Brugh..
Aneuly menjatuhkan tubuhnya di atas sofa dan menyenderkan punggung nya di sana sambil menatap langit yang sangat cerah di siang hari. Ia menghela nafas kasar seolah mengeluarkan seluruh beban di dirinya.
"kenapa Aneu?" Deby menatap sahabat nya dengan sedikit iba, karna hari ini Aneu sedang galau harus memilih antara sekolah atau bekerja.
Aneu kembali menghela nafas, "sepertinya aku memutuskan untuk mencari pekerjaan saja by." jawabnya pada gadis yang bernama Deby itu. Aneuly Priliana gadis berusia 18 tahun yang baru saja lulus Sekolah Menengah Atas, itu lebih memilik mencari pekerjaan untuk membantu adik-adiknya yang lain di panti asuhan. Sebeneranya Aneuly bisa saja melanjutkan kuliah nya, karna dia sudah mendapatkan beasiswa.
Aneuly sejak kecil hanya tinggal berdua dengan nenek nya, namun setelah nenek nya meninggal dia di tampung oleh ibu Yuli pengurus panti asuhan di daerah tempat nya tinggal, Aneuly mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan nya, dan bekerja paruh waktu untuk menyambung hidupnya.
"Aneu sebaiknya kamu terima saja bantuanku, jangan merasa sungkan padaku." ucap Abian yang sedari tadi duduk di samping kedua sahabat nya itu, mereka sedang duduk di halaman belakang rumah Abian.
Abian sudah sangat sering membantu Aneuly selama mereka bersahabat, Aneu sudah tidak bisa lagi menerima bantuan sahabatnya itu.
"Tidak usah Bian, kamu sudah sering membantuku." Jawab Aneu tersenyum menatap sahabatnya itu, Aneu sudah berapa kali menolak bantuan Abian, karna dia merasa tidak enak, di tambah Aneu adalah tipe pekerja keras dia lebih memilih menghasilkan uang dari hasil keringat nya sendiri.
Saat ini Aneu sedang membutuhkan uang untuk membantu salah satu anak panti asuhan yang harus operasi karna sakit usus buntu nya, dan Aneu juga harus membantu Ibu Yuli pengurus panti asuhan untuk membiayai anak-anak yatim piatu, karena Aneu merasa itu sudah menjadi tanggung jawab dan kewajiban nya untuk membantu.
Abian hanya menatap gadis yang diam-diam ia sukai itu dengan raut wajah sedih, karna Aneu selalu saja menolak pertolongan dari Abian.
"Woah coba lihat, bukan kah itu Angelina? si model terkenal itu." tanya Deby tiba-tiba dia terkejut melihat sosok Model terkenal yang ada di dalam rumah Abian saat ini.
"Apa dia saudara mu, Abian?" tanya nya lagi penasaran, karena Abian tidak pernah menceritakan Angelina pada nya. Abian dan Aneu pun langsung menatap ke dalam rumah Abian untuk melihat sosok Angelina yang di sebut Deby itu.
"Bukan, dia hanya kenalan atau mungkin kekasih baru ka Daren." jawab nya sambil menatap Angelina dari balik kaca pembatas sedang berjalan pergi keluar rumah. Abian adalah Anak bungsu dari tiga bersaudara, karena jarak dari rumah orang tuanya ke sekolah Abian sangat jauh dia lebih memilih tinggal di rumah kakak nya yang bernama Darendra.
"Oh benarkah? apa kak Daren sangat tampan? sampai bisa menaklukan model terkenal itu?" tanya Deby antusias karna penasaran dengan sosok kakak nya Abian, yang selama ini belum pernah ia lihat.
"Tentu saja lebih tampan aku, sikap nya juga jauh lebih baik aku di banding kakak ku." jawab Abian jujur dan penuh percaya diri. Deby dan Aneuly langsung lemas karna tidak dapat jawaban sesuai harapan nya. "Kenapa kalian terlihat kecewa mendengar jawaban ku?" protes Abian saat melihat reaksi kedua sahabatnya itu.
Tiba - tiba suara berisik datang dari dalam rumah, terlihat dua anak kecil sedang berlari dan saling berteriak. "Om Bian Cyi sangat jahat hiks.." teriak anak kecil umur 5 tahun itu, berlari ke arah Abian.
"Kemarilah Bee, peluk om," pinta Abian sambil merentangkan kedua tangan nya, pada keponakan yang bernama Brisea Fillia Maximilan itu.
Aneuly tersenyum merekah saat melihat anak kecil itu memeluk Abian, dia sangat suka pada anak kecil, mungkin karena dirinya sudah terbiasa bermain dengan anak - anak di panti asuhan. Walau usia Aneuly masih tergolong muda dia sudah punya sisi keibuan.
"Om Bian, Cyi mendorong ku tadi, Bee benci pada nya." Adu gadis kecil yang kerap di panggil Bee itu. Dia berbicara dengan air mata yang menetes di pipinya, dan hidung yang memerah akibat tangisan nya.
"Bohong, kakak duluan yang mengambil permen ku!" pungkas anak laki - laki yang sedang berjalan santai kearah mereka. Aneuly semakin melebarkan senyuman saat melihat anak kembar ini, dia di buat kagum karena kecantikan dan ketampanan si kembar.
Abian menghela nafas kasar, dia sudah sangat bosan melihat kedua ponakan nya ini bertengkar. Keduanya tidak akan ada yang mau mengalah, dan bahkan mereka bisa terus mempermasalahkan hal yang sama hingga beberapa hari kedepan. Bahkan Ayah dari si kembar ini pun sudah tidak bisa berkata - kata lagi, karena kedua nya sangat susah di atur, beda hal nya dengan kakak mereka, dia lebih santai dan tidak pernah bertengkar dengan adik-adik nya.
Ya Darendra memiliki 3 anak kembar, yang pertama adalah Axio Maximilan dia lebih pintar dari kedua adik nya, cukup pendiam dan sayang nya sikap axio sangat kasar seperti Darendra, yang kedua adalah Brisea Fillia Maximilan anak perempuan satu-satu nya itu yang paling manja dan sangat banyak drama, sementara yang terakhir adalah Cryl Maximilan dia tipe yang pemalu dan sering tertindas kakak perempuan nya.
"Kenapa Cyi menyalahkan ku, Bee kan menginginkan permen itu," timpal brisea membela diri.
"Cyi ga suka jika kakak mengambil punya Cyi.."
"Memang nya Bee sudah meminta ijin pada pemilik permen itu?" tanya Aneuly tiba - tiba dengan nada lembut, karena sudah sangat gemas dengan pertengkaran kakak adik ini. Dan di jawab gelengan kepala Bee di dalam pelukan Abian "Tidak," jawabnya malu - malu.
Aneuly tidak bicara lagi dia hanya tersenyum, lalu beralih menatap Cryl yang berdiri di depan nya, "bagaimana dengan Cyi, menurut Cyi apakah mendorong kakak sendiri adalah perbuatan baik?" tanya Aneuly dengan nada lembut dan tidak memojokan.
"Itu perbuatan jahat," jawab nya menatap Aneuly lekat, karena baru pertama kali Cryl mendapat pertanyaan ini, apalagi dengan orang yang baru ia temui.
Abian dan Deby mengulum senyuman saat melihat Aneuly bersikap seperti seorang ibu, selain sangat pintar Aneuly juga sangat pandai memecahkan masalah pada mata pelajaran di sekolah nya, namun Abian makin terpukau pada sosok Aneuly yang keibuan ini.
"Jadi siapa yang salah menurut Bee dan Cyi?" tanya nya lagi pada kedua anak kembar yang sedang menatap nya.
"Cyi.."
"Bee.."
Jawab keduanya bersamaan membuat Abian makin terpukau, karna dia tidak menyangka kedua keponakan nya akan mengakui kesalahan nya masing - masing. Sementara Aneuly sangat di buat kagum, anak kembar ini sangat lucu baginya. Dia sangat ingin mencubit pipi kedua nya yang merah itu.
"Bagus, kalau begitu minta maaflah jika kalian merasa bersalah" ucap Aneuly memberi saran pada keduanya.
Brisea langsung memeluk Cryl yang juga membalas pelukan nya, "maafin Bee yah, bee ga minta ijin dulu ambil permen Cyi" ucap Brisea.
"Iya, Cyi juga minta maaf karena sudah mendorong kakak," jawab Cryl yang juga merasa bersalah. Bagaikan terhipnotis oleh pertanyaan Aneuly hingga kedua nya menuruti apa yang Aneuly perintahkan.
"Siapa kau berani mengatur anak - anak ku!" suara berat itu mengagetkan seluruh orang yang ada di sana.
.
.
.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
𝐇𝐚𝐢 𝐁𝐞𝐬𝐭𝐢𝐞𝐞𝐞... 𝐒𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚𝐭 𝐝𝐚𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢 𝐍𝐨𝐯𝐞𝐥 𝐩𝐞𝐫𝐭𝐚𝐦𝐚𝐤𝐮💫
𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐝𝐮𝐤𝐮𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐧𝐲𝐚, 𝐬𝐚𝐲𝐚 𝐬𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐡𝐚𝐫𝐠𝐚𝐢.
𝐊𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐬𝐮𝐤𝐚 𝐛𝐨𝐥𝐞𝐡 𝐬𝐤𝐢𝐩, 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐢𝐧𝐠𝐠𝐚𝐥𝐤𝐚𝐧 𝐫𝐚𝐭𝐞 𝐣𝐞𝐥𝐞𝐤 𝐲𝐚𝐡, 𝐜𝐮𝐤𝐮𝐩 𝐬𝐤𝐢𝐩 𝐚𝐣𝐚, 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐢𝐭𝐮 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐚𝐝𝐚 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐧𝐠 𝐧𝐲𝐚 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧..
𝐌𝐨𝐡𝐨𝐧 𝐝𝐢 𝐦𝐚𝐤𝐥𝐮𝐦𝐢 𝐤𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐛𝐚𝐧𝐲𝐚𝐤 𝐭𝐲𝐩𝐨.
𝐒𝐚𝐦𝐩𝐚𝐢 𝐛𝐞𝐫𝐭𝐞𝐦𝐮 𝐥𝐚𝐠𝐢 𝐝𝐢 𝐞𝐩𝐢𝐬𝐨𝐝𝐞 𝐛𝐞𝐫𝐢𝐤𝐮𝐭 𝐧𝐲𝐚..
"Siapa kau berani mengatur anak - anak ku!" suara berat itu mengagetkan seluruh orang yang ada di sana.
Aneuly langsung berdiri dan melirik ke sumber suara, begitu pun dengan Abian dan Deby. Wajah tampan nya mampu membuat Aneuly dan Deby terpesona untuk sesaat sebelum mereka menyadari tatapan sinis yang di lemparkan dari pria yang terlihat lebih matang dari Abian itu.
Siapa lagi kalau bukan Darendra Maximilan Ayah kandung Kedua anak kembar itu, dia menatap Aneuly kesal karena kedua anak nya langsung menurut pada gadis yang tinggi nya hanya mencapai 160 CM.
"Kak Daren, dia teman ku namanya Aneuly," jawab Abian "si kembar bertengkar lagi," lanjut nya berusaha menjelaskan.
"Aku tidak bertanya kepadamu Bian!, Apa dia tidak punya mulut untuk menjawab," jawab Daren pada Abian tanpa memalingkan pandangan nya sedikitpun dari wajah Aneuly.
Plakkk....
"Daren kamu tidak boleh berbicara seperti itu!" tegur Diana sambil memukul pundak anak pertama nya itu. "Maafkan anak pertama tante Aneuly dia memang tidak bisa lembut pada wanita, dia sangat berbeda dengan Abian," akunya pada Aneuly, di sambut senyuman oleh Aneuly.
"Benar kata Abian jika sikap nya jauh lebih baik Abian dari pada kakak nya, aku hampir terpesona dengan ketampanan nya," batin Aneuly sambil memperhatikan gerak - gerik pria yang sedang mengusap pundak nya yang sudah di pukul sang ibu. Sementara Deby dia hanya diam mematung di belakang Abian yang sedang memegang tangan Cryl dan Brisea.
"Aneuly, tante senang melihat kedua cucu ku bisa menurut padamu, tante kira tidak akan ada yang bisa membuat mereka berdua berhenti bertengkar." beber Diana wanita setengah baya yang masih terlihat awet muda karna tidak kalah cantiknya.
"Iya tante Aneu sudah terbiasa menghadapi sikap anak kecil seperti Cyi dan Bee, karena Aneu tinggal di panti asuhan," jawab nya dengan sedikit risih, karena bapak dari kedua anak kembar ini terus memperhatikan nya dari atas hingga bawah, sambil menyesap kopi di cangkir yang ia pegang.
"Oh begitu, lalu kamu akan melanjutkan sekolah kemana?" tanya nya lagi.
"Aneu dapat Beasiswa di kampus yang sama dengan Bian, tapi Aneu lebih memilih mencari pekerjaan untuk sekarang mam," terang Abian. Bagus jawaban Abian membuat Diana senang , karena dia berniat memperkerjakan Aneuly.
Diana sendiri sudah sangat kerepotan mengurus ketiga anak kembar Darendra. Apalagi tanpa Baby sister sama sekali karena tidak ada yang tahan dengan kelakuan ketiga anak itu. Mungkin Aneuly bisa lebih tahan lama bekerja sebagai Baby sister anak - anak, dan nilai plus nya Diana sudah melihat cara Aneuly mendidik anak.
"Bagaimana jika kamu kerja di sini? Jadi Baby sister si kembar?" tanya nya tiba-tiba membuat Darendra langsung menolak nya.
"Tidak! aku tidak setuju mam!" pungkas Daren, dia tidak bisa mempercayakan anak nya pada anak kecil juga.
"Terserah kamu setuju atau tidak!, mami akan tetap membujuk Aneuly untuk bekerja di sini! Apalagi cara dia mengajarkan anak mu yang bandel itu, mami menyukai nya, Aneuly bisa mendidik anak - anak mu Daren!" beber Diana kesal pada anak nya. Namun raut wajah Darendra tetap menunjukan jika dirinya tidak terima pendapat Diana.
"Kalian suka kan jika kak Aneuly bermain dengan kalian Cyi, Bee?" Diana menanyakan pendapat kedua cucu nya.
Cyi dan Bee saling bertatapan lalu keduanya tersenyum, "Tentu saja Oma, aku suka kak Aneuly," jawab Bee. Sementara Aneuly tersenyum pahit, dia sangat membutuhkan pekerjaan, namun Ayah dari anak kembar ini sangat menyebalkan bagi nya.
"Bee..!" panggil Darendra sedikit mengerutkan Alis meminta penjelasan.
"Ah terserah kalian, dia juga tidak akan tahan lama kerja di sini!" cibir Darendra sambil berdecak dengan kesal lalu pergi. Darendra juga sangat kesal karena anak nya sama sekali tidak menurut padanya.
Diana tersenyum sekilas melihat tingkah anak sulung nya, dia tau jika Darendra cemburu pada Aneuly, selama ini anak - anak nya tidak pernah menurut pada Darendra karna dia tidak pernah ada untuk anak - anak nya, Darendra lebih sering menghabiskan waktu untuk pekerjaan nya.
Awal nya Diana memaklumi itu karena umur Darendra masih sangat muda untuk mempunyai anak saat itu, namun 5 tahun berlalu Darendra tidak pernah berubah, dia selalu tidak ada waktu, hingga akhirnya ketiga anak nya tidak bisa di atur bahkan mereka sangat tidak akur. Ya walaupun sesekali si kembar takut pada Darendra saat dia marah.
"Bagaiamana kamu tidak masalah kan Aneuly? kamu mau kan?" desak Diana sambil tersenyum pada gadis bernama Aneuly itu.
"Mam jangan memaksa.." ucap Abian pada mami nya.
"Tante naikan gaji nya 3 kali lipat, bagaimana?" Diana berusaha bernegosiasi dengan Aneuly tanpa memperdulikan Abian yang berusaha mencegahnya.
Sementara Aneuly tidak bisa mengontrol detak jantung nya, karena ini kesempatan emas baginya. Aneuly lalu menatap kedua anak kembar itu, senyum nya semakin merekah membayangkan jika keseharian nya bersama si kembar akan membuat nya terus tersenyum seperti sekarang.
"Kalau kurang tante tambahin lagi.."
"Tidak usah tante, itu sudah cukup. Aneu mau kerja di sini." Pungkas Aneuly karena tidak mau jika Diana terus menambahkan nominal gaji nya.
"Asik.. kakak Aneu bakalan tinggal sama kita?" ucap Brisea dengan gembira. Aneuly mensejajarkan tubuh nya dengan tinggi Brisea "jangan nakal pada Cyi ya Bee, nanti kakak bacain buku dongeng tiap malam untuk kalian oke?!" pinta Aneuly pada anak perempuan yang sangat imut itu.
.
.
.
.
.
Akhir nya Aneuly dan Deby pulang di antar oleh Abian dengan mobil nya. Di perjalanan setelah mengantar Deby, Aneuly bertanya beberapa hal pada Abian mengenai si kembar.
"Kenapa baru sekarang Mami mu mencari Baby sister Bian?" tanya Aneuly penasaran.
Abian tersenyum "Sebenar nya sudah banyak Baby sister yang mengundurkan diri, mereka tidak betah dengan semua keponakan ku"
"Benarkah? padahal mereka lucu-lucu dan sangat imut, sayang sekali mereka harus mengundurkan diri" jawab Aneuly tidak habis pikir.
"Jangan salah keponakan ku itu bisa bikin kamu naik pitam Aneu, semoga kamu betah bersama mereka," jawab nya sambil tertawa membayangkan tingkah keponakan nya. "Apalagi kalau Axio, dia pendiam tapi bicara nya sedikit tajam, dia sangat mirip dengan kak Daren" beber nya lagi.
"Oh yah, tadi aku tidak melihat Axio, kemana dia Bian?" tanya Aneuly penasaran karna tidak bertemu dengan nya.
"Dia sedang tes IQ dengan kak Irene. Mungkin besok kamu baru bisa melihat nya" jawab Abian.
"Ohh.. kenapa tidak pergi dengan Mami nya? apa dia sibuk?" tanya Anely, dia tau jika Daren Duda, tapi Abian tidak pernah cerita tentang ibu dari anak kembar itu.
Abian terdiam sesaat, dia enggan menjawab pertanyaan Aneuly tentang ibu dari si kembar.
"Dia..."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Aneuly pagi - pagi sekali sudah datang di kediaman Darendra Maximilan yang akan menjadi tempat tinggal nya selama bekerja di sini, Dia sengaja datang pagi agar Abian tidak perlu repot - repot menjemputnya.
Seorang perempuan paruh baya membuka kan pintu pagar setelah mendengar suara bel yang Aneuly tekan tadi. "Nona Aneuly?, ibu Diana bilang datang nya jam 10. Kenapa pagi - pagi sekali sudah ada di sini?" tanya Bibi Nur yang kaget melihat Aneuly karna waktu masih menunjukan pukul 6 pagi.
"Panggil saja Aneu bi, Aneu sengaja datang pagi biar bantu bibi beres - beres," jawab Aneu sambil menyeret koper nya masuk.
"Sini biar bibi Bantu," ucap bi Nur sambil mengulurkan tangan nya mengambil koper dari tangan Aneuly. "tidak usah, Non hanya perlu mengurus anak - anak nya tuan Daren saja, pekerjaan rumah itu kewajiban bibi."
"Panggil Aneu saja bi," pinta Aneuly lagi.
"Tidak apa - apa bibi lebih nyaman begini, Ayo bibi antar ke kamar Non Aneu.." ucap nya saat masuk ke dalam rumah besar itu.
Tiba - tiba Abian turun dari tangga dengan memakai pakaian yang sudah rapih.
"Tuan Bian mau kemana pagi - pagi begini sudah rapih?" tanya bi Nur saat melihat Abian turun dari tangga.
"Bian mau jemput... Nah, ko kamu sudah ada di sini Aneu? aku kan mau jemput kamu" Abian terkejut karna dia berniat menjeput Aneuly ke rumah nya.
"Heheh iyah sengaja biar adik - adik di panti tidak sedih melihat aku pergi Bian," jawab Aneuly jujur, karna semua anak - anak di sana sudah sangat dekat dengan Aneuly dan juga sudah seperti keluarga sendiri.
"Oh, kalau begitu aku mau langsung pergi ke kampus deh," jawab Bian pada Aneuly, lalu di balas anggukan oleh Aneuly, Abian tersenyum lalu mengacak - ngacak rambut Aneuly sekilas saat hendak melewatinya.
Bibi Nur tersenyum melihat keakraban Abian dan Aneuly, dia tidak pernah melihat Abian, Darendra dan Irene bersikap layaknya seorang adik kakak dan bahkan mereka jarang mengobrol.
.
.
.
Aneuly merebahkan tubuhnya saat selesai menata pakaian nya di dalam lemari, dia sedang ada di dalam kamar yang luas menurut nya, karna kamar nya saat tinggal di panti asuhan cukup kecil.
Aneuly bangun dan pergi keluar kamar saat mendengar ada suara Tante Diana di luar kamar nya. "tante apa yang harus Aneu kerjakan pagi ini?" tanya nya keluar dari kamar.
"Aneuly kemari duduk di sini.." Ajak Diana dia menepuk sofa di samping nya. Aneuly pun mengangguk dan duduk di samping Diana yang sudah berpakaian rapih.
Dari jarak dekat Aneu melihat kulit mulus Diana, wajah nya yang cantik tanpa keriput, kulit putih dan styl yang sangat elegant. Aneuly mengerti kenapa Abian dan Darendra sangat tampan, sudah pasti turun dari kecantikan Diana.
"Aneuly coba lihat ini, ini jadwal anak - anak. Mereka tidak berangkat ke sekolah, nanti akan ada guru yang datang sesuai jadwal nya." Ucap Diana sambil memberikan satu buku yang sudah di siapkan Diana. "Tante sudah menulisnya di sini lengkap tentang kesukaan, dan apa saja yang mereka benci" ujur nya.
Aneuly membaca catatan yang di berikan Diana, "baik tante Aneu mengerti" jawab gadis itu masih pokus membaca.
"Oh yah Bibi Nur tidak tinggal di sini, dia datang jam 5 pagi sampai jam 5 sore, jadi tante minta tolong jika sudah tidak ada dia kamu perhatikan anak - anak tante juga yah." ucap Diana memperhatikan Aneuly yang masih fokus pada catatan nya.
"Tante harus pulang, kasian suami tante di rumah, minggu depan baru tante datang lagi." ungkap Diana menarik tas di atas meja lalu berdiri.
"Baik tante.. eh memang nya tante ga tinggal di sini?" tanya nya bingung lalu ikut berdiri.
"Ini rumah Daren, tante ga tinggal di sini, tante hanya seminggu sekali datang ke sini," jawab nya. Aneuly pun terlihat gelisah, karena memikirkan kedepan nya jika dirinya akan tinggal dengan 2 pria dewasa dan 3 anak kembar.
Diana menatap lekat gadis yang terlihat lugu dan cantik ini, Abian memang tidak salah menyukai gadis ini, karena Diana sudah berapa kali bertemu dengan Aneuly Diana juga ikut menyukai Aneuly. Dengan Aneuly yang bisa membuat Cyi dan Bee akur, dia juga berharap jika anak - anak nya yang lain juga bisa banyak perubahan dengan kehadiran Aneuly di sini.
"Kamar Anak - anak ada di atas, dan yang paling pojok itu kamar Daren. Tolong bangunkan Si kembar Aneuly," pinta Diana sambil melihat jam yang melingkar di lengan kirinya.
"Karena sebentar lagi akan ada guru matematika nya datang untuk mengajar," ucap Diana lalu menap Aneuly.
"Baik Tante.."
"Oh iya semalam Cyi dan Bee tidur bersama Daddy nya, jadi tolong bangun kan mereka di kamar Daren," ucap Diana sambil tersenyum, dia membayangkan jika Aneuly akan masuk ke dalam kamar Darendra, ya paling kena marah karena tidur nya terganggu pikir Diana.
"Tapi tante, apa tidak apa - apa?" tanya Aneuly ragu dan enggan masuk ke dalam kamar Darendra.
"Tidak apa - apa dia sudah tau jika kamu mulai kerja hari ini." Jawab Diana. "Tante pulang dulu yah, selamat bekerja Aneuly," ucap Diana berlalu begitu saja meninggalkan Aneuly yang masih mematung.
Diana memang sudah tidak sabar ingin bertemu suami nya, karena beberapa hari ini Diana terus mengurus si kembar.
Aneuly menarik napas panjang lalu menghembuskan nya pelan dia pun berjalan melewati anak tangga, Aneuly berhenti sejenak tepat di depan pintu kamar Darendra, dia berharap jika Darendra masih tidur karena dia sangat malas bertemu dengan nya. Lalu Aneuly pun meraih handle pintu dan membukanya dengan sangat pelan agar sang pemilik kamar tidak mengetahui jika dirinya datang.
Aneuly sangat bersyukur saat melihat Darendra masih tertidur, namun perhatian nya terpokus pada posisi tidur ketiga orang itu. Senyum merekah nampak di wajah Aneuly, bagaimana tidak, Darendra yang tidur terentang di tengah kedua anaknya, dan Cyi yang tidur di sebelah bawah kiri Darendra dengan posisi memeluk kaki Daddy nya, sementara Bee dia tertidur di bagian atas kelapa Darendra dengan kaki yang terbentang di leher Daddy nya itu.
Aneuly sangat tidak tega membangunkan kedua anak kembar yang sedang tertidur pulas itu, namun karena jadwal pagi nya, dia harus tega. "Gemas sekali," gumam Aneuly dan berjalan mendekat, Aneuly berusaha mengangkat kaki Brisea yang ada di leher Darendra dengan sangat pelan, agar merela tidak terbangun.
Wajah Aneuly sangat dekat dengan wajah Darendra, hingga membuat Aneuly terdiam sesaat memperhatikan wajah tampan duda itu.
"Jangan menatap ku seperti itu!"
.
.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
𝐌𝐚𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐬𝐚𝐦𝐩𝐚𝐢 𝐛𝐚𝐛 𝐢𝐧𝐢❤
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!