NovelToon NovelToon

ACCIDEN IN LOVE

Episode 1

Jalanan sangat ramai di pagi itu, apalagi bagi seorang wanita yang tidak terbiasa membawa mobil sendiri di sebuah kota yang baru saja di datanginya 2 hari yang lalu.

"Sialan..kemana sopir yang sudah aku pesan, bagaimana bisa tidak datang dan tidak ada ijin sama sekali" mengomel sendiri saat fokus melihat jalanan.

Kota Surabaya memang selalu ramai dan macet di jam berangkat kerja, Keadaan semakin membuat wanita itu panik ketika dirinya mendapati panggilan dari ponselnya dan mengabarkan bahwa rapat penting akan di lakukan sepuluh menit lagi.

"Astagfirullah..baiklah, jadi semua sudah datang, tinggal aku saja?"

"Iya Bu, maaf..waktu sudah saya undurkan 30 menit dari jadwal yang ibu minta kemaren"

"Okey..semoga aku tidak terlambat, jalanan macet!" Ucapnya panik.

Bersamaan dengan itu, sebuah mobil sport menyalip dengan laju yang cukup kencang hingga membuat wanita itu sangat terkejut.

"Sial.." umpatnya dengan emosi dan segera melajukan mobilnya mengingat tidak punya banyak waktu lagi.

Kemampuan menyetir mobilnya dikeluarkan dengan konsentrasi penuh, wanita itu tersenyum saat merasa menang sudah menyalip mobil sport yang tadi membuatnya terkejut dengan sedikit permainan. "Rasakan..!!" Ucapnya

Tak berselang lama, tiba-tiba saja..

CIIT..

BRUG..

Rupanya mobil sang wanita membuat pengendara mobil sport itu terkejut lalu oleng dan menabrak pembatas jalan hingga terjadi kecelakaan parah.

Suara jeritan tak terhindarkan dari orang-orang yang melihat kejadian, wanita itupun sempat terkejut dan menjerit tidak menduga apa yang dilakukannya akan mengakibatkan kecelakaan separah ini.

"Astagfirullah..!!" Ucapnya segera menahan panik melihat semuanya terjadi begitu cepat.

Tidak ada yang berani mendekati mobil sport yang terlihat rusak cukup parah di bagian depannya, hingga wanita itu pun reflek segera turun dari mobil dan berlari mendekat untuk membantu orang yang terjebak di dalamnya.

"Tuan..bangun..Tuan..!!" Teriak wanita itu.

Bagian mobil belakang terbakar dan dengan terpaksa wanita itu memejamkan matanya, lalu terbuka kembali dengan kilatan cahaya dan pintu itupun terpental.

Dengan cepat laki-laki yang terjebak segera di bawa keluar olehnya.

Boom

Beberapa detik kemudian mobil meledak dan hangus terbakar.

**

"Nona, anda tidak apa-apa, maaf kami terlambat datang ke sini" ucap dua orang laki-laki yang bertubuh tegap.

"Aku tidak apa-apa, kenapa kalian kesini?, Jangan bilang kalian masih mengikuti ku juga!" Ucap wanita cantik yang akhirnya harus berada di Rumah Sakit.

"Maaf Nona Afita..kami hanya menjalankan tugas saja, perintah Daddy anda tuan ALEX BRIAN NUGRAHA tidak bisa saya tinggalkan begitu saja" jawab dari salah satunya.

"Ck..aku tau, tapi kumohon, menjauhlah..!" Ucap wanita yang tak lain adalah AFITA KHAIRA NUGRAHA, salah satu cucu perempuan keturunan NUGRAHA.

Keluarga Nugraha adalah salah satu keluarga konglomerat nomer satu saat ini di Indonesia dan kebesaran nama keluarga ini sudah tidak bisa di pungkiri lagi. (Untuk lebih jelasnya bisa dibaca dalam novel Author sebelumnya berjudul POWER OF WOMAN dan dr. ALENA)

Setelah kedua pengawal menjauh dan hilang dari pandangannya, Afita segera duduk kembali, hingga pintu IGD terbuka dan salah satu dokter mendekat padanya.

"Maaf, anda yang mengantarkan pasien atas nama ZAFIAN AL FARADZ?" Tanya sang Dokter.

"Kalau maksud anda laki-laki dengan luka parah di kaki yang tadi saya bawa kesini, benar sekali dokter, Karena saya tidak mengenalnya sama sekali" jawab Afita.

"Oh begitu..saya beritahukan bahwa yang anda bawa kesini tadi adalah salah satu pengusaha sukses di Surabaya yang kebetulan itu adalah sahabat saya"

"Apa..?!, Oh begitu..baguslah, jadi bisa saya tinggal kan dokter?, saya masih banyak urusan yang harus saya sele_"

Terdengar suara jeritan dari dalam ruang tindakan yang mengagetkan Afita hingga menghentikan ucapannya.

"Maaf, saya harus kedalam untuk menenangkan ibu Zafian..pasti shock melihat anaknya kemungkinan akan lumpuh, apalagi hari ini adalah hari pertunangannya"

Deg

"Apa..?, Lumpuh..?, Maksud dokter hari ini dia_?" Ucap lirih Afita di tengah keterkejutannya.

"Iya nona_?"

"Afita, panggil saya Afita"

"Saya FIRMAN HAMID" Ucap dokter membalas perkenalan, "Zafian akan menikah 2 Minggu lagi setelah hari ini bertunangan" ucapnya lagi.

"Oh..sayang sekali, mudah-mudahan segera pulih" sahut Afita merasa sangat bersalah.

Setelah sang dokter masuk kembali ke dalam ruangan, beberapa petugas berwenang datang untuk meminta keterangan terkait kecelakaan yang terjadi, rupanya Afita mau tidak mau akhirnya ikut terlibat di karenakan kecelakaan itu berhubungan dengan mobilnya juga.

Setelah berapa pertanyaan diutarakan, Afita menarik nafas dalam dan bersiap untuk pergi dari Rumah Sakit, disaat itulah muncul seseorang tengah tergopoh-gopoh dengan wajah cemasnya.

"Nona tidak apa-apa?, Maaf saya baru bisa kesini setelah menenangkan semua anggota rapat yang hadir saat anda memutuskan untuk di tunda" ucap seorang perempuan muda yang menjadi sekretarisnya.

"Sudahlah, tidak apa-apa, terimakasih kau sudah mengatasi masalahku Na" ucap Afita.

Sang sekretaris tersenyum lega, NAURA HAMZAH yang baru saja bekerja dua hari sebagai sekretaris pribadi Afita sangat mengagumi sosok wanita yang sekarang menjadi Bos nya.

"Kita pulang sekarang nona?"

"Tentu saja, kemudikan mobilku, aku lelah" jawab Afita yang kemudian berjalan keluar diikuti oleh Naura.

Saat melewati ruangan tunggu Afita di kejutkan dengan isakan tangis dari seorang ibu yang suaranya mirip sekali dengan yang dia dengar saat di ruang tindakan tadi.

"Ada apa nona?" Tanya Naura ikut menghentikan langkahnya.

Mendengarkan pembicaraan.

"Maaf bunda, aku tidak bisa menerima keadaan Zafian kalau memang lumpuh, dan saya terpaksa membatalkan pernikahan" ucap seorang wanita seksi dengan pakaian yang glamor.

"Tapi nak, bunda mohon, jangan lukai hati Zafian dalam kondisi seperti ini"

Deg

Mendengar nama Zafian di sebut, membuat Afita merasa semakin bersalah. Apalagi pemandangan pilu dari seorang wanita seusia mommy nya membuat hatinya berdenyut.

Masih dalam perjalanan, Naura hanya melirik sekilas wanita cantik yang sedang merebahkan tubuhnya di kursi mobil yang berada di sebelahnya.

"Kalau nona capek, bisa berpindah ke belakang saja, lebih nyaman"

"Kau bukan supirku, tidak sepantasnya aku di belakang tidak menemanimu" ucap Afita, tentu saja Naura tersenyum bahagia, ternyata informasi yang di dapatkan bagaimana seorang Afita dari keluarga Nugraha memang tidak salah, walaupun kadang mengerikan disaat serius menghadapi suatu masalah.

"Laki-laki itu sementara di diagnosa akan mengalami kelumpuhan" ucap Afita di tengah kesunyian dan membuat Naura terkejut.

"Maaf, maksud Nona?" Sahut Naura.

"Laki-laki tadi, yang menabrak mobilku sebelum kecelakaan parah, dia akan menikah 2 Minggu lagi dan sementara di diagnosa akan mengalami kelumpuhan" ulang Afita menjelaskan.

"Oh ya Tuhan..kasian sekali, tapi itu bukan salah Nona Afita kan?"

"Entahlah?"

Melihat Afita memejamkan mata sebelum menarik nafas panjang, membuat Naura terdiam.

"Em, maksud saya, nona dalam situasi di pihak yang benar kan, bukan anda yang menabrak laki-laki itu" ucap Naura memperbaiki kalimat nya.

"Tentu saja tidak" jawab Afita.

"Oh begitu, syukurlah..jadi nona tidak perlu bertanggung jawab"

"Tapi perbuatan ku yang menyebabkan kecelakaan itu terjadi"

CIIT..

"Maksud Nona?" Sontak Naura mendadak mengehentikan mobilnya.

"Astaga Naura..!!, Kau hampir membuat kepalaku terbentur!" Teriak Afita yang terkejut dengan kelakuan sekretaris nya.

"Hehe..iya nona, maaf" ucap Naura merasa bersalah melihat sang Bos hampir celaka.

"Emm.."

"Jangan bersuara lagi, aku pusing!" Ucap Afita sebelum Naura mulai mengomel kembali.

Perjalanan itu terasa sunyi, sampai akhirnya mereka berdua tiba di sebuah Apartemen mewah yang baru saja ditempati, Afita menyuruh Naura untuk menunggu sejenak sebelum menyerahkan beberapa berkas yang harus diurus.

"Kalau besok rapat di ulang kembali sudah bisa kan?"

Naura mengerutkan kening, ingin teriak memohon untuk dikasih waktu lagi juga tidak mungkin, tentu saja itu menunjukkan kinerja yang tidak baik nantinya, hingga akhirnya dia mengiyakan dengan resiko harus kerja lembur hari ini untuk menghubungi kembali semua orang yang terlibat dalam pertemuan nanti.

"Saya pulang sekarang nona"

"Hem, minum dulu coklat hangat yang aku buatkan untukmu" sahut Afita.

"Siap Nona" dengan cepat Naura segera menghabiskan minumannya, tentu saja selain sangat enak, dirinya juga mulai merasa lapar, segelas coklat dingin lumayan bisa mengatasi masalahnya.

Jangan lupa VOTE, HADIAH, LIKE, dan KOMENnya.. Terimakasih

Bersambung.

Episode 2

Keesokan harinya, Seorang laki-laki yang sudah tersadar dan mengetahui keadaannya hanya terdiam di temani oleh sahabatnya yang saat ini melakukan perawatan.

"Apa bunda kemaren histeris melihat keadaan ku?"

"Tentu saja Zaf, tapi beliau sudah bisa menerimanya, justru aku sekarang mengkhawatirkan keadaanmu" Jawab sahabatnya yang tak lain adalah dokter Firman.

"Hem, aku baik-baik saja, jangan khawatir"

"Kelumpuhan mu ini masih bisa di sembuhkan, hanya saja butuh waktu yang tidak bisa aku prediksi"

"Aku tau" ucap Zafian menunduk sedih melihat keadaan kakinya, "Apa dia sudah datang melihat ku?"

Firman menarik nafas dalam, "Tunangan mu itu terlalu sibuk dengan dirinya, bahkan mendengar soal kecelakaan mu tidak ada kabar berita"

"Jadi dia belum kesini?" Tanya Zafian.

”Belum, tadi meneleponku, mungkin sebentar lagi" jawab Firman yang kemudian merapikan alat medisnya, bersiap untuk kembali bertugas.

"Fir..?" Ucap Zafian.

Firman menghentikan langkahnya, lalu berbalik dan mendekat kembali."Ada apa?"

"Apa benar yang membawa ku kemari seorang wanita?"

"Hem, dan dia sangat cantik, aku melihatnya seperti bidadari" jawab Firman dengan senyuman saat membayangkan wajah Afita.

"Aku akan buat perhitungan dengan wanita itu" ucap Zafian seketika emosi setelah mengingat kejadian kecelakaan itu.

"Hasil pemeriksaan pihak berwajib, kau mengalami kecelakaan tunggal"

"Iya, tapi itu karena wanita itu"

"Oh ya..memang apa yang di perbuatannya, lagi pula tidak ada bukti mengarah kesana" sangkal Firman.

"Ck..kau itu sahabatku apa bukan?" Ucap Zafian semakin emosi dibuatnya.

"Aku hanya bersikap realistis saja Zaf, dia masih bertanggung jawab lo dengan mengantarmu ke sini"

"Sudahlah.." sahut Zafian tidak suka.

"Aku berharap ELIZA RICARDO Tunangan mu itu bisa menerima keadaan mu saat ini" ucap Firman lagi dengan wajah seriusnya.

"Tentu saja, dia sendiri yang pernah bilang padaku kalau sangat mencintai ku apapun keadaanku" sahut Zafian.

"Semoga itu benar"

"Kenapa kau sepertinya tidak pernah setuju aku bisa bersama dengan Eliza?" Tanya Zafian.

"Ck..aku hanya menjagamu saja, wanita itu belum membuatku yakin menjadi yang terbaik untuk mu"

"Tapi aku sudah menjalin hubungan hampir lima tahun, ku rasa itu cukup untuk melihat bagaimana Eliza"

"Terserah kau saja, aku hanya mengingatkanmu Zaf, berhati-hati lah"

"Tidak usah khawatir, pikirkan saja bagaimana aku bisa cepat terbebas dari kelumpuhan ku ini"

"Tentu saja"

Berbincang keduanya berhenti disaat pintu kamar perawatan Zafian terbuka, dan disana nampak seorang wanita cantik berjalan mendekat, seketika senyum Zafian langsung mengembang.

"Sayang.." ucap Zafian lembut.

"Bagaimana keadaan mu?" Sahut Eliza sang kekasih yang kemudian segera duduk.

"Aku sudah baikan, hanya kakiku_"

"Apa kata dokter kelumpuhan itu akan berlangsung lama?" Tanya Eliza sebelum Zafian menyelesaikan kalimatnya.

"Yang jelas itu membutuhkan waktu yang tidak cepat" sebuah suara mengejutkan dua orang yang sedang berbincang, rupanya Firman kembali lagi ke kamar Zafian bersama dengan seorang wanita yang tak lain adalah Afita.

"Assalamualaikum.."

"Waalkum salam.." jawab firman dan Zafian hampir bersamaan, namun tidak dengan Eliza yang masih terdiam menyorot Afita yang kini sudah ada di depannya.

Disaat itu rupanya di barengi dengan kedatangan sang Bunda Zafian yang tak lain adalah ANITA YUNDANIA FARADZ.

"Syukurlah sudah banyak yang menemani kamu disini Zaf" ucap sang Bunda.

"Bunda baru datang?"

"Maaf..bunda ingin memasak makanan kesukaan mu tadi" jawab Anita yang kemudian menatap Afita yang terasa asing baginya. "Ini_?"

"Kenalkan Tante, saya Afita"

"Dia wanita yang membawa Zafian sampai di Rumah Sakit ini Bun" sahut Firman di saat Afita sudah me nyalam takzim ke Tangan Anita.

Sedikit terkejut dengan apa yang dilakukan Afita, namun ada hati yang menghangat menyelimuti Anita dan juga dokter Firman.

Namun tidak dengan Zafian yang mengamati dari tadi, hatinya masih bergemuruh saat mengingatkan kejadian kecelakaan itu yang tak lain karena ulah Afita yang mengejutkannya di jalanan.

Anita mempersilahkan duduk, lalu kemudian obrolan berlangsung

"Jadi nak Afita juga kerja disini?" Tanya Anita.

"Iya Bu"

"Dimana?"

"Saya_" Afita segera menghentikan kalimatnya, mengingat akan statusnya sebagai putri keluarga konglomerat yang terkenal, dirinya berniat menyembunyikan statusnya untuk sementara waktu.

"Saya baru 3 hari kerja di Surabaya Bu"

"Tiga hari saja kau sudah membuat susah orang lain" sahut Zafian yang sukses mencuri perhatian semuanya.

"Maksud anda?" Tanya Afita merasa tidak senang.

"Masih berani kamu bertanya?"

"Kau_"

"Apa?!, Kalau kau memang wanita yang baik dan bertanggung jawab, katakan dengan jujur kejadiannya" sahut Zafian berapi-api.

"Itu bukan salahku, kau duluan yang membuat kekacauan, menyalip mobilku dengan kasar di jalanan yang sangat ramai" jawab Afita tidak mau kalah.

"Tidak usah membolak-balikkan fakta"

"Apa maksud anda tuan Zafian?!" Tanya Afita makin emosi.

"CUKUP..!" seru Eliza kekasih Zafian.

"Ada hal lebih penting yang ingin aku sampaikan disini" ucapnya lagi.

"Ada apa sayang?" Tanya Zafian lalu meraih tangan kekasihnya.

"Maafkan aku Zaf, aku mau kita urungkan pernikahan kita" ucap Eliza menarik perlahan tangannya.

"APA..?!!"

Kompak Zafian, Firman dan juga Afita, sedangkan sang bunda berjalan perlahan mendekati Zafian.

"Tenanglah Zaf.." ucap Anita sambil mengusap punggung sang putra. "Apa tidak bisa dibicarakan nanti saja nak Eliza?" Tanya Anita berharap.

"Tunggu..ada apa ini??" Sela Zafian tidak mengerti.

"Maaf Zafian..aku dan keluarga mempunyai prioritas yang tinggi akan pernikahanku dan tentu saja soal pendamping ku" jawab Eliza.

"Maksudnya?" Tanya Zafian.

"Dengan keadaan mu yang sekarang ini, aku tidak bisa hidup berdampingan, maaf.."

"Keadaanku yang mana maksud mu?" Tanya Zafian mulai bisa membaca maksud Eliza.

"Aku menginginkan suami yang sempurna Zafian, tanpa cela sedikitpun, dan keadaan mu sekarang harus di kursi_"

"Maksud mu kakiku yang lumpuh ini?" Sahut Zafian.

Eliza terdiam, begitu juga dengan Anita yang air matanya mulai menggenang, tampak Firman mulai ikut emosi sambil menggelengkan kepalanya, sedangkan pandangan Afita tertuju pada sosok Eliza yang memutuskan pertunangan dengan semudah itu.

"Rupanya cintamu hanya sebatas itu padaku, aku tidak menyangka" ucap dingin Zafian.

"Maaf Zaf..kau tau sendiri kan, aku dari keluarga terpandang" dengan sombongnya Eliza mengatakan hal itu, membuat Afita semakin melebarkan matanya tak percaya.

"Kami tau nak" sahut Anita yang sudah tidak tahan, dan air matanya keluar begitu saja.

"Kau tau alasanku kenapa aku tidak pernah menyukai hubunganmu dengan wanita ini kan Zaf?, Feeling ku tidak pernah salah" ucap Firman menyela.

Sementara Zafian masih terdiam, menahan semua sesak di dada, hatinya begitu nyeri, sebagai seorang laki-laki merasa tidak dihargai oleh orang yang selama ini di cintai.

"Sekali lagi aku minta maaf Zafian..aku_"

"Pergi, keluar dari kamar ini!!" teriak Zafian.

"Kau mengusirku?" Ucap Eliza tidak percaya dengan kata-kata dingin dari Zafian.

"SEMUA KELUAR..!!!" Teriak Zafian mengagetkan semuanya.

Anita yang tau akan hebatnya sakit hati sang putra saat ini, segera memeluk Zafian, mengecup keningnya lalu mengajak semua keluar dari kamar.

"Maaf Tante..saya harus memutuskan hal ini" ucap Eliza terasa seperti tidak tau situasi sama sekali.

"Iya..Tante mengerti, maaf kalau keadaan Zafian membuatmu dan keluarga kecewa" sahut Anita.

"Inilah yang aku takutkan tentang dirimu Nona Eliza Ricardo, tapi untunglah semua belum terlanjur" sahut Firman yang dari tadi menahan geram.

"Jangan ikut campur urusanku dokter Firman, ingat..kau bekerja di Rumah sakit dengan penanam Saham tertinggi dari keluarga ku, keluarga Ricardo, aku bisa mendepak mu kapan saja, kalau kau membuat masalah dengan ku"

"Kau_!"

"Firman..sudahlah, sabar nak" sahut Anita mendekat dan menenangkan Firman.

Sementara itu Afita hanya menatap tajam kearah Eliza yang semakin arogan tanpa memperdulikan perasaan orang lain, "Sombong sekali wanita ini, bisa-bisanya laki-laki itu memilihnya sebagai kekasih, apa hatinya sudah buta" batin Afita.

"Baiklah aku pamit dulu Tante..ku harap Zafian akan menemukan pendamping yang sesuai untuknya, dan aku rasa seharusnya wanita yang membuatnya lumpuh yang harus bertanggung jawab" ucapnya ketus melirik kearah Afita sambil berlalu pergi.

Afita mengepalkan tangannya, Ingin sekali memberikan pelajaran setidaknya satu pukulan di wajah wanita yang sungguh menyebalkan baginya saat ini, namun sayang, itu tidak bisa dilakukan ditempat keramaian, apalagi saat ini identitasnya masih di sembunyikan.

"Wanita Gila!!" Ucap lirih Afita yang masih bisa didengar oleh Anita dan juga Firman.

Episode 3

Pertemuan di sebuah Hotel termewah di Surabaya tengah berlangsung, Afita lebih banyak diam tidak seperti biasanya, rupanya konsentrasinya terbelah dengan masalah laki-laki yang membuatnya pusing sedari pagi, hingga pertemuan itu selesai dan kembali ke ruangan kerja, suasana hatinya masih juga diliputi rasa tidak nyaman.

"Breng-sek!!" Ucap Afita, sontak Naura yang masih ada disampingnya sangat terkejut, mulai bisa menduga bahwa sang Bos dalam keadaan tidak baik-baik saja.

"Ehem..bisa saya tau siapa yang breng-sek nona Afita?"

"Zafian..!" Teriaknya spontan tanpa disadarinya.

"Siapa?" Sahut Naura terkejut saat nama laki-laki keluar dari mulut Afita begitu saja.

"Eh..apa?" Ucap Afita baru sadar akan apa yang diucapkannya.

"Siapa Zafian Nona..??" Tanya Naura dengan sedikit menahan tawa melihat tingkah bingung Bos nya.

"Ish..kau ini, keluarlah, kenapa menempel padaku terus, aku akan memanggil mu kalau aku membutuhkan" sahut Afita beranjak dari tempatnya lali duduk di kursi kerjanya kembali.

"Baik Nona Afita..saya siap membantu masalah Zafian..eh maaf, keliru" goda Naura dengan sengaja.

"NAURA..KELUAR..!!" Afita berteriak makin kesal.

"Baik Nona..Maaf!!" Jawab Naura terkekeh sambil melesat keluar.

Afita mendesah kesal saat melihat beberapa berkas milik Naura yang harusnya segera dikerjakan masih tertinggal diatas meja kerjanya, dengan malas Afita terpaksa menghubungi sekertaris nya lewat telpon untuk kembali.

"Kesini cepat, ada yang kamu tinggalkan di mejaku" ucap Afita ketus.

"Bukan Nama Zafian kan Nona?" Jawab Naura sengaja.

"Naura..mau kamu aku pecat?!"

"Ampun Nona Afita"

"Kesini cepat!" Perintah Afita dan segera menutup teleponnya, namun beberapa detik berikutnya berbunyi kembali, dengan cepat Afita mengangkat dan berteriak.

"Berkas mu yang ketinggalan.. bukan Zafian!!" Teriak Afita di saluran telepon.

"Siapa Zafian?" Terdengar suara berat yang membuat mata Afita langsung terbelalak.

"Daddy..?!!"

"Siapa Zafian?" Ucap suara itu lagi yang rupanya berasal dari seorang Alex Brian Nugraha.

"Sorry Dad..itu, hanya..Itu.."

"Dari Zafian nona Afita..?" Tiba-tiba saja muncul pertanyaan dari sekertaris laknatnya.

"Ssttt..Diam..Ini Daddy!" Sahut cepat Afita dengan panik.

"Ouh..maaf, ampun..saya keluar, tidak ikut-ikutan" cicit Naura segera berlari pergi.

"Dasar mulut ember!" Ucap spontan Afita kesal akan kelakuan Naura.

"Kau mengatai Daddy mu?!" Terdengar suara lagi dari saluran telepon nya.

"Duh..bukan Daddy, itu untuk sekretaris ku yang hobi nyinyir" jawab Afita.

"Lalu siapa Zafian tadi?"

"Itu anu Dad.. teman..iya, teman bisnis saja" bohong Afita.

"Kau kira Dady bisa di bohongi, jawab jujur atau aku akan kesana sekarang juga!" ancam sang Daddy pada akhirnya.

"Bukan begitu Dad, itu..duh..ceritanya panjang, nanti aku telpon lagi Dad, sekarang masih mau meeting dengan klien, Afita tutup dulu telponnya ya Dad"

"Baik, kau hutang penjelasan Afita, nanti malam segera jelaskan semuanya"

"Siap Dad"

"Dady mau memberitahu akan ada teman bisnis Dady yang ingin bertemu denganmu, ingin kerjasama bisnis Hotel yang akan di bangun di Surabaya, kau tertarik?"

"Tentu saja Dad, siapa namanya?"

"Nanti kau akan tau, dia pengusaha muda bergerak di bidang yang sama denganmu, Perhotelan"

"Siap Dad..apa orang ini bisa di percaya?"

"Daddy belum tau pasti, ingat selalu pesanku, hati-hati, jangan mudah percaya begitu saja, pastikan semuanya dulu, kau tau caranya bukan?"

"Tentu saja, Daddy sudah memberikan ilmu terbaik untukku, jangan khawatir "

"Bagus, jaga diri baik-baik disana, kalau aku mendengar ada yang tidak beres denganmu, kakak dan mommy mu akan turun tangan"

"Iya Dad, aku baik-baik saja, sungguh"

Kemudian sambungan terputus setelah keduanya mengucap dan menjawab salam, Afita kembali memanggil Naura dan keluar untuk bertemu dengan teman bisnisnya yang akan melakukan kerjasama.

Hari sudah semakin sore, tepat sebelum Maghrib, Afita memasuki Apartemen miliknya, membersihkan diri sejenak dan kemudian memasak untuk makan malamnya, tak lama setelah dirinya bersantai di depan televisi tiba-tiba saja handphone nya berdering, Afita menepuk kepalanya, dirinya lupa bahwa punya hutang penjelasan yang harus di bayar saat ini juga.

Cerita yang diberikan bergulir begitu saja, Afita menyelesaikan serangkaian Kejadian tentang sosok laki-laki yang bernam Zafian.

"Sepertinya kau harus bertanggung jawab atas tindakanmu, apa kau tidak merasa bersalah?" Ucap Alex sang Daddy.

"Aku tidak sengaja melakukan itu Dad, dan itu juga karena laki-laki itu yang mengawalinya"

"Aku hanya bertanya, apa kau tidak merasa bersalah?" Ucap Alex lagi.

"Aku_?"

"Keluarga kita akan ada yang kesana untuk mendengar dari pihak laki-laki itu"

"Maksud nya Daddy tidak percaya padaku?"

"Tentu saja percaya, dan kami sebagai keluargamu akan meminta maaf secara pribadi, ingat..suatu kesalahan harus segera di benarkan, jangan ditunggu menjadi masalah baru"

"Ck.. tapi aku bisa menyelesaikan sendiri Dad"

"Aku tidak melihat hal itu"

"Terserah.."

"Tunggu kami" ucap sang Daddy.

"Iya Dad.." jawab Afita yang kini tidak bisa berbuat apa-apa. "Kenapa urusannya jadi serumit ini sih..semoga Zafian segera bisa berjalan kembali dan masalah ini segera berlalu, membuatku merasa bersalah saja.. Dasar..!!" Ucap lirih Afita berbicara sendiri.

**

Pagi yang membuat Afita malas sekali, melihat dua orang yang siap untuk bertemu dengan Zafian dan ibunya di Rumah Sakit, Rupanya jam sebelas malam sang Mommy (Reyna Khaira Kusuma) dan sang kakak (Aftan Brian Nugraha) sudah berada di Apartemen nya.

"Apa tidak bisa nanti siang saja Mom?" Tanya Afita.

"Tidak bisa, lebih cepat lebih baik, mommy juga tidak bisa berlama-lama di sini".

"Ini semua karena ulah mu, kau pikir aku tidak punya kerjaan, beberapa pertemuan penting terpaksa aku batalkan" sahut Aftan tidak mau kalah.

"Kalau kalian sibuk, kenapa juga kesini?" Jawab Afita.

"Itu karena kau_" ucap Mommy dan Aftan bersamaan.

"Hehe..kalian ini kompak sekali" sahut Afita terkekeh.

"Dasar..!!" Aftan langsung memiting Afita dengan gemasnya.

"Aduh kak..lepas..sakit..!!" Teriak Afita.

"Rasakan..kau itu selalu saja ceroboh dan tidak berhati-hati melakukan apapun, lihat ini akibatnya, membuat orang lumpuh..itu kesalahan besar..Dasar..!!"

"Ish..bukan salahku sepenuhnya kak..aku sudah jelaskan ke Daddy semuanya"

"Tapi tetap saja, kau juga ikut andil disana Afita..sudah ayo kita berangkat!" Perintah sang mommy.

Tiba di Rumah Sakit, Afita menarik nafas panjang, berharap masalahnya akan segera terselesaikan dengan baik dan damai, apapun itu, hanya satu harapannya, segera bekerja kembali dan mengurusi bisnisnya tanpa gangguan.

Kedatangan mereka yang mendadak, sontak membuat Anita dan Zafian terkejut, Zafian mencoba mengingat sosok laki-laki yang tak lain adalah Kakak Afita yaitu Aftan.

"Sepertinya aku tidak asing dengan wajah laki-laki ini" batin Zafian masih memperhatikan disaat Afita memperkenalkan anggota keluarganya, tentu saja dengan menghilangkan embel-embel Nugraha yang masih dirahasiakan oleh semua nya.

"Sudah ku bilang semua terjadi karena kamu yang mencari gara-gara dahulu" ucap Afita membela diri.

"Apa maksudmu..aku menyalip mu, bukan mencari gara-gara dengan mu nona" sahut Zafian tidak terima.

"Tapi kau kasar sekali, membuat emosi ku terpancing" jawab Afita.

"Itu urusanmu!"

"Lalu kenapa yang terjadi denganmu harus menjadi urusanku?" Sahut Afita tak mau kalah.

"Karena kau harus bertanggung jawab, ulah mu itu membuat ku lumpuh, tunangan ku meninggalkanku dan pernikahanku gagal!!" Jawab Zafian dengan emosi.

"Apa kau bilang.?!, Seenaknya saja menyalahkan ku, matamu saja yang buta, bisa-bisanya memilih calon istri seperti wanita gila"

"Jaga bicaramu Nona Afita!"

"Kau juga jaga bicara mu tuan Zafian!" Teriak Afita tidak mau kalah.

"SUDAH!" Sela Aftan dengan keras.

"Tapi kak..!"

"Diam Afita..!!" Aftan memperingatkan, sontak membuat Afita terdiam.

"Baiklah, kami atas nama keluarga akan bertanggung jawab akan kesalahan anak kami, saya minta maaf Ibu Anita" ucap Reyna penuh hormat.

"Iya, saya tau kalau Nona Afita tidak sengaja"

"Benar, berarti aku tidak harus bertanggung jawab apapun kan Ibu Anita?" Sela Afita tersenyum senang.

"Diam lah Afita..mommy belum selesai bicara!" Ucap Reyna melanjutkan permintaan maafnya dan akan bertanggung jawab membantu pengobatan Zafian.

"Saya tidak perlu itu ibu Reyna, bukan anda yang bersalah, saya hanya butuh permintaan tulus dari orang yang sudah mengakibatkan semua ini" ucap Zafian sambil melirik tajam kearah Afita.

"Baik, katakan apa yang kau inginkan, aku akan memenuhi nya sebagai bentuk pertanggungjawaban ku, silahkan tuan Zafian" sahut Afita menantang.

Jangan lupa VOTE, HADIAH, LIKE, dan KOMENnya.

Bersambung.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!