Seorang gadis terburu-buru berjalan melewati koridor demi koridor kampus yang menuju kelasnya pagi ini. Gadis itu membenarkan tatanan letak tasnya yang ia sampirkan di sebelah bahunya, jangan lupakan botol minum yang ia bawa di tangan kirinya saat ini. Gadis itu melirik singkat jam tangan nya yang sudah menunjukan pukul 10:20 WIB.
"Mampus! gue telat 10 menit," ringisnya sambil mempercepat langkahnya menuju kelas.
Sampai di depan kelas, pintu itu tertutup rapat. Ia menggigit pelan gigi jarinya, kebiasaan gadis itu saat di landa cemas. "Masuk enggak yah?" tanyanya pada dirinya sendiri.
"Kalo masuk, gue udah pasti di omelin. Tapi kalo enggak gue di alpa."
Setelah menimbang-nimbang apa yang harus ia lakukan, akhirnya gadis itu memilih masuk. Masa bodo dengan omelan dosen yang mengisi kelasnya pagi ini. Dari pada ia harus mendapat alpa di catatan kehadirannya, jelas lebih baik mendapatkan ceramah dosen saja.
Gadis itu mengetuk pintu pelan lalu membuka pintu perlahan. "Permisi Bu, maaf saya terlambat," ucapnya yang berada di ambang pintu.
Dosen yang sekarang sedang di kelasnya itu menatapnya dengan sangat tajam. "Keisya Calief, telat berapa menit kamu masuk ke kelas saya pagi ini?" kata dosen itu dengan mata tajamnya
Glek.
Keisya meringis kecil lalu menatap sejenak jam tangannya, kini waktu menunjukan pukul 10:25 WIB, itu artinya ia terlambat sekitar 15 menit. "15 menit Bu," jawabnya tegas.
Karena kalau di jawab menye menye akan mendapatkan masalah.
"Duduk! Ikuti kelas saya sampai selesai. Minggu depan kumpulkan 10 review jurnal, dan jangan mengulang kesalahan ini lagi. Paham kamu Keisya?"
Keisya menganggukkan kepalanya. "Iya paham, Bu."
Keisya segera duduk di salah satu kursi kosong. Kali ini gadis itu memilih duduk di barisan paling belakang. Pagi ini mood nya sedang tidak baik.
Kelas berjalan seperti biasa, mendengarkan beberapa bagian materi yang di paparkan secara singkat oleh dosen yang sedang mengajar di kelasnya saat ini, kemudian melakukan diskusi hingga mata kuliah usai. Keisya menghela nafas lega saat jam paginya saat waktu mata kuliah telah berakhir.
"Okey, sampai disini dulu pembahasan materi kita untuk hari ini. Minggu depan kita ketemu lagi di kelas dan di waktu yang sama. Ibu harap tidak ada lagi yang terlambat menghadiri mata kuliah. Mengerti?"
"Mengerti Bu," sahut mereka serempak
Dosen itu kembali menatap ke arah Keisya.
"Kamu Keisya," tunjuk dosen itu sengit.
"Jangan lupa lumpulkan apa yang saya tugaskan tadi," kata beliau lagi yang mengingatkan hukumannya kepada Keisya.
"Iya Bu," jawab Keisya dengan singkat.
Setelahnya, Dosen itu keluar dan Keisya membereskan meja dan memasukan buku buku nya ke dalam tasnya.
"Tumben banget lu telat Bestie, kenapa?" tanya sahabat Keisya yang tiba tiba telah duduk di samping gadis itu
"Udah lah lagi males bahas itu gua. Ayo ngantin, gue laper. Jangan sampe lo yang gua makan yah Vin."
Vina Sabrina , teman kampusnya yang paling akrab dengan nya. Mereka saling kenal saat menjadi mahasiswa baru, namun baru akrak setelah di semester pertama.
Beruntung bertemanan kedua nya awet hingga kini mereka sudah berada di semester 3.
" Lo mau makan apa Vin?" tanya Keisya yang masih memperhatikan penjual-penjual di kantin umum kampusnya.
"Gue si yang pastinya tetep selalu mie ayam Kei," jawab Vina semangat. Ia tadi sudah memesan mie ayam kesukaannya di kantin umum kampusnya. Dengan harga yang murah, dan tentunya porsinya pun banyak, dan rasanya yang menggiurkan. Jelas sekali itu yang akan selalu menjadi pilihannya ketika dia sedang berada di kantin kampusnya.
"Makan apa yah gue?" jawab Keisya bingung.
"Makan hati gih, makanan favorit lo kan itu?"
Keisya melihat sebal ke arah Vina, karena dia selalu senang untuk mengejeknya. Sahabatnya itu sedang melayangkan sindirannya. Hati yang di maksud Vina bukan dalam artian yang sebenarnya. "Mulut lo yah Vin, gak pernah bisa kalo gak nyelekit," ucap Keisya dengan sangat kesal.
Vina tertawa pelan. "Lo sih bikin kesel gue mulu Kei. Seneng kan jadinya mulut gue ada objek untuk menistakan lo."
"Kurang ajar," cibir Keisya pelan. Gadis itu kemudian menjatuhkan pilihannya kepada sepiring nasi goreng dengan jus jeruk. Setelah memesan makanan yang dia inginkan. Ia berjalan duduk di samping Vina.
"Cowok lo apa kabar, Na?" tanya Vina lagi dengan tersenyum jahil.
"Tanya aja sono sendiri ngapain tanya gue," ucap Keisya
Vina tertawa kecil mendengar sahutan dari seorang Keisya Calief. Vina menepuk nepuk pulan pundak Keisya.
"Sabar sabar, lo kan tau jabatan cowok lo di FISIP apaan," ucap Vina
"Iya Vin, enggak usah lo ingetin juga gue bakalan selalu inget."
***
Setelah selesai makan siang, Keisya dan Vina memutuskan untuk duduk santai di salah satu gazebo kosong taman kampus. Masih ada sati mata kuliah lagi satu jam ke depan.
Vina menyerahkan laptopnya pada Keisya. "Gih, kerjain tugas lo, yang ngereview 10 jurnal," ucap Vina dengan santai.
"Entar aja gue kerjain di rumah juga bisa," ucap Keisya
"Lo minta kerjain aja sama pacar lo, Kei?" ucap Vina
Keisya mendengus kecil. "Mana ada dia waktu buat ngerjain tugas gue? Buat jalan sama gue aja susah nyari waktunya," keluh Keisya sedih.
"Utututu, tayang tayang. Ya udah gua aja yang nemenin lo ngerjain review jurnalnya. Tapi lo harus beliin gue ice cream ya, Kei?" cengir Vina
Keisya berdecih. "Mauan lo itumah."
"Minta ice cream doang nih gua Kei. Gak minta candi," ucap Vina
Drrrt Drrrt Drrrt
Di tengah pembahasan mereka, bunyi ponsel Keisya berdering. Keisya menoleh melihat nama kontak yang terpampang di notifikasi pop up beserta isi pesannya.
Kevin Narendra
Kei dimana?
13:05
Melihat nama kontak yang terpampang di pop up membuat Keisya mengunci kembali layar ponselnya. Kevin Narendra itu kekasih nya semenjak ia yang berada di jenjang Sekolah Menengah Pertama hingga sekarang sekaligus sebagai sahabatnya dari ia masih kecil. Namun pemuda itu sangat sibuk sekarang ini dengan jabatan nya yang menjadi ketua BEM di fakultas.
"Bales dulu kali, jangan cuman di lirik doang," cibir Vina yang sibuk dengan ponselnya.
"Nanti aja gue males, lima menit lagi," ucap Keisya
"Lo ya Kei, bener bener deh. Pasti dari cowok lo kan?" ucap Vina
"Cenayang ya lo?" ucap Keisya
Vina terkikik geli. "Bisa di bilang gitu sih," ucap Vina dengan nada bercanda. "Kenapa nunggu lima menit lagi sih Keisya Calief?" tanya Vina karena sangat gemas dengan sohib nya yang satu ini.
Drrrrt Drrrt......Drrrrt Drrrrt...... Drrrrt Drrrt...... Drrrrt Drrrt.....
Incoming call from Kevin Narendra.
"Nah loh jadi nya di telvon kan lo," kata Vina heboh yang melihat ponsel Keisya menyala dan bergetar dengan menampilkan nama yang sangat tidak asing untuknya.
Keisya menggeser icon hijau ke atas sehingga ia terhubung dengan si penelvon di seberang sana. "Halo," sapa Keisya setelah menjawab panggilan telvonnya.
"Kei dimana?" ucap Kevin
"Kampus," ucap Keisya
"Kampus bagian mana, Sayang?" ucap Kevin dengan gemas karena jawaban sang kekasih
"Taman," ucap Keisya secara singkat
"Aku kesana sekarang juga, tungguin sebentar lagi sampe," ucap Kevin
Tuuut,
Dan panggilan mereka kemudian terputus.
Keisya menatap Vina. "Kevin mau kesini, Vin."
"Anjay kapan lagi kan di datengin ketua BEM FISIB, Kei," ucap Vina dengan sumringah
Keisya menggelengkan kepalanya dengan pelan. Reaksi Vina ini seperti baru pertama kali saja melihat Kevin menghampiri Keisya ke kampus. Padahal kan cukup sering, walaupun waktu untuk bertemu nya tidak lama.
" Tadi lo bareng Kevin, Kei?" tanya Vina
"Enggak, gue di anterin Bokap," jawab Keisya
"Kirain lo bareng ketua," ucao Vina
Keisya menghembuskan nafasnya dengan kasar. "Please deh Vin. Gue sama dia kan beda fakultas. Jadwal kita berdua enggak ada yang sama. Yah walaupun harinya sama jam nya yang beda," keluh Keisya sedih
Vina mengangguk angguk kan kecil kepalanya. Benar juga. Keisya dan Kevin kan memang beda fakultas. Padahal dari dulu juga Vina tau kalau jadwal mereka berdua berbeda. Tapi gimana yah, dari pada enggak ada obrolan lebih baik nanya aja apapun yang bisa di tanyain. Itu prinsip seorang Vina Sabrina, yang tak lain adalah sahabatnya Keisya.
"Noh noh noh, liat cowom lo bukan?" tanya Vina heboh sambil mengarahkan kepala Keisya menuju objèk yang membuatnya tertarik.
Keisya menatap Kevin yang berjalan bersisian dengan seorang gadis yang sepertinya tidak di kenal Keisya.
"Cowok lo sama cewek Kei?" tanya Vina penasaran dengan cewek yang berjalan di samping Kevin.
"Diem lo," ucap Keisya sengit kepada Vina.
Gadis itu kemudian mengambil laptop Vina yang dari tadi di anggurkan. "Gue pinjem laptop lo buat nonton ayang ayang gue dulu," ucap Keisya yang tiba tiba ingin menonton boyband korea kesukaan nya.
"Bukannya ngerjain tugas malah nonton ayang, inget tugas lo numpuk, Kei," ucap Vina
"Shhht, lo enggak usah banyak omong deh Vin. Dari pada liat mereka berdua mending gue liat suami haluan gue," ucap Keisya
Vina tertawa geli. "Panas yah lo liat doi sama cewek lain?"
Selamat membaca🤗
Jangan lupa buat like dan komen yah😊
"Bang Kevin," ucap Sindi seorang gadis yang berjalan beriringan dengan Kevin Narendra
Mendengar namanya di panggil, pemuda tampan dengan hoodie hitam itu menoleh "Eh kenapa, Sin?" tanya nya dengan lembut
"Bang Kevin mau kemana?" tanya Sindi
"Gue?" tanya nya menunjuk dirinya sendiri. "Gue mau ke taman kampus, emangnya kenapa Sin?" tanya Kevin
"Sindi boleh ikut gak Bang? Sindi mau bahas masalah proposal kegiatan sama Bang Kevin," ucap Sindi
Kevin mengangguk kecil kepalanya. Sindi Fadilah itu adalah adik satu tingkatnya di Fakultas, sekaligus sekretaris kegiatan pemula untuk event yang akan berlangsung tiga bulan lagi. Mungkin tidak ada salahnya jika ia mengajak Sindi untuk ikut ke taman kampus sekalian untuk membahas perihal proposal kegiatan dengannya.
"Bang Kevin mau ngapain ke taman kampus, Bang? " tanya Sindi
"Gue mau nyamperin cewek gue, Sin. Gue gak ketemu dia hampir seminggu karena rapat kita padet banget. Mangkanya sekarang gue mau nemenin dia," jawab Kevin
Sindi tersenyum seadanya mendengar penuturan yang di ucapkan oleh ketua BEM FISIP itu. Siapa yang tidak mengenal ketua BEM FISIP dengan pesonanya yang tidak main main. Kevin Narendra, pemuda tampan nan cerdas yang piawai mengendalikan roda kepemimpinan nya di organisasi.
"Lo udah hubungin sekretaris gue buat tanya tanya, Sin?" tanya Kevin tiba tiba
"Udah Bang," jawab Sindi
"Terus kenapa masih perlu penjelasan dari gue?" tanya Kevin
Sindi terdiam mendengarkan penuturan to the point yang di layangkan ketuanya itu.
Mampus, batin gadis itu panik.
Sebenarnya ia sudah memahami mengenai prosedur penyusunan proposal kegiatan yang harus ia buat. Ini sekedar alibinya saja agar bisa membuat celah untuk dekat dengan Kevin.
Tapikan Sindi tidak mungkin berterus terang seperti itu.
"Sindi bingung di beberapa bagian, Bang. Tadi udah nyoba buat ngehubungin Kak Windi. Tapi Kak Windi slow respon, dan gak sengaja liat Bang Kevin lewat, jadi ngejar Bang Kevin buat minta penjelasan. Kalau Bang Kevin mau quality time sama pacarnya Abang, Sindi bisa kok kalo harus nunggu respon dari Kak Windi aja kok, Bang," ucap Sindi
Kevin tertawa pelan. "Windi emang slow respon kalo di chat. Sans aja Sin sama gue aja dulu. Nanti kalo lo enggak paham dari penjelasan gue, lo bisa temui Windi."
Sindi akhirnya bernafas lega karena penuturan Kevin tadi. Ketuanya itu memang sangat baik memperlakukan setiap jajarannya, sekalipun Sindi baru masuk organisasi tersebut sebagai pengurus muda.
"Ayo Bang, kita ke taman takut di tungguin pacar Abang kalo kita ngobrol terus," ujar Sindi
.
.
.
Kevin tersenyum sumringah melihat Keisya yang sedang duduk di salah satu gazebo taman di temani oleh Vina sahabat pacarnya itu. "Kei," sapa Kevin antusias lalu mendudukkan dirinya di samping sang kekasih.
Keisya menatapnya dengan singkat di sertai senyum cantiknya yang membuat Kevin selalu kecanduan. "Udah makan siang?" tanya Kevin basa basi kepada sang kekasih.
"Udah sama Vina, kalo kamu gimana udah makan?" ucap Keisya
Kevin mengangguk kan kepalanya kecil kemudian menatap Sindi yang masih berdiri canggung di depan gazebo. "Sin, lo gak pegel apa berdiri terus?" tanya Kevin
"Boleh duduk Bang?" tanya Sindi dengan kikuk
Kevin tertawa geli. "Emang ada tulisan di larang duduk, heum?"
"He he he, tidak ada si," jawab Sindi sambil cengengesan.
***
Keisya menatap laptop Vina yang sama sekali tidak membuatnya tertarik semenjak kedatangan kekasihnya dan teman perempuannya. Karena fokusnya mengarah pada pembicaraan pacarnya dengan seorang gadis yang katanya adalah pengurus muda organisasi yang di ketuai Kevin.
"Vin," ucap Keisya pelan
Vina yang tadinya asik bermain ponsel pas namanya di panggil langsung mengalihkan padangan nya menuju Keisya. "Apa?" tanya Vina pelan
"Balik ke gedung fakultas aja yuk dari pada disini," ucap Keisya dengan sangat pelan.
Vina kemudian melihat jam tangan nya yang masih menunjukkan pukul 13:40 WIB. "Mau balik ke gedung sekarang?" tanya Vina untuk memastikan.
Pasalnya masih ada setengah jam lagi sebelum mata kuliah di mulai.
"Gue mau ke perpus fakultas sekalian nyari buku buat materi jurnal," jawab Keisya.
Vina menganggukkan kepala kecil, meskipun sadar kalau itu hanya alesan sahabatnya saja agar tidak terlalu lama melihat pacarnya dengan perempuan lain.
Keisya mengamati Kevin yang terlalu asik berbicara memberikan penjelasan mengenai proposal kepada Sindi hingga tak menyimak obrolan Keisya dan Vina.
"Ren," panggil Keisya halus kepada Kevin yang duduk di samping. Oh yah Keisya manggil Kevin biasa dengan sebutan Narendra nama belakang Kevin karena kalo di panggil Vin bakalan ribet kalo ada sabahatnya juga.
"Iya, kenapa Kei?" tanya kevin
"Aku mau balik duluan ke gedung fakultas," ucap Keisya dengan lembut
Kevin mengernyitkan keningnya mendengar penuturan Keisya karena setau Kevin, Keisya masih setengah jam lagi baru mulai mata kuliahnya. "Emang mau kemana, bukannya kelas kamu masih setengah jam lagi Kei?" tanya Kevin bingung.
"Iya tapi aku mau ke perpus dulu, mangkanya aku mau balik ke gedung fakultas," ucap Keisya
Kevin mengerutkan bibirnya mendengar penurunan Keisya. "10 menit lagi yah kita kan baru ketemu setelah seminggu enggak ketemu," kata Kevin mencoba melakukan negoisasi.
"Aku harus balik gedung untuk ke perpustakaan karena aku lagi banyak tugas," jawab Keisya
"Taman kampus sama perpustakaan kamu deket By, Emang nya enggak bisa apa kerjain di rumah aja tugasnya. Ayolah bentar lagi yah kamu ke perpus nya yah 5 menit lagi deh jangan sekarang," ucap Kevin
Keisya mengehela nafas, kemudian melirik Sindi yang ada di hadapan Kevin. "Gak bisa Ren tugas aku banyak kalo enggak di kerjain sekarang di rumah bakal keteteran karena tugas aku bukan cuman satu doang. Lagian kamunya juga kan lagi sibuk ngurusin masalah proposal kan? Jadi aku mau ke perpus fakultas aja buat pinjem buku," ucap Keisya
Kevin mengernyitkan dahinya bingung. "Emang kamu punya tugas apa ampe sebanyak itu harus di kerjain sekarang juga?" tanya Kevin
"Cewek lo tadi telat masuk kelas, Ren. Terus di minta bikin review 10 jurnal. Apa enggak modar tuh cewek lo di suruh ngereview jurnal sebanyak itu dalam waktu seminggu, belom tugas yang lainnya," jawab Vina yang tak lain sahabatnya pacarnya Kevin.
Keisya melirik kesal ke arah Vina yang mengadukan masalah dia telat masuk kelas ke Kevin. Apa lagi kan ada Sindi yang bersama mereka sekarang. Keisya tentu tidak ingin reputasinya hancur di hadapan Sindi.
"Kok kamu bisa telat si Kei?" tanya Kevin penuh selidik. Pemuda itu menatap Keisya dengan tatapan yang penuh mengintimidasi. "Marathon drakor yah kamu," ucap Kevin dengan kesal.
"Enggak kok. Aku nyaris lupa jadwal tadi," kata Keisya dengan sangat pelan. Ia sungguh hampir melupakan jadwal kuliahnya tadi. Entah karena apa, tiba tiba saja Keisya seperti melupakan bahwa ia ada kelas pagi hari ini.
"Lain kali jangan gitu lagi yah By. Di cek jadwalnya biar gak kelupaan kaya sekarang ini," ucap Kevin sambil mengusap puncak kepala Keisya.
Keisya mengangguk kan kepala nya kecil. "Aku ke fakultas sekarang yah?" katanya lagi meminta persetujuan sang kekasih.
"Tapi aku masih kangen sama kamu Kei," keluh Kevin.
Kevin menatap sendu Keisya, pemuda tampan itu menjatuhkan kepalanya ke pundak Keisya. "Disini dulu ya, Kei. Please cuman sebentar aja," kata Kevin memohon. "Soal tugas yang tadi nanti aku bantuin kamu buat kerjain," lanjutnya lagi.
"Iya Kei, mending kita disini aja dulu. Lo gak kasian ngeliat cowok lo ngerengek-ngerek kaya gitu kaya anak kecil," kata Vina nimbrung di barengi ejekan.
"Enggak enak di liatin Sindi, Ren." Ucap Keisya yang sedang mengusap pipi Kevin dengan pelan.
Sindi tersenyum canggung melihat pemandangan yang di liat di depannya sekarang. Bagaimana bisa seorang Kevin Narendra yang begitu kharismatik saat memimpin rapat kegiatan, sekarang malah sangat menye menye terhadap pacarnya. Sangat berbanding terbalik bukan? Rasanya Kevin seperti memiliki kepribadian ganda.
"Baru liat yah loh, tingkah Kevin yang seperti ini." Tutur Vina pada Sindi.
Sindi mengangguk kecil di sertai senyum kikuknya.
"Cowok emang gitu kalo sama pawangnya." Ucap Vina
"Kamu lanjutin gih obrosal kamu sama Sindi soal proposal tadi." Kata Keisya tiba tiba. Keisya juga merasa tidak enak karena memotong pembahasan mereka tadi.
Kevin bangun dari posisinya dan memusatkan atensinya pada Sindi yang sedang duduk di hadapannya. "Ada lagi yang gak lo pahami soal ini, Sin?" tanya Kevin sambil membolak balikan lembar proposal yang di bawa Sindi tadi.
"So far aman Bang. Makasih yah udah ngejelasin sedetail tadi ke Sindi." Jawab Sindi dengan seyum manisnya.
Kevin tersenyum lega, ia mengangguk dan menyerahkan proposal itu kepada Sindi. "Jangan lepas kordinasi sama yang lain yah Sin. Kalo ada kendala apapun, langsung kasih tau gue aja." Ucap Kevin
Sindi mengangguk paham. "Siap Bang."
Keisya menatap bangga ke arah Kevin pacarnya. Bagaimana bisa pemuda itu selalu cepat tanggal di segala situasi. "Kalian ada event apaan emang?" tanya Keisya basa basi.
"Bakti sosial Kei, nah Sindi ini sekretaris kegiatannya." Jawab Kevin
"Semoga berjalan lancar yah kegiatannya." Ucap Keisya tulus.
"Thanks, Kak. Jangan lupa dateng yah Kak, nanti. Bang Kevin pasti seneng deh pacarnya dateng." Ucap Sindi di barengi senyuman nya. Walaupun terpaksa dia tetap tersenyum walaupun dalam hati dia tidak suka melihat cowok yang di sukainya bareng dengan kekasihnya.
Keisya hanya tersenyum kecil sebagai respon.
"Pacar gue enggak akang dateng, Sin." Ucap Kevin
Sindi kaget dengan penuturan Kevin. "Loh, emangnya kenapa Bang?" tanya Sindi
"Gue enggak mau bikin dia overthingking. Jadi gue selalu ngelarang dia buat dateng di kegiatan kita." Jawab Kevin
Sindi pun hanya bisa mengangguk kan kepalanya tanda respon nya. "Ya udah Bang, kalo gitu Sindi balik ke fakultas duluan."
Selamat Malem😊 Jangan lupa buat like dan komen.
Keisya menatap pantulan diri nya di cermin meja rias yang ada di kamar nya. Gadis cantik itu memoles liptint sebagai sentuhan akhir riasan nya malam ini. Karena Kevin mengajak nya jalan jalan. Jelas saja Keisya tidak akan menolah ajakan pacar nya itu. Kapan lagi kan Kevin bisa meluangkan waktu untuk jalan dengan nya.
Kevin memang selalu sibuk oleh organisasi BEM nya maka dari itu dia sangat jarang mengajak Keisya untuk jalan jalan. Dan akhir nya setelah sekian lama Keisya menunggu, Kevin akhir nya meluang kan waktu untuk mengajak nya jalan.
"Aduh manis nya anak Mamah ." Ucap Mamah Keisya yang baru saja memasuki kamar anak gadis nya.
Keisya tersenyum manis saat melihat Mamah nya memasuki kamar nya. "Papah, mana Mah?" tanya Keisya
"Papah masih mandi. Ayo kita turun dulu ke bawah, sambil nungguin Papah selesai mandi. Kamu mau jalan kemana cantik banget sayang." Ucap Mamah Rika nama Mamah nya Keisya.
Mamah melihat putri semata wayang nya yang terlihat begitu cantik malam ini. "Kamu mau jalan sama Kevin?" tanya Mamah Rika
Keisya mengangguk antusias. "Iya Mah, jarang jarang kan dia ngajakin Keisya jalan. Boleh kan Mah, kalo Keisya jalan sama, Kevin?"
"Boleh asal jangan kemaleman yah pulang nya sayang." Jawab Mamah Rika
"Siap 45, Mamah ku tersayang." Ucap Keisya sambil mencium pipi Mamah nya.
Mereka pun mulai menuruni anak tangga untuk menuju ke ruang tamu. Sebelom mereka sampe di ruang tamu Keisya dan Mamah tidak sengaja papasan Papah yang sedang menuruni tangga juga.
" Loh, loh, loh anak Papah cantik banget malem ini. Mau kemana putri kesayangan Papah?" tanya Papah Raka, yang tak lain Papah nya Keisya.
Keisya menoleh saat melihat Papah ada di samping nya, yang sudah menggunakan pakaian santai khas rumahan. Papah mengecup singkat kening putri tunggal nya itu sebelom menuju ruang tamu.
"Mau pergi sama Kevin dia, Pah." Kata Mamah memberitahu.
Papah mengangguk paham. "Kevin sekarang jarang kesini yah, Kei?" tanya Papah tiba tiba.
"Iyah, Pah. Kevin lagi sibuk sibuk sama BEM Fakultas, dia kan ketua nya. Jadi yah gitu pah, susah nyari waktu senggang nya mangka nya dia jarang banget main kesini." Jawab Keisya dengan lembut.
"Kamu enggak minat ikut organisasi sama Kevin? Kayak nya seruh lo, Kei." Ucap Mamah
Keisya menatap Mamah nya yang memberi saran tadi, kemudian ia menggelengkan kepala nya pelan. "Keisya gak tertarik, Mah. Tugas kampus aja, Keisya kadang keteteran, apa lagi Keisya ikut organisasi kaya Kevin. Bakal pusing Keisya bagi waktu buat ngurusin organisasi sama ngerjain tugas nya, Mah." Jawab Keisya
"Papah setuju, kamu fokus aja sama kuliah kamu, Kei. Masalah soft skills, bisa kamu asah di lain tempat." Ucap Papah
Dari awal, Papah memang mewanti wanti diri nya agar tetap fokus dengan kuliah. Masalah hubungan, Papah tidak memberi banyak ultimatum, beliau hanya menjadi pengamat yang baik untuk hubungan putri nya dengan Kevin.
"Keisya gak mau makan dulu?" tanya Papah menatap lembut putri nya, setelah mereka tiba di lantai bawah.
Keisya menggeleng. "Keisya makan nya sama Kevin aja nanti, Pah." Ucap nya yakin. "Heum, Mah, Pah. Keisya nunggu Kevin di teras depan ya?" Lanjut nya lagi seraya berpamitan dengan kedua orang tua nya untuk pergi ke teras depan.
***
Keisya kemudian menunggu Kevin di teras depan. Gadis itu sengaja menunggu di sana, agar saat Kevin datang, mereka bisa langsung pergi. Tapi seperti nya Kevin telat dari waktu yang sudah ia janjikan.
"Awas aja kalau sampai PHP." Ucap Keisya bermonolog.
Keisya memilih membuka salah satu aplikasi sosial media nya sembari menunggu kedatangan Kevin. Keisya berselancar di dunia maya hingga tanpa sadar sudah menghabiskan waktu sekitar satu jam lama nya.
"Kei, Kevin belom dateng?" tanya Mamah yang tiba tiba menghampiri Keisya di teras depan rumah.
Keisya menghentikan kegiatan nya dan menatap sendu Mamah nya. "Belom Mah, kayak nya macet deh." Jawab Keisya.
"Dia bilang kaya gitu?" tanya Mamah.
"Cuman prediksi Keisya aja, Mah. Kevin belom ngehubungin Keisya buat ngasih kabar." Jawab Keisya.
Mamah menghela nafas. "Tanyain dong, bilang sama Kevin jadi jalan atau enggak." Ucap Mamah.
"Iyah, Mah." Jawab Keisya.
"Ya udah Mamah mau masuk ke kamar dulu ya sayang. Kamu jangan lupa untuk makan." Ucap Mamah.
Setelah mengucap kan untuk pergi ke kamar Mamah melangkah masuk ke dalam rumah, meninggalkan Keisya dengan fikiran overthingking nya mengenai Kevin yang tidak kunjung datang dari satu jam yang lalu. "Kamu kemana si, Ren," lirih Keisya pelan.
Keisya membuka room chat nya dengan Kevin. Pemuda itu terakhir terlihat di aplikasi tersebut sekitar satu jam yang lalu. "Seenggak nya kabarin kek," kesal gadis itu mencak mencak sendiri.
Keisya kemudia mengetik pesan untuk ia kirim kan ke kontak Kevin.
Keisya Calief
Ren, kamu sekarang di mana?
21:00
Keisya menatap tanda centang satu pada pesan nya yang ia kirim untuk Kevin. "Bisa bisa nya dia gak aktif." Ucap Keisya panik saat mendapati nomor Kevin di aplikasi tersebut tidak aktif.
"Tenang, Keisya. Lo harus yakin kalau cowok lo gak akan ingkar janji." Ucap Keisya pada diri nya sendiri.
Keisya terus menenangkan diri nya sendiri saat ini. Ia tidak boleh langsung bad mood dah berfikir yang macem macem mengenai kekasih nya. Keisya yakin kalo Kevin tidak memberinya harapan palsu.
Hampir sekitar setengah jam berlalu, tanda centang nya masih tetap satu, masih belom berubah sama sekali menjadi centang dua. Itu arti nya, Kevin masih belom aktif.
"Coba telvon seluler aja deh." Putusnya kemudian.
Keisya mencoba menghubungi Kevin lewat sambungan telvon seluler. Keisya memohon dalam hati nya agar Kevin bisa di hubungi.
Keisya masih kekeh menunggu Kevin hingga waktu menunjukkan sekital pukul 22:30 WIB. "Kenapa ngajakin aku jalan sih kalau nyatanya kamu gak bisa?" lirih gadis itu sendu menatap layar lockscreen nya yang menggunakan foto nya dengan Kevin.
Foto kebersamaan mereka yang begitu manis dan sangat cocok untuk di jadikab lockscreen benda pipih nya.
"Kevin Narendra, i miss you so much." Lirih nya.
Keisya merindukan masa di mana Kevin nya selalu bisa meluangkan waktu untuk mengajak nya jalan. Bukan seperti sekarang yang di nomor sekiankan karena urusan Kevin dengan kegiatan nya.
"Gue yang terlalu egois atau lo yang terlalu apatis si Ren sama perasaan gue." Ucapnya.
Keisya menghela nafas pelan. Ia beranjak dari duduk nya lalu masuk ke dalam rumah nya. "Maaf karena aku terlalu percaya diri kalau kamu gak bakal ngecewain aku, Ren." Ucapnya pelan sebelom masuk ke dalam rumah untuk menuju kamar nya sendiri.
Keisya mengusap pipi nya yang basah karena butiran bening yang mengalir dari mata nya. "Kenapa nyesek banget sih di giniin." Ucapnya lirih.
Keisya merebahkan diri nya di atas ranjang tempat tidur nya, ia mengambil sebuah boneka yang pernah di berikan Kevin sebagai hadiah ulang tahun nya. "Ren, aku nungguin kamu dari jam delapan malem loh, sampe sekarang. Kok kamu tega banget sih bikin aku nungguin kamu! Kamu jahat." Cibir Keisya yang mengeluarkan unek unek yang ada di dalam hati nya pada boneka itu.
Keisya seolah berbicara dengan Kevin saja.
" Awas aja nanti, kalau kita ketemu aku akan gak mau ngomong sama kamu." Ucapnya yang masih setia berbicara dengan boneka pemberian pacar nya.
Keisya membuka kembali layar ponsel nya. Gadis cantik itu masih berharap Kevin memberi nya kabar, meskipun sudah sangat larut malam.
"Nyebelin," lirihnya yang kemudian melempar ponsel nya asal. Rasa nya ingin mengibiri Kevin saja karena pemuda itu terlalu jahat dengan nya hari ini.
"Tau gak sih? Aku siap siap dari jam lima sore buat jalan sama kamu." Rengek nya lagi sambil memencet boneka dengan sangat gemas. "Siap siap nya lama eh jalan nya malah gak jadi. Nyesek tau gak sih, Ren." Rengek nya.
"Udah gitu kamu ngilang gak ada kabar." Ucapnya.
Keisya benar benar geram dengan kelakuan Kevin.
"Tuhan, kalo besok Keisya ketemu Kevin, ingetin Keisya buat gak ngomong sama dia ya." Lirih nya.
Keisya berencana tidak meladeni Kevin jika mereka bertemu nanti. Anggap saja itu hukuman yang di berikan Keisya karena Kevin telat membuat Keisya menunggu selama tadi, tanda memberikan kabar sekali pun.
Kalau pun kamu tiba tiba sibuk seenggak nya kabarin aku dulu kan bisa, Ren, batin Keisya tiba tiba sedih. Keisya hanya ingin Kevin mengabari nya itu saja.
🤗JANGAN LUPA TINGGALIN LIKE DAN KOMEN
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!