*telah direvisi*
Semua itu dimulai ketika ia membenahi barang langka yang dikumpulkan ketika masih sd. Entah apa yang terjadi pada dunia pada waktu tersebut, tiba-tiba saja sebuah helikopter jatuh tepat diatas rumahnya. Kemudian, ia bereinkarnasi ke dunia lain, tanpa peringatan apapun. Manusia biasa yang lahir kembali sebagai manusia biasa di tempat yang dipenuhi sihir dan monster. Saat mengingat kejadian itu, ia tidak bisa menahan diri untuk menepuk jidat. Ia merasa seseorang sengaja bermain-main dengan kehidupannya yang rapuh tersebut. Akan tetapi, ia juga merasa beruntung...
Ia tidak bisa mengatakan dirinya kurang beruntung pada saat itu. Faktanya, ia sangat beruntung karena bisa bereinkarnasi dan memulai lagi kehidupannya. Sebagai manusia yang hidup diera informasi, dipaksa bertahan di era besi dan perunggu bukanlah hal yang mudah. Akan tetapi semua kekurangan tersebut, tertutupi dengan sebuah kekuatan superpower yang diluar nalar.
Antares lahir sebagai penduduk desa biasa, bukan pangeran, bukan bangsawan, bukan anak seekor naga atau semacamnya, benar-benar penduduk biasa, yang menghabiskan hidupnya di desa biasa. Lahir didesa, besar di desa, dan mungkin mati didesa. Menjalani kehidupan yang penuh kerja keras, namun juga penuh kebebasan.
Mereka hidup di desa pinggiran hutan dengan mengandalkan sumber daya hutan, bercocok tanam, berburu binatang liar, juga memanfaatkan sumber daya hutan sebisa mungkin. Kedua orang tuanya merupakan petani yang kesehariannya dihabiskan mengurus ladang gandum. Sementara Antares asik bermain bersama anak-anak lain. Bangunan tempatnya tinggal telah menggunakan berdinding batu bata merah yang diikat dengan tanah lihat. Pada masa ini, semen susah dikenal, tapu masih cenderung mahal, dimana hanya mereka yang berpangkat tinggi saja, yang mampu membelinya.
Ia tinggal di negara yang menganut sistem monarki dimana raja memiliki kekuasaan mutlak atas rakyat dan pemerintahan. Nama raja itu sendiri sudah mencapai urutan ke 9, menandakan berapa lama kerajaan ini sudah berdiri sejak awal kebangkitannya. Semakin kesini, ia semakin merasa bahwa masa kejayaan kerajaan ini akan segera berakhir.
Tanpa terasa, 10 tahun sudah berlalu sejak ia menginjakan kaki di dunia ini. Tak ada kata lain yang bisa menggambarkan hari-hari yang ia lewati melainkan 'kebahagiaan'.
Ia tidak tahu mengapa dirinya bisa bereinkarnasi. Apakah itu hanya sekedar keajaiban atau karena campur tangan seseorang. Waktu itu, Ia baru menginjak usia 15 tahun ketika kehidupan diputus dengan kejam. Kejadian diluar nalar yang hanya terjadi apa bila seseorang dibenci oleh dewa keberuntungan saja. Itu terjadi, sebuah helikopter tiba-tiba jatuh diatas kepalanya, menimpanya, membunuhnya dengan kejam. Kematian datang tanpa ia ketahui, tanpa rasa sakit sedikitpun. Jelas ia tak tahu bagaimana bisa helikopter militer jatuh tepat rumahnya, dalam ruangan dimana ia berada. Rasanya seperti dunia memang menginginkan kematiannya. Namun apakah memang benar itu yang terjadi? Apapun alasan dibaliknya, peristiwa tersebut telah terjadi dan akan meninggalkan bekas dalam benak Antares.
Ia tidak bertemu dewa, ataupun setan. Sempat ia berfikir bahwa jiwanya dilempar ke dalam laut ketiadaan. Tenggelam dalam mimpi tiada akhir. Ia bisa saja mengatakan reinkarnasinya sebagai kebetulan. Namun ia merasa akan lebih baik untuk bersiap akan skenario terburuk. Yaitu, seseorang diluar sana sengaja melakukannya dengan tujuan tertentu.
Ia pergi tanpa meninggalkan bekas, namun ia datang dengan sesuatu yang spesial. Namanya [World Memory], yaitu sebuah skill untuk membuat kartu kosong yang menunggu tuk diisi. Entah bagaimana dia bisa mendapatkan skill tersebut, ia tidak tahu sama sekali. Efek skill tersebut cukup gila, yaitu mrmbuat ia bisa mengunakan kekuatan dari tokoh yang terdaftar dalam kartu tersebut.
Pertama, ia bisa membuat kartu untuk mereplika atribut dan kekuatan suatu mahkluk, 1 kali perhari.
Kedua, ia bisa menyimpan sesuatu dalam kartu, 3 kali perhari.
Ketiga, mengaktifkan kemampuan kartu tersebut dalam sebuah table layaknya sirkuit komputer, semuanya bisa digunakan pada saat yang bersamaan.
Keempat, semua batasan tersebut tidak berlaku setelah ia mendapat skill spesial lainnya, yaitu [Variabell Collapse] yang diberikan oleh seseorang.
Menggunakan skillnya tersebut, bukan tidak mungkin langit akan runtuh dalam setiap langkahnya. Satu kerajaan akan hancur, dan kerajaan lainnya bangkit. Serta banyak darah yang akan mengalir kemanapun ia berada.
Entah apakah ini sebuah keberuntungan bagi Antares, karena ia dilahirkan di sebuah desa terpelosok.
Desa yang iatempati sendiri tidaklah begitu besar. Hanya dihuni sekitar 300 kepala keluarga yang masing-masing memiliki 2 anak atau lebih. Ia sendiri merupakan anak tunggal dalam keluarga. Jadi, ia tidak bisa berkomentar banyak soal itu. Kebanyakan penduduk berprofesi sebagai petani. Beberapa menjadi pemburu dan lainnya sebagai herbalis atau pekerjaan yang terlihat menghasilkan.
Dikatakan bahwa setiap anak ketiga dari keluarga akan dibuang karena kurangnya warisan yang dimiliki orang tua. Sehingga desa ini berkembang cukup lambat. Anak ketiga dan seterusnya biasanya pergi ke kota untuk mencari sumber penghidupan. Letak kota itu sendiri tidaklah terlalu jauh, hanya sekitar 3 hari berjalan kaki. Hanya saja jalan antara desa dan kota dipenuhi oleh monster yang tidak pilih-pilih makanan. Pada dasarnya, tidak diketahui seberapa banyak jumlah pemuda yang benar-benar sampai dikota dan mereka yang meninggal dalam perjalanan. Hanya ada satu hal yang pasti, yaitu para pemuda tersebut hampir tidak pernah kembali lagi ke desa
Sebagai anak pertama dan satu-satunya, takdirnya sudah ditentukan sejak awal. Yaitu mengurus ladangnya sampai ajal menjemput. Namun, setiap pemuda pasti memiliki idealisme. Atau setidaknya begitu, malangnya ia tidak memiliki ambisi tersebut. Jujur saja, ia merasa seperti katak yang tersesat di lautan, tanpa arah tanpa tujuan.
Akan tetapi, waktu tidak akan menunggunya untuk bersiap.
*Telah Revisi*
Setiap beberapa waktu, sekumpulan goblin akan mendekat ke desa untuk mendapatkan makanan. Mereka yang datang biasanya goblin yang lemah dan tidak dapat bersaing dengan sesama jenisnya. Mereka sangat lemah, pria dewasa biasa dapat mengalahkan mereka dalam pertarungan satu lawan satu. Namun, bahkan anak-anak akan berbahaya jika diberi senjata.
Melihat daun oranye yang mulai berguguran, musim gelombang goblin tersebut seharusnya datang tidak lama lagi.
Melihat teriknya matahari, dia menyenderkan cangkul ke pundak, perlahan pulang kerumah. Hari ini terasa sangat panas seolah matahari tengah mendekat ke bumi. Tidak, mungkin justru sebaliknya. Berfikir lagi soal hal itu, apakah kalian pernah bertanya-tanya apakah sains itu benar-benar nyata? Bagaimana jika sebenarnya luar angkasa itu sebenarnya tidak ada. Sementara bintang-bintang yang biasa kita lihat dimalam hari itu sebenarnya mata dari entitas horor yang tengah mengawasi kita? Bukankah itu agak menakutkan? Hehehe, tidak peduli apapun itu, dunia diluar sana akan selalu menakutkan.
Bahkan jika benar seperti itu, mengapa para entitas itu tertarik dengan bumi? Sihir? Teknologi? Manusia? Kurasa tidak ada yang menarik dari tiga hal itu. Kecuali ada artefak tertentu yang sengaja di sembunyikan di antah-berantah (bumi). Atau mereka tengah mencari pengikut dalam jumlah besar. Selain manusia, tidak ada yang entitas lain menganggap kehidupan manusia itu berharga. Hm, kebanyakan manusia akan berfikir kalau dirinya adalah pusat alam semesta. Kadang-kadang ia merasa itu konyol. Karena itulah muncul sebuah ide yang disebut kepercayaan dan keagamaan. Sebenarnya tuhan itu menciptakan makhluk yang spesial bernama manusia. Namun kebenarannya hanya bisa kita ketahui ketika kita sudah mati. Sementara idealisme, dan ideologi hanyalah kepercayaan buta seseorang terhadap dunia. Atau bisa dibilang sebagai cara untuk hidup.
Pernyataan itu sendiri juga tidak berlaku untuk ku. Pada dasarnya aku sudah mati, dan hanya mengalami reinkarnasi. Percaya atau tidak, semuanya ini memuakkan. Rasanya seperti aku bisa menghancurkan dunia ini dan tidak akan ada yang keberatan. Karena aku manusia, aku tidak percaya kalau kemanusiaan itu harus dipertahankan. Bagaimana jika aku lahir sebagai spesies lain? Contohnya saja Lobster, apakah aku harus pergi ke sana kemari dengan papan "Lobster Live Matter"? Haa... Kemanusiaan itu hanyalah simbol dari keegoisan ras manusia.
Aku percayai dengan entitas yang disebut tuhan, namun lebih dari itu aku tidak mengetahuinya lebih dari itu. memang benar, aku menutup mataku sendiri. Agama hanyalah pemandu kehidupan moral antara sesama manusia, bukannya tuhan. Hubungan antara tuhan dan manusia itu jauh lebih sederhana dari pada penjelasannya. Namun, manusia suka membuat kehidupan sendiri bertambah rumit. Percayalah---
Jika kamu memiliki waktu untuk berdiam diri dan merenung, maka kamu akan merasakan betapa dekatnya si Dia dengan kita.
Ngomong-ngomong, mengapa i mengatakan semua ini? entahlah, ia juga tidak tahu. Itu adalah pemikiran yang tiba-tiba terlintas dibenaknya.
"Oi, Antares! Ayo main!"
Anak yang berteriak itu merupakan salah satu teman mainnya Antares didesa. Dia tengah berkumpul dengan anak-anak sebaya lainnya. Dilihat dari wajahnya, sepertinya mereka sedang bosan dan tidak tahu mau melakukan apa.
Antares melambaikan tangan, dan menolak ajakan itu dengan halus. Bukannya tidak mau bermain, hanya saja ia harus mengistirahatkan badannya.
… … … … … … … …
"Aku pulang." Seperti biasa, tidak ada orang dirumah pada jam segini.
Antares segera mengambil segelas air di dapur kemudian merebahkan diri dikamar. Tanpa terasa, ia terlelap dalam tidur panjang tanpa mimpi.
Pada dasarnya, kedua orang tuanya sudah tiada. Maksudnya orang tua yang melahirkan tubuh ini.
… … … … … … … … … … …
Seorang pemuda berlari di jalan yang sepi. Memasuki gang dengan wajah pucat dan panik. Nafasnya tersengal tak karuan. Sayangnya dia menemui jalan buntu. Ketika berbaik, sosok hitam dengan mata menyala perlahan mendekat. Sebilah pisau ditangannya memantulkan cahaya sekitar dengan dingin. Sementara wajahnya menyeringai lebar.
"A---" si pemuda hendak berteriak. Namun pria itu entah bagaimana sudah berdiri tepat didepannya. Membungkamnya dengan satu tangan, dan tangan lainnya berada di mulutnya sendiri. Seakan meminta pihak lain untuk diam.
Si pemuda terpaksa diam seperti perintah dari pria itu. Wajahnya pucat pasi dengan mata melebar yang selalu bergetar, juga keringat dingin mengalir deras di punggungnya. Sosok pria itu menyeringai lebar. Kemudian, rasa sakit mulai membakar dadanya.
Rasa sakit itu seperti menyentak Antares bangun dari tidur. Seolah ia sendiri yang mengalami pengalaman tersebut.
"Uh..." Mimpi, tadi itu hanya mimpi... // Pikirnya sembari mengucek mata. Antares sudah sering bermimpi sesuatu semacam itu. Hanya saja ia tak pernah tahu apa makna didalamnya. Dimasa lalu, ia akan menjadi sangat ketakutan setelah mengalami mimpi semacam itu, namun kini Antares membiarkannya berlalu begitu saja.
Antares segera mengangkat badanku, duduk tepat samping jendela. Matanya menyipit ketika cahaya dari segala penjuru datang kepadanya. Otot-otot di ujung kelopak mata Antares seperti berkedut tiada henti. Ia memalingkan wajahnya, kemudian beranjak dari tempat tidur setelah jeda sejenak.
Kedua orang tuanya telah tiada 2 tahun lalu, karena serangan sejumlah Goblin yang cukup kuat. Hari itu merupakan tragedi dimana hampir 20 orang tewas, termasuk anak-anak. Pada hari itu juga Antares membangkitkan skill unik ini, atau bisa juga disebut Talent. Hari itu juga pertamakalinya ia membunuh mahkluk hidup. Pada hari itu pula, ia menjadi seorang Night Watcher.
Antares mendapatkan kemampuan Goblin Warrior level 11. Ah, sebagai pembanding, seorang petani terkuat didesa ini hanya berlevel 3. Sejak saat itu, ia mendapatkan peran sebagai penjaga (watcher). Nah, sisi baiknya Antares bisa belajar memanah dan bertarung dari pemburu dan petualang yang sesekali datang kemari dalam misi pengawalan. Sayangnya mereka hanya berada di desa selama sehari. Sehingga ia tidak bisa mendapatkan kartu anggota yang lain. Itu hanya sampai, Dia memberikan sebuah skill unik kepada Antares. Namun, si bocah tidak begitu banyak menggunakannya.
Selama 2 tahun terakhir, ia hanya menyimpan 5 kartu saja. Goblin Warrior, Serigala Hutan Besar, Harimau Api, Pemburu dari desa, dan salah satu petualang yang datang kemari. Statistik atributnya merupakan gabungan dari 5 kartu tersebut ditambah 1.
Hal pertama yang ia lakukan setelah bangun tidur, ialah mengambil segelas air. Kami mendapatkan air dari sumur yang tersedia, rasanya sangat menyegarkan ibaratkan embun di pagi hari. Mungkin karena lingkungannya yang masih asri. Sayangnya, hanya airnya saja yang mendapatkan nilai positif. Setiap pagi, Antares akan sarapan bubur gandum yang dicampur sedikit tanaman herbal dan potongan daging kering yang dipanaskan. Kadang ia tidak mau repot memanaskannya dan memakannya begitu saja. Siang hari, Antares hanya makan buah-buahan. Kemudian sore, para wanita akan memasak bersama dan kami akan mengadakan pesta kecil-kecilan. Beruntungnya dia belum pernah sakit sampai hari ini, dengan diet semacam itu. Badannya juga tumbuh dengan sehat.
Antares tidak begitu membenci kehidupan didesa. Terutama jika ia memiliki pekerjaan tetap dengan bayaran yang lumayan. Poin negatifnya, ia tidak memiliki banyak sarana hiburan. Smartphone, pc, game konsol... ia sangat ingin memainkannya lagi!
Selesai meneguk air, Antares berjalan keluar dengan apel merah ranum di mulut.
Desa ini hanya terdiri dari 130 keluarga yang kebanyakan petani dan peternak. Karena belum adanya sistem kontrasepsi, banyak anak-anak yang berlalu lalang di sekitar desa. Hm, mungkin komposisi desa ini adalah 4:1 antara anak-anak dan orang dewasa. Selain itu, anak yang mencapai usia 15 tahun sudah dianggap dewasa di kerajaan. Dengan kondisi desa yang masih terbelakang, anak 15 tahun memang sudah memiliki mentalitas orang dewasa. Atau bisa dibilang, mereka dipaksa untuk menjadi dewasa secepat mungkin oleh lingkungan. Jika kita membicarakan anak bangsawan yang sehari-harinya dimanjakan, mentalitas mereka akan mirip dengan anak-anak modern diera komputer dan informasi.
Kekurangan membuat seseorang berkembang, kalimat itu memang tidak salah.
"Antares, kamu mau pergi ke post?" Seorang anak seusia Antares melambaikan tangannya dengan senyum lebar.
Si bocah memberikan anggukan padanya sebagai jawaban. "Hm-mm, kemana teman-teman mu yang lain?"
"Hehe, mereka sedang dimarahi oleh kakek tua Steve."
"Benarkah, apa kalian ingin menjelajahi hutan lagi?" tanyanya dengan tawa kecil.
"Hehehe, kami juga ingin menghajar para Goblin itu sepertimu!" Katanya dengan malu-malu.
Antares hanya bisa tersenyum mendengar kalimat anak tersebut, juga mengacak-acak rambut temannya itu dengan tangannya. "Kalian bisa mulai menjelajahi hutan kok, kalau kalian sudah bisa mengalahkan Steve."
"Eeh, tapi Steve itu sangat kuat lho! Entah berapa tahun lagi hingga kami bisa mengalahkan pak tua itu!" si bocah merengut kesaal.
"Kalau begitu pendam saja harapan kalian untuk menjelajahi hutan sampai kalian dewasa~" kata Antares sembari berjalan meninggalkan anak tersebut.
"Kamu mau pergi ke post, Antares? Tunggu, aku ikut!"
Hanya seperti itu dan seorang anak mengekor di belakangnya. Satu orang, sudah cukup untuk membuatnya merasa sibuk sepanjang hari.
Hari masih panjang dengan matahari baru mencapai pertengahan sisi barat. Tugasnya sebagai penjaga malam masih belum dimulai, tidak ada kewajiban bagi Antares untuk pergi ke post saat ini. Satu-satunya alasan mengapa ia pergi kesana ialah, melihat teman-temannya yang tengah dimarahi Steve!
Hahahaha!
Tidak, ada barang baru yang disiapkan kepala desa seharusnya datang hari ini. Antares ingin tahu apakah itu sudah sampai, dan kalau sudah sekalian mencobanya.
Ah, Antares juga menyempatkan diri untuk memutari sisi luar desa sesekali. Kami tinggal didesa perbatasan yang berbatasan langsung dengan hutan besar dan negara tetangga. Tidak ada pagar yang melindungi desa, melainkan padang terbuka yang ditumbuhi gandum. Pada dasarnya, ladang gandum tersebut berada di halaman belakang dari suatu rumah. Jadi, setiap keluarga memiliki lahan pertanian seluas itu. Satu-satunya alasan mengapa para petani tidak memiliki kekayaan yang besar ialah jarangnya pedagang yang melewati daerah ini, dan pajak dari bangsawan yang tidak masuk akal. Biasanya mereka akan mengambil 50% hasil panen untuk pajak dihari biasa, dan bisa mencapai 80% ketika masa perang tiba.
Kami jauh dari perbatasan, namun karena sistem militer kerajaan yang ala kadarnya, para penduduk sering dipanggil untuk ikut berperang. Satu-satunya alasan mengapa ia tidak ikut wajib militer, karena Antares masih 11 tahun. Masih ada beberapa tahun lagi sampai saat itu tiba. Dan sebelum itu terjadi, mungkin negara ini sudah berganti nama.
"Hei Antares, apakah menjadi penjaga itu menyenangkan?" Pertanyan itu membangunkan Antares dari lamunan.
"Mengapa kamu bertanya seperti itu?" Tanyanya dalam pandangan lurus kedepan.
"Tidak, setiap pagi, aku selalu melihatmu kelelahan. Jadi kupikir bertugas sebagai penjaga pasti berat."
"Oh, sebenarnya tidak begitu berat. Aku hanya kelelahan saja."
"Benarkah? Bagaimana kamu bisa kelelahan kalau tugasnya tidak berat?"
"Hm, entahlah aku juga tidak tahu... kadang kamu bisa merasa lelah bahkan ketika tidak melakukan apapun seharian. itu aneh 'kan?" Ia hanya bisa memasang ekspresi tersenyum diwajah. Ia hanya kesulitan untuk menjelaskannya.
Tidak lama kemudian pondok kayu kecil yang ramai nampak didepan keduanya. 3 orang dewasa tengah bercakap-cakap dengan dibawah menara kayu setinggi 4 meter. Masing-masing terlihat cukup kuat dengan badan besar berisi juga tinggi. Saat ini tinggi Antares hanya 140 cm, dan disamping mereka ia sejajar dengan pinggang mereka. Itu sedikit lebih baik karena tahun lalu, Antares benar-benar harus menatap langsung ke sepasang telur mereka. Untuk sesaat, ia berfikir kalau darah raksasa mengalir dalam badan mereka, namun tidak memberikan nilai plus pada atribut sihir, hanya fisik. Bisa dikatakan tinggi rata-rata pria disini sekitar 180-190 cm.
Nah, mereka segera menyadari kedatangan kedua anak tersebut, lalu pria didepan segera menyapa dengan senyum lebar.
"Jadi, dimana rekan-rekan malang kami yang dimarahi Steve?" Tanya Antares dengan seringai lebar.
"Haha, mereka sedang dipaksa berolahraga disana." Salah satu pria menunjuk ke kebelakang dengan ibu jarinya. Sementara beberapa pria lain tertawa mendengarnya. Tepat saat itu juga, Antares bisa mendengar suara parau Steve yang keras.
"Kau bilang ingin menjelajahi hutan dengan kaki selembek itu, ha! Jangan mimpi, bocah!"
"Oh, sudah lama aku tidak mendengar Steve bersemangat seperti itu. Apakah dia sudah sadar kalau sebentar lagi akan mati?"
"Hei Ant, kau tahu bagaimana reaksi kakek itu kalau mendengar ucapanmu, hahaha. Pergilah, kami tahu kalau kamu ingin melihat 'kegiatan' mereka."
"Tentu saja."
Antares segera pergi ke belakang pondok. Di desa ini, ada 4 pondok semacam ini yang digunakan sebagai kabin penjaga. Satu di setiap sisi. Antares biasanya mendapatkan jatah di sisi utara desa yang berhadapan langsung dengan hutan besar. Yeah, sekilas mereka ingin menjadikan ia sebagai tumbal atau semacamnya. Namun sebaliknya, mereka sadar kalau Antares jauh lebih kuat dari mereka. Mereka juga tidak terlalu menaruh curiga karena eksistensi talent yang sudah dikenal luas.
Di halaman belakang, ia bisa melihat sepuluh anak yang tengah melakukan posisi squat dengan lutut dan pinggang ditekuk 90 derajat. Dan tangan kedepan dengan batu besar di telapak tangan.
"Yo Steve, dapat murid baru? Kurasa memang sudah saatnya kamu pensiun dan membuka sanggar bela diri." Kata Antares dengan senyuman lebar
"Hum! Kurasa aku harus mulai dengan menanam beberapa pengarahan di kepala kosong itu, bocah tengil!" Pria tersebut seharusnya sudah mencapai usia senja dengan rambut yang sepenuhnya berubah putih. Namun badannya masih seperti ketika di masa jayanya. Pakaiannya sama sekali tidak menyembunyikan otot besar yang menjadi simbol kebanggaannya. Dia merupakan pemburu terbaik di di desa Astera yang berhasil mencapai level 8 dengan kesehariannya sebagai Hunter.
Dia setara dengan petualang kelas besi. Tanpa kartu, Steve jauh lebih kuat daripada Antares. Namun itu bukan berarti Antares akan kalah dalam duel. Itu akan beda cerita kalau ia menghadapi seseorang dengan level 15
"Ah, dia bilang ingin ikut latihan." Kata Antares sembari menunjuk ke anak dibelakangnya dengan ibu jari.
"Eeeeeeeh!"
"Oh, akhirnya ada anak yang bersemangat juga! Kemarilah Febri, aku akan melatihmu hingga mampu mengalahkan setiap monster yang datang ke desa ini! Muahanahaha!" Steve tertawa keras dengan membusung dada dan tangan di pinggang.
"Ti-tidak, anda salah dengar! Aku hanya ingin menonton Antares latihan! Tu-tunggu! Berhenti! Ber-berhenti mendekat! Tidak!!"
"Menyerah saja, dia hanya mendengar apa yang ingin dia dengar saja." Kata Antares tanpa banyak eskpresi sembari menikmati wajah putus asa Febri yang dibawa kakek tersebut.
Anak-anak yang lain melihat Antares dengan tatapan tajam, tapi juga bahagia. Mereka kesal karena harus menjalani regime keras Steve, namun juga bahagia karena penderitaan itu tidak hanya mereka rasakan sendiri. seperti kata pepatah, lebih baik tenggelam bersama-sama daripada sendirian.
Iitu juga salah satu sifat manusia. Salah satu dari 7 dosa besar, Kecemburuan.
"Kamu tidak ikut latihan, Anatares? Kami tahu kalau kamu itu kuat, namun kamu tidak akan selalu menjadi yang terkuat." Kata salah satu pria dewasa yang tiba-tiba sudah berada dibelakang Antares. Mereka pasti tertarik dengan teriakan Febri beberapa saat sebelumnya.
Antares mengamati bagaimana Steve memaksa Febri untuk melakukan tiga latihan dasar, lari, squat, push up, dan sit up sebagai pemanasan. Jujur saja, bahkan pemanasan itu sudah menguras banyak tenaga. Itu membuatnya ingat hari-hari pertama saat Antares berlajar dengannya. Kenangan yang sangat ingin lupakan, tapi juga ia ingat.
"Aku tidak berniat menjadi manusia terkuat dimuka bumi. Tapi memang benar, aku harus selalu berlatih untuk bisa berkembang dan bebas." Mungkin itulah bedanya seseorang yang hanya puas dan seseorang yang bisa bersyukur...
"Kalau begitu, mengapa kita tidak berduel saja?"
Oi, kakek, bukankah telingamu cukup tajam? Bagaimana dengan murid-murid mu kalau ditinggal begitu saja? Ah, mereka sepertinya juga menantikan si kakek itu dipukuli. Bukankah terlalu banyak orang yang ingin melihatmu babak belur Steve, ha. Hehehe.
"Heh, tentu saja. Saber, Antares siap melayani mu~" Antares tidak bisa menahan seringai jahat di wajahnya! Ketika semua orang berkeringat dingin, bukan Steve namanya kalau tidak menerima tantangan dari Antares karena kebanggaannya. Tapi, karena kebanggaannya tersebut, dia jarang meminta duel dengan orang lain.
Kami segera mengambil jarak 3 meter antara satu sama lain cukup jauh dari semua orang. Si kakek langsung bersiap-sedia dengan tongkat kayu panjang dan fokus maksimal. Sementara Antares sendiri menggunakan pose kuda-kuda belakang dan posisi naga menukik turun. Semua yang orang melihat kearah kami berdua dengan mata berbinar mulai mengangkat tangannya.
"3! 2! 1! Go!"
""Mana Burst!""
Baik Antares juga Steve mengaktifkan skill [Mana Burst] untuk meningkatkan kemampuan tubuh. Mana yang mengalir kedalam senjata juga mengubah tongkat biasa tersebut menjadi senjata magis yang mematikan. Selain senjata mereka menjadi sedikit bersinar, tidak ada perubahan nyata yang nampak.
Steve dan Antares menyerang secara bersamaan, membuat kedua buah senjata saling beradu keras. Benturan keras antara kedua senjata tersebut menciptakan gelombang energi yang menghempaskan debu ke berbagai arah. Semua orang berseru dan melindungi mata mereka karena kepulan debu tebal terbang kearah mereka, namun keduanya sama sekali tidak menghiraukannya. Dorongan energi tak kasat mata bagaikan angin pagi yang menyegarkan tubuh.
Keduanya mengambil jarak satu sama lain, berdiam diri untuk mengambil nafas.
Bam! Bam! Bam!
Suara dentuman keras dihasilkan akibat dua buah senjata yang saling ditubrukkan. Dimana setiap serangan cukup kuat untuk menghancurkan batu berdiameter 3 meter. Kobaran api dan hembusan angin mewarnai pertarungan kami.
Innate atribut milik Antares ialah api, itu terlihat jelas semenjak pertama kali ia mencoba skill [Mana Burst] milik Steve. Antares juga mendapatkan elemen angin dari kartu Steve, dan elemen bayangan dari Goblin Warrior. Nah, ia sendiri tidak mengira akan mendapatkan jackpot dari si Goblin. Mengabungkan keduanya Antares bisa membuat [Fire Storm], [Hell Flame] dan [Wind of Decay], itu masih belum termasuk dengan penggunaan elemen dasar. Pada dasarnya ia bukan tipe inventor semacam itu, jadi pengguna elementalnya cenderung kasar dan kurang kreatif. Satu-satunya alasan Antares bisa menciptakan skill tersebut tidak lain karena kartu [World Memory].
"Bocah, kau tidak tahu diri seperti biasa, ha!" Steve berteriak tanpa menyembunyikan seringai lebar di ujung mulutnya.
"Hey, lebih keras dari ini dan tulang-tulangmu akan patah, kau tahu itu kakek?" Dan aku juga sama. Di era semacam ini, salah satu cara terbaik untuk meningkatkan dopamine ialah bertarung dengan lawan yang kuat!
"Terimalah bangsat!" Steve melakukan serangan besar vertikal dengan kedua tangan.
Antares mengambil satu langkah ke kiri, membiarkan serangan tersebut mengalir tepat di sampingnya, kemudian menusukan si tongkat perut bagian atas dari Steve.
(To be continue)
<< Status
Nama : Antares Oliviera
Umur : 11 tahun
Ras : Manusia
Julukan : • Innocent Monster • Guardian of Astera Village • Servant of Concealment
Level : 5
Atribute
Strength : 59
Vitality : 52
Dexterity : 41
Magic : 30
Unique skill : • World Memory
+ Card :
- Steve the Huntsman : • Dragon Blood • Mana Burst • Wind Atribute
- *** the Silver Saint : • Sword Mastery • Regeneration
- Great Forest Wolf : • Dash • Wind Rider
- Goblin Warrior : • Dark Atribute • ***-Drive • Accelerate Growth
- Flameblood Tiger : Fire Atribute • Heat Force
Skill :
- Mana Burst
- Firestorm
- Wind of Decay
- Hell Flame
>>
(telah direvisi)
Setelah pertarungan kecil yang tentu saja dimenangkan oleh Steve, Antares akhirnya memasuki kabin. Kata-katanya seperti, "kamu terlalu cepat 100 tahun untuk mengalahkanku? Kuahahaha!" Sedikit membuat Antares kesal, sampai-sampai ia ingin menghantam kakek tua itu dengan seluruh kekuatan yang dimilikinya. Antares segera pergi kedalam kabin kayu. Disana ada beberapa zirah yang terbuat dari besi dan kulit binatang, senjata yang telah diperbaiki, juga berbagai perlengkapannya.
"Barangnya baru saja sampai, jika kamu datang lebih cepat, kamu mungkin harus membantu kami memindahkannya." Kata salah satu penjaga.
"Namun, kurasa kepala desa masih lupa membeli baju pelindung untukmu. Lagipula, bukankah kamu lambat berkembang? Kamu benar-benar seperti namamu, Ant." Kata pria lain yang sibuk mengacak-acak rambut Antares. Anak itu membiarkan pria dewasa itu mengacak-acak rambutnya yang memang tidak bisa ditata tersebut. Untuk suatu alasan, itu sedikit meningkatkan dopamine Antares
"Nah, aku tidak memerlukan sesuatu semacam itu. Lagipula aku bisa menggunakan [Mana Burst]."
"Kau tahu, Steve pernah hampir mati setelah mengatakan hal yang serupa?"
Tidak masalah kalau aku mati sih, // ucap Antares dalam hati.
Beberapa hari yang lalu kami masih harus menggunakan pedang berkarat dan tumpul karena tidak adanya blacksmith yang bisa memperbaiki peralatan yang digunakan. Jadi, seseorang harus pergi ke kota untuk melakukan perbaikan setiap interval waktu tertentu. Untuk pelindung sendiri, biasanya mereka menggunakan pelindung dari kulit binatang, karena bahannya melimpah dan mudah digunakan.
Antares mengambil salah satu pedang sepanjang 90 cm yang masih berkilau. Mana perlahan mengalir kedalam bilah pedang, membuat si pedang lebih berkilau dalam warna merah cerah. Kini pedang tersebut berubah menjadi pedang magis. Apabila ia memasukannya kedalam kolam, maka air didalamnya akan langsung mendidih.
"Tapi, bukankah [Mana Burst] milikmu jauh lebih kuat daripada si Kakek? Bagaimana bisa kamu kalah darinya?" Tanya salah satu pria.
"Hm~ bukankah itu sudah jelas? Aku tidak enak hati untuk memukuli orang tua~" Jawab Antares dengan seringai lebar. Lalu ia melihat ujung mulut pria itu sedikit berkedut.
Ah, ngomong-ngomong soal skill, biasanya pedang biasa akan hancur jika penguna [Mana Burst] terlalu kuat. Satu-satunya alasan mengapa Antares tidak pernah mengalami hal semacam itu ialah skill uniknya yang lain, bernama [Variabell Collapse]. Skill yang satu ini juga skill tipe Support, yaitu mengubah variabel suatu benda, baik itu benda mati atau mahkluk hidup. Untuk lebih jelasnya, Antares sendiri tidak begitu mengetahuinya. Skill tersebut membuatnya merasa seperti hidup dalam Matriks.
"Jangan ayunan itu disini!"
Salah satu pria berteriak ketika melihat Antares mulai mengangkat pedang. Untuk suatu alasan, Antares merasa ujung mulutku sedikit berkedut.
"Baiklah, baiklah, jangan khawatirkan itu. Bukankah aku sangat pengertian?"
"Tidak sama sekali."
"Cih..."
"Jadi kamu kemari hanya untuk melihat teman-temanmu dihukum?"
"Aku juga berpikiran hal yang sama, lagipula, kamu tidak akan mendekati tempat ini ketika hari masih siang atau kalau ada sesuatu yang mendesak saja."
"Hei, aku tidak sekejam itu tahu. Aku hanya sedikit bosan saja dirumah. Seluruh tanamanku juga tumbuh subur seperti rumput liar. Jadi aku memiliki banyak waktu luang untuk dihabiskan." kata Antares masih meneliti senjata satu per satu.
tanpa Anatres ketahui, sudut mulut kedua pria itu berkedut tak karuan. seperti seseorang yang ingin mencekek anak kecil karena telalu gemas. Reaksi itu akan lebih parah jika ada seorang petani diantara mereka.
Meski mereka tinggal diatas tanah gambut yang subur, bukan berarti mereka memiliki waktu mudah dalam bertani. Mulai dari penanaman bibit, penyaingan rumput liar, hingga memberantas hama memerlukan waktu, usaha, dan air mata. Satu-satunya alasan mengapa Antares bisa panen gandum dalam jumlah besar dengan usaha minimal ialah skill [Regeneration] yang membuat tanamannya memiliki tingkat regenerasi yang mengerikan. Dimana efeknya jauh lebih diperparah dengan support dari [Variabell Collapse].
Tidak peduli kondisi cuaca, serangan hama, atau bahkan bencana alam jenis apapun yang melanda, tanaman yang diurus oleh Antares akan tetap bertahan. Beruntung ada banyak burung pipit yang memakan belakang disekitar sini. Sementara para pengerat dikendalikan oleh kucing liar dan ular. Ladang milik Antares lebih seperti hutan mini.
Masalah lainnya hanya babi hutan yang sering berkunjung ditemani sekawan goblin kelaparan. Itu menjadi tugas penjaga untuk diurus.
"Ah, kurasa itu sudah semuanya 'kan?"
"Kalau kamu tidak menghiraukan baju pelindung, itu sudah semuanya."
"Nah, Steve yang akan memeriksanya. Dia lebih tahu soal itu daripada aku." berkata demikian, Antares pun melangkah keluar.
"Anak kecil yang memegang senjata."
"Ironisnya itu nyata. Dan dia jauh lebih kuat daripada kita."
Seruan anak-anak dan teriak Steve tengah mengiringi pemandangan sore ini. Aku memutuskan pulang guna mempersiapkan diri untuk malam nanti.
Sesampainya dirumah, Antares langsung mandi dengan seember air dingin yang menusuk pori-pori. Melangkah keluar dari kamar mandi, ia merasa seperti dilahirkan kembali. Mungkin karena kebiasaan, Antares hanya mengeringkan kepalanya, sementara tetesan air masih menempel di sekujur tubuh. Nah, ia tidak merasa kedinginan sama sekali sih. Ia juga sangat jarang terkena flu. Entahlah, mungkin karena skill [Dragon Blood] yang membuat seseorang memiliki Atribute fisik ras naga, [***-Drive] yang meningkat berbagai atribut seseorang, termasuk stamina dan dopamine, atau [Regeneration] yang dapat mengeliminasi virus, penyakit, dan luka secara pasif. Atau [Heat Force] yang memiliki efek penstabil suhu tubuh sebagai pasif efek.
Sihir merupakan sesuatu yang bekerja dengan hukum ketidakpastian, dan skill merupakan salah satu pengaplikasian sihir. Namun, ketika ketidakpastian menjadi terlalu sering dialami, maka itu akan menjadi normal.
Manusia modern dengan sains akan menganggap sebuah kekuatan supernatural yang mampu menyembuhkan segala macam penyakit sebagai keajaiban, begitu juga sebaliknya manusia yang terbiasa dengan sihir akan terkagum-kagum dengan fakta kalau potongan lempengan besi dapat terbang mengarungi benua dengan cepat, atau fakta kalau semua orang bisa saling terhubung melalui media nirkabel.
Tentu saja, tidak ada sesuatu yang sempurna. Sihir memiliki keunggulan dan kekurangannya sendiri, begitu juga dengan sains.
Mari lupakan itu.
Antares hanya mengenakan pakaian yang dijahit dengan kasar, sebagaimana penduduk desa biasa pakai. Ditambah rompi dari kulit binatang untuk menambah sedikit pertahanan. Dan celana pendek dari bahan serupa. Sayangnya, tidak ada cermin didesa ini, jadi ia tidak bisa melihat penampilannya sendiri.
Sebelum keluar rumah, tidak lupa Antares membawa sepasang pisau yang bersarang di pelindung kulit binatang di pinggangnya. Tidak ada yang begitu spesial dengan kedua pisau ini, kecuali telah bersamanya untuk waktu lama. Antares masih belum berminat untuk mendapatkan item serupa yang jauh lebih kuat.
"Urgh!"
Ketika tangannya hampir meraih gagang pintu, leher Antares tiba-tiba terasa terbakar. Rasa panasnya seperti besi merah yang baru dikeluarkan dari tungku langsung ditempelkan ke kulitnya! Setiap skill pertahanan yang Abtares miliki aktif dengan sendirinya, namun itu tidak akan berarti banyak.
"Argh! Hentikan!! R-REN!" suara keluar dari tenggorokannya dengan susah payah. Meneriakan nama seseorang dengan gemetar.
"Ucapkan kata ajaibnya~"
Suara anak kecil yang belum pecah bergema di samping telingaku bersama dengan hembusan nafas yang hangat.
"Mas...ter...henti...ka...nnnn.....!!"
Ia tahu sifat bagaimana sifat masternya itu, dan disaat seperti ini, akan jauh lebih baik jika Antares bermain seperti keinginannya. tapi... ia tidak sanggup menyelesaikan kalimatnya karena rasa sakit yang jauh lebih intens daripada biasanya!
"Lagi, berteriak lebih keras, Merontalah lebih kuat lagi. biarkan aku melihat wajahmu yang menderita itu." Suara khas anak-anak itu dibarengi dengan kelembutan yang aneh. Yang akan membuat siapapun terpesona mendengarnya.
"AAARGH !!!"
Apa yang terjadi dengannya?! Lebih dari ini dan aku akan mati, kau tahu!! aku harus bisa keluar dari krisis dengan selamat, meski harus mengorbankan leherku!! // Kalau dipikir-pikir lagi, itu tidak mungkin dilakukan. Sangat mustahil ia bisa mati dengan cara yang mudah seperti ini.
*beberapa saat setelahnya*
hentikan! kumohon! hentikan kegilaan ini! ampuni aku, kumohon! kumohon! kumohon! kumohon! ....!!
Melihat keadaan Antares yang hampir hancur, Ren tersenyum manis. Tidak peduli berapa banyak Antares melihat senyuman itu, ia tetap tidak bisa berhenti untuk terpukau dan mengaguminya. Untuk sejenak, rasa sakit yang hampir membuatnya gila menghilang begitu saja. Antares tahu itu hanyalah imajinasinya saja, karena kejadian seperti ini sudah terlalu sering terjadi. Namun fakta kalau pesona setan yang dipancarkan oleh Ren akan menghipnotisnya, tetap saja tidak berubah.
Ren mendekatkan badannya kepada Antares yang tengah terkapar di lantai. Setengah hancur, dengan mata kosong, dan kondisi berantakan. Antares bisa mendengar desah berat yang datang bersama nafas hangat diujung lehernya dengan "ha..." yang jelas. Pada saat itu, udara hangat terasa menggelitik kulitnya, seolah membangunkan sesuatu yang terpendam jauh dalam dalam diri Antares. Namun, perasaan itu hanya hadir untuk sesaat.
"Selamat makan."
"Hnn~n."
Begitu Ren mengingat leher Antares, semua emosinya akan secara perlahan memudar.
Antares tidak tahu apa yang Ren serap darinya, Namun perasaan kalau sesuatu menghilang dalam tubuhku benar-benar nyata. Awalnya Antares berfikir kalau Ren menyerap mananya, namun nampaknya itu lebih kearah energi kehidupan. Setidaknya setengahnya. Untuk entitas sekuat Ren, Antares tidak tahu alasan dibalik perilakunya yang seperti ini. Kemungkinan terbesar ialah iseng, menyiksa orang dan menjadikannya pelayanannya hanya karena iseng benar-benar cocok untuk Ren yang ia ketahui selama ini.
Benar, Antares juga salah satu pelayan -- binatang peliharaan -- dari sosok bernama Ren Marik tersebut.
Berbeda dengan entitas biasa, Ren merupakan satu dari dua entitas yang tidak bisa Antares salin dengan [World Memory]. Dia juga orang yang memberikan Antares [Variabell Collapse]. Skill itu sendiri diambil dari [Variable Uncertainty] yang dimiliki oleh Ren. Entahlah apa beda antara kedua skill tersebut, yang pasti Ren sangatlah kuat. perilakunya yang unik, adalah satu-satunya alasan mengapa dunia ini belum berada dalam genggamannya. Dia lebih suka bermain dengan binatang peliharaannya daripada menguasai dunia.
"Fuuua...." Ren akhirnya selesai dengan urusannya, begitu juga dengan segel yang aktif sedari tadi ikut diam.
Kini hanya menyisakan seseorang anak yang tengah terkapar tak berdaya diatas lantai dengan anak rupawan terbaring diatasnya. untungnya Ren datang dengan penampilan laki-laki, kalau tidak, maka segala sesuatu akan jauh lebih menguras tenaga. Benar, dia bisa berubah menjadi wanita tercantik yang pernah Antares lihat di kedua kehidupannya.
"Tadi itu lezat." Ren akhirnya bangun, duduk diatas Antares.
Tidak perlu waktu lama hingga Antares akhirnya kembali memiliki tenaga untuk menggerakkan anggota badannya. "Urgh, rasa sakitnya masih membekas." katanya sembari menyentuh area leher yang masih terus berdenyut dengan kuat.
"Kamu sudah puas, master? Kuharap kamu bisa memberikan peringatan sebelum melakukan sesuatu semacam itu lain kali."
Ren sedikit mengernyit, lalu bertanya, "Hm, mengapa?"
Mengapa? Entahlah, mengapa ya? // Ren sendiri tidak pernah menunjukan dirinya sewaktu ada orang lain disini.
"Lagipula, sepertinya tidak ada seorangpun di sini untuk mu khawatirkan, ataupun mengkhawatirkanmu." Ujar Ren dengan senyuman mempesona sekali lagi.
Karena itu sangat menyakitkan! Ya, mari gunakan jalur itu! // Sebenarnya, Ren tidak pernah mempedulikan privasi Antares kecuali itu soal perasaannya.
Seolah dia bisa membaca pikiran Antares, Ren kembali tersenyum lembut yang akan membuat siapapun jatuh hati kepadanya. Jujur saja, Antares belum pernah melihat seseorang setampan dan secantik Ren. Ia berpikir kalau Ren bisa membuat dunia kacau hanya karena seseorang bangsawan menginginkannya. Dan Antares yakin itu pasti terjadi. Kejadian semacam itu sudah terlalu sering terjadi dalam sejarah.
Ren kembali membebankan kepalanya ke area leher Antares sekali lagi. Kemudian dia berbisik dengan suara yang halus. "Kamu bisa mencobanya, kalau kamu mau. Dan... kupikir kamu akan teramat-sangat menyukainya~"
(glup)
Itu adalah kata-kata yang sangat memikat, bahkan bagi seseorang yang sama jenis dengannya.
(to be continue)
♦♦♦
Name : Ren Marik
ras : ???
age : ??? (penampilan : 11 tahun)
title : Dia yang Mengamati dari Dunia Bawah
Level : Uncertain
Atribute : Immeasurable
skill : unknown
- Variable Uncertainty (currently known)
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!