perkenalkan, myranda jaya putri adalah putri dari Mahes Saputra. pemilik Resto&cafe yang terkenal di kota ini.
Dan Afandy Anggara adalah putra tunggal sekaligus pewaris dari keluarga nya sendiri. orangtuanya adalah pemilik perusahaan PT. Gold&DIAMONS. perusahaan mereka sudah sangat terkenal di negara ini.
jarak umur Mira dan umur Afandy berbeda 3 Tahun. dulunya keluarga Mira tinggal di Jakarta pada saat dia masih TK. setelah dia masuk ke Sekolah Dasar, kedua orang tua nya mengalami kecelakaan. Akibat itu ibunya sakit parah dan harus berobat keluar negeri.
sementara Mira harus tetap tinggal bersama dengan nenek nya di Bandung. sudah sebulan ini Mira di Bandung, jarak sekolah dengan rumahnya tidak terlalu jauh.
pada saat pulang sekolah Mira meminta kepada supir untuk berhenti di taman, dan pada saat itu juga ada seorang anak kecil berjalan dengan pandangan kosong memakai pakaian serba hitam. sepertinya umur anak itu lebih tua 5 tahun dari Mira, dia menangis.
anak laki-laki tersebut ingin menyeberangi jalan namun dia tidak menyadari ada mobil yang sedang melaju di depan nya.
Mira langsung menarik tangan laki-laki itu dan mendorongnya ke pinggir jalan agar tidak terjadi kecelakaan.
"akh...." kata anak laki-laki itu dan Mira bersamaan
" non putri !!!, nona tidak apa-apa?" kata supir Mira
" tidak apa-apa pak, " kata Mira sambil melihat lututnya yang sudah berdarah
" kaki nona terluka" kata supir Mira
" tidak apa-apa pak, ngk sakit kok" kata Mira
" hai... kamu tidak apa-apa kan?" kata Mira pada laki-laki itu
" aku tidak apa-apa, terimakasih kamu telah menolong ku" kata anak laki-laki itu
" apa kamu sudah gila??? kamu ingin mati yah??, " kata Mira kepada anak laki-laki itu dengan marah.
namun tiba-tiba Mira menyadari anak laki-laki tersebut memakai pakaian serba hitam.
" maafkan aku," kata Mira kepada anak laki-laki itu
" aku yang meminta maaf" kata anak laki-laki tersebut
" ayo kita duduk di bangku itu." kata Mira menunjuk kearah bangku yang ada disekitar taman. anak laki-laki itu hanya mengangguk kan kepalanya setuju.
setelah mereka berdua duduk di bangku taman tersebut mereka berdua sama-sama tersenyum.
" kamu kenapa menangis?" kata Mira
" ibu aku meninggal" kata anak laki-laki itu
" kamu yang sabar yah,,, ibu aku juga sakit,,," kata Mira
" kamu ngk sedih ibu kamu sakit?" kata anak laki-laki itu
" tidak...ibu aku tidak suka bila melihat orang sedih, kalau aku sedih ibuku pasti menangis, jadi aku tidak mau sedih" kata Mira
" jadi kalau aku sedih Ibuku juga menangis ?" kata anak laki-laki itu
" iya,,,, kata ibuku semua ibu tidak suka melihat anak nya bersedih" kata Mira
"kalau begitu aku tidak sedih lagi" kata anak laki-laki itu
Mira mengambil boneka kecil yang tergantung di resleting tas nya, sepertinya itu boneka mainan tas nya.
" ini... buat kamu. kalau kamu lagi sedih kamu bisa cerita ke dia, ini boneka kesayangan ku. ini diberikan ibuku padaku sebelum ibuku kecelakaan."
"kata ibuku aku bisa menganggap dia sebagai ibuku, bercerita dengan nya kalau aku kangen sama ibuku. aku selalu membawa nya kemanapun aku pergi" kata Mira memberikan boneka yang sangat kecil itu kepada anak lelaki itu.
" lalu.... buat kamu apa?? kata anak laki-laki itu pada Mira
" tidak apa-apa,, kamu lebih membutuhkan nya. aku masih bisa telepon ibuku kalau aku sedih" kata mira
" terima kasih,,, aku janji, aku tidak akan bersedih lagi" kata anak laki-laki itu sambil tersenyum.
tiba-tiba supir Mira mengajak nya pulang, karena neneknya Mira menyuruh nya untuk pulang.
pada saat Mira belajar di balkon rumah neneknya, dia melihat dari atas balkon tersebut, dibawah 5 orang anak laki-laki sedang berantam. sepertinya ke empatnya membuli salah satu dari mereka. Mira langsung turun berlari menghampiri mereka.
" berhenti kalian semua,,," kata Mira berteriak dihadapan anak-anak itu
" siapa kamu??? kamu orang baru yah disini" kata salah satu dari mereka.
" kenapa kalian memukuli dia," kata Mira sambil menolong anak itu bangkit berdiri.
" kami tidak suka berteman dengan nya," kata ke empat anak lelaki itu.
" kalau kalian tidak mau berteman dengan nya, lalu kenapa kalian memukuli nya?" kata Mira
" dia anak orang kaya,, kami tidak mau berteman dengan nya, tapi dia terus saja mengikuti kami" kata salah satu diantara mereka.
" dia hanya ingin bermain dengan kalian" kata Mira
" tidak ada yang mau berteman dengan nya Karena orang tuanya bercerai. dia aja tinggal bersama dengan nenek nya, kami juga tidak mau berteman dengan nya." kata salah satu dari mereka.
sebenarnya orang tua Afandy tinggal di Jakarta. akibat perceraian kedua orangtuanya ayah Afandy meminta ibunya yang menjaga Afandy di Bandung, karena dia sibuk kerja.
sementara ibunya Afandy sudah menikah kembali.
" aku mau jadi teman kamu" kata Mira pada anak laki-laki itu
" benarkah??? tapi mereka akan memukul mu juga nanti jika kamu berteman dengan ku" kata anak laki-laki itu
" tenang saja,,, aku akan menghajar mereka kalau mereka berani padaku" kata mira
" benarkah" kata laki-laki itu kegirangan
keempat anak itu langsung pergi meninggalkan Mira dan anak laki-laki itu.
" hai namaku Afandy" kata Afandi kecil
" namaku Mira" kata Mira kecil
itulah awal pertemuan mereka berdua, hari demi hari mereka lewati bersama-sama. mereka berdua sudah saling mengerti dan lebih dari sahabat sampai Mira lulus dari SMP. namun pada saat itu ibunya Mira meninggal dan akibat itu Mira harus kembali ke Jakarta bersama dengan Ayahnya.
sementara Afandy selama tiga tahun ini mengambil kuliah di Bogor dan dia tidak pernah datang ke Jakarta menemui ayahnya.
selama tiga tahun ini Mira lewati waktunya tanpa Fandy. baginya sangatlah sulit, dan dia sangat merasa kehilangan tanpa hadir nya sosok Afandy di hidupnya.
kini Mira sudah lulus dari SMA namun ayahnya jatuh sakit, neneknya Mira juga sudah meninggal dua tahun yang lalu.
ayah Affandi dan ayahnya Mira, sejak kecil mereka bersahabat. terlebih mereka satu kampung yaitu di Bandung, dan mereka sama-sama merintis usaha di Jakarta.
kini Anggara datang ke rumah sakit menjenguk Mahes.
" cepatlah sembuh" kata Anggara pada Mahes
" sakitku sudah semakin parah, sebelum aku meninggal aku ingin menitipkan putriku kepadamu" kata Mahes
" Mira juga sudah seperti putri bagiku, aku janji aku akan menjaganya" kata Anggara pada Mahes
" aku mau sebelum aku meninggal, anakmu dengan anakku kita nikah kan" kata Mahes
" aku juga berpikir seperti itu, aku akan coba berbicara dulu kepada Afandy" kata Anggara
" cepatlah kabarin aku, aku juga akan membujuk Mira" Tatang Mahes
setelah pulang dari rumah sakit Anggara langsung menelepon Afandy untuk menyuruhnya pulang. Afandy awalnya bingung tidak biasanya ayahnya menyuruhnya pulang akhirnya dia pulang.
" ada apa ayah menyuruhku pulang" kata Afandy
" kamu kenal kan teman ayah om Mahes??" kata Anggara pada Fandi
" iya tentu saja aku kenal yah, Dia kan ayahnya Mira juga" kata Fandi
" oh jadi kamu kenal Mira juga," kata Anggara
" iya,,, Dia temanku sewaktu kami di Bandung, Hem... dia lucu dan juga anak yang baik" kata Afandi
" sepertinya kamu mengenal Mira sangatlah dalam" kata Anggara
" tentu saja,,, kami tumbuh bersama. bagiku dia sudah menjadi seorang adik" kata Afandy
" apa kamu tahu dia ada di sini sekarang,," kata Anggara
" tidak, apakah dia tidak di Bandung??" kata Fandi
" tidak... semenjak ibunya meninggal 3 tahun yang lalu,, dia sudah di Jakarta ini bersama dengan ayahnya" kata Anggara
" aku tidak tahu ibunya meninggal 3 tahun yang lalu" kata Fandi
" tentu juga kamu tidak tahu, Karena pada saat itu kamu masih sibuk bimbingan les, dan masih baru mulai kuliah" kata Anggara
" kenapa ayah tidak memberitahuku?" kata Fandi
" mana ayah tahu kamu kenal dengan Mira" kata Anggara
" lalu di mana dia sekarang??" kata Fandi
" ayahnya sedang sakit parah dia sekarang berada di rumah sakit bersama dengan ayahnya" kata Anggara
" aku akan menjenguknya" kata Affandi
" menikahlah denganya nak" kata Anggara pada Fandi
" apa????? tidak,,, aku tidak mau" kata Fandi
" kenapa??? bukankah kamu sudah mengenalnya, lalu apa masalahnya?" kata Anggara
" aku mengenalnya tapi aku tidak mencintainya, aku menganggapnya hanya sebagai teman, sahabat dan juga adik tidak lebih dari itu" kata Afandi
" Ayahnya sakit parah, Dia tidak punya siapa-siapa lagi kecuali ayahnya" kata Anggara
" ayah bisa menganggap dia sebagai anak, dan aku bisa menganggapnya sebagai adik" kata Affandi
" tidak segampang itu nak.... " kata Anggara
" tidak.... tidak.... apapun itu pokoknya aku tidak mau menikah dengan Mira." kata Fandi pergi meninggalkan rumah
sementara di rumah sakit percakapan Mira dan ayahnya.
" nak,,, sebelum papah meninggal, papa ingin kamu menikah" kata Mahesh pada Mira
" kenapa papa berkata seperti itu, Mira tidak mau menikah, Mira masih terlalu muda pah" kata Mira
" papa bisa tenang pergi setelah kamu sudah menikah nak" kata Mahesh
" tapi Mira tidak mau menikah pah,,, Mira masih ingin kuliah," kata Mira sambil menangis
" kamu bisa kuliah nak setelah kamu menikah, papa mohon padamu menikahlah" kata Mahes membujuk Mira
"menikah sama siapa pah??Mira juga tidak punya pacar" kata Mira
" menikahlah dengan anak teman papa nak" kata Mahes
" jika ini memang permintaan papa baiklah aku akan turuti" kata Mira
keesokan harinya Fandi dan ayah nya datang ke rumah sakit untuk berkunjung. Mira yang melihat Fandi langsung berlari memeluk Fandi.
" kak Fandi...." kata Mira sambil memeluk Fandi
" ternyata kamu masih sama seperti yang dulu, lepaskan pelukan mu" kata Fandi
" apa kakak tidak kangen padaku?? aku sangat kangen pada mu " kata Mira
" bisakah kita bicara" kata Fandi membawa Mira ke taman
pada saat Mira dan Fandi pergi, Mahesh dan Anggara melanjutkan pembicaraan mereka.
" apakah mereka saling megenal??" kata Mahesh
" iya ternyata mereka sahabat sewaktu di Bandung" kata Anggara
" aku tidak tahu itu" kata Mahes
" aku juga baru tahu tadi malam" kata Anggara
" baguslah kalau mereka memang sudah saling mengenal" kata Mahes
" mmmmm" kata Anggara menganggukkan kepalanya
sementara di taman,
" ada apa kak membawaku ke sini" kata Mira
" apakah kamu akan menikah??" kata Afandy
" kakak tahu dari mana aku akan menikah??" kata Mira
" kamu tahu kamu menikah dengan siapa?" kata Afandy
" tidak,,, aku tidak tahu?" kata Mira
" kamu dan aku akan dinikahkan" kata Fandi
" apa????? kakak tahu dari mana?" kata Mira
" apa kamu tidak tahu selama ini ayahku dan juga ayah mu berteman?" kata Fandi
" aku tahu, tapi aku tidak tahu kamu anak dari pak Anggara" kata Mira
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!