NovelToon NovelToon

Berpindah Dimensi

Chapter 1

Di sebuah perkotaan ada seorang gadis bernama Lily yang berumur 19 tahun yang tinggal sendiri di sebuah rumah sederhana, bukannya tidak memiliki keluarga melainkan dia memang tinggal di kota itu untuk bekerja. Dia masih memiliki kedua orang tua yang bekerja sebagai petani di lain kota dan juga dia memiliki seorang adik laki-laki yang tinggal dengan kedua orang tuanya dan seorang kaka perempuan yang sudah menikah.

Sehari-harinya dia hanya bekerja yang berangkat pada jam 7 pagi dan pulang jam 5 sore, saat ada waktu luang dia selalu membaca komik maupun novel apalagi jika bergenre timetravel.

Di lain tempat yang lebih tepatnya dimensi lain ada sebuah penyerangan oleh kawanan perampok/bandit yang berjumalah sekitar 20 orang terhadap 3 orang pemuda, mereka merupakan Putra Mahkota, Pangeran ke 5 dan Jenderal/sahabat. Karena Putra Mahkota sudah terluka parah jadi Jenderal menyarankan kepada putra mahkota dan pangeran ke 5 untuk pergi, dan dia (Jenderal) yang menghalangi para bandit itu.

"Yang Mulia Putra Mahkota dan Pangeran sebaiknya kalian pergi dulu, biarkan saya yang menghadang kawanan bandit ini," Jenderal.

"Tidak bisa, kita harus pergi bersama," Pangeran ke 5.

Jenderal berusaha meyakinkan keduanya.

"Saya mohon, apakah anda tidak melihat bahwa yang mulia putra mahkota terluka parah," Jenderal.

Pangeran ke 5 melihat ke arah Putra Mahkota seraya berpikir,

"Jika aku dan Putra Mahkota pergi kami akan dapat meminta bantuan untuk menyelamatkannya," pikir pangeran ke 5.

"Baiklah, kau bertahanlah dan jangan sampai mati," ucap Pangeran ke 5 sambil berlari menjauhi kawanan bandit.

Jenderal berusaha untuk mengangguk meyakinkan keduanya bahwa dia akan bertahan.

Setelah lama Jenderal melawan kawanan bandit itu, dia kewalahan dan berencana untuk kabur menyelamatkan diri. Dia (Jenderal) berusaha berlari dengan tertatih-tatih, setelah lama berlari dia melihat sebuah goa yang di pintu nya banyak tanaman merambat, dia mencoba masuk untuk bersembunyi dari kawanan bandit, saat di dalam goa dia mencoba untuk menelurusuri kedalam goa, ternyata goa itu sangat dalam dan tak ada ujungnya, menurut pandangan awalnya.

Setelah lama berjalan dia melihat secercah cahaya di ujung goa, dia berusaha menuju cahaya tersebut lama dia berjalan akhirnya sampai pada cahaya tersebut.

Sesampainya, cahaya tersebut semakin terang dan menyilaukan mata, karena terlalu silau dia menutup matanya, alangkah terkejutnya saat dia (Jenderal) membuka mata dia berada di depan sebuah rumah sederhana, karena saking terkejut dan lelahnya dia terjatuh dan tidak sadarkan diri.

Rumah sederhana yang dilihat Jenderal tersebut tak lain merupakan rumah lily.

Karena kebiasaan lily sebelum tidur, dia selalu mencari kucing peliharaannya diluar rumah jadi dia keluar rumah. Alangkah terkejutnya lily melihat seseorang tergeletak di depan rumahnya dengan menggunakan pakaian aneh dan tidak sadarkan diri, dia mencoba untuk mendekati sosok yang tergeletak di tangga rumahnya.

"Siapa ini, apakah penjahat, tapi jika penjahat mengapa tidur disini, kan bisa di tangkap orang," gumam Lily.

Lily mencoba membangunkan pemuda (Jenderal) tersebut. Lily tidak merasa takut karena rumah nya hanya beberapa langkah dari rumah-rumah orang, jadi dia tinggal teriak jika dia (Jenderal) berbuat jahat.

"Hey bangun (sambil menggoyangkang badan si pemuda," panggil Lily.

Pemuda (Jenderal) tersebut sadar, tetapi tidak dapat bergerak, dia hanya membuka matanya, dia meminta tolong kepada Lily.

"Tolong...tolong...tolong," lirih Jenderal / pemuda itu.

Lily yang memiliki hati yang baik dan tidak tegaan dia menolong pemuda (Jenderal) tersebut dengan berusaha membuat pemuda (Jenderal) itu berdiri sambil lily membopong tubuh besarnya.

"Kamu bisa berdiri sedikit, nanti ku bantu untuk menyeimbangkannya," kata Lily.

Pemuda itu mengangguk seraya mencoba untuk berdiri. Setelah beberapa saat mereka berhasil masuk ke rumah Lily.

"Tunggu di sini, aku akan mengambilkan air dan handuk untuk membersihkan badanmu, dan kamu lepaskanlah baju besi mu itu (sambil menunjuk," kata Lily.

Lily mengambil baskom berisi air dan handuk, dan setelahnya menuju pemuda tadi. Saat di depan pemuda itu lily sangat terkejut dengan apa yang dilihatnya karena setelah baju besi itu dilepas terdapat lagi baju yang robek dan banyak darah. karena keterkejutannya lily langsung bertanya.

"Mengapa ada darah? apakah kamu terluka? apakah sakit? mengapa kamu bisa terluka?" tanya Lily bertubi-tubi.

Bukannya menjawab pemuda tersebut langsung mengambil baskom dan handuk di tangan Lily, sontak Lily terkejut dan langsung menyerahkan baskom dan handuk tersebut dan menggerutu.

"Kenapa tidak di jawab malah mengejutkanku saja," kata Lily.

Saat pemuda itu membuka pakaian atasnya, lagi-lagi membuat Lily terkejut, bagaimana tidak terkejut dengan banyak nya luka yang ada pada tubuh pemuda tersebut. Lily langsung bangkit dan pergi mengambil kunci motor dan ingin pergi keluar, tetapi tiba-tiba Lily terhenti saat pemuda itu bertanya.

"Kau mau kemana?" tanya Pemuda/Jenderal.

Lily menjawab

"Aku mau membeli perban dan obat untukmu, itu pasti sangat sakit, aku yang tergores sedikit saja, rasanya seminggu baru sembuh apalagi itu (sambil menunjuk tubuh penuh luka itu). Tenanglah aku tidak akan membawa siapapun dan kabur, inikan rumahku kemana lagi aku pergi" jelas Lily.

Pemuda tersebut mengangguk dan beralih membersihkan luka pada tubuhnya, sedangkan Lily pergi ke apotek untuk membeli perban dan obat-obat yang diperlukan. Sekitar 15 menit Lily kembali dengan sebuah kantong plastik yang berisikan perban dan sebagainya untuk mengobati pemuda tersebut. Lily mencoba untuk membantu mengobati pemuda tersebut, tetapi di tolak oleh si pemuda.

"Sini ku bantu mengobatinya," tawar Lily.

"Tidak perlu, aku bisa sendiri," Pemuda/Jenderal dengan dinginnya.

Tidak beberapa lama pemuda tersebut memanggil Lily.

"Hey...," karena Lily tidak mendengan akibat terlalu fokus dengan kucingnya pemuda tersebut memanggilnya lagi.

"Hey...hey," panggil Pemuda.

Lily menoleh ke arah pemuda itu.

"Ah ya ada apa?" kata Lily.

"Bisa tolong bantu aku dengan ini (sambil menunjukkan sebuah botol berwarna kuning (Betadine))," pinta Pemuda.

"Kan sudah ku katakan aku akan membantumu tadi, karena aku tau bahwa kau pasti tidak tau cara menggunakannya," gerutu Lily sambil mengambil kapas untuk mengolesinya.

Pemuda itu hanya meminta maaf.

"Maaf...," lirih Pemuda itu.

Lily hanya berdehem.

"Hmm...," deheman Lily.

Beberapa saat selesailah pengobatan dari Lily kepada si pemuda. Lily melihat sekitar pemuda tersebut, dia berpikir.

"Dia tidak memilki baju..., aku ingat-ingat dulu apakah aku ada baju besar," Pikir Lily.

"Aaaah...ada, tunggu ya aku akan ambilkan baju untukmu," kata Lily seraya beranjak pergi ke kamarnya.

Pemuda itu bingung dan mengangguk saja. beberapa saat kemudian Lily kembali dengan membawa baju dan celana olahraga pria yang dimilikinya, dia menyerahkan kepada pemuda itu untuk dipakai.

"Ini pakai, aku hany punya baju ini untukmu," kata Lily sambil menyerahkan baju ke Pemuda.

Lily meminta pemuda itu masuk kamar mandinya.

"Masuklah kesana (sambil menunjuk kamar mandi), jika sudah selesai kembalilah ketempat tadi, aku akan meyiapkan makanan untukmu," kata Lily.

Jangan lupa like, comments and vote.

Chapter 2

Lily meminta pemuda itu masuk kamar mandinya.

"Masuklah kesana (sambil menunjuk kamar mandi), jika sudah selesai kembalilah ketempat tadi, aku akan meyiapkan makanan untukmu," kata Lily seraya bangkit dari duduk nya.

-------------------------------------------

Pemuda tersebut mengangguk dan masuk kedalam kamar mandi. beberapa saat dia keluar dan menuju tempat yang tadi dia duduki. sementara Lily menunggu pemuda tersebut untuk mengajaknya makan bersama.

"Mari makan, aku tau kau pasti lapar, dan aku juga tahu kau bukan berasal dari jaman ini," ujar Lily.

Pemuda itu hanya mengangguk seraya duduk.

Kenapa Lily tau bahwa pemuda itu bukan berasal dari jaman modern karena dia sering membaca novel timetravel, awalnya dia tidak percaya dengan hal-hal seperi itu, tapi melihat pakaian yang digunakan di pemuda dia sedikit percaya, karena tidak mungkin kan ada orang yang memakai pakain seperti hendak perang, jikalai ada juga pasti orang gila, tapi tidak mungkin juga, karena orang gila tersebut bisa-bisa ditangkap polisi.

Pemuda tersebut kaget dengan pernyataan yang dilontarkan Lily.

"Bagaimana kau bisa tau?”bingung Pemuda itu.

"Kau tak perlu tau, karena jika aku jelaskan kau tidak akan mengerti juga, sudahlah makan saja nanti makanan nya dingin" ujar Lily acuh.

Karena bosan dengan keheningan ini Lily Menyalakan TV, saat Lily TV dinyalakan, pemuda itu terlonjak berdiri Karena kaget. Lily Melihat itu tertawa terbahak-bahak.

"Hahahahahahahaha....maaf maaf, kau pasti terkejut, aku lupa ada orang lain disini, duduklah tidak papa, nanti ku jelaskan," ujar Lily dalam keadaan masih tertawa kecil.

Pemuda itu perlahan duduk kembali. Setelah selesai makan dan membereskan siswa makanan, Lily memberitahukan tentang TV ini kepada Pemuda tersebut.

"Ini nama nya TV, TV ini bisa membantu kita mendapat informasi meskipun kita tidak merada di tempat kejadian maupun wilayah tertentu, karena ada orang yang akan berada disana untuk mendapatkan informasi tersebut dan menampilkannya di TV ini," jelas Lily panjang lebar.

Pemuda itu mengangguk menandakan bahwa dia paham dengan penjelasan Lily.

"Sudah-sudah lebih baik kau tidur dulu dan besok kau ceritakan pada ku kenapa kau bisa terdampar disini, kebetulan aku tidak kemana-mana besok," ujar Lily seraya berdiri.

Lily menggelar kasur di luar untuk pemuda itu tidur sedangkan Lily seperti biasa dikamarnya. Keheningan malam menyelimuti keduanya. Menjelang pagi Lily bangun seperti biasa sekitar jam 5 pagi, dia keluar dari kamarnya dan melihat pemuda tersebut masih tertidur, Lily tahu pemuda itu masih kelelahan dan karena luka di tubuhnya. Lily meninggalkan nya dan mandi, setelah mandi dia memasak makanan untuk sarapan pagi. Sekitar 2 jam Lily memasak, setelahnya dia membangunkan pemuda tersebut.

"Hey bangun...(tidak ada sahutan, Lily kembali membangunkan), hey bung ini sudah pagi, mau sampai kapan kamu tidak bangun," ujar Lily.

"Hnmm.....,” Pemuda seraya membuka dan mengucek matanya" baiklah aku bangun” seraya berdiri menuju kamar mandi, Pemuda.

"Mandi dulu sana, aku sudah siapkan baju ganti untukmu dan setelah mandi kita makan, setelah itu baru kau ceritakan tentangmu," ujar Lily seraya membereskan kasur.

Sekitar 15 Menit pemuda itu selesai mandi, mereka memulai makan mereka dengan keheningan, hanya suara dentingan sendok yang beradu. Selesai keduanya makan dan membereskan sisa makanan mereka duduk berhadapan.

"Coba ceritakan kenapa kamu bisa sampai kesini dan kenapa kamu bisa terluka?, aaahhh, sebelum itu aku belum tahu nama mu, siapa namamu?" ujar Lily.

Pemuda itu terdiam sebentar seraya berpikir, mulai dari mana dia harus menceritakannya.

"Ekhmm...namaku Yen Mo, aku merupakan seorang Jenderal muda di kekaisaran Qin. Kenapa aku bisa terdampar disini karena saat aku memasuki sebuah goa di dalam hutan di zaman ku aku melihat cahaya, karena aku penasaran seraya kabur dari para kawanan bandit aku menuju kesana, setelah sampai disana cahaya itu menyilaukan mataku jadi aku menutup mataku setelah aku membuka mata lagi aku sudah ada disini, dan aku terluka karena aku melawan para bandit yang ingin membunuh putra mahkota di kekaisaran," panjang lebar Yen Mo menceritakan apa yang dialaminya.

"Hmmmm...jadi begitu, lalu bagaimana kau bisa kembali ke zamanmu, apakah kamu tahu caranya?" tanya Lily lagi.

"Tunggu, kau bertanya terus-terusan, aku banyak pertanyaan yang terlintas di kepalamu tapi aku saja belum mengenal kamu," kesal Yen Mo.

"Hahahaha...maaf, aku terlalu menghayati ceritamu, masalahnya kurasa kejadian ini sangat mustahil dan diluar nalar, awalnya aku tidak percaya akan hal-hal seperti ini, tapi aku mencoba untuk percaya, ku kira hal seperti ini hanya ada pada komik dan novel yang ku baca, hmmm perkenalkan namaku Lilyana, kau bisa panggil aku Lily seraya menyodorkan tangannya ke hadapan Yen Mo," kata Lily memperlenalkan dirinya.

Tentu saja Yen Mo tidak merespon tangan Lily karena dia tidak paham maksud dari Lily, karena kesal Lily langsung menarik tangan Yen Mo, akibatnya Yen Mo terkejut dan terdiam, karena baru sekarang dia bersentuhan dengan seorang gadis.

"Baiklah aku paham dengan semua ceritamu, lalu kau mau apa sekarang, apakah kau punya cara untuk kembali ke zaman mu, seperti benda yang membawa kesini gituhhh," kata Lily penasaran dan tanpa dosa.

Yen Mo berpikir seraya mengingat-ingat bagaimana dia bisa ada disini. Tidak berapa lama Yen Mo berdiri dan menuju pakaian yang ia kenakan saat tiba disini, dia mengambil sebuah gantungan giok berwarna merah darah yang memiliki rumbayan berwarna kuning. Dia kembali duduk dan menunjukkan gantungan giok itu kepada Lily.

"Ini aku temukan di sekitar goa sebelum aku melihat cahaya, karena giok ini bercahaya di kegelapan aku ambil saja setelah itu muncul cahaya dan kau tahu kelanjutan ceritanya," kata Yen Mo.

Lily berdiri kemudian masuk ke kamarnya dan membuka Handphonenya mencari benda apa yang dipegang oleh Yen Mo, tidak berapa lama dia kembali duduk ditempat semula.

"Menurut sumber yang ku dapat benda ini merupakan benda keramat dari sebuah keluarga yang ada di Kota B, ini merupakan gantungan giok yang turun-temurun diwariskan keanak-cucu generasi selanjutnya dari keluarga itu, kenapa ada di zaman mu," bingung Lily seraya berpikir.

Karena kebingungan mereka berdua membiarkannya dan kadang-kadang mencari informasi bagaimana cara menggunakan gantungan giok itu, 3 bulan berlalu, Yen Mo tidak pernah keluar rumah, karena Lily takut ada yang melihatnya berkeliaran bakalan ribet nantinya.

Suatu ketika pada saat Lily memasak yang dibantu Yen Mo mengupas bawang, sedangkan Lily memotong sayuran tidak sengaja tangan Lily terluka dan darah segarpun keluar dari jari telunjuknya.

"Kamu tak apa?" ujar Yen Mo.

Jangan lupa like and beri vote ya... ☺️

Chapter 3

Suatu ketika pada saat Lily memasak yang dibantu Yen Mo mengupas bawang, sedangkan Lily memotong sayuran tidak sengaja tangan Lily terluka dan darah segarpun keluar dari jari telunjuknya.

"Kamu tak apa?" ujar Yen Mo.

"Tak apa," jawab Lily seraya mengambil kain yang menggantung di pengait didepannya, karena terhalang oleh gantungan giok yang ditemukan Yen Mo, dia mengambil gantungan giok itu dulu dan tak sengaja darahnya mengenai giok itu, tiba-tiba cahaya yang menyilaukan keluar dari gantungan giok itu dan akibat Yen Mo terkejut dia memegang tangan Lily dan keduanya menutup mata mereka karena terlalu menyilaukan mata mereka. Saat membuka mata alangkah terkejutnya mereka, karena mereka berada di hutan lebat yang pohon-pohonnya tinggi menjulang dan tidak membiarkan cahaya matahari masuk kedalamnya akibatnya keadaan dihutan itu gelap seperti bukan siang hari melainkan malam hari.

"Ini dimana, kenapa kita bisa disini," ujar Lily.

Yen Mo terdiam memandang wilayah sekitar...

"Ini...zamanku," gumam Yen Mo.

Karena Lily mendengan gumamman dari Yen Mo, dia sangat terkejut, sangking terkejutnya, dia sampai melongo.

"Apaaa....bagaimana bisa," kata Lily sedikit teriak karena sangat terkejut.

Dia tidak dapat mempercayai dengan apa yang dialaminya. Dalam pikirannya, "Apa ini, akhhh...," keluhnya dalam hati.

"Yen Mo bagaimana ini, kenapa aku jadi ikut-ikutan kamu kesini dan bagaimana aku bisa kembali lagi," kata Lily seraya teringat dengan gantungan giok dan mencarinya, saat gantungan giok itu terlihat olehnya alangkah kecewanya dia saat melihat gantungan giok itu sidah hancur berkeping-keping, Lily hanya meratapinya dan mulai mengeluarkan air matanya dan terduduk diatas tanah, dengan refleks Yen Mo menggapainya dan mencoba untuk menenangkannya.

"Tenanglah, kau tidak sendiri kan masih ada aku untuk membantumu," ujar Yen Mo.

"Bagaimana aku bisa tenang (sambil menangis sesegukkan)...aku...aku...," tangisan Lily pecah.

Untuk menenangkan Lily Yen Mo memeluknya seraya mengucapkan.

"Kita akan menemukan cara agar kamu bisa pulang ke zamanmu," ujar Yen Mo.

Tidak beberapa lama, Lily pun berhenti menangis dan mengusap sisa air mata di pelupuk mata dan pipinya, Yen Mo mengajak Lily keluar dari hutan, mereka berjalan beriringan, saat tiba-tiba Yen Mo berhenti dan berpaling menghadap Lily.

"Kamu tunggu disini, aku akan mencari pakaian yang akan kita gunakan nanti," kata Yen Mo.

"Tunggu aku ikut, aku takut disini sendiri, kamu tidak lihat hutan disini sangat aneh," ujar Lily.

"Tidak apa-apa, disini aman aku akan membuat pelindung untuk mu jadi kamu jangan keluar dari garis yang ku buat ini," kata Yen Mo.

Lily hanya mengangguk untuk menyetujui perkataan Yen Mo. Beberapa saat Yen Mo pergi, Lily yang duduk di bawah pohon mendengar suara seseorang meminta tolong, dia berusaha memfokuskan pendengarannya. Dia teringat bahwa Yen Mo memintanya agar jangan keluar dari garis, tapi selama berpikir dia mendengar suara seseorang itu lebih nyaring, Lily bimbang dengan apa yang harus dilakukannya.

"Aku akan coba melihatnya...," tanpa pikir panjang lagi Lily keluar dari garis dan mencari sumber suara secara perlahan.

Tidak berapa lama Lily berjalan, dia melihat seorang gadis berumur sekitar 15 tahun menangis, karena dihadang oleh kawanan perampok sekitar 5 orang. Lily yang berada di dalam semak-semak mengedarkan pandangannya ke area sekita dia melhat lereta yang hancur dan banyak orang mati di sekitarnya. Dia beralih memandang gadis yang menangis dan kawanan perampok, dia berpikir bagaimana dia bisa menolong gadis ini, tidak lama dia berpikir tiba-tiba dia merasa ada yang berjalan ke arahnya, karena penasaran Lily membalikkan badannya dan terlihatlah Yen Mo yang datang tiba-tiba mengejutkannya.

"Hey kenapa kau disini kan sudah kukatakan jangan kemana-mana, hutan ini bebahaya," ujar Yen Mo kesal.

"Shuttt...(menaruh telunjuknya ke bibirnya dan menarik Yen Mo duduk dan menunujuka arah kawanan perampok dan gadis), itu bisa kau menolongnya, kasihan sekali dia, lihat (menununjuk arah gerobak dan sekitarnya), banyak orang mati disana," kata Lily.

Yen Mo mengarahkan pandangan nya kearah yang tunjukkan Lily, dia sangat terkejut melihat gadis yang menangis itu sampai meneriakan nama sang Putri pasalnya dia merupakan Putri Xie Mei Lin adik dari Putra Mahkota dan Pangeran, dia langsung menuju arah para perampok itu dan berdiri di depan putri Mei Lin.

"Hey siapa kau, jangan ikut campur urusan kami," sarkas Perampok dengan heran melihat penampilan sosok pemuda di hadapannya pasalnya pakaian yang ia gunakan itu aneh bagi mereka.

"Ini adalah urusanku karena ini adalh kewajibanku melindunginya," kata Yen Mo dingin.

Tanpa ba bi bu Yen Mo langsung melancarkan aksinya melawan para perampok itu sekitar 10 menit dia berhasil mengalahkan semua perampok, dan beralih memandang putri Mei Lin.

"Putri anda tidak apa-apa," kata Yen Mo,

karena mendengar suara yang familiar, dia(putri) mendongakkan kepalanya dan tangisanya pecah.

Karena bosan menunggu Lily keluar dari semak-semak dan menghampiri keduanya dan menenangkan sang putri, dia tidak bertanya karena dia sudah mendengar identitas sang gadis dari keterkejutan Yen Mo sebebelum keluar dari semak-semak.

"Hey sudahlah jangan menangis lagi, mereka sudah kalah dan kami ada disini," kata Lily lembut mengusap punggung sang Putri.

Setelah puas menangis, Putri Mei Lin berhenti menangis dan kebingungan dengan orang-orang di depannya.

"Jenderal Mo apakah ini kamu?, melihat Lily dan Yen Mo dari atas kebawah), pakaian apa yang kalian gunakan, aku tak pernah melihatnya," tanya Putri Mei Lin bingung.

Sadar dengan perkataan putri Mei Lin, mereka berdua saling pandang dan tertawa cengengesan.

"Maaf Putri, tidak perlu tahu apa yang kami pakai, nanti Putri pusing memikirkannya, hehehe," ujar Lily sambil tersenyum malu.

Beberapa saat kemudian Yen Mo Berganti pakaian yang dia dapat daerah sekita pinggiran hutan, dan Lily pun selesai memakai pakaiannya dengan dibantu oleh Putri Mei Lin.

"Jenderal Mo mari kita pulang ke kaisaran Qi, kaka sangat khawatir padamu, karena tidak dapat menemukanmu dan selama 3 bulan ini kamu kemana saja tidak ada kabar," tanya Putri Mei Lin.

"Mari kita menemui Putra Mahkota, pasti beliau sangat khawatir dan untuk keberadaan hamba selama 3 bulan ini nanti akan saya ceritakan setelah kita sudah sampai" jawab Yen Mo.

Sebelum sampai di kekaisaran Qin, mereka mampir ke sebuah tempat makan untuk sekedar mengisi perut mereka yang berdemo ria, karena mereka belum makan setelah sampai di zaman ini dan untuk putri karena kejadian perampokan itu dia tidak bisa makan. Mereka mengedarkan pandangan mereka untuk mencari tempat duduk yang kosong.

Penasaran kelanjutan critanya, ikutin terus ya...

Jangan lupa like and beri vote ya.... 😊

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!