NovelToon NovelToon

BERTEMU LELAKI DARI ZAMAN KUNO

1. awal kisah

sudut pandang pertama

Aku adalah seorang mahasiswa yang kuliah di universitas swasta bernama universitas xx di kota A.

saat ini aku baru menginjak semester 3 dan seminggu lagi akan mengikuti perkuliahan kembali. Saat ini, menjelang kuliah, aku menyempatkan diri bekerja di sebuah rumah makan sedehana dekat pantai, aku akan pergi pagi dan pulang di sore hari. pekerjaan ini aku lakukan semasa libur kampus untuk menambah uang saku.

Ya.. namanya juga dari keluarga yang kurang mampu, namun aku bersyukur masih bisa merasakan bagaimana rasanya sekolah ditingkat yang lebih tinggi, ( tinggi uang spp, Tinggi pemikiran dan tinggi pengeluaran. Adooh.. capek deh.. ) Aku sudah berkerja selama lebih 8 minggu.

Hari ini aku akan pergi bekerja lagi, aku pergi dengan berjalan kaki, lumayan habis waktu 20 menit untuk berjalan kaki dari kosan ke tempat kerja.

Di perjalan, ketika tempatku bekerja sudah dekat, entah kenapa aku mengalihkan pandangan ku ke suatu arah, dimana disana terdapat seseorang yang bersandar di bawah pohon dengan pakaian aneh menurutku, ia seorang pemuda. banyak yang berlalu lalang di depannya, namun tak ada satu pun orang yang membantunya.

Aku pun sama, aku juga tidak memperdulikannya sampai akhirnya aku tiba di tempat kerjaku. Sesampainya aku disana, sudah ada beberapa orang karyawan yang sudah datang. Aku pun masuk.

“selamat pagi mbak,” ucapku menyapa kak yuni yang sedang membersihkan kaca depan, mbak yuni membalas sapaan ku.

“pagi juga ayu…” ucapnya. Aku pun tersenyum. Kemudian aku meletakan barang bawaanku kedalam loker dan mengganti seragam. Ya pekerja disini dikasih seragam, agar bisa membedakan pelanggan dengan pegawai rumah makan.

Tak lama, akupun bergabung bersama dengan para pekerja yang lain, kami saling membantu dalam pekerjaan kami. satu hal yang aku suka bekerja disini, mereka semua ramah dan bosnya juga bersahaja kepada semua karyawannya. jika ada yang salah yang kami kerjakan atau pun sikap kami, bos disini akan menasehati kami dan bukan membentak kami, karna kita sama-sama manusia. ( ya begitulah kira-kira )

Setelah lama kami menyiapkan segalanya, akhirnya kami membuka rumah makan itu. saat orang sedang istirahat dikantor untuk makan siang, rumah makan kami akan kedatanan banyak pelanggan, dan disitulah kami akan sibuk untuk melayani para pelanggan.

Setelah seharian bekerja keras akhirnya jamnya untuk pulang, seperti biasa, sebelum pulang aku akan membawa satu nasi bungkus sebagai jatah makan ku di tempat kerja, dan mendapatkan tip minggu ini dari bos. ( lumayan untuk bayar uang kosan.. hehehe…)

Setelah itu, akupun pulang. Di perjalanan kulihat lagi laki-laki itu sedang meringkuk menahan lapar.

Dari situ aku terhenyak, betapa kasihannya dia, coba kalau aku berada di posissinya pasti aku tidak bisa melakukan apapun selain menunggu untuk mati saja. ( he'em… ngak sih..wkwkw.. jangan mati ya, berusaha maksudnya, tapi kalaupun ia berusaha, siapa yang akan membantunya dan ia akan berkerja apa, barang kali dia itu tersesat kan..!! yakan..??)

Aku melihat kantong yang aku bawa, aku berpikir untuk memberikan saja makanan ini padanya. Aku pun berjalan kesebuah kedai kecil, aku membeli sebotol air mineral.

Dan setelah itu, aku menghampiri pemuda itu. aku mendekat dan melihat raut wajah yang sudah pucat, dan kasiahan menurutku. entah sudah berapa lama ia tidak makan. Aku berjongkok untuk membangunkannya.

“mas, maaf mas, apa mas sudah makan ?” tanyaku. Ia membuka matanya. Matanya yang sayu menatapku dengan penun permohonan, seolah-olah ia mengatakan, tolong mbak, aku tidak mengenal daerah ini, tolong aku, aku tidak punya siapa pun disini, aku makin tidak tega. ( oh tuhan, kenapa hatiku selemah ini… rasanya pengen nangis 😭😭) ia berusaha untuk bangun, aku membantunya duduk.

Kulihat ia memakai pakaian aneh gitu,!! seperti pakaian zaman dulu, namun aku tidak menanyakannya. Aku langsung memberikan ia makan.

“makanlah mas, maaf aku hanya bisa membantu memberikan ini.” Ucapku sambil mengeluarkan nasi bungkus itu dalam kresek.

Ia menatapku sesaat, namun taklama, ia beralih kepada nasi bungkus itu. Kulihat tangannya gemetaran untuk mengambil nasi bungkus itu, aku pun inisiatif membuka kannya untuknya.

Setelah itu, aku meletakkannya didepannya. Aku juga membuka botol minuman itu, saat ia akan mengambil makanan itu, aku mencegahnya, aku mengatakan harus cuci tangan dulu. Ia pun hanya menurut. Setelah itu, ia pun makan.

Saat ia sedang makan, karna hari sudah semakin sore, aku bersiap akan pulang. Aku memberinya uang 50 ribu, karna itu adalah sisa dari semua yang sudah aku hitung untuk pembayaranku. ( ya anggap saja seperti itu ).

Aku memberikan uang itu padanya, setelah itu aku pergi meninggalkannya. Aku berjalan dengan terburu-buru. ( wajar aku tidak terlalu terbiasa jalan kalau sudah agak gelap, takut ada begal. Hehehe…😁😁) karna aku jalan dengan terburu-buru, akhirnya aku sampai di kos-kosan.

Aku menarik nafas karna lelah kebut jalan kaki. Aku pun mengeluarkan kunci dalam tas ku, dan mengunci pintu, setelah masuk mandi dan tanpa makan malam aku langsung terlelap.

Keesok paginya, seperti biasa aku akan pergi bekerja.

Setelah siap-siap, sarapan dan akhirnya berangkat ke tempat kerja. Aku berjalan lagi menuju tempat kerja, kuliahat pemuda yang kemarin masih di tempat itu, ia juga melihatku, aku memberikan senyum sedikit padanya.

Jujur dalam hati aku merasa was-was, namun sepertinya ia tidak berbahaya. Akhirnya aku sampai juga di tempat kerja, Namun kali ini, aku yang lebih dulu tiba dari yang lain. Dan seperti biasa, aku mulai bersih-bersih, tak lama. Kak bayu datang. Ia menyapa ku.

“pagi dek, dah lama..??” sapanya

“pagi juga kak, baru datang juga kok kak..” balas ku.

“ oh, kakak pikir dah lama, yaudah kakak ganti baju dulu ya..” ucap kak bayu berlalu pergi.

“iya kak…” ucap ku, kak bayu pun berlalu pergi. Tak lama para pegawai yang lain pun berdatangan. Seperti biasa, kami selalu sibuk setiap harinya sampai sore menjelang. Aku pun bersiap-siap untuk pulang.

Dan seperti biasa, aku melihat pemuda yang kemarin, ia tidak pernah beranjak dari tempat itu. ketika melihatku, matanya jadi berbinar. Sebenarnya kau tidak ingin menghampirinya lagi, namun hati kecil ku berkata lain. Aku tidak tega melihat sorot mata penuh harap itu.

Aku pun mendekat kepada pemuda itu. aku melihat ke antusiasannya. Aku pun duduk bersama dengannya, ku keluarkan nasi bungkus itu dalam kresek, namun ketika aku akan membuka nasi itu, ia bersuara.

“aku bisa membukanya sendiri, biarkan aku yang membukanya..” ucapnya dengan lembut dan sopan, aku terperangah mendengar suaranya. ( buset.. suaranya terdengar seksi di telingaku, jantungku berdetak tak karuan. Apa ini..huh… aku menghela nafas🤦🤦 ).

ia mengulurkan tangannya meminta nasi bungkus itu. aku pun tersenyum dan menyerahkan nasi bungkus itu padanya untuk dia buka. Saat ia selesai membuka nasi bungkus itu, ia meletakkannya di bawah di atas kresek itu. ia menatapku.

“apakah ini untukku ?” tanyanya. Aku bingung dengan pertanyaannya.

“tentu saja ini nasi untukmu.. makanlah..” ucapku. Ia tersenyum padaku. ( wah.. jika aku perhatikan, senyumnya manis juga hahaha…😅😅)

bersambung

***lagi lagi time travel 🤫🤫** 😁😁

2. Satya Diningrat

lelaki itu pun menatap makanan itu sejenak. kemudian ia beralih kepada ku, yang saat ini berada duduk di hadapannya. Ia pun membuka suara berbicara kepada ku lagi.

“apakah nona yakin, tidak ingin makan bersamaku ?”tanyanya. aku menggelengkan kepalaku. jujur saja, aku masih kenyang. apa lagi, satu bungkus ini, tidak cukup untuk kami berdua.

“makanlah. Ini untukmu.” Ucapku. ia pun mulai mengambil makanan itu, dan menyuapkan nya kedalam mulutnya. Saat ia sedang makan, seperti biasa aku akan meninggalkannya. Namun kali ini dia mencegah agar aku tidak pergi dulu.

“nona. Nona ingin kemana..?”tanyanya. aku mulai deg degan, pikiran was-was mulai hadir dalam benakku. Aku menoleh.

“aku ingin pulang..” ucapku dengan ragu-ragu. Ia menarik tanganku.

“jangan pulang dulu, temani aku disini sebentar, nanti aku temani pulang.” Ucapnya. Aku kelabakan. Aku pikir. Ini mungkin alasan dia agar ia tau tempat tinggalku dan dapat menerorku. Namun ketika kuperhatikan tatapan matanya, sepertinya tidak seperti yang aku bayangkan. Aku pun menurut dan duduk kembali. Ia memakan makanannya. Saat sedang makan, ia kembali bersuara.

“maafkan aku nona, jika aku membuat mu takut dan waspada. Aku sebenarnya sudah lebih dari tiga minggu tersesat di dunia antah berantah ini, aku tidak mengenal dunia ini.” Ucapnya. Aku membatin. ( what..!!? dunia antah berantah, apa maksudnya dengan dunia antah –berantah..??🤔🤔).

“maksudnya,,?” Tanya ku tidak mengerti. Ia beralih menatapku dan tersenyum. ( beh… senyummu membuat dedek meleleh bang,,, hadee…😳😳 manis banget seperti gula. Belum lagi tatapan matanya, sangat mematikan membuat jantungku ingin meloncat keluar dari tempatnya.😚😚)

“mungkin nona tidak akan percaya dengan yang aku katakan. Aku bukan berasal dari dunia ini. Aku berasal dari dunia lain.” Ucapnya. Aku melongo aku membatin lagi. ( dunia lain, dunia seperti apa, apakah ia alien yang terdampar, atau ia ketinggalan pesawatnya?. Wah … ini tidak mungkin,!!)

“dunia lain. Dunia seperti apa itu,,?” Tanya ku lagi. aku mulai kepo dengan cerita nya.

Tak terasa, ia sudah menghabiskan makananya. Setelah cuci tangan dan membereskan sampah-sampah itu, ia kembali menatapku.

“di duniaku, tidak ada besi yang bisa berjalan seperti itu,( ucapnya sambil menunjuk mobil dan motor yang sedang berlalu lalang di depan kami ), tidak ada mata hari di malam hari, tidak ada makanan seperti tadi, tidak ada perempuan yang berpakaian seperti kamu ini, dan tidak ada istana yang setinggi itu. “ ucapnya sambil menunjuk gedung-gedung yang tinggi itu. aku pun ternganga heran. Masak iya, aku kembali bertanya.

“lalu, apa yang ada di duniamu ?”tanyaku.

“di duniaku, terdapat kuda yang di gunakan untuk bepergian. Ada juga kereta yang dapat ditompangi lebih dari satu orang, kemudian disana tidak ada peneranga mata hari dimalam hari, adanya obor dan lampu ganepo. Dan ketika aku amati, di dunia ini, tidak saling memperdulikan satu sama lain. Aku meminta tolong kepada orang-orang yang aku temui, namun mereka malah mengabaikan aku, sampai akhirnya aku tiba disini dan dengan putus asa, aku hanya bisa berharap ada yang mau membantuku menunjukan dunia ini. Dan akhirnya, karna sudah lama tidak makan, badan ku lemas dan tak bertenaga. Dan akhirnya nona datang mengulurkan tangan padaku. Waktu kemarin nona pergi, aku selalu memperhatikan nona. Aku berdoa, semoga nona selamat sampai rumah. Karna aku memperhatikan nona berjalan dengan terburu-buru. Aku pun bercerita seperti ini, karna tidak ada tempat untuk mengadu.” Jelasnya panjang lebar.

Aneh tapi nyata, aku tersentuh dengan ceritanya. aku terdiam, aku bingung mau bereaksi seperti apa. Namun saat kami berdua terdiam. Ia kembali bersuara.

“ nona, mari saya antar ketempat nona. Aku tau nona takut jalan sendirian kalau sudah malam begini.” Ucapnya sambil berdiri, sontak itu mengejutkanku dari lamunanku. Aku pun ragu-ragu menerima tawaranya, namun akhirnya aku iyakan juga.

Kami berjalan beriringan tanpa suara, aku larut dalam lamunanku, sementara ia juga larut dalam lamunannya. Tak lama, kami pun sampai. Aku pun mengucapkan terima kasih. Sebelum aku masuk, ia kembali memanggilku.

“ nona…”ucapnya, aku berhenti dan langsung mematung. Jantungku mulai berdetak lagi. Aku pun menoleh, saat aku menoleh ia sudah dekat denganku, akupun terkejut, reflex aku mundur satu langkah.

“maaf nona, aku ingin mengembalikan benda ini. Aku tidak tau kegunaanya.” Ucapnya sambil menyerahkan uang 50 k yang kemarin aku berikan padanya.

Aku pun mengambilnya, aku tidak mengatakan apa-apa, karna aku masih syok dengan prasangka ku sendiri. Stelah itu ia pergi. Sebelum ia menjauh dari pandanganku, aku tersadar dan bertanya padanya.

“ siapa nama anda tuan..” tanyaku, sontak embuat dia terhenti. Ia menoleh ke arahku, ia tersenyum lagi, senyum yang dapat membuat mimin kejang-kejang. ( huh.. manis banget, pengen nyicip.. wkwkwk…)

“ satya, namaku Satya Diningrat “ ucapnya. Aku pun melangkah maju selangkah. Aku membungkukkan kepalaku meminta maaf karna sudah berperasangka buruk tentangnya.

“maafkan aku, sudah berperasangka buruk sebelumnya.” Ucapku. Aku kembali menegakkan kepalaku. Aku melihat kearahnya kembali.

“tidak apa nona. Wajar, karna kita baru bertemu. Kalau boleh tau, saya dapat memanggil nona apa ?” tanyanya balik. Aku gelayapan karna ia menanyakan namaku. ( aduh… kenapa, menayakan nama dedek bang.. salting jadinya kan..)

“anda bisa memanggil saya ayu..” ucapku. Ia meluruskan pandangannya.

“ ayu…?? Nama yang cantik, orangnya pun cantik, sesuai dengan arti nama itu..” ucapnya tersenyum sambil berlalu pergi. Ucapannya itu membuat dedek tambah salah tingkah. Hehehe wajar, jomblo… hahaha…

😆😆

Setelah itu, akupun masuk kedalam, dengan bibir yang masih mengukir senyuman indah akibat dari ucapan orang asing. ( heleh… bisa-bisanya aku meleleh hanya karna pujian itu… tapi itu cukup membahagiakan…hihihi…).

Setelah itu, aku pun mandi membersihkan sisa-sisa gombalan abang, heh salah sisa keringat karna mendengar gombalan abang, wkwkw… canda gombal. Setelah membersikan diri, aku pun melempar tubuhku ke atas tempat tidur sederhana itu. tak lama, aku mulai tenggelam kealam mimpi.

Pov satya Diningrat

Aku satya diningrat dari dunia persilatan, entah bagaimana caranya aku tersesat di dunia antah-berantah ini. Padahal saat itu aku sedang memacu kuda, sedang berlatih. Saat aku terdampar disini.

Aku melihat dunia ini jauh berbeda dengan duniaku. Bahkan hampir saja aku tertabrak kereta besi itu, mereka memakiku karna menghalangi jalan mereka.

Setiap bertemu dengan orang yang berjalan kaki, aku akan bertanya ini dimana ? dan bagaimana aku bisa kembali keduania ku ?. namun mereka hanya menganggapku seperti orang gila. Mereka pun tidak memperdulikan aku, tiga minggu aku luntang- lantung di dunia ini, akhirnya aku lelah, karna aku tidak tau harus kemana, dan tak ada satu orang pun yang bersedia untuk membantuku.

Aku duduk disebuah batang pohon yang rindang, aku menatap kedepan dengan putus asa. Aku mulai merasa lapar, walupun aku seorang yang memiliki tenaga dalam atau memiliki kekuatan, tetap saja, aku tetap membutuhkan asupan makanan.

***bersambung***

biarkan otor menghibur kembali dengan cerita absrud ini 😚😚

3. berkenalan

Saat benar-benar sudah menyerah dan menunggu mati, tiba-tiba ada yang datang menghampiriku, ia memanggilku.

“mas, maaf. mas, apa mas sudah makan ?” ia bertanya apakah aku sudah makan atau belum. Kemudian aku berusaha untuk bangun.

Namun karna aku sudah begitu lemas dan sedikir kesulitan untuk bangun. Ia membantuku untuk bangun, aku hanya diam saja. Kulihat sorot matanya yang begitu iba melihatku, aku tidak bisa memungkirinya.

Aku memang butuh uluran tangan. Ia mengeluarkan sesuatu dalam kantong yang dibawanya itu. dan memberikannya padaku, aku mengulurkan tangan dengan gemetaran. Melihat tanganku yang gemetar, ia membantu ku membuka makanan itu, setelah itu membuka botol minuman.

Namun saat aku akan mengambil makanan itu, ia mencegah ku. aku pikir ia melarangku untuk makan. ternyata, Ia mengatakan cuci tangan dulu, akupun hanya menurut, setelah itu akupun makan.

Saat aku sedang makan, ia pergi meninggalkanku. Aku hanya bisa menatap kepergiannya. Aku pun memakan makanan itu sampai habis, dalam hati aku sangat bersyukur, ada yang mau memberikan ku makanan.

Ke esok harinya, aku melihatnya lagi. Ia pu sama melihat ku, namun entah kenapa aku melihat sorot matanya takut melihatku, ia pu berjalan meninggalkan ku. Sementara aku duduk dan tidak tau ingin mengerjakan apa.

Tapi saat sore menjelang, aku melihatnya lewat lagi, aku menatapnya dengan penuh harap. Ia melihatku. Aku melihat tatapan matanya seolah ia kali ini tidak akan datang menghampiriku, namun entah apa yang dipikirkannya, aku melihat ia mulai mendekat kearah ku lagi.

Seperti hal nya kemarin, ia memberikan ku makanan dalam kantong itu. namun kali ini aku sangat antusias menunggu makanan itu.

Saat ia mulai membuka penutup makanan itu, aku menawarkan diri untuk membukanya sendiri. Singakt cerita, aku menceritakan siapa aku sebenarnya dan dari mana asalku. Dari tatapan matanya, ia tidak percaya dengan ceritaku.

Mungkin ia mengatakan, mana mungkin ada dunia seperti itu.? namun aku tidak peduli, sampai aku menawarkan diri untuk menemaninya pulang. Dan saat sampai di tempat tinggalnya, ia memiinta maaf padaku atas segala prasangka buruknya terhadapku, aku pun hanya memberinya senyum yang manis, sampai akhirnya ia menanyakan namaku, dan disitulah kami berkenalan.

Pov satya diningrat off

***

sudut pandang author

Ke esok harinya adalah hari terakhir ayu bekerja dirumah makan itu, karna besok harinya lagi, ia sudah mulai masuk kuliah. Setidaknya uang kos nya sudah bisa ia lunaskan selama enam bulan.

ayu pun bersiap-siap lagi untuk berangkat kerja. Seperti biasa, dijalan ayu selalu melihat satya, ia pun sama. tiap kali ayu lewat, ia akan melihat kearahnya. dan ayu pun hanya memberikan ia senyuman.

ayu bekerja sampai sore hari, dan seperti biasa ia selalu menemui satya dan memberinya makan yang ia bawa itu. satya pun tidak menolak, mereka mengobrol beberapa saat, dan setelah itu, satya akan mengantarkan ayu pulang.

ayu pun sampai di kosannya. setelah bersih-bersih, ia pun melepas rasa letih seharian karna bekerja.

***

Ke esok harinya ayu pun bangun lebih awal, karena, ia akan masuk kuliah tepat pada jam 9 pagi.

ayu mulai mempersiapkan apa yang perlu ia bawa ke kampus. ayu pun mulai menyetrika pakaiannya, mebereskan tempat tidurnya, lalu sarapan, mandi. dan setelah itu, saat jamnya sudah mendekati, ayu pun berangkat ke kampus.

Sesampainya ia di kampus, ayu langsung masuk keruangan. hari ini jadwal pertamanya belajar di semester 3 ini. dosen masuk kedalam ruangan dan mulai mengajar.

mereka pun mulai mendengarkan penjelasan dari dosen sampai jam kuliah berakhir. ( wajar, dikampus hanya mendengarkan dosen ceramah… ) tak lama, jam kuliah pun berakhir.

Saat jam berakhir, ia dan teman-temannya berkumpul di DPR ( dibawah pohon rindang) bukan kantor DPR ya…😁😁 mereka disana berbincang-bincang membicarakan pengalaman masing-masing.

“hah… lama tidak ketemu yang teman-teman, sekali ketemu semua sudah menjadi bulat..” ucap rona memecahkan keheningan.

Mereka semua tertawa, bercanda satu sama lain.

“apa maksud kamu dengan bulat..!!” Tanya nisa, dengan ekpresi tidak terima, karna ia berbadan besar dan agak sedikit gemuk.

“maaf nisa, maksud aku tu pipinya yang bulat, bukan badan kamu..” ucap rona lagi.

Plak… nisa memukul punggung rona dengan telapak tangannya.

"aduh... sakit Nis. tangan kamu itu, sudah seperti pemukul bola kasti saja, sakit dan keras." ucap rona lagi. mereka pun hanya tertawa melihat kekonyolan mereka berdua.

Mendengar canda rona, semakin membuat Nisa memerah karena malu.

"tenaga saja, aku pasti akan kurus kembali. dan saat aku kurus dan terlihat cantik. kamu jangan mengataiku lagi."ucap Nisa sedikit mengancam Rona. walaupun dalam kata-kata Nisa itu hanya mengandung candaan. Nisa sama sekali tidak malu dengan bentuk tubuhnya, apalagi teman-temannya juga tidak terlalu mempedulikan dan mempermasalahkan fisik. mereka semua kembali terkekeh.

“ eh.. yu. Gimana liburan kamu seru tidak..?” Tanya putri. Ayu menganguk kan kepalanya.

“tentu saja put..” ujarnya. Singkat cerita mereka pun saling bertanya kabar dan pengalaman satu sama lain. Karna tidak ada jam lagi, akhirnya mereka semua pun bubar pulang ke tempat masing-masing.

***

sudut pandang pertama

Seminggu kemudian.

seminggu lamanya aku tidak bertemu dengan satya. Saat itu, aku baru pulang dari kampus, aku terkejut mendapati satya sudah berada di depan kosku. Satya sedang duduk meringkuk tepat di depan pagar kosan ku. Dia belum menyadari kedatanganku, aku medekatinya dan menyentuh bahunya untuk membangunkannya.

“satya…”ucapku sambil mengoyangkan bahunya. Ia terbangun dan mengangkat kepalanya melihat kearah ku dengan tatapan sayunya. Hati ku merasa iba, pengen nangis. Malangnya nasibmu bang…( aduh… andai aku kaya, punya uang berjuta-juta. Dedek pasti mau nolongin kamu bang, sayangnya aku miskin tak berpunya…)

“ayu…” ucapnya dengan sayu dan lemas, ia aku melihatnya benar-benar lemas.

“kenapa tidak datang menemuiku lagi, aku tidak kenal siapapun. Mau bekerja, tapi siapa yang akan mempekerjakan aku.” Ucapnya dengan pelan, seolah ia akan mati hari ini, wajahnya kotor, pucat dan bibirnya sudah kering.

“maafkan aku, aku sudah tidak bekerja lagi, makanya aku tidak datang melihatmu..”ucapku dengan suara yang bergetar menahan tangis agar tak keluar. Aku memapanya untuk mendudukannya di kursi. Jujur badanya sudah sangat berbau sekali. Aku mulai berpikir untuk membantunya. Ya walaupun akan merepotkan orang lain nanti.

“kamu sudah makan ?” tanyaku padanya. Ia menggelengkan kepalanya.

“aku belum makan, sejak kamu tidak mengunjungiku lagi, tidak ada yang memberiku makan dan minum.” Ucapnya, aku terkejut, bagaimana itu mungkin. ( hade… seminggu ngak makan, mati dong…)

“ya sudah, kamu tunggu disini sebentar, aku akan ambilkan makanan dulu buat kamu.” Ucap ku. Aku langsung masuk kedalam dan memberi ia makan. Ia pun makan dengan lahapnya. ( ya wajarlah, ia sudah seminggu tidak makan.) tak lama, ia pun selesai makan.

***bersambung***

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!