NovelToon NovelToon

Reinkarnasi Menjadi Vampir Imut

Prolog

"Kriiiiing."

Bel berbunyi tanda masuk kelas.

Aku yang telah menunggu bel berbunyi, sedang duduk di bangku paling belakang sambil membaca novel.

Namaku Aji, aku tinggal di kota Wonosobo negara Indonesia, aku seorang cowok populer di sekolah, masaa ??, iya , noh teman temanku banyak yang ngomongin aku.

"Lihat tu si aji, padahal sebentar lagi ada ujian, tapi kerjaanya baca novel Mulu." Beberapa cewek didepan lagi ngomongin aku.

Tanpa kusadari dari depan datang temanku menepuk pundaku, "Duk." Dia berkata,

"he bro santai bener hidup kamu, haha." Ucapnya, dia adalah taiga, sahabatku satu satunya.

"Lah cuma ujian saja takut." saut aku dengan malas.

Yah begitulah aku yang populer karena seorang wibu NEET yang males, bahkan di kelas cuma tiduran sampai jam menunjukan waktu untuk pulang.

***

"Aku pulaang. "

Aku membuka pintu dan melihat seorang wanita yang sedang menyiapkan makanan di meja.

"Eee ji , sudah pulang, sana makan dulu, ibu sudah masakin daging kelinci kesukaanmu" saut dia adalah ibuku.

"Nanti saja Bu, masih kenyang tadi makan buku di kelas." aku yang terus berjalan ke kamar karena ingin cepat ngewibu.

Sambil berbaring di kasur aku membuka hp ku.

"Uwaah, ini grup para kreator wibu kok isinya drama mulu, mereka nonton anime apa nonton Drakor si" aku yang heran sama ni grup.

Melihat mereka drama jadi males, mending jalan jalan ke kota.

***

Seperti wibu yang lain, aku juga ingin pergi ke isekai, tapi setiap aku berjalan di depan truk chan ,mereka tidak ada yang mau menabrakku.

Ketika aku berjalan di pinggir jalan yang tidak ada trotoar, terdengar suara.

"Tooood tooood!!! "

Melihat ke sumber suara aku melihat ada truk yang melaju kencang ke arahku, truk semakin dekat.

Dengan memasang wajah panik sambil memejamkan mata Aku teriak.

"Haaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!......eghm."

"Haaaaaaaaaaaaaaaaa!!" astaga kok lama banget nabraknya, batinku berkata sambil mengingat indosial.

Aku yang bingung kembali membuka mata, aku melihat ke depan, ternyata truk itu berhenti, belum sampai menabrakku, dan aku melihat ada seorang keluar dari truk itu.

"Woyy,!! punya mata tidak si" teriak si sopir truk.

"Maaf pak, " jawabku sambil ketakutan.

Si sopir terus berjalan ke arahku, " maaf maaf, enak kali minta maaf ya, sini kau kuberi pelajaran " teriak sopir sambil memukul kepalaku.

Dokk!!

Brukk!!

kerasnya pukulan pak sopir membuatku terjatuh terbaring di pinggir jalan.

Pandanganku menjadi kabur,

"aduh mukulnya keras sekali sampai aku pusing."

"Kyy, add ndngn rbahh........!!!!!"

'uh, apa yang mereka bicarakan.'

Pandanganku semakin menghitam dan tubuhku rasanya semakin dingin, aku hanya mendengar banyak teriakan tidak jelas, teriakan itu semakin menghilang suaranya.

***

"Dimana ini? apa aku sudah mati, kok gelap sekali."

Selang beberapa waktu tiba tiba tempat ini menjadi terang dan ada seorang cewek cantik berambut biru duduk di kursi sambil memakan cemilan, entah datang darimana dia.

Aku yang tadinya berbaring kemudian duduk bersila.

"Xixixixixi, wkwkwk , konyol sekali matimu nak." Kata cewek itu dengan mengejekku.

Aku yang tadi diam dengan wajah masam bertanya.

"kamu siapa oyy."

Dia diam sebentar sambil mengulum jari.

"Aku Aqua, so, Dewi Aqua, aku adalah dewa kesialan, kamu sampai kesini berarti kamu sudah mati, dan akan direinkarnasikan di Dunia lain, tak apa, karena kamu sangat menghiburku ,maka kamu akan aku beri hak sepesial mendapatkan kecerdasan sejak bayi dan aku beri 1 permintaan untuk dibawa ke isekai."

Karena situasi, aku yang hanya mendengar kalimat terakhir itu langsung gembira, " yeey akhirnya, emmm maka permintaanku aku mau membawa ka...." belum selesai bicara dia memotong kataku.

"Aku bukan barang".

Aku yang sedikit kesal nyaut " yaah,, kalau begitu aku ingin system seperti di novel novel."

"Oke baiklah permintaan bakal terkabul." Jawab si Dewi sambil mgemil.

'Hehe aku pasti bakal jadi OP terus dapet Harem yang banyak, aku akan memangsa para gadis loli, hehehehe.' Kata hatiku sambil senyum senyum.

Tiba tiba si Dewi menjadi jadi.

"Xixixixi, kamu seorang berjiwa Hiki NEET mau cari Harem,wkwkwkwk....mimpii!!!!" kata si Dewi sambil pegang perutnya.

Aku kaget " oyy jangan baca pikiran orang sembarangan." Kataku yang kesal dengan kepala panas.

"Baiklah, aku males ngomong sama seorang Hikikomori, sana pergi." kata dia sambil melambaikan tangannya.

Tiba tiba aku bercahaya dan sepertinya akan menghilang.

Ketika aku mulai menghilang aku melihat si Dewi sedang tersenyum aneh menatapku, aku jadi merasa ada yang tidak beres.

"Takpalah", pandanganku pun mulai gelap kembali.

Tip.

***

Dataran yang sangat luas, yang terbagi menjadi lima benua, menjadi tempat banyaknya negara berdiri, benua itu ditempati berbagai ras makhluk hidup, yang memiliki ciri khas tersendiri, benua Utara ditinggali Ras iblis, hutan barat ditinggali Ras elf, benua timur ditinggali Ras humanoid, benua selatan ditinggali Ras manusia, dan benua hutan tengah yang gelap dan mengerikan ditinggali banyak monster tanpa akal yang menjadi penyeimbang antar benua.

Di sebuah kediaman yang megah dan halaman yang luas terdapat banyak penjaga dan maid, terlihat di wajah mereka terdapat kebahagiaan karena terdengar suara dari salah satu ruangan.

"Oeee oeeee oeeee!!!."

Di ruangan tersebut terdapat seorang berpakaian putih, sepasang suami istri dan bayi baru lahir yang dibopong ibunya.

Aku membuka mata dan melihat seorang wanita yang berbaring di sampingku, seperinya dia berumur 20.an, aku menoleh ke sisi lain terdapat seorang laki laki berpakaian bangsawa terlihat sekitar berumur 25, mereka tersenyum melihatku.

'Sepertinya aku terlahir menjadi anak mereka',,,ucap dalam benakku.

Si suami dengan wajah yang bahagia berkata,,,"wah srii, anak kita imut sekali, pasti besar nanti jadi cantik mirip kamu."

"Iyaa imut sekaliii, kita kasih nama siapa?" ucap si ibu sambil memegang pipiku.

"Bagaimana kalau Lilias,,?"

"Lilias kaah, itu nama yang bagus"

'Apa, apakah dia berkata aku cantik mirip ibu'.

'Aku jadi perempuaan'.... batinku berteriak tidak karuan.

Dari tadi aku ingin protes mendengar perkataan mereka, tapi mulutku masih tidak bisa bicara.

'Awas saja itu si Dewi, pantas saja aku merasa ada yang tidak beres, kenapa harus perempuan?

adios my harem' , entah kenapa mengingatnya membuatku sedih.

"Oeee! oee!",

munkin karena aku menjadi anak anak, aku jadi cengeng, siaaaaaaal.

Ibuku yang melihatku menangis dia mencodorkan gunungnya padaku ,

"yooosh, cup cup cup, anak baik, semoga Lilias nanti bisa membawa bangsa manusia ke kejayaan."

Aku cuma bisa diam dan menurutinya.

Entah kenapa, aku yang dulunya jomblo, tidak merasakan sagne apapun ketika melihat gunung indah tersebut, munkin karena dia ibuku.

'Aku yang semakin kenyang meminum susunya rasanya jadi mengantuk, padahal aku ingin melihat isi system, aku ingin segera ber petualang, munkin aku lakukan besok saja.'

Hmmmm zz zz zz zz zz zz zz zz.

.

.

.

.

Bersambung......

Chapter 1 Kehidupan Baru.

Seminggu semenjak aku direinkarnasikan, aku ingin kebebasan,

bagaimana tidak!!, setiap kali aku ingin gerak, tapi ada kain melilit ditubuhku yang menghalanginya, membuatku tertekan, bagai di pen-ja-ra.

Berhari-hari aku cuma mendengar para penjaga, maid dan keluarga berinteraksi, aku masih belum bisa berbicara, kalaupun bisa, pasti menakutkan, untuk Sorang bayi berbicara.

Saat ini aku mengetahui beberapa informasi dari percakapan sehari-hari dirumahku, nama ibuku adalah Sri Solaya Coksumbar dan ayahku bernama Agus Coksumbar,

munkin kalian berpikir itu seperti nama bangsawan Eropa, tapi ternyata keluarga kami bukan bangsawan , keluarga kami memiliki marga, karena ayahku termasuk pengusaha terkaya di kerajaan sambac.

Dan statusku sendiri, bisa kalian lihat.

'Status'.

__________________________________

Nama : Lilias Coksumbar.

Ras : vampir.

Level : 1.

HP : 50/50 [50%]

MP : 100/100 [50%]

SP : 100/100 [50%]

Skill :

-kesucian (sharity) [50%]

membuat absolute barier

-kemalasan (sloth) [50%]

double EXP

-kerakusan (gluttony) [50%]

melahap apapun dan menjadikanya EXP

-nafsu (lust) [50%]

mencuci otak

koin : 0

[Status] [Shop] [Quest]

___________________________________

San aku bisa melihat keterangan lebih lanjut dari yang bertulis tebal.

Tapi kenapa aku menjadi ras vampir, padahal orang tuaku manusia, sialan, pasti ulah si Dewi itu, uggggh.

Setelah aku amati kenapa ada tulisan 50% yaa ? pikirku dengan muka bingung.

Sebuah suara bernada datar tiba tiba masuk ke kepala.

"Jawab, karena jiwa laki laki master belum terbiasa dengan tubuh baru/wanita, sehingga jiwa master masih kacau."

"Eh system, ternyata kamu bisa bicara". jawabku dengan bingung.

"Haik, saya siap melayani perintah master".

Mendengar sebuah jawaban, bayi tersebut melihat sebuah harapan.

"Terus apa yang harus aku lakukan, agar jiwaku stabil?" Jawabku yang penasaran.

"Master harus sepenuhnya menjadi wanita".

Seakan cahaya didepan bayi tiba tiba menghilang.

"Eeee!! mana munkin aku mau menjadi wanita!!!" jawabku dengan sedikit kesal.

"aku sudah hidup 18 tahun sebagai laki laki oyy."

"Tenang master, beberapa quest yang sudah saya sediakan munkin membantu master menjadi wanita seutuhnya"

"Tapi itu namanya pemaksaan kan." Jawabku yang masih bernada tinggi.

"Tidak master, karena dengan menyelesaikan quest, yang pasti, master akan mendapatkan koin, yang akan digunakan sebagai pertukaran di menu shop."

"Jadi selain mendapatkan koin, master juga mendapatkan pengalaman".

Setelah otak berputar beberapa kali,bayi itu menyadari kondisinya.

Ugh, munkin aku memang harus menerimanya, lagian aku memang sudah lahir menjadi wanita.

Setelah melalui beberapa percakapan, aku mengetahui beberapa hal tentang system, system nanti akan menyediakan beberapa quest, ada quest harian, quest sampingan, dan quest utama untuk mendapatkan koin, namun menu quest dan shop akan terbuka ketika aku berumur 4 tahun nanti.

Penantian yang lama.

Dan nanti aku bisa membeli item dan skil di menu shop'.

"Mmm, sistem, aku belum pernah membeli skil, tapi kenapa aku sudah punya 4 skill?" tanyaku terheran.

"Haik, itu karena skill 7 kebajikan dan 7 dosa besar tersebut, terbentuk dari pengalaman hidup jiwa master di kehidupan dulu."

"Ooh, jadi dengan pengalaman juga masih bisa mendapatkan skill ya, tapi kenapa banyak dosanya, apakah ini bug?.

"Tidak master, itu memang sesuai sifat master yang kerjanya makan, tidur, ngococok, dan untuk skill kesucian itu karena master selalu menjomblo."

''E."

Mendengar perkataanya, muncul emot batu di mukaku.

Hatiku bagai teriris.

''Siapa yang menaruh bawang disinii'.

Ugh memalukan, itu membuatku nangis.

''Oeeeee!! oeee!! aeee!!''

San setiap aku nangis, aku mendapatkan susu, langsung dari sumbernya, emmm enak.

***

4 tahun kemudian.

Tahun 4984.

Tak....Tak.....Tak....Tak, terdengar suara benturan dua bilah kayu.

Bayangan tubuh mulai hilang terinjak,

panas menjalar ke seluruh tubuh,

keringat mulai menetes,

ketika aku menyeka keringat di dahiku,

terdengar suara panggilan,

"Kruwuuuuk!!!"

Ya perut memberontak,

"Haha, sepertinya bermainya sampai disini dulu ya, Lilias Chan."

Aku sadar, mengingat umurku, aku memang masih terlalu kecil untuk mulai latihan pedang, tapi ketika dia menganggapnya sebagai mainan, apalagi dengan akhiran Chan, aku jadi kesal, aku mengayunkan kayu yang kupegang dengan keras ke arahnya.

"Lathan pedang, ayah, moo!! padal aku seduah seruus seruus." jawabku yang masih cedal sambil mengembungkan pipi.

(cedal \= kurang sempurna dalam pengucapan kata)

"Aiyaa, anak ayah kalo cemberut imut banget." jawanya sambil memegang pipiku.

"Aa !! ,,,,,"

seakan tidak bisa berkata, cuma wajahku yang semakin memerah,

Panas diwajahku telah mencapai kepala, hampir meledak.

Aku membuang kayu yang aku gunakan untuk berlatih, kemudian pergi masuk kerumah tanpa sepatah katapun.

'Sial, kenapa aku terus dianggap anak kecil, memang aku anak kecil si, tapi, tapiii'.

'Aaaaaaaaa!!!.'

Cukup aku yang mendengar teriakan hatiku

kalian para pembaca cukup mengerti maksudnya.

Aku berjalan, masuk kerumah dengan wajah kesal, mengambil air minum.

Seorang wanita melihatku dengan tatapan heran.

"Araa, Lilias Chan, kenapa ibu perhatiin kamu seperti cemberut begitu?" tanya wanita yang keheranan itu.

"Itu Buu, aku minta diajarin pedang sama ayah, tapi dia tidak mau serius ngajarin aku." sautku yang masih kesal.

"Aiyya, kamu kan masih kecil, sudah mau belajar pedang saja, kenapa tidak bermain dengan teman temanmu"

"Hmmhhh" aku menjawab dengan memalingkan wajahku yang merah.

'Lagian siapa temanku.' Batinku mengingat tiada yang bisa disebut teman.

"Udah, kamu cuci tangan dulu sana, kita makan bersama, kamu sudah lapar kan." ibu berkata sambil tersenyum ramah.

Melihat senyumannya, aku tak kuasa memberikan wajah kesalku.

"Baiklah Buu" jawabku sambil memberi senyuman.

.

Akhirnya kami makan bersama sekeluarga, rasanya enak sekali mengingat di kehidupanku dulu cuma ada ibu dan adikku, akupun makan dengan senang.

Semoga ibu dan adikku baik baik saja.

Hmmmm, entah kenapa lidah anak kecil, cocok sekali memakan makanan yang manis, mumpung masih kecil aku banyakin makanan manis ,karena ketika dewasa biasanya suka yang pahit pahit seperti kopi dan rokok.

Apakah di dunia ini ada rokok, emm entahlah, yang pasti minuman keras di isekai manapun. selalu ada.

Selesai makan aku keluar duduk di balokon mencari angin, sambil melihat status.

Kau tau kenapa aku sudah ingin berlatih pedang padahal ngomong saja belum lancar.

'Quest'.

___________________________________

Quest harian:

Berlatih dengan pedang. rewd: 50 koin

Mandi sendiri. Rewd:50 koin

Berpakaian sendiri. Rewd:50 koin

Quest sampingan:

-Belum terpicu-

Quest utama:

-Belum dibuka-

[Status] [Quest] [Shop]

___________________________________

Untuk quest sampingan sepertinya datang mendadak, tapi apa apaan quest harian itu, mandi sendiri? ore ga? honto ka?.

Bagaimana aku harus melihat tubuh loliku, mengingat dulu aku termasuk lolikon.

Selama ini aku selalu mandi dan berpakaian dibantu oleh para maid, atau ibu kalau senggang, sepertinya mulai sekarang aku harus mandiri, munkin sistem sedang mencuci otakku supaya menjadi feminim.

Yah, paling tidak aku mendapatkan koin.

Tapi untuk kedua quest lainya, aku mulai besok ah, batinku belum siap.

.

.

.

Bersambung....

Chapter 2 Misi harian 1.

Matahari mulai nampak, dengan cahayanya, dia melihatku yang masih membuat peta di bantal, angin silir memberi kenyamanan, dengan kicauan burung, yang membuat keindahan di pagi hari.

"Hmmm."

Aku membuka mata dengan kaget.

"Eh, Mulutku banjir, kenapa jadi anak kecil rasanya merepotkan, apalagi aku yang memiliki kecerdasan orang dewasa, sungguh memalukan."

Aku segera menyeka bocoran mulutku dengan baju, tiba datang seorang mengetuk pintu kamarku.

"Lilias Chan, bangun, ini sudah pagi lhoo, turunlah sarapan sudah siap." ternyata suara ibuku yang sedang membangunkan ku.

"Baik Buu."

Aku segera bangun, kemudian cuci muka.

Aku melihat ke arah cermin, kini aku melihat seorang gadis kecil, berambut perak seperti ibu, mata pupil biru seperti ayah, kuping seperti manusia biasa, kulit seperti mochi yang minta digigit, aku menarik pipiku dengan lembut.

"Ternyata kalau diperhatikan, aku imut juga." Ucapku kepedean.

"Aaa, apa yang aku pikirkan,huuh."

Aku segera turun menemui keluargaku untuk makan bersama.

Aku kini melihat dua orang sudah menungguku dengan senyuman, aku pun membalasnya.

"Selamat pagi Bu, selamat pagi ayaah." Sapaku dengan senyuman.

"Pagi anakku, sepertinya tidurmu nyenyak sekali ya." Jawab ayahku yang sedang bersiap mencangkul di atas piring.

Kamipun makan bersama, sambil makan aku ingin melihat quest agar tidak ada yang terlewat.

'Quest'.

___________________________________

Quest harian:

Berilah dengan pedang. Rewd: 20 koin

Memasak dengan ibu. Rewd: 20 koin

Mandi sendiri. Rewd: 20 koin

Berpakaian sendiri. rewd: 20 koin

Tidur dengan orang tua. Rewd: 20 koin

Quest sampingan:

-Belum terpicu-

Quest utama:

-Belum dibuka-

[Status]. [Quest]. [Shop]

___________________________________

Dengan wajah kagetku, mulutku pun kehilangan kontrolnya.

"Eeeeee!!" Tanpa sadar aku berteriak ketika sedang makan.

"Ada apa Lilias Chan, apa masakanya kurang enak? apa perlu minta maid untuk buatkan yang lainya?" Tanya ibuku yang tadinya makan dengan tenang.

"Ah, tidak Bu, aku cuma kepikiran sesuatu, hehe." Jawabku dengan menggaruk garuk kepala.

"Ooyasudah." Lanjut ibuku makan.

Hm, kenapa quest nya jadi pelit begini, aku diberi lima misi harian hanya untuk 100 koin,bukanya kemarin 150 dengan tiga quest.

"Oyy ,system, kenapa diubah." Tanyaku yang sedikit kesal.

"Ayy, itu memang seharusnya begitu, kemarin adalah hari pertama master mendapat quest, sehingga diberi kemudahan." Jawab system yang suaranya mirip pramugari.

"Apa, kenapa kemarin tidak bilang, kan aku jadi rugi." Jawabku sambil mengunyah sendok dengan keras.

"Itu karena master tidak bertanya."

"Lain kali, kalau ada yang lebih baik atau lebih buruk, kasi saran lah buatku,jangan membisu aja." Perintahku dengan menyipitkan mata.

"Baik master, saran pertama saya, setelah makan segera berlatih, selagi cuaca belum terlalu panas."

"Hmm, gitu lebih baik."

Aku menyelesaikan makanku, kemudian menoleh ke ayah.

"Ayah, latih aku pedang ya, mumpung pagi, ayah bisa kan." Ucapku sambil memasang wajah polos.

"Eh, kenapa liliasku ingin sekali belajar pedang." Jawabnya yang sedang mengusap mulut dengan tisu.

"Aku ingin jadi kuat segera, agar ketika besar bisa membantu perusahaan ayah."

"Ah itu, menjadi pengusaha tidak terkait dengan pedang, tapi, baiklah akan ayah ajari." Ucapnya dengan senyuman.

'Senangnya, anakku kini memiliki semangat tujuan.' Batin ayah yang makin tersenyum.

"Hehe."

Aku segera keluar.

Datanglah ayahku, membawa dua pedang yang terbuat dari kayu, salah satunya bertulis 'Danau Toya'.

Dia memberikan pedang yang bertulis itu kepadaku.

"Karena anakku suka pedang, ini ayah beri hadiah pedang kayu ajaib, yang akan selalu kembali kepada pemiliknya jika hilang."

Mendengar perkataanya, wajahku bersinar, mengingat kemarin cuma menggunakan ranting kayu, apa lagi katanya pedang itu pedang ajaib.

"Waah, terimakasih pak." aku menerimanya, dan membuat pose tentara hormat.

"Ahaha, baiklah ayo kita latihan."

Melihat keseriusanku, ayahku pun melatihku teknik pedang dengan benar.

.

3 jam berlalu aku berlatih,sampai keringetan.

Aku segera menyelesaikan latihan, untuk berenjak ke misi selanjutnya.

"Hari ini cukup ya ayah, aku sudah lelah." ucapku sambil menyeka keringat.

"Baiklah."

Mengetahui hampir waktunya makan siang, aku pergi ke ruangan ibuku.

"Tok .... tok." Ketukan pintu.

"Buu, apa ibu didalam."

"Lilias, masuklah."

Aku membuka pintu, terlihat Sorang sedang duduk dikursi menghadap tumpukan dokumen di meja.

"Araa, ada apa, tumben anak imutku kemari menemui ibu." Ucapnya sambil memberi senyuman.

Ee, aku belum terbiasa dipanggil imut, tapi tak apalah.

"Anuu Bu, untuk makan siang nanti, kita masak bersama ya bu, aku ingin belajar dari ibu." Ucapku dengan mempertemukan kedua jari telunjuk dan wajah polos.

'Sepertinya anakku memang kurang suka dengan masakan para maid.' Ucap batinya.

"Itu bagus kalau kamu mau belajar, sekarang saja ayo, tugas ibu sudah beres."

"Okee." Senangnya.

Kemudian kami pergi kedapur bersama.

"Kamu ingin masak apa." tanya ibuku.

"Terserah ibu saja, aku cuma ingin belajar." Jawabku wajah penuh harapan.

Tami pun memasak bersama, ibu membuat takaran bumbu, sedangkan aku menuruti kata ibu untuk mengiris bumbu dan sayuran dengan pelan-pelan karena masih latihan.

"Dagingnya biar ibu saja yang Potong, karena ini lebih susah." Ucap ibu yang sedang mengambil daging, entah daging apa, karena sudah menjadi potongan besar.

Entah apa nama masakanya, karena di tempatku dulu tidak ada makanan yang sama seperti ini, karena berbahan sayuran yang tidak tumbuh di bumi.

Hanya daging saja yang aku sedikit tau, jika di Indonesia namanya rendang, tapi disini tidak ada namanya, cuma masakan daging.

Setelah masak kami juga meyiapkan makanan di meja makan.

"Panggil ayahmu dulu, kita makan bersama lagi." ucap ibuku yang sudah selesai menyiapkan makanan.

"Okee."

Aku pun pergi menemui ayah yang masih diluar.

"Ayaah!! mari makan bersama, aku dan ibu lho yang masak."

"Benarkah, waah senangnya." Jawabnya dengan wajah bodoh.

Sambil makan aku melihat system.

'Mm, lumayan lah sudah dapat 40 kion.' Melihatnya membuatku makan dengan senyuman.

'Sepertinya anakku bahagia sekali dengan masakan itu, lain kali aku ajak masak bersama saja, lagian menyenangkan masak bersama.' Ucap hati ibu yang masih salah paham.

Setelah makan aku cari angin diluar, menyiapkan mental untuk misi selanjutnya, karena untuk mandi sendiri tentunya harus menggosok badan sendiri, apalagi berpakaian, tidak bisa berpakaian dengan mata tertutup, aku masih ragu melakukanya.

Menunggu sore hari aku cuma bingung melakukan apa, karena pergi mencari monster pasti belum di perbolehkan.

Aku ingin segera farming untuk menutupi statusku yang masih 50%, koinku masih belum cukup untuk membeli beberapa skill, apalagi skill bijak dan dosaku butuh 100 mana, bisa si beli skil normal yang tidak terlalu berguna.

Yah memang berguna si mempunyai skill sehari hari, tapi jika berlatih saja mudah, ngapain harus beli, setidaknya beli skil atlit bela diri untuk mengalahkan monster normal.

Karena banyak berpikir ,tanpa sadar hari mulai sore, aku harus segera mandi mumpung belum terlalu dingin.

Aku menepuk pipiku untuk membentuk tekad.

"Aku harus bisa." Ucapaku yang sedang berjalan menuju kamar mandi dengan wajah muram.

Sesampainya di kamar mandi, aku.

.

.

.

Bersambung....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!