NovelToon NovelToon

It'S Mine

Kecelakaan

"Waktunya main air." Laura turun dari bongkahan batu dengan semangat membara

Gadis kecil berwajah manis itu mencelupkan badan mungilnya ke air sambil terus bercanda ria mengibaskan tangannya ke air seolah lupa diri

"Uhh_hahaha_yeah." Laura seolah tidak terlalu memperhatikan sekitarnya tanpa disadari seseorang dari kejauhan tengah memperhatikannya

Tersenyum misterius sosok itu mendekati Laura

"Hhhhhhhh."

Laura berbalik, matanya melotot melihat apa yang ada di depannya

"Agrhhhh."

Belum sempat sosok itu menyerangnya Laura langsung terbangun dari tidur pulasnya, mata nya terpaku dan jantungnya mulai berdegup, tak lupa keringat dingin mulai membasahi dahinya

Mimpi itu mulai muncul setiap malam entah sejak kapan Laura tak mengingatnya, yang jelas ia tau itu pasti potongan ingatannya sewaktu masih kecil

"Astaga aku harus bersiap siap." Teriak Laura heboh saat melihat jam beker menunjukkan jam tujuh lewat

Hari ini adalah hari yang menyenangkan bagi Laura karena dia akan pergi wisata ke suatu pulau bersama teman temannya, sudah lama sekali Laura tidak pergi liburan bersama teman temannya karena selama ini dia selalu berada di rumah tetapi kali ini ia memutuskan untuk ikut karena ingin sekali keluar rumah dan mencari pengalaman menyenangkan bersama teman teman barunya

Laura membereskan pakaiannya dan meletakkannya di dalam koper miliknya "Apa ada yang kurang." Laura mengecek beberapa barangnya di dalam koper bermaksud untuk menelitinya agar tidak ada kekurangan saat ia pergi nanti "Sepertinya sudah beres." Ucapnya puas

"Wah apa kak Laura akan pergi." Tanya Meyla adik Laura menatap tak percaya pada kakaknya terlihat tidak peduli dan memilih sibuk pada kegiatannya

Laura menoleh "Jangan beritahu mama kalau aku ingin pergi wisata bersama teman teman. Oke." Peringat Laura

Meyla hanya mengangguk "Itu pasti tenang saja kak, aku pandai menjaga rahasia tapi nanti belikan aku oleh oleh ya." Pinta Meyla memeluk lengan Laura

"Aku pergi dulu, dahh."

Setelah semua barangnya beres Laura bergegas pergi naik taksi online menuju ke lokasi yang dikirim oleh teman temannya untuk berkumpul. Tiba di lokasi Laura langsung disambut oleh Cindy dan Anna "Hei Laura kenapa lama kita udah nunggu lo tau." Keluh Cindy

"Hehe maaf aku harus buat alesan biar ngak dicurigai mamaku sorry girls." Laura menggaruk tengkuknya yang tidak gatal

"Eh udah yuk masuk mobil aku udah pesan nih daripada nanti telat sampai pelabuhannya." Ucap Anna masih fokus ke layar hp nya

"Oke." Ucap Laura dan Cindy antusias

Setelah menunggu berjam jam akhirnya mereka sampai juga di pelabuhan kapal, banyak orang yang bersemangat dan berlalu lalang satu sama lain, Laura Cindy dan Anna bersemangat menaiki speed yang mereka pesan dari jauh hari sebelumnya, mereka dengan semangat meletakkan tas masing masing sambil bercengkrama bahagia

Laura memandang air laut yang tenang namun terhempas satu sama lain "Laut yang sangat indah." Kagum Laura

Tiba tiba penglihatannya jatuh pada seekor ikan besar yang meloncat dan masuk kembali ke dalam air Laura langsung terkejut ketika melihat ikan sebesar itu seperti berbentuk manusia

Laura menajamkan penglihatannya mendekatkan wajahnya pada jendela kaca di depannya "Itu tadi ikan atau manusia kok ada ekornya." Gumam Laura mengernyit heran

Cindy yang menyadari gerak gerik Laura langsung menepuk pundaknya "Lo kenapa bengong liatin kaca." Tanya Cindy

Laura menggeleng menepis pikiran buruknya, dia dan temannya sedang bersenang senang sebaiknya tak usah beritahu saja daripada teman temannya khawatir akan sesuatu yang tak nyata "Bukan apa apa kok aku hanya suka melihat laut."

Namun pada akhirnya Laura hanya menganggap bahwa itu cuma imajinasinya saja karena selama ini dia memang suka berhalu ria

Malam semakin mencekam namun lokasi yang mereka cari tak kunjung ketemu padahal sudah memakai google maps hingga akhirnya Cindy Anna dan Laura memutuskan untuk tidur karena kelelahan, Laura yang melihat kedua temannya tertidur hanya termenung sambil melihat lihat smartphone-nya

Jauh dari jarak speed yang tengah melaju terlihat seorang Siren cantik tengah memantau speed tersebut bukan hanya satu tapi dua tiga atau lebih. Mereka menyeringai melihat manusia yang berani memasuki wilayahnya, bagi Siren manusia adalah ancaman yang akan merusak habitat kehidupan mereka, manusia harus dibasmi

Malangnya speed yang mereka tumpangi malah melewati kawasan itu, kawasan yang berbahaya bagi manusia untuk berlayar di perairan yang bukan untuk manusia, banyak misteri di dalamnya

Siren itu menampakkan setengah kepalanya di dalam air sambil berenang mendekati speed itu dan memutarinya, gerak gerik mahkluk yang terus menerus memutari speed membangunkan Laura dari tempat duduknya, Laura yang melihat mahkluk itu seketika terpesona akan kecantikan yang tiada tara milik mahkluk itu

Siren itu bernyanyi membuat alunan suara yang indah hingga tanpa sadar Laura semakin terbuai untuk berjalan menghampiri Siren itu, perlahan namun pasti Laura mengulurkan tangannya hendak memasukkan tangannya ke dalam air, seketika saja Siren itu berubah menjadi mengerikan dengan taring tajam dan kuku panjangnya mencakar tangan Laura

Agrhhhh!!!

Laura tersentak dan tersadar dari hipnotis Siren dan segera reflek berteriak, sekujur tubuhnya ikut gemetar mencoba untuk berdiri menghindari serangan demi serangan yang menuju ke arahnya

"Mahkluk apa itu!!! Cindy Anna kalian dimana." Dengan panik Laura segera mencari keberadaan teman temannya

"Hah!! Ci_ndy An_na." Laura menutup mulutnya syok melihat adegan sadis yang tengah menyantap tubuh kedua teman temannya. Laura segera mundur sebelum ia juga menjadi santapan liar mahkluk itu, ia harus segera bersembunyi tapi dimana?

Begitu sosok itu melihat Laura, Laura segera berlari ke atas tiang speed "Awh__tolong agrhh." Laura hampir saja terjatuh saat mahkluk yang Laura sendiri tidak tau apa? Mencoba mengguncang speed agar terjatuh masuk ke dalam air

Akhirnya speed pun tenggelam akibat guncangan yang diberikan oleh mahkluk itu, Laura yang merasa di sekitarnya mulai di telan air segera mencari jalan keluar tapi nihil air semakin naik ke atas speed dan ia pun tenggelam. Sebelum kesadarannya menipis ada sesuatu yang menarik kakinya dan yang Laura lihat oleh pandangannya ialah ekor panjang sedang melilit tubuhnya

"Tolong_hmpt_"

"..."

"Siluman ikan." Batin Laura menjerit

Kakinya terus meronta tapi malah semakin membuatnya kembali masuk ke dalam air, dirinya ditarik semakin dalam ke dalam kegelapan laut yang penuh misteri. Sebelum kesadaran Laura hilang seseorang menangkap tubuhnya dan memeluk erat dirinya, pria itu nampak menyeringai ke arahnya

"It's Mine."

Samar samar Laura seakan mendengar gumaman pria itu tengah berbisik halus di telinganya namun karena ia terlalu lemas ia tak sempat melihat pria itu membawanya kemana, tubuhnya kian melemah seiring nafasnya tercekat akibat pasokan udara menipis

Laura menutup matanya, kesadarannya mulai menghilang dan bersamaan dengan itu pria yang mendekapnya begitu erat mencium lembut bibir mungilnya yang terlihat rapuh

"Bersediakah kamu melakukan permintaanku, apa kamu ingin melakukan kontrak denganku." Bisik pria berambut silver itu pada Laura secara halus hingga membuat gadis itu meremang

Laura yang kesadarannya melemah hanya bisa mengangguk pasrah, ia berpikir pria ini mungkin menyelamatkannya dan membawanya ke tempat yang aman untuknya. Sungguh Laura tidak memiliki tenaga untuk menjawab pertanyaan pria misterius itu ketika sebuah cairan masuk ke dalam mulutnya, entah cairan apa yang jelas setelah bibir mereka saling bersentuhan cairan itu seakan hilang tanpa Laura sadari

"Kau milikku saat ini juga." Smirk pria itu nampak menyeringai penuh kemenangan

Perlahan hingga sampai tiba di pinggir pantai pria itu terus memandangi wajah teduh Laura, jemarinya mengelus tiap helai wajah cantik yang rapuh itu dengan tatapan penuh cinta

"Aku pergi dulu, kita akan bertemu lagi istriku." Setelah mencium kening Laura, perlahan pria itu kembali masuk dan melompat ke dalam air

Bersambung...

Keanehan

Suara gemercik air pantai terdengar begitu jelas namun tak membangunkan Laura yang masih terlelap dalam tidurnya, hari sudah hampir sore bahkan sang mentari sebentar lagi akan terbenam dan akan tergantikan dengan malam penuh bintang, hawa angin dingin mulai menusuk hingga ke tulang

Suara air terus terhempas seakan tak pernah berhenti, namun hal itu disadari oleh Laura yang mulai tersadar dari tidur lelapnya, jari jemarinya mulai bergerak perlahan merasakan pasir kasar menyentuh kulitnya, dengan sangat perlahan Laura membuka sedikit matanya saat terpaan silau mentari sore membangunkan tubuhnya yang masih lelah

"Kenapa aku sudah ada disini." Perlahan ia berdiri dengan tertatih sambil memegangi kepalanya masih pusing, ia bersusah payah untuk bangun saat merasakan sesuatu yang basah menyentuh pipinya

Perlahan memori tentang kejadian mengerikan itu kembali tergiang di kepalanya, dimana dia dan teman temannya diterpa oleh badai besar menerjang laut

"Hah! Astaga Cindy, Anna! Kalian dimana." Begitu sadar apa yang terjadi Laura langsung menjerit histeris saat mengingat momen mengerikan yang terjadi saat itu

Laura berusaha memegangi kepalanya dan menenggak air liurnya sendiri, entah mengapa mulutnya terasa sangat lengket dan berlendir "Cairan apa ini? Kenapa tidak enak." Laura meludah membersihkan cairan kental itu dari mulutnya

Laura menarik nafasnya "Aku harus mencari Cindy dan Anna, mungkin mereka juga selamat seperti aku, iya aku harus cari mereka." Laura memeluk tubuhnya sendiri kemudian perlahan kembali berjalan ke arah air

"Laura."

Laura mendongak mengangkat wajahnya ke depan dan mendapati ibu dan adiknya bersama sekumpulan orang menghampirinya, ia terkejut melihat rombongan warga bersama ibu dan adiknya ada disini

"Ibu." Laura berlari dengan mata berkaca kaca menghampiri sang ibu yang terlihat cemas

Maya memeluk tubuh putri sulungnya dengan khawatir "Astaga sayang kau menghilang selama tiga hari, kata para warga kau dan teman temanmu mengalami kecelakaan saat pergi wisata, dasar anak nakal kenapa tidak izin sama ibu dulu kalau kau ingin pergi Laura. Ibu khawatir sekali padamu."

"Iya kak kami khawatir." Jawab Meyla

Laura semakin membenamkan tubuhnya pada pelukan Maya "Hiks maaf ibu aku menyesal, sangat menyesal tidak bisa mencegah kecelakaan itu hikss." Laura menangis histeris

"Sebaiknya nak Laura beristirahat di rumah, sangat berbahaya jika dia berkeliaran di sekitar pantai pada malam hari apalagi saat bulan purnama begini syukurlah nak Laura tidak dijadikan santapan para monster itu, kami akan berusaha untuk mencari keberadaan dua gadis itu esok hari. Malam ini terlalu berbahaya karena gelombang laut masih tinggi untuk berlayar." Saran salah satu warga

"Memangnya kenapa dengan bulan purnama pak." Tanya Laura penasaran melihat raut wajah bapak itu terlihat cemas dan takut, apa ada yang di sembunyikan?

"Sudahlah sayang ayo kita pulang ke rumah, kau pasti lelah."

"Tapi Bu."

"Ayo kak nanti kakak sakit."

_____

Sesampainya dirumah Maya menceritakan apa yang sebenarnya terjadi dan kenapa semua orang tidak diperbolehkan keluar rumah pada saat bulan purnama, tepatnya beberapa bulan yang lalu setelah kepindahan mereka bertiga ke kota xx Maya yang mulai akrab dengan para warga pun diberi tau kalau disetiap bulan purnama para warga tidak diperbolehkan untuk melaut dari pagi sampai sore setiap hari Jumat disebabkan beberapa orang sering menghilang dan tak kembali setelah mereka pergi ke laut, dugaannya ada se-sosok monster yang sering memangsa para warga yang terlihat disekitaran pantai, entah apa mahkluk itu yang jelas mahkluk itu tak pernah tertangkap oleh mata para warga meskipun masih banyak yang tak mempercayai rumor tak berdasar itu

Laura menutup mulutnya syok setelah mendengar penjelasan ibunya jadi itulah kenapa dia tidak diperbolehkan untuk pergi ke laut untuk berlibur

"Jadi itu yang terjadi." Laura tertunduk lesu, Maya hanya mengangguk lemah 

"Iya kak aku aja baru tau tentang berita itu, aku harusnya mencegah kakak untuk berangkat saat itu." Ucap Meyla penuh penyesalan

Meyla menghela nafas melihat raut ketakutan dari wajah sang kakak, ia tersenyum berjalan ke arah nakas samping sofa mengambil piring berisi roti bakar dan susu "Kakak ayo dimakan dulu, kakak pasti lapar kan." Meyla menyerahkan makanan nya pada Laura

"Makasih Meyla." Dengan terpaksa Laura mengambil roti bakar itu dan memakannya dengan lahap setelah menyelesaikan makanannya Laura memutuskan untuk ke kamarnya

Di dalam kamar Laura hanya termenung sembari memikirkan kejadian yang dialaminya kemarin, ia menekuk kedua lututnya "Apa benar Cindy dan Anna sudah mati dan kenapa aku bisa selamat, siapa yang menyelamatkanku waktu itu."

Ya! Dia mengingat dengan jelas wajah pria asing itu meskipun hanya sekilas sebelum kesadarannya menghilang, ia dapat memastikan pria asing itu bergumam sesuatu yang membuatnya terpaksa untuk menyetujuinya, tetapi apakah sebelum kesadarannya hilang Laura sempat meminta pertolongan hingga pria itu menolongnya, jika iya mengapa pria asing itu tak menjumpainya?

Laura segera ke kamar mandi untuk membersihkan diri, lebih baik dia merasakan dinginnya air daripada harus termenung memikirkan kejadian yang tak dapat dia ingat itu

Satu persatu Laura melepas pakaiannya, begitu melihat cermin Laura merasakan ada yang aneh

Tato? Apakah itu sebuah tato? Sejak kapan di leher kanannya ada gambar tak diketahuinya, gambar itu membentuk sebuah sirip ikan berwarna biru gelap, Laura merasa kebingungan serta merasakan hal yang tidak membuatnya nyaman setelah menyentuh tanda yang tercetak jelas di lehernya

"Apa ini, kenapa ada tanda sirip ikan di leherku? Mungkin ini hanya kebetulan lebih baik aku bersihkan saja." Laura menepisnya dan mulai menyalakan keran air di dekatnya, ia harus menghapusnya sebelum jejak tanda di lehernya akan dipertanyakan oleh ibu dan adiknya

Laura membasuh tangannya kemudian menggosok gosok lehernya dengan air hangat di tangannya, satu menit hingga dua menit berlalu dia telah berusaha menghilangkan tanda itu dengan berbagai cara hasilnya tetap nihil, gambar yang tercetak jelas di lehernya tak kunjung memudar hingga Laura merasa lelah dan akhirnya memutuskan untuk menyerah

"Lebih baik aku mandi saja lalu setelah itu lanjut untuk tidur." Ucapnya menatap cermin, Laura menoleh

Apakah hanya perasaannya! Dia melihat bayangan hitam sedang mengintainya dan memperhatikannya dari balik pintu di belakang tubuhnya, Laura meneguk ludah, sosok itu sepertinya masih berdiri disana. Laura memutuskan untuk menyalakan shower air dan mandi secepatnya agar segera menyentuh kasur dan tidur, sepertinya pikirannya sedang kalut memikirkan kedua temannya yang tak kunjung ada kabar

Saat air mulai membasahi tubuhnya Laura merasakan tangan melingkar di perutnya, hembusan nafas hangat menerpa tengkuknya

"Si_siapa, siapa itu." Dalam keadaan tubuhnya tak memakai sehelai benang Laura dapat merasakan ada sesuatu yang melingkar di perutnya dan itu terasa sangat jelas ada yang mencium tengkuknya

"Aku suamimu." Suara halus menyapa lembut telinga Laura

"Hah?."

Bersambung...

Kamu Siapa?

Setelah mendengar bisikan yang menyapa lembut telinganya pandangannya menjadi buram dan gelap, Laura terus mengucek matanya tetapi nihil dia tidak bisa melihat apapun di sekitarnya, Laura meraba raba sesuatu untuk mencari senter padahal jam belum menunjukkan pukul 12 malam tetapi rasanya seperti bukan malam hari, gelap gulita membuatnya tak begitu nyaman

"Apa apaan ini." Laura tersentak saat tangannya di genggam oleh sesuatu meskipun sangat gelap, ia dapat merasakan tangan dingin nan basah itu menyentuh kulit mulusnya

Laura terbangun ketika merasakan cahaya matahari cerah masuk ke retina matanya dan mengganggu pandangannya hingga membuatnya silau sesaat, loh? Sejak kapan jadi cerah bukankah dia sedang mandi dan dimana ini?

Keningnya mengernyit bingung mendapati dia berada di sebuah gua berisi kolam air dan di setiap sudut dinding gua dipenuhi tanaman merambat dengan langit yang menjulang dari atas, Laura melihatnya langitnya tak seperti langit biru

"Ini dimana, apa aku sedang bermimpi atau pingsan." Laura berdiri dan melihat lihat sekelilingnya dengan raut wajah bingung dan terlihat panik

"Tenang saja kamu aman disini istriku." Seru bariton itu memecah keheningan Laura

"Suara siapa itu." Laura mencari arah sumber suara dan betapa kagetnya dia melihat sosok pria tampan bersurai perak tengah tersenyum tepat di sampingnya

"Kyaaa__si_siapa_ka_mu jangan macam macam padaku." Ucap Laura terbata bata, jantungnya berdebar kencang saat dikejutkan dengan sosok itu, ia mundur perlahan menjauhi pria misterius itu

"Aku adalah suamimu dan kamu istriku. Kenapa bertanya lagi." Sahut pria itu dengan santainya

"Istri siapa? Kamu siapa? Jangan mengada-ngada kamu." Protes Laura tak terima

Demi apapun dia sangat benci dengan laki-laki yang suka mengklaim seseorang tanpa persetujuan. Tiba tiba Laura teringat kemudian melirik tubuhnya, ia menghela nafas lega setelah tau dia masih berpakaian lengkap meskipun ini hanyalah mimpinya, tunggu kenapa jadi mimpi? Laura langsung terhenyak

Pria berambut perak itu memberikan senyuman paling manis yang membuat Laura sulit untuk menolak seolah otaknya mati rasa, pesonanya tidak bisa ditolak oleh tubuhnya maupun pikirannya sekalipun ia sudah berulang kali menepisnya

"Astaga! Kenapa dia tampan sekali aku rasanya mau mimisan sekarang." Batin Laura berusaha untuk menahan gejolak dalam dirinya

Laura melirik, ada yang aneh dengan pria itu! Kenapa sedari tadi pria misterius itu terus mencelupkan tubuhnya di dalam air, apa tidak kedinginan mengingat hawa angin di dalam gua ini begitu dingin dan lembab

"Aku sudah mengatakan kamu adalah istriku. Bukankah kamu seharusnya berterima kasih padaku karena aku sudah menolongmu." Sahut pria itu dengan ekornya yang masih berada di dalam air

Laura merasa jengkel rasanya mendapati penuturan pria itu seakan menyindir dirinya, Laura mencoba untuk tenang "Kamu siapa." Jawab Laura kembali bertanya

"Aku__

"Iya kamu! Memangnya siapa lagi yang kutanyakan selain kamu disini."

Bukannya menjawab pertanyaan Laura, pria itu hanya diam sembari menatap Laura

"Hei aku sedang bertanya." Ucap Laura kesal malah dicuekin

"Apa kau yakin ingin melihatku Laura." Jawab pria itu datar

Laura mengernyit "Bagaimana caranya pria asing ini tau namaku bahkan dengan jelas menyebutnya di depanku." Seketika ia mulai merinding ketakutan, ia mulai merasakan ada yang tidak beres dari gerak gerik dan tingkah laku pria di depannya ini

"Asing? Kau baru saja menyebutku pria asing." Ucapnya tak suka

"Apa." Laura mundur selangkah

Pria tampan bersurai perak itu mengangkat tubuhnya dan memperlihatkan ekor birunya yang berkilau indah, seindah malam penuh bintang, manik hazelnya terlihat bercahaya berwarna terang dan cantik

Betapa terkejutnya Laura mendapati pria itu tidak memiliki kaki melainkan ekor panjang yang berkilau dengan indahnya "Gila!!! Siapa kau sebenarnya kenapa kau terlihat seperti monster." Laura perlahan mundur selangkah menjauhi pria ber iris biru itu "Jangan sampai aku terjebak oleh pesona seorang monster di hadapanku ini." Batin Laura menjerit

"Iya aku salah satu dari mereka tapi bukan bagian dari mereka jadi istriku tenang saja aku tidak akan menggigit." Sahut pria itu tanpa ragu sembari memberikan senyuman mematikan untuk Laura

Laura mendadak gemetar mendengarnya, dia tidak akan terbuai oleh ketampanan seseorang hanya agar bisa dimakan oleh monster aneh ini, dia tidak mau mati disini "Maaf tapi aku harus pergi." Lirih Laura dengan suara gemetar takut

"Kau tidak bisa pergi sebelum aku mengizinkanmu untuk pergi Laura." Ucap pria itu tajam mengintimidasi Laura

"Kemarilah Laura." Pria itu mengulurkan tangannya agar bisa disambut oleh Laura. Menyadari jika Laura takut, ia kemudian mendekatinya "Jangan takut, aku tidak akan menyakitimu." Ucapnya meyakinkan

Seakan seperti tersihir Laura berjalan perlahan mendekati pria bersurai perak itu, kakinya terasa seperti tersihir begitu matanya memandang manik hazel berwarna biru itu untuk berjalan mendekat

Laura tersadar "Tidak! Aku tidak mau di mangsa seperti teman temanku." Bantah Laura, ia kembali mundur secara perlahan dan lari menjauhi pria aneh itu

Ia hanya terkekeh mendapati istrinya bisa terlepas dari jerat hipnotisnya, sungguh gadis yang menarik "Mau lari kemanapun aku selalu tau." Ucapnya memandang jauh punggung Laura yang telah menjauh

"Hmm tampaknya aku tidak punya pilihan untuk menarikmu kesini istriku." Ia menyeringai memperlihatkan aura biru berlambang sisik paus di belakangnya

Sementara Laura menelusuri lorong gua yang terlihat begitu panjang di depannya, entah firasatnya atau memang guanya yang menjauhi Laura merasa seperti dijauhkan hingga tidak bisa menemukan ujung gua tersebut walaupun terdapat celah matahari Laura sama sekali tidak menemukan jalan keluar

"Kenapa gua ini panjang sekali." Gerutu Laura kesal, ia sudah mencoba berbagai cara untuk keluar dari mimpi sial ini tetapi hasilnya nihil seakan akan mimpi ini adalah nyata

Laura berhenti sejenak untuk menetralkan nafasnya yang mulai tersengal, terlalu terburu buru membuat dia merasa sangat haus "Hahhh aku haus." Laura memegangi tenggorokannya yang mulai terasa kering

Laura merasakan pusing yang sangat hebat ketika melihat ujung lorong gua yang terlihat sedikit bercahaya, lorong itu terlihat berputar putar di penglihatannya hingga akhirnya Laura pingsan karena tidak kuat lagi berjalan ditambah haus yang melanda tenggorokannya

Tersadar ia sudah kembali bangun di tempat yang sama, secara samar ia mendengar suara nyanyian yang begitu merdu di pendengarannya menariknya untuk mendengar lebih dalam dan nyaman "Hmm suara siapa ini kenapa sangat nyaman." Gumam Laura

Namun itu hanya sesaat setelah ia tersadar dan membuka kedua matanya, Laura terkejut melihat pria asing itu tepat berada di depan wajahnya "Ka_kamu lagi_! Kok bisa sih."

Pria itu mendongak menatap datar Laura "Jika tidak ingin dimakan duduklah, jangan berusaha untuk kabur dariku lagi." Titahnya melayangkan tatapan tajam

"Heh! Kamu hanya ikan yang tidak bisa berdiri, bagaimana mungkin aku akan menurutimu." Kata Laura meremehkan, ia berpikir mana mungkin ikan bisa menangkapnya sementara pria ikan itu tetap berada di dalam air tanpa bergerak sejengkal pun dari air

"Oh begitu ya. Tampaknya aku harus membuktikan diriku." Ia menyeringai menundukkan wajahnya tanpa ekspresi, sepertinya istrinya mulai keras kepala dengan menantangnya seperti ini

Ekornya yang berkilau indah tiba tiba menghempaskan air dangkal di depannya dan seketika angin seribut tornado melanda gua tersebut dan menghancurkan apapun disekitarnya

Laura yang ketakutan segera menutupi wajahnya, tubuhnya gemetar melihat betapa dahsyat pria itu menghempaskan air, ia merasakan kesulitan bernafas akibat tekanan dalam gua berubah

Menyesal!!!

Ya dia sangat menyesalinya telah memprovokasi dan meremehkan seorang mahkluk ikan itu yang dia pikir lemah

"Sekarang kamu tau kan aku tidak selemah itu."

Bersambung...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!