hutan dan gunung. Setelah beberapa hari ia kembali ke rumah keluarganya, ternyata dia sudah ditunggu di rumah.

Nyonya besar, wanita yang dipanggil Oma itu, memaksa Nicolas menerima perjodohan anak sahabatnya dari desa. Lelaki yang sedang patah hati itu kaget, ia pulang dari luar negeri untuk menikah dengan kekasihnya bukan untuk dijodohkan apalagi dipaksa.

Nicolas tentu saja menolak.

‘ Mana ada lelaki di abad ini dijodohkan? apa lagi dipaksa menikah? itu sama merampas hak semua orang yang saling jatuh cinta. Cukup Siti Nurbaya saja yang mengalami dipaksa menikah, aku mah ogah’

Ternyata Nicolas tidak punya kuasa untuk menolak, Omanya mengancam akan menyakiti dirinya, ia juga bilang akan minum racun jika cucunya Nicolas menolak menikah dengan cucu teman lamanya.

Nicolas yang tidak ada minat membina rumah, apalagi baru minggu kemarin ia patah hati karena dikhianati calon istrinya, tetapi kali ini ia dipaksa menikah dengan gadis desa yang tidak ia kenal demi menyelamatkan perusahaan keluarga.

“Aku belum mau menikah Oma, apalagi pada wanita yang belum aku kenal.” Ia menolak dengan tegas.

“Oma mengenal, kakeknya pemilik perkebunan teh terbesar di desa, ia juga tadinya punya perusahaan besar.”

“Oma, perusahaan bukan urusanku, Aku datang ke Jakarta, bukan untuk menikahi wanita itu.”

“Kamu harus melakukannya Nak, demi Oma,” ucap wanita itu dengan tangisan yang sedih, “kalau kamu tidak mau menikah, Darto Pratama tidak akan membantu perusahaan kita, dia juga mengancam akan menjual saham miliknya, kita akan bangkrut, perusahaan yang dibangun almarhum kakekmu akan lenyap,” ucap wanita itu memohon pada sang cucunya.

“Maaf Oma, aku tidak akan menjual hidupku untuk wanita kaya yang tidak aku kenal.” Ia masuk ke kamar meninggalkan keluarga.

Tidak lama kemudian maminya masuk ke kamar, ikut membujuk Nicolas agar menikah dengan gadis pilihan neneknya.

Dengan segala usaha dan bujuk rayu, setelah maminya menangis, ia luluh, tapi ia sangat marah pada siapapun wanita yang akan ia nikahi.

Disisi lain.

Seorang gadis muda bernama Ines Pratama, disuruh pulang oleh kakeknya yang mengaku sakit keras.

Ines baru juga beberapa hari tiba di Indonesia, tetapi kakeknya sudah membuat permintaan.

“Nes, aku ingin melihatmu menikah sebelum aku mati, makanya aku memintamu pulang.”

“Baiklah, aku tidak ingin terus-terusan menolak permintaan kakek, kali ini aku mau, namun dengan syarat lelaki itu tidak boleh melihatku sebelum pernikahan,” ucap Ines.

“A-apa? Tidak boleh begitu Nak, harus ada pertemuan antara keluarga sebelum menikah.”

“Kek, dia tidak akan mau menikah denganku setelah dia melihat wajahku nanti,” ucap Ines.

Setelah berpikir sejenak, lelaki tua itu mengangguk setuju.

“Baiklah, aku akan menyampaikan seperti itu pada mereka.”

“Apa kakek yakin …?”

“Ya, kalau ada uang, semua bisa dibeli.”

“Kek, kalau mereka menolak, jangan memaksa,” ucap Ines.

*

Beberapa minggu kemudian.

“Dengar, kalau sampai kamu meninggalkan acara pernikahan hari ini, acara pernikahan akan jadi acara pemakaman untuk kamu dan Oma,” ancam Marisa pada sang cucu.

Lelaki berwajah tampan, bak aktor Korea itu, hanya bisa menghela napas.

Ia merasa harga diri sebagai lelaki jatuh ke level terendah.

‘Mana ada di zaman sekarang lelaki yang harus dipaksa menikah seperti ini’ ucapnya dalam hati.

“Bisa gak mereka jangan mengawalku seperti ini,” ucap Nicolas kesal.

“Aku harus melakukan itu, supaya kamu tidak lari,” ucap wanita itu lagi.

Nicolas sangat membenci Darto dan gadis yang akan ia nikahi, karena mereka hidup Nicolas seperti tawanan di jaga ketat dua orang pria berbadan tegap suruhan Omanya, semua itu dilakukan agar Nicolas tidak melarikan diri dari acara pernikahannya.

“Oma, aku ini laki-laki.”

“Justru karena kamu laki-laki tugasmu menyelamatkan perusahaan kita, hanya lelaki tua itu yang bisa melakukannya.”

“Aku sangat membenci WANITA ITU.” Nicolas menggertakkan giginya.

Visual Ines Pratama

o

Nicolas Darmawan

Naura

bersambung

Pernikahan

Sebuah pernikahan   di satu desa akan terlaksana.

Pak Darto sepertinya sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Gereja kecil itu dihiasi dengan  indah, diberi bunga- bunga hidup dari pekarangan di samping gereja. Di luar Gereja berdiri tenda megah dan panggung musik untuk para tamu yang akan datang.

Rombongan keluarga Nicolas tiba di desa, tepatnya di gereja  kecil di samping panti asuhan milik keluarga Ines Pratama . Darto teman almarhum kakek Nicolas yang diyakini mampu menyelamatkan perusahaan mereka dari kebangkrutan.

 Keluarga calon mempelai pria telah duduk di dalam Gereja, duduk diam menunggu mempelai wanita memasuki altar. Nicolas diam-diam ingin melarikan diri dari Gereja, tapi kedua orang bodyguard  berjas hitam-hitam suruhan sang nenek mengawalnya dengan ketat.

Tidak lama muncul Pak Darto, ia memberi arahan pada para semua pekerja untuk mengurus semua persiapan cucu tercintanya.

‘Aku akan membuat hidup wanita bagai di neraka setelah menikah. Ada apa dengan semua wanita di negara ini?’ ucap Nicolas dalam hati ia menatap lelaki tua itu dengan tatapan sinis.

“Ini pernikahan cucuku, lakukan dengan baik, jangan ada yang kurang,” pinta Darto pada orang yang bekerja di kebunnya.

“Baik Juragan, kami akan mengatur semuanya.” Lelaki yang memakai capit  mengangguk patuh dan mengajak semua rekannya untuk mengatur pernikahan cucu juragan mereka.

Orang- orang kampung dekat panti asuhan sibuk membantu mempersiapkan santapan makan untuk pesta, satu desa membantu Pak Darto mempersiapkan pernikahan Ines. Toleransi dan kerukunan  terlihat jelas dari kekompakan mereka.

                    *

Hal yang di nantikan pun tiba, sang pengantin akan memasuki Gereja,  iringan musik mengikuti langkah Ines memasuki ruangan Gereja. Pintu terbuka , sosok pengantin wanita melangkah anggun.

Lagu ‘kidung’  mengalun  merdu mengiri langkah cantik sang pengantin wanita, berjalan pelan dari pintu masuk menuju altar.

Ia berjalan menggandeng tangan pria tua  yang akan mengantarnya ke mempelai pria, di depannya terlihat dua pasang anak laki-laki dan perempuan memakai setelan jas dan gaun cantik,  membawa keranjang bunga melemparkan bunga-bunga  berwarna-warni ke karpet merah itu sesekali ia juga melempar ke arah pengantin perempuan.

Iringan musik dari keyboard  semakin merdu memperindah langkah  Ines dan Darto.

“Kakek jangan menangis, Kakek sudah berjanji padaku tidak boleh menangis,” bisik Ines dari balik tudung penutup kepalanya.

“Kakek hanya bahagia,” ujar lelaki tua tersebut lalu mengusap punggung  tangan Ines. Tidak ada yang lebih bahagia bagi  orang tua, saat   mengantar anak kesayangannya untuk menikah dan memulai hidup baru. Hal itulah yang menyebabkan Darto Mahesa Pratama menangis, itu air mata kebahagian. Tidak semua orang tua seberuntung dirinya yang mampu  membesarkan cucu satu-satunya seorang diri.

Ines berjalan menuju altar dengan gaun indah berwarna putih panjang, rambutnya yang panjang sengaja dibiarkan terurai, menambah kesan misterius dari sang pengantin wanita. Nicolas menatap sinis, raut kemarahan masih terpancar di wajahnya. Ia belum pernah melihat wanita yang seperti apa yang akan jadi istrinya.

Pak Darto menyerahkan cucu kesayangan ke  altar ke hadapan pemuda tampan yang  berdiri di sana.

Dengan wajah dingin dan datar, ekor matanya melirik Ines dengan tatapan sinis.

Namun saat tangannya menerima tangan Ines, Nicolas  merasa urat lehernya tiba-tiba tegang, detak  jantungnya semakin lama semakin berdetak tak beraturan. Gimana tidak jantungan? dia dan calon penggantinya belum pernah bertemu sebelumnya . Namun, saat ini dua orang yang tidak saling mengenal itu harus mengikat janji suci sehidup semati di hadapan Tuhan.

Apa Itu masuk aka? Tidak masuk akal memang , kerena mereka berdua korban pemaksaan dari kakek dan nenek keduanya.

Nicolas harus bertarung untuk melawan rasa gugup yang menyerang tubuhnya. Dia beberapa kali mengusap keringat yang membanjiri kening, lututnya bergetar  berusaha keras agar tidak tumbang.

 menelan savilanya dengan susah payah,  kerongkongan itu seakan -akan   dipenuhi pasir.

Nicolas tidak bisa membayangkan sosok wanita yang akan jadi istrinya nanti, wajahnya tertutup di balik gaun indah itu, baru kali ini dia merasakan tegang yang luar biasa, selama hidupnya.

Pernikahan idamannya hilang begitu saja karena ulah neneknya yang memaksanya untuk menikah dengan gadis kampung. Dia benci Ines dan benci Darto juga.

Bahkan sebelum pernikahan dia sempat berpikir akan melakukan kekacauan di pernikahan itu, tujuannya agar Darto dan cucunya Ines malu

Tadinya dia akan joget- joget, jika dia sudah di depan altar ,  tetapi  lelaki berkulit putih itu, hanya bisa berdiri,  diam bagai patung saat  berdampingan dengan Ines.

‘Apakah wanita ini gadis normal, apa aku dipaksa menikah karena dia cacat atau gila?’ pikiran itu kembali melintas dibenaknya.

Nicolas membuang napas-napas pendek dari mulutnya, berusaha keras melirik sosok wanita di balik penutup kepala itu, setelah, Nicolas gugup ia kehilangan konsentrasi.

“Kamu boleh memandangi terus, tapi,  nanti setelah pemberkatan,” ucap romo muda itu membuat seisi ruangan gereja itu tertawa.

Nicolas terbangun, ia berdiri tegak di samping calon istrinya.

Dia menerima tangan Ines, sarung tangannya itu basah kuyup, tamu undangan saling berbisik membicarakan  Nicolas yang sangat gugup, sementara Ines berdiri dengan tenang.

Bukan hanya Nicolas yang tegang,  seluruh keluarga besar yang ikut menghadiri pernikahan ikut tegang,  Nico memegang tangan Ines dan mereka berjalan ke tengah altar di depan romo.

Romo sudah memulai acara pemberkatan dan membaca ayat- ayat firman untuk menyempurnakan pemberkatan mereka.

Nicolas tanpa sadar mencoba melirik sosok wanita di sampingnya lagi. Ia penasaran wanita seperti apa yang akan ia nikahi. Namun, tak berhasil wajah Ines masih tertutup kain tudung, belum bisa dibuka sebelum sah menjadi pasangan suami istri.

Tibalah waktu yang di tunggu- tunggu semua orang menunggu.

“Sebagai suami istri yang sudah sah dan sudah di berkati di hadapan Tuhan, kamu boleh melihat istrimu dan memberi tanda cinta, sepertinya kamu sudah tidak sabar lagi dari tadi, karena terus melirik pengantin wanita,” ucap romo membuat undangan itu tertawa.

Nicolas diam, ia mencoba menguasai ketegangannya, beberapa kali mengusap keringat yang membanjiri keningnya, tangan yang di bungkus sarung tangan berwarna putih  basah. Hal yang sangat wajar bila pengantin merasa gugup saat menikah, tetapi, yang dirasakan Nicolas jauh lebih gugup. Bagaimana tidak? saat dia  baru pulang dari luar negeri, tiba-tiba dipaksa menikahi seorang gadis desa yang tidak tahu bagaimana  wajahnya.

Antara takut, penasaran bercampur aduk  jadi satu, ia semakin gugup, ternyata aksi tegang yang dilakukan Nicolas mengalir ke seluruh ruangan Gereja, suasana tiba-tiba hening dan tatapan terfokus pada Nicolas yang mengangkat tangan untuk menyingkirkan kain putih mirip gorden warteg tersebut.

“Silahkan … jagan ragu dia sudah sah jadi istrimu sekarang,” ucap romo, mengingatkan Nicolas karena ia terlihat takut melakukannya.

Akhirnya memberanikan diri, ia kembali  mengangkat tangan kanannya, ia merasakan tangan itu juga bergetar,  ia sampai menutup mata.

Dalam benaknya  Ines sosok wanita yang menakutkan.

Penutup kepala perlahan ia singkapkan, butuh kerja keras  untuk menenangkan  jantungnya yang  berdendang  bagai gendang bertalu talu. Penata rias pernikahan, ternyata mampu mengubah penampilannya yang biasa dekil kusel dan jelek menjadi cantik, dia seperti seorang putri dari negeri dongeng.

Nicolas berhasil membuka penutup kepala pengantin , terlihat sosok gadis cantik di balik kain penutup itu. Nicolas diam menatap dengan dalam sosok wanita yang baru beberapa menit jadi istrinya.

‘Tapi apa itu penampilan sesungguhnya? Apa ini hanya keajaiban makeup?’

Bersambung.

 Resmi jadi pasangan suami istri

Setelah selesai acara pemberkatan, kini, Ines dan Nicolas duduk di panggung, Nicolas hanya bisa diam sesekali melirik Ines wanita yang saat ini sudah resmi jadi istrinya. Nicolas berpikir Ines dan kakeknya sama - sama  misteriusnya.

 Darto seorang juragan perkebunan teh di desanya, ia dikenal dan dihormati di sana, memiliki seorang cucu yang bernama Ines Prama. Keberadaan sang cucu tidak banyak yang tahu, karena Darto tertutup tentang cucu perempuannya.

Karena permintaan Darto. Nicolas akan menginap malam ini di tempat Ines.

”Aku ingin pulang ke Jakarta Oma. Aku sudah melakukan semua yang Oma inginkan.”

“Kamu saat ini sudah jadi suami wanita itu,” ucap Marisa.

“Lalu?” Ia bertanya kemudian.

“Kamu akan tetap tinggal di sini, habiskan malam pengantinmu dengan istrimu,” bisik Marisa penuh penekanan.

“Oma ...!”

“Jangan membantah, itu permintaan Darto.”

Melihat wajah maminya, Nicolas  mengalah, ia setuju untuk tinggal di rumah Ines malam itu.

                     *

Saat malam mereka berdua masuk kamar.

Tempat tidurnya di taburi bunga- bunga dan di meja kecil ada dua gelas dan sebotol anggur dan dihiasi lilin yang menyala ber aroma terapi, Ini semua pekerjaan anak-anak panti  yang ingin membuat kejutan untuk Ines. Lalu membawa Ines kesana dengan cara menutup mata, di kamar itu sudah ada Nicolas yang diperlakukan sama,

Lalu ia di dorong oleh anak-anak masuk ke dalam kamar, mereka terkekeh dan menutup pintu dari luar

“Nikmati malam pengantinmu, Kak,” goda mereka

Ines melepaskan penutup mata, ia terkejut menatap Nicolas yang duduk  di pinggir ranjang, menatapnya dengan tajam.

Ines juga menatap sekeliling, ia malu melihat dekorasi kamar pengantin itu.

“Dasar anak-anak kurang kerjaan,” ucap Ines menyalahkan saklar lampu dan meniup lilin itu sampai padam.

Suasana jadi hening hanya suara jangkrik yang saling bersahutan dari luar rumah.

Ines sangat canggung karena ini pertama kalinya duduk berdua dengan pria, dua orang yang tidak saling mengenal dan belum pernah bertemu dalam satu kamar, untuk melakukan kewajibannya mereka sebagai suami istri.

 Tapi Ines merasa kasihan pada Nicolas karena ia pemuda kota yang dipaksa menikah dengan gadis desa sepertinya, lalu ia memberanikan diri memulai pembicaraan untuk mengusir  keheningan.

“Apa kamu perlu sesuatu?” tanya Ines

“Tidak ada,  Aku hanya ingin tidur.”

“Baiklah, istirahatlah.” Ines  ingin berdiri.

“Apa bisa kamu mengeluarkan ku dari kamar norak ini? agar aku bisa tidur dengan tenang.”

“Aku minta maaf,  tidak bisa karena mereka mengunci kita dari luar.” Ines mendorong  handel pintu tapi dikunci.

“Bukannya itu keinginanmu dan kakek agar kita bisa berdua di kamar ini?”

“Aku tidak merencanakan itu, itu ide mereka,” ujar  Ines dengan tenang, ia tahu dari sorot mata Nicolas pasti  marah.

“Apa kamu senang menikah denganku?” tanya Nicolas dengan  bibir mendengus.

“ Semua  yang terjadi hari ini,  keinginan kakekku ,dia yang merencanakan semuanya.

“OH, kakekmu … dan kamu diam saja saat dijodohkan dengan pria yang tidak kamu kenal?” ucap Nicolas, ia mengutarakan semua kemarahan yang ia simpan  sejak kemarin.

“Aku lelah dan tidak punya tenaga lagi berdebat denganmu, aku mau tidur.” Ines merebahkan tubuhnya di ranjang pengantin yang sudah di taburi kelopak-kelopak bunga.

“Apakah kamu begitu menginginkan diriku sehingga kamu begitu memaksa melakukan pernikahan ini? membuat keluargaku terlihat bodoh, karena tidak sempat melakukan persiapan. Dengar sehebat apapun kakekmu, tidak seharusnya memperlakukan keluargaku seperti ini, Aku laki-laki tapi karena kakekmu punya aku yang jadi dibeli. Walau kamu cantik bak bidadari ingat! Aku tidak akan tertarik padamu,” ucap Nicolas, ia sangat membenci  Ines dan kakeknya.

Ines bagai mendapat tamparan keras dari laki- laki itu, tapi ia diam.

“Walau keluargamu hebat dan dirimu hebat, aku tidak tertarik padamu, lebih baik aku menikah dengan seorang gelandangan tapi punya hati nurani,” ucap Nicolas .

“Kami bukan keluarga hebat dan aku bukan lah wanita cantik seperti yang kamu lihat saat ini.  Aku tidak ngin kamu membatalkan pernikahan setelah melihatku, maka itu aku meminta tidak memperkenalkanku pada keluargamu terlebih dulu. Aku harap itu tidak menambah kemarahan mu juga.”

“ Apa maksudnya?”

“Aku pikir setelah kita menikah, aku akan jujur padamu,” ujar Ines.

Lalu ia masuk ke kamar mandi mengusap riasan tebal yang menutupi wajahnya, lalu ia keluar. Mata Nicolas melotot kaget,  ternyata Ines tidak secantik saat dia memakai pakaian pengantin, wajah wanita itu hitam  dekil.

‘Sial … apa dia sejelek itu? Kenapa wajahnya bagai kuali gosong’ ucap nicolas dalam hati, ia semakin merasa jengkel.

“Apa kamu takut?” tanya Ines.

“Lalu apa tujuanmu memperlihatkan wajah jelek mu?” tanya Nicolas  sinis.

“Agar kamu tahu.”

Jika kamu wanita yang  berpikir cerdas harusnya sebelum menikah kamu memperlihatkan wajah jelek mu,” ucap Nicolas ia semakin marah saat melihat wajah asli wanita yang barusan dia nikahi.

“Justru karena aku cerdas, aku tidak mau kamu melihat wajah jelekku sebelum pernikahan, itu pasti membuatmu  menolak ku,” ucap Ines.

“Itu artinya kamu sama orang tua sama-sama licik.” ucap Nicolas marah.

Ines sangat kesal mendengar sang kakek ikut dihina,  ia tidak terima dengan omongan dari Nikolas, kata-kata laki-laki itu menyinggungnya.

“Aku tegaskan padamu, aku juga orang gila dan aku orang yang tidak waras, itulah orang yang kamu nikahi,” ucap Ines dengan marah ,membuat Nicolas semakin geram

 “Aku akan tidur di bawah dan tidurlah di tempat tidur, aku tidak sudi tidur dengan wanita jahat seperti kamu,” balas Nicolas.

“Tidak, aku saja di lantai,” ujar Ines.

“Tidak, biar aku yang yang tidur di bawah,  ini rumahmu dan aku tamu di

sini, begitu juga kalau di rumahku, kamu akan tidur di lantai, melihat bentukmu seperti itu, aku yakin kita tidak akan tidur satu ranjang, wajahmu membuatku mual,” ucap Nicolas.

“Apa omongan itu tidak terlalu kasar pada wanita yang baru saja kamu nikahi?” tanya Ines.

“Tidak,” balasnya lagi, lalu ia tidur di lantai ber alaskan karpet yang tipis.

                          *

Saat ia bangun merasa seluruh tubuhnya sakit. Nicolas terbiasa tidur di kasur yang empuk di rumahnya. Namun, saat ini ia terpaksa tidur di lantai. Nicolas  menoleh kanan- kiri, tidak ada orang, tidak lama kemudian pintu kamar terbuka Ines datang membawa susu hangat.

“Silahkan diminum, ini masih hangat,” ucapnya dengan ramah, ia membuka jendela kamar.

Nicolas belum menyahut, ia masih menatap wajah  kusam Ines.

‘Kenapa wanita ini jadi berubah dekil begini? Harusnya aku menolak menikah dengannya. Bagaimana kalau teman-temanku tau kalau aku menikah dengan gadis dekil begini’ ucap Nicolas dalam hati.

“Jangan menatapku dengan tatapan aneh seperti itu,” ujar Ines.

‘Haruskah aku meninggalkan wanita ini dan aku kabur?’ Nicolas membatin.

“Kamu memang aneh, penampilanmu aneh,  sikapmu aneh,” tutur Nicolas.

Bagaimana keduanya menjalani rumah tangga kalau Nicolas membenci istri jeleknya?

Bersambung...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!