NovelToon NovelToon

Angkasa (Kisah Cinta Anak Mafia)

Angkasa 01

Hai.... selamat datang di novel terbaru author....

Novel ini adalah spin of kedua dari novel Gadis Tawanan Sang Psychopath...

Menggabungkan sebagian tokoh dari judul novel sebelumnya menjadi satu di novel ini.

Tapi untuk yang baru bergabung jangan khawatir, tetep akan author flash back dikit dikit tentang para tokoh di novel ini. Biar yang baru gabung nggak bingung bingung amat🥰

**Jangan lupa di baca sampai akhir biar paham alur maksud ceritanya🥰

🌈🌈**

Kisah ini dimulai setelah lima tahun pasca kepergian Bintang Kejora ke luar negeri....

Selamat membaca🤗🤗**

🌹🌹🌹🌹

LIMA TAHUN KEMUDIAN.....

.

.

.

Di sebuah taman kanak kanak di pusat kota metropolitan itu.Tempat pembetukan karakter dan perkenalan dunia pendidikan kepada anak anak usia dini.

Di dalam sebuah ruang kelas yang bernuansa ceria dengan lukisan lukisan color full khas para bocah.

.

.

.

Seorang wanita cantik tengah sibuk memberikan nilai untuk tugas mewarnai yang baru saja di selesai kan oleh para anak didiknya itu.

Tiba tiba......

"hwaaaaahahahhaaaaaa........!!!!hwaaaaaaaaaaaa....bundaaaaaaaaa.......!!!!!!!!!"

Suara tangisan itu menggema.Seorang gadis kecil dengan rambut terikat dua nampak menangis meraung raung,membuat sang guru yang tengah berada di mejanya pun segera berlari mendekati bocah cantik berkulit putih, berparas sedikit ke bule bulean dengan mata bulat yang indah itu.

Aliya nama bocah itu. Botol minumnya jatuh. Isinya tumpah tak tersisa akibat ditabrak temannya dari belakang saat ia hendak minum.

Bocah cantik itu menangis sejadi jadinya.Botol minum berwarna pink dengan motif lucu pemberian ayahnya itu kini sudah tak bisa dipakai lagi.Padahal itu adalah botol kesayangan nya.

"kamuuu nakaaaaaalll.......hwaaaahahahaahaa....." tangis bocah itu melengking.

Bu guru cantik berambut panjang dengan kulit putih mulus itu mendekat.Ia berjongkok di hadapan sang murid lalu menyentuh pundak sang gadis kecil itu dengan lembut penuh kasih sayang.

"ada apa sayang?" tanya wanita itu.

"minumkuuuuu......hwaaahhahahhahahhaaaaaa.........!!bundaaaaaaaaaa......!!!"ucap gadis kecil itu kembali menangis meraung raung.

Sang guru yang nampak mengenakan atasan putih dan rok span hitam dibawah lutut itu menoleh ke samping Aliya,botol minum sudah retak,air yang berada di dalamnya nampak tumpah membasahi lantai ruang belajar bermotif ceria itu.

"udah, udah, jangan nangis. Udah gede nggak boleh nangis. Nanti bu guru ganti ya air minumnya..."ucap wanita muda berusia kurang lebih dua puluh empat tahun itu.

"nggak mauuuu...! itu botol dali ayah akuuuuuu..! hwaaahahhaahahahaaaaaa..! dia nakal bu guluuuuu..........."ucap Aliya mengadu pada gurunya sambil menunjuk ke arah bocah laki laki gendut bernama Kevin itu. Kaki nya bahkan di hentak hentak kan ke lantai saking kesalnya ia pada salah satu teman sekelasnya tersebut.

Wanita yang baru beberapa hari menjadi tenaga pengajar di sekolah itupun menoleh ke arah bocah berbadan subur itu.

"aku kan nggak sengaja...!"ucap Kevin tak mau disalahkan.

"botolku lusak..! gala gala kamuuuuuu..! hwahhaaaaaahhaaaa...!!" ucap Aliya tak mau kalah.

"botol kamu aja yang jelek...!"ucap Kevin makin tak mau kalah.

Aliya menjerit kesal. Sang guru menenangkan sambil menoleh ke arah Kevin.

"eh, Kevin, nggak boleh gitu nak... "ucap bu guru cantik itu mengingatkan salah satu muridnya tersebut

"kamu nakal....! ntal aku bilangin ayah aku...!!"ucap Aliya kesal.

"aku nggak takut....!!" ucap Kevin berani.

"kamu nakal...!" Aliya menangis lagi. Kini bahkan hendak memukul Kevin namun di tahan oleh sang guru.

"aku nggak nakal...!" balas Kevin.

"nakal...!"

"enggak....!"

"udah, udah..! jangan berantem..! Sesama teman nggak boleh berantem, nak. Harus saling sayang...."ucap si guru begitu lembut.

"tapi botol minum aku bu guluuuu...."ucap Aliya dengan mata mengembun. Ia nampak sesenggukan sambil memperlihatkan lengkungan bibir ke bawah.

"udah nggak apa apa. Aliya masih punya botol lain kan?"tanya bu guru itu.

Aliya mengangguk.

"ya udah, besok pakai botol yang lain dulu ya. Botol nya Aliya kan bagus bagus semua, bu guru aja pengen loh punya botol minum kayak punya Aliya...." ucap sang guru menghibur.

"nanti bilang sama ayah, botol yang ini rusak. Ya sayang ya. Biar besok bisa pakai botol yang lain dulu..."ucap bu guru.

Aliya mengusap air matanya.

"ya udah deh, ntal aku nabung lagi buat beli botol balu.." ucap gadis itu polos.

"anak pinter...." ucap bu guru cantik itu sambil mengusap pucuk kepala Aliya.

"dah, sekarang Kevin minta maaf. Sesama teman kalau berbuat salah harus minta maaf...." ucap sang guru.

"yuk, minta maaf dulu yuk...."ucapnya lagi sambil membimbing dua bocah itu untuk saling berjabat tangan.

"Aliya maaf ya....."ucap Kevin.

"iya sama sama. Besok hati hati ya jalannya..."ucap Aliya mengingatkan. Kevin mengangguk. Bu guru tersenyum melihat interaksi antara dua anak didik nya itu.

Sepasang bocah itupun akhirnya berbaikan.

Saat mereka tengah sibuk dengan kegiatan masing masing, tiba tiba....

"bu gulu..! Aku udah selesai pipis sendili...." ucap seorang bocah berparas bule disana.

Sang guru menoleh, lalu tersenyum. Seorang bocah tampan berparas ke barat baratan dengan kulit putihnya nampak berjalan memasuki kelas sambil menarik resleting celananya ke atas.

"aduh, susah, takut kejepit..." ucap Tiger sambil berusaha menaikkan resletingnya hingga atas

"bisa?" tanya bu guru cantik itu.

"bisa Bu gulu..." jawab Tiger.

"Tiger udah selesai pipisnya?" tanya guru itu lagi.

"udah. Aku pintel kan bu gulu? udah aku silam toiletnya bial nggak bauk pesing..." ucap si bocah tampan bernama Tiger Smith Anderson itu sambil mendekati sang guru.

Bu guru tersenyum lembut.

"pinter..! murid muridnya bu guru semua pinter pinter...."ucap bu guru cantik itu.

Tiger tersenyum bangga. Bocah itu kemudian menoleh ke arah seorang gadis kecil nan cantik yang nampak mengusap lelehan air matanya disana.

Tiger nampak melotot..!

Jiwa ksatria Tiger warisan dari daddy serta kedua kakeknya pun bergejolak. Ia buru buru mendekati teman baiknya itu, lalu menyentuh pundak sang kawan.

"Aliya kenapa?" tanya Tiger.

"nggak apa apa.." jawab Aliya. Bu guru hanya tersenyum. Ia kemudian keluar mencari kain pel untuk membersihkan tumpahan air minum sang murid.

"kok kayak nangis..? Aliya kalau ada yang nakal bilang aja sama kakak Tigel, bial aku gigit pake talingku, hiiiiii......." ucap Tiger yakin lalu menunjukkan barisan giginya yang sebagian nampak gigis di bagian depan itu.

Aliya terkekeh.Begitupun sang guru yang sudah kembali dengan kain pel di tangannya itu.

"mau di gigit pake apa? gigi kamu aja dimakan ulet..." ucap Aliya sambil cekikikan.

Tiger nampak tersipu malu.

"tapi aku masih bisa kok nolongin kamu..! ntal aku cakal deh pake kuku kuku aku..! ntal aku bilang sama mommy, nggak usah potong kuku satu tahun, bial bisa panjang kuku aku dan bisa nyakalin olang olang jahat...!" ucap Tiger bak pahlawan untuk gadis kecil berpipi gembul itu.

"hihihik...kamu lucu..! udah yuk duduk, jangan malah malah telus, ntal kamu cepet tuak lo...." ucap Aliya sambil mengajak bocah tampan itu untuk duduk.

"ya nggak bisa dong Aliya. Muda dulu, ganteng dulu, jadi penyanyi dulu kayak uncle...! bikin tato dulu kayak daddy, opa sama ayah..! balu tua...! kamu gimana sih Al..? cantik cantik tapi nggak ngelti ngelti...." ucap sang bocah tampan yang sukses membuat si ibu guru tersenyum lucu.

"iya, iya. Telselah kamu deh. Aku capek ngomong sama kamu. Tiap hali yang di omongin pengen ganteng telus, tapi gigi kamu tiap hali makin banyak yang item..! mana bisa ganteng...?" ucap Aliya polos.

"emang kalau olang ganteng giginya nggak boleh item?"tanya Tiger.

"ya nggak boleh..! giginya halus putih..! pelutnya nggak boleh gendut..." ucap Aliya.

Tiger mengangguk paham.

"iya deh, ntal aku gosok gigi pake odol yang banyak, bial gigi aku putih..." ucap Tiger.

Kedua bocah itupun saling terkekeh. Aktifitas belajar mengajar pun terus berlanjut.

...---------------...

Selamat sore...

author datang dengan novel baru.. seperti biasa..ini jadi novel sampingan dulu. Sambil nunggu novel ke lima tamat.

Akan up efektif mulai tgl 1 Desember bulan depan.

Yuk, di dukung dulu boleh🥰

jangan lupa yang belum baca novel author yang lain baca juga ya🥰

Angkasa 02

Siang menjelang.....

Sebuah mobil sport berwarna merah nampak berhenti di depan gerbang sebuah taman kanak kanak di kota itu.

Seorang pemuda berkulit putih dengan paras nyaris sempurna nampak keluar dari dalam mobil berharga fantastis itu kemudian menyandarkan tubuhnya pada bodi depan mobil mewahnya. Sebuah kacamata hitam nampak membingkai mata teduhnya. Pria berusia dua puluh satu tahun itu kini terlihat asyik memainkan ponsel di tangannya. Saking fokusnya dengan ponsel, ia sampai mengabaikan suara suara berbisik penuh kekaguman yang di lontarkan para ibu ibu di sana.

"Eh....buk....itu kan Angkasa? Penyanyi terkenal itu...!" Ucap seorang ibu ibu disana.

"Iya....anak nya Adrian yang model itu kan?" Imbuh ibu lainnya.

"Iya....selain nyanyi dia kan model juga, sama kaya papa nya..." Ucap ibu lainnya.

"Wah ganteng banget ya....kayak papanya dulu waktu muda juga ganteng banget.. ya...walaupun serem sih suka nyulik nyulik perawan.." ucap ibu lain.

"Iya... Eh...tapi kalau yang nyulik kayak si Adrian mah saya juga mau....siapa tau dijadiin istri kayak istrinya yang sekarang..."

"Iya....saya juga mau kalau begitu...."

Suara suara semacam itu terus terlontar. Namun sayang, si pria yang tengah jadi bahan perbincangan itu sama sekali tak menoleh. Ia terlalu sibuk dengan benda pipih di tangannya sampai sampai abai akan suara suara tersebut.

Ting....ting...ting....ting.....

Lonceng berbunyi. Pertanda para siswa siswi taman kanak kanak itu selesai dengan aktifitas belajar mengajar mereka.

Para murid berhamburan keluar dari kelas mereka masing masing di dampingi guru kelas masing-masing. Tak terkecuali ruang kelas yang di tempati oleh dua bocah menggemaskan itu, Tiger dan Aliya.

"Tiger sama Aliya udah dijemput?" Tanya sang guru berparas rupawan.

"Udah bu gulu....tuh... uncle nya aku..."ucap Tiger sambil menunjuk ke arah mobil merah yang dikendarai pria tampan itu, Angkasa Wildan Tama.

Sang guru menoleh ke arah mobil merah itu lalu tersenyum.

"Ya udah... buruan samperin uncle nya..." Ucap bu guru cantik itu.

"Iya bu gulu..." Ucap Tiger dan Aliya. Kedua bocah itu lantas meraih punggung tangan wanita dua puluh empat tahun tersebut lalu menciumnya sebagai tanda hormat.

"Assalamualaikum bu gulu..." Ucap Tiger dan Aliya bersamaan.

"Wa Alaikum salam..." Jawab sang guru.

Kedua bocah itupun lantas berlari menuju ke mobil mewah yang sudah menunggu mereka.

"Uncle....." Ucap Tiger riang sambil menggoyang goyangkan tubuhnya membuat tas ransel bermotif harimau itu bergerak gerak ke kanan dan ke kiri.

"Mas uncle....." Imbuh si gadis kecil nan menggemaskan itu di sambut dengan tawa cekikikan dari Tiger Smith Anderson.

"Mas uncle....mas uncle....!! Haaahh....dasar lu mini mouse...! Buruan masuk...!" Ucap Angkasa pada kedua bocah itu.

"Bukain dong uncle .." ucap Tiger.

"Buset maung ....kan udah gede....bisa buka sendiri...! Nggak boleh manja jadi bocah...!" Ucap Angkasa pada kepada keponakan nya yang ia panggil Maung itu.

"Uncle gimana sih...tangan aku itu capek abis mewalnai tadi... Uncle nggak tau ya ...aku abis walnain gunung.... Kebayang nggak ...gunung segede itu aku walnain....ya capek dong tangan mungil aku..." Ucap Tiger disusul suara cekikikan Aliya di sampingnya.

"Tigel....Tigel ....kamu lucu.... Kamu itu cuma walnain gambal gunung....bukan walnain gunung benelan....emang bisa..? Gimana calanya....? Kamu lucu....xixixi....." Ucap Aliya tak bisa menyembunyikan tawanya.

Tiger itu terkekeh hingga memperlihatkan gigi giginya yang sebagian terlihat keropos dan tak putih.

"Kan aku halus lucu.... Bial cepet ganteng....iya kan uncle ..?" Ucap Tiger pada Angkasa.

Pemuda dua puluh satu tahun itu hanya menggelengkan kepalanya mendengar celotehan si bocah kecil itu.

"Sumpah lu dari bayi bar bar banget....! Gemes gue ama lu...! Rasanya pen gue makan, gue cocol pake sambel teri tau nggak lo...!" Ucap Angkasa.

"Ih....kok selem....? Kalau gemes itu dicubit uncle ..." Ucap Tiger.

"Itu kalo gemesnya biasa...ini udah luar biasa...! Udah buruan naik ...ngemeng mulu lo....!!" Ucap Angkasa kemudian bergegas menuju kursi kemudinya. Tiger dan Aliya pun berjalan menuju pintu belakang mobil, membuka nya lalu naik dan duduk berdua disana.

Angkasa menatap dua bocah itu dari spion dalam mobil tersebut.

"Eh... Uncle Mutu ama Cikgu besar...! Lu berdua ngapain pada duduk di belakang....? Nape gue jadi kek sopir ...yang satu maju sini...!" Ucap Angkasa.

"Ih....uncle....! Aku sama Aliya itu nggak bisa dipisahin...kita itu kemana mana halus beldua...!" Ucap Tiger.

Aliya cekikikan lagi.

"Astaga Tuhan.....serah lu deh ... serah lu...! suka suka lu...!" Ucap Angkasa.

Pemuda itu kemudian menyalakan mesin mobilnya. Lalu melajukan kendaraan roda empatnya itu menuju ke kediaman orang tua Tiger, Nabila Brygita Tama dan Zev Smith Anderson yang merupakan kakak dan iparnya.

Sepanjang perjalanan menuju kediaman Tiger, kedua bocah itu tak henti mengoceh. Menceritakan apa saja yang mereka alami selama di sekolah mereka.

"Uncle.... Uncle.... Tau nggak...tadi aku udah bisa pipis sendili loh...telus aku di kasih bintang banyak sama bu gulu...." Ucap Tiger antusias.

"Hemmm..." Jawab Angkasa cuek.

"Telus....botol minum aku jatuh mas uncle....lusak..." Imbuh Aliya

"Hemm..." Jawab Angkasa lagi.

"Iya uncle kasian Aliya....botol yang dibeliin ayah jatuh ..! uncle ..uncle....uncle punya uang nggak? Beliin botol minum buat Aliya dong" ucap Angkasa.

"Iye...kapan kapan....uncle ngep*t dulu...!" Ucap Angkasa sekenanya.

"Ih....emang ba*i...!" Ucap Tiger di balas cekikikan oleh Aliya.

Angkasa tak menjawab. Pemuda tampan berkacamata hitam itu nampak melajukan mobilnya menuju kediaman sang kakak yang juga orang tua dari Tiger Smith Anderson.

"Uncle ...uncle...tau nggak...bu gulu aku yang balu baik banget loh uncle...namanya bu gulu penani..!" Ucap Tiger.

"Penyanyi?" Tanya Angkasa tak paham.

"Bukan penani....tapi penani....." Jawab Tiger membenarkan

"Lah iya ..penyanyi...!" Jawab Angkasa

"Bukaaaannn....!! Iiiih....uncle ....! Penani...!!" Ucap Tiger lagi

"Iye...iye.... terserah...! Mo penyanyi kek, penari, tukang debus...bukan urusan gue....guru guru lo ini...!!"ucap Angkasa tak peduli.

Mobil pun terus melesat menembus padatnya jalanan ibu kota. Sepanjang perjalanan baik Tiger maupun Aliya tak henti berceloteh kesana kemari, menceritakan aktifitas mereka selama belajar disekolah serta tentang bu guru barunya yang cantik dan baik hati itu.

Sekitar sepuluh menit perjalanan, mobil merah itu sampai di sebuah rumah berdesain minimalis namun terlihat mewah dan nyaman.

ya...itu kediaman milik Zev dan Nabila, orang tua Tiger, kakak dan ipar Angkasa serta majikan dari kedua orang tua Aliya, Zack dan Azizah.

"Assalamualaikum....!!!!" Ucap kedua bocah itu riang sambil turun dari mobil dan mendekati seorang pria dewasa yang nampak tengah berbincang dengan security di depan gerbang rumah berlantai dua itu. Sedangkan Angkasa memilih untuk masuk ke dalam rumah milik sang kakak.

"Wa alaikum salam...." Ucap pak Supri si security dan Zack si supir sekaligus bodyguard keluarga Zev, yang juga merupakan ayah dari bocah kecil nan cantik itu, Aliya.

"Kalian udah pulang...?" Tanya Zack.

Aliya dan Tiger mengangguk sambil meraih punggung tangan dua pria dewasa itu dan menciumnya sebagai tanda hormat terhadap yang lebih tua.

"Ayaah .....panas....." Ucap Aliya sambil menggerak gerakkan telapak tangannya di depan leher seolah ingin mengusir hawa panas yang menyerangnya.

"Sini....sini....deket ayah sini...." Ucap Zack. Ia kemudian mengangkat tubuh mungil putri kecilnya itu dan memberikan tiupan tiupan kecil ke tengkuk sang putri yang nampak kegerahan.

"Aliya.....ganti baju aja yuk....bial nggak gelah...." Ucap Tiger.

"Eeemmm.....iya deh....ganti aja...tapi ental abis itu kita main ya...." Ucap Aliya.

"Oke..." Jawab Tiger.

Aliya pun merosot dari pangkuan sang ayah.

"Ayah....Aliya ganti baju dulu ya...." Ucap gadis kecil itu

"Iya, sayang..." Jawab Zack.

Aliya dan Tiger pun berlari masuk ke dalam rumah lewat pintu samping. Mereka berlari lari sambil tertawa riang. Sejak kecil kedua bocah itu memang sangat akrab. Terlebih lagi, Nabila dan Zev juga tak pernah membatasi kedekatan keduanya. Sepasang suami istri itu sudah menganggap Aliya seperti anak sendiri.

.

Di dalam rumah.....

"Assalamualaikum..." Ucap Angkasa sambil merebahkan tubuhnya di atas sofa ruang tamu milik sang kakak.

Tak ada sahutan.

Kemana nih yang punya rumah?

Angkasa mencoba mempertajam pendengaran nya. Sayuk sayuk ia mendengar suara keributan dari ruang tengah rumah berlantai dua itu. Angkasa kemudian bangkit. Ia berjalan menuju sumber suara. Dan........

Dilihatnya disana,

Seorang wanita berperut sedikit membuncit nampak memijat mijat kaki seorang wanita tua berhijab. Seorang wanita lainnya berusia kurang lebih dua puluh lima tahun datang sambil membawa secangkir teh untuk wanita tua yang nampak kelelahan itu.

"Lagian nenek kok bisa sih ampe nyasar gini....capek kan jadinya...." Ucap si wanita yang rupanya tengah berbadan dua, berusia dua puluh sembilan tahun itu, Nabila.

Sedangkan Azizah, sang ART yang juga ibu dari Aliya itu nampak membantu si nenek untuk menenggak teh buatannya agar wanita tua yang baru saja kesasar itu bisa lebih tenang.

"Aku ngono mari golek weci Bil....omah apik apik, kuto gedene sak ene kok gak ono siji sijio sing dodol weci...!" Ucap sang nenek, Bu Lastri itu dengan kesal.

(Aku abis cari weci Bil, rumah bagus bagus, kota segede ini kok nggak ada satupun yang jualan weci)

Nabila menghela nafas panjang. Sedangkan Zizah yang mendengar nya hanya terkekeh. Antara lucu dan nggak ngerti apa yang si nenek bicarakan.

"Di sini nggak ada yang jual nek....nggak usah aneh aneh deh.... baru seminggu di sini udah tiga kali ilang....kan Nabil khawatir....udah deh....kalau nenek mau apa apa bilang aja, biar entar Zizah yang cari atau bikinin..." Ucap Nabila pada si nenek yang mulai pikun.

"Aku iku lek yahene senenge ngeteh ambek mangan weci Bil..." Ucap bu Lastri lagi

(Aku kalau jam segini sukanya ngeteh sama makan weci Bil...)

"Iya....iya....entar biar dibikinin sama Zizah... sekarang nenek istirahat ya...kita ke kamar..." Ucap Nabila.

"Iyo wes...." Ucap Bu Lastri. Wanita itu lantas bangkit. Diantar sang cucu yang tengah hamil anak kedua, wanita itupun menaiki tangga menuju lantai dua dan memilih istirahat di kamar tamu yang ada di sana.

tiba tiba......

"sik.....sik......." ucap Bu Lastri menghentikan langkahnya.

"ada apa lagi?" tanya Nabila.

"kocomoto ku ndek ndi Bil...?" tanya bu Lastri

(kacamata ku dimana Bil?)

Wanita itu kembali menuruni tangga, mencari cari kacamata yang menjadi alat bantu penglihatan nya.

Nabila menggaruk garuk kepala nya.

"neeekk....." ucap Nabila.

"sik ta Bil...." ucap Bu Lastri celingukan mencari cari kacamata nya.Angkasa hanya cekikikan melihat aksi neneknya.

Ia kemudian berjalan mendekati wanita itu.

"aduuuhh....pacarku....sini sini sini....ini apa??" tanya Angkasa sambil menunjukkan kepada Bu Lastri sebuah kacamata yang sedari tadi berada dalam genggaman nya.

"lho....Ya awoh la ndek kene a ket mau........" ucap Bu Lastri sambil menepuk pundak Angkasa.

(lho...Ya Allah ternyata disini dari tadi)

Angkasa hanya terkekeh melihat aksi neneknya itu.

"suwun yo le yo....samean anake sopo?" tanya Bu Lastri yang belum mengenakan kacamata nya itu.

("makasih ya le ya....kamu anaknya siapa?)

"anak pak camat...kesini mau minta sumbangan buat bangun jembatan..."

"oh...ngono....iya iya ...minta sama cucuku yo...." ucap bu Lastri percaya saja.

"iya ...udah di kasih tadi banyak....kan orang kaya...." ucap Angkasa menanggapi.

"oh iyo le....ancen sugih putuku...."

(oh iya le....memang kaya kok cucuku...)

Nabila makin mumet. Angkasa memang hobi sekali menggoda neneknya itu. Wanita itu lantas mendekati sang nenek.

"udah....udah.... ayo ke kamar yuk....nenek harus istirahat..."

"iku anakke pak camat ajaken jagongan Bil..."

(itu anaknya pak camat ajakin ngobrol Bil)

"iya....iya ...nenek masuk dulu, istirahat ya...."

"iyo wes...." ucap Bu Lastri.

Angkasa tak bisa menyembunyikan tawanya.

Wanita itu memang sudah mulai pikun. Sang nenek yang kini sudah mulai menginjak usia hampir enam puluh tujuh tahun itu memang gampang lupa sekarang. Itulah sebabnya mengapa kedua orang tua Angkasa, Adinda dan Adrian berinisiatif menjemput bu Lastri dari kota M, tanah kelahiran Adinda menuju ke ibu kota.

Tiga minggu yang lalu Dinda dan Adrian menjemput Bu Lastri di kota M, awalnya bu Lastri menolak, tapi dengan berbagai rayuan dan bujukan, wanita tua itu akhirnya bersedia juga tinggal di ibu kota.

Satu minggu Dinda dan Adrian di kota M, mereka lantas kembali ke ibu kota dengan membawa Bu Lastri. Seminggu tinggal di rumah Adinda, bu Lastri tidak betah. Hal itu dikarenakan rumah Dinda yang terlalu sepi. Letaknya di perumahan elit yang jarang ada tetangga bersosialisasi. Sedangkan Dinda, Adrian dan Angkasa juga sibuk dengan pekerjaan mereka masing masing. Alhasil, bu Lastri pun di bawa kerumah Nabila. Lantaran di rumah itu ada Tiger dan Aliya, sehingga mungkin nantinya Bu Lastri tak akan kesepian.

Kerasan sih, betah...!

Tapi seminggu di rumah Nabila Bu Lastri yang pikun sudah hilang tiga kali. Tentu saja, lagi lagi hal itu membuat Dinda dan yang lainnya khawatir. Seperti hari ini, bu Lastri tiba tiba tidak ada di rumah, Supri yang ditugaskan menjaga pintu pagar rumah pun jadi sasaran. Wanita yang punya niat beli makanan favoritnya itu lupa jalan dan berakhir nyasar. Akhirnya pun sang nenek kembali membuat penghuni rumah kalang kabut mencari keberadaan nya. Sampai sampai Nabila minta tolong Angkasa untuk menjemput anaknya saking Zack yang biasanya menjemput Tiger dan Aliya harus ikut mencari si nenek seharian penuh.

...----------------...

Selamat pagi menjelang siang...

Yang bingung gimana caranya buat mem favorit kan novel ini, klik tanda titik tiga di pojokan ya, untuk yang sudah upgrade apk ke versi terbaru... Ada pilihan favoritnya disitu, biar bisa langsung ditambahin ke rak buku kalian🥰

Angkasa 03

Malam menjelang.....

Di kediaman Zev Smith Anderson....

Pemuda dua puluh satu tahun yang malam ini menginap di rumah sang kakak itu kini tengah asyik berbaring di sebuah kursi ayunan di pinggir kolam renang.

Pria yang kian hari kian di kenal banyak orang itu kini terlihat tengah sibuk dengan ponselnya. Sesekali senyuman terbentuk di bibirnya. Rupanya si pria tampan berparas nyaris sempurna itu tengah sibuk berbalas pesan dengan sang kekasih yang kini tengah berada jauh di luar benua, Bintang Kejora.

Ya....lima tahun sudah Angkasa dan Bintang berpisah. Bintang yang usianya dua tahun lebih tua dari Angkasa itu kini tengah mengenyam pendidikan di negara orang.

Lima tahun meninggal kan tanah air, tak sekalipun wanita itu pulang ke kampung halaman. Hal itu disebabkan oleh suatu alasan keamanan untuk sang Bintang Kejora yang membuat ayah Bintang, Bram begitu protektif terhadap gadis yang kini berusia dua puluh tiga tahun itu.

Rindu,

Sudah pasti...!

Lima tahun bukanlah waktu yang sebentar. Jarak yang memisahkan juga bukan jarak yang dekat. Berbagai aral melintang sudah pasti menjadi bumbu dalam hubungan mereka. Kepercayaan, kesetiaan, waktu luang dan sebagainya selalu menjadi batu sandungan yang seolah tak henti menerpa bahtera cinta yang sudah terjalin sejak di bangku SMP itu.

Ya.... Bintang Kejora dan Angkasa Wildan Tama sudah merajut cinta sejak pemuda itu berusia lima belas tahun, kala itu ia masih duduk di bangku kelas tiga SMP. Sedangkan Bintang yang masih tujuh belas tahun kala itu, ia duduk di bangku SMA kelas dua.

Waktu pacaran yang sudah sangat lama, kepercayaan dan rasa sayang yang sudah sangat kuat berhasil menjadikan sebuah pondasi yang kokoh untuk keduanya menjalin cinta jarak jauh hingga saat ini.

Lima tahun sudah berlalu.....

Kini keduanya hanya tinggal menunggu waktu. Setelah Bintang menyelesaikan pendidikan nya beberapa bulan lagi, wanita itu dipastikan akan segera kembali ke tanah air. Menemui Angkasa nya, dan akan kembali bisa bersama sama lagi seperti lima tahun yang lalu.

....

Angkasa masih sibuk dengan ponselnya,

Tiba tiba.....

"Angsa...!!"

Suara membentak itu sukses membuat pemuda berparas tampan itu terjingkat kaget.

Angkasa pun menoleh ke arah sumber suara. Dilihatnya disana seorang wanita dengan perut buncitnya nampak berkacak pinggang mencari cari sosok sang adik.

"celengan semar dateng..!" gumam Angkasa lirih.

"Apa sih?! bisa nggak sih manggil gue pake nama yang bener....nama gue Angkasa bukan Angsa" ucap Angkasa kemudian sedikit ngegas.

"iye serah lo...! Lu dicariin dari tadi....! Makan dulu...udah di tungguin yang lain tuh...." Ucap Nabila.

"Iya....iya....dasar lu burung Ababil, emaknye maung..." Jawab Angkasa kesal kemudian turun dari ayunannya, mengenakan sendalnya kemudian bergegas menuju meja makan untuk makan malam bersama anggota keluarga lainnya.

Angkasa sampai di meja makan....

"Mama...papa...? Ada disini?" Tanya Angkasa saat menyadari keberadaan kedua orang tuanya.

"Hmmmhh....kamu dek...mama sama papa udah datang dari tadi kamu baru nyadar...." Ucap wanita berpenampilan syar'i berusia tiga puluh delapan tahunan itu, Adinda.

"Hape mulu..." Ucap Nabila nimbrung sambil menyendok kan nasi ke piring suaminya, Zev Smith Anderson.

"Sirik aja lo ..!" Ucap Angkasa sambil berjalan menuju meja makan. Ia lantas duduk di salah satu kursi disana, disamping bocah kecil yang tengah menunggu di ambilkan nasi oleh mommy nya.

"Makan yang banyak pon....biar cepet gede...." Ucap Angkasa pada si bocah tampan,Tiger.

"Iya iya....." Jawab Tiger sekenanya.

"Mama nginep sini?"tanya Angkasa.

"Enggak lah....mama pulang sama papa...mama tadi kesini karena kata kakak, nenek ilang lagi, makanya mama sama papa nengokin" ucap Adinda.

"Iya ...si nenek hobi banget ngilang...." Ucap Angkasa sambil menyendok kan nasi ke piringnya sendiri.

"Mbah uyut ngajakin petak umpet...xixixi...." Ucap Tiger sambil cekikikan disambut tawa semua yang ada disana.

"Tiger mau nggak tidur di rumah opa sama oma....kan uncle tidur disini ..opa sama oma nggak ada temennya loh nak..." Ucap seorang pria paruh baya berparas bule dengan mata hijau yang indah itu, Adrian Tama, ayah kandung Angkasa.

"Nggak mau..." Ucap Tiger.

"Kenapa?"tanya Adrian.

"Jenggotnya opa bikin geli...." Ucap Tiger membuat semua terkekeh dibuatnya.

"Kayak daddy kamu nggak ada jenggot nya aja..."ucap Adrian.

"Ada....tapi sama aja bikin geli juga...." Ucap Tiger.

"Ya udah ...kalau nggak mau di kiss sama opa... ntar boboknya sama oma aja...gimana? Mau ya bobok di rumah oma...?" Ucap Dinda

"Nggak mau oma....ntal aku kalo mau kiss dedek di pelut mommy gimana? Kapan kapan ya....." Ucap Tiger seolah tak mau mengecewakan oma nya.

"Ya udah.... terserah Tiger deh ...." Ucap Dinda.

Keluarga besar itupun kembali melanjutkan makan malamnya.

....

Hari berganti.....

Saat mentari mulai memancarkan sinar terangnya,

pemuda dua puluh satu tahun itu nampak sudah bersiap siap di dalam kamarnya. Dengan kaos hitam dan celana jeans panjang, putra Adrian Tama itu nampak sibuk mengenakan sneaker nya, bersiap untuk menuju kampus untuk kuliah.

Tingg....

Ponsel di atas nakas berbunyi.

Angkasa menggerakkan tangannya meraih benda pipih miliknya itu lalu membukanya.

1 pesan masuk....

"B✨💫🌟🌹❤️"

Angkasa tersenyum. Ia pun dengan segera membuka pesan itu dan membacanya.

"Selamat pagi hubby yang jauh disana...." Tulis gadis manis kesayangan Angkasa itu.

Angkasa pun segera mengetikkan sesuatu di room chat nya dengan sang kekasih itu.

"Pagi juga, eh...siang ding buat kamu yang ada disana, honey bunny sweetie lovely baby....hehehee...." Tulis Angkasa.

"Panjang bangeeett....." Tulis Bintang.

"Iya...kek kereta ya....hehehe...."

"By.....udah berangkat kuliah...?" Tanya Bintang.

"Ini udah mau berangkat, kamu sendiri lagi ngapain sekarang?"

"Makan siang.... Kesel aku....mau cari pecel nggak ada yang jual..." Tulis Bintang mengajak bercanda.

"Pulang aja...ntar aku bikinin..." Tulis Angkasa lagi.

"Emang bisa?"

"Bisa lah....apalagi buat kamu ..apa sih yang aku nggak bisa ..." Tulis Angkasa.

"Iya deh iya...percaya...kamu emang serba bisa...."

Keduanya pun sibuk berbalas pesan. Saking asyiknya ia berbalas pesan dengan sang kekasih ia sampai lupa akan aktifitas pagi yang sudah menunggu nya. Hingga........

Ceklek.....

Pintu kamar terbuka....

"Uncle....." Ucap Tiger dengan bibir mengerucut dan kedua tangan di lipat di depan dada.

"Apa?" Tanya Angkasa.

"Ayo...aku ama Aliya telat nih...!" Ucap Tiger kesal.

"Ini masih jam berapa pon (ponakan)....? Ini masih pagi...? guru lo aja masih bokeer dirumah tau nggak...!" Ucap Angkasa sambil memasukkan ponselnya ke saku celana dan meraih tas ranselnya.

"Ye....aku sama Aliya itu mau jadi mulid teladan...bial di sayang sama bu gulu Penani...." Ucap Tiger.

"Penyanyi lagi... penyanyi lagi...."

"Bukan penani uncle...tapi tapi penani....." Ucap Tiger.

"Iya....iya ..penari ..! Udah ayo turun...!" Ucap Angkasa sambil mengajak Tiger untuk turun ke meja makan.

.....

Visual 1👇👇

Angkasa Wildan Tama👇

Galaksi Ardhanata 👇

Bintang Kejora👇

Pelangi ( Rebecca Violetta )

Aliya& Tiger👇

Yang lain menyusul, karena visual cukup banyak😁

...----------------...

Up 15:10

hari ini author kasih 2 bab, untuk mengingatkan lagi tentang keluarga Adrian. Dan besok mulai otw menuju konflik.

Yuk, dukungan dulu...

Jangan lupa mampir juga di novel author yang lain🥰

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!