Namaku Mikayla, teman-temanku biasa memanggiku dengan sebutan Kay saja, aku hanya tinggal berdua saja dengan ibuku, sejak umurku 17 belas tahun, aku sudah merasa jika ada yang berbeda dengan diriku, aku memiliki ukuran da*da yang tak biasa, tidak seperti ABG pada umumnya, dari semua teman-temanku hanya aku saja yang memiliki ukuran pa*yu*da*ra yang besar dan padat, terkadang aku merasa sesak jika harus menggunakan br*a, namun tak masalah bagiku, hingga suatu pagi saat aku baru bangun tidur aku merasa dada ku sangat sakit pu*ti*ng ku juga terlihat sedikit membengkak, hingga beberapa saat aku melihat ada air yang keluar dari sana, aku melotot saat melihat ada air berwarna putih yang keluar dari area pribadiku itu, saat itu aku langsung pergi kekamar ibu dan memberitahukan semuanya. Sejak saat itu hingga sekarang jika ingin memulai aktivitas aku selalu menyempatkan diri untuk memompa asi ku terlebih dahulu.
***
Prov author
'' Kay ayo cepat kita sudah terlambat.'' panggil seorang wanita yang sedang menunggu didepan rumah.
'' Iya sabar dong Sel, ini aku juga belum memompa asi ku gimana dong?'' tanya Kay sambil memegangi da*da nya yang mulai sedikit sakit.
'' Udah nanti aja ditempat kerja, lagian kamu sih udah tau mau kerja, bangun pakai acara kesiangan.'' gerutu sahabatnya yang bernama Seli. Seli memang mengetahui jika Kay bisa mengeluarkan asi, awalnya ia sedikit heran namun saat ibu Kay menjelaskan semuanya akhirnya ia mengerti.
'' Kamu udah bawa pompa buat asi kamu kan?'' Seli kembali mengingatkan
'' Iya sudah ada didalam tas, yasudah yuk tadi katanya sudah terlambat.'' ucap Kay
Kedua sahabat itu bekerja disalah satu restoran,yang cukup terkenal dikota itu.
'' Duuh gimana ini Kay kita terlambat 5 menit, mudahan saja bu Sandra belum datang.'' ucap Seli gusar, bu Sandra adalah bos dimana saat ini kami bekerja.
'' Memangnya kenapa kalau dia sudah datang? bukankah selama ini bu Sandra tidak pernah memarahi pegawainya jika datang terlambat?
'' Iya gk dimarahi, paling diberikan hukuman, iya kan?'' ucap Seli sambil menatap sinis pada sahabatnya itu, Kay yang mendengar langsung tergelak, memang benar bos mereka tidak pernah marah pada pegawainya hanya saja ia langsung memberikan hukuman jika mendapati pekerjanya melakukan kesalahan.
Sesampainya didalam, kami melihat rekan-rekannya sudah berbaris mengisi absen, didepan mereka juga sudah terlihat bu Sandra pemilik restoran tersebut.
'' Mam*pus kita Sel,pasti kena hukum lagi ini.'' ucap Kay pelan
'' Kalian, kenapa berdiri disana? cepat berbaris!" ucap Sandra pada kedua gadis itu.
'' B-baik buk.'' jawab keduanya yang langsung melangkah menuju teman-temannya.
'' Kenapa kalian terlambat? bukannya bu Sandra bilang kemarin jika dia mau mengumumkan sesuatu? Gue yakin pasti habis ini kalian bakalan kena hukum.'' ucap salah satu teman kerja keduanya.
SATU JAM KEMUDIAN
'' Akhirnya selesai juga.'' ucap Seli
'' Iya aku capek banget rasanya.'' sambung Kay. keduanya memang mendapat hukuman dari bos mereka karna sudah datang terlambat, keduanya dihukum untuk membersihkan gudang yang ada disebelah dapur, karna gudang itu akan digunakan nantinya untuk menyimpan barang-barang yang memang sudah tak terpakai.
''Aww,'' pekik Kay saat tak sengaja pa*yu*da*ra nya tersentuh tangannya.
'' Kenapa Kay?'' tanya Seli
'' Da*da ku sakit Sel, mungkin karna tadi aku belum memompa nya, Seli bisa minta tolong gk? bawakan pompa asi yang ada didalam tasku dong Sel.'' ucap Kay
'' Iya, yasudah sebaiknya kamu langsung aja kekamar mandi, nanti biar gue ambilin tuh pompa nya.'' ucap Seli
Disuatu ruangan terlihat Sandra bos dari pemilik restoran tersebut sedang berbicara dengan asisten rumah tangganya.
'' Iya ada ada mbok? apa Al masih tidak mau minum susu formula nya?'' tanya Sandra, Al syahrendra, yang biasa dipanggil baby Al adalah anak kesayangannya
'' Iya buk, mbok juga bingung ini, den Al malah nangis terus sejak tadi, mama nya buk Sandra juga sedang tidak ada dirumah, terus gimana ini buk?.'' ucap orang yang ada disebrang telpon dengan nada sedikit panik.
'' Yasudah saya akan pulang sekarang,'' setelah mengatakan itu Sandra langsung bergegas untuk keluar dari ruangannya.
'' Loh bu Sandra mau pulang?'' tanya Susi manager restoran tersebut.
'' Iya Susi, anak saya rewel, dirumah juga gk ada orang makanya saya harus balik, tapi nanti saya akan suruh Juno untuk datang menggantikan saya.'' jelas Sandra, Juno adalah adik kandung Sandra yang saat ini tinggal di kediaman nya.
*
*
*
Tak terasa waktu berjalan dengan cepat, sepulang kerja Kay memutuskan untuk berbelanja untuk keperluan pribadinya yang memang sudah habis. Setelah selesai berbelanja Kay langsung pulang dengan berjalan kaki, karna memang rumahnya sudah tak jauh dari sana, Kay terus berjalan dipinggir trotoar hingga matanya tak sengaja melihat seorang nenek yang hendak menyebrang jalan dilampu merah namun sepertinya terlihat ragu, tanpa pikir panjang Kay langsung berlari kearahnya untuk membantu nenek tersebut unyuk menyebrang jalan, didalam mobil dimana semua mobil yang ada disana memang sedang berhenti karna lampu merah, terlihat seorang lelaki yang sejak tadi memperhatikan apa yang Kay lakukan pada nenek tersebut, ya laki-laki itu tersenyum saat melihat gadis itu membantu nenek tersebut nenyebrang dengan sabar.
'' Ternyata masih ada orang baik didunia ini.'' gumamnya, setelah lampu berubah hijau laki-laki itu langsung kembali melanjutkan perjalanannya.
Terdengar suara deru mesin mobil dihalaman, membuat Sandra langsung keluar sambil menggendong bayinya yang baru berusia 7 bulan.
'' Ada apa? kenapa kamu menyuruhku untuk segera pulang?
'' Ya mau bagai mana lagi mas, coba lihat ini anak kamu, dia sudah tidak mau minum susu formula, aku tidak tau lagi harus bagai mana, mbok Surti juga sudah mencoba memberikan makanan pendamping, tapi tetap saja Al gk mau mas.'' ucap Sandra pada lelaki tersebut.
Berikan dia padaku!" ucap lelaki itu lalu mengambil bayi laki-laki itu dari gendongan Sandra
'' Al kenapa tidak mau minum susu formula sayang? Papa dan mama dan bunda hanya bisa memberikanmu itu, sedangkan bunda mu ini mana bisa memberikan asi untukmu.'' ucap nya sambil melirik Sandra, wanita itu hanya bisa menggeleng pelan.
'' Sebaiknya kalian segera carikan ibu asi untuk baby Al, karna hanya itu jalan satu-satunya, sedangkan makanan lain atau bubur cucu oma juga tidak mau iya kan sayang?'' wanita paruh baya itu langsung mengambil cucunya dari gendongan laki-laki tersebut.
'' Benar kata mama mas, sepertinya kita harus mencari asi untuk baby Al syahrendra.'' ucap Sandra
'' Nanti akan aku pikirkan dulu.'' setelah mengatakan itu ia langsung meninggalkan Sandra menuju kamar, membuat wanita itu mendesah lelah.
Next
Prov Wildan
Nama ku Wildan Syahrendra, usiaku 27 tahun, diusia yang terbilang matang aku sudah memiliki seorang putra yang bernama Al syahrendra, aku adalah seorang CEO diperusahaan tempatku bekerja, lebih tepatnya perusahaan orangtuaku, setelah ayahku meninggal maka otomatis akulah yang meneruskannya, sebenarnya aku memiliki adik laki-laki namun ia sepertinya sama sekali tak berniat untuk ikut mengurus perusahan peninggalan orangtua kami itu, maka mau tak mau akulah yang harus mengurusnya sendiri. Aku juga memiliki adik perempuan dan seorang ibu yang selalu membantuku mengurus putra semata wayangku, karna mereka juga terlihat sangat menyayagi Alsyahrendra.
***
Sandra terbangun karna mendengar suara bayinya menangis, wanita muda itu melirik jam yang ada disamping nakas tempat tidurnya yang baru menunjuka pukul sebelas malam.'' Sayang kamu kenapa? kamu haus ya?, uuh cup cup cup,, Sandra mengambil baby Al dari box tempat tidurnya.
Mas Wil dimana ya? Sebaiknya aku cari diluar saja.'' gumamnya sambil melangkah menuju pintu kamar.
Baby Al terus menangis dengan kencang membuat seisi kamar langsung keluar untuk melihatnya.
'' Ada apa Sandra? kenapa Al sampai menangis sekuat itu? coba sini biar ibu gendong.'' ucap wanita paruh baya itu sambil mengambil baby Al dari gendongan bundanya.
'' Coba kamu bikinin susu formulanya, mungkin dia akan meminumnya, besok baru kita cari orang yang bisa mendonorkan asinya untuk baby Al.'' ucap bu Dewi ibunya sandra.
Tak lama Sandra datang dengan sebotol susu ditangannya lalu segera memberikannya pada bu Dewi.'' Ini mah, susunya, oya mama lihat mas Wil gk?
'' Kenapa? emangnya dia tidak ada dikamarnya?
Namun saat Sandra hendak menjawab terlihat laki-laki itu keluar dari ruang kerjanya.'' Ada apa? kenapa berkumpul semua disini?
'' Anak kamu nagis terus Wil, sepertinya besok kamu harus carikan asi untuk bayi mu ini, atau gk coba aja datang kepanti asuhan disana kan banyak bayi, ibu rasa pasti ada yang menyumbangkan asi disana, kamu bisa mencari informasi disana.'' ucap bu Dewi.
'' Baiklah besok akan coba saya cari.'' jawabnya sambil melirik pada anaknya yang masih berusia tujuh bulan itu, terlihat bayi mungil itu masih menangis kecil, menolak pada susu formula yang coba diberikan bu Dewi kemulutnya.
......................
Dikediaman Mikayla terlihat gadis muda itu baru saja keluar dari kamarnya sambil membawa kantongan plastik.'' Buk ini kantong asinya, nanti tolong ibu berikan pada ibu panti ya, semuanya ada tujuh botol,'' jelas Kay
'' Iya letakan saja dulu dimeja, nanti setelah ibu nyapu baru akan ibu berikan kepanti.'' jawab sang ibu.
Ditempat lain terlibat seorang lelaki tampan sedang mengendarai mobilnya menuju salah satu panti asuhan. Setelah mengendarai mobil selama dua puluh lima menit akhirnya ia pun sampai ditempat tujuan. Wildan turun dari mobilnya yang ia parkir dihalaman panti tersebut.laki-laki itu menatap papan bertuliskan panti asuhan KASIH IBU.
'' Benar ini tempat yang dimaksud Bisma.'' gumam Wildan, Bisma adalah sahabat Wildan, dia juga yang telah merekomendasikan panti asuhan tersebut, karna memang kakak perempuan Bisma mengadopsi anak dari panti tersebut yang memang tersedia asi disana.
Terlihat ibu panti keluar, tak sengaja matanya melihat sosoj lelaki yang kebetulan juga sedang melihat kearahnya. Ibu panti itu tersenyum sambil melangkah kearah Wildan.
'' Ada yang bisa saya bantu pak? Maaf, tapi saya perhatikan sepertinya sejak tadi bapak terus memperhatikan panti kami ini.'' ucap wanita paruh baya yang bernama bu Ningsih
'' Iya ibu benar, maksud kedatangan saya kesini sebenarnya ingin bertanya, apakah dipanti asuhan ini menyediakan ibu asi? maksud saya begini bu, saya punya bayi yang berumur 7 bulan dan dia tidak mah meminum susu formula yang kami belikan, ibu saya juga sudah mencoba membuatkan makanan pendamping asi lainnya seperti bubur, tapi dia juga tidak mau, saya ingin mencoba untuk memberikannya asi mungkin saja dia mau, apakah dipanti asuhan ini menyediakannya?'' tanya Wildan lagi
'' Ada sih, setiap pagi asa seorang ibu yang memberikan beberapa kantong asi untuk disumbangkan dipanti ini, kebetulan beliau juga sudah mengantarkannya tadi, sebaiknya anda masuk saja dulu, biar saya ambil susunya dulu.'' setelah mengatakan itu bu Ningsih langsung masuk kedalam,
'' Ini pak asinya saya berikan dua botol untuk bapak.'' ucap bu Ningsih.
'' Terimakasih banyak bu, dan ini sebagai tanda terimakasih dari saya untuk ibu.'' ucap Wildan sambil menyodorkan sebuah amplop putih.
'' Tidak usah pak, saya ikhlas membantu lagi pula asi ini juga sumbangan dari orang yang baik hati, tidak etis rasanya jika saya menjual nya.'' ucap bu Ningsing.
'' Oh begitu ya bu, maaf saya tidak bermaksud seperti itu tadi.'' Wildan merasa tidak enak.
'' Iya tidak apa-apa kok.'' jawab bu Ningsih
'' Baiklah bu sekali lagi saya ucapkan terimakasih banyak untuk asi nya.
'' Iya pak mudah-mudahan cocok.'' jawab bu Ningsih
Wildan mengangguk,'' kalau begitu saya permisi dulu.'' ucapnya sambil berlalu dari panti tersebut.
'' Semoga saja putraku menyukai asi ini.'' gumamnya sambil melirik pada dua botol asi yang berada disamping tempat duduknya.
'' Gimana Wil, kamu udah dapatkan asi untuk baby Al,'' tanya bu Dewi begitu melihat Wildan masuk kedalam rumah.
'' Sudah ini asinya bu, mana anakku?'' tanya Wil
'' Sedang tidur, tadi maaf, tadi ibu sedikit memaksanya untuk minum susu formula walaupun ia tetap menangis dan menolaknya setidaknya ada sedikit yang tertelan olehnya.'' jelas bu Dewi
'' Iya gk apa-apa yang penting perutnya ada isinya bu, ini susunya sebaiknya ibu suruh mbok Surti menyimpannya didalam frezer nanti kalau Al haus tinggal dipanasin aja, aku pergi kekantor dulu.'' ucap Wil
'' Iya kamu hati-hati dijalan!"
'' Iya bu.
Setelah kepergian Wildan, bu Dewi langsung kembali kekamar Sandra untuk melihat keadaan baby Al, karna baru saja ia mendengar suara tangisan bayi tersebut.
'' Oalah cucu oma udah bangun ya, padahal baru aja tidur, bentar ya mbok Surti lagi panasin susu buat kamu.'' ucap bu Dewi sambil mengajak cucunya bicara.
'' Udah mbok? ini gk terlalu panas kan?''
'' Iya buk ini udah mbok tes panasnya cukup.'' jelas mbok Surti
'' Nah ini sayang susunya.'' bu Dewi memberikan asi tersebut tersebut pada baby Al. Awalnya baby Al menolak dengan mendorong lidahnya yang mungil keluar, namun bu Dewi tetap memaksa agar pen*til dodot tersebut masuk kedalam mulutnya.
'' Kamu coba dulu ya sayang oma, pasti kamu suka.'' ucapnya oada sang cucu.
Nyot-nyot-nyot
Terdengar suara bunyi asi tersebut di sedot dengan jencangnya oleh baby Al, hingga dalam beberapa detik asi tersebut tandas, mbok Surti dan bu Dewi sampai terpelongo melihatnya.
'' Waah ini memang benar-benar keajaiaban mbok, benar-benar cocok nih, sepertinya mulai sekarang cucuku harus minum asi, coba lihat perut nya sudah terasa kenyang membuatnya bisa tidur kembali.'' ucapnya sumringah.
'' Iya ibuk benar, den Wil harus cari asi mulai sekarang buk.
Bersambung
FLASHBACK
BEBERAPA BULAN YANG LALU..
Setelah melahirkan bayinya dua hari yang lalu seorang wanita memilih untuk memberikan susu formula pada anak nya.
'' Maya sebaiknya kamu kasih saja asi untuk bayimu itu kasihan dia.'' ucap seorang wanita paruh baya dan dia adalah bu Dewi.
'' Bu bukankah aku pernah bilang sama ibu kalau aku gk akan memberikan asi pada bayi ini nanti sesudah lahir, dan ibu menyetujuinya bukan?'' ucap wanita yang bernama Maya tersebut
'' Iya, tapi kan dia bayi kamu, masa mau dikasih susu formula, sedangkan asi kamu keluar.'' sambung bu Dewi lagi dengan sedikit menahan emosi.
'' Gk buk, aku tetap gk mau.'' jawab perempuan itu tanpa perasaan, padahal bayinya saat itu terlihat sedang kehausan.
'' Jika Maya tidak ingin memberikan asi pada bayi nya biarkan saja buk, kita bisa memberikannya susu formula.'' ucap seseorang sambil melangkah masuk kedalam ruangan tersebut, yang tak lain adalah Wildan
'' Tuh ibu dengarkan? mas Wildan saja mengatakan hal yang sama denganku, makasih ya mas kamu udah mau mengerti aku.'' ucapnya sambil bergelayut manja dilengan pria itu yang kini sudah berada disamping ranjang rumah sakit tempat dimana Maya sedang duduk.
Dasar wanita egois, tau gini dulu aku tidak akan merestui pernikahan mereka.
Batin bu Dewi penuh sesal
Maya Ayunda adalah istri dari Wildan Syahrendra mereka sudah menikah selama dua tahun, selama pernikahan awalnya pernikahan itu baik-baik saja, hingga saat Maya dinyatakan positif hamil, semua nya mulai berubah, Maya yang memang belum siap memiliki keturunan, tak mengingin kan bayinya dan berniat untuk menggugurkan bayinya tersebut, dengan alasan belum siapa repot dan juga mengurus anak. Berbeda halnya Wildan dan keluarganya yang sangat antusias menyambut kehamilan calon bayi mereka, namun saat mendengar Maya ingin menggugurkan bayinya lelaki tersebut sangat marah, bukankah salah satu tujuan mereka menikah ialah agar memiliki keturunan, lalu kenapa istrinya itu tidak menginginkan anugerah yang diberikan Tuhan pada mereka? Pikirnya, namun karna rasa cintanya pada Maya membuat hatinya tak kuasa berlarut dalam kemarahan, percuma jika ia memarahi Maya, sekali pun perempuan keras kepala itu akan tetap pada pendiriannya, maka dari itu Wildan lebih memilih dengan cara kelembutan bicara pada wanita itu, setiap hari dan setiap saat Wildan selalu mencoba untuk memberikan pengertian pada Maya, bahwa memiliki anak anadalah hal yang sangat membahagiakan, namun sepertinya Maya tak ingin mengerti, baginya memiliki bayi adalah hal yang merepotkan, sampai saat Maya memutuskan ia setuju akan melahirkan bayinya, namun dengan syarat jika nanti bayi mereka lahir, ia tak akan memberikan asi pada bayi tersebut, karna nanti hanya akan membuat tubuhnya bertambah jelek, cukup dengan melahirkan saja tubuhnya berubah seperti ini pikirnya.
***
Oek oek oek..
Terdengar suara tangisan bayi dari kamar Maya dan Wildan.
'' Maya bayi kamu itu nangis kok kamu kamu biarin saja sih?'' ucap bu Dewi yang masuk begitu saja kedalam kamar tersebut, karna sejak tadi mengetuk tidak ada jawaban, sementara bayi mereka menangis terus.
'' Kalau mau ibu saja yang urus aku masih ngantuk buk.'' Maya dengan teganya membiarkan anaknya tetap menangis.
'' Kamu ini ya keterlaluan sekali, ini adalah anak kamu, kok kamu tega sekali pada bayi yang tak berdosa ini.'' geram bu Dewi.
Maya yang merasa terganggu langsung menatap mertuanya itu dengan tajam.'' Bukannya ibu dan mas Wilhan yang menginginkan bayi itu? terus kenapa harus aku yang repot, lagi pula ibukan udah janji jika tidak akan merepotkan ku untuk mengurusin bayi ini, udah ah, aku mau mandi, sebaiknya ibu bawa saja bayi itu dikamar ibu, aku malas dengar tangisannya.'' setelah mengatakan itu Maya langsung melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, sedangkan bi Dewi hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan menantunya itu.
Sudah satu minggu berlalu semenjak Maya memutuskan tetap tidak ingin memberikan asi pada anak mereka, yang diberi nama Alsyahrendra oleh Wildan, bayi malang itu juga sepertinya tidak terlalu menyuai susu formula, meski begitu baby Al tetap meminumnya, mungkin ia juga merasakan jika dirinya tidak diingin kan oleh sang ibu.
'' Wil, kamu mesti bilangi sama istrimu itu agar tidak seenaknya dirumah ini, sekali ini saja ibu minta, kamu jadi suami harus tegas sama Maya, dia itu sudah memiliki anak jadi sudah sewajarnya harus merawatnya, masa sebagai seorang ibu dia sama sekali gk memiliki kasih sayang sama bayi nya, ibu macam apa itu? Kalau tau dulu dia begini, pasti ibu tidak akan pernah mengijinkanmu menikahinya, coba kamu lihat, ini sudah jam sebelas malam, masa suami sudah pulang kerja dia masih keluyuran diluaran sana, pokonya ibu mau malam ini kamu harus menegurnya.'' ucap bu Dewi
'' Iya buk, saya akan bicara padanya.''
Tak lama terdengar suara deru mesin mobil berhenti dihalaman rumah, Wildan yakin itu adalah mobil istrinya Maya.
'' Maya dari mana saja kamu baru pulang jam segini, kamu gk tau apa kalau suamimu sudah pulang sejak tadi, ini malah sebagai istri bukannya menyambut suaminya, malah pulang gk ingat waktu.'' bu Dewi sudah merasa tidak tahan lagi dengan sikap dan sifat buruk menantunya itu.
'' Buk, emangnya siapa ibu merani ikut campur dalam kehidupan rumah tangga kami? Ibu itu gk berhak, mas Wildan saja gk keberatan dengan yang aku lakukan, kenapa ibu yang malah repot ngurusin aku, urusin saja cucu ibu itu yang ibu sayang jangan pernah campurin urusanku.'' sentak Maya pada ibu mertuanya.
'' MAYA!! Jaga bicaramu, dia ibu mu juga kenapa kamu berkata kasar pada beliau?
'' Ibuku sudah mati, dia bukan ibuku, tapi ibumu mas, dan aku gk akan pernah menganggapnya sebagai ibuku, apa lagi dia terlalu ikut campur urusan rumah tangga kita, aku sama sekali gk suka.'' ucapnya dengan nada tinggi.
Jantung bu Dewi hampir saja copot mendengar ucapan menantu nya itu, sungguh rasanya bu Dewi sangat sakit hati mendengarnya, hatinya begitu sedih saat ini,rasanya air matanya ingin mengalir namun bu Dewi mencoba menahannya. Sedangkan Wildan benar-benar berang mendengarnya, ia tak menyangka jika istri yang dicintainya tega berkata kasar seperti itu pada ibunya, ibu yang sangat ia sayangi, Windan saja tidak berani berkata kasar pada sang ibu, tapi Maya, dia sangat berani membentak ibu tersayangnya, dan Wildan sangat marah akan hal itu.
'' Aku peringatkan sekali lagi sama kamu Maya, jaga ucapanmu! Sekarang minta maaf sama ibuku! Atau kalau tidak kamu akan tau akibatnya.'' ancam Wildan
'' Oo, kamu udah berani mengancamku ya mas, baiklah kamu pikir aku takut, aku tidak takut, dan ibu, aku gk nyangka ya sama ibu, apa yang ibu katakan pada suamiku hinga dia jadi memarahiku seperti ini? ibu itu udah tua ya dan sebentar lagi mati ja--,, belum selesai Maya bicara Widan sudah memotongnya.
'' MAYA JAGA UCAPANMU !!!
Plaaakkkk...
Satu tamparan keras menjarat diwajah mulus Maya, hingga membuat wajahnya memerah.
' Mas kamu berani menamparku??'' ucap Maya sambil menatap tajam pada suaminya.
'' Jangankan menamparmu, membunuhmu saat ini juga aku sanggup, kau telah menghina ibuku, mendoakan keburukan padanya? kenapa kau tega melakukannya? Selama ini beliau tidak pernah melukai perasaanmu bukan? tapi kenapa kau malah menghina ibuku??'' Hatinya benar-benar sakit saat sang istri dengan teganya menyakiti hati ibunya.
Tapi lagi-lagi wanita berhati batu itu sama sekali tak perduli, ia seakan tak memiliki perasaan sama sekali.
'' Oh jadi mas gk terima yasudah sekarang gini saja jika mas masih mau aku menjadi istrimu sebaiknya ibu tidak tinggal bersama kita lagi, tapi kalau kamu masih ingin mempertahankannya, maka kamu harus siap untuk kehilanganku.'' ucap Maya dengan santainya, ia tau jika suaminya itu sangat mencintainya jadi mana mungkin Wildan mau berpisah darinya, begitulah yang ada dipikiran Maya saat ini.
'' Baiklah, malam ini juga aku talak kamu, aku memilih berpisah darimu dan aku lebih memilih ibuku, karna aku tak ingin menjadi anak yang durhaka, kau tau aku hanya memiliki ibu disini, sedangkan kedua adikku sudah memilih keluar dari rumah ini karnamu dan kau pikir aku juga akan membuang ibuku?? Kau sangat salah, aku lebih baik kehilangan istri durhaka sepertimu dari pada aku yang durhaka kepada ibu kandungku sendiri.'' ucap Wildan , penuh dengan penekanan disetiap katanya, lelaki itu terlihat lebih tenang mengatakannya, ia yakin ini adalah jalan satu-satunya untuk hidupnya saat ini biarlah ia dan anaknya saja hanya berdua tanpa pendamping disisinya.
Sejak saat itu Maya memilih keluar dari rumah itu, tanpa rasa bersalah dan tanpa perasaan ia juga tak memperdulikan bayi nya sama sekali, membuat Wildan semangkin yakin jika selama ini ia salah memilih pendamping, ternyata selama ini ia hidup dengan wanita yang berhati batu, Wildan sadar selama ini dirinya terlalu dibutakan oleh cinta, hingga tak bisa membedakan mana yang baik untuk hidupnya.
Sejak kepergian Maya Wildan meminta kedua adiknya untuk kembali kerumah mereka, dan sejak saat itu mereka memutuskan untuk merawat baby Al bersama-sama.
Flashback and
Bersambung
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!