NovelToon NovelToon

The Most Beautiful Love

Miss Balerina

...Apalah arti mimpi tanpa niat dan usaha. Percaya atau pun tidak. Usaha tidak akan mengkhianati hasil. Semakin besar usaha yang kamu kerahkan, maka percayalah kamu akan mendapat balasan yang setimpal....

...1❤️‍🔥...

Di sebuah panggung nan megah, dengan ribuan penonton tengah terpana dengan apa yang sedang mereka saksikan.

Puluhan lampu sorot tertuju pada satu titik. Ribuan mata terkagum dan begitu terpesona dengan tarian Balet yang sedang ditampilkan di atas panggung.

Terlihat seorang gadis dengan tubuhnya yang lentur, meliuk dengan indah mengikuti alunan melodi. Gerakan yang terlihat begitu luwes. Kakinya berjingkrak dan berjinjit, tubuhnya memutar dan melayang di udara.

Tangannya bergerak dengan mempesona, menarik semua decak kagum seluruh penonton.

Alena Pradipta, putri tunggal pasangan Giana dan Surya Pradipta. Putri kesayangan konglomerat itu tengah berlomba dalam ajang Internasional Balerina yang di adakan di kota Korea.

Ia adalah perwakilan satu-satunya termuda dari puluhan ribu para peserta di seluruh dunia. Dan dia juga berhasil melangkah ke babak final.

Decak kagum para penonton akhirnya berakhir dengan sorak-sorai tepuk tangan riuh yang memenuhi gedung pegelaran.

Bahkan lima juri langsung berdiri dengan begitu antusias, memberikan tepuk tangan penuh kagum pada penampilan Alena yang selalu membuat mata terpesona.

Alena merentangkan kedua tangannya, menyilangkan kakinya dan membungkukkan tubuhnya sebagai ucapan terimakasih sebelum melenggang turun dari panggung.

Dari sudut panggung terlihat wanita paruh baya, merentangkan kedua tangannya dengan begitu lebar pada Alena. Dengan senang hati Alena menghambur memeluk wanita yang sudah membuat dirinya hadir ke dunia ini.

"Alena, you're amazing!" seru Nyonya Giana dengan bahagia sekaligus bangga.

"Thank you mom," balas Alena dengan singkat. Sementara Nyonya Giana terus saja mencium wajah sang putri dengan penuh kasih sayang.

.

Inilah waktu yang begitu mendebarkan. Dimana dua jantung peserta yang masih tersisa berpacu dengan sangat kuat. Seakan jantung mereka ingin melompat keluar dari dada.

Harapan yang besar, dan juga rasa gugup yang melanda. Menanti sang MC memanggil satu nama yang akan menjadi pemenang ajang bergengsi ini.

Begitu pula dengan Alena yang sejak tadi tidak bisa diam di kursinya. Ia merasa tidak tenang dengan jantung yang berdebar. Ia sangat berharap jika kali ini namanya yang akan di sebut. Harapannya memang terlalu besar, tapi dari harapan ini ia yakin impian yang dirinya inginkan akan terwujud.

Nyonya Giana yang melihat wajah cantik Alena tegang, langsung meraih tangan putrinya. Menyalurkan rasa hangat serta mengurangi kegugupan Alena. Ia yakin, dengan performa Alena yang begitu luar biasa dan memukau banyak mata. Putri kebanggaannya akan menjadi juara tahun ini di ajang bergengsi Internasional Balerina.

"Mom, yakin jika kamu akan menang," ujar Nyonya Giana tersenyum lebar pada sang putri.

Hati Alena terasa menghangat, melihat senyum manis yang selalu menemani dirinya. Mulai dari titik nol dirinya bergelut dalam dunia tari khususnya Balett. Sang ibu selalu setia menemani dirinya hingga titik ini.

"Aku harap juga begitu Mom. Saingan di lomba kali ini benar-benar sangat tangguh, khususnya dia." Alena menoleh ke arah saingannya yang berasal dari Jepang. Umurnya dengan lawannya terlihat berbanding jauh, itu artinya pengalaman yang di dapatkan jauh lebih banyak dari pada dirinya.

Tentu saja Alena merasa sedikit pesimis, karna bagaimanapun lawannya adalah utusan terbaik dari Jepang. Dan berhasil melangkah dan bersaing dengan dirinya di babak final.

Nyonya Giana mengeratkan genggaman tangannya. Wajar jika putrinya yang masih belia sedikit pesimis.

"Ingat sayang, sainganmu memang sangat tangguh dan berpengalaman. Tapi tidak akan mengalahkan bakat alami dari seorang penari. Kamu harus optimis jika kali ini kamu akan menjadi juara," ujar Nyonya Giana menyakinkan putrinya.

"Dan putri seorang Surya Pradipta akan membanggakan nama negeranya!" seru suara bass yang langsung membuat Alena menoleh kebelakang.

Tepat di belakangnya, seorang pria paruh baya dengan setelan jas formal tersenyum dengan begitu lebar kepadanya. Dimana di tangan Tuan Surya terlihat sebuket bunga besar yang sengaja ia bawa untuk putri kesayangannya.

"Dady!" pekik Alena yang begitu merasa senang. Melihat Tuan Surya yang ternyata datang. Padahal sebelumnya sang ayah sudah meminta maaf karna tidak bisa hadir di acara lomba Alena. Karna harus mengurus pekerjaannya.

Alena sempat merasa sedih, tapi kini ia malah terkejut bukan kepalang melihat pria yang menjadi cinta pertamanya hadir dan memberikan dukungan padanya.

Tuan Surya langsung memeluk Alena dan mencium puncak kepala anak gadisnya.

"Maaf Dady datang terlambat, Dady tidak beruntung karna tidak bisa melihat tarianmu." Sesal Tuan Surya dengan wajah sedih.

"Tidak papa Dady, melihat Dady datang saja sudah membuatku bahagia," hibur Alena sehingga membuat wajah Tuan Surya tidak lagi sedih.

"Kamu memang patut menyesal tidak melihat penampilan Alena. Alena membuat semua orang terpana dengan tariannya," sela Nyonya Giana.

"Momy!" lengkuh Alena dengan pipi merona. Karna sejak tadi sang ibu terus memuji dirinya. Padahal baginya ini bukan performa terbaiknya. Ia masih mampu untuk lebih baik lagi.

Acara bergengsi tersebut semakin menegangkan. Saat sang MC terdiam sambil menatap sebuah kertas mewah di tangannya.

Alunan musik yang mendebarkan, menambah suasana semakin menegangkan. Alena menutup rapat kedua matanya.

"Aku menyerahkannya semuanya padamu tuhan. Kamu yang menulis takdirku. Jika aku tidak menang, aku akan menerimanya dengan senyuman." batin Alena.

"Pemenang dari Ajang Internasional Balerina tahun ini Adalah ...."

Deg!

Deg!

Deg!

"Alena Pradipta!!!" Gelegar suara MC pria yang langsung membuat Alena melebarkan kedua matanya dengan wajah melongo.

Prok!

Prok!

Prok!

Suara tepuk tangan terdengar begitu riuh, memenuhi seluruh gedung. Bahkan para penonton sampai berteriak histeris setelah nama Alena di sebutkan.

"Yes!!!" teriak Nyonya Giana dan Tuan Surya sambil berpelukan. Putri mereka memenangkan ajang Internasional dan akan di nobatkan sebagai Miss Balerina.

Mereka benar-benar sangat bahagia dan bangga, akan prestasi yang di torehkan oleh Alena.

Dengan wajah senang sekaligus tidak percaya, Alena menaiki panggung dengan tubuh sedikit gemetar. Kedua telapak tangannya berkeringat dengan jantung yang berdebar.

Ia masih belum percaya jika ia bisa menang, dan mengalahkan pesaing-pesaingnya yang begitu hebat.

Alena tersenyum lebar. Nyonya Giana dan Tuan Surya memberikan dua jempol mereka untuk Alena.

Mentri Negara tersebut, memasangkan selempang di bahu Alena, dan mahkota di atas surai hitam pekat milik Alena. Di lanjutkan dengan pemberian piala dari Ketua Organisasi Balerina Negara Korea.

Alena mengangkat piala tersebut ke atas, sebagai wujud rasa bahagia tiada tara.

"Thanks for everything. I am very happy and speechless. thanks to the two angels who always support Alena. Momy, Dady I Love you. ( Terimaksih untuk semuanya. Saya sangat bahagia dan tidak bisa berkata apa-apa. Dan terimakasih untuk dua malaikat yang selalu mendukung Alena. Momy, Dady aku mencintai kalian.)"

Nyonya Giana menitikkan air mata haru, mendengar pidato Alena. Ia benar-benar bangga dengan putri tunggalnya. Tuan Surya memeluk sang istri, ia juga sama terharunya. Ia tidak menyangka jika putri yang selalu ia timang dengan kedua tanganya. Kini berdiri di atas panggung dengan prestasi yang membanggakan.

"Putri kita sudah besar Gia," lirih Tuan Surya dengan memasukkan tangannya ke dalam saku celana.

"Aku berharap Tuhan, berbaik hati untuk membiarkan Alena tetap bersama kita. Hiks ... Hiks ..." Tangis Nyonya Giana pecah seketika, menenggelamkan wajahnya di dada bidang sang suami. Ada rasa sesak yang begitu menyakitkan dalam dadanya.

"Jangan menangis, ini hari bahagia putri kita." Tuan Surya menenangkan Nyonya Giana dengan mengelus lembut bahu istrinya yang bergetar.

...----------------...

...****************...

Wowooo si Alena sang Balerina hebat. Keren keren, Kamu juga membanggakan othor ya Alena. Teruskan prestasimu, Othor udah baik hati ini milih kamu jadi pemenang. Jadi anak baik ya😄

Oke jangan lupa

Like

Komen

Gift

Vote

Masukkan favorit❤

Vans Dirgantara

...Penampilan adalah daya tarik yang memikat semua mata. Percantik dan pertampanlah dirimu seindah mungkin. Namun, hal itu tidak akan pernah bisa menyandingi keindahan hati. Cantik dan tampan adalah hal yang relatif. Melihat sesuatu hanya dari penampilan adalah langkah besar yang salah....

...2❤️‍🔥...

Seorang pria remaja dengan usia berkisar 18 tahun tengah fokus dengan ponsel di tangannya. Suara pertempuran dari game yang sedang ia mainkan mengusik pria lain yang jauh lebih tua darinya.

"Aissshhh Vans, jangan main game di sini. Aku sangat terganggu!" bentak Vihan dengan wajah kesal.

Akan tetapi, pemuda yang dipanggil Vans itu tidak bergeming sedikitpun. Seolah-olah ia tuli dengan bentakan dari Vihan sang kakak.

Vihan mengacak rambutnya frustasi. Ia tidak bisa fokus mengerjakan tugas kuliahnya karna suara game Vans yang rasanya sedang meninju gendang telinganya.

"Yes, I'm a winner!" teriak Vans saat game yang dimainkan berhasil ia menangkan.

Vans Dirgantara anak bungsu dari pasangan Ferdy dan Hana Dirgantara. Dua pembisnis yang cukup terkenal di bidang Fashion dan Kecantikan. Bahkan cabang perusahaan mereka hampir tersebar di seluruh kota.

Tapi, semua itu seakan berbanding terbalik dengan penampilan Vans yang menggunakan kaca mata besar, dengan rambut yang di sisir ke samping. Penampilan Vans sangat berbeda dengan Vihan. Vihan begitu mengutamakan Fashion dan penampilan. Ia ingin selalu terlihat tampan.

Vihan memiliki rahang dan garis wajah yang tampan, membuat dirinya terlihat sangat menly. Postur tubuhnya tegap dan tinggi dengan dada bidang dan sedikit otot yang membuat tubuhnya kekar. Hidungnya mancung mencuat keluar, dipadukan dengan bibir berbentuk love yang sangat seksi.

Vans sebenarnya tidak kalah tampan dari Vihan. Vans memiliki postur tubuh yang tinggi dan tegap namun tidak sekekar Vihan. Wajahnya terlihat manis dan menyejukkan mata dengan hidung mancung serta bibir merah seperti buah chery. Ciptaan yang hampir sempurna. Namun, sayangnya Vans mengidap penyakit mata Miopi, atau biasa di kenal dengan rabun jauh. Sehingga tanpa kaca mata ia tidak bisa melihat benda atau objek dengan jarak jauh.

Vihan menatap sang adik dengan galak, rasanya saat ini ia ingin menendang Vans keluar dari rumah ini. Jika bisa keluar dari bumi.

Vans tergerak melihat wajah sang kakak yang sudah merah padam seperti udang yang direbus selama bertahun-tahun. Di rumah memang dirinya selalu menjahili sang kakak, tapi percayalah ia bersikap seperti ini hanya dirumah. Jika diluar kandang mana berani dirinya melakukan hal seperti itu.

"Tertawa saja terus!" dengus Vihan lalu menatap layar laptopnya. Meski sangat kesal dengan kejahilan Vans. Tapi dirinya tidak akan bisa marah pada adiknya itu. Karna, ia sangat menyanyangi Vans.

"Wajahmu terbakar dan sangat jelek. Ha ... Ha ...." ejek Vans dengan tertawa terbahak-bahak. Di matanya wajah Vihan terlihat sangat lucu dengan bayangan banteng wanita memakai make-up. Perutnya rasanya digelitik oleh ribuan ulat, sangat menggelikan.

"Vans!" panggil sang ibu, Nyonya Hana sambil mendekat ke arah dua putranya.

Panggilan dari sang ibu membuat Vans langsung membungkam mulutnya rapat. Ia tidak mau jika sang ibu mulai mengoceh, mengomeli dirinya yang pastinya tidak akan selesai sampai satu bulan.

Vihan tersenyum miring, melihat Vans yang langsung menutup mulutnya rapat saat melihat sang ibu mendekat.

"Kelemahanmu sudah datang bocah nakal," umpat Vihan dalam hati.

Nyonya Hana duduk di samping putra bungsunya dengan wajah sumringah. Ia meletakkan sebuah map di tangan Vans. Hal itu membuat Vans mengerutkan dahinya.

"Apa ini mom?" tanya Vans penasaran menatap lekat map yang ada di atas pahanya.

"Surat pemecatan dirimu dari kartu keluarga Dirgantara," sosor Vihan dengan bibir mencebik, yang langsung mendapat tatapan tajam dari Nyonya Hana.

"Vihan kamu ini selalu mengganggu adikmu." Sebal Nyonya Hana tidak suka.

Vihan memutar kedua bola matanya malas. Seharusnya yang dimarahi bukan dirinya, tapi Vans. Karna bocah remaja itu sejak tadi menganggu dirinya. Tapi, begitulah kodrat seorang kakak selalu disalahkan saat berhadapan dengan seorang adik.

Nyonya Hana menatap Vans dengan penuh cinta dan kasih sayang. Tangannya terulur membelai lembut puncak kepala Vans.

"Ini adalah formulir pendaftaran Sun Elite School. Mulai besok kamu sekolah disana," jelas Nyonya Hana.

"Mom, aku sudah sangat nyaman sekolah di sekolah yang dulu. Aku tidak ingin pindah," tolak Vans dengan merenggek kecil, seperti anak yang menolak untuk mandi.

"Momy dan Dady harus bekerja di kota ini. Jadi mulai sekarang kita harus menetap di kota ini sayang, jadi kamu juga harus pindah sekolah. Vihan juga pindah kuliah jadi kalian sama-sama pindah."

"Tapi Mo---"

"Ya sudah, kalau kamu tidak mau kamu tinggal sendiri saja di rumah yang dulu." Selosor Vihan dengan nada mengejek.

"Dasar kambing, kerjaannya cuma sewotin orang terus," balas Vans tak mau kalah.

Vihan menjulurkan lidahnya ke arah Vans, yang tentu saja membuat Vans semakin kesal. Ia tidak nyaman jika harus berkenalan dengan orang-orang baru. Terutama teman-teman di sekolahnya.

Bagaimana jika di sekolah itu, ia tidak diterima dengan baik dan dikucilkan. Ia bukan tipe laki-laki seperti Vihan yang sangat tampan dan hampir sempurna. Dia hanya laki-laki penakut dan cengeng.

"Jangan khawatir kamu pasti akan suka sekolah di sana!" seru Nyonya Hana mengusap rahang putranya yang terlihat sedikit gelisah. Ia tahu jika Vans tidak pandai beradaptasi dan bergaul dengan orang baru, sangat berbeda dengan Vihan. Tapi, ia juga tidak bisa melepaskan pekerjaannya begitu saja.

Ia berharap putranya akan senang bersekolah di Sun Elite School. Apalagi sekolah tersebut adalah sekolah terbaik di kota ini.

Nyonya Hana meninggalkan Vans, yang masih memilih duduk dengan wajah tertekuk. Percuma ia menolak dan berusaha membantah. Kedua orang tuanya tidak akan menyetujui hal itu.

Vans membuka map formulir pendaftaran yang ada di tangannya. Rasanya sangat berat untuk meninggalkan sekolah lama. Tapi, karna tuntutan pekerjaan kedua orang tuanya. Ia harus mengerti dan memaklumi. Ia tidak boleh menjadi seorang anak pembangkang. Pikir Vans mengumpulkan semangatnya dan menerima keputusan kedua orang tuanya.

"Sekolahnya sangat bagus dan fasilitasnya juga memadai. Baiklah, aku rasa tidak ada yang salah jika aku masuk sekolah ternama seperti ini," gumam Vans lalu beranjak dari duduknya.

Ia harus menyiapkan segala sesuatu untuk besok. Karna besok ia sudah mulai masuk sekolah. Vans berharap jika di sekolah barunya ia bisa menemukan teman-teman yang bisa menerima dirinya apa adanya.

Vans masuk ke dalam kamarnya, meletakkan map formulir di atas meja nakas. Lalu mematut dirinya di depan cermin.

Vans melepaskan kaca matanya. Senyum indah seketika terbit di bibirnya, yang membuat lesung pipi terlihat di kedua pipinya. Ia meletakkan kaca mata besarnya lalu segera bergegas naik ke atas tempat tidur.

Ia harus tidur tepat waktu, agar besok ia tidak bangun terlambat.

...----------------...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Uluuuu Vans...

Jangan lupa

like

koment

gift

Vote

First Day

...3...

Vans menuruni anak tangga dengan tubuh di balut seragam Sun Elite Internasional. Tidak ada yang berbeda dari tampilannya. Rambut yang disisir ke samping, serta kaca mata besar yang bertengger di hidung mancung remaja laki-laki itu.

Vihan yang sudah lebih dulu duduk di meja makan melirik malas ke arah sang adik, yang selalu berpenampilan sama. Ia berpikir jika Vans masuk di sekolah baru, adiknya itu akan mengubah sedikit penampilannya yang terkesan culun.

Lain halnya dengan Nyonya Hana sang ibu yang tersenyum lebar saat melihat putra bungsunya akhirnya turun.

"Vans, duduklah!" Nyonya Hana menarik kursi untuk Vans di samping Vihan.

Vans tersenyum ke arah Nyonya Hana sambil menekan kacamata di hidungnya. Terlihat dari sudut lain, seorang pria berumur 40 tahun dengan setelan jas formalnya melangkah dengan senyum mengembang.

Tatapan pria itu terlihat cukup tajam. Wajahnya terlihat mirip dengan Vans dan Vihan. Aura berwibawa menguar dari tubuhnya, ia adalah Tuan Ferdy Dirgantara ayah dari Vihan dan juga Vans.

"Dady, Dady kapan pulang?" ujar Vans terlihat sangat antusias melihat sang ayah ternyata suda pulang dari perjalanan bisnis. Begitu pula dengan Vihan yang juga sedikit kaget tapi juga senang.

"Hallo two boys, ternyata kalian sudah siap," balas Tuan Ferdy dengan kekehan kecil di sela bibirnya. Ke dua tangannya mengusap ke dua kepala putranya penuh kasih.

"Dady, pulang tadi malam sekitar jam dua malam. Kalian tidak tahu karna kalian sudah tidur," imbuh Tuan Ferdy dengan menarik kursi tepat di hadapan ke dua putranya. Begitu pula dengan Nyonya Hana yang duduk di samping suaminya, sementara ke dua tangan wanita itu segera meraih roti tawar dan mengolesi roti tersebut dengan Slay.

"Dad, katakan pada Vans untuk mengubah gaya stylenya. Atau dia akan menjadi bahan buliian di sekolah barunya," ujar Vihan dengan nada khawatir. Ia tidak ingin jika Vans menjadi bahan bullian di sekolah Elite itu karna ia tahu bagaimana pergaulan murid-murid di sana.

Bibir Vans langsung memberengut kesal, saat sang kakak malah mengomentari penampilannya. Tuan Ferdy menatap ke arah Vans yang sudah memasang wajah kesal.

"Vihan, jika adikmu nyaman dengan penampilannya biarkan saja. Dady tidak mau dia tertekan karna masalah penampilan," sanggah Tuan Ferdy.

"Memangnya apa yang salah dengan gayaku. Mereka tidak akan membulliku, sama seperti teman-teman lamaku," sela Vans dengan mengangkat wajahnya seolah menantang sang kakak.

"Kamu tidak tahu saja, jika di sekolah mewah seperti Sun Elite School pergaulan muridnya tidak sama dengan sekolah lamamu," jelas Vihan, mencoba membuat Vans mengerti jika bergaul dalam kalangan konglomerat sangatlah tidak mudah.

"Vihan, jangan menakuti adikmu seperti itu. Momy yakin jika anak Momy yang tampan ini bisa mendapatkan hati teman-teman barunya," sela Nyonya Hana memberi dukungan pada Vans, yang langsung mengangguk dengan gaya angkuh.

Vihan menghela nafasnya. Percuma saja ia memberi tahu apa yang ia tahu kepada adiknya yang keras kepala. Jika nanti ada yang membuli Vans, maka saat itu dirinya akan menertawakan anak manja itu.

Setelah sarapan, Tuan Ferdy berangkat untuk bekerja. Vihan berangkat kuliah dengan motor sport mewahnya. Sedangkan Vans memilih berangkat menggunakan sepeda. Jarak antara sekolah dengan rumah tempat ia tinggal tidak cukup jauh, hanya memerlukan waktu 25 menit jika mengendarai sepeda.

Vans mengayuh sepedanya dengan bersemangat. Ke dua kakinya terlihat kokoh menggerakkan pedal sepeda. Wajah Vans terlihat sumringah, dengan senyum lebar menghiasi bibirnya. Kacamata besar yang ia kenakan tidak membuat wajah tampannya memudar.

Bangunan kokoh dan megah menjulang tinggi. Terlihat papan nama besar bertuliskan Sun Elite School. Para murid terlihat memarkirkan kendaraan mewah mereka, lalu masuk melewati gerbang besi super kokoh.

Deretan tanaman hias tertata dengan begitu rapi di sepanjang jalan. Air mancur dengan patung perempuan menari terletak di tengah-tengah halaman depan gedung mewah tersebut.

Vans menganga melihat pemandangan di depannya. Sekolah barunya sungguh sangat luar biasa besar. Bahkan lebih besar dari sekolah lamanya.

Vans memarkirkan sepedanya di tengah-tengah deretan motor sport mewah dengan berbagai merek. Semua jenis motor dengan harga fantastis bisa di temukan di parkiran itu.

Kring!

Bel sekolah berbunyi, membuat seluruh murid segera berlarian ke sana-ke mari. Begitupula dengan Vans yang langsung mempercepat langkah kakinya untuk segera sampai di kelas.

Brukk!

"Auuu, ****." ringgis seorang gadis yang tersungkur di depan Vans. Tak bukan dan tak lain adalah Relin Hartawan.

Saking cepatnya Vans berjalan, tanpa sengaja ia menabrak Relin sang gadis populer di sekolah ini. Ke dua mata Vans terkunci seketika melihat gadis yang baru saja ia tabrak tanpa sengaja.

Waktu seakan berhenti sejenak. Hembusan angin menerpa rambut pirang gadis itu, sehingga membuat rambut gadis itu terbang dengan begitu elegan.

Bibir merah, ke dua mata lebar serta bola mata lentik, dipadukan dengan wajah tirus benar-benar membuat wajah gadis itu terlihat hampir sempurna.

"Heh lo, berani banget lo nabrak gue. Jalan tuh pake mata!" hardik Relin dengan tatapan penuh emosi.

Namun, Vans yang di bentak tidak bergeming. Ia menatap gadis tersebut dengan tatapan terpesona.

Bidadari yang sangat cantik. Batin Vans mengagumi gadis di depannya.

Nafas gadis itu semakin memburu dengan kekesalan yang sudah sampai di ubun-ubun, ketika melihat tatapan yang baginya sangat menjijikan.

"Dasar cupu," cela Relin lalu melenggang pergi sembari membersihkan seragamnya yang kotor.

Setelah kepergian Relin. Waktu seakan berputar ke belakang dengan cepat, seperti kaset yang rusak. Vans menghembuskan nafasnya kasar, menyentuh dada bagian kiri. dimana jantungnya kini berdetak dua kali lipat.

"Ada apa dengan jantungku? Jangan-jangan aku jatuh cinta dengan gadis itu," gumam Vans bermonolog.

"Hei kau, cepat masuk!" teriak petugas keamanan sekolah.

Vans segera bergegas untuk masuk ke kelas. Wajahnya terlihat memerah tersipu malu. Hatinya berbunga-bunga penuh bibit cinta. Vans yakin, jika dirinya sudah jatuh cinta dalam pandangan pertama.

Lain halnya dengan seorang gadis yang duduk di pojokan kelas, dengan tampilan rambut di kuncir kuda, tompel sebesar jempol di pipi kirinya, serta kacamata bulat yang bertengger di hidungya. Penampilan yang terkesan sangat culun, tapi jangan duga jika di balik kacamata bulat serta penampilan khas cupu itu dia adalah Alena Pradipta. Sang Balerina yang memenangkan ajang Internasional.

Ia berpenampilan seperti ini untuk menyembunyikan wajah asli dari Alena Pradipta. Ia hanya ingin melihat kehidupan luar dan memilih menjadi penonton alur kehidupan yang mungkin tidak akan pernah ia rasakan.

Takdir memilihnya haya untuk menjadi penonton, bukan menjadi pemeran dalam kisah kehidupan.

"Selamat pagi semua!" seru suara wanita paruh baya dengan pakaian guru masuk ke dalam kelas. Membuat seluruh mata kini tertuju pada guru wanita tersebut.

...----------------...

...****************...

Okeh gaes... Jangan lupa

LIKE

Koment

Gift

Vote

Othor maksa ya😅

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!