Happy Reading
"Capek banget, kapan aku jadi kaya biar bisa beli apapun" Keluhan seorang gadis yang sedang tiduran dengan posisi miring kepala kebawah pinggir lantai dan kaki diatas kasur.
"Ngeluh terus lu ca, heran gue sama lu" Decak seorang gadis cantik berambut hitam kepirangan dan duduk dipinggir kasur.
Caca Aulia Putri gadis cantik, baik dan cerdas tapi kelakuannya malu-maluin. Caca kalo berpakaian nggak ada anggun-anggunnya, bicara asal ceplos, dan pencinta para cogan, makanya kalo ngomong dengan cogan tuh manisnya melebihi gula.
Dira Amelia adalah seorang gadis cantik, baik dan cerdas dan ya dia sahabatnya Caca dan tinggal bersama Caca, dan sifatnya 11 12 dengan Caca. mereka itu hidup sebatang kara jadi mereka memutuskan untuk tinggal bersama supaya " hemat pengeluaran ygy" Kata si Dira.
"Tuhan, kapan gue kaya? " Teriaknya kaya orang gila.
"Daripada lo nggak jelas dan teriak kaya orang gila gini, mending kita jalan-jalan aja" Ucap Dira yang jengah akan kelakuan sang sahabat dan mendapatkan anggukan antusias dari Caca.
"Dari tadi kek ngajak gue jalan kan gue pengen cuci mata" Ucap Caca dengan berbinar-binar.
"Cuci mata teros, tapi enak juga sih lihat cogan lewat" Ucap Dira sambil nyengir sedangkan Caca hanya menatap sinis sahabatnya itu.
"Cuss, kita siap-siap" Ucapnya dan mendapatkan dua jempol dari Caca.
Setelah beberapa menit akhirnya mereka pergi dengan mengendarai motor. Dengan mata yang berbinar-binar Caca dan Dira berteriak-teriak memanggil satu persatu cogan yang lewat tanpa ada rasa malu.
"SAYANG, I LOP YU" Teriak Caca dengan mengedipkan matanya.
"DARLING, KAWININ AKU DONG" Teriak Dira tersenyum-senyum bak orang gila.
" Ngeri gue liat tu cewek" batin pemuda yang di panggil oleh Caca dan Dira.
"Dia yang teriak gue yang malu, anjir" batin cewe-cewe yang mendengar teriakan Caca dan Dira.
"Gilak, banyak banget cogannya" Teriak Caca dengan tanpa rasa malu.
"Wahh, nggak sia-sia gue aja lo jalan ca" Ucap Dira dengan berbinar-binar dengan semangat.
Karna terlalu bersemangat dan tidak memperhatikan jalan, tanpa disadari oleh mereka ada sebuah truk melaju dengan kencang dan terjadilah hal yang tak diinginkan.
Brakkkkkkk
Mereka terpental jauh dengan darah segar mengalir banyak dan mereka saling pandang dan tersenyum miris sebelum mata mereka mengelap.
"Gini banget hidup gue, belum juga kaya udah mati aja masi muda lagi. Koleksi cogan gue gimana nantinya kalo gue mati . Agrhhhhh Tuhan mengapa engkau tidak adil dengan hamba" Batin Caca mendramatis.
"Hah, gue nggak mau mati dulu mana masi muda lagi ahhh bangsat banget nih hidup belum ada pacar lagi, belum pernah uwu wuw an lagi dengan jodoh gue" Batin Dira yang jiwa jomblonya meronta-ronta.
Dan Mata mereka pun mengelap dan terdengar sama-sama orang menyelubungi kami.
Di sisi lain di sebuah Restoran
"Wah, kamu juga ada di sini Al" Ucap seorang gadis berpakaian ketat, make up menor sambil tersenyum manis dan membuat Alex berdecih tak suka begitupun yang lainnya.
"Sayang" ucap gadis itu dengan nada manja.
"Bisa nggak sih lo pergi dari hidup gue, nggak ganggu gue lagi, gue muak liat muka lo itu, tau gak? Lihat penampilan lo kayak ****** gini masih aja mau goda-goda gue, bukannya tergoda malah jijik liat lo ******" Ucap Alex yang sudah muak dengan kelakuan Nana dan yang lain hanya diam.
"Kenapa ngomong gitu ke aku si sayang" Ucap gadis itu yang masih mempertahankan senyumnya sambil memegang tangan sang pujaan hati.
"Najis gue di panggil sayang sama lo" ucap Alex dengan langsung menepis tangan Nana.
"Kenapa sih Al? sedikit aja kamu liat aku, AKU CINTA SAMA KAMU Al" Ucap Nana yang sudah memerah menahan tangisan.
"Ngaca dong gaya lo yang kaya tante girang itu ngak pantas buat Alex" Bukan Alex tapi sahabatnya Bima.
"AKU BERPENAMPILAN BEGINI DEMI KAMU AL, SUPAYA KAMU BISA MEMPERHATIKAN AKU DENGAN GAK TAU DIRI NYA SISIL MEREBUT KAMU DARI AKU" Teriak Nana dengan tangisannya.
Plakkkk
Suara tamparan begitu nyaring dan itu membuat ujung bibir Nana berdarah dan pelakunya adalah Alex yang notabenya seorang yang Nana cintai dan Nana hanya bisa melihatnya dengan tersenyum miris. Sedangkan kedua abangnya hanya menatap datar sang adik tanpa membela nya.
"INGAT BAIK-BAIK NANA, SISIL GAK PERNAH REBUT GUE TAPI LO YANG GAK TAU DIRI DEKETIN GUE UDAH DANDANAN KEK TANTE-TANTE GAK PANTAS LO SAMA GUE" Teriak Alex dengan nada mengejek
"INGAT AL KAMU AKAN NYESAL JIKA SEMUANYA SUDAH TERBONGKAR DAN JANGAN HARAP AKU KEMBALI MENCINTAIMU AL, AKU BENCI KALIAN" Ucap Nana sambil berlari meninggalkan semua orang yang terdiam.
Deggg
Kata-kata yang diucapkan Nana membuat Alex merasa sedikit bersalah tapi Alex menepis itu semua karena memang sudah seharusnya.
Sedangkan pengunjung lainnya hanya bisa diam melihat pertengkaran mereka karena mereka takut kalau sudah berurusan dengan keluarga Jonathan, keluarga yang di terkaya dan di takuti di kota tersebut.
Sedangkan dalam perjalanan pergi meninggalkan Alex dkk Nana yang sedang mengendarai mobil dengan keadaan yang kacau dan saat itu pula ada sebuah truk yang melaju ke arahnya dan....
Braakkkkkk
"Aaggrrhhhhhh" Teriak Nana yang menabrak pohon karena menghindari truk itu. Darah bercucuran di kepala nya sedangkan supir truk pergi meninggalkan Nana begitu saja karena supir truk tersebut merasa takut.
"Begitu miris hidup ku semoga kalian menyesal atas perlakuan kalian kepadaku, tunggu dan bersiap lah" Ucap Nana yang memejamkan matanya.
Orang-orang yang berlalu lalang pun kaget melihat peristiwa itu dan mereka segera menghubungi ambulans.
Di sisi lain pada malam harinya
"Dasar anak sialan" Teriak pria paruh baya kepada seorang gadis yang berkacamata.
"Kenapa kamu mendorongnya sialan?" Tanyanya lagi dengan menahan amarah.
"Mati saja kamu sana daripada selalu membuat kerusuhan " Teriak nya lagi kepada Rara.
"Rara gak dorong dia pa, ma, kak hiks hiks"
"Dia sendiri yang bilang ke kami kamu itu yang dorong dia" ucap mama Rara.
"Gak, bukan Rara yang dorong hiks hiks kenapa kalian tidak mempercayai ku dan kenapa kalian lebih memilih percaya anak pungut itu sedang aku lah anak kalian? " Tanya Rara yang terduduk dengan tangisan menyedihkan.
"Karena kamu itu bodoh Rara sangat berbanding terbalik dengan dia, kamu itu biang masalah" Teriak wanita paruh baya.
"Dan lo juga malu-maluin keluarga ini dengan penampilan kampungan lo itu" Ucap sang kakak.
"KALIAN JAHAT HIKSS, RARA BENCI KALIAN, RARA BENCI KALIAN" Teriak Rara sambil berlari menuju kamarnya.
Kedua orang tua dan kakaknya hanya acuh mendengar teriakan Rara meskipun ada sedikit rasa sakit mendengar Rara membenci mereka tapi mereka mementingkan ego nya masing-masing.
Di kamar Rara
"Hiks hiks kenapa kalian gak pernah percaya sama Rara, Rara nggak sanggup lagi, Rara capek, kalian selalu saja memarahi, memukul Rara, tanpa kalian mencari bukti dulu hiks hiks, kalian benar lebih baik Rara mati aja" Ucapnya sambil menelan semua pil penenang nya. Yaa, Rara selalu meminum obat penenang nya untuk menghilangkan rasa stressnya.
"Tuhan tolong buat mereka menyesal, Rara pergi dulu Rara benci kalian, Selamat ulang tahun Rara dan selamat tinggal dunia menyedihkan Rara" Ucapnya dalam hati dan akhirnya semuanya menjadi gelap.
Semuanya akan berbeda dengan raga yang sama tapi dengan kepribadian jiwa yang berbeda.
Happy Reading
Rumah sakit
"Euugggg" Reluh seorang gadis yang terbaring lemah dengan kepala di perban. Gadis itu mengerutkan dahinya terasa aneh, tempat yang asing bernuansa putih.
"Sepertinya gue lagi dirumah sakit, bukannya gue udah mati tertabrak truk karna keasikan liat cogan" Ucapnya binggung.
Pintu pun terbuka di sana terlihat seorang wanita paruh baya dan gadis itu mengerut heran dan bertanya-tanya siapa dia.
"Yaampun non, nona udah sadar? Mana yang sakit non? Tanyanya yang kaget.
" Anda siapa?" Ucap Caca dengan binggung. Gadis itu adalah Caca Aulia Putri yang telah ber transmigrasi ke dalam tubuh Nana.
"Hiks hiks ini bi Inah non, bibi yang ngerawat nona Nana dari kecil" Ucap bi Inah dengan menangis tersedu.
"Nana? Siapa dia?" Tanya Caca yang tak mengerti.
"Nona tidak ingat nama nona sendiri? Ucap bi Inah.
" Nama saya Caca Aulia Putri bi bukan Nana" ucap Caca.
"Tidak non, nama nona Nadia Amanda Queen Nelson" Ucap bi Inah.
"Apa nona hilang ingatan" Ucapnya lagi.
"Tentu saja tidak bi saya ingat semuanya mulai saya hidup sendiri bersama teman saya, terus tertabrak truk karena liat cogan" Ucap Caca.
"Nona bukan tertabrak truk tapi menabrak pohon" Ucap bi Inah sedangkan Caca yang mendengar itu menjadi bingung dan beberapa saat terdiam dia pun merasa sakit di bagian kepalanya.
"Uuhhgggg" Rintihan Caca dan akhirnya Caca paham apa yang dialaminya.
"Kenapa non, sakit lagi? Bibi akan memanggil dokter." Ucap bi Inah dan di jawab anggukan dari Caca.
"Gilak!!!! Nggak nyangka gue bisa ber transmigrasi gini, akhirnya gue bisa idup lagi dan tenang aja Nana gue akan membalaskan dendam lo ke ****** kecil itu dan membuat semua orang menyesal" Ucap Caca sambil menyeringai.
"Tunggu hari itu tiba sayang" Ucapnya tersenyum devil.
Pintu terbuka dan terlihat seorang dokter muda datang bersama bi Inah. Melihat itu seketika Caca berbinar-binar senang.
"Hay dokter ganteng" Ucap Caca sambil mengedipkan mata nya membuat sang dokter terkekeh.
"Kamu bisa aja, saya akan memeriksa kamu Nana" Ucap sang dokter ganteng sambil tersenyum dan membuat Nana/Caca histeris.
"Kyaaa, senyum dokter manis banget bikin ni hati dag dig dug serr"ucap Nana/Caca sambil memegang dadanya. Dan membuat dokter muda iu menggaruk kepalanya yang tidak gatal. (Sekarang panggil Nana aja biar enak)
" Dok, tolong periksa jantung Nana dok"ucapnya mendramatis membuat dokter dan bi Inah panik.
"Jantung kamu kenapa Nana?apakah sakit? Ucap dokter muda itu sambil mendekat ke arah Nana dan membuat Nana terkikik menahan tawa.
"Karena jantung ini akan berdetak tak beraturan bila melihat senyum mu dok" Gombal Nana sambil tertawa dan membuat dokter muda tersebut memerah menahan malu dan membuat bi Inah merasa aneh sejak kapan nonanya jadi begini.
"Ehhmm, seperti nya kamu sudah pulih jadi kemungkinan tiga hari lagi sudah boleh pulang" Ucap dokter sambil menetralkan suasana.
"Baik donk, terima kasih" Ucap Nana yang tersenyum manis.
"Saya permisi dulu" Ucap dokter muda terburu-buru karena takut di gombal oleh Nana.
"Terimakasih dok" Ucap bi Inah sedangkan dokter muda itu pun hanya mengangguk dan langsung pergi.
Suasana pun hening dan Nana pun mulai bertanya tentang orang tuanya.
"Bi, dimana orang tua Nana?" Tanya Nana pasalnya tidak ada orang yang menjenguknya selain bibinya, mendengar itu bi Inah menatap sendu sang majikan.
" Me-mereka se-dang li-buran non"ucapnya terbata-bata.
"Orang tua macam apa itu, anaknya lagi sakit malah sibuk liburan" Ucap Nana yang menahan emosi.
"Sudahlah, aku mau sendiri dulu bi, bibi boleh keluar sekarang" Ucap Nana menyuruh bi Inah dan bi inah menganggukkan kepalanya.
"Baik non" Ucapnya sambil keluar meninggalkan Nana.
"Huft, orang tua macam apa cobak ninggalin anaknya pas lagi sakit, tenang Nana lo liat aja cara gue membalasnya. Btw si Dira kayak gue nggak yaa? Diraaaaa kangennn huwaaa" Ucapnya sedikit keras.
Tanpa disadari ada seorang gadis yang lewat dan mendengar apa yang dia katakan dan membuat gadis itu terkejut dan dia membukakan pintu tersebut, terlihatlah seorang gadis yang tengah berpikir.
"Heyy" Ucap gadis itu, tersadar ada yang memanggil Nana pun menoleh ke gadis berkacamata Nana mengerutkan dahinya.
"Lo siapa? " Ucap Nana.
"Gue denger lo tadi manggil yang namanya Dira, kamu kenal? Tanya gadis itu.
" Ya kenal lah dia kan sahabat lucknut gue"ucap Nana menatap sedih.
"Dimana dia sekarang? " Tanya gadis itu.
"Gue nggak tau dia dimana terakhir kali kami tertabrak truk karena keasikan liat cogan" Ucap Nana.
Mendengar itu gadis tersebut langsung memeluk erat Nana dan menangis. Nana pun binggung kenapa gadis itu memeluknya.
"Ca, ini Dira ca sahabat lu" Ucapnya sambil menangis tersedu-sedu. Membuat Caca menatap tak percaya.
Degg
"Ini beneran lo Dir? Seriusan? Nggak bohong kan? Huwaa Dira gue takut sendirian" Ucap Nana menangis kencang dan memeluk erat Dira.
"Iya ini gue ca hiks hiks" Ucapnya.
"Udah-udah kok lo bisa di sini dan lagi kenapa muka lo beda dan penampilan lo culun lagi" Ucap Nana yang menghentikan tangisnya dan melihat sahabat nya itu.
"Ehh enak aja lo bilangin gue culun, nggak sadar apa tu muka lo kayak baru di tonjok" Ucap Dira sinis dan Nana hanya melotot ke arah Dira.
"Ceritain donk kenapa lo bisa gini" Ucap Nana
"Oke, jadi gini" Ucap Dira.
Flashback on
Seorang gadis berpempilan culun tengah terbaring lemah dibrangkar dan ditemani oleh seorang wanita paruh baya yaitu pembantu nya Bi Iyem.
"Aa irrr" Ucap gadis itu dengan lirih.
"Nona sudah bangun?" Ucap wanita paruh baya dengan terkejut, gadis itu hanya mengabaikan pertanyaan itu dan meminta mengambilkan air.
" Tolong ambilkan saya air" Ucap gadis itu dan membuat wanita paruh baya tersebut langsung mengambilkan airnya.
"Ini non" Ucapnya sambil menyodorkan air minum.
Glekk glekk glekk
"Uhh leganya" Ucap gadis itu.
"Nona tidak apa-apa?" Ucap bi iyem dan gadis itu menyipitkan matanya heran.
"Maaf bu, anda siapa?" Tanya gadis itu.
" Nona tidak ingat dengan bibi non? Ini bi iyem pembantu di rumah anda non"ucapnya sedih.
"Sejak kapan gue punya pembantu dan kenapa ini kepala sakit minta ampun dan ini lagi sejak kapan baju gue warna-warni gitu terus kok badan gue kecil gini" Batin gadis Dira.
"Nona tidak apa-apa" Ucap bi iyem dan gadis itu hanya menggelengkan kepalanya.
"Siapa nama saya bi? Tanya nya.
" Nama nona Rania Ananda Putri Atdmaja"ucap bi iyem dan membuat gadis itu bingung.
"Bukannya nama gue Dira Amelia yaa? Apa gue idup lagi? Gue ber transmigrasi? Nggak salah lagi nih gue berpindah ke gadis ini" Ucapnya dalam hati. Gadis itu adalah Dira Amelia sahabat dari Caca.
"Agrhhh sakit banget ni kepala" Ucap Dira sambil memegang kepalanya dan terlihat potongan-potongan ingatan dan membuat Dira paham apa yang terjadi, sedangkan Bi Iyem melihat nona nya kesakitan dia pun panik dan langsung pergi memanggil dokter.
"Nona, bibi akan memanggilkan dokter dulu" Ucapnya sambil keluar ruangan.
"Owh jadi gitu, tenang aja Rara, gue akan membuat semua orang menyesal" Ucapnya sambil menyeringai.
Pintu pun terbuka dan terlihat seorang dokter menuju ke Rara (sekarang manggil Rara ya).
"Sepertinya kondisinya sudah membaik dan jangan terlalu memaksakan mengingat sesuatu" Ucap dokter.
"Baik dokter, terimakasih" Ucap bi iyam dan Rara pun hanya mengangguk kepalanya.
"Kapan saya bisa pulang dok? " Tanya Rara.
"Kemungkinan besok kamu sudah bisa pulang kalau sudah tidak merasakan sakit lagi" Ucapnya
"Saya permisi dulu" Ucap dokter sambil keluar ruangan.
Flashback off
"Jadi gitu ceritanya Ca, gue juga mau balas dendam sama mereka yang udah bikin cewe ini depresi sampek bunuh diri gini" Ucap Dira yang mengakhiri cerita.
"Owh gitu" Ucap Caca sambil mangut-mangut.
"Dan lo kok bisa dateng ke sini" Tanya Caca.
"Owh itu, tadi gue bosen di ruangan itu jadi gue keluar deh nggak taunya denger lo teriak nama gue ya gue kepo ternyata lo yang teriak, awalnya gue udah takut sendirian karna ga ada lo" Ucapnya sambil memeluk sahabatnya.
"Lo tenang aja yaa dan oke kita harus balas dendam kepada mereka semua dan pertama kita harus merubah penampilan kita" Ucap Caca sambil menyeringai dan di jawab angukan oleh Dira.
"Play to game baby" Batin Nana sambil tersenyum devil.
"Wait for my game dear" Ucap Rara menyeringai.
Happy Reading🐾
Pagi yang cerah seorang gadis tengah ber siap-siap karena hari ini adalah kepulangannya. Setelah beberapa menit berkemas mereka melanjutkan perjalanannya menuju ke rumah barunya.
Nana berserta bi Inah tengah berdiri di sebuah mansion megah bernuansa gold, melihat itu sang gadis terkagum-kagum melihat mansion sebesar itu.
...(Anggap aja kek digambar)...
Waw, ini rumah apa istana yak besar banget, akhirnya gue kaya juga"ucap Caca a.k.a Nana dengan girang.
"Ayo non, kita masuk" Ucap bi Inah dan Nana hanya mengangguk-angguk kepalanya dengan semangat.
Mereka memasuki mansion tersebut dan tak henti-hentinya Caca terkagum-kagum melihat interiornya.
"Bi" Panggil Caca.
"Iya non" Jawabnya.
"Kamar saya dimana yaa bi? Tanyanya.
" Kamar nona ada di lantai 2" Ucapnya.
"Owh, saya ke kamar dulu ya bi, terimakasih" Ucapnya sambil berjalan.
"Iya non" Ucapnya.
Kalo nanya orang tua dan yang lainnya kemana? Jawabannya belum pulang karena 2 hari lagi baru mereka akan pulang.
Sesampainya di depan pintu yang bertuliskan "queen Nana" Caca pun masuk dan melihat kamar tersebut dan interiornya yang indah bernuansa gold sehingga tampak cantik dan elegant. Nana pun langsung merebahkan badannya di kasur queen size nya.
Brukkk
"Nyaman nya, gini nih kalo udah kaya tu enak rumah mewah,nyaman dan nggak perlu kerja lagi deh" Gumam Caca.
"Owh iya, gue belum liat muka gue mending liat dulu deh, cantik nggak yaa" Ucap Caca yang langsung menuju kamar mandi.
"Gilak, ini mukak apa jamet di perempatan" Ucap Nana yang menggelengkan kepalanya.
"Make up nya kek tante-tante dong" Ucap Nana dan langsung menghapus make up nya.
"Wahhh, gini kan mantep muka gue jadi unyuk-unyuk dan gemesin" Ucap Caca yang berbinar memperhatikan wajah barunya setelah menghapus make up menor nya itu.
"Mending potong poninya dikit kali yaa biar kaya baby face gitu" Ucapnya lagi.
"Nah kan cantik banget gue, ahli potong rambut gue gak ilang-ilang rupanya" Ucap Caca yang sudah memotong poninya.
"Buka salon sabi kali yak" ucap Caca terkikik geli.
"Gue istirahat dulu deh cape juga ni badan" Menolongnya sendiri.
Tok tok tok
"Non, ayo makan dulu non" Ucap bi inah.
"Iya bi, sebentar bi Nana mau cuci muka dulu" Ucapnya sedikit teriak.
Mendengar itu pun bi Inah terkejut biasanya sang majikan akan memarahinya. Tak lama kemudian sang empuh membukakan pintu nya dan terlihat lah gadis cantik dengan wajah tersenyum manis, lagi dan lagi bi Inah yang melihatnya pun terkejut dengan perubahan yang drastis.
" Hay bi, ayo makan" ajaknya seakan tersadar bi inah pun mengajak Nana ke bawah ruang makan.
"Haah, iya non ayo" Ucapnya yang tersadar akan keterkejutannya.
Nana pun makan dengan kesendirian dan keheningan, setelah selesai Nana kembali ke kamarnya.
2 hari kemudian
Hari ini adalah hari kepulangan keluarga Nana dan itu membuat Nana agak sedikit takut. Tak lama kemudian pintu terbuka dan tampak lah dua orang paruh baya yang berbeda gender dan tiga orang pemuda tampan.
"Akhirnya kita sampai ke rumah juga " Ucap wanita paruh baya dengan senyuman senangnya.
"Uhh, badanku sakit semua ni" Ucap seorang pemuda berambut pirang.
"Hey kalian bawa barang-barang yang ada di mobil" Perintah pria paruh baya tersebut.
"Baik tuan" Ucap pengawalnya.
"Bi Inah" Teriak wanita paruh baya.
"Iya nyonya" Ucap bi inah dengan tergesa-gesa.
"Dimana Nana bi? Tanyanya.
" Nona Nana sedang istirahat nyonya"ucapnya.
"Owh, baiklah bi" Ucapnya lagi.
Pada malam hari semua orang telah berkumpul di meja makan sedangkan di sisi lain, seorang gadis baru saja terbangun dari tidurnya, dia adalah Caca a.k.a Nana. Karena sudah terkumpul nyawanya dia pun pergi ke kamar mandi dan ber siap-siap untuk makan malam.
" Pake apa nih, di lemari bajunya kurang bahan semua lagi" Gerutu Nana yang sedang memilih pakaiannya.
Setelah sekian lama memilih akhirnya Nana menemukan kaos oversize berwarna putih. Nana tampak cantik mengenakan pakaian itu. Setelah itu dia pun pergi di ruang makan dan terlihat ada daddy, mommy serta abangnya yang sudah duluan ke ruangan tersebut.
Tap tap tap
Nana yang sedang menuruni tangga menjadi pusat perhatian bagaimana tidak dengan gaya rambut yang baru serta kaos yang kebesaran membuatnya lucu dan gemesin seperti anak kecil. Mereka melihat Nana dengan penampilan tersebut tertengun. Nana pun acuh terhadap padangan mereka dan hanya langsung duduk tanpa menyapa.
"Hmmm" Deheman Nana membuat mereka tersadar dan langsung memakan makanannya dengan diam tanpa sepatah kata pun sekali-kali mereka melihat Nana, Nana pun hanya diam walaupun tau sedang diperhatikan. Setelah selesai Nana berjalan menuju kamarnya tanpa menyapa mereka tapi....
"Tidak ada sopan santun" Cibir Bryan kepada Nana.
"Kaya ada yang ngomong tapi nggak ada wujudnya" Ucap Nana yang pura-pura bergedik ngeri. Sontak membuat Bryan memerah menahan marah.
"Kau beraninya tidak sopan dengan keluarga mu" Ucap Bryan dengan emosi.
"Ahh, keluarga yaa? Ucap Nana dengan mangut-mangut.
" Iya, kami ini keluargamu Nana" Brayen yang menjawab.
"Hei, keluarga apa meninggalkan anaknya yang sedang sekarat? Ucap Nana dengan remeh dan tentu membuat mereka terdiam.
"Aku hampir mati karena kecelakaan dan kalian sibuk dengan liburan kalian masing-masing hanya bi Inah yang menjagaku di rumah sakit, apa kalian tau? Yang sakit itu bukan hanya fisikku tapi juga batin ku yang sakit karena kalian,sedikit saja kalian memperhatikan aku sedikit saja, Tapi apa nggak ada. Aku bermanja dan membully itu cuma mau mendapatkan perhatian kalian tapi apa yang aku dapat, kali malah memarahiku, mengacuhkan ku bahkan main tangan pada aku. Seharusnya aku mendapatkan kasih sayang kalian karena aku anak perempuan satu-satunya tapi kalian tak memberikan padaku, aku capek terus-terusan membuat kalian perhatian denganku. Apakah ini yang dinamakan keluarga?" Ucap Nana panjang lebar dengan datar dan mereka hanya terdiam.
"Maaf" Ucapnya dengan Bagas tapi Nana langsung pergi meninggalkan mereka yang sedang memikirkan apa yang diucapkan Nana. Terbesit di hati mereka rasa bersalah kepada Nana.
Pagi hari yang cerah seorang gadis tengah ber siap-siap hendak ke sekolah. Ya gadis itu adalah Nadia Amanda Queen Nelson dia sedang memilih seragam untuk bersekolah sambil menggerutu kesal karena pakaiannya yang kurang bahan.
"Cih, Nana Nana pakaian lo gini amat bikin orang kesel aja" Gurutu Caca.
"Hufh, bisa telat nih gara-gara nyari pakaian ni" Ucapnya.
"Gak ada pilihan lain, daripada telat nih gue mending gue pakek aja nih seragam" Gerutu Nana sambil melihat ngeri seragam itu.
"Santai, cuma sementara gue pakek ni seragam abis pulang sekolah langsung ke Mall bareng Dira" GumamnyaGumamnya tersenyum senang.
Setelah bersiap-siap Nana pun langsung berjalan menuju lantai bawah. Dengan langkah tegas dan suara sepatu yang menggema, keluarganya yang sedang makan pun langsung menoleh ke arah tangga tersebut. Mereka tertegun melihat penampilan Nana yang terkesan cantik dengan make up yang natural.
"Cantik" batin mereka.
Nana hanya menatap datar semua yang ada di meja makan dan langsung duduk untuk memakan makanannya dan mereka hanya diam karena ucapan yang di katakan malam itu masih terngiang-ngiang di benak mereka.
"Saya sudah selesai, saya berangkat" Ucapnya.
"Apa perlu daddy antar ke sekolah" Ucap daddy Tian.
"Tidak perlu" Ucap Nana
"Hufh, baiklah" Ucapnya menghela nafas.
"Kami juga berangkat mom, dad" Ucap Brayen dan Bryan
"Mom, dad Bagas berangkat kuliah" Ucap abang pertama Nana.
Nana pun berjalan meninggalkan mereka.
"MANG UDIN SIAPKAN MOBIL NANA MAU BERANGKAT SEKOLAH" Teriak Nana dan membuat orang terkejut dengan suara Nana yang melebihi toa.
"Aa iyaa non" Ucap mang udin yang datang mendekati nona nya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!