NovelToon NovelToon

Cinta Ini Tercipta Dari Kata "Seandainya"

#1

...Episode 1...

Cerita ini di awali ketika seorang pria yang sedang membeli minuman di depan minimarket. Pria itu terlihat  sangat aneh, gayanya sangat culun. Berjalan sambil membawa tas yang besar dan

menggunakan kaca mata. Lensanya sangat tebal, terlihat pria itu, seperti kutu buku.

Jalan dengan santai dan matanya tidak melirik kanan-kiri. Matanya fokus melihat ke depan. Dibalik penampilannya yang culun ternyata pria ini adalah orang yang sangat cerdas dalam ilmu informatika.

Wajar kacamatanya sangat tebal, karena sepanjang hari hanya duduk di depan layar monitor. Pria itu bernama Kevin. Kevin lahir

dilingkungan keluarga yang sederhana, ayahnya hanya bekerja sebagai buruh mencetak batako dan ibunya bekerja sebagai asisten rumah tangga.

Kevin anak tunggal, ya… tentu tidak memiliki saudara.

Meski hidupnya sederhana, keluarganya terlihat sangat bahagia. Hidupnya memang pas-pasan, tapi prinsip orang tuanya yang jangan pernah meminta-minta dan jangan berhutang.

Sejak SD, Kevin sangat senang dengan hal yang berkaitan dengan teknologi, ketertarikannya dengan teknologi berawal dari berita TV, yang

menayangkan sosok ahli teknologi.

Setelah melihat berita itu, Kevin berandai-andai menjadi penemu dan tokoh hebat di bidang teknologi. Ia berimajinasi bisa membuat sebuah robot yang mampu membantu manusia dalam beraktifitas.

Diwaktu itu ia duduk di bangku kelas 6 SD. Jika

dibandingkan dengan anak seusianya, pemikirannya jauh lebih maju dan cerdas. Ayahnya selalu mendukung setiap keinginan Kevin, yang ingin menjadi ahli di bidang teknologi.

Meski, tidak punya uang banyak, ayahnya selalu mengusahakan keperluan Kevin untuk belajar komputer. “Yah, kapan ya aku bisa punya komputer?” tanya Kevin untuk ayahnya.

“Sabar ya Nak, nanti ayah usahakan bisa beli komputer,” jawab ayahnya.

Setelah menunggu, harus bersabar dengan waktu yang lama, akhirnya Kevin dibelikan komputer bekas, kondisinya lumayan masih bagus, dan komputer menjadi saksi bisu perjuangan Kevin dalam meraih cita-citanya.

Hari ini Kevin genap berusia 26 tahun, cita-cita besarnya belum tercapai. Sembari meraih cita-citanya itu, Kevin meluangkan waktunya untuk membantu perekonomian keluarganya.

Tiba hari ini Kevin di panggil salah satu  perusahaan ternama, perusahaan ini bergerak

di bidang teknologi, tepatnya  pabrik mobil. Kevin menjalani tes untuk masuk bekerja di perusahaan itu.

Dengan skill dan kemampuannya, Kevin langsung diterima di perusahaan tersebut. Gaya yang culun dan sulit bergaul dengan teman-temannya, Kevin menjadi karyawan yang dikucilkan dan menjadi bahan gunjingan. Tetapi, tiba-tiba ada perempuan yang mendatanginya dan mengajak berkenalan.

“Hai namaku Tasya, Kamu karyawan baru kan. Salam kenal ya.” Berjabat tangan dengan Kevin

dan tersenyum.

“Iya saya karyawan baru, mohon kerja sama dan bantuannya,” jawab Kevin dengan kepala menunduk ke lantai.

Tasya yang merasa kasian melihat Kevin menjadi gunjingan, selalu menemani Kevin dalam bekerja. Kevin dan Tasya dalam pekerjaan, masuk kedalam 1 tim. Di tim itu berisi 5 orang, termasuk ketua tim yang bernama pak Tio.

Suatu ketika pak Tio memberikan tugas kepada Kevin untuk  membuat desain eksterior mobil baru dan diberikan batas waktu 1 minggu untuk menyelesaikannya.

Kevin tak banyak protes, dan menyanggupi tugas

tersebut. Setelah memberikan tugas kepada Kevin, pak Tio pergi ke ruangannya. Disitu hanya ada Tasya dan rekan-rekan yang lainnya.

“Vin, yakin kamu sanggup membuat desain mobil baru hanya dengan waktu 1 minggu?” tanya Tasya.

“Tugas yang diberikan kepadaku itu, bukan PR sekolah, mau enggak mau, aku harus sanggup dan bekerja semaksimal mungkin...” jawab Kevin dengan polosnya.

“Tapi, itu kan tugas yang lumayan sulit dikerjakan dalam waktu hanya 1 minggu,” lanjut kata Tasya.

Kevin hanya tersenyum mendengar perkataan Tasya. Kemudian Tasya pergi ke tempat duduknya dan melanjutkan pekerjaan. Di ruangan itu ada 2 rekan Kevin lainnya yang bernama Aldo dan Mega. Aldo dan Mega kebetulan duduk berjauhan dengan Kevin, mereka mulai membicarakan tentang Kevin.

“Lihat Do, orang itu aneh nggak sih?” tanya Mega.

“Iya aneh banget, udah culun tapi sombong. Tugas yang diberikan itu kan sulit, mana bisa orang culun kaya dia bisa menyelesaikannya dengan cepat,” jawab Aldo.

“Kok bisa ya orang kaya gitu keterima di perusahaan ini haha.” Mega tertawa pelan-pelan takut kedengaran Kevin.

“Mungkin HRD nya ngantuk waktu ngetes haha.” Aldo ikut tertawa.

Mereka menggunjingkan Kevin hanya karena fisik dan penampilan. Tasya mendengar semua pembicaraan mereka berdua. Tak terima Kevin jadi bahan gunjingan mereka, Tasya berkata,

“Woi, bisa nggak, gak usah ngomongin temen 1 tim. Kerjain tuh, kerjaan kalian yang masih banyak dan berantakan!” bentak Tasya.

Sedikit berbicara tentang Tasya, wanita satu ini adalah wanita yang sangat tomboi. Galak dan mulutnya sedikit kasar, tapi hatinya baik. Dibalik sifatnya dan perlakuannya yang sedikit kasar, Tasya sangat menghargai orang lain yang baik

dengannya dan suka membantu teman yang kesulitan.

Setelah mendengar Tasya marah, Aldo dan Mega seketika diam dan melanjutkan pekerjaannya.

Tasya melihat ke arah Kevin yang sedang fokus mengerjakan pekerjaannya. Tangannya sangat lincah memegang keyboard dan mouse. Tanpa coret-coretan dan hitungan di kertas, Kevin mampu mendesain dengan baik.

Lama bekerja… akhirnya jam istirahat datang. “Vin ayuk makan di kantin bareng!” ajak Tasya.

“Enggaklah aku bawa bontot,” jawab Kevin.

“Oh, yasudah kalau gitu, aku ke kantin ya…” kata Tasya. Sebelum meninggalkan Kevin, Tasya berkata, “Semangat!”

Sifat lugu dan pemalu membuat Kevin sulit bergaul dengan temannya. Bahkan di kantor

itu, Kevin hanya mengobrol dengan Tasya. Itu pun, tidak sering.

Setelah jam istirahat selesai, Kevin mulai melanjutkan pekerjaannya. Tak terasa karena terlalu fokus waktu  begitu cepat berlalu, Kevin

yang sedang fokus tidak memperhatikan jam, ternyata sudah masuk jam pulang.

“Vin, kamu pulang dengan siapa?” tanya Tasya.

“Aku pulang naik ojek,” jawab Kevin.

“Bareng aku aja gimana?” ucap Tasya, mengajak Kevin pulang bareng.

“Enggak usah, nanti ngerepotin,” masih dengan tatapan ke lantai tak berani menatap mata Tasya.

“Enggak ngerepotin kok, sekalian aku pingin tau rumahmu dimana.” Tasya tersenyum.

Ditariknya tangan Kevin dan di ajak masuk kedalam mobil Tasya. Saat diperjalanan, Tasya

memberanikan diri menanyakan banyak hal tentang Kevin.

“Vin, kenapa kamu enggak marah saat  ada temen

kantor yang ngata-ngatain kamu?”

“Untuk apa aku marah, semua yang mereka bicarakan sudah pernah aku dengar saat aku

duduk di bangku sekolah. Aku sudah terbiasa menjadi bahan olok-olokan teman.”

“Ngelawan kek Vin! Kamu kan laki-laki.” Tasya mulai geram mendengar jawaban Kevin yang begitu pasrah nya.

“Biarin aja, aku nggak suka berkelahi,” jawab Kevin.

“Yasudah kalau gitu.” Muka Tasya terlihat sedikit kesal.

Sesampainya di rumah Kevin, Tasya langsung pamit pulang. Kevin masuk kerumahnya, belum sempat mandi, Kevin langsung melanjutkan pekerjaannya sampai larut malam. Keesokan harinya, saat sampai di kantor tiba… tiba…

#2

...Episode 2...

Tiba... tiba... Kevin langsung masuk ke ruangan Pak Tio.

"Permisi Pak, saya sudah menyelesaikan desain mobil terbaru. Boleh saya mempresentasikan desain yang saya buat?" tanya Kevin.

Kagetnya Pak Tio dan terheran-heran, mendengar perkataan Kevin, berkata, "Serius sudah selesai??"

"Serius Pak, sudah saya print desainnya, bisa Bapak cek dulu." Kevin menyerahkan gambar desain yang sudah di print.

Pak Tio langsung mengamati desain yang diberikan oleh Kevin. Ternyata di balik desain mobil yang elegan, ada 1 kertas yang menjabarkan tentang perhitungan aerodinamika body mobil. Sangat terperinci dan hampir tidak ada kesalahan.

Aerodinamika adalah ilmu yang mempelajari tentang pergerakan aliran udara pada suatu benda yang bergerak. Mobil adalah benda yang bergerak.

Saat mobil bergerak, secara otomatis body mobil akan mengalami gesekan dan tumbukan dengan udara.

Gesekan dan tumbukan tersebut yang menimbulkan gaya pada mobil. Semakin cepat mobil bergerak maka, akan semakin besar gaya yang ditimbulkan.

Kevin sadar akan hal itu. Sehingga, ia menghitung dengan rinci dan teliti. Dari hitungannya itu, menghasilkan karya yang sangat indah. Lubang dan lekukan pada body mobil yang di desainnya terlihat sangat elegan.

Selain itu fungsi lubang dan bentuk lekukan pada body mobil adalah untuk melancarkan sirkulasi udara yang mengurangi gesekan dan tumbukan pada body mobil. Intinya, ketika mobil melaju dengan kencang akan tetap seimbang dan tidak melayang.

"Luar biasa, kamu adalah karyawan terbaik yang saya punya!" ucap Pak Tio, sambil tertawa bahagia.

"Terimakasih Pak." Kevin tersenyum.

"Segera saya akan kumpulkan tim dan presentasikan hasil kerjamu."

Belum sampai 1 bulan Kevin kerja di perusahaan itu, bahkan belum pernah merasakan gaji pertamanya, tapi sudah mendapat pujian yang luar biasa dari bos nya.

Setelah menghadap dan memberikan hasil kerjanya, Kevin keluar dari ruangan Pak Tio. Duduk di kursinya. Tasya yang melihat Kevin baru saja keluar dari ruangan bosnya itu, merasa penasaran kemudian mendatangi Kevin.

"Vin, ngapain kamu ngadep Pak Tio?" tanya Tasya.

"Aku menyerahkan pekerjaan yang kemarin diberikan kepadaku," jawab Kevin.

"Ha... Sudah selesai desain yang kamu buat?" ekspresi Tika yang melongo dan heran.

"Sudah, dan diterima dengan baik oleh Pak Tio." Kevin jawab dengan santainya.

Disela-sela obrolan Kevin dan Tasya, tiba-tiba Pak Tio keluar dari ruangannya dan berkata, "Tim nanti kita rapat jam 10. Kevin, tolong siapkan semua data dari desain yang kamu buat. Presentasikan desain yang kamu buat saat rapat!"

Seketika suasana di ruangan itu hening tak bersuara. Orang yang ada disitu terheran-heran, hanya dalam waktu tidak sampai 2 hari, Kevin sudah menyelesaikan tugasnya.

Seperti biasa Mega dan Aldo yang sejak dari awal sudah tidak suka dengan keberadaan Kevin mulai menggerutu. Berbeda dengan Tasya yang sangat senang dan bangga temannya sangat hebat.

"Tugas bulan kemarin belum aku selesaikan, sampai... desain eksterior mobil si cupu itu di terima, pekerjaanku akan bertambah dan menumpuk." Mega berkata, dengan raut muka yang sangat jengkel.

"Aku juga akan bertambah pekerjaan, seandainya diterima. Kita buat desainnya digagalkan," ucap Aldo.

"Tapi, bagaimana caranya Do?" tanya Mega.

"Mudah itu, desain Kevin terlalu cepat di selesaikan dan terburu-buru, pasti ada beberapa bagian yang salah. Kita amati desain Kevin dan kita buat Kevin tidak bisa bicara, karena kesalahan desainnya," ucap Aldo.

"Oke, lihat saja kau cupu. Kami lebih berpengalaman dan mudah mencari kesalahanmu." Mega berbicara seperti dukun komat-kamit.

Semua sudah siap untuk rapat, termasuk Kevin. Kevin mulai membagikan desain yang dibuatnya kepada rekan 1 tim. Di ruangan itu hanya ada 5 orang .

Kevin mulai berdiri di depan dan memulai presentasinya. Menjelaskan satu per satu materi yang ia punya. Sedangkan, Aldo dan Mega sibuk mencari kelemahan dan kesalahan dalam desain itu.

Mencari terus mencari, akhirnya Aldo mendapatkan satu kekurangan. Aldo tersenyum ke arah Mega. Mega pun, ikut tersenyum. Tak sampai disitu, Aldo dan Mega masih terus sibuk mencari kelemahan dari desain yang dibuat Kevin.

Sepanjang jalannya rapat, Aldo dan Mega terlihat sangat serius dalam mengamati desain di atas mejanya. Sedangkan Tasya, fokus melihat dan mendengarkan penjelasan dari Kevin.

Sudah puas mencari setiap kekurangan dari desain yang di buat oleh Kevin. Mega dan Aldo, baru fokus mendengarkan presentasi Kevin. Tidak lama kemudian Kevin menutup presentasinya.

"Mungkin itu saja yang bisa saya paparkan terkait desain yang saya buat."

"Oke, penjelasan yang sangat terperinci dan jelas menurut saya. Sekarang waktunya kita berdiskusi tentang perancangan interior, mesin dan, kelistrikan. Silahkan Mega, berpendapat tentang desain yang Kevin buat dan dikaitkan dengan desain interior!" ucap Pak Tio.

"Tunggu sebentar Pak, saya belum ada gambaran desain interior yang cocok untuk desain mobil yang seperti ini. menurut saya, desain yang dibuat Kevin sangat buruk!" tegas ucap Mega.

"Apanya yang buruk?" tanya Pak Tio.

"Menurut saya, bentuknya sangat tidak menarik. bisa kita lihat, body yang begitu ramping dan banyak lekukan menjadikan mobil ini terlihat sangat ramai dan tidak elegan, " jawab Mega.

"Benar Pak, bentuknya sangat aneh. Ditambah dengan lubang-lubang kecil di bagian depan yang terlihat aneh," saut Aldo.

"Apa kalian tidak memperhatikan dan mendengarkan penjelasan dari Kevin?" tanya Tasya dengan mereka berdua.

Aldo dan Mega hanya lirik-lirikan dan bingung dengan perkataan Tasya.

"Menurut saya mobil ini sangat elegan dan indah, desain yang dibuat sangat cocok dengan apa yang saya minta. Saya minta desain mobil sport dengan Kevin," ucap Pak Tio.

"Biar saya jelaskan lagi secara singkat terkait dengan lubang di bagian depan dan setiap lekukan bagian samping. Jadi, lubang bagian depan itu, fungsinya untuk aliran udara, sama seperti halnya lekukan pada body samping..." Pak Tio mengangkat tangannya dan berkata,

"Tunggu sebentar Vin, kalian berdua dengarkan, jangan ngobrol sendiri!!" bentak Pak Tio, mengacungkan jarinya ke arah Mega dan Aldo.

Mega dan Aldo seketika fokus mendengarkan Kevin yang sedang menjelaskan. Sedangkan Tasya tersenyum-senyum, ingin tertawa tapi tidak berani, dalam hatinya berkata, "Rasain tuh."

Setelah kondusif, Kevin mulai menjelaskan lagi. "ya... lekukan dan lubang bagian depan sudah saya sesuaikan dengan perhitungan aerodinamika, dan lubang itu di rancang bisa membuka dan menutup secara otomatis tergantung kecepatan mobil." Kevin duduk setelah menjelaskan.

"Saya enggak mau tau, semua orang yang ada di tim ini segara buat rancangan berdasarkan bidangnya masing-masing. Saya kasih waktu 2 minggu, nanti kita rapat lagi dan presentasikan hasilnya!" tegas ucap Pak Tio.

"Siap Pak! " jawab Tasya.

Mega dan Aldo pusing mendengar itu. pekerjaannya banyak yang belum selesai, ini sudah ditambah pekerjaan lagi dan waktunya singkat. Kevin hanya tersenyum dan menundukkan kepalanya.

Pak Tio keluar dari ruangan rapat. Setelah Pak Tio keluar, terucap kata-kata tidak enak dari mulut Aldo, "Ini gara-gara lu, dasar culun!" mengacungkan jarinya ke Kevin.

#3

...Episode 3...

Kevin hanya diam dan masih menundukkan kepalanya. Setelah mengatakan itu, Aldo dan Mega keluar dari ruangan rapat dan pergi ke kursi kerjanya masing-masing. Tasya yang mendengar itu merasa geram, ingin marah.

Tasya memegang pundak Kevin dan berkata, "Sabar Vin, bukan orang mereka itu."

"Iya nggak papa kok," jawab Kevin dengan nada gemetar.

"Biar, nanti aku yang urus mereka berdua!" Tasya berkata dengan nada menahan emosi.

"Udah biarin aja, nanti malah tambah panjang masalahnya. Kita sama-sama kerja, aku maklumi mereka bersikap seperti itu." Kevin tersenyum ke arah Tasya.

"Tapi Vin, mereka udah keterlaluan," ucap Tasya.

"Udah... udah... kita kerja lagi aja, Tasya."

Kevin dan Tasya keluar dari ruangan rapat dan mulai melanjutkan pekerjaannya. Tak jarang Tasya mendengar gunjingan-gunjingan Aldo dan Mega terhadap Kevin. Lama kelamaan, Tasya risih mendengar perkataan mereka berdua.

"Kerja itu pakai otak, bukan pakai mulut!!" teriaknya Tasya ke arah Aldo dan Mega.

"Gak usah ikut campur, emang lu itu siapanya si culun? Segitunya belain dia," jawab Mega.

"Lu suka sama si culun?" tanya Aldo. Pertanyaan mengejek, Aldo tertawa.

Emosi Tasya sudah tak terbendung. Suara keras gebrakan meja terdengar. Tasya berdiri dan menantang mereka berdua.

"Nggak usah banyak omong, sini lu berdua, kalau mau ribut. Dikiranya gw takut sama lu berdua!" bentak Tasya.

Mega yang terpancing emosi langsung mendatangi Tasya, mereka mulai berkelahi. Tak di sangka, Tasya jago ilmu beladiri. Ditinju dan dibantingnya Mega sampai tidak bisa bergerak.

Kevin yang melihat hal itu malah kebingungan harus melakukan apa.

"Sini Do, biar gw hancurin sekalian tulang leher lu," ucap Tasya dengan bentaknya ke arah Aldo.

Aldo yang melihat Mega kesakitan di lantai dan lincahnya Tasya membanting temannya itu, mulai merasa takut. Padahal, Aldo laki-laki. Karyawan lain yang lewat di depan ruangan meraka, mulai berkerumun dan menonton keributan itu.

"Sekali lagi, lu berdua ngatain Kevin, gw buat nyesel lu berdua seumur hidup!" bentak Tasya.

Suara gemuruh di luar ruangan mulai terdengar, Pak Tio tiba-tiba masuk ke ruangan dan berkata, "Ada apa ini?"

"Dia duluan Pak yang buat gara-gara." Tangan Tasya menunjuk ke arah Mega.

"Kalian bertiga masuk keruangan saya!" ucap Pak Tio.

Kevin yang masih kebingungan hanya bisa diam dan menunggu di tempat duduknya. Karyawan lain yang melihat Kevin diam saja di kursinya, merasa kesal. Karena, sudah di bela tapi tidak ada pergerakan untuk gantian membela temannya di depan Pak Tio.

Untuk hal seperti ini, Kevin bukannya tidak mau membela. Tapi, memang Kevin tidak paham harus berbuat apa. Pergaulan dan lingkungan main yang sangat sempit membuat Kevin hanya tau rumah dan teknologi saja. Kevin sangat jarang berkumpul main dengan temen seusianya.

Sejak masih kecil dan sampai sudah dewasa seperti ini, Kevin tidak tau yang namanya cinta, dan dicintai oleh kekasih. Jangankan memiliki pacar, di datangi wanita cantik pun, Kevin gemetaran.

Terdengar suara dari luar, "Ngapain ya... Tasya mau belain orang gak tau diri itu."

Kevin yang sudah biasa mendengar kalimat-kalimat bully, saat mendengar perkataan barusan, membuat hatinya sedih. Merasa dirinya seperti sampah dan tak ada yang mau menemaninya.

Tak lama, Tasya, Aldo, dan Mega keluar dari ruangan Pak Tio. mereka masing-masing membawa kertas yang berisikan pernyataan perjanjian.

Tasya pergi mendekati Kevin dan berkata, "Santai aja Vin, masalahnya udah beres."

"Maaf gara-gara aku, kamu jadi dapat masalah." Kevin berkata dengan nada lirih.

"Bukan gara-gara kamu, tapi gara-gara mereka berdua!" Tasya mengacungkan jarinya ke Mega dan Aldo.

Karena Aldo dan Mega mulai merasa takut dengan Tasya, mendengar perkataan Tasya, mereka hanya menunduk dan pura-pura tidak dengar.

"Makasih Tasya," ucap Kevin.

Tasya tersenyum dan tertawa. "Kamu ini Vin... Vin... besok ikut aku latihan karate, biar perkasa dikit haha," ucap Tasya, meledek Kevin.

Kevin hanya tersenyum. Setelah kejadian itu, Mega dan Aldo tidak pernah menggunjingkan Kevin lagi di ruang kerja mereka. Rasa kesal dan marah masih menyelimuti hati Aldo dan Mega.

Saat di luar kantor, Aldo dan Mega tetap menggunjingkan Kevin. Jam istirahat, mereka berdua makan di kantin. Aldo berkata, "Kalau aja si culun itu enggak di bela Tasya, udah abis tuh culun sama gw!"

"Lu kan laki-laki, masa takut sama Tasya!" ucap Mega.

"Sapa juga yang takut, gw nggak enak aja mau mukul perempuan!" jawab Aldo.

Dari belakang tiba-tiba ada seseorang menjambak rambut Aldo. Kaget dan tak terima rambutnya di jambak, Aldo berdiri dan melihat orang yang menjambak. "Oh... lu nggak takut ya?" Mata Tasya mendelik ke arah muka Aldo.

"Adu... du... sakit... Tas, ah enggak, bercandaan aja kok..."

"Tadi gw denger lu ngomongin Kevin lagi, kan?" tanya Tasya.

Mega yang ketakutan hanya diam. "Enggak kok salah denger aja, itu... yang ngomongin Kevin!"

Aldo menunjuk orang di sebelah meja makannya.

Tasya melepaskan rambut Aldo, dengan kompak Aldo dan Mega lari, sambil berkata "Kabur...."

"Awas lu berdua, liat aja!" teriak Tasya.

Tasya kembali ke ruang kerja. Melihat Kevin yang sedang sibuk dengan layar monitor. Tasya mendekati Kevin dan berkata, "Vin, kamu enggak istirahat?"

"Udah kok, tadi aku makan bontotku di sini," jawab Kevin.

"Oiya Vin, aku kan udah mulai nyicil rangkaian jalur kelistrikan untuk desain mobil baru. Tapi, aku kesulitan. Kalau ada waktu luang, bisa bantu aku nggak?" Tasya berkata, mukanya memelas.

"Bisa, nanti aku bantu. Mungkin hari minggu aku bisanya," jawab Kevin.

"Besok berarti ya, hari ini kan hari Sabtu. Oke kita nongkrong di kafe langganan ku aja, enak tempatnya," ucap Tasya sambil tersenyum.

"Oke," kata Kevin.

Aldo dan Mega yang mendengar obrolan Tasya dan Kevin, merasa gelisah. Desain mobil baru yang dikerjakan mereka berdua, hanya Kevin yang paham. Baik tata letak mesin dan ukuran volume dalam mobil.

"Gimana ini? Jujur gw belum ada gambaran desain interior yang pas untuk desain mobil baru ini," ucap Mega kepada Aldo.

"Sama, gw juga belum ada gambaran mesin yang cocok untuk mobil ini," jawab Aldo.

Aldo dan Mega hanya bisa menggaruk kepalanya. Kebingungan, karena menurut mereka berdua, tidak mungkin meminta bantuan si culun, setelah perlakuan mereka terhadap Kevin.

Ditambah, mereka masih kesal dengan Kevin. Gengsi yang tinggi dan akhirnya membuat mereka percaya diri bisa menyelesaikan pekerjaan tanpa bantuan Kevin.

"Liat mereka berdua Vin, pasti pusing bukan main, karena desain mobil baru." Tasya berbisik kepada Kevin.

Kevin kasian melihat Aldo dan Mega. Kemudian mendatanginya dan menawarkan bantuan. Bukannya menerima bantuan dari Kevin, Aldo dan Mega malah...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!