Menjadi bagian dari keluarga besar Pratama,bukanlah sesuatu hal yang di inginkan oleh Fathiya Annahla lubis,seorang menantu sah dan merupakan istri sah dari Fatih Dirgantara Pratama,seorang CEO sombong,arogan,dingin dan sangat membenci istrinya.
"Fathiya",teriak Fatih dengan suara menggelegar pada wanita yang berstatus istri namun tak pernah di akuinya tersebut.
Fathiya yang mendengar teriakan Fatih dari ruangan dapur,segera terbirit-birit keluar dengan topangan kakinya yang bisa dikatakan tak sempurna.Meskipun berat,Fathiya tetap menyeret kakinya keluar dengan tertatih-tatih untuk menemui suaminya.Bisa-bisanya ia tidak mendengar deru mesin mobil suaminya yang berhenti tepat di halaman rumahnya saat datang tadi.Sekali lagi,Fathiya merutuki kecerobohannya.Ia pastikan akan ada hukuman lagi untuknya dari suami kejamnya tersebut.
"I..i...ya Mas!Ma..af Mas saya tadi habis mencuci piring di dapur",ujar Fathiya dengan pandangan menunduk.
"Dasar wanita cacat,emang sampai kapan kamu akan berguna di hidupku hah?Bahkan,membukakan pintu saja kamu tak pecus"bentak Fatih pada sang istri yang terus menunduk dihadapannya.Amarahnya memuncak acap kali ia pulang kerumah,Fatih harus membukakan pintu untuk dirinya sendiri.Bukankah keinginan setiap lelaki adalah ketika pulang ia ingin dibukakan pintu dan disambut oleh sang istri tercinta.Lalu apa yang ia harapkan dari Fathiya?Wanita ini hanya bisa menyenangkan hati kedua orang tuanya saja,sama sekali bukan dirinya.
MUAK.Yah,itulah yang dirasakan Fatih terhadap Fathiya dari hari ke hari.Rasa bencinya pada wanita ular seperti Fathiya makin mendarah daging.Ia selalu menduga, kalau Fathiya memanfaatkan kepolosan sang nenek agar bisa menjadi istrinya pasalnya rumah Fathiya dan Nek Nirmala sangat dekat dikampung halaman mereka.
"Maaf Mas",Fathiya sangat malu pada Fatih karena sudah begitu banyak kesalahan yang ia perbuat selama kurun waktu satu tahun ini di rumah suaminya.Ia merasa bersalah terhadap Fatih,karena ia bukanlah wanita yang sempurna seperti harapan suaminya.Tubuhnya cacat dan ia memang tak bisa bergerak bebas,lincah dan juga cepat seperti wanita normal lainnya.Ada banyak keterbatasan yang ia miliki.Dan mungkin, dengan alasan itulah ia bertahan dengan sikap kasar dan arogan milik suaminya.
"Aku tidak pernah berpikir kenapa nenek tega menjodohkan aku sama kamu.Bahkan,untuk berjalan sempurna saja kamu tak sanggup",geram Fatih disertai dengan kilatan tajam dari sorot matanya pada Fathiya.
Tes,Air mata keluar dari sudut mata Fathiya.Acapkali,suaminya berkata seperti itu,entah kenapa hati Fathiya seperti dihantam tombak besar,siap mencabik-cabik apapun yang ada di rongga dadanya.
"Aku muak dengan pernikahan ini.Arghh.....Pergi kau dari hadapanku",Fatih kembali berteriak,memuntahkan emosinya yang memuncak di ubun-ubun dengan memecahkan barang-barang disekitarnya.Tak perduli dengan lelehan air mata yang di tunjukkan oleh Fathiya serta ketakutan yang dialami oleh gadis itu.Baginya,Fathiya adalah benalu dan wanita ular serta ambisius yang menghalalkan segala cara untuk bisa menjadi pendampingnya.
Semuanya ini,bukanlah inginnya.Bukan.Sekali lagi bukan keinginannya.Fathiya memaksa masuk dalam hidupnya.Dan ini dilakukan wanita itu secara sadar.Oleh karena itulah,Fathiya berhak mendapatkan balasan yang setimpal dengan perbuatannya.
"Pergi",
Fathiya tersentak dari lamunannya,kemudian dia sedikit berlari ke arah kamarnya dengan isak yang tertahan
Hai Readers yang Terhormat....😍😍😍
Ini karya pertama aku...Semoga kalian suka...Jangan lupa dukungannya dengan tekan like,komen,Vote dan ratenya ya....Terima kasih...
Flasback On,
Saat Fathiya hendak ke sawah bersama kedua orang tuanya,Fathiya di cegat oleh pembantu Nek Nirmala.Beruntung mereka masih ada di depan pintu rumah.
"Fathiya,Nek Nirmala memintamu untuk datang ke rumahnya",seru Intan,salah satu ART di rumah Nek Nirmala(Nek Nirmala ini merupakan orang terkaya di kampung tersebut karena putranya dikota berhasil dalam mengembangkan bisnisnya yakni The King Group Pratama).
"Bagaimana Pak,Bu?",tanya Fathiya meminta saran ibu dan bapaknya.
"Ada perlu apa ya Sarah?",tanya Pak Jamal,Bapak Fathiya.Beliau tak langsung menjawab pertanyaan putrinya.Namun,bertanya terlebih dahulu pada Sarah.
"Ada hal penting yang ingin Nek Nirmala katakan pada Fathiya Pak",jawab Sarah jujur.
"Apa Nek Nirmala sedang sakit",tanya Bu Hasna,ibu Fathiya.
"Tidak Bu,beliau sehat.Hanya saja,beliau ingin menyampaikan hal serius pada Fathiya",Sarah berupaya menjelaskan perihal kedatangannya.
"Baiklah Nak,temui dulu Nek Nirmala.Kalau urusan dengan beliau sudah selesai,segera susul Bapak dan Ibu ya",putus Pak Jamal pada akhirnya.
"Baik Bu",sahut Fathiya lalu dengan takzim ia mencium tangan kedua orang tuanya.
Fathiya dan Sarah pun berjalan beriringan ke rumah Nek Nirmala.Di perjalanan,mereka membicarakan banyak hal karena keduanya cukup akrab.
"Assalammualaikum Nek!Nenek sehat kan?",sapa Fathiya usai sampai di teras rumah Nek Nirmala.Dengan takzim,Fathiya mencium tangan Nek Nirmala dan memeluk wanita yang cukup renta tersebut karena rindu.
"Waalaikum salam Fa,nenek sehat Sayang...Lama kamu ga kesini Sayang",keluh Nek Nirmala pada gadis kesayangannya tersebut.Fathiya memang sudah dianggap cucu sendiri oleh Sang Nenek karena ketiga cucu kandungnya berada di Jakarta.
"Maaf Nek,ini baru musim panen padi,jadi Fathiya harus bantuin Bapak dan Ibu disawah",jawab Fathiya jujur.
"Fathiya,ada hal yang ingin nenek minta sama kamu",ujar Nenek,kali ini dengan mimik muka yang cukup serius.Wanita yang kini hampir mendekati usia 65 tahun menatap Fathiya dalam-dalam.
"I-ya Nek",jawab Fathiya gugup,entah karena apa tapi tiba-tiba saja perasaannya tak tenang.
"Menikahlah dengan Fatih Nak,agar selamanya kamu bisa menjadi cucuku",pinta Nek Nirmala dengan nada memohon.
Juduarr.....
Fathiya benar-benar tak menyangka dengan permintaan Nek Nirmala ini.Bagaimana mungkin orang kota seperti Fatih,pemuda tampan impian semua wanita akan menikah dengannya.Lihatlah kondisinya saat ini...Astaga...
"Fathiya",
"Fathiya!Jawab Nenek nak!",Nek Nirmala mengguncang kedua bahu Fathiya agar gadis itu bisa segera sadar dari lamunannya.
"Tapi nek...Aku...",
"Tidak Nak,bagi Nenek kamu itu sempurna dan hanya kamu yang pantas bersanding dengan cucu nenek,Fatih",ujar Nenek seakan tahu apa yang dipikirkan oleh Fathiya dan berupaya meyakinkan Fathiya agar mau bersanding di pelaminan bersama cucunya kelak.Nek Fathiya juga memiliki alasan tersendiri kenapa ia memilih Fathiya sebagai calon Fatih.
Fathiya masih diam,dia bimbang hendak menjawab apa.Sejauh otaknya berpikir,ia benar-benar tidak bisa menggapai pemikiran Nek Nirmala yang hendak menjodohkannya dengan Fatih,cucunya yang sangat sempurna di matanya.
"Fathiya dengarkan Nenek,mungkin kamu merasa janggal dengan pemikiran Nenek namun semenjak dekat denganmu,nenek merasa kalau kamu sangat cocok dengan Fatih.Hilangkan rasa rendah dirimu Nak hanya karena kekuranganmu,karena dibalik semua itu,kamu adalah mutiara nenek yang amat berharga".
Flashback Off
"Mas aku udah siapin baju kantor.Dipakai ya",ucap Fathiya di pagi itu.Meskipun sering di acuhkan oleh Fatih,Fathiya berusaha ikhlas menjalani hidupnya.Saat ini surganya ada pada suaminya.Sekeras apapun sang suami,Fathiya tetap akan menggapai ridho suaminya.Tak perduli bila dia akan makan hati setiap hari.Karena Fathiya menyadari akan ketidak sempurnaannya.Fatih pasti merasa malu memiliki istri sepertinya,batin Fathiya.Seandainya dulu,ia menolak perjodohan yang ditawarkan oleh Nek Nirmala mungkin semuanya tidak akan seperti ini.Tapi,bukankah nasi telah menjadi bubur?
"Minggir",bentak Fatih agar Fathiya pergi dari hadapannya.Bukannya memakai baju yang telah disiapkan Fathiya,Fatih malah justru memilih bajunya sendiri di lemari pakaiannya.Menurutnya selera Fathiya sangat norak hingga ia merasa enggan untuk memakai apapun yang dipilihkan oleh Fathiya.
"Sabar Fathiya",batin Fathiya pada diri sendiri.Siapa lagi yang akan memberi kekuatan selain dirinya sendiri di tengah kebencian suaminya.
"Apa lihat-lihat pergi sana!",bentak Fatih lagi entah untuk yang kesekian kalinya.Laki-laki itu sangat membenci Fathiya,hingga melihat wajahnya saja rasanya begitu enggan.
Fathiya menghela nafas panjang,mengenyahkan segala rasa sakit atas perkataan suaminya yang acap kali membencinya.
Dengan langkah pincang,Fathiya keluar dari ruangan kamar Fatih menuju dapur.Fathiya berinisiatif membuatkan segelas kopi untuk Fatih karena dulu Nek Nirmala sempat mengatakan tentang kebiasaan Fatih yang sering menyantap kopi dan roti bakar sebelum berangkat kerja.
Seusai menyeduh kopi,Fathiya mengambil beberapa potong roti tawar yang ada di lemari pendingin.Ia memanggangnya di teflon dan mengoleskan selai coklat kacang kedalam roti tersebut.
"Kata nenek kamu menyukai selai coklat kacang,semoga kali ini kamu suka mas",gumam Fathiya pada diri sendiri.Ada rasa sesak dihatinya,rasanya dia sudah tidak sanggup lagi menjalani pernikahan tanpa cinta ini.Lebih tepatnya,hanya dirinya sendiri yang mencintai Fatih.Yah,Fathiya memang sudah menjatuhkan hatinya pada sang suami.Bukan tanpa alasan,itu semua karena hanya Fatih,laki-laki yang terbiasa di lihat dan berinteraksi dengan Fathiya selama setahun ini.
Tap....Tap...
Suara kaki suaminya di anak tangga,cukup mampu mengembalikan kesadaran Fathiya.Buru-buru Fathiya meletakkan kopi dan roti bakar yang telah ia masak di meja makan.
"Mas aku buatin sarapan,dimakan ya!",pinta Fathiya dengan tatapan memohon pada sang suami.
"Tidak!Aku tidak ingin menyentuh makanan dari wanita menjijikkan sepertimu",sinis Fatih yang kembali membuat dada Fathiya begitu sesak dan nyeri.
Tanpa perduli dengan kesakitan yang dialami oleh Fathiya,Fatih segera pergi dari rumahnya dengan membanting kursi terdekatnya sekeras-kerasnya hingga membuat Fathiya berjengkit kaget.
"Jijik kenapa mas?Bahkan aku sudah mencuci tangan beberapa kali sebelum masak tadi",Fathiya masih berupaya membujuk sang suami.
"Diam!Siapa kamu berani mengatur saya?Asal kamu tahu aku tidak akan sudi hanya sekedar makan dari tangan kotormu itu",bentak Fatih dengan suara tinggi.Bahkan,suaranya memekak di gendang pendengaran Fathiya.
Jleb,
Hati Fathiya sesak karena bentakan yang dilayangkan oleh Fatih.Dulu,sewaktu masih gadis,dirinya tidak pernah dibentak ataupun diperlakukan kasar oleh orang tuanya.Dan kesakitan itu mulai ia rasakan,saat bersama dengan suaminya,Fatih.Miris sekali hidupnya yang sekarang.
"Ya Tuhan tolong kuatkan aku",pinta Fathiya dalam doanya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!