NovelToon NovelToon

Gerbang Perselingkuhan

Bab 1. Drama Cincin Pernikahan

Seorang wanita berparas cantik, berpenampilan menarik, sosialita kelas atas, dan merupakan wanita yang dicintai oleh seorang Will Wesly. Dia adalah Wileen Valentina, wanita bersuami yang menarik perhatian Will kemudian menjalin hubungan terlarang.

Mereka baru saja turun dari pesawat setelah menjalani liburan panjang. Will berpamitan pada istrinya, jika dia sedang mengurus pekerjaannya di luar negeri.

Sementara Wileen berpamitan pada suaminya untuk mengikuti acara sosialita bersama teman-temannya.

Tidak ada yang curiga pada hubungan mereka lantaran keduanya bermain cantik. Mereka tidak mau hubungannya sampai terendus oleh publik atau pasangannya masing-masing.

"Baby, jaga dirimu baik-baik!" pesan Will sebelum berpisah di bandara.

"Kau juga, Honey. Terima kasih sudah membuatku bahagia selama kita berlibur. Ehm, terima kasih juga untuk malam panjang yang sudah kita lalui bersama. Aku selalu merindukanmu," pamit Wileen.

Tidak ada kecupan atau ciuman perpisahan. Hanya sebatas kata-kata manis dan indah saja. Will lekas menuju ke mobil kemudian memasukkan kopernya. Dia mengendarai mobilnya untuk sampai ke mansion.

Seorang wanita yang tidak kalah cantiknya dengan Wileen sedang bersiap. Dia mendapatkan pesan dari suaminya jika dia sudah dalam perjalanan menuju mansion. Selama beberapa hari ditinggal perjalanan bisnis keluar negeri membuat Olivette Phoenix sangat merindukan kehadiran pria itu.

"Maid, tolong siapkan sarapan pagi. Minta Koki menyiapkan makanan favorit Tuan Will. Pagi ini dia akan datang," ucap Olivette dengan nada riang.

"Baik, Nyonya," balas Maid.

Olivette kembali ke kamarnya. Dia merias dirinya secantik mungkin. Walaupun sebenarnya tanpa make up pun Olivette sudah sangat cantik.

"Beberapa hari tidak bersamamu membuatku rindu, Sayang. I miss you," ucapnya di depan cermin setelah memoles lipstik terakhirnya sebagai tanda bahwa riasannya telah usai.

Gaun seksi, perhiasan yang menempel tidak berlebihan, dan aura kecantikan seorang Olivette sudah jelas terlihat di mata semua orang. Jika orang lain mengatakan bahwa Will beruntung. Justru sangat beruntung sekali mendapatkan wanita seperti Olivette.

Tidak hanya itu, Olivette selalu mengagungkan pernikahannya. Sehingga dia selalu menggunakan cincin pernikahannya dengan sang suami, Will. Cincin emas yang terukir nama di bagian tengah cincin tersebut.

Salah satu Maid memanggil saat orang yang dinantikan kedatangannya sudah tiba. Para Maid juga membantu membawakan koper pria berkharisma itu masuk ke mansion.

"Nyonya, Tuan Will sudah datang."

"Aku akan turun."

Kecantikan yang dimiliki Olivette adalah kecantikan yang paripurna. Wanita itu memang sangat berkelas. Terlihat dari penampilan serta orang-orang yang ada di sekelilingnya.

"Selamat datang, Sayang. Kau pasti lelah."

Olivette melepaskan jas suaminya. Walaupun berada di dalam mansion, Olivette tidak pernah malu melakukan hal-hal sederhana yang romantis itu.

"Hemm, terima kasih."

"Kau mau makan dulu, atau membersihkan diri? Penerbanganmu pasti sangat membosankan karena tidak ada aku."

Justru Will merasa nyaman karena sepanjang perjalanan ditemani wanita cantik yang sudah mengusik hatinya.

"Iya, aku merasa kesepian," ucapnya berbohong.

"Hemm, lain kali ajak aku ke mana pun kau pergi. Aku sangat bosan di mansion."

Olivette mengekor di belakang suaminya hingga sampai ke kamar. Setelah meletakkan jas kerja di tumpukan pakaian kotor, Olivette melepaskan sepatu dan kaos kaki suaminya.

"Lihat, kaki suamiku yang pekerja keras. Terima kasih sudah menjadi suami yang baik," puji Olivette.

"Hemm, aku mau mandi dulu. Tunggu di meja makan. Aku segera menyusul."

Will tidak mau diganggu. Dia ingin berendam sebentar sambil mengingat kenangan manis yang sudah dilalui bersama dengan Wileen, selingkuhannya.

"Ya, baiklah." Olivette menurut saja.

Wanita cantik itu belum memiliki rasa curiga sedikit pun. Terlebih tidak ada yang janggal dari suaminya. Will memang selalu dingin kepadanya, tetapi Olivette menganggap itu adalah tantangan cintanya.

Will masuk ke kamar mandi. Sementara Olivette menyiapkan pakaian yang akan digunakan suaminya setelah mandi. Barulah Olivette turun ke meja makan.

Sampai di sana, dia tidak langsung duduk. Melainkan harus mengecek beberapa makanan dan minuman favorit suaminya.

"Semuanya sudah siap. Ini sempurna. Terima kasih."

Olivette wanita yang baik. Dia selalu memberikan ucapan yang layak pada semua karyawan di mansionnya.

"Sama-sama, Nyonya."

Will baru saja keluar dari kamar mandi menggunakan bathrobe. Saat melihat tumpukan baju yang sudah disiapkan untuknya, pria itu merasa tidak nyaman.

"Rasanya aku mulai tidak peduli padamu, Oliv. Maafkan aku."

Will lekas mengganti pakaiannya kemudian turun ke meja makan. Sebelum itu, tak lupa Will menyemprotkan minyak wangi khas maskulinnya.

"Maaf menunggu lama," ucap Will kemudian duduk di kursi.

"Tidak masalah, Sayang. Aku akan mengambilkan makanan untukmu."

Setelah makanan siap di piring, Olivette meletakkan di depan suaminya. Pria itu lalu mengambil alat makan, yaitu pisau dan garpunya.

Will mulai mengiris makanannya. Namun, tatapan mata Olivette tertuju pada jari manis tangan kanan suaminya. Tidak biasanya pria itu melepaskan cincin pernikahannya. Rasanya Olivette tidak tahan untuk bertanya.

"Sayang, apa kau melupakan sesuatu?"

Will menoleh sejenak kemudian melanjutkan sarapan paginya. Dia merasa tidak ada yang aneh dengan dirinya sendiri. Semuanya biasa saja.

"Tidak ada, Oliv. Memangnya kenapa?"

"Hemm, suamiku mulai pelupa. Padahal kita belum memiliki anak," goda Olivette. "Kau melupakan cincin pernikahan kita."

Sesaat Will mencoba mengingat-ingat. Dia memang tidak pernah melepaskan cincin pernikahannya, tetapi sekarang di hadapan istrinya, dia kehilangan cincin pernikahannya.

"Astaga! Di mana cincin itu? Apa mungkin jatuh di hotel saat aku bersama Wileen? Itu tidak mungkin. Aku sama sekali tidak pernah melepaskannya. Atau, mungkin? Oh, ya ampun. Ini pasti ulah Wileen. Kekasihku itu sangat pencemburu!" batin Will.

"Sayang, kenapa kau malah melamun? Kalau memang kau melupakannya, biar kuambil di kamar mandi. Kau pasti melepaskannya saat mandi, bukan?"

"Cukup, Oliv! Hanya sebuah cincin pernikahan. Kenapa kau sangat heboh sekali?"

Merasa takut ketahuan, tanpa sengaja Will melontarkan ucapan yang sangat kasar ke telinga Olivette. Wanita itu terkejut.

"Will, aku hanya bertanya. Kenapa kau kasar sekali? Itu cincin pernikahan kita. Lambang hubungan kita. Kalau kau melepaskannya dan lupa menempatkannya di mana. Itu pertanda buruk, Sayang. Aku tidak mau hubungan pernikahan kita hancur hanya karena kau melupakan cincin pernikahan itu," jelas Olivette dengan suara yang lembut dan menenangkan.

Sayang, Will sudah keburu emosi karena ucapan Olivette barusan.

"Harusnya kau bersyukur bahwa suamimu tidak hilang bersamaan cincin pernikahanmu itu!"

Will meninggalkan meja makan tanpa melanjutkan sarapan paginya. Olivette terkejut dengan perubahan sikap suaminya.

Para Maid yang melihatnya pun merasa ada yang aneh. Hanya karena sebuah cincin pernikahan, sikap tuannya banyak berubah.

"Nyonya, sabar, ya!" ucap salah satu Maid.

"Tidak masalah. Mungkin suamiku kelelahan," ucap Olivette menutupi kejelekan sikap suaminya barusan. "Bereskan makanannya! Aku mendadak tidak berselera."

Gara-gara drama cincin pernikahan itu membuat Will mengumpat kasar. Sementara Olivette membiarkan pria itu supaya lebih tenang.

"Sebenarnya kau kenapa, Will?" batin Olivette.

...🌾🌾🌾...

Hai guys, sambil menunggu update. Yuk, mampir karya rekomendasi keren dari Emak berikut ini. Thank you ❤️

Bab 2. Suara Manja Wanita

Suasana mansion semakin dingin. Will menjaga jarak dari istrinya karena cincin pernikahannya belum ditemukan. Entah, dia lupa meletakkan di mana. Namun, Olivette seringkali memintanya untuk mengingat kembali.

"Sayang, cobalah ingat di mana kau meletakkan cincin itu. Kau tahu kan kalau cincin itu sangat berharga dan dibuat dari berlian yang sama."

Ya, seorang Olivette adalah wanita berkelas. Cincin pernikahan mereka didesain oleh desainer berlian terbaik di kotanya. Selain itu, cincin pernikahan mereka termasuk berlian limited edition. Hanya ada sepasang, yaitu cincin pernikahan mereka. Kalau untuk mendesain ulang, rasanya tidak mudah.

Cincin itu diproses dalam waktu yang cukup lama sehingga menyajikan cincin indah dan luar biasa. Pernikahan yang mereka gelar kalabitu merupakan pernikahan termewah sepanjang sejarah.

"Cukup, Olive! Kau semakin cerewet sekali. Hanya gara-gara cincin, kau terus saja menyudutkan aku. Aku bisa membelikan 10 lagi untukmu!" bentak Will.

Perubahan sikap suaminya yang lembut, tiba-tiba menjadi seorang pemarah. Ini sangat mengejutkan, tetapi Olivette harus tetap tenang. Tidak perlu terburu-buru mengkonfrontasi langsung kepada suaminya. Butuh strategi yang tepat.

"Hemm, baiklah. Aku tidak akan menanyakan itu lagi, tetapi tolong ingatkan aku jika sudah kau temukan."

Sikap Will semakin hari berubah drastis. Jika biasanya Olivette selalu merayunya dan mendapatkan tubuh pria itu seutuhnya. Bahkan, semalaman mereka akan menikmati indahnya menjadi suami istri.

Sekarang, semua itu tinggal kenangan. Will selalu saja beralasan lelah saat Olivette ingin memanjakannya. Terkadang, alasan klise yang dipakai adalah kelelahan akibat lembur di perusahaan.

"Sayang, kau jarang sekali punya waktu untukku," ucap Olivette di saat keduanya sedang berada di dalam kamar.

"Kau tahu kalau aku sibuk, kan? Lalu, aku bisa apa?"

Selalu itu yang menjadi alasan Will. Olivette semakin curiga. Namun, tetap harus tenang. Jangan sampai kecurigaan Olivette membuat Will menyadarinya.

Tidak hanya cincin pernikahan, perubahan sikap Will, tetapi juga tentang ponsel pria itu. Biasanya Olivette bisa dengan mudah menggunakan ponsel suaminya. Semakin ke sini, sikap sensitif Will terus saja membuat kecurigaan Olivette semakin bertambah.

"Will, tolong pinjam ponselmu. Aku mau mencari keberadaan ponselku. Hari ini aku sangat sibuk mengurus keperluan mansion sehingga aku lupa meletakkannya."

"Kau itu semakin hari selalu saja ceroboh. Harusnya kau tidak meletakkan ponsel sembarangan. Bagaimana kalau salah satu Maid memanfaatkan situasi seperti ini? Dia mengambil ponselmu kemudian menjualnya. Semua bisa saj terjadi, bukan?"

Bukannya meminjamkan ponselnya, tetapi Will malah mengomel. Memangnya Olivette percaya begitu saja? Tidak! Para Maid di mansionnya sudah melalui berbagai macam tes. Termasuk tes kejujuran. Olivette selalu menambahkan gaji mereka. Terkadang wanita itu juga memberikan hadiah-hadiah kecil yang tidak pernah mereka sangka sebelumnya.

"Will, aku kan cuma mau meminjam ponselmu. Kenapa akhir-akhir ini kau terlihat berubah? Apa ini ada urusannya dengan perusahaan? Kalau kau memang lelah, kau bisa mencari asisten."

Sejak awal Olivette sudah menyarankan suaminya mencari asisten. Supaya pria itu bisa fokus pada istrinya dan program kehamilan yang mereka jalani. Namun, Will terus saja menolak dengan dalih tidak nyaman menyerahkan rahasia perusahaan kepada orang lain.

Selain itu, urusan bisnis ke luar negeri pasti akan diurus asistennya tersebut. Padahal itu kesempatan bagus yang bisa digunakan untuk berlibur bersama Wileen, wanita yang dulu adalah mantan kekasihnya kemudian menjalin hubungan lagi setelah beberapa kali pertemuan.

Saat berdebat masalah ponsel, tiba-tiba ponsel suaminya itu berdering. Sebenarnya dari dekat Olivette bisa melihat nama penelepon, yaitu Mrs. Arohi.

Sepertinya Will enggan mengangkat panggilan itu sehingga Olivette harus memilih mundur. Dia akan memberikan privasi pada suaminya.

"Sayang, Mrs. Arohi memanggil. Dia itu rekan bisnismu, bukan?"

Ya, Will menyimpan nama Wileen sebagai Mrs. Arohi. Tidak hanya itu, Will juga menjelaskan jika sedang berbisnis dengan wanita ini, Olivette tidak boleh mengganggunya. Sebagai seorang istri, Olivette akan memberikan ruang khusus tersebut. Dia memilih keluar.

"Baby, sorry. Aku harus menunggu istriku keluar dari kamar. Ada apa?" tanya Will setelah menggeser tombol hijau di layar ponselnya.

"Honey, aku rindu." Suara manja Wileen terdengar jelas di telinga pria itu.

"Hemm, padahal baru beberapa hari yang lalu kita berpisah. Memangnya suamimu ke mana?"

"Suamiku sibuk, Honey. Dia lebih suka bermain-main dengan laptopnya ketimbang dengan istrinya. Makanya, aku mencari kesibukan di luar." Suara manja Wileen lagi-lagi diperdengarkan kepada kekasihnya, Will.

"Hemm, suaramu kenapa begitu?"

"Aku kangen, Honey. Kapan kita pergi lagi? Kau tahu bahwa apa pun yang ada di dalam dirimu sudah menjadi candu bagiku."

"Aku belum ada urusan bisnis lagi, Baby. Beberapa hari lagi aku akan menyusun jadwal ke luar negeri. Nanti, kau akan kukabari."

Inilah gaya bicara Will saat berada di mansionnya. Tekesan kaku dan tidak romantis. Berbeda saat Will berduaan saja dengan Wileen. Pria itu seperti berubah menjadi sosok yang super romantis.

"Hemm, lekaslah!"

"Iya, sebenarnya aku bosan di mansion. Istriku terus saja mengomel gara-gara cincin pernikahan kami hilang."

Terdengar suara tawa di seberang sana. Wileen menertawakan Will dengan suaranya yang renyah.

"Kenapa tertawa?" tanya Will penasaran.

"Aku lupa. Cincinmu sengaja kulepas pada saat tertidur malam itu. Jujur, aku cemburu kalau kau memakainya."

Will rasanya ingin berteriak sekencang mungkin. Namun, dia masih bersyukur sekali karena cincin itu tidak hilang.

"Baguslah. Besok, aku akan menemuimu di tempat biasa. Bawakan cincin itu sekalian. Aku juga rindu. Aku tutup teleponnya, ya?"

"Iya, Honey. I miss you."

"I miss you too."

Sambungan telepon itu kemudian diputus secara sepihak. Will mengembalikan ponselnya, tetapi dia lupa menutup ponselnya secara otomatis. Dia masuk ke kamar mandi, tetapi tidak menyadari jika Olivette sudah kembali.

Saat wanita itu hendak meletakkan ponselnya ke atas nakas, tiba-tiba melihat ponsel suaminya mendapatkan pesan WhatsApp. Olivette penasaran. Diambilnya ponsel suaminya kemudian dilihat ada pesan suara.

Secepatnya pesan suara itu dikirimkan ke ponselnya. Dia akan menyimpan bukti ini dan mengeceknya. Sangat aneh sekali karena dari beberapa relasi bisnis suaminya, hanya Mrs. Arohi saja yang terlalu dekat dengan suaminya.

"Maaf, Sayang. Aku terpaksa menaruh curiga kepadamu. Beberapa bulan terakhir ini kau sangat tertutup, semakin dingin, dan banyak berubah," batin Olivette.

Jika Will memiliki satu ruang kerja khusus di mansionnya. Begitu juga dengan Olivette. Dia memiliki ruangan khusus saat suasana hatinya tidak menentu. Dibawanya ponsel miliknya masuk ke ruangan itu.

"Aku penasaran. Apa sebenarnya yang dikirim Mrs. Arohi kepada suamiku? Kenapa aku merasa heran padanya?"

Volume ponselnya diperbesar bersamaan dengan dinyalakan pesan suara itu. Olivette sangat terkejut saat mendengarkan suara manja seorang wanita yang mungkin itu adalah suara Mrs. Arohi sendiri.

"Apa sebenarnya yang kau sembunyikan di belakangku, Sayang?"

...🌾🌾🌾...

Sambil menunggu update, yuk mampir ke karya yang Emak rekomendasikan. Thank you ❤️

Bab 3. Membiarkan

Will tidak melupakan waktu pertemuan dengan orang yang amat sangat dicintainya, yaitu Wileen. Bahkan, beberapa hari terakhir ini Will selalu mengabaikan Olivette, istrinya.

Olivette mencoba tetap tenang menghadapi kondisi seperti ini. Mungkin suaminya dalam fase bosan terhadap dirinya. Dengan dalih pekerjaan, Will terus saja menghindar. Beberapa malam pun pria itu tidak tidur di kamarnya melainkan di kamar tamu.

Para Maid sempat menanyakan kondisi tuan rumahnya, yaitu Olivette. Wanita itu tetap memberikan jawaban positif kepada semua Maid di mansionnya.

"Kalian jangan khawatir. Tuan sedang banyak pekerjaan. Tenang saja," ungkap Olivette.

"Nyonya, kami sangat mengkhawatirkan Anda. Seperti itu biasanya tanda-tanda pria mulai tidak beres. Ehm, maksudku mungkin saja ada bibit perselingkuhan di belakang Anda. Kami hanya tidak mau jika Tuan menyakiti Anda."

Semua Maid yang ada di mansion sangat menyayangi Olivette. Wanita itu selalu sabar dan bersikap lemah lembut. Bahkan, setiap masalah sulit mereka, Olivette membuka lebar bagi siapa pun yang mau mencurahkan segala gundah gulananya. Hal itu dilakukan dengan alasan agar tidak menggangu kinerja mereka.

"Jangan khawatir. Suamiku tidak mungkin berbuat serong di belakangku. Dia sangat mencintaiku." Lagi-lagi Olivette mematahkan keraguannya sendiri. Dia meyakinkan orang lain, tetapi dirinya sendiri ragu.

"Baiklah, Nyonya. Kalau Tuan macam-macam, jangan segan untuk memberitahu kami."

"Tentu. Terima kasih atas perhatian yang kalian berikan."

Perhatian Olivette kini tertuju pada suaminya yang baru saja turun. Pria itu terlihat sangat rapi dan sedikit berbeda. Dasi yang dipakai pun tidak seperti apa yang dihapal Olivette selama ini.

"Sayang, dasi baru?" tanya Olivette.

"Oh, ini? Ya, pemberian relasi bisnisku."

"Mrs. Arohi? Hemm, perhatian sekali. Apa dia cantik?" Olivette mencoba memancing suaminya.

"Ya, kau tahulah kalau dia itu wanita paruh baya. Anggap saja dia memberikan perhatian lebih kepada anaknya," jelas Will dengan mudahnya.

Menikmati sarapan tanpa beban. Walaupun sebenarnya dia banyak sekali menyembunyikan kebohongan di belakang istrinya. Namun, Will tidak akan menyerah begitu saja. Dia memang sudah sangat mencintai Wileen. Tidak ingin berpisah untuk kedua kalinya walaupun hubungan yang dijalani adalah sebuah kesalahan.

"Hemm, mungkin saja Mrs. Arohi sangat cantik. Lihat, bagaimana caranya memberikan perhatian padamu? Seperti bukan wanita berumur," ucap Olivette tanpa merasa cemburu sedikit pun.

"Hemm, kau cemburu?"

"Tidak. Kenapa aku cemburu pada pria yang sudah menjadi suamiku? Kalau aku mau, aku bahkan bisa menggoda suamiku sendiri, bukan? Ehm, kecuali kalau kau tidak puas terhadap pasanganmu. Maka, jangan salahkan aku jika nantinya kau akan kehilangan diriku."

"Apa ini seperti ancaman?"

"Bukan, Sayang. Hukum timbal balik. Kau pasti paham," jawab Olivette tanpa beban.

"Hemm, ya. Oh ya, malam ini tidak perlu menungguku. Aku akan pulang terlambat."

"Meeting lagi? Kapan kau ada waktu untukku?"

"Sayang, kau tahu kan aku banyak pekerjaan. Kalau kau bosan, pergilah shopping dengan beberapa Maid. Belikan mereka sesuatu. Ini ambillah!"

Will memberikan debit card yang isinya lumayan besar. Olivette tetap menerimanya.

"Terima kasih, Sayang."

"Seharusnya kau tidak memberikanku uang saja, Will. Aku butuh perhatianmu, kasih sayang, dan cinta. Kalau sudah seperti ini, kurasa kau memang benar-benar melupakan istrimu," batin Olivette.

Seharian ini Will memang datang ke kantor. Setelah sore hari, pria itu secepatnya meninggalkan perusahaan menuju ke suatu tempat, yaitu restoran dengan ruangan VVIP yang disewa oleh Wileen.

Pertemuan yang menyenangkan saat Will memberikan pelukan hangat, kemudian kecupan manis, dan berakhir dengan duduk di kursi untuk menikmati makanan yang sudah dipesan.

"Kau selalu datang tepat waktu, Baby. Memangnya suamimu ke mana?" tanya Will.

"Biasa. Dia lebih suka bermain-main dengan berkas dan beberapa alat kerjanya. Kurasa kau adalah orang yang tepat, Honey. Aku mencintaimu," ungkap Wileen.

"Hemm, aku juga mencintaimu, Baby."

"Istrimu apa kabar?" Basa-basi Wileen selalu saja mengacaukan perasaan Will.

"Ck, gara-gara dia aku jadi ingat cincin pernikahan kami. Oh ya, mana cincin itu?"

Wileen meletakkannya di meja restoran. Bergegas Will mengambil kemudian dipakainya. Namun, Wileen mencegahnya.

"Will, jangan pakai itu saat bersamaku! Lihat, aku saja tidak memakai cincin pernikahan kami. Kau dan aku harus benar-benar melepasnya. Kalau kau kembali ke istrimu, silakan saja kau pakai."

Will sudah berada dalam kendali Wileen. Menelisik masa lalu mereka adalah Wileen menikah lebih dulu ketimbang Will. Wileen dijodohkan dengan pengusaha kaya bernama Ethan Reagan Soenser. Namun, di dalam pernikahannya Wileen tidak pernah bahagia.

Sementara Will sendiri merasa dikhianati. Kemudian dia memutuskan untuk menikahi Olivette Phoenix. Gadis dari kalangan bangsawan yang sangat menarik hatinya. Di situlah benih-benih cinta Will kepada Olivette mulai tumbuh.

Menjalani pernikahan yang tidak mudah dan beberapa tahun membuat Will sadar bahwa dia harus melupakan cinta lamanya. Namun, saat pertemuannya kembali dengan Wileen adalah saat di mana para pengusaha melakukan lelang barang-barang mewah.

Wileen hadir menggantikan suaminya yang tidak pernah mau muncul ke publik. Alasannya memang unik. Dia tidak mau dikenal oleh banyak orang. Lebih baik berada di balik layar ketimbang bertemu langsung di dalam acara seperti itu.

Pertemuan itulah yang membuat mereka merajut cinta yang pernah terlewatkan. Will sangat merindukan sosok Wileen. Begitu juga sebaliknya.

"Kau selalu saja menjadi Nona pengenali," canda Will sambil menyuapi Wileen dengan makanan di tangannya.

"Terima kasih, Honey. Kau selalu bersikap romantis. Apakah kau juga melakukan hal yang sama pada istrimu?" selidik Wileen.

"Jangan bahas dia saat bersamaku. Bukankah kita sudah sepakat untuk tidak membahas pasangan saat berdua seperti ini?"

Wileen manggut-manggut. "Ya, kau benar, Honey. Aku tidak menyangka bahwa kita dipertemukan dalam keadaan seperti ini. Tidak masalah. Aku tetap mencintaimu."

Pertemuan yang luar biasa. Cinta bukan saja membuat mereka lupa dari mana asalnya dan hubungan apa yang mereka jalin. Namun, hubungan yang saling menguntungkan itu membuat keduanya lupa daratan.

"Hemm, nikmatilah hari ini karena aku sudah izin pada istriku untuk pulang terlambat."

"Terima kasih, Honey. Kau memang pria yang luar biasa. Bagaimana kalau malam ini kita mampir sejenak pergi ke hotel."

Kesempatan emas. Penawaran inilah yang sangat dirindukan oleh Will. Terlebih beberapa hari ini dirinya sama sekali tidak berselera untuk menyentuh Olivette. Rasanya ada yang hilang saat bersama wanita itu.

"Hemm, tentu. Kau bisa reservasi atas namamu. Aku tidak mau banyak orang tahu tentang hubungan kita. Terlebih sampai istriku memiliki kecurigaan bahwa aku sering check in di hotel."

"Ya, baiklah. Kau selalu jadi pria yang takut, yah. Hanya padaku kau tidak takut sama sekali."

Olivette sengaja membiarkan suaminya bersenang-senang dengan wanita idamannya itu. Dia tidak tahu jika istrinya akan menyusun pembalasan yang lebih elegan ketimbang harus melakukan konfrontasi langsung. Will pasti akan mengelak.

...🌾🌾🌾...

Sambil menunggu update, Emak bawa rekomendasi keren. Kalian bisa mampir dan tinggalkan jejak di sana. Thank you ❤️

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!