NovelToon NovelToon

Tuan Muda Posesif Dan Pengasuh Cantiknya

Episode 1: Menjadi Pengasuh

Ini adalah kisah Carmila Adera, seorang gadis miskin yang baru saja lulus SMA, namun dirinya sudah harus menjadi salah satu penopang untuk adik-adiknya.

Carmila, selama ini bekerja di salah satu Toko Swalayan sebagai penjaga kasir, hasil gaji dari pekerjaannya itu tidaklah banyak, namun apalagi yang bisa gadis itu lakukan karena dia hanyalah seorang lulusan SMA, apalagi Carmila tidak begitu pintar.

Namun, suatu hari Carmila tiba-tiba di pecat oleh Pemilik Toko, karena saat ini Toko sedang mengalami krisis, dan harus melakukan pemecatan kepada beberapa pegawai dan sangat sial untuk Carmila di pecat.

Saat itu, adalah hari ulang tahun salah satu adiknya, padahal dirinya rencananya ingin membelikan hadiah untuk adiknya itu, namun dengan kabar ini, membuat Carmila binggung, harus membeli bagaimana hadiah untuk adiknya itu karena saat ini stok uang yang ada di tangannya hanya cukup untuk makan.

Dengan binggung, Carmila berjalan-jalan di taman.

Sampai tiba-tiba, dia melihat beberapa keributan kecil.

Itu adalah beberapa anak-anak sedang bermain, namun Carmila melihat ada beberapa anak yang lebih besar mencoba menjahili anak yang lebih kecil.

Awalnya, Carmila masa sangat kasihan kepada anak yang lebih kecil dan berniat datang untuk melerai.

Namun yang mengejutkan, anak yang lebih kecil itu, malah memukul anak-anak yang lebih besar itu dengan mainan yang dimilikinya.

"Siapa kalian! Berani sekali pada Tuan Muda ini!! Benar-benar sampah!!"

"Hey!! Kamu duluan yang mulai!! Kamu mengambil mainan adikku!!"

"Apa? Aku yang menengangkan mainan ini karena menang bertaruh dengan adikmu!!"

"Kamu.... Kamu berani sekali!!"

Carmila melihat jika pertengkaran anak-anak itu terlalu sengit, anak yang lebih kecil terlihat kalah jumlah namun ternyata anak yang lebih kecil itu bersikap sangat barbar dalam berkelahi, dan akhirnya membuat anak-anak lainnya menagis.

Carmila, tidak tahu harus berekspresi seperti apa ketika melihat pemandangan itu.

Sampai tiba-tiba, anak-anak yang mengais itu memanggil Ibu mereka untuk memarahi anak kecil itu.

"Huh? Siapa orang tuamu!! Apakah kamu tak pernah diajari tata krama oleh Ibumu?"

Anak kecil itu diam, lalu pandangan anak kecil itu bertemu dengan Carmila.

Carmila balas menatap anak kecil itu.

Namun tiba-tiba, yang Carmila lihat adalah anak kecil itu berlari kearahnya, yang kebetulan tidak begitu jauh dari sana.

Hal ini jelas membuat Carmila binggung.

Anak kecil itu tiba-tiba menangis dan berkata,

"Mama... Mama... Mereka mejahiliku! Lihat, tanganku lecet...."

Carmila menatap kaget pada bocah kecil yang tiba-tiba memeluknya itu, hanya memikirkan omong kosong apa yang bocah itu katakan?

Siapa yang Mamamu?

Dan lagi, jelas kamu yang memukuli mereka tanpa ampun?

Lecet tangan?

Itu karena kamu menggunakan tangan itu untuk memukuli mereka!!

Ibu-ibu disana, segera mendatangi Carmila.

"Jadi kamu Ibunya? Apakah kamu tidak mengajari Putramu sopan santun?"

"Aku...."

Carmila hendak menjawab, namun segera bocah kecil itu menarik tangan Carmila, dan berbisik sesuatu pada Carmila.

"Bilang padanya, Kamu Ibuku, dan bereskan semuanya, nanti Kakak akan Aku beri uang,"

Carmila tidak tahu, omong kosong apa yang anak kecil ini katakan?

Namun jika ini menyangkut uang kenapa tidak?

Dan jika di lihat lagi, Bocah kecil ini seperti anak dari orang kaya?

"Maaf, Ibu-ibu sekalian, Aku melihat dari tadi bukankah anak-anak yang lebih besar ini yang mengganggu Putraku?"

Salah satu Ibu itu mulai marah,

"Jelas Putramu duluan yang mengaggu!! Dan kamu! Kamu masih begitu muda sudah memiliki Anak sebesar ini? Tidak heran kamu tidak bisa mengajari anakmu tentang tata krama, karena kamu sendiri tidak tahu moral!!"

Ya, Carmila mulai menyadari soal penampilannya sendiri yang memang terlihat seperti gadis muda, ya toh dirinya memang baru lulus SMA, semua orang akan menjadi sangat terkejut jika gadis seusianya memiliki anak sebesar ini.

Apakan ini Bocah berumur 6 tahunan?

Carmila mencoba untuk memasang ekspresi wajah tenang.

"Lihat, Putraku ini hanya seorang anak yang bahkan lebih kecil dari anak kalian, kalian menuduh anak ini?" Kata Carmila sambil terakting sebaik mungkin, dan itu di tambah dramatis dengan anak kecil dipeluknya itu menagis.

"Hiksss... Mama meraka jahat padaku, hiks...."

Carmila menatap anak kecil yang memeluknya itu, dan dengan heran berpikir bertapa hebat akting anak kecil ini.

Cocok untuk dijadikan seorang aktor cilik.

"Lihat? Putraku menagis? Lihat jika anak kalian yang membuat dia menagis!!"

Carmila mengatakan itu dengan keras, membuat orang-orang di sekitar taman berkumpul di sekitar mereka mencoba mencari tahu apa yang terjadi.

Tatapan Carmila bertemu dengan tatapan bocah kecil itu, seolah memberikan kode, dan anak yang lebih kecil itu menagis begitu keras.

"Lihat, anak-anak yang lebih besar itu menjahili Putraku yang masih begitu kecil ini, dan sekarang Ibu mereka malah menuduh Putraku, apakah kalian tidak lihat tubuh kecil ini?" Kata Carmila sambil menggendong anak kecil itu, menunjukan tubuhnya yang kecil dan mungil.

Beberapa orang itu jelas menjadi ribut ribut dan malah menyalahkan segerombolan ibu-ibu dan anak mereka itu yang saat ini tidak bisa berputik, mereka akhirnya memutuskan untuk pergi karena merasa malu.

Dan begitulah, kehebohan itu segera berakhir.

"Kak, turunkan, Aku!!!"

Carmila melihat anak dalam gendongannya itu memberontak, lalu segera mencubit pipinya.

"Astaga, ini masih kecil tapi aktingnya hebat,"

"Hpmh, itu bukan apa-apa. Itulah salahnya mereka berani mengusik ku!! Dan jangan coba sentuh pipiku!!"

"Tapi kamu sangat lucu,"

Carmila benar-benar gemas pada anak dalam gendongannya itu, bahkan setelah menurunkan anak itu, Carmila masih mencubit pipi chubby itu.

Ya, anak kecil itu terlihat sangat bersih dan lucu, itu menggemaskan apalagi pipinya itu.

"Hpmh, sudahlah. Pokoknya Kakak juga hebat dalam berakting,"

"Tentu saja, namun kenapa tiba-tiba kamu mendatangiku? Bukan orang lain?"

Anak kecil itu segera menjawab dengan penuh percaya diri,

"Karena Kakak terlihat bodoh,"

Carmila sekali mencubit pipi kecil itu karena kesal, wajah anak itu sangat menggemaskan namun kata-kata yang keluar dan kelakuannya benar-benar bertolak belakang.

"Kamu ini ya, benar-benar anak aneh,"

"Siapa yang Kakak panggil aneh?"

"Terserah, lalu mana bayaran yang ingin kamu berikan padaku itu?"

Ya, Carmila melakukan ini karena anak di depannya itu menjanjikan dirinya uang, dirinya sendiri memang saat ini tidak memiliki uang untuk membelikan hadiah adiknya, dapat rejeki nomplok semacam ini tentu saja tidak bisa dilewatkan.

Anak itu segera, mengeluarkan beberapa hal dari saku bajunya dan memberikan lembaran-lembaran itu pada Carmila.

Itu adalah lembaran uang mainan, jumlahnya memang banyak.

Carmila tidak bisa berkata-kata ketika menerima setumpuk uang itu ditangannya.

"Kamu....."

Carmila bisa melihat senyuman jahil di wajah kecil itu.

"Memang Kakak percaya anak kecil sepertiku memegang uang? Aku tahu itu, Kakak pasti tertipu, karena Kakak bodoh," kata bocah itu sambil mengulurkan lidahnya.

Sumpah, Carmila begitu dongkol dengan itu, ini salahnya juga kenapa bisa percaya begitu saja.

Anak kecil itu lalu segera lari, dan Carmila yang kesal mengejar anak itu.

"Hey, kamu!! Jika kamu tertangkap aku jelas akan men cubit pipi tembem mu itu!!"

Anak itu bersenang-senang menggoda wanita yang lebih dewasa itu.

Sampai tidak lama, mereka sampai ke ujung taman, dan tiba-tiba ada seorang Pria Dewasa yang memiliki wajah yang cukup tampan, dengan stelan pakaian rapi datang menghampiri anak itu.

Carmila sepintas terkesima dengan ketampanan pria yang dilihatnya itu

Astaga...

Wajah itu...

Benar-benar sangat tampan!!!

Apakah ini sosok malaikat?

Sosok terlalu rupawan yang memikat hati.

"Papa!!"

Sosok anak kecil itu segera memeluk Pria itu, hampir membuat hati Carmila hancur berkeping-keping.

Memang, laki-laki Tampan semacam itu, mana mungkin belum berkeluarga?

Tatapan Carmila segera bertamu dengan Pria itu.

"Ah, Nona muda, Apakah Putraku membuat masalah denganmu?"

Carmila berkata dengan senyumannya, mencoba berikan kesan yang baik di hadapan pria itu.

"Tentu saja tidak, aku hanya kebetulan mengajaknya bermain dia sepertinya kesepian bermain main sendiri di taman,"

"Hah, pasti repot untuk bermain dengan anak ini. Dia memang sudah lama kehilangan sosok Ibu Kandungnya, jadi dia jadi suka menjahili orang,"

Mendengar itu, Carmila menjadi cukup syok.

Ya, anak sekecil itu?

Ternyata sudah tidak memiliki Ibunya, pantas saja dia menjadi begitu marah ketika beberapa rombongan Ibu-ibu itu bilang jika dia tidak di didik dengan baik oleh Ibunya, itu karena dia sudah tidak memiliki sosok seorang Ibu.

"Apa yang Ayah katakan? Aku tidak butuh, Ibu!! Hpmh, sebaiknya kita segera pergi dari sini,"

Merasa tidak ada urusan juga disana, Pria itu hanya mengucapkan terimakasih dan segera pergi dari sana.

Ketika mereka berdua pergi, Carmila baru ingat soal hadiah yang diberikan oleh bocah tadi.

Hah...

Carmila menatap kearah tangannya, yang saat ini penuh dengan segepok uang kertas mainan.

Menatap kearah uang kertas mainan itu, Carmila melihat ada sebuah kertas yang sepertinya sebuah cek mainan?

Ada tulisan rapi kecil disana, bertuliskan nama Glen Raymond, dan tanda tangan kecil.

Di balik cek kosong itu, tertulis,

'Jika Aku sudah besar, Cek ini akan ada nilainya, Kamu akan memohon untuk mendapatkan tanda tanganku seperti ini, sangat beruntung Aku memberikanmu secara gratis,'

Kata-kata itu tertulis dengan cukup rapi, namun masih terlihat ada beberapa goresan kecil seperti tulisan anak-anak.

Tulisan yang memang menggambarkan anak kecil yang dilihatnya tadi.

Cermila tiba-tiba tertawa melihat itu, memikirkan Tuan Muda kecil itu terlihat sangat sombong walaupun usianya masih segitu, tapi itu memang terlihat mengejutkan.

Itu adalah pertemuan sederhana yang mungkin akan merubah takdir Carmila.

Ya, siapa yang akan mengira, sekitar dua Minggu dari hari itu, ketika Carmila sedang melamar pekerjaan, yang kebetulan itu adalah pekerjaan sebagai seorang pengasuh, dirinya bertemu lagi dengan bocah kecil itu.

Awalnya, itu adalah pekerjaan yang cukup menjanjikan karena gaji yang didapatkan sangat besar untuk pekerjaan sebagai seorang pengasuh.

Saat memasuki Rumah Besar untuk wawancara dengan Pengurus Rumah, Carmila awalnya tidak terlalu percaya diri karena pasalnya begitu banyak orang yang sepertinya sudah berpengalaman ditolak disana.

Setelah semasuki sesi wawancara, dirinya tanya tanya hal-hal sederhana dan soal identitasnya.

Carmila memiliki adik adik kecil yang biasa dirinya harus jaga, jadi dirinya pasti bisa melakukan pekerjaan semacam ini ini cukup mirip seperti ketika mengasuh adik-adiknya.

"Baik, kamu bisa lolos ke sesi berikutnya. Yang akan menentukan apakah kamu lolos atau tidak adalah Tuan Muda kami, kami benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa soal hasil akhirnya,"

Carmila tidak tahu kenapa pelayan tua itu yang saat ini menunjukkan ekspresi lelah.

Carmila melihat, sepertinya memang sudah terlalu banyak orang yang melamar dan ditolak, itu pasti merupakan pekerjaan tambahan yang berat untuk para pelayan ini, untuk mulai mencari orang-orang lagi yang di wawancarai.

Apakah kriteria Tuan Muda itu terlalu banyak?

Ah, Tuan Muda yang mereka bicarakan, apakah Ayah dari Anak yang akan di asuhnya nanti?

Ketika memikirkan itu, Carmila menjadi tegang.

Saat ini, Carmila sedang dipandu menuju ruangan ke tempat 'Tuan Muda' yang mereka bicarakan.

Dan hal yang membuat Carmila terkejut adalah, Tuan Muda yang mereka bicarakan sebenarnya memiliki wajah yang cukup familiar.

Tatapan bocah itu segera bertemu dengan tatapan Carmila.

"Kakak Bodoh itu!"

"Bocah aneh itu!"

Tanpa sadar keduanya mengatakan hal itu, namun segera menutup mulut mereka.

Para pelayan yang ada di sekitar situ hanya menatap mereka berdua heran.

Salah satu Pelayan segera berkata pada Tuan Muda itu,

"Tuan Muda Glen, ini adalah Calon Pengasuh berikutnya, bagaimana menurut anda soal itu?"

Bocah kecil itu segera turun dari tempat duduknya, dan berjalan mengelilingi Carmila, seolah sedang mengamati penampilan gadis itu.

Carmila memilih untuk diam karena dirinya tidak tahu harus bersikap seperti apa, bagaimanapun juga pekerjaan ini sangat penting, dan juga gajinya besar.

Namun jelas, Carmila bisa melihat senyuman kecil licik dari wajah kecil itu.

Ya, hal ini membuat Carmila sedikit memiliki firasat buruk.

"Hpmh, yang ini boleh juga. Penampilannya lumayan enak di pandang dari pada Tante-tante dan Ibu-ibu Tua sebelumnya. Kurasa tidak buruk jika menyuruh orang ini menjadi pengasuh ku," kata Tuan Muda kecil itu terdengar santai.

Dan hal itu, jelas membuat Para Pelayan merasa lega, karena akhirnya tugas mereka selesai untuk menemukan Tuan Muda mereka pengasuh baru.

Carmila juga terkejut dengan hal itu, apalagi setelah itu, tanpa banyak pernyataannya, Carmila di pandu dan di persilahkan untuk langsung masa percobaan besok.

"Selamat Nona Carmila, anda bisa mulai masa percobaan besok pagi. Saya harap anda betah untuk menjadi Pengasuh Tuan Muda,"

Awalnya, Carmila tidak mengerti dengan maksud kata-kata dari pelayan itu, namun begitu dirinya bekerja, dirinya paham.

Tuan Muda kecil itu sangat susah untuk ditangani, sangat nakal, namun sebenarnya dia adalah Tuan Muda Jenius, yang bahkan sudah bisa membaca di usia dua tahun.

Semua orang selalu memiliki kelemahan, dibalik otak pintarnya itu, entah mengagap orang dewasa sebagai omong kosong atau sesuatu, anak itu selalu jahil dan membuat masalah, mebuat semua pengasuhnya pergi dari sana tidak lama setelah dipekerjakan.

Tidak ada orang yang betah untuk mengasuh Tuan Muda jenius yang nakal ini.

Awalnya, Carmila tidak yakin akan bisa bekerja dengan baik atau tidak.

Namun begitulah, Takdir berkata.

Itu sudah tiga belas tahun berlalu sejak Carmila bekerja di Rumah itu sebagai Pengasuh, telah melewati berbagai macam ujian untuk mengatasi Tuan Muda kecil yang bermasalah itu.

Dan saat ini, Tuan Muda kecil bermasalah itu sudah tumbuh menjadi dewasa.

Sebenarnya, ini membuat Carmila bertanya-tanya, kenapa dirinya masih di pekerja kan di sini?

Saat ini mereka sedang duduk di taman, Carmila berdiri di samping Tuan Mudanya itu.

"Tuan Muda Glen, sebentar lagi adalah Ulang Tahun anda yang ke-20,"

"Itu benar. Ada apa dengan itu?"

"Ini mungkin sedikit terlambat ketika Saya mengatakan ini,"

Ekpersi penasaran terlihat di wajah Tuan Muda itu, dan bertanya lagi,

"Apa yang ingin kamu katakan?"

"Bukankah, sepertinya Tuan Muda sebenanya tidak membutuhkan seorang pengasuh?"

Ekpersi Glen segera menjadi jelek ketika Carmila mengatakan itu.

"Apa yang sebenarnya ingin kamu katakan?"

"Apakah Aku masih benar-benar dibutuhkan disini?"

"Tentu saja iya. Kamu harus tetap di sini, disisiku. Dimasa sekarang atau masa depan,"

Sebenarnya, ketika Carmila memikirkannya, memang ada pekerjaan lain yang bisa dirinya lakukan?

Hah, karena sudah 13 tahun menekuni posisi semacam ini, dirinya terlalu terbiasa.

Pengasuh yang awalnya mengurusi Tuan Muda yang masih kecil, sampai berubah mengurusi keperluan Tuan Mudanya ini sampai besar.

"Hah, sepertinya memang tidak ada pilihan,"

"Kenapa kamu terlihat terpaksa?"

"Tidak, tidak. Aku masih akan tetap di sini,"

"Itu bagus. Dimasa depan, Asuh anak-anakku,"

Hal-hal yang di dengar Carmila cukup mengejutkan.

Ya, Tuan Mudanya memang sudah cukup dewasa, hampir 20 tahun.

"Namun tidakkah itu terlalu awal untuk memikirkan mengasuh anak? Anda bahkan belum menikah. Apakah bahkan anda punya Kekasih?"

Itu adalah pertanyaan sederhana yang secara refleks Carmila katakan.

Pernyataan yang mungkin jawabannya akan cukup mengejutkan.

Episode 2: Lihat Aku Seorang

Mendengar pernyataan Carmila, Glen jelas menunjukkan ekspresi tidak senang dan segera berkata,

"Kenapa dengan itu? Aku sudah dewasa, jadi tidak apa-apa memikirkan soal hal itu,"

"Hah tapi sungguh, masih terlalu awal untuk memikirkan soal mengasuh anak,"

"Jadi, Kamu ada ingin untuk mengasuh anak-anakku di masa depan?"

Mendengar pernyataan itu, Carmila hanya bisa menghela nafas pasrah dan segera menjawab dengan penuh keyakinan,

"Tentu saja tidak. Di masa depan ketika Tuan Muda memiliki anak, Aku akan membantu mengasuh mereka dengan sepenuh hati,"

Mendengar jawaban penuh keyakinan itu, jelas Glen merasa senang lalu segera berkata lagi,

"Kamu yakin?"

"Tantu saja, Aku cukup yakin akan bisa merawat anak-anak Tuan Muda, yah... Semoga saja anak-anak itu tidak memiliki masalah seperti Tuan Muda yang begitu nakal,"

"Hpmh, Anak-anakku pasti akan menjadi anak yang patuh,"

Carmila hanya tersenyum ketika mendengar itu dan berkata,

"Ya, ya itu pasti. Anak-anak Tuan Muda, kan menjadi anak-anak yang begitu lucu dan manis, aku benar-benar tidak sabar menanti kan anak Tuan Muda kelak,"

Lalu sebuah senyuman licik muncul di wajah tampan itu, dan segera berkata,

"Kalau begitu, Carmila, Lahirkanlah anak-anakku,"

"Tentu saja, tentu saja,"

Carmila tidak banyak berpikir ketika mengatakan itu, namun otaknya segera loading, dan mengulang lagi apa yang dikatakan oleh Glen.

Apa?

Melahirkannya anak-anaknya?

"Maaf? Tadi apa yang Tuan Muda katakan?"

"Lahirkan anak-anakku, Carmila,"

Carmila masih tidak mempercayai dengan apa yang dirinya dengar, mungkin saja telinganya bermasalah lalu segera bertanya lagi,

"Maaf, sepertinya Aku kurang fokus, Apa tadi yang Tuan Muda katakan?"

Glen yang mendengar pertanyaan itu kesetiaan kalinya menjadi kehilangan kesabaran dan segera menarik Carmila kepangkuannya.

Gerakan itu terlalu tiba-tiba, sampai-sampai Carmila tidak bisa merespon, dan hanya langsung terduduk di pangkuan Glen.

"Carmila, Menikahlah denganku, lalu Lahirkanlah anak-anakku, jadi kamu makan bisa mengasuh anak-anakku setelah itu,"

Kata-kata itu terdengar serius, dan tidak menunjukkan ada bercanda sedikitpun.

Carmila tentu saja menjadi kaget, lalu segera memeriksa dahi Glen dengan tangannya.

"Apa yang kamu lakukan?"

Carmila menjawab dengan seadanya,

"Aku rasa ada masalah dengan kepala Tuan Muda Glen, sampai-sampai mengatakan omong kosong itu,"

Glen mendengar kata-kata polos dari wanita didepannya itu jelas menjadi kesal, lalu segera berkata lagi,

"Aku tidak sakit apapun! Ku mengatakan ini dalam keadaan sehat!!"

"Tidak, Aku yakin, Tuan Muda sedang sakit, Apakah mungkin Tuan Muda salah minum obat?"

Glen segera mengambil tangan Carmila, lalu segera meletakkannya pada dadanya.

"Ya, mungkin kamu benar, Aku mungkin sedang sakit. Sakit karena cinta, kamu dengar dekat jantungku? Ini berdetak lebih kencang dari biasanya,"

Carmila tidak terlalu mendengarkan kata-kata bagian awal, hanya mendengarkan kata-kata bagian akhir.

"Astaga? Benar, jantungmu bermasalah!! Kita jelas harus membawamu ke Rumah Sakit untuk periksa?"

Glen sadar, jika wanita didepannya ini tidak terlalu mendengarkan kata-katanya dengan jelas.

"Carmila, Aku tidak sakit jantung. Aku sakit karena cinta, karena cintaku, padamu, yang tidak tertahankan ini...."

Carmila mendegar itu, jelas saja menjadi semakin panik, dan segera mencoba berdiri, namun sekali lagi, badan Carmila di tahan oleh Glen, agar mereka tetap saling menatap.

"Tuan Muda, tolong jangan bicara omong kosong seperti itu, dengan bercanda sesuatu yang berlebihan seperti ini,"

"Tapi Aku serius, Carmila. Aku menyukainya, Aku ingin menikah denganku, dan melahirkan anak-anakku, dan nanti kamu akan mengurus anak-anak kita. Bukankah kamu sendiri yang bilang jika kamu ingin mengasuh anak-anakku dimasa depan?"

Carmila jelas menunjukkan wajah cemberut dan segera berkata,

"Jelas, bukan sesuatu seperti itu yang Aku pikirkan. Aku akan bekerja menjadi Pengasuh untuk anak-anak Tuan Muda Glen, itu mungkin anak-anak dari Pernikahan Tuan Muda Glen dengan seorang wanita cantik dimasa depan,"

"Tapi, Carmila, Aku hanya ingin kamu yang melahirkan anak-anakku,"

"Astaga.... Tuan Muda tidak boleh berkata sembarangan seperti itu,"

"Tapi Aku menyukaimu... Carmila...." Kata Glen lagi nana sayang terlihat sangat serius.

Carmila yang mendapatkan pengakuan secara mendadak itu juga tidak tahu harus berkata seperti apa.

Ya, bagaimana jika Tuan Mudanya serius?

Namun semacam itu jelas aja tidak bisa dibiarkan.

Dirinya adalah wanita dewasa berumur 31 tahun, dan Tuan Muda masih hanya Pemuda bahkan belum berumur 20 tahun, pasti Tuan Mudanya hanya mengalami salah paham dengan perasaannya sendiri.

Karena dirinya tahu sepanjang hidupnya, Tuan Muda Glen ini tidak pernah dekat dengan gadis manapun.

"Aku rasa Tuan Muda Glen salah paham. Ini bukan cinta, ini mungkin hanya rasa sayang, padaku sebagai Ibu Tuan Muda karena Aku yang membesarkan mu sejak kecil. Kamu juga sudah aku anggap sebagai Putraku sendiri,"

Mendengar itu, jelas Glen merasa tidak senang dan berkata,

"Carmila, Aku sekadang sudah dewasa, sudah bukan anak-anak lagi. Kamu tidak bisa terus memperlakukan ku sebagai anak-anak, Aku adalah seorang Pria dewasa, dan Aku tidak mengagap Carmila seperti Ibuku. Aku mengagap Carmila sekarang sebagai wanita, wanita yang Aku cintai,"

Carmila benar-benar merasa cukup kaget, namun dirinya segera kemnali pada rasional nya dan hanya menganggap kata-kata itu sebagai sesuatu semacam salah paham.

"Tuan Muda Glen, pasti hanya salah paham. Itu karena aku satu-satunya wanita yang kebetulan sering Tuan Muda temui, tidak ada perasaan Cinta seperti itu, jelas ini mungkin hanya kasih sayang seorang anak kepada Ibunya. Tuan Muda Glen hanya salah menafsirkan perasaanmu saja,"

Mendengar kalimat penolakannya itu, dan mulai membuat alasan bahwa perasaannya pada Carmila ini adalah salah paham membuat Glen marah.

Ya, karena itu artinya wanita di depannya ini tidak pernah menganggap serius kata-katanya.

Tidak mengagap perasannya ini penting, dan serius, hal ini benar-benar membuat dirinya marah.

Segera, Glen mengambil lagi tangan Carmila, dan membawanya ke bagian tertentu, dibawah sana.

"Lalu, apakah reaksi ini juga hanya salah paham? Aku yakin, seorang anak tidak akan memiliki reaksi semacam ini pada Ibunya. Aku bereaksi seperti ini, karena ada kamu yang duduk dipangkuanku, kamu wanita yang aku cintai,"

Carmila merasakan sesuatu yang aneh ditangannya, itu sesuatu yang cukup hangat dan sedikit keras, yang sepertinya masih terbungkus kain.

Ketika Carmila menatap ke tangannya, segera Carmila menyingkirkan tangannya jauh-jauh...

Apa yang barusan dirinya pegang?

Itu adalah senjata Misterius milik Tuan Muda Glen!

Tidak!!

Kenapa hal-hal itu sekarang sudah cukup besar?

Carmila segera berdiri, dan tanpa sadar menampar pipi Glen karena refleks.

Dulu, ketika dirinya memandika Tuan Mudanya saat masih kecil, milik Tuan Mudanya juga kecil, dan sekarang sudah tumbuh sebesar itu....

Jelas dirinya, tidak pernah sedikitpun terbesit dalam pikirannya memiliki perasaan atau sesuatu semacam itu kepada Tuan Mudanya.

Untuk dirinya, Tuan Mudanya adalah semacam penyelamat hidupnya, berkat dirinya mendapatkan pekerjaan ini, Keluarganya terhindar dari krisis keuangan, Tuan Muda adalah Pangeran Kecilnya yang lucu dan menggemaskan, yang sangat dirinya sayangi, seperti adiknya sendiri, seperti Putranya sendiri, yang dirinya besarkan secara hati-hati sejak kecil.

Dan hidupnya, juga menjadi cukup baik setelah bekerja di rumah ini.

Dan sekarang, ketika di hadapan, pada fakta bahwa Pangeran Kecilnya, ternyata sudah tumbuh dewasa, dan mulai merasakan hal-hal semacam cinta, ini membuat Carmila merasa rumit.

Tatapan Carmila segera bertemu dengan Glen, yang saat ini memegangi pipinya setelah ditampar itu.

Carmila, menatap wajah yang sekarang sudah tumbuh dewasa itu.

Sosok, yang benar-benar sudah berbeda dari bocah kecil nakal yang dulu pertama kali mereka berdua bertemu.

Sosok itu, udah tumbuh menjadi seorang pria dewasa yang saat ini hampir mencapai usia 20 tahun, tubuh memiliki wajah Tampan dan Rupawan, yang pastinya akan disukai oleh banyak wanita diluar sana.

Dan Tuan Mudanya ini...

Malah menyukai dirinya?

Dirinya yang hanya seorang Pelayan, terlebih dirinya bahkan 11 Tahun lebih Tua.

Pasti ada yang salah dengan mata Tuan Mudanya itu!

"Carmila... Apakah kamu sekarang sadar? Aku sudah dewasa, kamu tidak bisa lagi menatapku sebagai anak kecil. Sekarang lihat Aku... Lihat Aku sebagai laki-laki dewasa, sebagai laki-laki satu-satunya yang akan kamu tatap di masa depan...."

"Tidak.... Ini tidak bisa...."

Carmila jelas merasa terlalu syok dengan fakta-fakta baru ini, segera melarikan diri dari sana.

Carmila benar-benar tidak akan pernah mengira jika Tuan Mudanya akan memiliki perasaan semacam ini.

Hal-hal ini, jelas tidak bisa dibiarkan.

Carmila, benar-benar berlari tidak tahu arah sampai-sampai dia menabrak seseorang.

Yang Carmila tabrakan adalah sosok Pria, yang juga memiliki wajah yang cukup tampan, kalau dilihat memang memiliki beberapa fitur wajah sedikit mirip dengan Glen.

Ya, ini kebetulan adalah Tuan di Rumah ini.

Brian Raymond

Ayah dari Tuan Muda Glen.

Duda Tampan, yang sampai saat ini masih betah menjadi Duda.

"Carmila? Kenapa kamu terlihat buru-buru seperti dikejar hantu? Apakah Putraku Glen, membuat masalah lagi denganmu? Hah, anak itu, ada hadiah sudah dewasa namun tetap saja beberapa hal dalam dirinya tidak berubah dan masih sedikit kekanak-kanakan dan nakal,"

Carmila yang menatap Tuan di Rumah itu, jelas tidak mungkin mengatakan hal yang sebenarnya.

Hanya...

Hanya...

Dirinya tidak tahu harus seperti apa.

Glen yang ditinggalkan itu jelas tidak diam saja dan mencoba mengejar Carmila.

Dan disinilah, sekarang mereka.

Ada Dua Laki-laki menatap ke arah Carmila.

"Glen, kamu itu jangan selalu membuat masalah kepada Carmila. Sekarang masalah dan lelucon apalagi yang kamu buat padanya? Sampai membuat Carmila ketakutan?" Kata Brian pada Putranya.

Ya, Carmila sarah spontan bersembunyi di belakang Ayah Glen.

Hanya bisa berpikir, tidak mungkin kan, Tuan Muda Glen mengatakan hal yang sejujurnya kepada Ayahnya?

Namun ini adalah Tuan Muda Glen yang cukup nakal.

Lihat senyuman licik itu muncul di mata Carmila.

Astaga...

Bagaimana ini...

Hal ini jelas tidak bisa dibiarkan.

Episode 3: Tidak Bisa

Carmila jelas merasa panik dengan kedatangan Glen tiba-tiba ini, yang sepertinya akan mengatakan hal omong kosong pada Ayahnya.

"Glen, masalah yang kamu buat untuk Carmila?" Tanya Brian pada Putranya itu.

"Tidak Papa. Tuh saja aku tidak membuat masalah pada Carmila, hanya saja barusan...."

Kata-kata Glen terlihat digantung, dan itu membuat Carmila panas dingin.

Segera, Carmila mulai pikirkan hal apa yang sebaiknya dirinya katakan.

"Biasa Tuan Brian. Tuan Muda Glen, masih saja suka jahil seperti biasanya ini benar-benar bukan masalah serius," kata Carmila lalu segera memegang tangan Glen, dan segera berkata,

"Kamu berdua Permisi dulu, Tuan Brian. Tidak perlu terlalu memikirkan kami,"

"Owh, baiklah kalau begitu. Carmila, ingat jika Glen membuatmu dalam kesulitan kamu selalu bisa bilang padaku," kata Brian dengan senyuman ramahnya.

Carmila benar-benar merasa terkesima dengan senyuman manis itu, Astaga...

Seperti sosok malaikat!!

Benar-benar sangat berbeda dengan Putranya yang seperti jelmaan Iblis.

Glen terlihat santai mengikuti Carmila yang menarik tangannya itu, dia benar-benar terlihat sangat menikmati situasi ini.

Sampai mereka tiba di depan kamar Glen, dan Carmila memastikan tidak ada orang disana, segera berkata,

"Tuan Muda Glen!! Hal omong kosong apa yang barusan Tuan Muda katakan? Jangan bilang tuan muda ingin mengatakan hal tadi pada Ayah Tuan Muda?"

Glen senyummu licik ke arah Carmila lalu segera berkata,

"Memang kenapa jika Papa tahu? Pada dasarnya nanti semua orang juga akan tahu tentang perasaanku padamu,"

"Tuan Muda Glen!! Tolong jangan terlalu gegabah!! Saya sudah bilang sebelumnya jika perasaan Tuan Muda itu salah!"

"Apa yang salah dari perasaanku ini? Aku menyukaimu, benar-benar menyukaimu, tidak ada yang salah tentang perasaanku, dan ini bukan perasaan yang salah paham. Aku benar-benar menyukaimu dari lubuk hatiku yang paling dalam. Jadi jangan mencoba lari dari perasaanku, bilang jika perasaanku ini hanya salah paham," kata Glen dengan ekpersi seriusnya, menatap kearah Carmila.

Ketika Carmila tatap dengan tatapan itu, Carmila menjadi bingung juga harus bagaimana.

Ini...

Benar-benar adalah hal yang sulit.

Dirinya sebagai yang lebih dewasa, harus bisa memberikan solusi yang paling baik soal hal-hal ini.

Jelas tidak ada yang baik jika mereka berdua memiliki hubungan.

Dan lagi, dirinya memang tidak pernah memikirkannya Tuan Muda dalam hal semacam itu, bahkan tidak sekalipun terbesit dalam pikirannya.

Tapi sepertinya, perasaan Tuan Mudanya itu cukup tulus.

Dan dirinya tidak bisa menyangkal perasaan itu.

Namun sekarang bagaimana?

Dirinya tidak bisa terus lari.

Carmila lalu segera menarik nafas dalam-dalam dan mulai menemukan solusi yang paling baik.

Setelah berpikir sejenak, Carmila segera berkata,

"Tuan Muda, Aku akan menegaskan nya sekali lagi. Aku tidak memiliki perasaan semacam itu pada Tuan Muda Glen, tidak sedikitpun terbesit dalam pikiranku untuk memiliki hubungan semacam itu dengan Tuan Muda Glen. Aku akan tetap selalu mengagap Tuan Muda seperti Putraku sendiri, tidak, mungkin seperti Adikku sendiri, seseorang yang sudahku anggap sebagai Keluargaku sendiri. Dan tidak mungkin untukku memiliki perasaan seperti itu pada anda. Aku menghargai perasaan Tuan Muda, namun Aku minta maaf, Aku tidak pantas menerima perasaan semacam itu dari Tuan Muda. Aku menolak Tuan Muda,"

Ketika mendengar kata-kata penolakan itu, Glen tidak merubah ekspresinya, mungkin ada sedikit kekecewaan di dalam hatinya.

Karena dirinya sesungguhnya tahu, jawaban yang akan dirinya dapatkan ketika dirinya menyatakan perasaannya.

Ini mungkin sedikit menyakitkan.

Namun tidak apa-apa.

Ini adalah sebuah awal mula.

Ya, dengan dirinya menyatakan Perasaannya ini, setidaknya Carmila tidak akan memperlakukan dirinya seperti anak kecil lagi, dan menyadari tentang kehadiranya yang saat ini sudah tumbuh menjadi laki-laki dewasa, bukan lagi anak kecil yang selalu Carmila manjakan sejak kecil.

Tidak apa-apa.

Ini benar-benar baru permulaan untuk mendapatkan hati Carmila.

Carmila menatap Tuan Mudanya itu, tiba-tiba merasa sedikit perasaan bersalah.

Apakah dirinya mengatakannya dengan keterlaluan?

Hingga itu menyakiti hati Tuan Mudanya?

Ya, bagaimanapun juga, Tuan Mudanya masih cukup muda, dan hal-hal seperti penolakan cinta mungkin baru pertama kali Tuan Mudanya rasakan.

Tidak oleh orang yang disukai tentu saja menyakitkan, dirinya cukup paham tentang hal ini.

Hah...

Namun cepat atau lambat, Tuan Mudanya memang harus merasakan rasa sakit hati ini, lebih baik dirinya dari awal membuat batasan yang cukup untuk hubungan mereka berdua.

Jadi, dimasa depan, Tuan Mudanya tidak akan merasakan rasa sakit yang lebih parah.

Namun tetap saja, melihat perubahan ekspresi walaupun itu hanya sedikit di wajah Pemuda didepannya itu, membuat Carmila merasa tidak enak.

Apa kata-katanya terlalu berlebih-lebihan?

Haruskah dirinya mengatakannya pelan-pelan?

Tidak melakukan penolakan secara kasar semacam ini?

Namun sepertinya kekhawatiran Carmila tidak ada artinya, karena Pemuda didepannya itu, lalu menujukan senyumannya.

Sesuatu yang tidak akan pernah Carmila duga.

"Tidak apa-apa, Carmila. Lakukan apa yang kamu suka, tapi aku yakin kamu pasti akan jatuh cinta padaku,"

Carmila yang mendengar kata-kata itu jelas menjadi kaget.

Dari mana Tuan Mudanya itu memiliki tingkat kepercayaan diri seperti itu?

Astaga...

Bocah didepannya itu, benar-benar sulit untuk dimengerti.

Walaupun mereka sudah kenal lebih dari 13 tahun, namun dirinya masih tidak bisa mengerti semua hal atau apa yang dipikirkan pemuda di depannya itu, dari dulu sikap dan hal yang dia lakukan selalu menjadi sesuatu yang misterius.

Ketika Tuan Muda Glen masih kecil, Tuan Mudanya itu, walaupun masih berusia tujuh tahun, namun dia sudah bisa berpikir lebih dewasa, sudah paham mana yang boleh dan mana yang tidak boleh, seperti bagaimana Tuan Mudanya itu, merasa tidak apa-apa jika dia tidak bersama dengan Mamanya.

Ketika ada pertemuan Kelas, dimana orang tua hadir, dan anak-anak lainnya datang bersama dengan orang tua mereka terutama bagaimana anak-anak lainnya di manjakan oleh Ibu mereka, Tuan Mudanya yang bahkan hanya datang dengan dirinya, karena Tuan Brian, Ayah Tuan Mudanya itu sibuk, Tuan Mudanya tidak pernah mengeluh sedikitpun.

Tuan Mudanya juga lebih jarang menagis ketika kecil, terlihat selalu lebih dewasa daripada anak-anak lainnya.

Dirinya yang melihat hal itu, sejak Tuan Muda kecil, tentu saja merasa cukup sedih, tentang bagaimana anak sekecil itu, sudah menahan emosinya, sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan oleh anak-anak.

Anak-anak, masih bebas mengungkapkan semua perasaan mereka, entah itu sedih, mereka bisa menagis, entah itu marah atau kesal.

Berbeda dengan orang dewasa, yang mungkin harus bisa menyembunyikan beberapa emosi demi kebaikan semua orang.

Namun, Tuan Mudanya selalu berbeda.

Dan dari sanalah, Carmila mulai menyadari mungkin tidak apa-apa jika Tuan Muda sedikit nakal dan kadang suka jahil, mungkin itu bisa sedikit mengurangi beban emosi yang Tuan Mudanya tanggung.

Ya, setelah menyadari hal-hal itu tentang Tuan Muda, Carmila benar-benar memiliki tekad untuk membuat Tuan Mudanya bahagia, jadi dirinya merawat Tuan Muda dengan hati-hati dan penuh perhatian sejak kecil, untuk memastikan agar Tuan Mudanya, tidak pernah merasa kesepian atau merasa kurang kasih sayang.

Dirinya selalu peduli tentang apa yang Tuan Muda lakukan, bahkan ketika Tuan Mudanya sudah cukup besar dan memasuki Sekolah Menengahnya.

Mungkin bahkan sampai saat ini.

Meraka berdua benar-benar cukup dekat.

Namun Apakah ternyata kedekatan mereka itu salah?

Bagaimanapun juga dirinya tetap wanita luar yang tidak memiliki hubungan Keluarga dengan Tuan Muda itu, ketika memikirkan hal ini perasaan Carmila menjadi sulit.

Tidak, ini jelas Bukan saatnya memikirkan hal-hal semacam itu.

Dirinya harus bisa membuat Tuan Mudanya ini berhenti mengatakan hal-hal soal mencintainya.

"Tuan Muda Glen, Tolong jangan katakan itu lagi, lupakan perasaan Tuan Muda padaku,"

"Tidak!! Aku tidak bisa melupakan perasaan ini...."

"Tuan Muda tidak bisa begitu. Saat ini Tuan Muda masih muda, bahkan belum genap 20 tahun, sedangkan Aku, hanya wanita yang cukup Tua, berumur 31 tahun. Jarak umur kita terlalu berbeda, Aku terlalu Tua untuk Tuan Muda. Tuan Muda harusnya bersama dengan wanita yang seumuran dengan Tuan Muda atau bahkan lebih mudah, tidak bisa bersama dengan wanita tua sepertiku,"

"Tapi Aku menyukaimu! Dan ini tidak akan berubah,"

Carmila menjadi bingung harus berkata bagaimana lagi, dirinya juga tahu bahwa Tuan Mudanya itu sangat keras kepala.

Lalu bagaimana cara dirinya membuat Tuan Muda menyerah dan berhenti berharap?

Penolakan langsung tidak membuat Tuan Mudanya menyerah.

Lalu tiba-tiba sebuah ide muncul di kepala Carmila.

"Maaf, Tuan Muda. Namun Tuan Muda memang harus menyerah. Aku sebenarnya sudah memiliki seorang Kekasih,"

Glen yang mendengar itu, jelas menunjukkan ekspresi terkejut sesaat namun dirinya segera tertawa.

Jelas, Glen tahu bahwa apa yang dikatakan wanita di depannya itu adalah sebuah kebohongan.

Sudah bertahun-tahun, dirinya memastikan agar tidak ada laki-laki yang mendekati Carmila, memastikan bahkan jika ada, hubungan mereka tidak akan berjalan dengan baik.

Jadi, mana mungkin Carmila memiliki Kekasih?

Karena, Carmila hanya akan menjadi miliknya seorang.

"Kamu jangan berbohong padaku,"

"Tidak!! Aku tidak berbohong padamu!! Aku benar-benar memiliki seorang Kekasih!!"

"Kalau begitu, kenapa kamu tidak membawakanya kedepanku jika kamu benar-benar punya?"

Wajah Carmila jelas saja pucat, namun dirinya mencoba tenang dan segera berkata,

"Ya! Aku pasti akan membawa Kekasihku kedepanmu!!"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!