NovelToon NovelToon

Bos, I Love You

[Bos, I Love You Episode : 01] Dunia yang lucu.

Hallo Raider's 👉👈

Cerita ini hanya fiktif dan karangan receh Authoor saja, jika ada kesamaan tempat, alur cerita, dan hal apa-pun yang mungkin menyinggung, itu hanya kesamaan semata. Tidak ada ungsur kesengajaan karna Authoor hanya manusia biasa.

Cerita ini bergendre Misteri, Supranatural dan juga Romansa. Jadi, selamat membaca kisah cinta antara Alrescha Nero dan Alissa Moon di dalam misteri cinta yang ada diantara mereka. Bagaimana sebuah takdir buruk yang Alissa bawa, mengantarkan dirinya kepada takdir untuk seorang Alrecha Nero.

------------------HAPPY READING---------------

Novel by : Della Meyna Witry

Instagram : @Dellaameynawitry

Judul : Bos, I Love You!

Pemeran utama :

[1] Alrecha Nero.

[2] Alissa Moon.

[3] Arabella Kalisata.

Pemeran pendukung :

[01] Jeremy Nero

[02] Charmilla Nero

[03] Georgi Nero

[04] Claradista Nero

[05] Ega prasetryo

[06] Carlos Kidson

[07] Darkson

[08] Saga

[09] Steven Egos

[10] Carlie Egos

[11] Lirania Carlie Egos

[12] Sena Aira Smith

[13] Serell Smith

[14] Zander Smith

Nah dari nama Pemeran diatas, Authoor mau bagikan sedikit Visual mereka, semoga saja ini bisa menjadi gambaran untuk kalian membayangkan bagaimana wajah dan karakter mereka.

-------------------------------------------------

-------------------------------------------------

---------------------------------------

---------------------------------------

Di dunia yang semakin lucu ini, banyak hal gila yang terpaksa di mengerti oleh kita yang waras, bahkan banyak sekali manusia bodoh yang hidup hanya untuk bernafas.

Apakah anda percaya jika masa depan dapat diprediksi manusia ? Hanya saja, tidak ada jawaban apa-pun, selain dari pertanyaan.

Seseorang terlahir dengan takdir yang sudah di milikinya sejak lahir, kehidupan selalu berputar mengikuti porosnya, waktu tidak pernah mengulang masa lalu yang sudah terlewatkan, hanya saja mengitari masa depan yang nantinya akan menjadi masa lalu manusia.

Banyak orang menaruh prediksi kepada hal-hal yang sulit dipercaya oleh nalar, tapi budaya sedari dulu telah meyakini tentang dimensi lain yang bisa di tangani oleh para ahli, dan orang-orang tersebut sering di panggil dengan sebutan "Paranormal" mereka bisa beradaptasi di antara dua sisi dunia, dunia manusia dan dunia virtual Jin, hanya saja tidak semua manusia memiliki kemampuan khusus dalam menangani hal ini, ada sebagian dari mereka yang terlahir dengan takdir yang sudah di tetapkan, namun ada yang menuntut masuk kedalam dimensi lain lewat jalur-jalur terlarang, sesuai dengan peraturan yang berlaku diantara dua sisi kehidupan.

Dulu sekali, ada seorang wanita parubaya dengan pakaian mencolok berjalan menelusuri gang kecil di pinggiran dekat panti asuhan, bahkan rambut keriting yang sedikit nyentrik, membuatnya terkesan seperti wanita gila, membuat siapa saja akan terpana dalam beberapa detik tanpa mampu mengeluarkan suara.

Alissa yang masih duduk di bangku sekolah dasar berjalan di pertengahan sore, antara senja menuju malam, ia dicegat oleh wanita asing hanya untuk memandang kedua mata indahnya yang berwarna coklat, tentu saja sebagai anak kecil yang masih belum kenal takut, Alissa mendongakan kepala menatapnya, sembari bertanya apa maksud wanita itu menghalangi jalanya.

Tapi seringai menyeramkan di tampikan dengan jelas kearah Alissa, membuat tubuh Alissa merinding hingga langkahnya terhayung mundur kebelakang, saat itu yang terlintas hanyalah cara kabur dari rasa takut, hanya saja ucapan yang di lontarkan wanita itu, terserap oleh telinga gadis yang belum matang secara usia, bahkan ucapan menyeramkan itu mampu merengut fikiran normalnya.

“Ada alur yang tidak bisa kita lawan, ada takdir yang tidak bisa di elakan, jangan pernah mengabaikan sesuatu yang sudah di karuniai, seharunya cari tahu kenapa kamu bisa mendapatnya, sampai mampu mengunakan hal itu sewajar dan seharusnya”

Lirih wanita asing itu dengan nada dingin yang mampu menyelisik kehati Alissa dengan rasa gemetar, bahkan saat Alissa membalikan badan secara perlahan, seseorang yang bicara barusan menghilang, bahkan membuat Alissa terpaku atas apa yang terjadi dalam beberapa detik yang lalu, wanita itu benar-banar hilang tanpa jejak dan ia tidak meninggalkan tanda apapun.

Semenjak hari itu, ada kejangalan yang selalu di rasakan Alissa, mungkin kejangalan itu sudah ada sejak lahir, hanya saja kata-kata yang di ucapkan wanita tua tersebut dengan nada mengerikan, seperti mantra yang mengundang dimensi lain kedalam kehidupan nya, seolah sebuah matra dalam menghembuskan kekuatan yang mampu dimiliki seseorang, benar-benar membuat Alissa berakir di penghujung kehidupan.

Akibat tekanan yang sulit untuk ia terima, bayak orang asing yang tidak ia kenali selalu tertampil di dalam memori kecilnya, bahkan memori tentang masa depan mereka mampu dibaca oleh Alissa dengan sedetail mungkin.

Bagi sebagain orang yang sepintas lalu mengetahui hal ini, mungkin mereka berfikir jika Alissa mendapatkan anugrah seperti berlian, hanya saja kekuatan yang di milikinya tidak bisa mengubah apapun yang akan terjadi di masa depan seseorang, bahkan Alissa tidak bisa mengendalikan kekuatanya selain menerima.

Bagaimana rasanya saat kita mengetahui sesuatu yang buruk akan terjadi, tapi tidak bisa melakukan perubahan apapun, begitulah yang Alissa rasakan, penuh ketakutan, penuh kematian, penderitaan dan rasa sakit orang lain.

Bahkan sering kali kesadaran Alissa menghilang tanpa terduga, jalan satu-satunya untuk menghindari keadaan meresahkan itu, dengan tidak peduli dan tidak menaruh simpati kepada siapapun bahkan apapun yang akan terjadi.

Hingga Alissa tumbuh menjadi gadis dewasa, dengan paras cantik namun memiliki sikap dingin, tentu saja menyendiri adalah bagian dari dirinya, ia selalu di jauhi oleh teman terdekat hanya karna Alissa mengatakan suatu fakta yang bisa menjadi kebenaran, entah nasib baik atau nasib buruk, semua orang membenci dirinya.

Bahkan mereka semua sering mencela jika Alissa adalah anak pembawa kutukan, apa-pun yang di ucapkan oleh gadis itu selalu menjadi kenyataan, tentu saja rumor tentang nasib buruk yang di bawa oleh Alissa menjadikan dirinya bahan perundungan orang di sekitar, hingga tidak ada yang berani mendekat kearah Alissa, mereka semua menjauh dari gadis itu.

Tanpa terduga Alissa tumbuh dewasa di lingkungan manusia yang membenci dirinya, sebagai yatim piatu yang tidak memiliki siapa-siapa, Alissa sudah terbiasa untuk hidup sebatang kara, jadi ia tidak membutuhkan mereka selain mengandalkan dirinya dalam bertahan, melewati jalan bebatu di kehidupan ini.

Keluarga? Bagi orang sepertinya, Alissa tidak bisa mengerti dan merasakan kehagatan itu, matanya mampu melihat gelak tawa mereka disatu meja makan namun untuk orang yang merasa itu terasa hambar, tanpilanya mengugah selera tapi tidak berasa.

Untuk itulah, Alissa tidak benar-benar peduli tentang keluarga dan siapapun yang akan mendekatinya, menjauh dari manusia seperti hidup yang paling menyenangkan.

*

Alrescha Nero, pria dingin yang kaya raya namun tidak pernah percaya dengan hal-hal mustahil, ia adalah orang yang sering di bilang berdarah merah (Pemberani) hingga Alrescha di pertemukan pada seorang gadis bernama Alissa Moon.

Konon katanya gadis itu selalu membawa nasib buruk pada setiap orang yang di temuinya, dan ternyata benar, gadis itu membawa kesialan terhadap Arabella, kekasih yang ia cintai, namun tidak mencintainya.

Hingga akhirnya, ketidak cocokan Alrescha dengan keluarga Nero, berujung pada saling bunuh dan sudah banyak ancaman pembunuhan yang di tujukan padanya, namun Alissa Moon mampu menengkis segala rencana mengerikan itu, menyelamatkan dirinya dan berulang kali membuat Alrescha merasa hutang budi.

Untuk pertama kalinya, Alrescha mempercayai hal mustahil tentang Alissa, membuat pria itu menahan gadis pembawa sial itu di sisinya, untuk meminta pertangung jawaban atas kecelakaan Arabella, hingga keduanya di pertemukan dengan sebuah takdir yang sudah mengikat mereka, satu sama yang lainya.

*

Selamat membaca Novel ini, semoga kalian akan terus membacanya hingga kita bertemu diakir cerita💜

Selain itu, kalian akan saya bawa kedalam rasa sakit penderitaan Alrescha dan Arabella, menguak misteri tentang Alissa, hingga hubungan yang tidak terduga tentang mereka.

Novel ini akan membuat kita belajar, bagaimana caranya melepaskan seseorang yang kamu cintai tapi tidak mencintaimu?Bagaimana caranya bertahan diantara rasa yang terlanjur besar atas luka yang melebar? Dan juga, Bagaimana cara Ikhlas untuk saling mengikat diantara peliknya sebuah rasa yang hampir melepaskan!

[Bos, I Love You Episode : 02] Dua pasangan di Halte bus.

Sore itu, hujan terjun bebas ke permukaan bumi, sembari menyisir habis seluruh debu yang di ciptakan oleh polusi, bau alam yang tercium khas membuat ketenagan tersendiri bagi Alissa, bahkan semua orang berhenti dari perjalanan untuk menepi sebenatar saja, guna melindungi diri dari air yang terjun bebas tanpa terkira.

Saat kita menegadahkan kepala kearah langit, sambil berbisik ke batin paling terdalam, ada getaran asing yang membuat hati terasa nyaman, bahkan saat itu juga ada Zat yang kasat mata seperti pelindung dikala senja, apakah ini kekuatan yang maha kuasa?

Pertanyaan itu terhenti saat dua orang asing menepi di hadapannya.

“Aish….kenapa tiba-tiba hujan” gerutu seorang pria sembari menepuk-nepuk pundaknya yang terkena air hujan.

Membuat gadis di sisinya tersenyum manis sambil membantu pria itu, saat ini bumi tengah menyaksikan senyum mereka yang saut-sautan, diantara kedua manik mata yang tengah bertatapan, nampaknya dua orang di hadaoan Alissa adalah pasangan kekasih.

“Jangan mengeluh, nikmati saja, sebentar lagi juga reda” balasnya dengan senyum menenagkan, bahkan gadis yang mengunakan hondie coklat dengan tas tali selempang yang ia letakan disisi kanan, menjulurkan permukaan tangan untuk meikmati hantaman air yang menyentuh kulit.

“Ck” Decak pria itu kepada Arabella.

Seketika ada rona malu yang tertampil dipipi mereka, bahkan pria yang mengunakan jas formal, lengkap dengan jam tangan mahal yang melingkar di pergelangan tanganya merangkul pundak Arabella, pria itu mengusap kepala gadis yang ia cinta dengan sikap memanjai, bahkan pelangi-pun akan cemburu karnanya.

Tentu saja sekilas lihat, semuanya bisa menebak jika mereka adalah pasangan yang terjerat api cinta, membuat Alissa menepikan sedikit tubuh sebab ia cukup enggan menjadi pengganggu di antara keduanya.

Pakaian hangat yang membalut tubuhnya, di gunakam dengan sempurna sambil berpangku tangan, untuk melindungi diri dari hawa dingin, bahkan saat wanita asing itu melirik kearah Alissa, membuat Alissa menyadari namun ia tidak ingin menganggu.

Sebab Alissa sadar diri akan keberadaanya, untuk itulah, ia tidak ingin ikut campur lagi dengan kehidupan manusia, Alissa memilih bersikap cuek seolah tidak peduli sama sekali, meskipun sedari tadi mengamati mereka.

Bagaimanapun, Alissa harus menyembunyikan kekuataan yang ia miliki, semenjak lulus dari Universitas yang terkenal di Negara ini, lebih tepatnya berada di Provisi bagian timur, Alissa kembali ke Kota untuk menjajah kehidupan baru, kali ini ia tidak ingin di kenal siapapun dan hanya ingin menjauh dari orang-orang yang pernah menyulitkan hidup alissa sebelumnya, tentu dengan sikap rajin yang ia miliki, mengantarkan Alissa menjadi siswi berprestasi, sehingga ia dengan mudah memasuki perusahaan yang terkemuka di kota ini.

“Permisi Nona.....” sapa wanita di sampingnya, membuat mata Alissa membulat secara sempurna, sebab hal yang ia takuti lagi-lagi terjadi.

Untuk itulah, Alissa tidak boleh menyapanya, ia harus mengabaikan panggilan Arabella, sambil menyembunyikan wajah untuk melihat kearah pepohonan yang bergoyang akibat angin kencang yang tengah membawa hujan.

Tentu saja tingkah aneh itu mengundang kecurigaan di wajah pria yang memiliki porporsi tubuh sempurna, bahkan Alissa menyadari saat itu tatapan tajamnya tengah tertuju pada Alissa.

Hanya saja demi kebahagian bersama, Alissa tidak memiliki pilihan, selain menjauh dari tatapan manusia, sebab hanya itulah jalan satu-satunya untuk tidak membaca memori mereka.

“Nona…” sambung Arabella sekali lagi, untuk menegur Alissa yang terlihat ketakutan, tapi lagi-lagi wanita itu tidak ingin mengalah, dengan segera Alissa menghindari setiap tatapan mata yang ingin Arabella lakukan, sambil menyembunyikan wajah kearah berlawanan.

Tentu saja Arabella tidak mengerti akan sikap yang di tampikan wanita asing itu, saat ini ia hanya menebak, apakah wanita itu tengah sakit, atau terjadi sesuatu padanya hingga menghindar.

“Permisi nona, apakah anda tidak bisa menghargai orang lain” celetuk pria bertubuh kekar itu dengan nada ketus, bahkan membuat Alissa terdiam tanpa mampu membalikan badan.

Ia menjayadari mata tajam itu tertuju dengan tatapan tidak suka, bahkan wanita yang begitu gigih menyapanya, menampakan wajah hingga tanpa sengaja terekspos di kedua mata Alissa.

Tapi kali ini berbeda. Kesedihan, penderitaan, penyiksaan, tekanan, rasa perih, sakit, pedih bercampur aduk di dalam jiwa paling terdalam, bahkan senyum manis yang terlihat sempurna, adalah sampul luar untuk membungkus jiwa yang hancur lebur hingga berantakan, kenapa wanita itu sangat menderita? Jika pria di sampingnya membawa banyak kebahagian, dan kenapa--

“Nona dompet anda jatuh” timpal wanita cantik dengan hondie coklat yang ia kenakan, bahkan senyum manisnya mampu menguatkan air mata Alissa yang sulit tertahan.

“Nona, apa anda baik-baik saja?” sambung Arabella sekali lagi, membuat bibir Alissa bergetar sebab sangat sulit untuk dirinya bicara, bahkan air mata berlinang begitu saja.

Entah kenapa ada sedikit sesak yang membelengu dada, bahkan Alissa menepuk dadanya dengan keras, untuk melepaskan cekikak yang membuat tubuhnya menderita.

Kenapa rasa sakit wanita itu, mampu di rasakan Alissa? Seolah, sakit itu seperti nyata yang sulit di pudarkan begitu saja. Kenapa wanita bernama Arabella itu memberikan energi aneh dari biasanya? Apa maksud semua ini? Apakah ada sesuatu yang perlu Allissa cari tahu tentang gadis bernama Arabella tersebut!

“Nona apa kau sakit?” tanya Arabella sekali lagi, sambil meraih pundak Alissa dengan penuh cemas.

“A-Aku tidak apa-apa....” sahutnya dengan segera hingga memberanikan diri bersuara.

Tentu saja Alissa tengah menahan air mata untuk tidak tumpah begitu saja, bahkan ia masih merasakan sesak di bagian dada guna mengontrol emosi yang ingin meledak.

"Baiklah..." lirih Arabella dengan pandangan bingung, ia mengaruk kepalanya seolah gadis itu bertingkah aneh, namun apapun masalahnya, setidkanya Arabella sudah menawarkan pertanyaan.

Baru saja Arabella membalikan badan untuk mendekati kekasihnya, tangan itu mencegat dengan kencang, mencengkramnya dengan pandangan takut yang membuat Arabella terpana. "Tu-Tunggu..." seru Alissa dengan suara bergetar.

“Apa anda bisa pergi setelah hujan reda, dan teruslah berdiam diri disini hingga malam, jangan lakukan apapun, jangan peduli degan apa-pun, tetaplah di samping pria itu!” pinta Alissa kepada wanita yang memasang raut wajah binggung, bahkan membuat alis pria yang sedari tadi menatap mereka bertaut secara tajam, seolah semakin tidak menyukai tingkah yang Alissa yang begitu aneh.

“Maaf nona, kami hanya memberikaan dompet anda, jika anda sedang sakit, lebih baik berobat secapatnya” ketusnya sambil menarik tubuh Arabella.

Seketika tatapan Arabella terangkat kearah Alrescha, bahkan Alissa mengalihkan pandangan kearah pria itu, kali ini ia ingin mencari tahu jawaban, mata Alissa bertatapan secara tajam, seolah ia sangat siap dalam menghadapi kenyataan, apa yang ada dimata pria itu?

Tapi lagi-lagi semua ini di luar dugaan,

Alissa tidak bisa mendeteksi apapun dari ingatan nya, baik itu masa lalu dan masa depanya, semuanya hanya lembaram kosong yang tidak bisa Alissa baca, kenapa bisa seperti ini, bahkan tubuhnya bergindik ngeri seolah ini pertama kalinya Alissa alami.

Alissa masih tidak mengerti, kenapa dirinya di suguhkan dengan ingatan yang begitu panjang dan dalam dari Arabella, bahkan selama ini ia tidak pernah melihat seseorang dengan ke seluruhan cerita hidupnya, tapi kali ini memori tentang wanita itu tergambar begitu jelas, dari dirinya yang di pisahkan dengan seseorang, hingga perlakuan orang tua angkat yang menyiksa Arabella setiap saat, bahkan saat saudara tirinya terjerat api cemburu, membuat mereka tidak pernah bersikap baik padanya, hanya saja pria yang bertubuh kekar itu, dengan tampilan tajam nan gagah, menyelamatkan wanita yang bernama Arabella Kalista, ia yang melindungi wanita itu hingga sekarang kehidupan neraka Arabella, telah merdeka dari penjajahan mereka, bahkan rencana pernikahan yang sudah mereka rancang itu membuat Alissa turut berduka.

Tepat di pertengahan hari antara pukul 18.00 semua kehidupan Arabella terhenti, bahkan pria yang ada di sampingnya akan menyalahkan Alissa atas semua ini, tapi apa maksud dari memori dan prediksi yang sekilas itu?

Alissa tidak pernah melihat kebencian yang begitu besar sebelumnya, bahkan ia tidak pernah melihat orang yang begitu menderita seperti wanita bernama Arabella.

Lain dari itu, yang tidak bisa Alissa percaya adalah pria yang terlihat sempurna, sama sekali tidak bisa Alissa akses ke dalam memori hidupnya. Alissa tidak bisa melihat apapun tentang pria yang bernama Alrescha Nero, ia hanya bisa melihat pria itu di dalam ingatan kekasihnya.

Siapa sebenarnya pria itu, hingga mata Alissa tidak bisa mengakses dirinya, apakah harus melakukan sentuhan fisik agar Alissa bisa menemukan jawabannya? Tidak mungkin kan!

“Kenapa orang itu aneh sekali” gerutu Alrescha ketika memeluk kekasihnya, bahkan ia tidak suka melihat Alissa yang terus menatap dirinya dengan mata membulat penuh keterkejutan.

Sesama orang asing yang tidak saling kenal, bukankah ini sikap kurang ajar yang menganggu kenyamanan orang lain, hanya saja Alrescha tengah bersama Arabella, ia tidak bisa bertingkah seperti dirinya biasa, lagian orang yang ia anggap gila itu adalah seorang wanita, jadi Alresca memilih diam di sampingnya kekasihnya, dari pada meladeni wanita aneh tersebut.

“Al, jangan begitu” tegur Arabella pada pria yang risih sekali dengan orang asing, tentu saja Abel mengerti jika kekasihnya amat membenci orang aneh yang tidak ia sukai, hanya saja Arabella sedikit berdebar melihat tatapan mata Alissa, seolah mengatakan sesuatu yang begitu susah di ucapkannya.

Arabella dan Alissa masih saja bertatapan satu sama lain, bahkan mata Alissa memindai secara sempurna untuk mencari jabawan yang sebenarnya, semakin banyak ia mengetahui masa lalu wanita bernama Arabella ini, semakin besar hantaman yang menyakiti dadanya.

“No-nona aku sadar ucapanku ini terdengar sedikit aneh dan gila, tapi aku mohon jangan pergi dari sini” paksa Alissa sekali lagi, ia mengatupkan kedua tangan seolah berharap wanita itu mengerti dengan ucapan yang Alissa lontarkan.

Baginya Arabella tidak memiliki waktu untuk menolak dan bertanya, karna waktu kematian Arabella Kalista akan bergerak sebentar lagi, jadi jalan satu-satunya adalah menahan wanita itu di sisi kekasihnya.

“Hei, ada apa dengan mu, jika ada yang ingin kau katakan, maka bicara yang jelas! Jangan menganggu orang seperti ini, apa kau tidak sadar, sikap anehmu ini sangat menyebalkan!” gerutu Alrescha dengan nada ketus, membuat Alissa sedikit tertegun memandangnya.

"Aku sungguh-sungguh dalam mengatakanya, jangan biarkan kekasihmu pergi dari sini dalam 1 jam kedepan, jika kau tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi, lebih baik dengarkan aku"

"Apa kau tengah mengutuk kekasihku!" geram Alrescha dengan tidak terima, membuat Alissa mengelengakan kepala seketika.

"Aku tidak mengutuk, mungkin ini sulit di percayai, tapi anggap saja aku seorang peramal masa depan. Maka dengarkan saja apa yang aku katakan"

"Apa kau fikir aku gila, bisa percaya hal begituan, Nona aneh--"

"Al, sudahn! Jangan bicara sembarangan!" tukas Arabella pada kekasihnya, membuat pria itu terdiam seketika.

Sedangkan kedua tangan Alissa bergetar hebat, tubuh hampir kehilangan tenaga , namun sekuat tenaga di paksa kuat untuk menerima ingatan yang menyiksa, Alissa menatap dengan penuh percaya diri, bukankah ia sudah terbiasa begini, mendapatkan respon sebagai orang aneh dimata manusia, jadi untuk apa Alissa melemahkan dirinya, ia tidak bisa membuat kesalahan, setidaknya dengan bertahan menjadi orang aneh adalah cara untuk menghindari penyesalan.

“Nona Arabella, apa anda percaya padaku?” tanya Alissa dengan mata mengancam, membuat Alrescha dan Arabella tidak menyangka wanita itu menyebutkan nama Arabella dengan lantang.

Membuat pertanyaan besar di kepala keduanya, bahkan wajah Alrescha Nero sudah mengelap, sebab seorang gadis berani bicara mengenai nama Arabella, siapa dia?

“Saya tidak tahu jika anda percaya atau tidak, tapi saya mohon anda harus percaya. Pernikahan kalian akan di adakan bulan depan, saat ini kalian tengah menyiapkan segalanya bukan, bahkan anda sudah berencana mengadakanya di Villa pria itu yang berada di Skotlandia, tentu pernikahan itu tidak di setujui oleh keluarga pihak laki-laki, namun kalian tetap memaksa, tapi itu masalah kalian! Aku perlu mengatakan ini agar anda mempercayai ucapan ku Nona”

Sontak kalimat Alissa membuat Alrescha dan Abel terdiam memandang kearahnya, melihat respon dari keduanya, ada kesempatan untuk Alissa memperingati, ia menarik nafas sambil mengontrol emosi, Alissa berusaha menatap mata Arabella agar ucapnya di hargai.

“S-Seperti ucapan yang saya katakan barusan, tetaplah disini sampai hujan berhenti, hingga pukul 18.00, saya mohon!” lirihnya dengan gugup, membuat Arabella merinding mendengar lontaran kata dari wanita itu.

Tentu saat ini dirinya antara percaya atau tidak, sebab wanita asing yang tidak pernah ia kenal sebelumnya, bisa membaca kehidupan Arabella secara tepat, bahkan penjabaranya saja mampu membuat Alrescha terdiam, seolah setuju dengan dirinya, tapi apa maksud dari ucapan wanita itu?

Memangnya untuk apa dirinya berdiam diri di Halte sampai jam 18.00?

“Pergilah, kami akan disini!” perintah Alrescha, entah kenapa ia lebih memilih jalan damai, dari pada berdebat dengan orang aneh itu yang tidak mempolehkan mereka pergi, lebih baik dia yang beranjak dari sana, sebab Alrescha tidak tahu kenapa wanita itu sangat mengesalkan, tapi ada sedikit takut setelah penjabaran yang ia tuturkan.

Setelah selesai dengan ucapannya, Alissa menerobos hujan sembari menjauh dari mereka, semoga saja setelah apa yang dia ucapkan Alissa di sambut baik oleh wanita bernama Arabella, setidaknya dengan begini Alissa tidak akan merasa bersalah lagi, meskipun ada hal yang menganjil di batinya, namun Alissa berusaha untuk mengabaikan, tentu saja pria asing itu amat menganggu dirinya, berkali-kalipun Alissa menatap dirinya, tetap saja ia tidak bisa melihat apapun, bahkan berkali-kalipun Alissa melihatnya, sungguh membuat Alissa tidak mampu memprediksinya, bukankah ini sangat aneh, bahkan hampir saja menganggu ketenangan ragawinya.

Brak……

Suara hantaman keras itu menghentikan langkah kaki Alissa, matanya menatap nanar kearah depan, diantara tubuh yang merinding di tengah hujan yang menguyur dengan rintik-rintik, bukankah suara ini sangat khas dengan kecelakaan lalu lintas, bahkan hampir sama dengan suara yang tadi ia dengar di dalam kehidupan masa depan Arabella Kalista

Hingga dirinya tidak kuasa lagi menahan diri, gadis itu menarik nafas dengan berat, sambil berbalik secara perlahan, hingga ia membisu di tempat, jika saat ini Allisa dapat mengkonfirmasi, jika ini adalah masa depan tentang wanita bernama Arabella, ia akan mengalami kecelakaan atau kematian.

[Bos, I Love You Episode : 03] Apakah gadis itu peramal?

Tubuh Alrescha ambruk seketika, ia masih tidak percaya dengan apa sedang disaksikan oleh kedua matanya, persetan dengan ketidak percayaan itu, Alrescha berdiri sekuat tenaga untuk melangkah menghampiri Abel yang terbujur disana, pria itu meringkuh Arabella yang sudah berlinang dengan darah dimana-mana, bahkan kecelakaan yang terjadi senja ini dibawah langit yang tengah berduka, menghentikan arus lalu lintas yang padat kendaraan, rintihan tersakit Alrescha mengema memekakan ruang hati, seolah ia tidak ingin menerima semua kenyataan bahwa ada kemungkinan Arabella seperti meninggalkanyan.

"A-Abell, kenapa jadi begini, aku takut" rintihnya seraya memeluk Arabella dengan ketakutan, namun Alrescha sadar, sikapnya ini hanya akan memperburuk keadaan.

Untuk itulah, Alrescha meraih ponsel yang ada di kantong celana, menghubungi para ajudan agar sesegera mungkin menangani Arabella.

Sekejap mata semua mobil beriringan menyelamatkan wanita Alrescha Nero, bahkan Alissa yang tertegun dengan diam di ujung trotoar jalan , melirik kearah belakang dengan tidak percaya.

Kenapa malah jadi separah ini, baru saja ia memperingati gadis itu untuk tidak pergi dari sana, dan mereka juga mengsepakatinya, namun hal yang Alissa prediksi malah terjadi lebih cepat dari perkiraanya.

Untuk kali pertamanya prediksi Alissa salah. Apakah wanita itu sudah mengetahui kematianya, hingga berjalan sendirian menuju alam damai? Tapi kenapa ia melakukan hal itu, jika disisinya sudah ada Alrescha Nero yang sangat hangat dan mencintainya dnegan tulus, membuat Alissa dibalut rasa bersalah hingga menepuk dadanya akibat sesak yang melanda.

Anak buahnya sudah berhasil memindahkan Arabella, namun langkah Alrescha terhenti tatkala mengurungkan niat memasuki kabin penumpang, ia memalingkan kepala kearah belakang untuk menatap penuh ancaman kearah Alissa, mata Alrescha Nero menatap tajam untuk mengigat jelas wajah wanita aneh dengan ucapan yang seperti kutukan itu.

Mata Alissa mengerjap takut, ia merengsekan kaki kearah belakang seolah menolak tuduhan yang Alrescha tancapkan, bukan dia yang mengutuk, bukan dia yang membuat gadis itu mengalami kecelakaan, tapi Alissa hanya memprediksi diluar keinginanya, apakah ini juga salahnya? Kenapa pria itu harus menyalahkan Alissa hingga membencinya sebesar itu, bahkan Alissa tidak percaya ia akan terjebak dengan Alrescha Nero.

Pria itu masuk dengan cepat, mendudukan diri dikursi penumpang sembari menghalau lalu lintas yang membawa calon istri Alrescha kerumah sakit bersadarkan protokol jalan, tentu saja rumah sakit itu adalah Rumah Sakit terbaik dengan layanan VVIP yang bisa diakses oleh orang setingkat Alrescha Nero, wanita yang terbujur parah dengan darah yang menyambar kebaju Alrescha membuat tim Dokter segera menanganinya, bahkan hampir saja semuanya terlihat gugup karna detak jantung wanita itu begitu lemah, hingga kemungkinan yang dimiliki untuk selamat sangatlah kecil.

Tapi siapa yang berani mengatakan itu padanya, mereka mengambil alih Arabella untuk di tangani degan perhatian penuh yang di khususkan untuk wanita Alrrscha Nero.

“Selamatkan dia, jika terjadi sesuatu pda Abel , maka kalian akan menangung smeuanya” ancam Alrescha dengan ultimatum tegas, membuat semua orang bergindik ngeri hingga melakukan pekerjaanya sesegera mungkin, bahkan hampir saja mereka hilang kendali, akibat ucapan yang dilontarkan pria itu.

Alrescha menaiki lift yang menuju langsung ke ruang VVIP, bahkan para pengawalnya mensejajarkan posisi untuk penjagaan, tempat itu dokosongkan hanya untuk Arabella, sedangkan pria dingin dengan wajah pucat pasi sedari tadi masih berdiri dengan tegang, seolah masih tidak percaya dengan apa yang terjadi, ketakutan akan kehilangan Arabella semakin tersamarkan secara jelas.

Yang Alrescha pertanyakan, kenapa Abel berlari ketengah jalan untuk menyelamatkan orang asing, apa dia fikir dirinya pahlawan yang bisa menyelamatkan manusia, membuat Alrescha tidak habis fikir dengan semua yang menimpa calon istrinya.

Demi apapun Alrescha tidak menyaka jika Arabella sebodoh itu, apakah ia tidak mencintai Alrescha lagi, bahkan untuk pertama kalinya Alrescha Nero mempercayai perkataan wanita yang dia anggap gila, tapi Arabella yang penuh peduli itu, malah mengabaikan peringatan itu, entah kenapa bayangan wanita asing tersebut terpampang jelas di memorinya, hingga sulit dihilangkan, membuat Alrescha sulit mengontrol emosi sambari menghempaskan pukulan kearah kaca yang ada diruang tunggu, membuat anak buah Alrescha, saling tatap-tatapan tanpa mampu bertindak.

Mata yang penuh dendam, dengan hati yang sulit memaafkan, membuat Alrescha Nero tidak bisa membiarkan ini semua, ia menatap keruang operasi yang tengah menangani wanitanya, bagaimanapun Arabella tidak boleh pergi, ia tidak boleh meninggalkanya, karna Alrescha tidak bisa hidup tanpa wanita itu, bahkan sehari saja ia tidak bisa membayangkan jika Arabella tidak ada di sisinya.

“Periskas CCTV yang ada disekitar Halte, cari wanita yang mengunakan pakaian berwarna hitam yang berada diantara kami, aku ingin kalian menemukanya secepat mungkin, dan tahan dia dimarkas yang ada dipertambangan kosong, pastikan orang yang menabrak Abel mendapatkan ganjaran yang setimpal, bahkan sebelum membunuhnya siksa dia 10 kali lipat dari yang Abel rasakan!!” perintah Alrescha Nero dengan penuh perhitungan, bahkan membuat dirinya kehilangan akal tanpa mampu berpikir lagi, persetan dengan gendernya sebagai wanita, jalan satu-satunya melepaskan dendam dengan menghabisi musuh.

Anak buah yang ada di sana melakukan tugas mereka, namun ada beberapa yang masih berjaga, untuk tetap di posisi siaga, bagaimanapun Alrescha tidak ingin wanitanya di sentuh tangan oleh siapapun.

*

“Dimana aku?” Alissa mengeliatkan badan untuk membuka ikatan yang melilit pergelangan tangan dan kakinya, bahkan wajahnya di tutup dengan karung goni hingga tidak bisa melihat lingkungan sekitar, Alissa menyadari ada beberapa orang asing yang berada di sisinya, bahkan tampak sekali ada beberapa dari mereka yang tengah menghidupkan api di hadapan Alissa.

Apa mereka ingin membakar Alissa hidup-hidup, tapi kenapa? Apa dia telah melakukan kesalahan? Apakah ini ulah pria yang mengerikan itu? Kenapa Alissa harus di perlakukan seperti ini? Padahal Alissa sudah melakukan tugasnya, pria itu yang mengusir dirinya dari sana, dan gadis itu yang mengantarkan nyawanya sendiri, namun sekarang Alissa yang diperlakukan tidak pantas, benar-benar membuat dirinya semakin tidak terima!

“Kenapa kalian mengikat tanganku, apa kalian pikir kalian pantas!” bentaknya dengan geram.

Sungguh Alissa tidak menyangka jika dirinya berada di posisi seperti ini, untuk kali pertamanya ada sedikit takut di batin Alissa, ia tidak ingin berada di lingkungan menyeramkan lagi, tapi lagi-lagi ia tertarik kesini, Alissa hanya ingin bekerja dan memulai hidupnya dengan baik, tapi kenapa ia malah terlibat dengan hal mengerikan, apakah Alissa tidak di perbolehkan hidup tenang untuk bahagia, bahkan semua hal yang telah terjadi ini, benar-benar membuat Alissa muak atas hidup yang paling menyusahkan.

“Apa kau tidak bisa diam! Hidupmu akan berakir malam ini. Bahkan selama ini Tuan tidak pernah melakukan hal kasar pada wanita, tapi sekarang ia akan melakukanya khusus untukmu. Aku tidak tahu apa masalahmu dengan Tuan Nero, hingga ia mengantarkanmu ke tempat mengerikan ini, yang jelas persiapkan dirimu Nona"

Apa maksud pria itu? Apakah ia benar-benar akan hilang malam ini? Yang jelas perkataan orang barusan membuat Alissa terdiam untuk mendengar sumber suara, Alissa tidak bisa menyerah begitu saja ia harus mencari celah untuk melindungi dirinya.

Untuk itulah, Alissa dapat merasakan yang sedang bicara denganya itu adalah suara pria dewasa, Alissa dapat memastikan jika di ruangan ini hanya ada pria-pria yang ia lihat tadi sore, pria bertubuh kekar yang mengikuti perintah majikanya seperti anjing.

“Apa kau yakin aku akan berakhir malam ini? Tapi entah kenapa aku melihat sesuatu yang berbeda” lirih Alissa dengan nada mengerikan, bahkan membuat semua orang saling bertatapan.

“Apa yang di katakan wanita gila itu, apa dia tengah mengancam kita” sontak tawa penuh hiburan mengema disana, sedangkan Alissa menyunggingkan senyum seolah merasa kasihan.

Dengan kasar mereka membuka karung yang melingkup kepala Alissa hingga menjambak rambut tebalnya, gadis itu menegadahkan sedikit wajah kepadanya, hingga dagunya mendongak pongah pada pria kurang ajar itu.

“Apa aku boleh bersenang-senang Nona, sebelum Taun menghabisi nyawamu?” tawar pria itu dengan penuh penghinaan, membuat wajah Alissa mengelap tanpa ada emosi yang terlihat, entah kenapa setelah menatap mata pria itu, ia bisa merasakan sebentar lagi kehidupan akan menghukum mereka semua.

“Agh..” sebuah ingatan aneh menyakiti kepalanya, hingga rasa perih mendera kepala Alissa.

“Hei. Apa yang kau lakukan, Tuan akan marah jika kau menyakitinya” timpal yang lain dengan panik, setelah mendengar nada kesakitan dari Alissa.

“Aku tidak menyakiti wanita ini, aku bahkan tidak melakukan apapun” balasnya sambil melepaskan tangan dari rambut Alissa, membuat gadis itu memejamkan mata untuk memperjelas penglihatan.

“Tidak!!” tolak Alissa dengan frustasi, bahkan suara ketakutan yang di raungkan Alissa mampu menarik seluruh perhatian mereka.

“Kenapa dengan dia?” tanya mereka dengan binggung, sebab Alissa seperti kerasukan sesuatu yang membuat semua orang sangat panik.

“Apa kalian bisa menghubungi Alrescha Nero, aku mohon hubungi dia!” pintanya dengan wajah khawatir, tentu membuat semua orang tidak percaya jika wanita itu mengetahui nama tuanya, apa dia bisa mengetahui sesuatu, tapi bagaimana mungkin wanita itu mengetahui siapa yang menculik dirinya.

“Aku tidak punya waktu, cepat hubungi dia. Jika kalian ingin menyelamatkan nyawa Alrescha Nero! Lekas hubungi Tuan kalian” bentak alissa dengan gila, bahkan ia mencoba membuka ikatan dengan seluruh kekuaatan, tapi semua orang masih saja mematung di posisi, membuat gadis itu semakin tidak tahan dengan keadaan ini.

“Apa kalian tuli! Cepat hubungi dia. Jika tidak...... kalian semua akan mati disini, dan dia--” terus Alissa dengan nada mengancam, membuat semua orang terperagap tidak percaya, apakah wanita itu sedang melindur dengan mengatakan hal aneh untuk menakuti semuanya.

"Janga ber-ekting di depanku, kau tidak cocok dengan ekting peduli itu" hina pria yang tadi menjambak rambut Alissa.

"Terserah padamu, tapi aku serius, jika Alrescha Nero akan mengalami sesuatu yang buruk jika kalian tidak menghentikannya."

"Apa otakmu terbentur Nona, jangan membuatku semakin sakit perut, kau bahkan terlihat seperti gadis bodoh!"

"Astaga, kumpulan dungu ini" geram Alissa dalam situasi menyebalkan.

Alissa tidak bisa menjelaskan tentang dirinya, namun ia harus bisa meyakinkan semua orang, untuk itulah, Alissa mengangkat kepala dengan pongah sambil menegadahkan wajah penuh penghinaan, ia terkekeh dengan puas milihat kebodohan mereka, sebelum akirnya bicara.

“Baiklah!! Jika kalian tidak ingin mempercayai ucapanku, aku akan mengatakan salam terakir, selamat tinggal!” ancam Alissa dengan tajam, bahkan suara dan tatapan mata wanita itu begitu menyeramkan, seolah bukan dirinya yang bicara, hingga seorang anak buah yang berada di depanya bergindik ngeri.

“Hubungi saja Tuan Alrescha” pinta seseorang yang ada di sudut ruangan, membuat pria yang tadinya begitu menghina menunjukan wajah khawatir.

"Apa kau gila, jika itu aku lakukan, Tuan Nero benar-benar melenyapkanku"

"Tapi jika terjadi sesuatu dengan Tuan Nero bagaimana? Apa kau akan bertanggung jawab" hingga semua orang bungkam, bahkan mereka tidak ingin bersuara sebab mereka amat gugup melakukan panggilan itu.

"Yasudah akan aku hubungi" lirihnya dengan mengalah, ia beranjak menjauh dari Alissa untuk menghubungi Alrescha.

Beberapa detik panggilan itu menyambungkan, hingga anak buathAlrescha benar-benar gugup untuk bicara.

“Kenapa kau menghubungi ku!” bentak Alrescha dengan kesal, bahkan pria yang penuh percaya diri itu, gugup untuk menyampaikan ucapan wanita gila tersebut.

“Anu…T-Tuan, wanita gila itu mengatakan hal aneh” lirihnya dengan takut, membuat Alrescha tertegun di kabin penumpang, bahkan ia terhenti untuk mencerna lagi perkataan ajudanya, apakah ia harus percaya lagi padanya atau mengabaikan, api entah kenapa ucapan wanita itu sangat menganggu Alrescha.

“Alrescha Nero, keluar dari mobil itu segera!! Hentikan perjalanan dan menjauh secepatnya!” teriak Alissa dengan kekuatan penuh, membuat semua ajudan merasa kaget atas kelancagan yang dilakukan Alissa, bahkan mereka berlari kearah Alissa untuk membungkam mulutnya, sedangkan Alissa berusaha melepaskan diri namun kekuatan mereka mampu mengalahkan tubuh kecil yang tidak sebanding dengan pria berotot nan kuat tersebut.

“Apa yang kau katakan! Diamlah!” bentak seseorang padanya, tapi Alissa masih saja berusaha untuk melepaskan diri, hingga gadis itu membenturkan kepala kearah ajudan Alrescha, dan berhasil melepaskan jeratan dari pria itu.

“Percaya padaku. Seseorang menaruh bom peledak berskala besar dimobil yang kau kendarai. Cepat hentikan mobil itu, dan keluar dari sana sesegera mungkin” pinta Alissa dengan teriakan kencang, hingga pria yang tengah menghubungi Alrescha menjauhkan ponsel darinya.

“Tidakah kau bisa diam! Urus dia!” titahnya kepada seluruh rekan kerja itu.

“Aku mohon Alrescha!”

Duarrrrr...........

Suara ledakan membungkam mulut semua orang tak terkecuali Alissa, ia yang lebih shok dengan apa yang terjadi, hingga membuat Alissa tidak mampu memperjelas perasaanya saat ini. Bahkan beberapa anak buah Alrescha di buat gugup tak kepalang atas suara ledakan yang terjadi dibalik ponsel itu.

"Apakah gadis itu peramal" itulah yang mereka fikirkan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!