NovelToon NovelToon

Rantai Cinta

Pertemuan 3 keluarga.

Didalam kisah novel ini ada beberapa nama yang akan terus menerus muncul, dari sekian banyaknya nama, paling tidak ada 3 nama yang menjadi inti pemeran utama. Nama nama seperti Danur, Arini dan Tasya akan saya coba untuk menghiasi ruang relung hatimu para pembaca budiman.

Dan inilah mereka...

Danur, ia adalah sosok priya muda yang berparas ganteng, bergaya keren dan bertutur kata lembut. Ia seorang pemuda yang cekatan dan pintar. Lulusan Master of Accounting dari Winchester College, Inggris bahkan dengan predikat Cum Laude. Kini setelah ia kembali pulang ke Indonesia setelah tinggal 4 tahun diluar negeri. Danur langsung di rikrut oleh perusahaan PT. Young Light Production milik bapak Murjono Ali sahabat ayahnya.

Tasya, seorang gadis cantik lahir di Jakarta dan telah menyelesaikan kuliahnya di Universitas Atma Jaya Jakarta. Ia putri pak Murjono Ali, kini bekerja di Citi Bank Jakarta sebagai konsultan konsumer services. Tasya adalah anak ke 3 dari bapak Murjono Ali dan ibu Siti Aisyah. Sudah lama pak Murjono menginginkan putrinya dipinang seorang yang berpendidikan tinggi dan ia juga sudah cukup lama membidik Danur sebagai calon putrinya.

Arini, seorang gadis berparas ayu. Lahir di Jogjakarta dan telah menyelesaikan studinya di Universitas Gajah Mada. Ayahnya, bapak Sudarmadi adalah sahabat karib pak Rekso ayahnya Danur. Arini adalah satu satunya putri dari pak Sudarmadi. Ibunya telah meninggal ketika ia berumur 15 tahun.

Pak Rekso, pak Sudarmadi dan pak Murjono Ali memang sudah saling mengenal semenjak mereka kecil di Jogjakarta dulu. Ketiganya selalu bersama sama mulai dari sekolah dasar, menengah hingga menengah atas. Ke 3 nya telah berjanji sejak mereka kecil dulu bahwa apabila salah satu dari mereka sukses maka ia harus membantu lainnya yang kurang sukses. 3 serangkai ini memang dikenal dikampungnya selalu saling bantu membantu.

Ternyata setelah mereka dewasa dan tua, dari tiga orang ini pak Murjono Ali duluan yang sukses dan berkembang pesat di Jogja dan kemudian pindah ke Jakarta menjadi pengusaha super sukses.

Pak Murjono dikemudian hari mengajak pak Rekso untuk bergabung diperusahaannya sedangkan pak Sudarmadi tetap diJogja mengembangkan usaha rumah makannya.

Meskipun mereka disibukkan oleh kegiatan masing masing, paling tidak sekali dalam sebulan selalu saling ngumpul menjadi sebuah keluarga besar yang akrab. Apalagi sekarang Danur telah menjadi manager keuangan perusahaan pak Murjono Ali. Danurlah yang selalu mengatur pertemuan pertemuan mereka.

...○○○○○...

"Danur, coba kekamar bapak sebentar" kata pak Murjono ditelepon.

"Oh baik pade, saya kesana sekarang" jawab Danur.

Danur bergegas merapikan berkas berkas laporan keuangan bulan ini dan menuju kekamar kerja pak Murjono yang berada di lantai 3 gedung Aksara Murni di bilangan daerah Tebet.

"Halo pade.." ucap Danur sesudah mengetuk pintu kamar dan masuk.

"Masuk Danur.." ucap pak Murjono sambil tersenyum.

Danur masuk dan mengambil kursi pas berhadapan didepan meja kerja pak Murjono yang besar itu.

"Bulan depan seperti yang kamu ketahui, bapak akan membuka cabang kantor pemasaran di 2 lokasi diBogor. Mulai besok kamu bapak tugaskan disana sampai kantor resmi dibuka. Danur siapkan semua pembukuan awal, Setiap kantor ada managernya dan 3 orang staff, selain mereka ada 10 staff pemasaran. Semua didata ya. Waktumu disana 1 bulan mulai dari besok"

"Baik pade, berarti saya mondar mandir Bogor Jakarta?"

"Untuk 1 bulan ini kamu tinggal dirumah pade diKemang Permata, ada 1 tukang taman dan 1 pembantu rumah tangga disana"

"Siap pade, besok pagi saya meluncur kesana"

"Oya..acara pertemuan diJogja bagaimana?"

"Ahir minggu ini di Waroeng Watu gajah pade, sekalian santai..saya sudah book pesawat untuk pade, ibu dan Tasya"

"Oh ya Tasya pasti suka! dia suka yang traditional gitu..bapakmu dan pak Darmadi sudah oke semua?"

"Semua sudah pade, nanti saya kerumah bapak hari jumat pagi, terus kita pake Garuda berangkat jam 10 pagi"

"Njjih..jadi besok kamu keBogor ya"

"Siap..ada lagi pade?"

"Ndak itu aja..terima kasih Danur"

...○○○○○...

"Hai Dan! sibukah?" 4 hari setelah Danur kerja diBogor, Tasya mengontak ditelepon.

"Hai Tasya! Ga juga..apa kabarnya?"

"Gitulah biasa..hari jumat ini kita berangkat ke Jogja?"

"Yup..tiketmu sudah aku book, aku sampe rumah pagi"

"Asyik..ya udah aku cuma mau konfir aja rencana kita. Sampe jumat Danur"

"Siap.."

Pembicaraan kemudian berahir, Danur tersenyum mendengar suara Tasya yang selalu bernada manja.

...○○○○...

Perjalanan keJogja selalu menggembirakan apalagi ketika para bapak bapak saling bertemu. Mereka selalu menceritakan berulang kali kejadian kejadian masa lampau.

Namun ada yang berbeda pertemuan kali ini. Putri pak Darmadi yang biasanya tidak ikut dalam pertemuan yang bahagia itu karena sibuk kuliah kali ini ia hadir.

"Wah! ini Arini anakmu yang kuliah di Gajah Mada Darmadi?" tanya pak Murjono ketika melihat seorang gadis berjalan mendekati meja makan.

"Lha iya tho! terahir kapan sih liat Arini?" Pak Darmadi balik bertanya.

"Satu tahun yang lalu, cepet ya waktu berjalan..kapan lulus nya?"

"Hehe..minggu depan sudah lulus, wisudanya ya minggu depan ini"

"Wow! jadi makan makan malam ini sekalian menjadi jamuan istimewa ya..Tasya! coba kamu berdiri disampingnya papa foto kalian berdua"

Tasya dengan gesit bangkit dan mendekati Arini yang melemparkan senyum manisnya. Arini sempat juga melirik kearah Danur yang duduk disamping ayahnya.

Dengan gaya seakan seorang fotografer pak Murjono mengambil beberapa shot.

"Wah..gimana kalo anakku juga difoto?" tanya pak Rekso.

"Waduh keren ini! ayo Danur!" ucap pak Murjono.

Danur bangkit dari duduknya dan berdiri diantara 2 gadis cantik itu.

"Mbok tanganmu ngrangkul gitu lho! Jadinya keren!" kata pak Mur sambil tersenyum.

Danur agak canggung, tapi justru Tasya yang merapatkan tubuhnya, mau tidak mau Danur memeluk Tasya dengan tangan kirinya.

"Maaf Arini boleh saya peluk juga?" tanya Danur sengan penuh sopan santun. Arini tersenyum malu dan menganggukan kepalanya.

"Naah gitu dong! wow keren ini!" ucap pak Rekso bangga melihat putranya Danur diapit 2 anak perempuan dari 2 sahabat karibnya. Diam diam pak Rekso memperhatikan wajah Arini. Diantara Tasya dan Arini, pak Rekso menginginkan Danur jadian sama Arini daripada dengan Tasya. Arini keliatannya lebih cocok dengan Danur.

Beberapa kali pak Murjono mengambil foto kearah 3 anak muda itu dan ia merasa bangga dan senang sekali.

"Oke! makanan sudah datang! ayo kita makan dulu!" kata pak Sudarmadi.

Danur menarik napas lega, ia menoleh kearah Arini dan tersenyum. Tasya sempat melihat Danur tersenyum kearah Arini.

"Ayo Tasya! bebek gorengmu sudah datang..itu kesukaanmu bukan?" kata Danur.

"Yup! ayo kita serbu!" jawab Tasya.

Arini duduk disebelah ayahnya, seharusnya ia bahagia tapi direlung hatinya ia teringat ibunya yang telah tiada. Alangkah bahagianya apabila ia masih ada ditengah tengah pertemuan ini.

...■■■■...

Melepaskan malam di Cafe.

"Ya ampun si Tasya kelaperan Haha.. sampe setu amat makannya!" ucap Danur melihat Tasya yang lahap menyantap makanan bebek goreng kesenangannya.

"Eis! Jangan ganggu ya, kali yang namanya bebek jangan tanya pasti aku lahap!" jawab Tasya sambil menarik satu cobek kecil sambal goreng.

"Biar saja Danur..emang enak sekali ko makanannya" kali ini Arini ikut berbicara.

"Hmm..yang pasti aku bahagia, kita bisa ngumpul mustinya kita sering mengadakan pertemuan seperti ini ya..ngomong ngomong kamu mau kerja dimana setelah sekarang lulus?" kata Danur.

"Hmm belum tau juga ya, kemarin aku sudah kirim lebih dari sepuluh perusahaan baik di Jogja atau di Jakarta..dari sekian baru 2 yang jawab. Salah satunya di Indo Farma, kita liat selanjutnya aja"

"Eh Indo Farma perusahaan besar juga, semoga kamu cepet mendapat kerjaan..kenapa tidak melamar keperusahaan pak Mur?" tanya Danur.

"Sudah..aku sudah kirimkan ke HRDnya mungkin sedang diseleksi"

"Oh ya? kamu kirim kesiapa disana?"

"Ah adalah hehe..jangan dibantu Danur, biar melalui proses yang biasa saja..sekalian aku mau menguji diriku bisa masuk tidak"

"Insya Allah baiklah..semoga diterima ya"

Pembicaraan itu terdengar pak Murjono, ia langsung memotong.

"Eh..beneran? kamu sudah kirim surat lamaran?" tanya orang tua itu.

"Sudah pak..ah biar saja, biar bagian HRD yang menyeleksi..seperti yang saya bilang, saya mau menguji diri saya" jawab Arini.

"Hebat kamu Arini! semoga ketrima diperusahaan papa, kita bertiga jadi lebih dekat lagi" ucap Tasya.

Pak Sudarmadi ayahnya Arini memandang kearah putrinya, ia bangga memiliki anak yang pintar dan mandiri. Tapi ia juga melirik kearah Danur. Diam diam ia menaruh kekaguman kepemuda itu. Selain wajahnya yang keren dan gagah, ia anak yang baik dan penuh sopan santun.

Pertemuan antar sahabat ini menjadi ramai ketika diahir acara, Tasya meminta seorang pelayan restoran mengambil beberapa foto dari ponselnya.

Ketika mereka telah selesai pertemuan, Danur menyempatkan untuk minta ijin kepada para orang tua agar bisa mengajak Tasya dan Arini kebeberapa Cafe diJogja sebelum bertolak kembali keJakarta.

...○○○○○...

Beberapa pasangan muda mudi yang ada di Cafe malam itu sempat beberapa kali melirik kearah Danur yang diapit 3 gadis berparas cantik.

"Waduh! si Dedi call aku bentar ya..kalian order aja duluan, aku minta Capucino aja" kata Tasya sambil menekan tombol jawab di ponselnya.

Danur tersenyum dan mulai melihat lihat menu.

"Danur..kamu mau pesen apa?" tanya Arini sambil mendekatkan tubuhnya kearah Danur. Sekelebat Danur bisa mencium aroma perfume dari baju Arini.

"Hmm..baumu enak sekali Arini..aku jadi bingung mau pesen apa" kata Danur sedikit berbisik.

"Aduuh ko jadi ngebahas perfume sih? kamu mau pesen apa?" ucap Arini sambil tersenyum malu.

"Aku pesen kopi hitam sama kueh ini.." ucap Danur sambil menunjuk kearah sebuah foto kueh dibuku menu.

"Ooh yang itu..oke aku yang ini. Tasya mau kueh ga ya?"

"Tasya..mau kueh ga?" tanya Danur.

Tasya melirik dan melambaikan satu tangan mengatakan tidak.

"Oke..aku ke konter sana dulu. Kamu sini aja jangan menghilang" bisik Danur didekat twlinga Arini. Tasya sempat melirik kearah Danur.

"Aku tetep disini jangan takut" jawab Arini juga berbisik dan iapun tersenyum.

"Udah ngobrolnya?" tanya Arini kepada Tasya.

"Dah..hehe sorry itu barusan Dedi, dia diCiti bank juga mau ngajak aku jalan jalan besok malam..eh dia di HRD Citibank mau aku kenalin?"

"Oh ya..boleh juga, siapa tau ada lowongan disana" jawab Arini.

"Aku call lagi ya..tanyain"

"Ya ampun masa langsung gitu Tasya?"

"Ga apa apa, aku kenal deket sama dia..sstt jangan kaget sebetulnya dia naksir ke aku hehe..sekarang kita tes seberapa dalem keinginan dia ke aku"

"Tasya..kasian lagi masa orang naksir malah diblack mail?"

"Sst tenang aja..aku bilang kamu saudaraku ya jangan bilang temen, bilang aja saudara jauh"

Tasya langsung membuka ponsel dan mengontak Dedi lagi, sementara Danur sudah kembali dari kasir.

"Oke sebentar lagi order datang"

Tiba tiba Tasya menaruh satu jari kebibirnya, dan mengerdipkan satu matanya.

Danur jadi bingung dan menoleh kearah Arini.

"Ada apaan?" bisik Danur.

"Tasya mau kenalin aku ketemennya yang kerja di Citibank..iseng aja siTasya" balas Arini.

"Oke Ded, ini aku kenalin ya sama saudaraku, kalian ngobrol sebentar ya" kata Tasya sambil menyerahkan ponsel ke Arini.

"Halo selamat malam" ucap Arini lembut.

"Jangan berisik ya, aku lagi mau kenalin ketemenku diCitibank siapa tau dia bisa masuk sana"

"Oh oke..sst jangan berisik" jawab Danur sambil ikut berbisik.

Tasya geli melihat gaya Danur bicara, ia mencubit perut Danur sambil tersenyum.

"Aduuh!!" Danur kaget dan menggeliat, ia paling ga bisa disentuh apalagi dicubit bagian pinggangnya. Tasya melotot kaget mendengar Danur teriak. Ia memukul tangan Danur sambil terus melototkan matanya.

Danur tersenyum sambil mengusap pinggangnya.

"Jangan cubit dong! aku mendingan digampar daripada dicubit tau?!" bisik Danur ketelinga Tasya.

"Hmm..kalian berdua wangi ya, Arini baunya wangi kaya bunga ros kamu juga wangi..asyik deh aku dikelilingi dewi dewi yang cantik" lanjut Danur.

Tasya bersiap mau cubit lagi, Danur berkelit dan seakan seorang jago silat memperagakan gerakan silat.

"Awas nih cubit lagi, aku took Nadimu biar kaku" kata Danur.

"Danur! kamu ko jadi gaya playboy gitu sih?"

"Loh bener ko! tadi aku sempet mencoum baju Arini Hmm semerbak, sekarang aku mencium baumu juga hmmm.."

"Awas lho bilangin papa!"

"Yaelah..pake ngancem lagian" jawab Danur tersenyum.

"Asyik! kopi sama kueh dah dateng! Eh kamu pesen apaan? katanya enak!"

"Tadi kamu ditawarin..tapi jawabnya tidak..ya sudah, tapi silahkan nyicipin kalo mau"

"Apaan sih rissoles trus itu apa? kueh lapis?"

"Iya tuh ada 2 kueh lapis dan rissolesnya" jawab Danur.

Ketika Tasya mencicipi rissoles Arinipun selesai bicara sama Dedi.

"Tasya..ini Dedi mau bicara sebentar" ucap Arini sambil menyerahkan ponsel.

"Hai Ded..iya udah ngobrol terus gimana menurutmu?"

Danur melirik kearah Arini sambil melemparkan senyumannya.

"Arini, Tasya minta satu rissoles nya..cie yang dikenalin cowo jadi seger keliatannya"

"Haha..ngawur! itu temennya siTasya, dia kerja di Citibank bagian HRD ga taunya dia asisten manager HRD..aku disuruh kirim lamaran besok"

"Ooh..tapi ciee ciee, padahal dia baru denger suara kamu ya..belom liat wajah dan penampilan..takin aku 100 persen langsung diterima"

"Apaan sih pake cie cie segala Haha..Kan semua juga pake prosedur om Danur! masa langsung diterima?"

"Insya Allah kamu diterima ya..tapi aku sih pinginnya kamu ke perusahaan papanya Tasya biar kita bisa ngumpul"

"Yang penting kan Jakarta juga toh..ga usah diperusahaan papanya Tasya kan kita juga bisa ngumpul"

"Oh iya ya..lagian, aku bisa jemput kamu kalo abis kerja"

"Janji ya..awas bohong"

"Swear!"

"Apa sih wer ewer?" tiba tiba Tasya memotong.

"Oh ga, itu mas pelayannya bibirnya dower!"

"Hahaha! ternyata Danur suka ngelawak ya" kata Arini tergelak.

"Emang..kasian dia, sayang dulu ikut pertandingan stand up comedi tapi kalah, kurang lucu soalnya" jawab Tasya sambil ketawa.

...■■■■■...

Kencan pertama

Keesokan harinya grup pak Murjono kembali keJakarta, seperti biasa mereka saling rangkulan dan berjanji mengadakan pertemuan bulan depan.

"Arini! Jangan lupa minggu depan keJakarta ya..Dedi mau ketemu sebelum interview!" ucap Tasya.

"Oh ya..aku pasti datang! terima kasih Tasya!"

"Bye Arini..nanti call aku diBogor kalo sudah diJakarta" kata Danur sambil memeluk tubuh Arini.

"Oke siap Danur..pasti aku call"

...○○○○○...

Hari yang dinantikan ahirnya tiba, Arini sudah berada diJakarta. Tasya dengan rela mengajak Arini nginep dirumah papanya yang sangat besar.

"Jam berapa janjian sama Dedi?" tanya Tasya malam itu.

"Besok jam 9 sudah ditunggu dikantornya, aduh aku kenapa jadi gemetar ya?"

"Ya ampun ga usah nervous lagi..anggap aja ini satu dari sekian interview lainnya..santai aja, kalo ga dapet disana ya dikantor papa juga oke. Yakin papa akan terima kamu"

"Thank you Tasya..oya aku besok sore mau ketemuan sama Danur kamu ikut yuk?"

"Ya ampun..sayang amat! aku ada janjian sama temen temen mau keluar..ga apa kalian jalan jalan aja, lusa kita bikin acara bertiga"

"Oh oke"

"Arini..kayanya siDanur tuh ada apa apa sama kamu deh, dari semenjak ketemu diJogja kemarin..dia ngomonginn kamu terus..aku sampe bilang kayaknya ada orang penasaran nih"

"Haha..penasaran apanya, dia kan sahabat kita!"

"Tapi emang Danur tuh keren ya, gayanya gimana gitu"

"Naah..jangan jangan ada yang naksir nih, aku kasih tau orangnya ya..ada yang mengidam idamkan secara sembunyi sembunyi"

"Eh jangan! haha nanti ke gedean kepalanya dia! Aku hanya bilang gayanya keren..lain tidak! haha!"

"Hmm..hehe ya udah aku tidur dulu ya, udah jam 11 biar bisa bangun pagi besok"

"Oke say..aku juga ngantuk, sampe besok ya"

...○○○○○...

Pagi pagi sebelum jam 9 Arini sudah duduk rapih dikursi sofa depan kamar kerja Dedi. Tidak berapa lama Dedipun tiba dan kaget melihat Arini sudah menunggunya.

"Hai Arini ya? oke sebentar ya, aku taro tasku dulu" ucap Dedi sambil tersenyum. Ia sebetulnya kaget melihat kehadiran Arini. Ia tidak menyangka, sosok Arini yang begitu cantik dan mempesona. Bahkan kecantikannya tidak kalah dengan kecantikan Tasya.

Setelah meletakan tas, ia membereskan rambutnya dan melangkah kearah pintu.

"Arini..silahkan masuk yuk" ucap Dedi.

Arini bangkit, entah kenapa lututnya menjadi lemas. Ia merasakan telapak tangannya agak basah. Tenang Arini, kamu bisa..pikirnya dalam hati.

Dengan penuh antusias Dedi mulai percakapan dengan menanyakan latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja Arini.

Semua pembicaraan lambat laun mengalir begitu saja. Bahkan Arini sanggup memberikan jawaban jawaban yang baik atas berbagai pertanyaan Dedi.

"Oke Arini..aku akan menyerahkan hasil pembicaraan kita ke manager, dalam satu minggu ini kami akan mengirimkan email hasilnya ya"

"Baik..terima kasih waktunya, maaf jalau ada ucapan yang kurang berkenan"

"Ah ga ada yang kurang ko..terima kasih sudah datang, mau ketemuan sama Tasya dulu? dia di lantai 4"

"Ga apa apa..biarkan saja, mungkin dia lagi sibuk. Saya ijin pamit dulu" Arini ijin pamit dan ia melangkah keluar ruangan.

Sepeninggal Arini, Dedi langsung menilpun Tasya.

"Hai gimana Arini?" tanya Tasya diruang ketjanya lantai 4.

"Sst..jangan bilang dia dulu ya, tapi kalau aku sih dia lulus interview tinggal tergantung managerku saja. Kebetulan back ground dia hukum, bisa ditempatkan dibagian departemen bantuan hukum kita"

"Wah sukur deh! apa itu satu kantor HRD sama kamu Ded?"

"Oh beda..kalau dia diterima, departemennya di legal bukan di HRD meskipun dibawah naungan HRD tapi beda departemen dan beda manager"

"Ya semoga deh..thanks ya Ded!"

"Berarti ada yang hutang makan malam kayanya nih?!"

"Hehe..kamu nembak langsung ya? kapan?"

"Besok malam bisa ga? kalo bisa aku akan kerumah sebelum magrib"

"Oke siap! besok malam ya alu tunggu dirumah"

"Thank you Tasya, see you tomorrow night"

...○○○○○...

Waktu baru mau masuk jam 11 pagi, hari masih pagi. Didalam mobil Grab Arini mengirimkan pesan oendek ke Danur.

"Selamat pagi..nanti sore jadi jemput aku?"

Tidak lama muncul jawaban dari Danur.

"Jadi dong! Aku sampe kerumah Tasya jam 5.30 ya"

"Tasya ga bisa ikut katanya, dia ada acara sama teman temannya"

"Oh oke..ya sudah kita berdua saja kalo gitu"

"Baik..sampe nanti ya bye!"

"Bye Arini sampe nanti!"

DiBogor Danur merasa sangat gembira bisa datang mengajak Arini pergi. Sebetulnya itu yang ia dambakan, pergi berdua saja tanpa Tasya dan Alhamdulillah Tasya berhalangan.

Arini selesai mengirimkan berita keDanurpun merasakan kebahagiaan yang sama seperti yang dialami Danur. Diam diam ia mempunyai perasaan istimewa, tapi ia tidak berani mengutarakan ke Tasya. Ia ragu jangan jangan Tasyapun mempunyai perasaan yang sama..

...○○○○○...

"Hai gimana interviewmu?" tanya Tasya ketika mereka bertemu dirumah.

"Alhamdulillah semua berjalan baik, padahal waktu pertama kaki ku pada lemes semua, tapi Dedi orangnya santai jadi perasaanku tenang"

"Oh sukurlah..oya sebentar lagi aku akan dijemput temenku..kalian jadi keluar malam ini?"

"Katanya sih jadi, dari Bogor dia langsung kesini jemput aku"

"Asik! mungkin aku ga akan ketemu titip salam untuk siganteng!"

"Yakin ga mau ikut kita?"

"Haha lain kali deh aku ikutan..kalian enjoy aja!"

"Siap!.nanti aku kirimin foto di whatsapp"

...○○○○○...

Jam 5.30 tepat kendaraan Danur sudah sampai rumah pak Murjono Ali. Arini bergegas keruangan depan. Ia tidak mau sampai Danur harus memencet bel. Arini tidak mau mengusik ketenangan bu Siti Aisyah mamanya Tasya yang saat itu sedang dihalaman belakang. Tadi ia sudah pamitan sama ibu Aisyah mau jalan sama Danur.

"Hai! wah tepat waktu ya..kamu ngebut dari Bogor?"

"Oh ga tuh..emang aku pulang kerja pagian dari biasanya..mana Tasya?"

"Dia sudah pergi duluan..salam katanya, bu Aisyah dibelakang mau pamitan dulu?"

"Ya lebih baik begitu..yuk kita kebelakang"

Arini membawa Danur kehalaman belakang, disana terlihat bu Aisyah dan mba Tur pembantu rumah sedang menanam sebuah pohon kecil.

"Selamat sore ibuk" ucap Danur dengan sopan.

"Lho Danur dari Bogor langsung kesini?"

"Iya buk..ini mau ajak Arini jalan jalan liat Jakarta"

"Monggo silahkan..tapi Tasya baru saja keluar sama teman temannya"

"Iya buk ga apa apa..mungkin lain kali saya ajak Tasya juga..permisi buk, kami jalan dulu"

"Oh ya ati ati"

"Buk..saya ijin pergi dulu, ga sampe malam ko buk"

"Sampe malam juga ga apa apa..kan ada pak Kasino jaga rumah bisa bukakan pintu masuk"

"Iya buk..sampe nanti ibuk" ucap Arini.

Merekapun berjalan keruang depan dan langsung menuju kemobil Danur yang terparkir rapih dihalaman parkiran.

...■■■■■...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!