pagi ini semua orang yang ada dirumah berkumpul seperti biasa rutinitas makan padi bersama yang selalu kami lakukan untuk momen yang tak boleh terlewatkan. kebetulan malam tadi kakakku dan juga istri serta anaknya menginap dirumah orang tuaku
"pagi semua!" sapa intan pada semua anggota keluarganya yang menantikan intan keluar dari kamarnya
"pagi ante cantik" jawab juna keponakan dari intan yang merupakan anak pertama dari kakaknya
"juna pinter banget sih sayang" intan mengecup pipi gembul juna dan duduk disamping mamanya
"ma, mau minum susu aja!" ucap intan yang tak mau dibuatkan roti selainya dari sang ibu
"baiklah, tapi jangan lupa makan nanti penyakitmu bisa parah jika terus-terusan tak makan" ucap mama herlina mengingatkan
"iya mama cantik! oh ya kak zahra nginap lagi ya nanti malam, aku mau belajar sesuatu sama kakak!" pinta intan pada kakak iparnya
"kakak ikut bang indra aja dek" ucap zahra yang memang selalu menurut pada suaminya
"makan dulu, jangan banyak bicara" tegur papa aji saat anak dan mantunya mengobrol sambil memakan sarapannya
"maaf pa" ucap zahra segera merasa tak enak
"jangan ulangi lain kali! dan zahra ajari adikmu manjadi wanita yang benar" ucap papa aji meminta pada menantunya selesai dengan makannya
"paa!! aku kan emang wanita, emangnya kenapa sama aku?" intan bertanya pada semua orang dan juna tertawa
"ante rambutnya kayak papa" ucap anak berusia enam tahun itu
"tapi antemu ini sangat cantik bukan? bahkan semua cowok dikampus ngejer-ngejer intan! aneh deh papa" ucap intan tak terima
"papa berangkat kekantor dulu, ndra nanti siang jangan lupa makan siang dikantor papa ada yang perlu dibicarakan" ucap papa aji berpamitan
"kalian lanjutkan makannya, mama antar papa kedepan dulu" ucap mama herlina
"iya pa, ma" jawab indra mewakili istri dan anaknya
sedangkan intan hanya mengangguk dan tersenyum pada orang tuanya yang beranjak
"kak, jangan ngomongin aku ya. tenang saja setelah lulus kuliah papa akan segera punya menantu baru" ucap intan pada kakaknya
"hmmm, tergantung! jika laki-laki itu kakak tak akan biarkan dia masuk kekeluarga kita" tegas indra pada adiknya yang jatuh cinta pada orang yang salah menurutnya
"kakak ngga asik! juna kak zahra aku berangkat kekampus dulu ya!" pamit intan berlalu meninggalkan kakaknya
"bang jangan terlalu keras sama intan nanti dia malah sembunyi-sembunyi lagi" ucap zahra pada suaminya mengingatkan jika orang yang jatuh cinta adalah orang yang paling sulit dilarang
"iya beb, nanti abang pikirkan gimana baiknya. jika dia cerita tentang pacarnya padamu kasih tau abang ya.! abang berangkat ke klinik dulu kalau mau pulang kerumah minta antarkan supir, ingat jangan naik kendaraan umum tanpa abang" ucap indra pada istrinya
"kalau menginap lagi semalam boleh ngga bang, juna masih mau sama neneknya katanya" pinta zahra lembut
"tentu saja abang makin senang, kamu milik abang jika disini juna ada yang jagain" bisik indra pada zahra
membuat zahra memukul lengan suaminya. "ngga malu" ucap zahra lalu mendorong suaminya yang hendak berangkat ke klinik miliknya
"hati-hati dijalan, jangan lupa kasih kabar" ucap zahra melambaikan tangan pada suaminya
sementara itu intan tiba dikampusnya menggunakan mobil mewah pemberian orang tuanya saat ulang tahun ke dua puluh tahun bulan lalu
"hai guys! nungguin tuan putri kah?" ucap intan pada kedua sahabatnya yang telah tiba lebih dulu
"tentu saja tuan putri, kami sudah menunggumu" ucap hani dan juga puspa
"hahahaha, kalian mau ditraktir apa? pagi-pagi sudah membuatku senang" ucap intan menyombongkan diri
"baby! kamu baru datang? pantas saja aku cari tak ketemu dari tadi" ucap rehan pacar intan
"kamu carinya dimana? taukan kalau aku memang datangnya jam segini!" ucap intan kesaal
"baby kenapa kamu marah, aku salah apa?" tanya rehan seperti biasa merayu intan saat moodnya sednag tak baik
"ngga ada! hanya pingin dirayu aja" ucap intan menggandeng tangan rehan keduanya melangkahkan kakinya menuju kelas
"ada pacarnya kita dilupakan" ucap puspa kesal karena sahabatnya bucin akut pada rehan
"nak kapan kamu akan cari pendamping hidup? usiamu sudah tiga puluh tahun tapi belum ada yang kamu seriusin, jangan permainkan anak orang" ucap mama nita pada wily sepulangnya dari kantor
"kakak, mana janjinya belikan ponsel terbaru" tagih wendi adik wily yang usianya terpaut sepuluh tahun darinya
"besok kalau kamu libur kuliah kakak anter pilih yang kamu mau, tapi kamu harus lebih rajin lagi belajarnya" ucap wily pada adiknya
"baik kak, tenang saja aku akan jadi juara terbaik selama kuliah" jawab wendi yang memang kepintarannya tak diragukan lagi
"ya sudah sana belajar lagi, mama mau bicara dengan kakakmu lagi" ucap mama nita
wily menghela nafasnya panjang " ma, nanti wily pasti kenalkan jika wily sudah benar-benar yakin. saat ini wily belum siap dan belum ada yang membuat wily ingin menikah ma" ucap wily menjelaskan agar mamanya mau mengerti
wily belum memikirkan tentang pernikahan karena melihat pernikahan orang tuanya yang harus berpisah karena adanya orang ketiga. wily merasa pernikahan bukanlah hal yang iya butuhkan saat ini
"iya sayang tapi kan mama juga ngga tahu sampai kapan bisa merawatmu terus, kalau mama ngga ada mama akan tenang" ucap mama nita
"mama, jangan bicara yang aneh-aneh, mama akan baik-baik saja dan juga kita bisa bahagia selamanya" ucap wily yang tak mau didebat lagi
"wily ke kamar dulu ma, mau istirahat" ucap wily meninggalkan mamanya sendirian
***
"malam ini mau cabut kemana baby?" tanya rehan pada intan
"kemana saja asal bersamamu" jawab intan yang sedang dimabuk asmara bahkan ucapan sahabatnya pun tak pernah didengarkan
jika rehan bukanlah orang yang baik untuk dijadikan kekasih, namun intan terlanjur cinta dan tak membuatnya ragu menerima rehan menjadi pasangannya
"tapi nanti uang jajanmu dipotong lagi baby kalau pulang malam" ucap rehan mengingatkan
"tenang saja, tabunganku masih sangat cukup untuk kita bersenang-senang satu tahun" jawab intan
membuta rehan tersenyum penuh arti
"tapi baby, malam ini aku ngga bisa temani lain kali saja gimana? akan ketemani sampai pagi" ucap rehan
"kamu kamu kemana? mau selingkuh dari aku?" tanya intan penuh curiga
"baby! mana mungkin aku selingkuh, punya pacar secantik kamu mana mungkin aku berpaling" jawab rehan penuh rayuan membuat intan percaya dengan mudahnya
"baiklah kalau begitu, aku pulang biar papa ngga marah-marah lagi dan uang jajanku bertambah" ucap intan senang
"hati-hati baby, i love you" rehan hendak mengecup bibir intan namun dihelau oleh puspa dan hani
"hehehe, maaf ngga sengaja kami mau naik mobil intan" ucap hani dengan senyuman sinis
"sampai jumpa lain kali" bisik rehan pada telinga puspa yang tak diketahui intan dan hani
puspa melotot mengisyaratkan tak sukanya pada rehan, ingin memberutahu intan tapi intan tak akan percaya dan akan membuat persahabatanya rusak
"ayo pulang ! ini sudah malam intan" ucap puspa dan hani mengingatkan
"iya bawel, aku antar kalian pulang dulu baru aku pulang" ucap intan yang memang selalu baik pda semua orang kecuali yang membuatnya kesal
"baik boss muda, intan kita semester depan harus magang. bisakah kita magang diperusahaan bokap loe atau klinik kakak loe?" ucap hani yang tahu jika intan anak pengusaha dan kakaknya seorang dokters ekaligus memiliki klinik sendiri
"bisa diatur, yang penting kalian baik-baik aja sama gue" jawab intan santai
"syukurlah, kita tak perlu bersaing sama mahasiswa lainya" ucap puspa lega
"aman" ucap intan sambil mengacungkan jempolnya
"hahahahaha" ketiganya tertawa bersama
tak terasa tiba diapartemen yang disewa hani dan puspa " aku langsung pulang ya, ga bisa ikut masuk" ucap intan
"oke, terima kasih sudah mengantarkan kami" ucap puspa dan hani bertgantian
"tidak masalah, bye"
hari ini adalah hari libur sesuai dengan janjinya wily akan mengajak adiknya mendatangi pusat perbelajaan terbesar didekat rumahnya
"wen, sudah siap belum?" tanya wily pada adiknya yang nampak bersiap sejak tadi belum selesai juga
"mama ikut saja! kita makan siang bersama diluar" ajak wily pada mama nita
sudah sejak lama mamanya menutup diri setelah perceraiannya sekitar lima tahun lalu. mama nita merasa tak aman saat berada diluar yang terlalu banyak orang
"ma, ayolah kita cari udara segar agar mama tak bosan" paksa wendi
"baiklah mama bersiap sebentar" ucap mama nita
"jangan cantik-cantilk dandannya ma! nanti kita punya papa baru" ucap wendi yang suka bercanda dibanding kakaknya yang kaku
":sembarangan saja kalau bicara, nanti mama marah gimana?" tegur wily pada wendi
"makanya kak, jangan kerja terus deh. ajak mama becanda biar ngga kesepian" ketus wendi yang ingin melihat keluarganya tersenyum dan hangat kembali
"anak kecil tahu apa?" ucap wily
"iya orang tua" balas wendi dengan candaan
wily tak marah juga tak menampakan senyumnya, sambil mengecek ponselnya apakah ada pesan masuk dari asistennya
"mama siap, ayo kita berangkat" mama nita nampak bersemangat
"mama tadi males ikut, sekarang malah yang paling semangat" ucap wendi mengomentari mamanya
ketiganya masuk kedalam mobil dan menuju pusat perbelanjaan, dan tiba dalam waktu kurang lebih tiga puluh menit perjalanan
"mama mau ikut kamu ke toko ponsel atau kita bertemu direstoran saja" tanya wily lembut pada sang ibu
"mama mau jalan-jalan sendiri saja kalau sudah selesai kabari mama" ucap mama nita yang ternyata sudah janjian dengan sahabat lamanya
"baik ma, ayo wen kita kearah sana" ajak wily
"pilihlah yang paling kamu butuhkan, bukan buat gaya-gayaan saja" pesan wily pada adiknya
"permisi!" suara wanita muda dengan rambut sebahu yang terlihat tomboy bersama seorang pria yang digandengnya
"baby kamu mau yang mana, pilih saja" ucap intan membelikan rehan ponsel karena ponsel rehan hilang
"mana aja baby, asal dari kamu aku pasti suka" ucap rehan tanpa rasa malu
membuat wily yang ada disampingnya merasa ingin tertawa, masiha ada saja lelaki yang menumpang hidup pada wanitanya
"kamu pilih dulu, kakak ke toilet sebentar" ucap wily menerima panggilan telfon dari seseorang
"wendi!" ucap rehan yang mengenali teman sekampusnya
"siapa baby?" tanya intan
"teman satu kampus kita baby, si kutu buku" ejek rehan
"baby jangan begitu! hai wendi aku intan " ucap intan ramah
"iya aku tahu kamu kok" jawab wendi dengan senyum ramahnya menjabat tangan intan
"sudah jangan lama-lama, nanti ketularan" ucap rehan mengejek wendi kembali
"aku duluan ya wen," ucap intan merasa tak enak atas ucapan rehan
"baby kamu jangan begitu dong, dia kan teman kita juga" ucap intan menegur pacarnya
"sudahlah, jangan bahas yang tak penting kita makan siang saja bagaimana?" ajak rehan
"oke! setuju kamu pilih restonya dulu dan pesankan makanan untukku, aku mau ketoilet dulu" ucap intan melepas gandengan tanggannya pada rehan
"jangan lama-lama" ucap rehan
"auuuu! maaf kak ngga sengaja" intan menabrak wily karena sibuk dengan ponselnya
"oke" wily berlalu meninggalkan intan yang menggaruk kepalanya yang tidak gatal
ada manusia sesantai itu pikir intan, tak mau ambil pusing intan menuju toilet
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!