NovelToon NovelToon

Kembalilah (Istri Kesayangan Tuan Delon)

Prolog

...Selamat datang readers tercinta di karya terbaru othor ramah. Semoga suka, jangan lupa tinggalkan jejaknya. Tekan favorit, like, dan komen agar othor semangat selalu. Jejak kalian penyemangat othor....

...Bagi yang belum baca Istri Simpanan Tuan Delon disarankan mampir dulu ya..😍😍...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Angin berhembus, memberikan kesejukan dalam hati. Duka lara dirasakan oleh Delon ketika harus kehilangan Zifana, istri ke dua Delon. Wanita yang dia cintai.

Cintai? Ya, bahkan sangat dia cintai. Tapi sayangnya dia baru menyadari saat Zifana telah pergi karna permintaan Delon sendiri. Kepergian Zifana memberikan luka yang sempat menghancurkan hatinya.

Ketika cinta buta pada mantan istrinya menjadikan kebodohan dalam dirinya, maka pengkhianatan dari mantan istrinya juga menjadikan dirinya sadar atas kesalahannya. Diterimanya semua pelajaran hidup dengan lapang dada. Kadang kala, sebelum mendapatkan kebahagiaan manusia dituntut untuk bersusah payah.

Delon menghela napas dalam dalam. Kini, tak mau lagi menjadi bodoh karna cinta. Karna sesungguhnya cinta abadi hanya pada ilahi. Pada sang pencipta langit dan bumi.

Delon berdiri di pinggiran pantai menatap deburan ombak yang berkejaran di sana, mendekat, mendekat dan membasahi kakinya.

Dia mencoba untuk tersenyum, meski lara masih berlabuh dalam dada. Satu nama yang bertahta dalam batinnya yang kini terpasrahkan pada sang maha kuasa. Zifana aurora Manda.

Ingatannya melayang jauh ke masa lalu.

"Saya nikahkan dan saya kawinkan Zifana Aurora manda binti Zhein Raharja Winata Sinatria dengan Arzenio Delon wilantama bin Daud Al Ghozali Wilantama dengan mas kawin uang tunai sejumlah satu miliar rupiah dibayar tunai," ucap penghulu.

"Saya terima nikah dan kawinya Zifana aurora manda binti Zhein raharja Winata Sinatria dengan mas kawin uang sejumlah satu miliar dibayar tunai,"

Jawabnya dalam satu tarikan napas dan disahut kata Sah oleh para saksi.

Delon tersenyum getir, kesadarannya kembali pada masa kini. Delon mengusap wajahnya dengan kasar. Menatap deburan ombak yang membuat dirinya sedikit tenang.

"Jika masih ditakdirkan untuk bersama, kita akan berjumpa," lirihnya.

Pasrahkan semua pada Sang Maha Kuasa, jodoh, mati, rezeki sudah diaturnya. Tidak perlu kau depresi memikirkan itu semua. Jika istrimu masih menjadi jodohmu dia akan kembali padamu. Tugasmu usaha dan berdoa, biar hasil akhir Allah yang menentukan.

Ucapan Ustadz Habib, ustad yang menjadi pembimbingnya dalam mencari ilmu agama beberapa minggu ini tampak mengiang di pikiran Delon.

Delon mengedarkan pandangannya, menatap ke arah sana. Bahagia saat melihat keluarganya berkumpul. Hanya Zifana yang tidak ada di sampingnya.

Delon meraih sebuah botol, kertas dan pena yang tadi diberikan oleh Elia, putri angkatnya. Dia menuliskan sesuatu di kertas itu. Memasukan dalam botol dan melempar ke hamparan laut yang luas. Dia merasa lega saat berhasil melempar botol itu. Beban dalam hatinya seakan berkurang.

Saat itu, Kakek dan Andreas asistennya mendekat ke arah Delon. Mereka tampak bahagia melihat Delon bisa bangkit lagi setelah depresi. Dua hari ini Delon telah kembali di aktivitas kantor untuk menghilangkan segalanya yang membuatnya tegang, setelah enam minggu dia tak menghendel kantor.

"Kau lebih baik?" tanya Andreas.

Kakek juga berada diantara Delon dan Andreas.

"Aku baik, akan lebih baik lagi kalau yang menyembunyikan istriku segera mengembalikan padaku," ucapnya sambil tersenyum kemudian melangkah pergi.

Uhuk

Kakek tampak tersedak udara saat mendengar ucapan Delon yang seakan menyindirnya, Andreas segera memberikan botol minum pada kakeknya.

Delon berdiri menatap ke arah sana, kedua tangannya masuk dalam saku celana, memandang langit luas, biru nan indah.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Di sebrang sana, di lokasi yang sama. Seorang wanita cantik menunggu datangnya subuah botol padanya.

Dia segera meraih botol itu dan membukanya.

...Jodoh, bila Allah menginginkan dua hati untuk bersatu, Dia akan menggerakkan keduanya untuk saling bertemu, meski jarak dan waktu membentang. Aku percaya akan kekuasaan NYA....

Wanita itu menyunggingkan senyum indah. Air mata mengalir dalam benaknya. Memeluk kertas putih bersih berisikan ungkapan hati dalam dekapan hangatnya.

"Aku juga percaya akan kuasanya," lirihnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

IKTD. Klepon

Angin pagi berhembus dengan tenang, bersemilir kesana-kesini memberikan kesejukan. Arzenio delon wilantama, lelaki tampan berusia dua puluh sembilan tahun tengah berdiri di balkon ruang kantor miliknya dengan tegak.

Lelaki yang memegang kendali Wilantama grup dan juga ZA grup itu menghela napas panjang sambil memegang ponselnya dengan tangan kirinya, berbicara dengan orang di sebrang sana. Tangan kanannya berada di saku celana.

Netranya menatap indah suasana sekitar yang sebulan ini tak dirasakannya. Ya, baru dua hari ini dia aktif di kantornya. Rambut pendeknya bergerak kesana kesini karna terpaan angin.

"Jadi bagaimana? Apa nanti kita bisa bertemu Tuan? Kami sudah mengadakan beberapa kali pertemuan dengan asistenmu, dan aku ingin kau turun tangan untuk melihat tempat yang kita sepakati, dengar dengar kau berada di luar negri sebulan ini," ucap suara lelaki di sebrang sana.

Delon menghela napas panjang, jadi Andreas menutupi aibnya dari rekan bisnisnya? Bukan ke luar negri, dia ada di rumah, depresi membuatnya dalam perawatan. Dan beberapa hari terakhir bolak balik ke pesantren milik ustad Habib. Belajar agama disana.

"Kita bertemu nanti. Aku akan mengirimkan alamatnya kepadamu, Tuan," ucap Delon dengan tenang.

"Oke, senang bertemu dengan anda Tuan. Bagi saya bertemu dengan orang hebat seperti anda adalah momen yang langka. Saya tunggu informasi tempatnya Tuan Delon," ucapnya lagi.

"Anda terlalu berlebihan Tuan, aku tidak sehebat yang kau pikirkan. Bahkan aku bukan manusia sempurna, aku juga banyak melakukan kesalahan," lirih Delon.

Hati Delon begitu sesak, bayangan wajah seseorang menyelinap masuk dalam pikirannya. Delon memejamkan matanya, merasakan kesedihan yang berulang kali datang dan pergi dari benaknya. Memainkan emosi jiwanya. Jika tidak bisa mengendalikan dirinya, dia akan membanting apa yang ada di depannya. Tapi, semenjak bersama Ustad Habib emosinya lebih baik, dia bisa mengendalikan dirinya.

"Kau terlalu merendah Tuan, aku tunggu kedatanganmu. Selamat pagi," ucap orang di sebrang kemudian mematikan sambungan teleponnya.

"Selamat pagi," ucap Delon kemudian menutup ponselnya.

Delon memandang ke bawah sana, mengamati lalu lalang mobil yang kesana kesini melewati jalanan. Delon menghela napas panjang, dia mencoba tersenyum.

"Zifana Aurora manda," Lirih Delon sambil menatap ke arah sekitarnya.

Pandangan matanya fokus pada pedagang di gang sana. Beberapa pedagang kaki lima berjajar rapi disana. Delon melihat makanan ala desa, berwarna hijau, bulat, di bungkus daun pisang berwarna hijau, dan juga bertabur kelapa muda.

Delon tersenyum, ingin sekali dirinya makan makanan itu. Delon memutar langkahnya. Tak mau menunggu lagi, dia harus segera manikmatinya.

"Kau mau kemana Tuan?" Andreas yang baru saja datang menatap ke arah Delon.

Tanpa menjawab, Delon segera menekan tombol lift menuju ke lantai bawah. Andreas tampak ikut masuk ke dalam lify.

"Tuan, maaf mengganggu," ucap Andreas.

Delon menoleh dan menatap ke arah Asisten yang tampak panik yang memandang ke arahnya.

"Iya, ada apa?" tanya Delon sedikit ketus pada bawaha yang sengaja dia cuekin itu. Baginya Andreas menyembunyikan sesuatu darinya.

"Maaf Tuan, pesanan mobil dari PT Sakura sampai sekarang belum datang, karna masih dalam proses. Tapi perjanjian yang kita buat, hari ini sudah harus dikirim, lalu bagaimana jika mobil yang ada kita kirim dulu? Mereka akan membatalkan jika tidak dikirim hari ini," ucap Andreas panjang lebar menjelaskan pada atasannya.

Delon tampak terdiam, dia mencoba menenangkan hatinya. Pasalnya mobil yang dibicarakan oleh Andreas adalah mobil yang rencananya disiapkan untuk Zifana. Bagaimana bisa Andreas mengusulkan hal itu?

Delon mencoba tetap tenang, menghadapi ide yang baginya sangay konyol itu. Delon menghela napas panjang dan mengeluarkan dengan pelan.

"Bisa kirimkan alamat ke nomorku? Aku akan datang kesana dan bicara padanya," ucap Delon kemudian melangkahkan kakinya keluar dari lift yang nyaman itu.

"Baik bos," jawabnya.

Andreas mengirimkan alamat pada Delon kemudian mengikuti langkah Big Bos keluar dari Lift.

Delon melewati beberapa karyawan dan karyawati yang tengah sibuk merapikan area kerja. Serentak semua mata memandang ke arahnya, mereka berdiri meninggalkan pekerjaan sejenak dan berdiri tegak seolah memberi hormat pada Big Bos tampan mereka yang terkenal tegas dan sangat bertanggung jawab itu.

Delon keluar dari kantor dan berjalan ke arah gang. Netranya melihat ke arah penjual yang ada di sana.

Andreas menautkan alisnya, dia terus mengikuti langkah Delon. Kenapa bosnya ke sana? Apa yang mau dia beli? Dia mengamati bosnya itu dengan seksama.

Sampailah Delon di depan penjual makanan yang dia inginkan. Makanan yang baginya sangat menggiurkan.

"Ini apa namanya?" tanya Delon.

"Itu namanya klepon Tuan," jawab pedagang.

Delon tersenyum dan menatap satu bungkus makanan yang berada di meja itu.

"Saya mau ini bu,"

"Saya mau ini bu,"

Ucap Delon dan seseorang yang berada tepat di sampingnya secara bersamaan. Mereka mengulurkan tangan bersamaan juga.

Deg

Jantung Delon berdetak hebat.

"Suara itu,"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Senin berkah, yuk jangan lupa dukung author...

IKTD. Dibagi dua

Jantung Delon berdetak hebat.

"Suara itu," lirih Delon.

Kedua yang semula sedikit membungkukan badanya dan mengulurkan tangannya segera berdiri tegak. Keduanya saling menoleh.

Jantung Delon berdetak hebat, dia pikir suara itu adalah suara yang dia rindu. Suara milik Zifana manda, seorang yang berhasil memporak porandakan hatinya.

Namun, yang berdiri di sebelahnya adalah seorang wanita berhijab, bergamis, berkacamata hitam dan juga bermasker. Style nya mirip seperti istri Marvel raditia Dika sahabat baiknya.

Keduanya saling menatap, Delon tampak diam. Sedangkan wanita itu mengalihkan pandangannya.

"Ini bagaimana? Kleponnya tinggal satu saja, untuk Tuan atau Nona?" tanya penjual yang tampak bingung itu.

"Untuk Nona saja,"

"Untuk Tuan saja,"

Sahut keduanya serempak, keduanya tampak berhadapan kembali. Delon mencoba menatap lekat dua bola mata dibalik kacamata hitam itu. Namun, tentu saja dia tak mampu melihat sorot mata di balik kacamata hitam itu.

Kekehan tawa terbit dari dua orang yang tampak saling mengalah. Jika ini Delon yang dulu, mungkin sudah marah marah tak karuan. Tapi saat ini, dengan sekuat hati dia menahan emosi, mencoba mengendalikan dirinya. Belajar menghargai orang lain, terlebih seorang wanita. Zifana istrinya meninggalkannya karna ucapan buruknya, tingkah kelirunya. Dia tak mau melakukan kesalahan yang sama.

Penjual tampak menautkan alisnya, wanita bermasker itu mendongak menatap ke arah Delon yang tampak tenang dan sangat tampan. Bola mata indah begitu teduh, wajah bersih dan mempesona. Membuat wanita itu tampak terkesima.

Sebentar kemudian wanita itu menatap ke arah pedagang dan menatap ke arah satu bungkus klepon.

"Begini saja, kami saling menginginkan. Bagaimana kalau dibagi dua?" ucapnya tampak bijak.

Delon menautkan alisnya, suara itu masih saja mengusiknya. Terkadang beda, terkadang mirip. Hais, Delon tampak menggelengkan kepalanya. Mencoba untuk menepis. Dia begini karna rindu Zifana.

"Sepertinya anda tidak perlu repot, saya bisa makan makanan yang lain," ucap Delon dengan tenang.

"Saya tidak merasa repot Tuan. Lagi pula makan sedikit saja sudah melegakan hati saya. Beberapa hari ini saya banyak menyisakan makanan, hanya mencicipi sedikit. Dan tidak baik kan? Dari pada mubazir kita berbagi, bukankah anda juga menginginkan?" tanyanya tampak tulus.

Delon yang tak bisa menolak mengganggukan kepalanya, karna memang dia menginginkan makanan ini. Beberapa hari ini dia juga tidak berselera makan. Bahkan dia mau makan hanya sup ayam, dan nasi goreng. Itupun kata bi Nur dari tetangga apartemen.

Tetangga baru yang sebulan ini menempati apartemen. Memang selama dalam perawatan, Delon yang memilih di apartemen ditemani oleh Bi Nur.

Dirinya yang susah makan sejak depresi hanya mau makan saat mendapatkan makanan dari tetangganya barunya itu. Tetangga baru yang wajahnya seperti apapun juga tak tau. Makanan yang diberikan, dia rasa sangat mirip dengan cita rasa masakan yang diciptakan oleh Zifana.

"Oke, tapi saya yang bayar," ucap Delon. Wanita itu menggeleng. Delon menautkan alisnya.

"No, saya yang bayar. Tapi sebagai gantinya saya minta anda untuk membantu saya bertemu dengan CEO Wilantama grup, apa bisa? Sepertinya anda salah satu keluarga di Wilantama grup," ucap wanita itu dengan tenang.

Delon tampak tersenyum dan menganggukan kepalanya. Apa wanita itu belum pernah melihat majalah bisnis? Arzenio Delon Wilantama wajahnya terkenal kemana mana. Lalu, kenapa wanita di depannya tidak mengenal? Delon tersenyum tipis, sepertinya moodnya sudah mulai membaik.

"Ini Nona, Tuan," ucap pedagang itu dan memberikan dua kantong plastik yang diambil Delon dan juga wanita itu.

Wanita itu membayar dan tak menerima kembalian yang di serahkan.

"Rezeki untuk ibu, ambil saja," ucapnya dengan tenang. ucapan wanita itu membuat Delon menatapnya antusias.

Ingatannya tertuju pada Zifana, wanita yang tak pernah munggunakan sepeserpun uang dari atm yang diberikannya.

"Mari, saya akan mengantarkan anda untuk bertemu dengan beliau," ucap Delon tampak tenang.

Wanita itu menganggukan kepalanya. Mengikuti langkah Delon dibelakangnya. Ditatapnya punggung tegap itu. Sangat menentramkan perasaannya.

Andreas berdiri mematung menatap wanita berhijab dan lelaki tampan itu. Dia tersenyum dan mengambil sebuah gambar kemudian mengirimkan pada satu kontak di ponselnya. Lama sekali tak melihat Delon tertawa selepas tadi.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Delon berjalan dengan gagah, sedang wanita di belakangnya tampak mengikuti langkah Delon yang kini membuka pintu ruangan CEO.

"Silahkan Nona," ucap Delon.

Wanita itu mengaguk dan masuk ke ruangan itu. Ruangan yang begitu rapi, luas, sangat nyaman. Baru kali ini dia ke sini.

Netranya mengedar, tatapannya tertuju pada satu foto pernikahan berukuran besar di dinding tepat di hadapannya. Foto Lelaki yang kini berdiri di depannya, bersama dengan seorang wanita tanpa hijab. Tersenyum, tapi terkesan terpaksa.

"Silahkan duduk," ucap Delon. Wanita itu tampak memandang Delon.

"Jadi anda CEO nya?" tanyanya.

Delon melangkah dan duduk di kursi putarnya.

"Ya, kebetulan saya sendiri CEO Wilantama grup," jawabnya.

Wanita itu menganggukan kepalanya.

"Saya Owner PT. Sakura," ucap wanitu itu.

Deg

Delon yang semula tenang kini tampak tegang, netranya menatap ke arah wanita itu. Jika ini adalah Owner PT sakura, bukankah yang akan dibicarakan adalah mobil? Bagaimana jika dia memaksa meminta mobil dikirim hari ini?

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!