NovelToon NovelToon

Takdir Cinta Yang Rumit

memulai hidup baru

Jepang, Tokyo

Pagi yang indah untuk memulai hari,dirumah sederhana bernuansa minimalis dengan bergaya arsitektur Jepang, teras depan rumah yang tidak terlalu luas tetapi memiliki halaman belakang yang luas dan sejuk dengan adanya kolam ikan koi dengan air mancur dipinggir kolam ikan juga ada pohon bambu yang rindang daun-daun sepoi-sepoi tertiup angin.

Dirumah itu Laura tinggal bersama kakak laki-laki nya yang bernama Steven, tapi kondisi Steven ini berbeda dengan kebanyakan orang,dia mengalami autisme tetapi tidak terlalu parah sebenarnya Steven lebih suka bersikap seperti orang bodoh karena disebabkan dia tidak suka terlalu menonjolkan bakat beladiri pedangnya.

Laura sangat memaklumi keputusan dari sang kakak karena itu demi melindungi mereka dari orang yang tidak suka,Laura pun sebenarnya masih dalam perawatan dari sang kakak dikarenakan kecelakaan yang dialami wanita muda itu membuatnya amnesia.

Tadinya saat Laura sadar dari koma yang sampai 1 tahun lamanya,dia hanya mengingat sang kakak tercinta.

Pagi ini Laura bangun dari tidurnya setelah satu Minggu yang lalu baru kembali dari Amerika serikat untuk menetap di Jepang, beruntung Laura dan Steven memiliki dua warganegara.

Laura turun dari tempat tidur sambil mengucek matanya dan berjalan kearah pintu, setelah pintu terbuka dia langsung melihat sang kakak yang sedang duduk sambil membaca koran diruang tv rumah.

"Morning kakak ku sayang,hari ini mau sarapan apa?."

"Morning adik ku ,apa saja yang kamu masak kakak makan ."

Laura langsung pergi kearah dapur untuk memasak sarapan,orang tua mereka sudah meninggal dunia hanya ada bibi, pengganti orang tua Laura, kakak dari ibunya Laura.

Rumah bibi tidak jauh dari rumah Laura hanya saja beban yang dipikul bibi sangat berat,Laura tidak mau menyusahkan bibi,dia harus bisa keluar dari masa lalu yang bahkan tidak bisa diingatnya sama sekali karena kecelakaan yang dialaminya tahun yang lalu.

Setelah selesai membuat sarapan Laura langsung memanggil sang kakak untuk kemeja makan yang ada didekat dapur.

"Ka sini,sarapannya sudah matang."

"Iya."

Mereka memulai obrolan sambil menyuap makanan.

"Kak,habis sarapan aku mau pergi untuk melamar pekerjaan, tidak apakan kalau kakak dirumah sendirian?."Tanya Laura

"Iya,adik ku,Jangan cemaskan aku."

Laura hanya tersenyum.

"Aku mandi dulu terus Langsung berangkat, oke."

"Oke adik."

Laura langsung bergegas mandi,setelah selesai mandi,memakai kemeja putih,celana hitam serta rambut dikuncir satu,

Laura wanita cantik tinggi 165cm tahun,kulit putih khas bule Amerika,karena papanya orang Amerika asli,berbeda dari Steven yang lebih mirip ibunya yang berdarah Jepang dengan rambut hitam.

"Aku jalan dulu ya ka."

"Hati-hati ya adik ku."

Sambil tersenyum Laura berlalu pergi menuju pintu depan rumah.

" Ra."

Terdengar suara orang memanggilnya dari arah belakang dan Laura langsung membalikan badannya kearah suara tersebut.

"Iya bibi mici."menengok kearah suara yang memanggilnya.

Ternyata bibi Laura yang tinggal tidak jauh dari rumahnya.

"Kamu mau kemana sayang,kamu kan belum pulih sepenuhnya."dengan Nada cemas

"Aku mau pergi melamar pekerjaan bi,aku sudah tidak apa-apa kok,percaya deh sama aku, ya!."Dengan nada meyakinkan.

"Yasudah tapi ingat pesan bibi,kalau masih merasa kurang enak badan Jangan dipaksa ya sayang." pinta bibi

"Iya bibi ku sayang,love you karena sudah menjaga aku dan Kakak selama ini,aku pergi ya."

"Bibi antar ya sayang."

"tidak usah,aku naik bus saja."jawab Laura sambil berjalan.

Saat didalam bus,banyak mata Laki-laki yang menatap kearahnya,Tapi dia tidak perduli, karena yang terpenting dia dapat pekerjaan dan bisa menghasilkan uang untuk biaya hidup dia dan kakaknya.

Steven tidak bekerja karena dia selama ini sibuk menjaga sang adik saat masih dirawat di amerika untuk uang sehari-hari hanya mengandalkan tabungan yang ada.

Hari sebelumnya Laura sudah berkeliling kota Tokyo untuk mencari pekerjaan dan dia melihat ada satu,disebuah bar ada lowongan menjadi waiters,niat hati ingin melamar pekerjaan besoknya karena dia harus menyiapkan CV terlebih dahulu.

Sesampainya dibar itu ternyata lowongan pekerjaan waiters sudah terisi oleh orang lain,dengan wajah yang kecewa dia keluar dari bar itu ,sebelum pergi.

"Hhhhmmmm mau cari kemana ya, masa aku menyerah dan pulang?."gumamnya didalam hati.

Masih dengan suasana hati yang sedih terdengar suara bariton dari seorang pria dewasa tepat disampingnya.

"Halo,pagi Miss?."

Laura agak terkejut karena dia hampir tidak menyadari kalau ada orang didekatnya.

"Pagi juga."

Jawabannya singkat sambil menatap orang disamping, tinggi berbadan kekar memakai setelan jas yang mirip bodyguard.

(Ceritanya disini Laura berkomunikasi dengan bahasa Jepang ya (^∆^).)

Pria itu tertegun sejenak,lalu menjawab.

"Eh saya kira hanya bisa berbahasa Inggris, maaf miss, saya lihat kamu sedang membawa amplop coklat, apa itu CV untuk melamar pekerjaan?."

"Iya benar tadinya,aku mau melamar pekerjaan dibar ini tapi,sudah ada yang mengisinya,jadi aku tidak punya kesempatan lagi disini."

"Oh,kalau saya kasih referensi mau?,Sama kerja dibar juga dan menjadi waiters."

Dengan mata berbinar Laura menjawab,

"Oh ya,apa masih ada lowongan?aku akan sangat berterimakasih."bertanya sambil tersenyum lebar."

"Itu disana nona."sambil menunjuk kearah gedung besar dan tinggi yang ada diseberang jalan.

Laura mengarahkan penglihatannya kearah gedung yang dimaksud,tapi dia merasa sedikit ragu.

"Apa wanita biasa seperti saya bisa melamar pekerjaan digedung sebesar itu?." Jawabnya polos

"Tidak ada salahnya dicobakan,lagi pula kamu cantik dan tinggi pasti diterima." Jawab pria itu menyemangati.

"Jadi saat nanti sudah didalam aku harus kemana lagi?."

"Bilang saja keresepsionis yang ada dilobby gedung itu,mau ke lt.20 HRD, mau melamar pekerjaan terus ketemu dengan sekertaris didepan pintu masuk nanti diberitahu dia,begitu miss."

"Oh baiklah,kalau aku ditanya dapat informasi dari siapa?Apa yang harus aku jawab."

"Hehheee iya saya lupa memperkenalkan diri,saya Ichiro bekerja digedung itu juga,nanti bilang saja dari saya informasinya."sambil tersenyum malu.

"Oke,terimakasih Ichiro,beruntung sekali saya bertemu orang baik seperti anda,aku langsung kesana saja ya,dah."

Laura menyebrang jalan ke arah gedung, sesampainya dia dilobby gedung,disana dia menukar id card dengan visitor tamu gedung.

"Lift nya disebelah sana mis, silahkan." Tunjuk petugas

"Terimakasih ya."

tak terasa laura sudah dilantai tujuannya, lantai dua puluh,tidak jauh dari lift,dia melihat ada meja sekertaris yang dimaksudkan,langsung dihampiri dan menyatakan tujuannya datang ke sini.

"Tunggu sebentar ya mis, saya konfirmasi dulu ke bos."

Laura hanya mengangguk

Berselang sepuluh menit menunggu,sekertaris itu menerima telepon dari bagian HRD,menyuruhnya untuk meminta Laura masuk keruangan,sesaat laura masuk ruangan itu ternyata sangat luas.

Didalamnya tidak ada orang yang bekerja didepan komputer,hanya ada tempat untuk berkaraoke,dan sofa,Laura melihat ada pintu besar bertuliskan HRD,sesaat didepan pintu.

menarik nafas perlahan, Laura beranikan diri mengetuk pintu.

Tok tok tok ...

"Ya masuk!" terdengar seperti suara bariton laki-laki.

dari dalam seperti ada yang membuka kunci pintu dan menggesernya supaya terbuka,betapa terkejutnya laura setelah melihat kedalam.

setidaknya,ada sepuluh wanita bertelanjang bulat, sambil memegang CV ditangan mereka,rata-rata wajah mereka asli wanita jepang dan wajah mereka memperlihatkan rasa takut.

Laura dipersilahkan duduk dengan ada sekitar tiga orang,termasuk yang membukakan pintu untuknya,sekarang mereka ada didepannya,dua orang berdiri disamping orang yang ditengah,laki-laki yang mempersilahkannya masuk tadi memperkenalkan dirinya.

"Selamat siang nama saya Tanaka, saya adalah pemilik tempat ini dan saya yang akan interview calon karyawan baru."

Laura memandang kearah pria itu dengan tatapan acuh.

oh jadi dia ini bossnya,laki-laki tampan dan gagah,sepertinya dia memiliki banyak katana(pedang dalam bahasa Jepang) untuk dijadikan koleksi hingga bisa dipajang ditembok,loh ada katana yang sepertinya baru dia pakai dan ada bercak darah baru disana,fikir laura

Dia sedikit tertegun melihat katana yang berada diatas meja sipria.

Laura merasa aneh dengan dirinya sendiri bisa tahu,seperti sudah sangat tidak asing dengan insting seorang polisi profesional.

"nama saya Laura, princess Laura Anastasia,saya datang kesini untuk melamar pekerjaan dengan referensi dari Ichiro, untuk melamar diposisi waiters dibar yang anda kelola.."

Saat Laura selesai memperkenalkan diri,tidak terduga pria yang sedari tadi sangat intens memandang kearahnya pun tertawa.

"Hahahaha!!.."

Tanaka tertawa kecil,

"ichiro memang sangat tahu apa yang dibutuhkan tempat ini,ya sekarang lepas seluruh pakaian kamu dan jangan sisakan sehelai pun benang ditubuh mu."

______________________________________________bersambung

Maaf kalau penulisannya masih jelek (^∆^)

Tanaka pria menyebalkan

Laura yang melihat dan mendengar perintah dari pria itu langsung tertegun dan memiliki tiga garis hitam di dahinya.

Sungguh pria kurang ajar juga menyebalkan, gumamnya didalam hati

"Maaf ,apa yang barusan anda katakan tuan?."tanya Laura sinis

"Ya kalau mau diinterview kamu harus dalam keadaan bugil seperti mereka yang disana."sambil menunjuk kearah wanita telanjang dipojok ruangan.

Laura semakin geram dibuatnya,pria yang ada didepannya ini sungguh keterlaluan, apa pria ini fikir jika tubuh wanita bisa dibuat bahan lelucon.

"Maaf,saya lebih baik mencari pekerjaan ditempat lain dari pada saya harus membuang harga diri saya,permisi tuan.

Laura sudah tidak sabaran ingin bergegas pergi tetapi,pria itu tidak mengizinkannya dengan mudah.

"Tunggu,kamu fikir bisa pergi begitu saja?."

"Maksud anda?."dengan nada menantang.

"Kamu harus menuruti perintah ku."

"Kalau aku tidak mau kenapa? Mau memaksa?."

Pria itu sekarang memiliki tiga garis hitam di dahinya

"Pegangi dia."

Ucap pria itu sambil melirik kearah bodyguard nya.

Laura pun tak mau kalah,

"Saya datang kesini dengan niat ingin melamar pekerjaan,bukan untuk menjual harga diri saya anda mengerti tuan Tanaka yang terhormat!"

para bodyguard tanaka tetap ingin menghadang Laura,secara spontan laura mundur selangkah,ke belakang dengan tatapan kewaspadaan.

mereka sepertinya ingin melukai ku,fikir laura

Salah satu bodyguard itu menyerang ke arah Laura,bibir Laura tersenyum sinis dengan cepat dia melakukan serangan balik menggunakan ilmu beladiri sejenis pencak silat kesalah satu dari mereka lebih tepatnya kearah bodyguard yang mau menyerang nya lebih dulu lalu dengan membantingnya kearah bodyguard yang satunya lagi hingga mereka tersungkur berdua.

"beraninya mereka ingin menyentuh ku, dasar laki-laki sialan bajingan."

Setelah selesai menghajar kedua bodyguard itu,sambil berdiri dari kursinya tatapan tuan Tanaka menjadi berbeda dia bertepuk tangan melihat aksi heroik Laura.

Sungguh,wanita ini,,menarik.ucap Tanaka didalam fikirannya

Tanaka langsung menghilangkan ekspresi wajah terkejutnya dan langsung berbicara.

"hebat, baru kali ini aku melihat wanita asing yang cantik dan terlihat lemah tapi bisa menghajar dua bodyguard,tidak ku sangka kau memiliki ilmu beladiri yang mumpuni,apa kau pernah berguru sebelumnya?Setau aku,jarang orang America seperti mu,tau gerakan ilmu bela diri dari Asia."

Laura yang mendengarnya pun sedikit bingung,tapi dia langsung menepis kebingungannya itu dan langsung mencibir.

"itu hanya refleks, mereka ingin melukai ku terlebih dahulu."jawab laura sinis

Laura bahkan sedikit ragu dengan jawabannya sendiri, disisi lain Tanaka masih mempertahankan wajah datar tanpa ekspresi langsung banyak pertanyaan bermunculan didalam kepalanya.

tidak mungkin itu hanya refleks ,kalau dia bisa menghajar dua laki-laki dengan ukuran tubuhnya dua kali lebih besar darinya,fikir tanaka

Tanaka bersikap sopan kali ini,dia mencoba untuk duduk kembali ke kursinya semula dengan banyak pertanyaan dan memulai percakapan yang tertunda.

"di CV, kamu memiliki dua warganegara, siapa dari orang tuamu yang orang Jepang??."kembali bertanya

Mendapat pertanyaan dengan suara lembut dari pria itu,Laura hanya memperlihatkan ekspresi wajah acuh dan sedikit memutar bola matanya karena malas untuk menjawab,tapi dia mencoba tetap tenang.

"ibu saya,maaf tuan Tanaka yang terhormat bisa saya minta CV saya kembali?"ucapan nya itu penuh dengan nada kebencian.

Ih,menyebalkan sekali ini manusia.fikir Laura

Tanaka langsung memasang wajah memelas yang dibuat-buat

"kenapa?,tidak jadi melamar disini?."tanya tanaka pura-pura bingung.

Laura masih mencoba menahan letusan api yang ada dihatinya karena pria yang tidak tau malu ini,masih bisa pria itu menjawab dengan pertanyaan yang mungkin dia sendiri sudah mengetahuinya.

Pria ini bodoh atau pura-pura bodoh atau jangan-jangan otaknya sudah tidak waras, kenapa dia masih menanyakan alasanku. fikir laura

Laura semakin dibuat kesal.

"saya tidak sudi bekerja disini,bukankah anda mau interview saya setelah saya telanjang?lebih baik tidak,"desis Laura Sambil menahan diri untuk tidak menampar wajah tampan dihadapannya ini.

"Hey,jangan terburu-buru,kita coba ulangi saja dari awal oke dan aku minta maaf.."jawab tanaka Santai seperti tidak terjadi apa-apa.

"maaf,tuan Tanaka saya sudah tidak berminat lagi melamar pekerjaan ditempat anda,lagi pula dengan pedang dimeja anda itu yang lepas dari sarungnya ,sepertinya anda sebelumnya telah melakukan sesuatu, sampai-sampai dikatana itu ada bercak seperti noda darah yang masih baru.."jawab Laura sambil menunjuk kearah pedang yang dilihatnya diatas meja.

Tanaka sedikit terkejut dengan ucapan dari Laura tanpa merubah wajah datarnya,dia menyembunyikan sesuatu yang orang lain tidak boleh tau,itu sebuah rahasia besar.

"oh ini hanya pajangan dan baru saja ada yang ingin melihat koleksiku,hem Bagaimana?masih bisa berubah fikiran? pasti aku menerima CV ini dan mulai besok kau bisa bekerja di gedung ini sebagai waiters di bar yang aku kelola."jelasnya

Laura hanya menatap kearah Tanaka dengan wajah penuh dengan keraguan, karena dipikirannya sebenarnya Laura masih diliputi rasa bingung, kenapa dan kok Laura merasa seperti sangat familiar dengan semua pemikirannya.

Tanaka yang melihat sedikit rasa khawatir diwajah Laura pun langsung memberikan sebuah ketegasan.

"Aku serius ra,dengan ucapan ku barusan."

"Maaf tuan Tanaka,jangan memanggilku dengan sebutan itu,tolong panggil saya dengan nama laura,karena kita tidak sedekat itu."

"Tak akan lama kita akan lebih dekat,jadi biasakanlah,jadi bagaimana dengan tawaran saya."

Laura sedikit bimbang tapi sepertinya tidak salah kan ,jika dia menerimanya.

"aku mau, tapi dengan 1 syarat."

" Apa? katakanlah."

"aku ingin kau,tuan Tanaka bisa berbaik hati ke 10 wanita itu untuk mereka bisa memakai pakaian mereka kembali dan diperbolehkan pulang."pinta Laura dengan berani.

Setelah Laura berkata seperti itu,Tanaka langsung menoleh pandangannya kearah para wanita telanjang yang ada disudut ruangan,lalu kembali menatap kearah Laura.

"kenapa kamu perduli dengan mereka? Memang diantara mereka ada yang kamu kenal?." Bertanya dengan senyuman.

"aku memang tidak mengenal mereka tapi satu hal yang aku tau, mereka tidak ada bedanya dengan aku mereka wanita, aku juga wanita ,aku hanya tidak mau melihat wanita sepertiku di lecehkan seperti itu."

Laura menjawab pertanyaan dengan nada ketus ke Tanaka.

"ok ,"jawab Tanaka singkat

Tanaka memalingkan wajahnya kearah mereka dan Seraya memanggil semua wanita yang telanjang itu,

"Hay kalian semua, pakai baju kalian, pulang lah ,tidak ada satupun dari kalian yang saya terima." Sahut Tanaka.

Kesepuluh wanita itu langsung berpakaian dan keluar dari ruangan itu,mereka tidak lupa untuk mengucapkan rasa terimakasih ke Laura.

Kata salah satunya yang melewati laura

"Terimakasih Miss."

Laura hanya diam dan memejamkan kedua matanya sekali kedip,disambut dengan suara dari wanita yang lain

" terimakasih Miss."

Laura hanya bisa tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

Setelah semua wanita tadi keluar,Tanaka merubah posisi duduknya dengan tangan yang masih memegang CV milik Laura.

"oke,kita lanjutkan obrolan kita tadi,aku akan menghubungi nomor ponsel yang ada di CV untuk jam kerja selama satu bulan paling lambat nanti malam aku menghubungi kamu."ucapnya Sambil tersenyum kearah Laura.

Laura pun langsung berdiri lalu membungkuk sedikit kedepan.

"oke tuan Tanaka terimakasih banyak kalau begitu aku pulang."Jawab Laura santai.

Tanaka pun langsung ikut berdiri dan juga membungkuk sedikit untuk menerima salam hormat dari Laura.

"ya silahkan."

Kemudian laura pun pulang dan sebenarnya dia tidak begitu berharap, percaya bisa bekerja di sana,punya bos mesum dan arogan seperti tanaka tidak terbayang,Tidak lama laura pulang dan sudah di rumah ponselnya berbunyi dilihat nomornya tidak ada nama,dia angkat dan ternyata itu nomor ponsel tuan Tanaka,Tanaka bilang kalau dia menelepon hanya untuk memastikan ini nomor ponsel asli milik Laura atau bukan,dia langsung mengirim tabel jam kerja ke whats up, ada nama Laura disalah satu nama karyawan khusus bar miliknya.

Isi chat wa: tanaka

Untuk Laura,ini aku kirimkan jadwal kerja kamu dibar aku yang berada di lantai dua puluh satu ,besok setelah sampai disana kamu akan diberikan baju seragam.

Isi chat wa: Laura

:) Terimakasih tuan,,.

Isi chat wa: tanaka

"oke Laura."

hanya itu jawaban dari Laura dengan sedikit rasa malas,mereka mengakhiri chatting.

Keesokan paginya,

Laura bersiap seperti biasa kesehariannya membuat sarapan dan makan siang,selama ini dia menggunakan sisa tabungan orang tuanya yang dititipkan kebibi untuk keadaan darurat,sekarang sudah mulai menipis tapi untungnya dia sudah mulai bekerja dan bisa menghasilkan uang walau tidak banyak tapi ya cukup lah untuk mereka berdua,Kakak nya sangat senang dan bahagia saat laura kasih tahu kalau dia sekarang sudah kerja.

"semoga di sana banyak orang baik ya Ra."

"amin kak makasih ya."Jawab Laura

Awal laura bekerja dia dapat sip malam, disana ada 3 sip. Sip pagi,sip siang dan sip malam ya sampai tutup bar sekitar jam 4 pagi.

Bibi mici pun sekarang sedang berada di rumah Laura untuk memberikan sedikit nasihat.

"Jangan diambil sayang, nanti kesehatan kamu terganggu,masih banyak pekerjaan lain di luar sana."protes bibi

"Tidak apa bi,aku bisa kok jangan terlalu khawatir ya,pliisss."

"Baiklah,tapi ingat jangan nakal,pulang kerja langsung pulang istirahat supaya kesehatan kamu tidak terganggu."ucap bibi dengan nada sedikit mengancam.

Laura sangat senang dan memaklumi tingkat kekawatiran sang bibi padanya.

"Iya bibi ku yang bawel,love you."

Laura sebenarnya juga tidak mau berurusan dengan tuan Tanaka itu Tapi mau kemana lagi laura mencari pekerjaan dengan banyaknya persaingan jaman sekarang,apa lagi dengan kondisinya yang masih amnesia seperti ini.

Saat baru masuk untuk berkerja, begitu sampai dilantai dua puluh satu Laura binggung kemana ruangan karyawannya, entah sungguh kebetulan atau bagaimana saat Laura tengah kebingungan tiba-tiba saja tuan tanaka sudah berada tepat dibelakangnya.

Laura hanya tidak mengetahuinya saja sebenarnya tuan Tanaka sudah melihat dia dari cctv diruangan pribadi nya,melihat Laura seperti orang binggung dari layar monitor cctv,Tanaka langsung naik lewat tangga exit karena hanya berbeda satu lantai saja jadi tidak membutuhkan waktu yang lama dan langsung berdiri tepat dibelakang Laura.

"kamu binggung?,sini aku antar."

"eg gak kok tuan cuma kesasar."dengan senyum terpaksa.

Tuan Tanaka langsung memegang tangan Laura,Laura Langsung refleks untuk melepas diri tapi tanaka langsung mencegah dan bilang.

"aku hanya mau mengantar tidak bermaksud yang bukan-bukan,Jadi ikut saja."

Di antarnya Laura keruang karyawan walau dengan perasaan yang ingin memberontak,benar saja Laura langsung sampai tidak nyasar lagi,Laura hanya bisa memperlihatkan ekspresi wajah kaku ke Tanaka.

Sesampainya dibar,Tanaka langsung bersuara didepan banyak karyawan.

"ini karyawan baru namanya Laura,dia melamar pekerjaan sebagai waiters dan kalian tolong kerjasama nya."ucap Tanaka

Semua karyawan termasuk manager bar pun hanya bisa menganggukan kepala.

Melihat kalau semua karyawannya sudah mengerti,Tanaka langsung melepaskan genggaman tangannya sambil melihat kearah Laura.

"Aku pergi dulu ya ra."sambil tersenyum menatap kearah Laura

Tidak ada komentar dari laura,hanya ada tatapan acuh.

Pergi saja sana,fikir Laura

salah satu karyawan disana memberikan baju seragam untuk Laura pakai,memberi instruksi apa saja pekerjaannya,karena disini walau waiters juga pegang semua bidang jadi tidak ada kecemburuan sosial antara pekerja lain.

_________________________________________

Bersambung

(^_^)

bos menyebalkan

Laura menjalani pekerjaannya dengan profesional,tak terasa waktu sudah masuk jam istirahatnya,dia kembali ke ruang karyawan berjalan masuk menuju loker tempat dia menyimpan tas serta bawaan dia yang lain.

Memakan bekal yang dia bawa dari rumah, menurutnya kalau tidak membawa bekal dari rumah dan membeli makan siang disini itu pemborosan,disini harga roti isi sayur saya dibandrol tiga kali harga pinggir jalan.

Selagi dia menikmati makanan sambil berselancar di sosial media Instagram miliknya,Laura mendapatkan notifikasi chat wa dari Tanaka.

Isi chat wa:Tanaka

"Ra, kamu sudah makan siang belum, makan siang bareng aku, mau ya Ra?."

Laura hanya memandang kearah ponselnya dengan wajah malas sambil memutar bola matanya karena Tanaka tidak bosan-bosannya mengganggu.

Laura langsung menyelesaikan makan dan lanjut bekerja,dia tidak mau ambil pusing dengan chat dari Tanaka.

Keesokan harinya Laura mendapatkan jatah libur,dia sangat senang sambil berguling-guling di tempat tidur, mungkin karena sudah lama tidak bekerja jadi tubuhnya belum terbiasa, rasanya lelah sekali tapi dia tetap senang.

Saat ini Laura masih belum mau beranjak dari tempat tidur nya,tak lama ada notifikasi chat wa dari Tanaka

Saat ini Tanaka masih berada dikediaman pribadi miliknya

Isi chat wa:Tanaka

"Ra,kamu sudah jalan kerja?

,,,,,,, Tidak ada jawaban dari Laura (-_-)

Sekarang Tanaka sudah berada di dalam mobil sambil menunggu balasan pesan dari Laura, sesampainya dia diruang kerjanya Tanaka baru tahu dari anak buahnya kalau Laura libur hari ini langsung mengirim chat lagi.

Isi chat wa:Tanaka

"Ra, kamu libur ya hari ini,kita jalan-jalan ke mall.

,,,,,,,,Masih tidak ada jawaban dari Laura (-_-)

Sekarang Tanaka sedang ada di restoran sushi untuk makan siang.

Isi chat wa:Tanaka

"Ra, aku lagi makan sushi,kamu mau nanti aku bawain kerumah kamu.

,,,,,,,,Masih tidak ada jawaban dari Laura (-_-)

Masih banyak lagi Chat wa dari Tanaka,tapi tidak pernah diperdulikan, mungkin akan ada pertanyaan kenapa Tanaka tidak langsung saja menghubungi Laura, jawabannya jangankan mau menelfon, chat wa saja tidak pernah dibalas.

Kembali ke Laura yang sedang duduk menonton televisi kesukaannya kartun Jepang Doraemon,masih dengan malas menatap notifikasi chat wa dari Tanaka.

Ra, Ra, Ra, Ra, Ra, Ra, Ra, Ra, Ra, Ra

"Aaaaaaaaa mau gila rasanya aku tuh dengan bos maniak ini,huh."

Teriak Laura sambil menggerakkan kaki dan tangannya yang sambil mengacak-acak rambutnya,

"Kenapa sih dia gangguin aku terus,gak punya kerjaan apa ih,nyebelin banget nih om om."ucap Laura kesal padahal usia dia dan Tanaka hanya berbeda tiga tahun, lebih tua Tanaka pastinya

Laura sudah kehilangan kesabaran ingin sekali cepat-cepat gajian dan Risen dari sana,dia baru bekerja satu Minggu disana sudah banyak gosip tentang dirinya dan Tanaka,ada yang bilang kalau dia mata-mata tuan Tanaka.

Ada juga yang bilang kalau dia itu simpanan tuan Tanaka,bahkan sampai ada yang bertaruh tentang hubungan keduanya akan berapa lama tuan Tanaka bersamanya, secara Tanaka terkenal dan dicap playboy.

Laura masih meratapi nasibnya bertemu dengan Tanaka adalah sebuah kesialan, tentu saja berbanding terbalik dengan pria yang ada ditempat yang lain, pria yang menjadi bahan gosip itu hanya tersenyum bahagia.

Tanaka merasa pertemuannya dengan Laura ini seperti sudah dijodohkan tuhan untuknya,

"Laura Anastasia, kamu sudah membuat aku seperti ini,aku seperti melihat kamu dimana pun aku berada,aku bahkan tidak pernah tertarik dengan wanita bule/luar negeri,tapi kamu berbeda,aku merasa dekat dengan kamu, aku mau kamu, menjadi milikku,hanya aku Ra."ucap Tanaka yang sambil duduk diruang kerjanya sambil memandangi foto Laura yang ada di ponselnya.

Hari berikutnya Laura sudah masuk bekerja sif pagi , setelah semua keperluan sudah ada didalam tasnya dia bergegas pergi menuju gedung tempat dia bekerja dengan menggunakan bus.

Sesampainya ditempat kerja Laura langsung menjalankan tugas-tugas sampai waktu menunjukkan jam istirahat makan siang Laura bergegas kembali keruang karyawan,menuju lokernya.

Saat didepan loker Laura tidak merasakan ada hal yang aneh,tapi saat dia membuka tasnya seperti ada yang hilang.

"Loh,kotak bekal aku kemana ya."fikir Laura

Tak berapa lama ada teman wanita satu profesi nya menegur.

"Kamu kenapa,Ra."

"Oh,aku gak apa-apa."

"Yaudah kalau begitu,aku kesana dulu ya,Ra."

"Iya."

Panik memang tapi wajah Laura tidak menunjukan hal itu,dia tenang dan langsung mengambil ponsel disakunya, menghubungi Steven untuk menanyakan bekal itu mungkin tertinggal,tapi saat ditanya Steven menjawab tidak ada,itu berarti tidak tertinggal dirumah.

"Awas saja ya,kalau sampai aku ketemu siapa yang ambil bekal aku, ku patahkan lehernya."gumamnya

Sedangkan ditempat lain disebuah ruangan, ada sesosok manusia tanpa merasa berdosa sedang memakan isi dari kotak bekal Laura,wangi masakan yang tersebar ke seluruh ruangannya pun membuat para anak buahnya dengan susah payah menelan ludah.

"Sepertinya tuan sangat menikmati makanan itu."fikir sang bawahan tanpa berani bersuara.

Sedangkan diruang karyawan Laura memasang wajah gelap seperti ingin mencabut nyawa seseorang.

Dia kembali untuk fokus bekerja saja sekarang sambil merencanakan sesuatu tapi yang harus dia lakukan sekarang adalah menemukan siapa yang sudah berani mengambil kotak bekalnya.

"apa aku minta cek cctv saja ya."fikir Laura

Tapi tak lama dia langsung mengurungkan niatnya karena untuk mendapatkan rekaman cctv pasti harus izin,hah Laura nyanya bisa menghela nafasnya dan kembali ke dalam bar untuk membersihkan meja yang sudah selesai digunakan pengunjung.

Saat sedang sibuk merapikan meja ada seorang laki-laki yang datang menghampiri, dia adalah senior ditempatnya bekerja.

"Ra."

Laura langsung menoleh kesamping saat mendengar ada orang yang memanggilnya.

"Iya ka,ada apa?."

"Tadi aku lihat kamu diruang karyawan hanya bermain ponsel,kamu belum makan?."

"Oh,iya ka."

"Maaf ya Ra sebelumnya aku mau bilang ke kamu tadi aku liat anak buah tuan Tanaka keloker kamu dan mengambil kotak bekal yang ada didalam tas kamu Ra,tadinya aku mau buru-buru kasih tau kamu tapi,,,,"

Seketika wajah senior berubah pucat dan pandangannya mengarah kearah sekeliling lalu berpaling kearah cctv.

"Tapi apa kak."

"Itu Ra,tapi kamu jangan kasih tahu siapa-siapa ya kalau aku yang kasih informasinya,aku takut Ra sama tuan Tanaka,banyak rumor beredar kalau sampai ada yang berurusan sama tuan Tanaka apalagi sampai membuat dia marah, orang itu bakal hilang."

"Hilang,,,kok bisa?,hilang kemana ka."

Saat Laura ingin menanyakan lebih lanjut senior sudah tidak ada disampingnya.

Eh,sudah tidak ada orang,fikir Laura

"Oh,tunggu saja ya tuan Tanaka,kamu memilih lawan yang salah.

Disuatu ruangan yang lain,Tanaka langsung bersin tanpa sebab.

Siapa yang telah berani membicarakan aku, fikirnya

"Sial."

__________________________________________

Bersambung

(^∆^)

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!