"Saya terima nikah dan kawinnya Naina binti Abdullah, dengan mas kawin tersebut tunai.” Abi dengan lancar mengucapkan ijab qobul pernikahannya dengan Naina secara sah dan di saksikan beberapa dokter, perawat dan orang-orang yang pernah bekerja di panti jompo tempat Guntoro pernah tinggal.
"Bagaimana saksi?" tanya penghulu.
"Sah," ucap berapa saksi.
"Alhamdulillah." ucap Guntoro bersama saksi yang lain yang turut menjadi saksi di hari pernikahan Naina dan Abi, di bangsal rumah sakit tempat Guntoro di rawat.
Dengan sahnya ijab qobul, secara resmi Naina telah menjadi istri Abimanyu sang Lowyer. Setelah melingkarkan cincin di jari manis Naina, dengan lembut Naina mencium punggung tangan Abi.
Sebuah pernikahan yang terpaksa Abi lakukan, untuk memenuhi keinginan sang kakek yang saat ini sedang sakit dan di rawat di rumah sakit. Dokter memvonis usia kakek Guntoro hanya tersisa lima bulan.
Sebelumnya Guntoro memaksa Abimanyu untuk menikahi Naina seorang gadis yang Guntoro kenal sebagai perawatnya. Kebaikan dan ketulusan Naina membuat Guntoro menginginkan Naina menjadi cucu menantunya, walaupun sebenarnya Guntoro tahu Abi sudah memiliki istri dari pernikahan sirinya. Awalnya keinginan Guntoro ditolak mentah-mentah oleh Abi, karena ia tak ingin menikah lagi dan tak ingin menyakiti hati Lisa istrinya, namun ancaman Guntoro membuat Abi goyah dengan pendiriannya dan takut kehilangan status dalam keluarga Guntoro dan juga takut kehilangan sang kakek.
Guntoro sendiri adalah kakek kesayangan Abi, semenjak kedua orang tua Abi meninggal, hanya Guntoro yang merawat dan membesarkan Abi hingga dirinya menjadi seorang pengacara sesuai mimpinya, namun obsesi Abi yang besar, Abi juga mengambil alih perusahaan papanya yang di kelola sang paman dengan cara paksa, dengan pendidikannya di bidang hukum, membuat Abi menang telak saat menggugat paman Alex adik dari ibunya.
Dalam keluarga dan orang-orang kelas atas Abi merupakan sosok yang menakutkan, tak ada yang bisa melawannya dalam hukum. Semua usaha yang di lakukan orang-orang yang membencinya, dianggap hanya sebuah gertakan saja.
Keuletannya Abi dan juga obsesinya mampu mengendalikan kedua pekerjaannya sekaligus.
Sedangkan Naina memiliki alasan tersendiri ia mau menikah dengan Abimanyu, laki-laki yang tak pernah ia kenal sebelumnya.
Sampai detik ini, Naina masih tak percaya bahwa dirinya sekarang sudah sah menjadi istri dari pria keturunan campuran yang memiliki postur Tinggi, putih, dan hidung mancung melekat dalam tubuh Abi. Sedangkan dirinya hanyalah wanita biasa yang tinggal dan besar di panti asuhan yang ada di kota kecil. Entah keberuntungan atau apa karena Naina tak pernah memimpikannya.
Abi menghampiri kakeknya yang terbaring di brankar saat semuanya di minta untuk keluar," Aku sudah menuruti permintaan kakek untuk menikahi Naina, jadi sekarang kakek harus bisa bertahan demi aku, dan kakek tidak bisa lagi mengeluarkan aku dari daftar keluarga, " Ucapan Abi membuat Guntoro hanya tersenyum dan memandang lekat-lekat wajah cucunya yang sangat ia sayangi.
"Jika kamu ingin aku sembuh, izinkan Naina menjenguk diriku setiap hari. Dan satu hal lagi, segera ceraikan Lisa, aku gak ingin keluarga Guntoro di permalukan dengan mendapatkan seorang cucu menantu yang tidak mempunyai adab dengan memamerkan keindahan tubuhnya, aku benci itu." jawab Guntoro, yang sejak awal sudah tidak menyukai Lisa istri Abi.
"Tapi Lisa istriku kek, mana mungkin aku bisa menyisihkan nya dari rumah."Jawab Abi untuk membela Lisa.
"Sejak awal kakek sudah katakan tidak akan pernah merestui hubungan kalian, Tapi ternyata kamu masih saja bersikeras menikahinya tanpa sepengetahuan kakek, apa yang kamu harapkan dari darinya? Wanita yang terlalu sibuk dengan urusannya sendiri bahkan tidak pernah ada waktu untuk mengurus dirimu.”
“Cukup kek, jangan menjelekkan Lisa lagi, aku lebih tahu mengenai istriku dan jangan jadikan dia alasan kakek untuk memisahkan aku dengan Lisa."
"Selama kakek masih hidup jangan harap kamu bisa menceraikan Naina, karena hanya Naina yang kakek anggap cucu menantu bukan Lisa.” Ucapan Guntoro membuat Abi ingin marah padanya namun tak bisa, Dengan perasaan campur aduk Abi pun meninggalkan Guntoro dan disaat itu pula Abi mengetahui Naina Sedang berdiri di ambang pintu dan masih mengenakan kebaya pengantin yang melekat di tubuhnya.
Abi menghentikan langkahnya tepat di hadapan Naina yang berdiri berhadapan, keduanya saling menatap dengan tatapan tidak suka,
"Jangan biasakan menguping pembicaraan orang lain. Aku beri waktu tiga puluh menit bicara dengan kakek. Aku tunggu di luar.” Dengan entengnya Abi berbicara namun kesan tegas tersirat di setiap kata-katanya.
'Siapa juga yang mendengar pembicaraan kalian, dasar pria aneh baru saja sejam yang lalu dia menikahi diriku, sudah menunjukkan kekuasaannya, lihat apa yang bisa aku lakukan untuk menghadapi laki-laki seperti dirinya. Jangan panggil aku Naina jika tidak bisa menaklukkan laki-laki sombong seperti dirinya,' celoteh Naina dalam hati.
“Naina, masuklah kakek ingin bicara padamu sebelum kamu pulang bersama Abi.” Panggil Guntoro saat menyadari kehadiran Naina. Dengan segera Naina menghampiri Guntoro dan duduk di samping sang kakek.
“Maafkan sikap Abi, dia memang begitu kalau sedang marah, tapi sebenarnya dia itu anak yang baik dan selalu perhatikan dan peduli terkadang caranya saja yang salah, Semenjak dia menikah dengan Lisa, Abi banyak berubah bahkan lebih membela Lisa daripada aku kakeknya sendiri. Kakek harap kamu bisa lebih peka dengan sikapnya.”
"Apa kek!" Naina terkejut dengan ucapan kakek Guntoro padanya, “Cucu kakek sudah punya istri, jadi Naina ini...” Naina menghentikan ucapannya tak percaya dengan kenyataan yang baru saja ia dengar.
"Maafkan kakek Naina, kakek tidak bilang yang sebenarnya padamu dari awal, Tapi kakek tidak pernah bermaksud untuk menipumu atau mengambil keuntungan darimu. Kakek benar-benar ingin kamu menjadi pendamping Abi, karena menurut kakek kamu bisa membuat Abi kembali seperti dulu” Guntoro pun menjelaskan semua rahasia yang belum sempat ia sampaikan pada Naina, karena takut Naina menolak untuk menikah dengan Abi, Alasan Guntoro yang masuk akal membuat Naina pasrah dan menerimanya dengan ikhlas.
Nampak rasa kecewa di hati Naina saat mengetahui bahwa laki-laki yang menikahinya sudah memiliki istri lain, “Kenapa kakek tak jujur dari awal, padahal aku sangat mempercayai kakek sepenuhnya, sekarang semua sudah terlanjur, tak mungkin lagi aku bisa mengubahnya. Pegang kata-kata ku kek, aku janji aku akan berusaha sebisa mungkin, agar mas Abi bisa mencintai aku Walau bagaimanapun aku ini juga istrinya.”
“Terimakasih Naina, kakek tidak salah memilihmu menjadi pendamping Abi. Kakek percaya kamu bisa membuat Abi jatuh cinta padamu, dan kakek harap sebelum kakek meninggal kakek masih bisa melihat cicit kakek.” Keduanya Saling berpelukan dan merasa sedih karena perpisahan.
Saat sampai halaman parkir Naina dibuat bingung dengan keberadaan Abi yang katanya menunggu dirinya diparkiran. Naina menoleh ke kanan dan kiri berusaha mencari keberadaan Abi namun tidak juga menemukannya. “Dimana mas Abi? Bukannya dia bilang menungguku, atau aku ditinggalkannya.” Dengan kesal Naina melepas heelsnya dan sedikit menaikkan rok kebayanya yang sedari tadi menggangu langkahnya. Naina pun ingin pergi naik ojek, bukan untuk ke rumah Abi melainkan ke tempat kosnya.
Suara klakson berbunyi nyaring dari belakang Naina, membuat Naina terperanjat saat itu juga. Naina beberapa kali mengelus dadanya dan mengontrol nafasnya karena terkejut. Ternyata mobil Abi ada dibelakangnya dan sedang menunggu dirinya, “Masuk.” Ucap Abi memerintahkan Naina masuk dalam mobil.
Baru saja masuk dalam mobil, Abi langsung melempar pertanyaan yang memojokkan Naina, “ Apa alasanmu mau menikah denganku? Tapi kamu harus tahu sebenarnya aku sudah memiliki istri jadi kamu harus tahu bahwa statusmu saat ini adalah istri keduaku. Aku harap kamu tahu bagaimana harus bersikap.” Ucap Abi.
“Aku tak perduli dengan istrimu, yang aku tahu statusku saat ini adalah istri sah mu dan saat ini kamu adalah suamiku, aku akan bersikap baik padanya asalkan dia juga bersikap baik padaku, namun bisa saja hal sebaliknya yang malah akan terjadi. Kamu orang berpendidikan gelar kamu adalah seorang pengacara tentunya kamu sering menemui kasus yang sering terjadi diantara dua istri yang tinggal dalam satu atap kan.”
Abi pun membawa Naina pergi meninggalkan rumah sakit. Sedangkan Guntoro sendiri merasa lega, keinginannya sudah di penuhi Abi.
To be continued ☺️☺️☺️
Butuh waktu kurang lebih hampir satu untuk sampai di kawasan rumah elit, dimana salah satu merupakan rumah Abi. Setelah memasuki kawasan tersebut, Abi membelokkan mobilnya di salah satu rumah yang berdiri megah dengan halaman yang cukup luas. Saat mobil Abi masuk ternyata ada mobil lain yang juga ikut masuk ke halaman.
Seorang wanita cantik dan seksi dengan balutan gaun maron memancarkan aura kecantikannya. Wanita itu adalah Lisa istri pertama Abi, dia seorang model yang sudah memiliki jam terbang cukup tinggi, mereka nampak pasangan yang serasi, namun sama seperti Naina. Pernikahan Abi dan Lisa juga di sembunyikan. Lisa tidak ingin pernikahannya mengganggu karirnya.
Lisa yang keluar lebih dulu dari mobilnya, segera menghampiri Abi yang baru keluar, mereka langsung berpelukan setelah hampir seminggu mereka tak bersama. Mereka pun langsung berciu*an mesra tanpa mereka malu, Naina yang masih ada di dalam mobil menyaksikan dua insan yang saling melepas rindu walaupun hanya sebatas ciuman membuat Naina merasa jijik dan mual.
Lisa menghentikan aktivitasnya saat melihat Naina yang ada di dalam mobil Abi. Lisa langsung mendorong tubuh Abi dan segera menghampiri Naina. Segera saja Lisa membuka pintu mobil dan langsung menarik keluar Naina, tubuh Naina pun didorong hingga ia terjatuh dan tersungkur.
"Siapa dia mas? Apa dia selingkuhan mu, kenapa mas bermain-main dibelakang ku, gak nyangka aku mas, kamu berani bawa selingkuhan ke rumah kita, apa maumu mas?Dan kamu perempuan gatelan, berani sekali kamu menggoda mas Abi, apa kamu tidak tahu kalau dia itu sudah punya istri.” Lisa meluapkan amarahnya sambil menunjuk ke arah Naina yang masih syok dengan perlakuan Lisa
“Dengarkan aku Lisa, aku bisa menjelaskan.” Abi menghampiri Lisa dan mencoba untuk menengahi antara kedua istrinya.
Naina bangkit berdiri dengan senyum menyeringai, dengan tatapan tak suka
"Jangan bangga dengan status pernikahan sirimu, kapanpun mas Abi bosan dia bisa membuang kamu dengan mudah sedangkan aku bisa memiliki mas Abi selamanya.” Ucapan Naina malah memancing amarah hingga Lisa pun mengeluarkan jurus kucing betina dan langsung menyerang Naina, perkelahian dua wanita itupun tak dapat dihindarkan keduanya saling Jambak menjambak.
"Aahhhuuuhhh sakit.” Teriak Naina saat rambutnya di Jambak Lisa, Naina terus meronta namun ia juga membalas perlakuan Lisa dengan menjambak rambut Lisa, hingga keduanya saling adu Jambak.
"Mas tolong aku, jangan diam. Katakan padanya aku ini siapa!” Teriak Naina sambil menahan sakit di kepalanya.
"Astaga... Kenapa jadi begini.” Abi yang melihat kedua istrinya saling menjambak dan tak ada yang mau mengalah.
Abi pun memisahkan keduanya di bantu Scurity dan sopir Lisa, sedangkan Naina dan Lisa pun sudah acak-acakan, Lisa di tahan pak sopir sedangkan Naina di tahan scurity.
"Apa yang sudah kalian lakukan? Dengarkan aku baik-baik terutama kamu Lisa, dia bukan selingkuhan ku tapi dia istriku, aku sudah menikah dengannya Secara sah dan kamu Naina, Lisa juga istriku jadi tolong jaga tutur katamu. Kalian berdua adalah istriku dan aku akan memperlakukan kalian secara adil, jadi bisakah kalian berdamai dan saling berbagi?”
"Tidak bisa...," ucap serempak Lisa dan Naina
"Kamu hanya milikku mas, aku gak rela jika cintamu dibagi dengannya. Kamu hanya milikku dan akan tetap jadi milikku, tak akan aku biarkan dia juga memilikimu mas.” Ucap Lisa dengan tegas menolak dirinya dimadu.
"Aku juga ingin mas Abi, aku sudah masuk dalam hidup mas Abi, apapun yang terjadi mas Abi harus tetap bersamaku.” Jawab Naina walaupun dengan ragu-ragu.
"Cukup... tidak ada perdebatan lagi, kalian harus bisa saling menerima dan harus bisa saling berbagi di sini aku adalah suami dan kalian adalah istriku, semua ucapanku adalah perintah yang harus kalian patuhi, " ucap Abi dengan tegas, “Lisa sebaiknya kamu masuk duluan, aku akan mengantar Naina ke kamarnya dan mengobati lukanya dulu. “
"Tapi mas-"
"Jangan bantah ini perintah suamimu.” Dengan kesal Lisa pun bergegas masuk meninggalkan yang lain sedangkan Abi mengantarkan Naina ke kamarnya.
Dengan hati-hati Abi mengobati luka di lengan Naina bekas cakaran Lisa menggunakan kuku tajamnya. Naina hanya memperhatikan Abi yang terus mengobati lukanya.
"Aku minta padamu kejadian ini jangan sampai terulang lagi, statusmu disini masih baru dan kamu juga harus menghargai Lisa, karena hanya dia wanita yang aku cintai. Dan satu hal lagi, jangan pernah mengatakan tentang hubungan kita kepada siapapun karena aku tak mau reputasi ku rusak karena memiliki dua istri. Apa kamu mengerti?”
"Terserah maumu, aku tak perduli. Lebih baik hampiri istrimu, mungkin dia lebih membutuhkan kamu." Jawab singkat Naina lalu memalingkan wajahnya. Abi pun pergi meninggalkan Naina di kamarnya dan menghampiri Lisa yang menangis di kamarnya.
Tak terasa air mata Naina menetes membasahi pipinya yang merah, penyesalannya pun menghampiri dirinya, 'Andai aku tahu kalau mas Abi sudah punya istri, aku tak akan mau menerima permintaan kakek Guntoro, andai aku tahu bahwa selamanya aku tak akan pernah di anggap mas Abi sebagai seorang istri lebih baik aku tak menikah dengannya, tapi apa dayaku sekarang, aku tak bisa berbuat apa-apa selain berharap suatu hari nanti bisa mendapatkan cinta mas Abi.’ Tangis Naina pun pecah.
Disisi lain Abi duduk di sisi Lisa dan langsung memeluknya,” Maafkan aku sayang, aku gak bermaksud untuk menyakiti hatimu, ada sebuah alasan yang membuatku harus menikahi Naina, percayalah cintaku padamu tak akan pernah berubah akan tetap sama seperti yang dulu. Tapi aku mohon jangan bertindak kasar lagi pada Naina, kamu juga harus bisa menerima Naina, kalau dia juga istriku.”
“Kenapa mas? Kenapa mas lakukan itu padaku, apa yang kurang dariku? Katakan mas! Apa waktu yang kuberikan kurang? Mas tahu sendiri kan pekerjaanku dan mas bilang sudah siap dengan resiko itu. Apa mas berharap anak dariku yang sampai saat ini belum bisa aku berikan? Tapi mas bilang tak peduli sampai kapanpun akan tetap menunggu, tapi sekarang mas ingkari semuanya dan tiba-tiba kembali membawa istri baru ke dalam rumah ini. Wanita mana mas yang bisa terima jika harus di madu dan harus membagi cintanya dengan wanita lain. Aku gak bisa mas, aku gak bisa jika harus melakukan itu.” Ucap Lisa disertai Isak tangisnya sedangkan Abi tak bisa berkata apa-apa selain kata maaf, dia sendiri sadar sudah menyakiti hati wanita yang sangat ia cintai.
Kini dua wanita itu hatinya sama-sama terluka, kerena sebuah hubungan. Lisa yang tak terima dirinya dimadu dan Naina yang tak tahu jika suaminya sudah memiliki istri, dan apakah Abi bisa bersikap adil kepada kedua istrinya.
To be continued ☺️☺️☺️
Setelah satu Minggu tinggal dalam satu atap, Naina mulai beradaptasi. Tak mungkin dirinya akan terus mengurung diri hanya karena belum bisa menerima dirinya menjadi istri kedua di tambah Abi yang tak begitu memperdulikan dirinya, Naina harus memutar otak setidaknya agar dirinya di anggap ada di dalam rumah tersebut.
Sekitar pukul lima pagi Naina sudah bangun dan segera menuju dapur menghampiri bi Endang, yang sedang sibuk di dapur.
"Selamat pagi nyonya, sapa bi Endang dan Naina pun hanya mengangguk dan tetap berdiri di samping bi Endang, membuat bi Endang risih dan kembali bertanya. "Apa ada yang bisa saya bantu nyonya?"
"Tidak bi, aku Cuma mau tanya, mas Abi biasanya sarapan jam berapa dan siapa yang buat sarapannya?" tanya Naina malu-malu.
“Ooohhh, tuan biasanya sarapan jam tujuh pagi, dan siapa lagi yang buatkan sarapan kalau bukan pelayanan disini, nyonya Lisa kan gak pernah masuk dapur apa lagi masak.” Jawab bi Endang.
“Bi, boleh gak saya yang masak buat sarapan pagi ini, saya mau buatkan sarapan buat mas Abi.”
“Tapi nyonya, kalau ketahuan nyonya Lisa atau tuan Abi pasti akan marah dengan saya, lebih baik gak usah, biar saya saja yang masak dan nyonya tinggal menikmatinya saja.”
“Gak papa bi, sekarang kan aku juga majikan kamu, jadi kalau mereka memarahi mu, aku yang akan bela. Aku hanya mau buatkan sarapan mas Abi aja kok.”
"Kalau nyonya memaksa ya silakan.” Dengan mendapatkan persetujuan bi Endang selaku kepala pelayan, Naina pun segera menyiapkan bahan di bantu salah satu pelayan yang lain sedangkan bi Endang mengerjakan yang lainnya.
Dengan semangat Naina membuatkan sarapan pagi kesukaan Abi, yang di ketahui dari kakek Guntoro. Aroma yang wangi membuat pelayan yang membantu Naina memuji masakannya. Setelah selesai Naina segera pergi untuk membersihkan diri dan bersiap untuk pergi.
Saat sarapan, Abi terlihat sangat menikmati sarapannya begitu juga dengan Lisa, namun jika mereka tahu siapa yang buat mungkin akan segera memuntahkannya.
"Mas Abi, aku mau minta izin untuk pergi, aku mau melukis di luar sana.” Ucap Naina di sela sarapannya.
"Buat apa melukis, pekerjaan yang membuang-buang waktu, lebih baik di rumah dan bersihkan rumah.”Saut Lisa.
"Kamu tidak punya hak untuk melarang ku dan aku meminta izin dengan mas Abi bukan denganmu, lagian aku sudah mengerjakan tanggung jawabku dengan membuat sarapan untuk kalian, sedangkan kamu apa yang sudah kamu lakukan sebagai seorang istri.”Lisa langsung tersedak dan mengeluarkan makanan dari dalam mulut setelah mengetahui masakan tersebut di buat oleh Naina.
“Sarapan apa yang kamu buat, sangat tidak enak dan membuat perutku mual.”
“Benarkah? Aku perhatikan sedari tadi kamu begitu lahap menyantap sarapannya dan baru dengar aku yang masak baru kamu muntahkan, dasar munafik.”saut Naina sambil menyeringai.
"Kamu...”
"Sudah... Sudah... Pagi-pagi jangan bertengkar, apa sih yang kalian ributkan, Lisa siapapun yang masak, masakan ini sangat enak dan gak seharusnya kamu menghinanya dan kamu Naina lebih baik kamu tinggal di rumah, kamu bisa melukis dan mencari inspirasi di rumah kan.”
"Maaf mas, aku tidak bisa, mas bisa memberi kebebasan untuk Lisa bekerja di luar sana sedangkan aku hanya meminta beberapa jam waktu untuk mencari inspirasi di luar, kenapa larang, mana janjimu mas yang akan bersikap adil pada istrimu. Aku butuh keadilan sekarang dan keadilan itu adalah beri aku kebebasan karena itu tidak mengganggu pekerjaan atau apapun itu. Jadi aku harap mas mengizinkannya."
Abi terdiam sejenak untuk berfikir, lalu Abi pun mengiyakan permintaan Naina dengan syarat tidak boleh membuat masalah. Naina pun tersenyum mendengar Abi memberi izin.
Setelah drama yang terjadi saat sarapan, Abi pun segera pergi ke kantor sedangkan Naina mencari keramaian untuk mencari inspirasi melukis dan mencari rezeki dengan menjadi pelukis jalanan.
Kedekatannya Abi dan Naina membuat Lisa mulai gelisah, ia takut suaminya benar-benar akan membagi cintanya untuk wanita lain.
'Ini tidak bisa, mas Abi tidak boleh mencintai wanita itu, mas Abi harus tetap Menjadi milikku, aku harus bisa membuat mas Abi membenci dia dan menceraikannya sesegera mungkin aku secepatnya harus bertindak.' gumam Lisa.
Lisa pun segera menyusun rencananya dan memerintahkan seseorang untuk menjalankan rencananya.” Liat apa yang bisa aku lakukan untuk menghancurkan kamu, karena sudah berani masuk dalam hubunganku dan mas Abi," gumam Lisa disertai senyum menyeringai yang penuh rencana.
****
Dipinggir kota Naina menghentikan taksinya, ia merasa tempatnya sangat strategis untuk memajang beberapa lukisan yang ia buat dan untuk membuka jasa melukis sebagai hiburan.
Naina mengeluarkan barang miliknya dari dalam taksi dan dengan semangat empat lima Naina segera menyiapkan lapaknya. Tak hanya dirinya banyak pedagang kaki lima yang mangkal di sepanjang pinggiran kota. Walaupun termasuk ilegal dan sebenarnya dilarang namun tetap saja para pedagang kali lima kembali dan kembali lagi untuk mencari nafkah.
Baru saja Naina memajang lukisannya, sebuah mobil singgah di tepi jalan tepat di samping lapak Naina, seorang pria berjas menghampiri Naina dari belakang.
"Apa ini hasil lukisan mu?” tanya pria itu secara tiba-tiba, membuat Naina terperanjat karena terkejut. Naina membalikkan tubuhnya dan sedikit mendongak untuk melihat wajah seseorang yang bertanya padanya.
"Apa ini hasil lukisan mu?” pria itu sekali lagi bertanya, Naina yang sedari tadi memperhatikan pria tersebut tanpa berkedip akhirnya menjawab dengan gagap, “i- iya, ini lukisan saya, dan bisa di mahar seikhlasnya, tanpa menentukan nominal.” Jawab Naina lalu kembali fokus dengan pekerjaannya.
"Aku kan membeli lukisan mu semua tapi aku minta bonus untuk dilukis apa bisa?”
"Tuan mau membeli lukisan saya semua ini? Apa ini benar?" Naina tampak tak percaya dengan yang ia dengar, Sebab sebuah kebanggaan bisa bertemu dengan seseorang yang menyukai sebuah karya seni. Pria itu hanya mengangguk dan duduk di kursi yang disediakan Naina.
“Jika kamu setuju, maka sekarang lakukanlah, aku ingin tahu hasil karya yang kau buat, agar aku bisa memberi nominal yang sesuai untuk lukisan mu." Dengan senang hati Naina segera menunjukkan skill-nya dalam melukis.
“Apa kamu baru buka lapak di sini? Aku sering lewat sini dan baru kali ini ada yang buka jasa lukis seperti dirimu.” Tanya Jonathan, laki-laki yang Sedang menjadi objek lukisan Naina.
“Aku baru kali ini buka lapak di sini, kalau melukis memang hobi ku dari kecil. Aku buka jasa melukis hanya tidak menaruh nominal, berapapun orang membayarnya aku terima. Ya hitung-hitung sambil menyalurkan hobi.
Tak butuh waktu lama untuk menghasilkan karya lukisnya yang sangat luar biasa. Berkali-kali Jonathan memuji hasil karyanya dan akhirnya membayar lukisan milik Naina dengan harga yang lumayan. Sebelum pergi, pria itu tak lupa memberi kartu nama, dan berharap Naina mau berkunjung ke salah satu galery miliknya.
Baru saja Naina merasa senang tiba-tiba saja petugas keamanan datang untuk membubarkan para pelapak yang ada di sekitar pinggiran kota. Semua kalang kabut menyelamatkan dagangannya dan berhamburan ke segala arah, begitu juga dengan Naina, ini bukanlah kali pertama Naina berhadapan dengan dengan petugas, jika sebelumnya Naina selalu lolos dari kejaran mereka kali ini tidak bisa lagi. Naina yang belum siap kabur, akhirnya tertangkap bersama dengan beberapa pedagang lainnya, merekapun di bawa ke kantor dan bersiap mendapat sanksi.
To be continued ☺️☺️☺️
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!