NovelToon NovelToon

Release Me, Love Me

Sebuah Kesalahan

...Release Me, Love Me...

...🍁🍁🍁...

Ayaneru seorang gadis cantik berusia 19 tahun terlihat begitu bersemangat untuk mendatangi sebuah hotel berbintang untuk menemui sepupunya yang baru saja pulang dari Amerika.

Langkah kakinya terlihat seperti menari-nari saat menginjakkan kakinya di hotel mewah itu. Wajahnya juga terlihat begitu berseri-seri. Dengan bersemangat Ayaneru juga segera menuju ke sebuah kamar hotel yang alamatnya sudah dikirimkan oleh sepupunya, dan memintanya untuk memasukinya langsung saja jika sudah datang.

Namun siapa sangka kebahagiaan yang diharapkannya malah akan membuahkan sebuah petaka untuknya malam ini. Ayaneru yang sudah dijodohkan oleh orang tuanya dengan seorang presdir dari Fukushi Group yang begitu terhormat, namun belum pernah dia temui sebelumnya, kini malah harus terjebak bersama seorang pria asing di satu malam, hanya sebuah kecerobohannya.

...🍁🍁🍁...

Seorang pria tampan masih dengan setelan jas super mewahnya terlihat mulai memasuki salah satu kamar hotel di lantai 27. Keadaan kamar itu masih begitu remang-remang dan hanya sebuah lampu tidur kekuningan yang masih menyala menerangi ruangan kamar yang cukup luas ini.

Aroma bunga ylang-ylang mulai menyeruak melalui indra penciuman pemuda tampan nan rupawan itu. Aroma ylang-ylang memiliki senyawa afrodisiak yang bisa meningkatkan energi dan gairah seksual ini memiliki aroma yang begitu lembut, romantis dan erotis. Dan tentunya akan meningkatkan ketertarikan gairah antar pasangan.

"Aroma ini ..." gumam Reo yang mulai merasa dirinya kegerahan dan terbawa suasana.

GREPP ...

Dan tiba-tiba saja aja seseorang yang memeluk tubuhnya dari belakang. Pria yang masih cukup muda dan tampan itu sedikit terkejut melihat sudah ada jemari-jemari indah yang sudah melingkar dengan manis dan sudah mendarat cantik pada dada bidangnya.

"Reo Sayang ..." terdengar bisikan seorang gadis dengan suaranya yang terdengar begitu mendayu-dayu menggodanya.

Reo mulai meraih jemari-jemari lentik itu sesaat, lalu berbalik untuk melihat siapa gadis itu. Di suasana yang begitu remang-remang saat ini, terlihat seorang gadis cantik dengan rambut panjangnya yang sedikit bergelombang sedikit dia ikat, dan hanya menyisakan beberapa helai yang tidak terikat di masing-masing sisinya.

Gadis itu sudah mengenakan sebuah gaun malam yang sangat terbuka dan tentu saja begitu menggoda. Bahkan dia sengaja menggantungkan salah satu tali penggantung gaun malam salah satu bagiannya. Belahan indah itu juga terlihat begitu menggoda dan menantang.

Dan mungkin saja karena pengaruh dari obat dupa pembangkit gairah dan hasrat yang sudah gadis itu siapkan sebelum Reo memasuki kamar itu, kini ekspresi bahkan tingkah dari Reo sedikit lembut, bahkan Reo juga mulai tergoda dengan gadis cantik yang sudah berdiri di hadapannya itu.

Gadis cantik itu tersenyum manis menatap pemuda tampan itu dan akhirnya melempar dirinya pada pelukan Reo. Senyum gadis cantik itu terlihat begitu mengembang.

"Maria ... mengapa kau ada disini? Dimana Hyun?" ucap Reo yang terdengar sedikit lebih lembut.

Karena sebenarnya Reo mendatangi kamar ini karena ingin bertemu dengan salah satu temannya yang sedang mengundangnya. Namun tak disangka Reo malah bertemu dengan Maria yang selama ini selalu mengejar Reo karena tak terima saat Reo sudah memutuskan hubungan mereka.

"Ehm. Hyun tiba-tiba ada keperluan. Dan ... Sebenarnya ... aku ingin bertemu denganmu ... aku rindu sekali padamu, Reo." ucap gadis itu semakin kuat memeluk Reo dan sengaja sedikit menggesek-gesekkan tubuhnya hingga terasa ada yang mengganjal pada beberapa bagiannya.

Dan tentu saja itu membuat Reo sebagai pria yang masih normal semakin berhasrat untuk segera melakukannya dan menuntaskannya. Pengaruh yang ditimbulkan oleh dupa itu sangat luar biasa! Bahkan Reo sudah memperlihatkan ekspresi bak anak kucing yang sedang ingin disayang oleh majikannya.

Kini Maria mulai melepaskan pelukannya dan menatap hangat Reo. Keduanya saling bertatapan selama beberapa saat dengan begitu hangatnya. Suasana yang begitu mendukung seakan mulai menghasut keduanya untuk melakukan sesuatu yang lebih dari itu.

"Kau pasti sangat ingin melakukan sesuatu kan saat ini, Sayang? Biarkan aku bantu untuk melepaskannya ..." jemari indah itu kini mulai mengusap lembut bagian depan badan Reo sebelum dia mulai melepaskan beberapa kancing dari pakaiannya.

Sedangkan Reo terlihat begitu pasrah dengan apa yang sudah Maria lakukan padanya. Setelah beberapa kancing atas terbuka, Maria mulai mengalungkan kedua tangannya pada leher kuat Reo.

"Reo. Maafkan aku ... tapi aku sangat merindukanmu. Aku begitu gila melewati hari-hariku tanpamu ..." ucap gadis cantik itu setengah berbisik. Dan tentu saja Maria mengucapkannya dengan suara yang mendayu-dayu dan menggoda Reo.

Kini Maria sedikit berjinjit, begitu juga dengan Reo yang sedikit menunduk dan mulai meraih pinggang ramping itu. Hingga ahirnya sebuah ciuman dasyat itu terjadi dengan begitu menggairahkan selama beberapa saat.

Keduanya seakan sudah terbakar oleh api asmara, dan dibutakan oleh aroma dupa pembangkit gairah itu.

Namun tiba-tiba saja Reo mulai sedikit mendorong tubuh Maria dan membuat ciuman itu berhenti. Meskipun saat ini Reo sedang dipenuhi dengan hasrat yang begitu menggebu karena pengaruh obat itu, namun dia berusaha untuk melawannya.

"Maria ... aku ingatkan padamu. Kita sudah berakhir. Dan harus bertemu dengan Hyun!" ucapnya begitu pelan dan masih terlihat seperti orang yang sedang mabuk. "Aku akan pergi mencari Hyun ..."

Kini Reo mulai berjalan sempoyongan ke arah pintu keluar.

"Tapi, Reo ... bukankah saat ini kau sedang sangat menginginkan sesuatu?" sergah Maria yang masih berusaha untuk meraih lengan kuat Reo.

"Lupakan aku! Kita sudah memiliki jalan masing-masing ..." Reo menghempaskan tangan Maria dan mulai berjalan sempoyongan kembali, hingga akhirnya dia benar-benar meninggalkan kamar itu.

Dikhianati pasti akan sakit! Dan seperti itulah yang terjadi dan dirasakan oleh Reo beberapa waktu silam. Hubungan mereka harus berakhir karena Maria bermain api bersama seorang model di belakang Reo.

"Ugghh ... Maria benar-benar berani sekali melakukan semua itu padaku! Sial!" ucapnya pelan sekali dan kini pandangannya mulai berkunang-kunang.

Kini Reo mulai berjalan sempoyongan kembali dan berniat untuk pergi ke kamarnya kembali. Pakaiannya belum dirapikan kembali, bahkan saat ini kancing pakaiannya sudah hampir terbuka semuanya.

CEKKLLEEKK ...

Reo mulai membuka pintu sebuah kamarnya dan mulai memasukinya. Kamar kali ini terlihat begitu terang benderang, karena keadaan lampu yang masih menyala dengan sempurna. Dan Reo memutuskan untuk beristirahat saja dan tidak melanjutkan untuk menemui Hyun.

"Sialan! Panas sekali! Aku sangat membutuhkan obat penawar! Namun aku baru saja menolak Maria ... haishh ... sekarang tak ada pilihan lain, selain berendam dengan air dingin di cuaca yang begitu dingin ini. Sialan ..." gumamnya lagi sambil melepaskan beberapa kancing pakaiannya lagi.

Namun betapa terkejutnya pemuda tampan yang kini wajahnya sudah semakin merona karena pengaruh obat itu yang melihat melihat di dalam kamarnya sudah ada seorang gadis cantik sedang terduduk di atas pembaringannya.

Keputusan Ayaneru

Seorang gadis cantik yang tak pernah ditemui Reo sebelumnya, terlihat sedang terduduk di atas pembaringan dengan hanya memakai jubah mandi putih yang membalut tubuh indahnya.

"Hana, akhirnya kamu sudah kembali! Aku meminjam kamar mandimu karena aku merasa panas. Hehe ..." ucap gadis itu tanpa melihat siapa yang datang.

"Hana? Jelas-jelas ini adalah kamarku! Dan siapa dia?" gumam Reo mengerutkan keningnya dan mulai melenggang kembali mendekati pembaringan.

Gadis cantik dengan mata bak green shapphire diamond itu masih terlihat begitu cantik alami meskipun tanpa memakai polesan make up saat ini. Dia juga terlihat begitu terkejut saat ini menatap pemuda di hadapannya yang sedang terlihat sedikit tidak sehat tiba-tiba saja memasuki kamar sepupunya.

"Siapa kamu? Dan apa yang sedang kau lakukan disini?" tanya gadis yang tak lain adalah Ayaneru sedikit terkejut dan mengkerutkan keningnya.

"Apakah aku tidak salah dengar? Kamar ini adalah kamarku! Jadi sudah sangat wajar jika aku berada disini! Lalu siapa kamu? Berani sekali memasuki kamarku begitu saja?" balas Reo tak terima, namun wajahnya masih saja memanas karena pengaruh obat.

"Apa? Apakah Hana memberikan alamat yang salah ya?" gumam Ayaneru pelan. "Oh, maafkan aku. Sepertinya aku salah kamar. Aku akan segera pergi. Maaf, Tuan ..." sahut Ayaneru merasa malu dan mulai meraih beberapa barangnya dan berniat untuk segera meninggalkan kamar ini.

Namun dengan cepat Reo malah meraih tangan Ayaneru dengan cukup kasar dan membuatnya terbaring di atas pembaringannya. Hasratnya seolah selalu menghasutnya untuk segera melakukan sesuatu. Reo mencengkeram kedua lengan Ayaneru dan menatapnya dengan wajah dingin namun begitu menawan.

"Kamu sudah berani memasuki kamarku tanpa seijinku!! Kamu harus dihukum!! Dan kamu harus menjadi penawar untukku malam ini!!" alunan maskulin yang terdengar begitu lembut namun penuh dengan penekanan dari Reo tentu saja membuat membuat hati Ayaneru berdegup seperti drum.

Antara rasa takut dan gugup bercampur menjadi satu. Terlebih gadis cantik ini tak pernah mengenal dan bertemu dengan pria itu. Sepasang matanya yang terlihat seperti green sapphire diamond itu terlihat begitu indah dan sedikit bergetar menatap pemuda yang kini sudah berada di atasnya dengan wajah yang sudah merona bahkan pakaiannya sudah setengah terbuka.

Wanita mana yang tidak akan terpesona oleh sosok menawan seorang Reo yang selalu digandrungi oleh para wanita? Dia adalah seorang presdir di salah satu group terbesar di Jepang. Ditambah Reo juga sangat tampan, berkharisma, cerdas ... bahkan sebenarnya dia termasuk genius! Dan satu lagi, dia sangat kaya raya!

Namun Ayanaru yang memang tak mengenali sosok Reo, masih berusaha untuk melepaskan dirinya dari jeratan pria itu. Namun sekuat apapun Ayaneru berusaha untuk melepaskan dirinya dari Reo, maka Reo akan semakin mencengkeramnya dengan lebih kuat.

Dan siapa sangka, dinding pertahanan yang selama ini tak mampu untuk disentuh dan dirobohkan oleh pria manapun, kini seketika bisa diraih dengan mudah oleh Reo.

"Jadilah penawarku dan temanilah aku malam ini ..." ucap Reo semakin lirih dan mulai mendekati wajah ayu Ayaneru.

Ayaneru masih terdiam dan terpaku mendengar ucapan dari pria asing itu, untuk menjawabnya rasanya lidah terasa begitu kelu dan begitu berat. Namun pandangannya menatap lemah dan begitu hangat menatap pemuda yang saat ini hanya berjarak beberapa lembar jari saja dari hadapannya.

"Aku anggap diammu adalah iya ..." Reo mulai menyibak beberapa helai rambut yang menutupi wajah cantik alami itu. Reo mulai memiringkan wajahnya lalu perlahan mulai mendekati wajah gadis cantik itu.

Ayaneru mulai memejamkan matanya dan terlihat begitu pasrah untuk menghadapi pria asing itu. Karena tenaganya sangat kuat dan berkali-kali lipat lebih kuat darinya.

Kecupan lembut dan hangat itu mulai dilayangkan oleh Reo meskipun tidak mendapat sambutan hangat dari sang gadis cantik yang bahkan selama ini belum pernah merasakan cinta dari seorang pria di sepanjang hidupnya.

Kini jemari Reo tak bisa lagi berdiam diri, mereka mulai mengusap dengan lembut dengan gerakan dan ritme yang begitu memabukkan. Perlahan jemari itu itu mulai mengusap paha mulus itu, dan sedikit menyibak handuk pakaian itu hingga akhirnya mulai memasuki dan menyusup kedalamnya, lalu perlahan mulai naik.

Pengaruh dari dupa itu semakin membuat Reo tak bisa lagi untuk menahan dan mengontrol keinginannya untuk bercinta. Bahkan Reo sampai benar-benar menggigit dan meninggalkan luka pada leher indah gadis yang baru saja ditemuinya itu.

Kini perlahan Reo mulai melepaskan ikatan tali handuk pakaian itu dan sesekali mengecup kembali bibir merah muda di hadapannya itu.

"Emhh ..." Ayaneru mend*sah begitu pelan dan menangkap tangan Reo yang berusaha untuk menyibak handuk pakaian itu. "Tolong ... jangan lakukan, Tuan ..."

Tatapan keduanya kini kembali bertemu kembali, namun tatapan menawan dari pemuda itu kini mampu meluluhkan kembali gadis cantik itu,.

"Aku akan melakukannya dengan pelan-pelan, jangan takut ..." ucap Reo setengah berbisik dan sengaja mengatakannya di dekat daun telinga gadis yang sama sekali tak pernah dia ketahui namanya itu.

Reo kini sedikit duduk dan mulai menanggalkan satu persatu pakaiannya. Tubuhnya terlihat begitu atletis dan cukup kekar. Struktur tulangnya juga terlihat begitu tegas.

Ayaneru semakin tak bisa berkutik melihat sebuah pemandangan eksotis yang baru pertama kali dia saksikan di dalam seumur hidupnya seperti saat ini. Bahkan dia seakan sudah begitu tersihir oleh pemuda yang begitu menawan itu.

Reo kini mulai mendekati Ayaneru kembali. Jemarinya mulai berusaha untuk menyibak kembali handuk pakaian itu. Dan kali ini Ayaneru hanya bisa pasrah dan membiarkan Reo melakukan semua hal itu padanya karena sudah begitu tersihir oleh pesonanya.

Kecupan demi kecupan mulai dia layangkan untuk menjelajahi setiap detail tubuh indah dan begitu molek itu. Bahkan tak puas dengan itu saja, Reo juga membuat beberapa kiss mark kemerahan yang dia tinggalkan pada beberapa bagian tubuh indah gadis itu.

Desaahan demi desaahan yang dikeluarkan oleh si gadis cantik Ayaneru semakin membuat hujaman demi hujaman itu semakin tak bisa dikendalikan oleh Reo.

...🍁🍁🍁...

Lantunan melodi mulai terdengar dari ponsel seorang pemuda tampan yang masih terbaring dan tertidur cukup pulas di atas sebuah pembaringan yang bernuansa putih. Dia masih hanya mengenakan sebuah selimut putih untuk menutupi sebagian tubuhnya.

Cahaya matahari yang mulai mengintip dari sisi luar terkadang juga membuat pemuda itu sesekali mengerutkan keningnya meskipun dia masih terpejam. Jemarinya mencoba meraih sebuah benda yang sedang berdering itu di atas meja sebelah pembaringan.

"Hallo ..." sapa pria itu setelah mengangkat panggilan itu dan masih dalam keadaan sepasang mata yang masih terpejam.

"Tuan Reo, hari ini akan ada pertemuan dengan beberapa klien, dan tuan harus segera sampai jam 11 AM di Yummy restaurat." terdengar suara seorang pria dari seberang.

"Hhm. Tenang saja! Aku masih mengingatnya dengan baik, Gavin!" celutuk pria itu dengan malas.

"Baik, Tuan. Saya hanya mengingatkan tuan. Saya khawatir jika tuan lupa." jawab Gavin sang asisten pribadi dari Reo dengan nada rendah.

"Hhm ..." Reo mulai mematikan ponselnya dan kembali untuk melanjutkan tidurnya dengan memeluk guling.

Namun tiba-tiba saja, dia membuka sepasang matanya dan sedikit membelalakkan matanya. Reo kembali teringat dengan kejadian kemarin malam, malam panas yang telah dilakukan bersama seorang gadis asing yang tak dia kenali.

Dengan cepat Reo segera melihat di sebelahnya, namun sudah tidak ada sosok gadis cantik itu lagi. Bahkan dia segera duduk dan menyibak selimut itu.

Dan yang paling membuatnya begitu syok adalah dia mendapati sebuah noda merah di pembaringan itu. Pria tampan itu mulai mengusap rambutnya ke belakang dengan kedua jemarinya dan terlihat begitu frustasi.

"Ughhh! Siapa gadis itu? Mengapa dia pergi begitu saja? Aku bahkan belum memberikan bayaran untuknya. Bahkan dia benar-benar masih perawan!" ucap Reo terlihat begitu frustasi.

...🍁🍁🍁...

"Aku hamil?" gumam gadis cantik yang baru saja memeriksa urinnya dengan sebuah alat tes kehamilan itu.

Tubuhnya bergetar hebat saat menyadari jika dirinya sudah hamil. Sebuah kebodohannya di satu malam itu, kini malah membuatnya hamil dan memiliki masalah besar!! Karena saat ini orang tuanya sudah menjodohkannya dengan seorang presdir utama dari Fukushi Group! Putra tunggal dari keluarga Fukushi yang begitu terhormat.

"Bagaimana ini? Aku merasa sangat tidak pantas lagi untuk menikah dan bersanding dengan lelaki piilihan kedua orang tuaku. Aku merasa sangat kotor. Hiks ..." ucap Ayaneru mulai menangis dan duduk meringkuk tak berdaya di sudut kamarnya.

"Aku akan pergi!! Jika aku pergi, maka pernikahan ini tak akan pernah terjadi! Keluarga besar Fukushi juga tak akan merasa malu. Dan ... aku juga bisa merawat anakku. Karena aku tak ingin menggugurkan anak tak bersalah ini!"

Dengan mentap Ayaneru mulai memutuskan untuk meninggalkan Jepang begitu saja untuk menghindari perjodohan dan pernikahan bersama dengan pria pilihan kedua orang tuanya itu.

...🍁🍁🍁...

Kembali Ke Tokyo ...

5 tahun kemudian ...

Narita Airport, Tokyo, Japan, 9 AM.

Seorang wanita cantik dengan penampilannya yang begitu modis, stylish dan fashionable terlihat melenggang dengan anggun melalui jalur VIP bersama dua anak kembar yang begitu lucu dan menggemaskan.

Kedua anak itu kembar tapi berbeda! Karena mereka adalah kembar perempuan dan laki-laki. Penampilan dari kedua bocah kembar yang kira-kira masih berusia 4 tahun itu juga terlihat begitu stylish dan fashionable.

Sang anak laki-laki terlihat mengenakan sebuah kemeja dengan rompi tanpa lengan yang dipadankan dengan celana berbahan jeans warna cerah. Sementara sang anak perempuan terlihat mengenakan sebuah sweater berwarna pink lembut yang dipadankan dengan sebuah rok. Imut sekali! Ditambah pipi mereka yang masih begitu chuuby.

"Mama! Aku sudah lelah sekali." rengek sang anak perempuan dengan sangat manja.

"Leona sayang. Sebentar lagi kita akan segera sampai di rumah nenek dan kakek kok. Sabar ya, Sayang." ucap wanita yang dipanggil mama itu, dan sebenarnya masih cukup muda.

"Rupanya Jepang sangat indah ya, Ma. Aku tak sabar ingin mengunjungi menara Tokyo yang begitu legendaris itu." celutuk Leon, saudara kembar dari Leona.

"Hhm. Kau benar, Sayang. Jepang memang sangat indah. Dan mulai sekarang kita akan tinggal di Jepang." ucap gadis yang tak lain adalah Ayaneru.

Yaitu seorang gadis yang meninggalkan Jepang 5 tahun yang lalu untuk menghindari pernikahannya bersama seorang presdir yang begitu terhormat, hanya karena dia yang sudah hamil bersama dengan seorang pria asing.

Dan kini Ayaneru kembali lagi ke Jepang, karena mendengar jika sang ayah sakit keras dan sangat ingin bertemu dengan putri semata wayangnya.

"Mama. Aku akan membeli sesuatu di vending machine dulu. Aku haus sekali." ucap Leon, si pria kecil berusia 4 tahun yang sudah selalu terbiasa bersikap dingin kepada siapapun, kecuali dengan sang mama.

"Baiklah, Leon sayang. Hati-hati. Mama dan Leona akan menunggumu di bangku kedatangan di depan." ucap Ayaneru tanpa merasa khawatir sama sekali.

Karena di usianya yang baru memasuki 4 tahun, Leon adalah termasuk anak genius yang pemikirannya sudah melampaui pemikiran orang dewasa. Dia begitu cerdas dan tak akan tersesat meskipun ditinggal sendirian.

Dan mungkin saja jika saat ini Leon ditinggal sendirian di Narita Airport, Leon akan mulai mencari jalannya sendiri dan akan segera tiba di rumah sang kakek dan neneknya di Yokohama, Tokyo.

"Oke, Ma!" dengan langkahnya yang begitu lucu namun terkesan dingin dan cuek, Leon mulai mendatangi sebuah vending machine dan mulai memasukkan sebuah koin ke dalam slot koin.

KLANNGG ...

Tiga kaleng minuman milktea hangat mulai keluar dari sebuah lubang vending machine itu. Dan Leon mulai meminum salah satunya. Setelah menghabiskan minumannya, kini pria kecil yang selalu bersikap dingin itu segera membawa 2 kaleng milktea itu untuk memberikannya kepada adiknya Leona dan sang mama Ayaneru.

Namun karena ada seorang pria dewasa yang tak sengaja menyenggol Leon, akhirnya kedua minuman kaleng itu terjatuh dari genggaman Leon.

KLONTANG ...

Belum sempat Leon memungutnya kembali, rupanya seorang pria dewasa sudah memungutnya lebih dulu dan kini memberikannya kepada Leon kembali.

"Hati-hati ... dan ini milikmu ..." ucap pria dewasa itu sediki jongkok untuk mengimbangi tinggi Leon yang saat ini baru mencapai sebatas lututnya saja.

Leon segera menerima minuman kaleng itu kembali dan mendongak menatap pria dewasa itu . Dan disaat mereka berdua saling berpandangan, tiba-tiba saja ada rasa saling mengagumi diantara mereka berdua.

Wah ... paman ini sungguh tampan dan berwibawa sekali! Auranya begitu dingin namun sangat kuat dan penuh misteri. Sepasang matanya juga begitu indah dan hangat, meskipun sedikit tajam.

Batin Leon mengagumi sosok pria asing yang baru saja ditemuinya itu.

Anak ini begitu lucu dan menggemaskan. Di usianya yang masih begitu kecil, namun dia terlihat begitu cerdas. Penampilannya juga sangat berbeda dengan penampilan anak-anak pada umumnya. Manis sekali! Dan ... sepasang mata kebiruan ini mirip sekali denganku ...

Batin pria dewasa itu tersenyum tipis menatap Leon.

"Baiklah. Terima kasih, Paman! Aku harus segera pergi! Mama dan adikku sudah menungguku! Sampai jumpa!" ucap Leon karena mulai teringat akan Ayaneru dan Leona yang kini sudah menunggunya.

"Tu-tunggu ..." pria dewasa itu berusaha untuk menahan Leon, namun rupanya Leon tak mendengarnya lagi dan sudah berlari begitu saja.

"Tuan Reo. Klien sudah menunggu kita di perusahaan. Silakan ..." tiba-tiba saja seorang pria berjas mulai mendatangi pria dewasa yang rupanya adalah Reo.

"Ehm. Baiklah, Gavin." jawab Reo singkat dan berusaha untuk mencari sosok Leon lagi, namun rupanya anak kecil itu sudah menghilang begitu saja.

...🍁🍁🍁...

Di dalam salah satu kamar yang begitu mewah di rumah besar keluarga Ryusei, Ayaneru kini sudah menghadap sang ayah yang sedang terduduk di atas pembaringannya. Sementata sang ibu sudah duduk di pinggiran pembaringan itu.

"Neru!! Akhirnya kau ingat pulang setelah ayahmu hampir saja menemui ajalnya?" ucap sang ayah dengan penuh penekanan.

"Maaf, Ayah ..." itulah ucapan yang hanya bisa diucapkan oleh Ayaneru.

Karena sebenarnya Ayaneru tentu saja merasa sangat bersalah karena tiba-tiba saja meninggalkan keluarganya begitu saja 5 tahun yang lalu. Namun tak ada pilihan lain, karena saat itu Ayaneru memang harus pergi meninggalkan Jepang untuk sementara waktu.

"Lalu siapa anak-anak yang kamu bawa pulang itu?!" tanya sang ayah begitu dipenuhi dengan amarah karena mengira putrinya sudah melakukan pergaulan bebas saat berada di London.

"Mereka adalah anak-anakku, Ayah. Maafkan aku jika selama ini aku tidak jujur kepada ayah ... maaf, Ayah ..." ucap Ayaneru dengan jujur dan membuat dada sang ayah menjadi semakin sesak.

"Apa kamu bilang?! Dasar anak tak tau diri!! Padahal sudah mau menikah dengan Presdir Fukushi Group saat itu, tapi kamu malah meninggalkan Jepang dan malah melakukan hal sekotor itu!!" hardik sang ayah malah semakin emosi.

"Sayang, tenangkan dirimu. Neru pasti memiliki alasan mengapa dia melakukan semua ini." kali ini sang ibu mulai berbicara dan berusaha untuk menenangkan suaminya. "Katakan padaku siapa yang melakukan semua itu kepadamu, Neru? Siapa ayah dari anak-anak itu? Katakan kepada ibu ..." imbuh sang ibu beralih menatap Ayaneru.

"Maaf, Ibu. Tapi aku sama sekali tidak tau siapa dia ... aku tidak mengenalinya. Dan aku tidak tau dimana dia berada saat ini ..." ucap Ayaneru dengan jujur.

"Ckkk!! Benar-benar sangat keterlaluan!! Mulai sekarang aku tak akan menganggapmu sebagai putriku lagi!! Aku tak memiliki putri yang tak memiliki aturan dan tak memiliki etika seperti dirimu!! Tinggalkan rumah ini sekarang juga!! Bawa kedua anak itu!! Dan jangan pernah lagi memperlihatkan dirimu di hadapanku!!" tandas sang ayah yang sudah merasa kecewa dan dipenuhi dengan amarah.

...🍁🍁🍁...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!