Hari mulai menjelang siang, seperti biasa Rosa hanya duduk di tepi ranjang dengan mata yang melihat ke arah cermin.
Pikirannya masih melayang pada kondisi rumah tangganya yang semakin hancur, Galih suami Rosa sama sekali tidak pernah datang kepadanya.
Bahkan dia tidak pernah menyentuh tubuh Rosa selama bertahun-tahun, selama 3 tahun menikah dia hanya menyentuh tubuh Rosa sebanyak 2 kali.
Selama pernikahan Rosa hanya bisa menahan rasa sakit di hatinya karena suaminya memiliki kekasih lain yang sangat dia cintai.
Bahkan tidak sekali dua kali, mereka berdua pamer kemesraan di depan dirinya.
Rosa pun tidak bisa berbuat banyak, dia hanya anak seorang pembantu rumah tangga yang dulu bekerja di kediaman keluarga Galih. Dan ayah Galih meminta anaknya menikah dengan Rosa, dengan rasa terpaksa Galih hanya bisa menikahi Rosa.
Tapi Rosa hanyalah istri di atas kertas tidak lebih, Galih pun jarang menafkahinya baik secara batin maupun materi karena semua uang yang di hasilkan oleh suaminya akan di berikan kepada Melinda.
Bahkan kekasih suaminya itu sangat sering mengganggu Rosa, tidak jarang Rosa beradu mulut dengan Melinda tapi Galih akan tetap membela kekasihnya dan tidak jarang suaminya bermain fisik kepadanya.
Di saat Rosa tengah duduk terdiam, pintu kamar langsung terbuka dengan kencang menampilkan sosok Galih dengan balutan jas berwarna hitam.
"Kau segera beres-beres."
Rosa langsung mengerutkan keningnya saat mendengar perkataan dari suaminya.
"Kenapa?"
"Kita akan pindah ke Jakarta."
"Apa? Pindah ke Jakarta, tapi kenapa mendadak sekali."
"Melinda ingin pindah ke Jakarta, jadi aku juga harus ikut pindah."
"Lalu bagaimana dengan ku?"
Mendengar perkataan Rosa yang seperti sedang protes seketika Galih pun marah dan memaki istrinya.
"Aku bilang kau bereskan saja pakaian mu, jangan banyak bertanya. Ingat kau di sini hanya numpang, jika bukan. karena perjodohan itu mungkin sekarang kau sudah menjadi gelandangan."
Mendengar penghinaan dari Galih, Rosa hanya diam dengan mata yang berkaca-kaca. Setiap suaminya pulang ke rumah pasti akan ada kata-kata penghinaan yang keluar dari mulut pria itu.
Setelah selesai membereskan semua pakaiannya, sebuah mobil sudah terparkir di depan rumah mereka.
Seorang wanita cantik langsung turun dari mobil dan memeluk Galih.
"Ayo cepetan sayang, aku udah gak sabar tinggal di apartemen yang udah kamu belikan untuk ku di Jakarta."
"Iya sayang."
Lalu mata Galih langsung melihat ke arah Rosa, "Apa yang sedang kau tunggu, cepat masukkan barang-barang mu ke bagasi."
Rosa hanya tersenyum hambar lalu memasukkan semua barang-barang nya ke bagasi.
Di sepanjang perjalanan, Rosa melihat pemandangan yang sangat menjijikkan dan membuat hatinya sangat sakit.
Melinda dan Galih terus berpelukan bahkan tanpa rasa Melu berciuman di depan Rosa, wanita itu hanya bisa memalingkan pandangan dari mereka berdua.
Selama bertahun-tahun Rosa terus mengabdikan dirinya kepada Galih tapi pria itu terus mengabaikan keberadaannya, di dalam hati Rosa dia selalu yakin jika suatu saat suaminya pasti akan mencintainya sama seperti dia mencintai Melinda.
"Sabar, Rosa. Semuanya pasti akan baik-baik saja, Mas Galih pasti akan mencintai mu."
Rosa terus meyakinkan hatinya jika suaminya pasti akan mencintai dirinya, tak teras perjalanan pun sampai di Jakarta.
Rosa bisa melihat banyak gedung-gedung pencakar langit yang tidak pernah dia lihat selama di kampung.
Lalu mobil pun berhenti di sebuah gedung megah, Melinda dan Galih pun turun dari dalam mobil.
Dan di saat Rosa ikut keluar, Galih langsung memaki istrinya.
"Mau kemana kau?"
Tapi Rosa hanya diam, "Heh.. Rosa, apa kau pikir Mas Galih dan aku akan mengajakmu tinggal di apartemen mewah ini." Maki Melinda.
"Kau masuk lagi ke dalam mobil nanti supir akan mengantarkan mu ke rumah Paman ku, dan aku akan tinggal dengannya."
Mendengar hal itu Rosa langsung terdiam, dia selalu mendengar kabar jika paman suaminya adalah orang yang sangat tegas dan juga kejam. Dan menurut rumor yang dia dengar jika paman suaminya sangat membencinya wanita karena selama ini pria itu bahkan belum pernah menikah.
Rosa pun langsung masuk kembali ke dalam mobil, wanita itu hanya duduk diam di dalam mobil.
Dia melihat tampilannya yang layaknya seorang wanita kampung, pantas saja jika Mas Galih tidak pernah mencintainya karena dia bahkan tidak secantik Melinda.
Kini mobil yang di tumpangi oleh Rosa sampai di sebuah rumah mewah, Rosa terpana saat melihat tampilan rumah di depannya.
Dengan membawa sebuah tas berisikan pakaian usang, Rosa langsung berjalan ke depan pintu gerbang dan mengatakan kepada satpam jika dia istri dari Galih.
Setelah mendapatkan izin dari pemilik rumah, satpam langsung mengizinkan Rosa untuk masuk ke dalam rumah. Seorang pelayan pun datang menghampiri Rosa dan mengajaknya untuk bertemu dengan Paman suaminya.
"Jadi kau istri keponakan ku?"
Rosa bisa melihat sosok pria tampan dan gagah, "Iya.." Rosa hanya menjawab dengan singkat dan kepala yang masih menunduk.
Reyhan melihat dari atas sampai bawah penampilan istri keponakannya, senyuman penuh ejekan terukir jelas di wajah pria itu.
Lalu Reyhan langsung menyuruh seorang pelayan untuk membawa Rosa ke kamar yang sudah di sediakan.
Rosa menatap takjub kamar yang akan dia tempati, bahkan mungkin ini lebih besar dari ruang tamu yang ada di rumah lamanya.
Rosa langsung membuka lemari nampak banyak pakaian yang sudah di sediakan, seorang pelayan mengatakan jika itu pakaian yang sudah di sediakan Reyhan untuknya.
Reyhan seorang pria berumur 34 tahun, meski usianya sudah menginjak kepala tiga tapi pria itu tetap terlihat tampan dan juga gagah.
Selama hidupnya Reyhan belum pernah berpacaran, bahkan tidak sedikit orang yang menyebutnya pria impoten.
Hingga tiba-tiba Galih menelponnya dan meminta agar mau menampung istrinya, dengan berat hati Reyhan terpaksa menerima istri keponakannya untuk tinggal di rumahnya.
Reyhan hanya tersenyum mengejek jika melihat tampilan istri keponakannya yang sangat jelek, dia bahkan menggunakan pakaian yang longgar dan juga kusut dengan rambut yang acak-acakan dan tampilan yang kusam. Meski Reyhan bisa melihat jika istri keponakannya itu memiliki kulit yang putih.
"Apa kau sudah menunjukkan kamar untuk Rosa?"
"Sudah Tuan,"
"Baiklah, selama dia di sini kau urus semua keperluannya. Dan ingatkan dia jangan sampai mengganggu kegiatan ku, dan berikan juga aturan-aturan yang harus dia ikuti di rumah ini."
"Baik Tuan, saya akan memberitahukan kepada Nona Rosa tentang aturan yang ada di rumah ini."
"Baguslah, Galih memang sialan. Dia menitipkan istrinya di tempat ku, sementara pria itu malah bersama dengan kekasihnya."
Keesokan harinya...
Galih sudah berada di rumah pamannya untuk berbicara tentang Rosa yang akan tinggal di tempat pamannya.
"Berapa lama kau akan menitipkan istri mu di tempat ku?" Reyhan menatap tajam ke arah keponakannya.
"Emm.. Mungkin sedikit lebih lama, tapi aku berjanji setelah aku punya uang lebih aku akan membelikan rumah untuk istri ku."
"Mau sampai kapan kau akan punya uang lebih jika semua uang yang kau hasilkan, malah kau habiskan dengan kekasihmu."
"Ayolah Paman, ku mohon bantu aku kali ini saja karena aku tidak mungkin meninggalkan Rosa di kampung, nanti ayah akan curiga kepada ku."
"Baiklah untuk kali ini aku akan membantu mu, tapi kau ingatkan saja kepada istri mu agar tidak menggangu ku."
"Baik Paman, aku pasti akan memberitahu Rosa agar tidak pernah mengganggu mu."
Setelah perbincangan singkat itu Reyhan langsung bergegas pergi ke kantor, dan Galih langsung berjalan pergi ke kamar Rosa.
Dia melihat istri tengah duduk dengan pakaian tidur yang sangat bagus.
"Darimana kau dapatkan pakaian itu?" Galih langsung menatap tajam ke arah Rosa.
"Ini sudah di sediakan oleh Paman mu."
Galih langsung berjalan ke arah lemari, dia melihat banyak pakaian wanita yang sangat bagus dan juga mahal. Tanpa rasa malu, Galih langsung mengambil semua pakaian-pakaian yang di sediakan untuk Rosa.
"Mas, kamu mau bawa kemana pakaian-pakaian ku?"
"Hah? Pakaian mu? Mimpi kamu yah, ini di sediakan oleh paman ku jadi ini milik ku dan aku akan membawanya untuk Melinda."
"Apa? Tapi itu di sediakan untuk ku, lagi pula Melinda sudah memiliki pakaian yang bagus."
Mendengar Rosa yang protes, Galih langsung marah dan memaki wanita itu tanpa henti.
"Kau jadi wanita serakah sekali, Melinda tidak mendapatkan posisi istri dan dia mengalah untukmu, tapi kau! Kau sudah mendapatkan posisi sebagai istri dan kau juga masih ingin mendapatkan pakaian dan barang-barang mewah. Selain serakah kau juga egois!"
Rosa hanya diam saat Galih memaki dirinya, setelah selesai mengambil semua pakaian bagus yang ada di lemari. Pria itu segera pergi meninggalkan Rosa begitu saja, kini Rosa hanya bisa duduk di sudut kamar dengan kedua tangan yang memeluk lututnya.
Terdengar isak tangis dari mulut kecil Rosa hingga seorang pelayan menghampiri wanita itu.
"Nona Ros, apa anda baik-baik saja?"
Rosa langsung menoleh dengan senyuman di wajahnya dia langsung menganggukkan kepalanya dan berpura-pura semua baik-baik saja.
"Anda wanita yang sangat tegar dan saya juga melihat jika Pak Galih pergi dengan membawa pakaian yang ada di lemari."
"Iya Bi, lagi pula itu memang bukan pakaian ku."
Mendengar hal itu pelayan tersenyum hanya tersenyum tipis, kemudian dia mengajak Rosa untuk sarapan.
*
*
Galih dengan senyuman di wajahnya langsung berjalan senang ke apartemen, "Sayang, lihat apa yang ku bawa."
Melinda yang mendengar suara kekasihnya langsung berjalan ke arah Galih, tatapan senang terpancar di mata Melinda saat melihat pakaian-pakaian mahal dan bagus yang di bawa oleh Galih.
"OMG, sayang pakaiannya sangat bagus dan juga dari merek ternama."
"Iya bagaimana apa kau suka?"
"Tentu saja aku suka, tapi darimana kau dapatkan semua pakaian ini?"
"Aku tadi membelinya dan aku ingin memberikan kejutan untuk mu." Bohong Galih karena tidak mungkin jika dia mengatakan semua pakaian-pakaian ini telah di sediakan oleh pamannya untuk Rosa, pasti Melinda akan marah besar.
"Uh.. Sayang kamu so sweet banget sih, aku jadi makin cinta sama kamu."
Melinda langsung memeluk Galih dengan sangat lembut, "Mas, kapan kamu mau ceraikan Rosa? Aku udah cape cuman jadi kekasih. Aku juga butuh status.."
"Sabar sayang, setelah ayah ku meninggal aku janji akan nikahin kamu."
"Tapi gimana jika ayah kamu meninggal nya itu lama?"
"Tenang aja, ayah ku udah sakit-sakitan kok. Jadi dia sebentar lagi pasti bakalan mati."
"Ya udah, aku percaya sama kamu. Tapi kamu inget, jangan pernah kasih uang ke Rosa tanpa minta izin dulu ke aku."
"Oke sayang, aku pasti akan nurut ke kamu kok."
*
*
*
Hari sudah menjelang sore hari, Rosa yang bosan pun langsung di tawari berenang oleh Marni yang merupakan pelayan di kediaman Reyhan.
"Memangnya boleh jika saya berenang di sini?"
"Tentu saja boleh, mumpung Tuan Reyhan belum pulang."
"Memangnya jika Paman sudah pulang, kenapa?"
"Biasanya dia suka marah-marah, maklum Non. Pak Reyhan sudah berumur jadi sering marah-marah, tapi dia orangnya baik kok jadi jangan di masukin ke dalam hati yah."
"Baik Bi, memangnya Paman usianya berapa? Karena dari wajahnya dia terlihat masih muda."
"Mungkin sekitar 34 tahun, lalu Non Rosa berapa tahun usianya?"
"Aku baru 22 tahun Bi,"
"Wah.. Masih muda sekali yah."
Lalu Bi Marni langsung memberikan pakaian renang kepada Rosa, nampak Rosa sedikit terdiam saat melihat bikini yang di berikan oleh Bi Marni.
"Apa tidak masalah jika saya hanya menggunakan ini? Ini seperti pakaian dalam saja."
"Tidak apa-apa kok, lagi pula di kota-kota besar seperti ini. Menggunakan bikini untuk berenang sudah bukan hal aneh, semua wanita juga menggunakan itu untuk berenang dan Non tenang saja. Pakaian itu masih baru dan belum di pakai oleh orang lain."
"Baiklah,"
Rosa langsung mengganti pakaian dengan bikin berwarna hitam yang nampak sangat serasi dengan kulit putihnya yang sudah dia rawat oleh beberapa krim kecantikan yang di berikan Bi Marni.
Dengan perlahan Rosa langsung masuk ke dalam air, dia sebenernya tidak bisa berenang jadi Rosa hanya bermain air di tempat yang dangkal.
Tubuh indah Rosa sangat terlihat jelas di tambah dia memiliki bentu tubuh yang seperti gitar spanyol, meski begitu Galih malah menghina tubuh Rosa dengan mengatakannya gendut seperti b*bi.
Di saat Rosa tengah berenang, Reyhan pun tiba-tiba pulang cepat. Marni yang melihat majikannya sudah pulang langsung panik seketika karena Rosa masih berenang di kolam berenang pria milik Tuannya.
"Ya Tuhan apa yang harus ku lakukan.."
Reyhan melihat Bi Marno tengah berdiam diri dengan wajah yang panik.
"Bi siapkan makanan kesukaan saya yah," Pinta Reyhan.
"Baik Tuan."
Bi Marni pun langsung bergegas pergi ke dapur, sementara Reyhan hanya mengerutkan keningnya ketika melihat tingkah Bi Marni yang aneh.
Reyhan langsung naik ke lantai dua dan segera masuk ke kamar, tapi dia mendengar suara bising dan tawa dari halaman belakang.
Dengan langkah pelan, Reyhan berjalan ke balkon dan melihat Rosa yang sedang berenang di kolam berenang nya tanpa izin.
Di saat Reyhan hendak memarahi Rosa, dia melihat wanita itu keluar dari kolam berenang dengan tubuh yang menghadap langsung ke arah Reyhan.
Pria itu dengan jelas bisa melihat bentuk tubuh dari istri keponakannya yang sangat indah dan juga kenyal, bahkan aset berharga milik Rosa terbilang sangat besar.
Reyhan yang tengah memperhatikan tubuh Rosa pun mulai merasakan sesuatu yang aneh dari tubuhnya, dengan cepat Reyhan langsung membuka celananya.
Dengan senyuman tidak percaya dia melihat barang miliknya bisa bangkit lagi, "Apa aku sudah sembuh?"
Reyhan terus melihat benda miliknya yang sudah berdiri tegak, ukuran yang besar dan berurat membuat milik Reyhan sangat gagah di pandang.
Selama ini Reyhan tidak pernah mendekati wanita karena barang miliknya tidak pernah bangun sama sekali, hal itu membuat Reyhan semakin frustasi.
Tapi sekarang tiba-tiba aset kebanggaan nya sudah bangun dengan ukuran yang terbilang besar.
Lalu mata Reyhan kembali melihat ke arah Rosa dengan tatapan mata yang senang Reyhan langsung pergi keluar rumah untuk menguji barang miliknya pada wanita penghibur.
Kini Reyhan berada di sebuah hotel di depannya sudah ada seorang wanita cantik dan juga seksi, wanita itu tersenyum senang saat menerima tamu seperti Reyhan.
Tapi Reyhan nampak menatap tajam ke arah wanita di depannya, wanita itu langsung mencium bibir Reyhan dengan penuh gairah.
Cukup lama pemanasan tapi Reyhan tidak merasakan gairah di tubuhnya, lalu dia langsung pergi ke kamar mandi. Dan benar saja barangnya pun tidak hidup sama sekali, sekali lagi Reyhan di buat frustasi.
Dari dulu dia ingin sekali merasakan kenikmatan surga dunia, tapi ada daya barangnya sama sekali tidak hidup.
Dengan marah Reyhan langsung melemparkan uang dan segera pergi dari kamar hotel.
"Kenapa bisa seperti ini?" Gumam Reyhan dengan tangan yang tengah memegang kemudi mobil.
Rasa marah dan kesal terus menggebu-gebu di dalam hatinya, selama bertahun-tahun Reyhan terus menahan hasrat seksual di dalam tubuhnya, dia selalu ingin bisa merasakan kenikmatan surga dunia yang selalu orang-orang katakan tapi apa daya barang miliknya tidak bangun sama sekali.
Kini Reyhan sudah kembali di rumah, Bi Marni pun langsung menatap majikannya yang tiba-tiba pergi begitu saja.
"Tuan makanan sudah siap."
"Panggil Rosa sekalian,"
Rosa hanya bisa diam dengan perasaan canggung, dia sesekali melihat Reyhan yang tengah makan dengan tenang. Sosok tampan dan penuh wibawa terpancar jelas dari tubuh Reyhan, Rosa pun sangat kagum dengan ketampanan yang di miliki boleh paman suaminya.
"Sebaiknya kau makan jangan terus melihat ke arah ku."
Rosa langsung malu seketika, dia tidak tahu jika Reyhan menyadari dirinya tengah memperhatikan pria itu.
Kini Rosa langsung menyantap makanan di depannya, semua makanan yang di sajikan sangat enak. Bahkan selama Rosa tinggal di kampung, dia tidak pernah makan daging ayam sama sekali.
"Berapa usia mu?" Tiba-tiba Reyhan langsung menanyakan usia Rosa.
"22 tahun, Paman."
"22 tahun? Jadi kau menikah di usia 19 tahun."
"Iya, Paman."
"Lalu apa kau tahu tentang perselingkuhan Galih?"
"Tahu Paman."
"Terus kenapa kau tidak berpisah dengannya?"
Rosa diam dan tidak menjawab apa yang ditanyakan oleh Reyhan, setelah selesai makan Rosa langsung bergegas ke kamar.
Sementara Reyhan masih memikirkan apa yang sebenarnya terjadi kepadanya, kenapa barang miliknya bisa berdiri saat melihat tubuh molek Rosa.
"Apa barang ku hanya bisa berdiri ketika melihat wanita itu?" Gumam Reyhan, dia memang mengakui jika tubuh Rosa sangat indah dan juga seksi.
Bahkan kulit putih kusam itu kini menjadi putih cerah, Reyhan terus terbayang dengan wajah cantik dan tubuh indah Rosa.
Tanpa dia sadari jika benda miliknya sudah kembali mengeras dan mulai bangun dari tidur panjangnya.
Reyhan kembali terkejut dengan mata yang membulat, barang miliknya kembali bangun saat dirinya memikirkan bentuk tubuh Rosa.
Rasa frustasi terus menyelimuti pikiran Reyhan, bagaimana bisa dia terpikat dengan istri keponakannya sendiri.
*
*
*
Rosa tengah duduk di depan cermin matanya melihat pantulan dirinya yang hanya menggunakan handuk saja, gairah di tubuh Rosa mulai menggebu-gebu. Selama 3 tahun menikah Rosa hanya berhubungan 2 kali bersama dengan Galih.
Dan selama itu pula Rosa hanya bisa melampiaskan nafsu birahinya sendirian, perlahan dia membuka handuk yang menutupi tubuhnya.
Dengan tangan mungilnya, Rosa mulai memainkan puncak buah persik miliknya. Gairah dan nafsu mulai menyelimuti tubuh Rosa, hingga perlahan tangannya turun ke bagian bawah.
Terdengar suara rintihan penuh kenikmatan dari bibir Rosa, selama bertahun-tahun dia hanya bisa melampiaskan semua nafsunya dengan tangannya sendiri.
Berkali-kali Rosa mencoba untuk mengajak Galih berhubungan badan, tapi pria itu malah menghinanya dengan menyebut sebagai wanita murahan.
Hingga Rosa pun mencapai puncak dari kenikmatan yang dia dapatkan sendiri, terasa tubuhnya sangat lemas. Perlahan dia mengambil handuk yang tergeletak di lantai dan langsung memasangkannya kembali.
Dengan langkah pelan Rosa langsung masuk ke dalam kamar mandi, tanpa Rosa sadari jika apa yang dia lakukan tadi telah di lihat oleh Reyhan yang mengintip dari celah pintu.
Rosa kini hanya berendam di bathtub, matanya terus melihat kulit tangan yang mulai kembali cerah dan sangat lembut.
Rosa sangat bahagia selama tinggal di tempat Reyhan karena paman suaminya sangat baik dengan memenuhi kebutuhannya.
Rosa pun mulai membersihkan setiap inci tubuhnya tak lupa dia juga menggunakan lulur mandi yang sudah di siapkan, selama menikah dengan Galih. Rosa sama sekali tidak pernah menggunakan produk kecantikan apapun.
Setelah selesai mandi Rosa langsung menggunakan pakaian tidur yang sangat jelek miliknya, bahkan sudah ada beberapa bagian yang sobek.
Tok.. Tok.. Tok..
Terdengar suara ketukan di pintu kamar, Rosa langsung membuka pintu kamarnya dan rupanya itu Reyhan.
"Paman, ada apa yah?" Rosa sedikit kaget saat melihat Reyhan datang ke kamarnya dan untungnya pria itu tidak datang di saat Rosa sedang melakukan mast*rbasi.
"Apa kau sedang sibuk?"
"Tidak, Paman."
Reyhan melihat Rosa dari atas sampai bawah, keningnya langsung mengerut saat melihat pakaian yang di gunakan oleh Rosa.
"Apa kau tidak menyukai pakaian yang ku siapkan?" Reyhan bertanya-tanya kenapa istri keponakannya itu tidak menggunakan pakaian yang sengaja dia beli.
"Emm... Saya suka tapi semua pakaiannya sudah tidak ada."
"Apa?" Reyhan kaget saat mendengar apa yang di katakan oleh Rosa.
Lalu Reyhan langsung masuk ke dalam kamar dan membuka isi lemari kamar Rosa, dan benar saja pakaian yang telah di beli untuk Rosa sudah tidak ada satupun.
"Kemana semua pakaian yang ada di lemari?"
"Semua pakaian itu sudah di bawa Mas Galih untuk kekasihnya."
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!