NovelToon NovelToon

Gairah Musuh Bebuyutan

Chapter 01

Selamat membaca.

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

"Ayo kita balik ke kampung bapak mu, Zoya." Wanita cantik tak lagi muda itu menarik tangan putri kecilnya yang masih duduk dibangku sekolah dasar itu untuk pergi berkemas karna mereka akan pergi ke kota suami wanita tua itu

"Tapi mak... Zo masih sekolah dan besok ujian sekolah masih berlanjut,, nanti Zo ga lulus, Zo ga mau mak." Gadis kecil itu menolak ucapan emak nya ia tetap kekeuh untuk tidak pergi karna ia masih ujian akhir sekolah dimana nilainya sangat lah penting.

"Awsss.... Sakit mak... Agh... Sakit." Azoya menjerit karena emaknya mencubit perut dan pahanya dengan begitu kuat

"jangan menjerit, apa mau emak tambah lagi cubitnya hahk?" Ancam emak kepada gadis kecil itu.

"Bapak mu itu kabur ke kota nya Zoya, dia ninggalin kita berdua, emak ga sanggup ngidupin kamu sendirian... Ga sanggup Zo. " Ucap Emak dengan wajah penuh amarah dan sesak didada nya.

Gadis kecil itu hanya bisa diam dan tanpa sadar bulir airmata menetes membasahi pelupuk matanya antara menahan sakit dicubit emak dan juga menahan sesak bahwa bapaknya pergi meninggalkan mereka tak pulang-pulang sampai saat ini.

"Tapi mak... Zoya mau sekolah, Zoya pengen seperti temen-temen Zo. Zoya banyak cita-cita yang belum tercapai mak. Zoya mau jadi dokter, guru dan bos perusahaan mak." Ucap gadis itu masih menangis mengungkapkan apa yang ingin ia gapai

"kita ini orang susah jadi berhentilah berangan-angan, cukup kakak-kakak mu saja menyusahkan aku, kau tau sampai aku berhutang kemana-mana demi menyekolahkan kakak mu, tapi mereka? Mana? Mereka hanya menghancurkan hidupku dan kau Zoya jangan harap bisa niru kek mereka karna emak mu ini juga udah ga sanggup biayain hidup kamu."ucap mak lagi dengan mata memerah seakan teringat dimana ia mati-matian mencari pinjaman uang untuk melunasi uang rentenir karna ulah anaknya yang lain,.

Ia kembali teringat dimana hari suaminya berjanji hanya pergi untuk menghadiri pemakaman terakhir neneknya namun sampai saat ini suaminya gak pulang bahkan tak memberi kabar ataupun mengirim uang sebagai tanggung jawab dan nafkah.

"Cepat kemas pakaian mu seperlunya saja, yang ga kepake tinggalin aja nanti ada kakak kakak mu yang ambil ini barang kita, kita harus pergi ke kampung halaman bapak mu, biar dia harus tau kamu itu masih tanggung jawab nya." Ucap Emak lagi

Zoya hanya bisa diam dan melakukan apa yang diperintahkan oleh emaknya, gadis itu masuk kedalam kamar dirinya yang hanya dibatas dengan tripleks oleh emaknya. Ia membuka tas nya dan melihat isi dalam tas nya dan lagi-lagi gadis itu meneteskan airmata.

"Zo pengen sekolah, tapi takdir Zo berkata lain... Buku mungkin perjalanan kita sampai disini saja ya, Emak zoya ga mampu biayain Zo sekolah." Gadis itu berbicara dengan bukunya dengan begitu mirisnya.

Zoya membuka kotak pinsilnya dan mendapati secarik kertas yang pernah ia tulis dan ia simpan rapi-rapi didalam kota pensilnya dan ternyata itu surat isi nya untuk mengingatkan Zoya akan apa yang ia inginkan.

"Zo selalu mengingatnya untuk membeli sendal baru untuk bapak sama Emak tapi keknya semua itu tidak tercapai karna Zo putus sekolah." Gadis itu langsung merobek kertas itu dan membuangnya.

"Zoya.. Cepetan sore ini kita akan kerumah kakak mu untuk meminjam uang buat ongkos. " Emak berteriak kepada Zoya agar cepat untuk membereskan pakaian gadis itu.

Zoya pun dengan tergesa-gesa membereskan barangnya yang memang tidak terlalu banyak itu lalu dengan berlarian menemui emak nya "Iya mak, Zo sudah siap." Mata gadis kecil yang memerah itu masih bisa terlihat diwajah nya.

"ayo kita berangkat." Emak pun membawa Zoya kecil ke rumah kakak perempuan nya yang sudah bersuami di usia terbilang muda.

"Iya mak." Ucap gadis itu menurut tak ingin melawan akan ucapan emaknya itu.

Akhirnya mereka pun pergi menaiki angkutan umum setelah sampai dirumah anak pertama nya itu, emak sedang berbicara dengan anak juga menantunya angga lah percakapan orang dewasa dan Zo tidak ingin terlalu ikut campur. Namun sebagaimana Zo kecil yang tidak paham pembicaraan orang dewasa namun ia masih memiliki telinga dimana dirinya mendengarkan perdebatan antara emak dan kakaknya.

"Nanti udah jauh-jauh ke sana mereka ga anggap emak seperti menantu atau istri, udahlah mak disini aja.. Emak kerja aja Zoya tu masih sekolah." Ucap Zila kakak Zoya yang pertama memberikan solusi kepada emaknya.

"bapak mu itu punya tanggungjawab kepada emak dan Zo, Zila.. Aku ini masih istrinya, nggak bisa di kek gini, pokoknya emak tetep mau berangkat, kalau kau tak ingin kasih uang, aku pinjam aja dengan kau, nanti ada uang aku balikin. " Ucap mak bersikeras

"Zila, kasihlah emak duit tuh.. Udah gak papa, nanti kalau udah sampai disana emak bisa dapatkan jawaban semuanya. Udah gak papa." Ucap Azil suaminya Zila

"Baik mas,"

"Bentar mak, Zila ambil dulu uangnya." Ucap Zila kepada orang tuanya lalu berjalan masuk kedalam kamar mereka.dan tak lama Zila keluar dengan membawakan sejumlah uang yang dibutuhkan emaknya.

"Mak, bagaimana jika Zoya ikut kami aja? Kasihan dia kan masih ujian, biar saya saja nanti yang biayain sekolahnya." Ucap Azil membuat Zoya yang mendengarkan menyunggingkan kan senyum namun belum sempat Rima atau emak nya Zoya juga Zila berkata istri dari Azil lebih dulu mendahului perbincangan mereka.

"Udah ga usah, bawa aja mak Zoya ke kota.. Mas Azil suka bercanda, mak kan tau sendiri Pengeluaran kami tu banyak, udah Zo ikut emak aja." Ucap Zila sangat kakak sambil menatap Zo sekilas, ada raut sedih diwajah gadis kecil itu namun sebisa mungkin ia menyembunyikan kesedihannya.

"Gini banget nasib Zo." Batin gadis kecil itu yang tak bisa berbuat banyak selain menuruti apa yang di perintahkan kepada dirinya.

Dan akhirnya siang itu mereka sudah siap untuk berangkat dan sudah salam perpisahan kedapa kakak Zoya yang paling deket dengan dirinya.

Akhirnya Zo dan emak sudah berada di dalam mobil bus yang akan membawa mereka ke kota dimana bapak Zoya sekarang berada, Rima sudah bertekat untuk membawa anaknya dan menyerahkan kepada suaminya, bagi Rima mungkin Zoya bisa hidup lebih berkecukupan jika dengan bapak juga keluarga suaminya di bandingkan harus lontong lantung mengikuti dirinya tak tau arah.

Ibu dan anak itu tertidur sangat pulas karna hari pun sudah mulai malam dengan laju bus yang sedang tidak terlalu kencang. Namun saat di tikungan mobil yang di naiki Zoya dan emaknya menabrak batu besar

Bruuukkk...

"ahhhh... " semua orang kaget namun seketika dari arah berlawanan ada mobil sedang hitam dengan ugal-ugalan hendak menabrak bus yang di naiki Zoya.

"Minggir.. " Teriak semua orang yang ada di bus namun naas

Ciiiitttt

Braakkk......

mobil bus itu banting stir ke kiri hingga ia menabrak trotoar dan mengakibatkan bus itu terguling dan.

"ahhhhggggg.. "

"Emakkkkk... "

Brsambung....

Chapter 02

Selamat membaca

••••••••••••••••••••••••

Sore itu ramainya jalanan hingga macet pun panjang karna adanya kecelakan antara bus dan mobil sedan, semua polisi juga wartawan sudah ramai mengerumuni tempat itu ditambah lagi masyarakat yang datang secara beramai-ramai untuk melihat langsung juga mem vidio kan kejadian di tempat itu.

"Bawa semua korban kerumah sakit." Ucap polisi kepada pihak rumah sakit yang sudah datang dengan ambulan mereka, dan ternyata pemilik sedan mini itu pun hanya pingsan sesaat, ia lalu sadar dan keluar dari dalam mobilnya yang sudah mengeluarkan asap, semua masyarakat yang menyaksikan kecelakaan tersebut kaget karna yang mengendarai mobil sedan tersebut adalah anak di bawah umur. Dan bisa mereka perkiraan anak laki-laki itu berusia 15 tahunan.

"mana orang tua mu, nak?" Tanya seorang petugas kepolisian kepada anak laki-laki itu

"aku akan menghubungi nya pak, aku mau pulang dulu." Ucap anak itu

"tidak bisa, kamu akan bapak bawa ke kantor dan nanti orang tua mu menyusul saja." Perintah polisi itu lagi dan dengan wajah tanpa bersalah nya anak laki-laki itu ia memasang wajah datar nya mengikuti kemana arah polisi itu membawa nya.

Sedangkan di rumah sakit semua korban kecelakaan bus tersebut sudah masuk kedalam ruangan mereka masing-masing banyak nya korban ada yang luka parah bahkan sampai meregang nyawa.

"Emak... Emak Zo baik-baik aja kan?" Tanya gadis kecil itu dengan air mata membasahi pipi mungilnya, gadis 13 tahun ia terus-terusan menangis di luar ruangan sendirian mencari dan menunggu emaknya keluar dari ruangan itu.

"Emak... Zoya takut sendirian mak, emak dimana?" Tanya gadis itu lagi sendirian sambil melihat kearah sekitar nya dimana semua orang memiliki keluarga masing-masing sedangkan dirinya tidak.

Tak lama seorang dokter keluar dari dalam ruangan yang mana ada emak rima didalam nya dan Zoya yakin betul bahwa dokter itu yang menangani emaknya.

"Pak dokter, emak zo mana? Zo boleh liat emak kan? Emak Zoya baik-baik aja kan?" Tanya gadis kecil itu sambil menghapus air matanya dan mencoba tersenyum mengharapkan kabar  baik dari dokter tampan tersebut.

"Korban kecelakaan yang saya tangani di dalam ada tiga dan semua nya tisak tertolong nak, maaf."

Jedarrr.....

Seakan ada petir sore itu yang menyambar dada Zoya,gadis kecil itu mematung sedangkan dokter itu mencoba menguatkan  Zoya dengan memberikan nasihat lalu dokter itu meninggalkan Zoya sendirian.

"Dokter itu pasti bercanda, ga mungkin." Gadis itu menggelengkan kepalanya seakan itu semua adalah mimpi buruk ny, ia sekuat tenaga membangunkan dirinya dari mimpi buruk itu namun sayang bahwa itu bukanlah mimpi tapi nyata adanya.

Gadis itu langsung berlarian kearah wanita yang tertutup wajahnya dengan kain putih lalu ia membuka wajah emak Rima, "Emmmakkk...... Emak... Bangun mak... Bangun." Teriak Zo membangunkan emaknya dengan menggoyang kan tubuh emak Rima

"Zo ga mau ditinggal sendirian mak, Zo nggak mau, zo janji bakal nurut dengan emak, Zo janji ga bantah ucapan emak lagi, Zoya gak papa ga sekolah mak, bangun lah mak bangun.. Hihkksss.... Bangun mak... bangun." Gadis itu memohon didepan jenazah emaknya menangis sejadi-jadinya.

"Mak bangun mak bangun, zo takut sendirian disini mak, zo mau kemana nanti tanpa emak, hihkksss... Mak... " Azoya kecil menangis tak henti-hentinya

Namun tiba-tiba seorang perawat datang menemuinya "Kamu harus ihklas kan apa yang sudah terjadi dan yang telah pergi nak." Ucap wanita tua seorang perawat tersebut kepada Zoya

"Tapi Zoya mau emak." Ucap gadis itu kembali membenamkan wajahnya di tangan emak Rima yang mulai dingin.

"Biarkan ibu mu tenang di dengan kepergian nya, nak."

"Jangan bebani dia dengan tangisan mu." Ucap perawat tua itu lagi dan membuat azoya sedikit meredam kan tangisannya.

"Dengan menangis seperti ini kau tidak akan membangunkan nya kan?" Tanya perawat itu dan Zo pun menggelengkan kepalanya menyatakan benar apa yang diucapkan dokter tersebut, bahwa dirinya menangis fak membuat ibunya kembali bangun.

"Semua yang hidup akan mati, semua yang hadir suatu saat pasti pergi dan tinggal bagaimana cara kita sebagai orang yang menyayangi mereka bisa mengikhlaskan apa yang sudah di ambil oleh sang Pencipta.

" Nama ku suster Ema, siapa nama mu?"setelah memberikan nasihat nya perawat itu mengulurkan tangannya kepada Azoya si gadis kecil, Zoya tak langsung mengambil tangan tersebut, gadis itu melihat wajah suster Ema dengan lama dan akhirnya ia pun mengulurkan tangannya.

"Aku.. Zoya biasa di panggil Zo." Ucap

"Nama yang bagus, dimana keluarga mu Zo?apa dia ada disini? Mari aku antarkan." Suster Ema dengan senyum terbaiknya mengajak Zo kecil untuk menemui atau mencari keberadaan keluarga Zo

Namun saat hendak membawa pergi dari sana gadis itu menahan tangan Ema "Ada apa?" Tanya Ema

"Mereka tidak akan datang," Ucap Zoya dengan wajah tersenyum kecut

"Kenapa?" Tanya suster Ema tidak faham

Zoya melihat wajah emaknya sekilas lalu berkata "mereka memiliki keluarga mereka sendiri-sendiri yang jauh lebih penting dari saya, biarkan aku pergi." Zoya mengucapkan nya dengan wajah penuh tekanan dan menahan beban di dada nya

"Kamu mau kemana?" Tanya suster Ema

"Mau cari bapak ku." Ucap Zoya dengan wajah tersenyum menutupi beban nya

"Kau yakin? Kau terlalu kecil Zo." Ucap Ema berjongkok mengimbangi tubunya dengan Zo

"Berhenti menilai orang lain dari segi umur mereka suster, aku pergi dulu." Ucap Zoya laku mengambil tas ibunya yang memang ada sejumlah uang dan pakaian nya yang sudah di selamat kan petugas di area kecelakaan tadi.

"Mak, Zoya titipkan emak dengan pihak rumah sakit, Zo percaya semua proses penguburan emak dengan mereka,, maafin zo tidak bisa menemani emak.. Zo bakal cari bapak ya mak.. Dadah emak." Zoya berbicara sendirian diluar ruangan tersebut.

Setelah itu ia berjalan menuju pintu ke luar rumah sakit namun ia berpapassn dengan seorang bocah laki-laki berusia 15 tahun.

"Duh..." Zoya mengeluh sakit karna mereka berdua tertabrak saat berjalan secara tidak sengaja

"Maaf." Ucap Zoya namun laki-laki itu tidak memperdulikan dirinya

Tak lama seorang wanita tua cantik dan elegan datang menghampiri laki-laki yang menabrak Zoya, "Sayang, wajahnya jangan cemberut, mama sudah membereskan semua nya. Udah kamu udah aman kok." Ucap wanita tua itu yang ternyata mana dari bocah laki-laki yang menabrak Zoya barusan

Zoya hendak pergi dari sana karna dirinya merasa memang tidak kenal dengan mereka jadi untuk apa dirinya mendengarkan obrolan tidak terlalu penting baginya itu namun tiba-tiba dirinya yang hendak pergi dikagetkan dengan ucapan bocah laki-laki itu

"Rey tidak sengaja ma menabrak mereka, karna Rey waktu itu rem nya blong,, jadi mama udah urus semuanya kan?" Ucap bocah yang di ketahui itu adalah bernama Rey

"Apa?" Azoya kaget dan langsung membalikan tubuhnya

Bersambung.....

Pantengi terus ya karna baru othor

Ig: Yuliaputry03

Chapter 03

Selamat membaca

°°°°°°°°°°°°

"Apa..?"Zoya kaget karna ternyata laki-laki yang menarik dirinya tadi adalah orang yang menyebabkan bus menabrak trotoar dan tergulung dan lebih parahnya menyebabkan mama nya meninggal.

Rey dan mamah nya juga bodyguard mereka langsung melihat ke arah Zo yang kaget.

"Jadi kau?" Tunjuk Zoya kepada Rey

"Minggir kan jari mu itu dari wajahku, atau tidak ku patahkan nanti jari dekil mu itu." Ucap Rey kepada Zoya dengan wajah tak bersalah sama sekali dan seolah menatap Zoya dengan tatapan jijiknya.

"Kau masih kecil dan di biarkan membawa kendaraan? Dan sekarang kau bebas berkeliaran? Kau tau berapa banyak korban gara-gara kau, hahk?" Ucap Zoya kecil dengan menggebu-gebu melihat Rey dengan penuh kebencian.

"Ayo mah kita pergi." Rey mengajak mama nya untuk pergi dari sana dan mengabaikan Azoya, namun sebelum pergi Rey mendekati gadis kecil itu lalu berkata.

"Aku sudah mengaku salah di hadapan pihak polisi dan orang tua ku sudah membayarkan kompensasi kepada korban kecelakaan, jadi berhenti lah kau bertindak seperti dirimu yang paling benar dan sok mengajari ku, paham." Ucap Rey lalu ia berjalan kearah mobilnya dan diiringi langsung oleh bodyguard mamah nya.

Mamah Rey tidak pergi langsung dari tempat itu, ia melihat wajah Zoya yang murung dan sedih atas apa yang diucapkan anaknya kepada gadis 13 tahun itu.

Mama Rey Berjongkok mengimbangi tubuh Zoya "Maafkan anak ku,nak" Ucap mama Rey kepada Zoya begitu tulus

"Tidak perlu minta maaf nyonya, karna itu semua hanya percuma, emak ku tidak mungkin bangun." Ucap Zo dengan air mata berlinang namun wajahnya begitu datar.

"Ya aku tau itu, tidak ada niat kami sekali pun ingin ini semua terjadi,,, anak ku juga pulang dari sini pasti mendapatkan hukuman dari papa nya, maafkan dia." Ucap Mama Rey lagi

Nmun Zoya hanya diam tak menjawab sepatah kata pun, gadis itu hanya *******-***** tangannya dan itu semua tak lepas dari pandangan mama Rey

"Keluarga mu mana?" Tanya Mama Rey dan Zo hanya menggeleng kan kepalanya

"Mau ikut dengan ku?" Ajak mama Rey dan Zoya kembali menggeleng kan kepala nya.

"Baiklah aku tidak memaksa, nama ku Rena, panggil aku tante Rena." Ucap mama Rey memperkenalkan namanya dan Zoya kecil pun menganggukan kepalanya membuat tante Rena tersenyum

"Kamu mau kemana setelah ini?" Tanya tante Rena dan Zoya hanya menggelengkan kepalanya

Tante Rena mengambil sejumlah uang di tas nya lalu "Ambil ini, please... Jangan menolaknya." Pinta tante Rena begitu memohon, Zoya hanya diam dan memperhatikan uang tersebut, lalu ia mengambil uang itu

"Terimakasih" Ucap Zoya dan mereka akhirnya terpisah di lobby rumah sakit, Tante Rena yang kembali masuk mobilnya sedangkan Zoya keluar kearah pintu jalan rumah sakit dan mencari angkutan umum.

D dalam angkutan umum itu zoya hanya bisa melamun, hanya berbekal secarik kertas alamat rumah nenek dari bapak nya lah yang ia punya sekarang.

"Gini banget hidup Zo." Batin gadis itu meratapi nasib nya, ia benar-benar tidak tau mau kemana arah dan tujuannya jika nanti tak menemui rumah orang tua bapak nya itu dan ia juga terpikirkan jika sampai di sana keluarga bapaknya juga ikut menolak dirinya.

Tak lama gadis itu tiba di sebuah gang dimana itu adalah jalan menuju rumah bapak nya dia pun memanggil ojek untuk minta di antarkan ke alamat tersebut , berbekal uang yang di berikan tante Rima juga tas peninggalan emaknya yang berisikan barang-barang yang menurut nya penting ia memberanikan diri untuk terus melanjutkan perjalanan, pulang pun bagi Zoya percuma, kakak nya sendiri pun seakan tidak mau tau tentang dirinya juga emaknya.

"Tempat siapa Neng disana?" Tanya tukang ojek itu kepada Zoya sambil menjalankan motor

"Mau kerumah nenek saya, pak." Ucap Zoya sambil kembali memperhatikan secarik kertas ditangannya.

"Kenapa pergi sendiri?" Tanya tukang ojek tersebut,

"Nggak papa pak, saya mau menemui bapak saya aja."ucap Zoya kecil tak ingin mengingat kesedihan nya.

Ciiitttttt.......

Motor sang bapak pun berhenti tepat di depan halaman rumah sederhana namun besar " Sudah sampai neng, ini alamat dan rumah yang neng cari."ucap pak ojek itu

"Berapa pak?" Tanya Zoya sambil turun dari motor tersebut

"Dua puluh ribu aja." Ucap nya dan Zoya pun mengeluarkan  selembar uang seratus ribu rupiah, uang pemberian dari tante Rena kepadanya tadi

"Uang pas aja neng, soalnya bapak baru narik.. Ga ada kembaliannya." Ucap bapak itu karna memang ia tidak memiliki uang untuk kembalian nya.

"Udah untuk bapak aja kembalian nya, gak papa kok." Zoya memberikan lebih uang tersebut kepada bapak ojek itu

"Tapi neng, ga usah,,, biar bapak tuker dulu ya. Tunggu sebentar." Ucapnya hendak menukarkan uang tersebut

"Ga usah pak, untuk bapak aja.. Permisi." Zoya langsung pergi meninggalkan bapak itu

Setelah pergi dari hadapan tukang ojek itu Zoya melihat sekeliling rumah besar namun sederhana itu karna rumah itu hanya berlantai kan semen biasa.

"Assalamu'alaikum... " Ucap Zoya kecil mengetok pintu rumah itu

Tok.... Tok.. Tok...

Zoya kembali mengetok pintu rumah tersebut.

"Assalamualaikum.... " Panggil Zoya lagi

"Siapa?" Seorang wanita tua datang membukakan pintu untuk dirinya

"Zoya, nek." ucap Zoya mengenalkan dirinya

"Siapa ya?" tanya wanita tua itu tak mengenal sama sekali siapa Zoya karna mereka tidak pernah sama sekali bertemu

"Bapak ada?" Zoya langsung bertanya, wanita tua itu bengong

"Saya anaknya bapak burhan nek, saya Zoya anak bungsu mereka." Ucap Zoya kepada wanita tua itu.

"Saya Zoya anak nya emak Rima dan bapak burhan , nek." Ucap Zoya lagi namun wanita tua itu mendengar nama Rima matanya seketika memerah dan memaki Zoya

"Kau? Wanita itu?pergi kau, pergi." Teriak wanita tua itu dengan suara begitu keras membuat orang-orang yang ada di dalam rumah ikutan keluar

"Nenek kenapa?" Zoya kaget karna wanita tua itu berteriakan

"Aku bukan nenek mu, berhenti memanggilku dengan sebutan itu,pergi." Usir wanita tua itu lagi kepada Zoya

"Tapi Zoya mau ketemu bapak, nek." Pinta nya dengan memohon

"Tidak bisa, pergi." Ucap wanita tua itu lagi

Namun tiba-tiba orang yang ada didalam rumah langsung keluar dan melihat apa yang sedang terjadi "Ada apa bu?" Tanya seorang wanita yang Zoya perkiraan umur wanita itu lebih muda dari emak nya

"Ada apa bu?" Tiba-tiba orang yang dicari Zoya keluar dari dalam rumah dengan begitu sehat bugar seakan tidak ada beban sama sekali, seakan tidada tanggungjawab apapun yang ia rasakan.

"bapak." Panggil Zoya kepada laki-laki yang baru keluar itu dan laki-laki itu langsung melihat dirinya namun tiba-tiba ada satu orang wanita lagi keluar dari dalam rumah

"Mas,, anakmu nangis terus ni." Rengek wanita itu manja sambil membawa bayi di gendongannya.

Zoya yang tadi nya ingin berlarian kearah bapaknya seketika ia menghentikan langkah kakinya. Tas yang ia pegang oun terjatuh di lantai, matanya tak berkedip, tangannya tiba-tiba terasa lemas tak bertenaga.

"Maaf, saya datang diwaktu yang salah."

Bersambung....

Tungguin terus ya update othor

Folow ig othor ya yang mau lihat visual

@yuliaputry03

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!