" Naomi naomi " teriak dari beberapa orang taman sekolah nya tak terdengar ke telinga gadis itu karna gadis itu mengunakan headphon di telinganya
" Naomi awas "
" naomi minggir "
Brak.........
Ahhhhhhhhh..............
Suara jeritan serta benturan keras beradu membuat orang orang di sana kaget sedangkan gadis yang tertabrak itu terlempar jauh dari mobil yang menabraknya
" Naomi naomi bangun " panggil seorang gadis dengan menangis
" bawah ke rumah sakit " sahut satpam dengan menepihkan beberapa orang
Seorang lelaki berseragam abu-abu langsung mengendong tubuh wanita itu serta langsung membawanya masuk ke mobil
.
"Gimana keadaan teman saya dokter? " tanya seorang lelaki yang bajunya penuh dengan darah
dokter melihat gadis yang menangis di samping lelaki itu lalu menghela napas
" Keadaan pasien kritis nak ada baiknya jika kamu menghubungi keluarganya agar kita bisa melakukan tindak lanjut dengan cepat, kita berdoa saja semoga allah masih melindungi nya " sahut dokter dengan menepuk pundak lelaki itu
.
.
.
.
.
.
enam bulan kemudian
gadis dengan headphone di telinganya berjalan sendiri di koridor sekolah mendengar kan musik di telinga membuatnya asik sendiri
naomi gadis yang cantik namun bar bar ia sangat terkenal di sekolah ini terkenal dengan prestasi serta mulut pedasnya
" naomi cepetan udah masuk " sahut seorang gadis dengan mendahului nya masuk kelas
naomi hanya melihat nye berlari tanpa mau mengikuti nya
setibanya di kelas semua sudah duduk rapi bahkan guru pun sudah ada namun karna belum mulai pelajaran jadi naomi di izinkan masuk
.
.
" Naomi " panggilan guru membuat nya mendongak
" Tolong kerjakan soal di papan tulis " sahut bu riski dengan mengangkat spidol
Naomi beranjak dari bangkunya lalu mengerjakan soal yang ada di papan tulis
Setelah selesai ia kembali duduk di bangku tak ada sedikit pun suara yang terdengar dari mulutnya
" Jawaban naomi benar anak anak silahkan di salin " jawab buk riski
tak lama bel istirahat berbunyi membuat semua siswa berhamburan keluar
" Naomi loe harus ajarin kita pelajaran tadi " ucap nela dengan meletakan kedua tangganya tangganya di dada
nela merupakan teman kelas naomi yang selalu tak suka dengan naomi, bukannya menjawab ai malah menunduk tak menggubris sedikit pun perkataan nela
nela yang kesal langsung menarik headphone naomi hingga membuat naomi kaget
tolong......
tolong saya.....
tolong saya nak........
tolong....
suara aneh yang memenuhi telinga naomi serta wajah yang aneh mulai bermunculan di belakang nela membuat naomi langsung melihat nela
" jangan sentuh barang gue " naomi langsung merampas headphone nya dan pergi dari kelas
.
.
.
.
" kenapa lagi " sahut suara membuat naomi menoleh ke belakang
" kenapa muka nya begitu ?" tanya nya lagi dengan duduk di samping naomi
Naomi menunduk melihat kedua kakinya yang bersentuhan dengan tanah
" apa mereka menganggumu lagi ?" naomi hanya mengangguk
" kenapa tak di lawan lawan saja mereka " sahutnya lagi
Naomi melihat lelaki itu " gue males berdebat sama mereka, mereka aja bodoh ngak perna belajar"
lelaki itu tersenyum lalu duduk di dekat naomi" oh ayola mana naomi yang bermulut pedas selalu melawan "
naomi tersenyum " bagaimana apa kakak sudah menemukan wanita yang cantik ?"
lelaki itu memegang pundak naomi namun naomi hanya merasakan pundaknya yang dingin " dengar hanya kalian wanita cantik tidak ada wanita lain yang lebih cantik dari pada kalian "
" naomi kangen kakak " sahut naomi dengan menghela napasnya
lelaki itu ingin memeluk naomi namun ia terhenti ketika ingat dirinya tak bisa menyentu naomi
" sampai kapan pun kakak akan selalu bersama naomi di sekeliling naomi menemani naomi makan dan tidur kakak senang bersama naomi" naomi mengangguk lalu mengacungkan jari kelingking nya
lelaki itu juga menautkan jarinya ke jari naomi
" Naomi loe disini ?" sahut seorang wanita berkacamata
" kenapa ?" tanya naomi
" ke kelas yuk gue udah pesen makanan " naomi hanya mengangguk lalu mengikuti wanita itu pergi
.
.
" apa menurut loe naomi udah ngak waras " sahut evan dengan melihat ke pergian naomi
Gilang hanya melihat naomi sebentar lalu kembali melihat bukunya
" semenjak kecelakaan itu naomi kayaknya benar benar memiliki indra ke enam " sahut evan lagi
" sudah mending ke kantin gue laper " sahut gilang dengan turun dari pohon
.
.
.
.
.
" non naomi sudah pulang ?" naomi menoleh pada bik mira
" iya bik mama sama papa belum pulang ?"
bik mira mengangguk " non mau makan ?"
naomi mengeleng " nanti aja bik saya ke kamar dulu, eh bik bisa bikinin naomi seblak "
bik mira mengangguk " bisa non bentar bibik bikinin "
naomi mengangguk lalu berjalan ke kamarnya setelah tiba di kamar ia langsung merebahkan dirinya di kasur
seketika naomi terlonjak melihat anak kecil yang duduk di atas kepalanya
" kamu siapa ngapai di kamar saya " tanya naomi pada anak itu
anak itu melihat naomi " apa kakak bisa bantu gio ?"
"ngak bisa mending kamu pergi " usir naomi dengan kesal
" huh ternyata kak dio bohong adiknya ini payah ngak bisa bantu " ejek anak kecil itu
naomi melihat anak itu " dengar mungkin kak dio yang akan membantu mu tapi itu bukan aku "
" tapi hanya kakak yang bisa melihat ku " ucapan gio seketika membuat naomi sadar
" dengar aku hanya bisa melihat mu tapi tidak bisa membantu mu "
" kamu bisa " suara dio membuat naomi menoleh
" hanya kamu yang bisa plis kakak mohon ya kasihan sudah lama dia begini " sahut dio dengan menunjuk gio
naomi melihat anak itu dengan kesal
" plis kakak" mohonya dengan menangkupkan tanggan
dengan berat hati naomi terpaksa mengangguk
membuat dio dan gio girang bukan main
tok tok tok
" kenapa bik ?" tanya naomi pada mira yang mengetuk pintu
" non seblaknya sudah jadi " naomi melihat ke dalam kamar ternyata dio dan hantu anak kecil itu sudah pergi
" iya bik "
ketika sedang menikmati seblak di taman samping naomi melihat sebelah rumah nya yang selama ini kosong kini sepertinya sudah di huni
" mereka baru pindah non " sahut mira membuat naomi menoleh
" baru tadi pagi pindahnya mereka juga punya anak cowok sama cewek seumuran kalian " naomi kembali melihat rumah itu lalu melanjutkan makannya
" anak cowoknya juga ganteng loe non " naomi melihat bik mira
" kenapa ngak sama anak bik mira saja " sahut naomi membuat mira tersenyum
"non mah mana mau dia sama desi non "
" Desi kan cantik bik tinggal di poles sedikit maka auranya akan terlihat wow " sahut naomi lagi
" non mah bisa aja " sahut mira lagi
" Desi ngak kesini bik ?" tanya naomi dengan meletakan mangkok di meja
bik mira mengeleng " engak dia ada kerjaan di panti "
naomi menarik napasnya " pasti desi kesepian ya bik setelah kepergian kak dio "
bik mira menunduk lalu menarik napas " iya non biasanya dio yang selalu bikin desi kesal, tapi ya sudahlah semuanya sudah takdir bibik ikhlas "
naomi melihat mira " apa bibik masih menyimpan abu nya kak dio ?" tanya naomi
bik mira mengangguk" iya non bibik seneng tuan sama nyonya kasi izin ya walaupun cuma abu setidaknya bibik sama desi bisa melepaskan rindu sama dio "
naomi memegang tanggan bik mira " bik naomi akan jaga desi dan bibik "
bik mira mengangguk " iya non bibik seneng dari dulu kalian akur tuan nyonya juga ngak membedakan kalian bibik beruntung memiliki majikan seperti kalian "
" Naomi kemaren loe kemana pas gue ke sini kata ibuk loe keluar "
naomi menoleh pada desi yang duduk di samping nya " ke warung depan beli bakso "
" kenapa ngak nungguin gue ?" tanya desi dengan merapikan kacamata nya
" mana tau loe ke sini kata bibik loe sibuk di panti "
" panti lagi renovasi jadi bantu bantu disana " sahut desi
" eh beli pangsit yuk " ajak naomi
Desi mengangguk antusias "kita bikin aja gimana ? gue mau belajar bikin pangsit loe mau ngak bantuin gue ?" tanya desi lagi
naomi mengangguk " boleh, tapi nanti ajak gue ke panti bisa ?"
dengan senyum desi mengangguk
" tuan ardan " sahut desi ketika melihat hpnya yang bergetar
" hallo tuan " sahut desi dengan melihat naomi yang masih asik memainkan kakinya di kolam ikan
" iya tuan non naomi di rumah ini lagi sama saya kenapa tuan " sahut desi lagi
" oh hp, hp mana ?" tanya desi dengan mencolek naomi
Naomi hanya menunjuk arah kamar nya " oh hpnya di kamar tuan , tuan mau bicara dengan non naomi ?"
" oh iya tuan baik iya sore "
" kenapa ?" tanya naomi ketika desi mematikan sambungan
" tuan bilang uang loe udah di kirim "
naomi hanya mengangguk " kapan pulang ?"
Desi menyengir " dia ngak bilang "
Naomi mengangguk lalu mendongak melihat awan " kenapa ya mereka jarang pulang " sahutnya dengan menghela nafas
" udah disini ada gue sama ibuk emang ngak bikin loe seneng ?"
naomi mengeleng " gue seneng kok ada kalian ya cuma masih ada yang kurang aja " sahut naomi lagi
" kak ayo temenin gio pulang " sahut gio yang datang di hadapan naomi
" kenapa ?" tanya desi ketika melihat pandangan naomi yang tertuju ke depan mereka
naomi melihat ke desi lalu melihat ke depan mereka " des apa loe bisa temenin gue ke rumah sebelah " tanya naomi
Desi melihat ke arah pandangan naomi lalu mengangguk keduanya beranjak pergi ke rumah sebelah
" kenapa loe mau ke sini ?" tanya desi dengan melihat rumah yang besar itu
Naomi menunduk " apa mereka keluarga kamu ?"
Seakan tau siapa yang di ajak bicara desi hanya diam dengan melihat ke sekitar
" kayaknya rumah ini ngak ada orang" ucap desi lagi
" mereka pergi gio pengen ikut " sahut gio dengan menunduk
" kenapa ngak ikut aja kan bisa ke mana aja " sahut naomi lagi
gio mengeleng " abu gio di kunci dengan jimat gio dak bisa pergi kemana mana " sahutnya lagi
" kenapa ?" tanya desi ketika naomi melihat nya
" abu nya di dalem belum di tabur mana pakai jimat pula dia ingin bebas "
desi mengangguk " kita ngak bisa ngapa ngapain kalau gitu " sahut desi lagi
" em gini deh nanti setelah mereka balik kakak janji akan bilang sama mereka ya " setelah mendengar ucapan naomi gio langsung menghilang
" Des pulang yuk " ajak naomi
desi hanya pasrah mengikuti naomi dari belakang
" kalian dari mana ?" tanya bik mira yang sedang menyapu halaman depan
" dari rumah sampai buk " sahut desi yang mengambil alih sapu di tanggan mira
" ngapain ke depan kan rumahnya kosong orang nya pada pergi tadi pagi " sahut mira lagi
" Naomi mau nemu keluarga nya " mira melihat ke naomi yang hanya diam
" non bibik kan sudah bilang jangan selalu berinteraksi sama mereka nanti non sendiri yang susah " nasehat bik mira
" naomi juga ngak mau bantu bik tapi kak dio yang bawah itu anak " sahut naomi pelan
" Naomi ngapai bawah nama gue " sahut dio dengan kesal
" kak dio yang bawah " tanya desi kepo
" ibuk liat kak dio selalu datang ke naomi tapi ke desi ngak " aduh desi lagi
" kamu kan ngak bisa liat dio beda sama naomi " sahut mira lagi
" kak dio disini desi kakak selalu bersama kamu " sahut dio dengan melihat desi
" Desi ngak bisa dengar apa yang kakak omongin " sahut naomi lagi
" Naomi bilangin dong " sahut dio dengan kesal
dengan menghela napas naomi mendekati desi
" Desi kak dio selalu sama kamu cuma mungkin kamu nya aja yang ngak ngerasa " sahut naomi dengan melihat desi
" bener ?" tanya desi
Naomi mengangguk lalu menunjuk samping desi " kak dio di samping kamu"
" kak desi baik baik aja kok desi sama naomi masih akur " sahut desi dengan menunduk
" dia udah tau kok tiap hari disini juga udah jangan sedih mending kita beli bakso aja " ajak naomi
" tadi bukannya mau bikin pangsit?" tanya desi
" ngak usa bakso aja yuk "
" bibik bikinin aja ngak usa beli " sahut mira dengan mencegah keduanya pergi
" di jamin bakso bibik enak " sahut bik mira dengan mengangkat kedua jempolnya ke atas
.
.
.
.
.
.
.
" pak reza" panggil seorang wanita dengan riasan yang cukup tajam untuk seorang dosen
" kenapa buk kiki " sahut reza ketika buk kiki menghampiri nya
" ini jadwal bimbingan tolong pak tempel di mading depan " kiki menyerahkan kertas yang berisi nama nama mahasiswa
Reza mengangguk lalu pergi menuju mading seketika langkah kaki reza memberat melihat begitu banyaknya ucapan bela sungkawa serta karangan bunga yang terletak di samping mading untuk andriana alexis salah satu dosen yang meninggal karna serangan jantung
dua minggu lalu reza ingat malam itu andriana meminta bantuannya untuk mengambil charger di kantor kampus namun karna posisinya di rumah sakit terpaksa andriana pergi ke kampus sendirian
namun naas setelah empat jam satpam kampus memberitahu jika andriana tergeletak di dekat mading dalam keadaan tidak bernyawa setelah di larikan ke rumah sakit dokter memponis jika andriana meninggal karna serangan jantung
Reza sempat tak percaya akan semuanya namun setelah melihat tubuh kaki andriana barula ia percaya
" pak " tepukan di pundak reza membuatnya menoleh
" jangan melamun ikhlas kan buk andriana insya allah ibuk pasti tenang di sana "
Reza hanya mengangguk mendengar ucapan pak romi sebagai satpam kampus
" iya pak " sahut reza lalu pergi
"saya masih disini reza reza kenapa kamu tidak melihat saya reza reza tolong dengarkan saya reza " sahut andriana dengan mengejar reza
Reza menoleh ke belakang namun hanya hembusan angin yang menerpa wajahnya
" Reza kamu lihat saya reza apa apa kamu mendengar saya " sahut andriana ketika reza menoleh ke belakang
namun reza hanya menoleh sekilas lalu pergi menuju kantor
" Kiki kiki kamu mendengar saya kiki" kiki menoleh mendengar suara yang memanggil namanya
" apa gue salah denger " sahutnya dengan melihat sekitar namun hanya ada mahasiswa yang berlalu lalang
" Kiki saya disini kiki " kiki berjalan pergi menuju parkiran namun suara itu masih terus terdengar
" masa iya arwah andriana sih " tanyanya pada diri sendiri
" iya kiki ini saya andriana kiki saya teman kamu kiki " sahut andriana dengan berdiri di samping kiki
Kiki tak mendengar kan ia langsung masuk ke mobil menghidupkan mobilnya lekas pergi dari sana
" kenapa semuanya tak mendengarka ku kenapa ?" teriak andriana dengan prustasi
" kau hanya arwah tidak ada yang bisa mendengarkan mu " sahut suara membuat andriana menoleh
" pak romi "
" kenapa kaget ? jangan kaget karna kedepannya kita akan terus bertemu bu andriana yang cantik " sahut romi dengan senyum yang membuat andriana takut
Andriana langsung pergi meninggalka romi di parkiran
" kau tak akan bisa lari dariku andriana "
Naomi berjalan dengan santai di koridor sekolah suara tapakan sepatu nya begitu terdengar sepanjang koridor karna hanya dirinya sendiri yang masih berada di sekolah
Jika bukan karna mengambil plesdis yang tertinggal di ruang guru tak mungkin juga ia sampai kembali ke sekolah se sore ini
Langkah kakinya perlaha memelan ketika melihat jejak kaki yang penuh lumpur begitu banyak berbaris di hadapannya
Ia menoleh ke kiri dan kanan mencari asal tapak kaki itu
" Apa kaki satpam " tanya nya pada diri sendiri
ia melihat ke halaman yang bersih bahkan tak ada jejak tanah sedikit pun di halaman sekolah
Tak ingin ambil pusing ia terus berjalan menuju gerbang sekolah namun suara gelang kaki yang terdengar membuat nya memelankan langkah lalu menoleh ke belakang
Tak ada seseorang pun hanya hembusan angin yang menerpa wajahnya
" Ahh " teriak naomi ketika berbalik ke depan
Naomi mengelus dadanya yang kaget melihat wajah yang penuh darah dan lumpur campur, serta bau amis yang menyengat membuat naomi ingin muntah
" Aku tau kau melihat ku " sahutnya dengan senyum
" Kau mau apa ?" tanya naomi pada hantu wanita itu
" Apa kau bisa membantu ku ? tidak banyak hanya satu permintaan " tanyanya dengan mendekat membuat naomi spontan mundur ke belakang
Naomi melihat sekitar yang memang sudah sepi " tapi gue ngak janji bisa bantu " sahut naomi dengan takut
wajah yang penuh lumpur dan darah itu perlahan berubah menjadi bersih namun ada sayatan di pipi kiri dan leher
" jangan takut aku susan " sahutnya dengan mengulurkan tangganya
Naomi hanya melihat tanggan susan tampa minat menjabatnya
Seakan ingat sesuatu susan segera menarik kembali tangganya
" jika kamu bisa bantu aku janji ngak akan ganggu kamu lagi " sahutnya dengan senyum
Naomi mengangguk pelan lalu melangkah ke parkiran dimana motonya berada
" Apa saya boleh ikut pulang ?" pertanyaan susan membuat naomi menghentikan gerakannya yang sedang memakai helm
" Dengan satu syarat" sahut naomi
" Jangan ribut dan apa pun yang terjadi di rumah loe diem aja "
Susan mengangguk dengan senyum lalu duduk di boncengan naomi
.
.
.
.
.
.
" Loe masih ngak percaya itu di depan mata loe sendiri gilang " sahut evan dengan bercerita mengebuh gebuh
Gilang hanya menoleh sekilas lalu kembali memainkan game nya
" Gilang ayo la kita bujuk naomi gue yakin dengan dia ikut kita chenel youtube kita akan melejit pesat kita pasti terkenal " ucap evan dengan berandai andai menjadi kaya
Gilang mengeleng " apa loe bisa bujuk naomi ?"
Evan berpikir sejenak lalu mengeleng " ngak yakin gue bisa tapi kan loe ada "
Mendengar jawaban evan gilang langsung meletakan stik ps nya
" Kalau gitu ngak usa " sahut gilang lalu pergi ke kamar mandi
" tapi lang gilang " panggil evan dengan kencang
" Kenapa teriak teriak " sahut suara membuat evan langsung nyengir
" eh pak dosen baru pulang " sapa evan pada reza yang duduk di dekatnya
" Iya, gilang kemana ?" tanya reza karna tak mendapati gilang di ruangan itu
" Di kamar mandi , oya mas pendapat mas ni sebagai dosen, arwah atau raga yang terjebak di dunia manusia itu benar ada ngak sih "
Pertanyaan evan membuat reza binggung
" Arwah atau raga yang terjebak maksudnya?"
"Gini gini, apa iya sebagia besar orang bisa melihat atau bicara sama orang yang sudah mati ?" evan memperjelas ucapan
Reza melihat evan " sebagain si ada cuma mas ngak tau pastinya, apa teman kalian ada yang bisa begitu ?"
" Bukan teman mas tapi cuma satu sekolah aja " sahut evan dengan mengaruk kepalanya
Reza menyandarkan badannya ke belakang kursi " apa dia bener bener bisa ngeliat arwah ?"
Evan mengangguk antusias
" Gilang ngak yakin mas " sahut gilang yang keluar dari kamar mandi
" Lang kita kan perna liat dia ngobrol sendiri pas tadi juga dia ngomong sendiri, ngak mungkin kan naomi gila dia tu pasti punya indra ke enam mas " sahut evan lagi
" Bener mas kita liat ngak mungkin dia gila secara di sekolah dia tu termasuk murid pinter " ucap evan meyakinkan reza
" Lagian walaupun dia bisa emang ngaruh buat kita " sahut gilang lagi
" banget kan chenel kita tu sering ke tempat tempat mistis gitu ya kalau dia bisa apalagi gabung makin seru dia bisa nyeritai apa aja yang udah terjadi di sana " sahut evan membuat gilang mengeleng lalu kembali melanjutkan game nya
" mungkin loe salah liat aja "
" apa mas juga ngak percaya sama evan?" tanya evan pada reza
Reza tersenyum " percaya cuma kurang yakin aja " sahut reza lalu pergi ke kamar
" la sama aja bohong mas " sahut evan
.
.
.
.
" dia siapa naomi ngapain di ajak ke rumah" keluh dio pada naomi
naomi hanya meletakan tasnya di maja lekas mengambil baju di lemari
" naomi dengar kakak "
Naomi berbalik melihat dio
" dia hantu di sekolah naomi ngak tau mau apa tapi dia janji ngaka akan nganggu lagi kalau naomi bantuin dia " sahut naomi
naomi masuk ke kamar mandi tak lama seragam sekolah nya sudah berganti menjadi baju rumahan
" harusnya kamu izin dulu sama kakak siapa tau dia hantu berbahaya" sahut dio lagi
naomi menangkupkan tangganya " maaf "
setelah berucap naomi ke bawah untuk makan bersama desi
" gimana enak ?" tanya desi membuat naomi mengangguk
" buatan loe sendiri ?" tanya naomi
" iyalah belajar di youtube " bangga desi
" selamat siang semua " suara lelaki membuat mereka menoleh
" mama papa " sahut naomi dengan senyum tapi tak beranjak dari kursinya
" tuan nyonya " sapa bik mira dengan beranjak dari kursi begitu juga dengan desi yang ikut berdiri
" ngak papa bik makan aja " sahut jenni mama nya naomi
sedangkan naomi hanya menyalami tanggan keduanya lekas kembali makan lagi
" naomi ini mama bawakan bakso kesukaan naomi"
jenny meletakan sebungkus bakso di hadapan naomi
naomi tersenyum " makasih ma "
jenny juga meletakan beberapa makanan di meja makan
" mama mau makan ?" tanya naomi
jenny tersenyum lalu mengangguk
" papa juga " tanya naomi pada ardan
Ardan juga mengangguk lalu ikut duduk di kursi
naomi beranjak mengambilkan dua piring meletakan di meja
Desi menyenggol naomi " kenapa ngak loe tanyai kabar itu orang tua loe baru pulang sapa apa gimana kek"
naomi hanya melihat desi cuek lalu kembali menyuapkan makanan ke mulutnya
jangan salahkan naomi yang cuek karna dari dulu naomi selalu di asuh bik mira orang tua naomi hanya sesekali pulang ke rumah
" naomi gimana di sekolah?" tanya jenny
" baik ma "
" jangan sampai rengkingnya turun ya bentar lagi mau lulus kan " naomi hanya mengangguk mendengar ucapan ardan
sedangkan desi dan bik mira saling pandang
inilah hal yang tak di sukai naomi ia selalu di tuntut untuk menjadi yang terbaik tampah mereka tau jika naomi butuh kasih sayang mereka
naomi cleoni anak keluarga kaya siapa yang tidak kenal jenny dan ardan apalagi naomi adalah anak tunggal
tapi tidak ada yang tau jika naomi butuh kasih sayang apalagi semenjak kecelakaan yang ia alami membuat nya peka akan semua hal di sekitar nya
jenny dan ardan hanya tau jika naomi kecelakaan dan meminta bik mira merawatnya setelah hari ketiga barula mereka bisa pulang dengan alasan tidak ada penerbangan rapat tidak bisa di tunda dan segala macam semuanya naomi tau tapi ia hanya diam
ia tak ingin mengantungkan harapannya pada orang tuanya ia tak ingin terlalu berharap sesuatu yang akan membuat nya sakit sendiri
setelah pulang dari rumah sakit naomi selalu cuek kepada orang tuanya ia hanya tersenyum tampa berani meminta sesuatu seperti dulu lagi
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!