NovelToon NovelToon

Aku Istri Kedua Tapi Aku Bukan Pelakor

Sekar Ayu

Sekar ayu atau sering di panggil ayu. Seorang wanita muda yang baru saja menyelesaikan pendidikannya di sekolah menengah atas. Memilih untuk mengadu nasibnya di kota besar.

Hanya berbekal dengan uang yang di dapatkan ayu dari beasiswanya dan hadiah dari juara mengikuti lomba selama di sekolah ayu menyisihkan uang nya untuk di tabungan. Ayu juga bekerja membantu tetangganya untuk menjual makanan di sekolah. Tidak ada rasa malu ataupun gengsi.

Kedua orang tua ayu bukan orang yang tidak mampu, bahkan lebih dari kata mampu untuk membiayai ataupun untuk memberikan apa saja yang anak-anak nya inginkan. Hanya saja kedua orang tua ayu lebih menyayangi mas Yuda, mba Ratna, dan adik bungsunya Anton. Ayu seperti di anak tirikan.

Kedua orang tua ayu memiliki banyak tanah, sawah, bahkan rumah yang bisa disewakan.  Ayu berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Kalaupun ayu ingin membeli sesuatu ayu harus mencari sendiri. Pernah ayu meminta untuk di belikan tas sama kedua orang tuanya. Karena tas yang ayu miliki sudah sobek. Bukan tas yang di dapatnya melainkan Omelan dari sang ibu--aminah.

Berbeda saat ketiga saudara nya  yang meminta untuk di belikan sepatu atau pun tas. Kedua orang tua pasti akan langsung membelikannya. Hati anak mana yang tidak sakit jika kedua orang tuanya pilih kasih.

Hal itu lah yang membuat ayu bertekad untuk meninggalkan rumahnya, dan memilih untuk mengadu nasibnya di Jakarta.

Ayu ingin sekali melanjutkan pendidikannya, tapi kedua orang tua ayu melarangnya dengan alasan "buat apa sekolah tinggi-tinggi kalau nanti ujung-ujungnya hanya dirumah jadi istri mengurus rumah dan anak nantinya. Daripada kamu kuliah mendingan kamu bapak nikahkan dengan jurangan Gunawan." Kata sang bapak-rohman.

Tentu saja ayu tidak menyetujuinya. Mas Yuda dan mba Ratna boleh melanjutkan pendidikannya di jenjang kuliah. Sedangkan dirinya tidak.

Setelah tamat sekolah dan mendapatkan ijazah nya ayu langsung mencari pekerjaan di kota Jakarta lewat online melalui hp jadul nya. Alhamdulillah nya ayu mendapatkan pekerjaan sebagai pelayan di salah satu kafe yang ada di Jakarta.

Saat makan malam bersama bapak ibu dan adiknya, ayu mengutarakan niatnya untuk bekerja di Jakarta.

"Bu, pak ayu dapat pekerjaan di Jakarta. Ayu mohon ijin. Ayu harap bapak dan ibu mengijinkan ayu untuk bekerja di sana."ucap ayu kepada kedua orang tuanya sambil memainkan sendok.

"Kamu serius, yu!! Buat apa kamu ke Jakarta untuk bekerja. Mendingan kamu terima saja lamaran jurangan Gunawan!" Ujar pak Rohman.

"Tapi ayu mau bekerja pak. Juragan Gunawan kan  sudah punya empat istri. Lalu ayu harus jadi istri kelimanya. Ayu enggak mau pak."ungkap ayu saat mendengar ucapan bapaknya.

"Lalu kamu ke Jakarta buat bekerja? Mau jadi apa kamu? Gelandang, pengemis, atau mau jadi pelacur?"bentak bapak Rohman.

"Ayu udah di terima kerja di Jakarta pak. Jika bapak dan ibu mengijinkan besok ayu berangkat ke Jakarta."jawab ayu dengan tenang.

"Kamu...."ucap pak Rohman yang tertahan karena sang istri yang menghentikan nya.

"Sudah lah pak, biarkan saja ayu ke Jakarta. Nanti kalau dia susah pasti bakalan pulang sendiri. Kalau ayu pulang baru kita kawinkan dengan juragan Gunawan". Ucap ibu Aminah memotong pembicaraan bapak Rohman.

"Aaaaarrgh.. ya sudah kalau ibu bilang begitu. Dan kamu yu, bapak tidak akan memberikan sepeserpun uang buat kamu selama kamu di Jakarta."

"Iya pak, ayu tidak apa-apa yang penting ibu dan bapak mengijinkan ayu kerja di Jakarta." Jawab ayu

"Ya sudah sana, kamu siap-siapin kebutuhan kamu selama di Jakarta"ujar ibu Aminah.

"Baik Bu. Terima kasih buat ijin ibu sama bapak" jawab ayu sambil berdiri.

Ayu berjalan menuju kamarnya untuk menyiapkan barang-barang yang akan dia bawa ke Jakarta. Tidak banyak barang yang bakalan ayu bawa. Hanya baju dan beberapa dokumen ijazah nya. Yang ayu letakkan ke dalam tas Sling bag ukuran besarnya.

Setelah ayu membereskan barang yang akan di bawa nya nanti. Ayu mengistirahatkan dirinya diatas kasur. Karena rasa kantuk, ayu pun tertidur dengan nyenyak.

****

Keesokan hari nya ayu membantu ibu Aminah untuk sarapan pagi mereka. "Kamu berangkat jam berapa yu?" Tanya Bu Aminah sambil memotong sayuran.

"Ayu berangkat agak siangan, Bu. Karena besok ayu baru masuk kerja." Jawab ayu jujur

"Sudah dapat tempat tinggal selama disana?" Tanya Bu Aminah.

"Sudah Bu. Sudah disediakan tempat tinggal." Ujar ayu

"Ya sudah, kamu jaga diri baik-baik. Jangan buat malu kami." Ucap Bu Aminah.

"Iya Bu. Insya Allah ayu ingat ucapan ibu."

Ayu menghidangkan makanan yang telah di buat ibu Aminah ke atas meja makan mereka. Tak lupa pula perlengkapan makan ayu taruh di depan kursi masing-masing. Ayu menyiapkan gelas untuk minum mereka. Bapak yang suka kopi hitam, ibu yang minum teh, dan adik nya Anton segelas susu. 

Bapak, dan Anton memasuki ruang makan, lalu duduk di kursi masing-masing. Ibu mengambilkan makanan buat bapak dan anak bontotnya. Sedangkan ayu mengambil untuk dirinya sendiri. Mereka makan dalam diam, karena bapak termasuk orang yang tidak suka makan sambil berbicara. Dan kami pun terbiasa dengan peraturan yang sudah bapak tetapkan.

Seusai makan ayu membereskan semua piring dan menyucikan nya. Di letakkan piring -piringbyang telah ia cuci di rak piring dekat wastafel. Setelah semua beres ayu, ayu menuju kamarnya untuk siap-siap mandi. Sehabis mandi, mulai menyiapkan diri dan semua keperluan nya.  

Ayu melangkah kan kaki nya menuju ruang tamu sambil membawa barang yang dibawanya. Bapak dan ibu sedang duduk di ruang tamu sambil menonton tv.

"Bu, pak ayu pamit dulu ya". Ucap ayu sambil menyalami kedua orang tua nya. 

"Hmmm... Hati-hati." Jawab bapak Rohman 

"Kamu, berangkat baik apa yu?" Tanya ibu Aminah 

"Ayu berangkat naik bus, Bu. Dari sini ayu naik ojek. Tadi ayu udah pesan ojek online" ungkap ayu. 

"Ya sudah hati-hati kamu." Jawab ibu Aminah 

Tin.. tin..

"Ayu berangkat pak Bu, assalamualaikum." Ucap ayu.

" Wa'alaikum salam." Jawab ibu Aminah 

Ayu berjalan menuju ojek yang telah menunggunya. "Tujuan sesuai dengan aplikasi ya kak?"tany Abang ojeknya.

"Iya bang." Jawab ayu 

Motor yang membawa ayu jalan menuju terminal. Karena naik ojek ayu tidak takut akan macet. Motor kan bisa selip sana selip sini. Sesampai nya di terminal ayu menuju loket tiket untuk membeli tiket bus. Setelah membayar dan mendapat kan tiket ayu berjalan menuju bus yang akan membawanya menuju ke Jakarta.

"Bismillah" batin ayu

Ayu memilih duduk di dekat jendela. Tak lama kemudian bus yang di tumpangi nya mulai berjalan menuju kota jakarta.

Tiba di Jakarta

Selama di perjalanan ayu menikmatin pemandangan melalui kaca jendela. Perjalanan menghabiskan waktu setengah  hari.

Sesampainya di terminal kp.rambutan, ayu berjalan menuju ke depan terminal dan menaiki angkot sesuai dengan jurusan yang akan tujuannya. Beruntung nya ayu mengantongin alamat tempat tinggalnya yang sudah ia dapatkan dari temannya yang bekerja di tempat yang sama dengan nya nanti. Jadi ayu tidak usah perlu repot lagi mencari-cari alamat. 

Ayu menyetopkan angkot didepan gang  menuju tempat tinggalnya selama ia bekerja. Dan ayu berjalan kurang lebih lima ratus meter. Dilihatnya bangunan di hadapannya, Ayu mencocokkan alamat yang sudah di tulisnya di kertas dengan bangunan yang ada di depannya lalu menanyakan kepada penjaga. 

Setelah bertemu dengan penjaga tempat kostnya, ayu di antar kan menuju kamar tinggalnya. Ayu sangat bersyukur mendapatkan tempat yang bagus, dengan kamar mandi di dalam beserta perabotannya. Ayu tidak perlu lagi mengeluarkan uang untuk membeli perabotan. 

Ayu langsung membereskan semua barang bawaannya dan bergegas untuk membersihkan dirinya. Karena cacing-cacing didalam perut nya mulai berdemo, ia langsung mencari makanan di depan kostnya yang kebetulan tadi di lihatnya banyak yang menjual makanan. 

Ayu memutuskan membeli makanan di warteg, karena harga nya yang terjangkau banyak pilihannya pula. Ayu memesan nasi dengan capcay juga sambel goreng kentang dan mie goreng. Tak lupa pula kuah sedikit. Ayu pun menyantap nya dengan lahap hingga kandas, ayu meminum es kopi indocaf*. Di keluarkan nya bungkus rok*k lalu dihisapnya. 

Ayu seorang perokok, buat ayu rokok pilihan hidupnya. Untuk menghilangkan rasa jenuh dan beban dipikirannya. Bisa saja ayu melepaskan kebiasaannya merokok. Tapi kembali lagi itu pilihan hidup yang ayu pilih.

Ting... Ting... Tong

Ayu mengambil hp yang di kantong nya lalu membaca pesan yang masuk dari sahabat yang menawarkan nya kerja dan memberikan rekomendasi buat ayu. 

(Lagi dimana Lo yu) pesan dari Luna sahabat baik nya.

(Di warteg dekat kost-kostan. Kenapa lun?)

(Lo udah sampai? Gimana kost-kostan nya. Nyaman kan Lo?)

(Nyaman banget, thanks ya udah nolongin gue)

(Santai aja lagi. Kayak sama siapa aja Lo. Oh iya Ampe lupa gue, besok jangan telat Lo datang. Jam tujuh Lo udah ada di kafe)

(Iya lun, besok jam tujuh gue udah di kafe)

(Ooookeey.. gue tunggu Lo di kafe. Bye-bye yu)

(Ok lun, bye-bye juga)

Ayu mematikan HP-nya, dan membayar makanan nya. Karena besok ayu akan mulai bekerja, ayu kembali menuju tempat kostnya. Ayu meletakkan hape dan bungkus rokoknya di nakas dekat tempat tidurnya. Ayu memutuskan untuk mengistirahatkan tubuh nya. 

***

Keesokan harinya ayu bangun tepat sebelum jam 05.00, aku menuju kamar mandi dan membersihkan diri sekalian mengambil wudhu. Ku gelarkan sajadah di lantai, ayu memakai pakaiannya. Karena hari pertama ayu mengenakan baju putih lengan pendek dan juga rok hitam yang panjang nya selutut. Dan mengenakan mukena untuk menunaikan shalat. 

Seusai sholat ku lipat mukena dan sajadah, lalu meletakkan nya di atas tempat tidur. Karena rambut ayu yang panjang, ayu memutuskan untuk menguncir rambutnya. Dan ngeluarkan alat make up yang bulan lalu ia beli dari hasil membantu teman nya mengetik. 

Dari hasil mengetik ayu bisa membeli laptop walaupun bekas tapi masih bisa di gunakan. Dan juga kosmetik walaupun murah meriah. Ayu mulai memoleskan makeup ke wajah nya. Ayu lebih suka natural. Karena ayu memiliki paras wajah sesuai dengan nama nya Ayu. Bahkan kulit nya putih secara alami dan juga tinggi badan dan tubuh yang proporsional.

Ayu berangkat menuju tempat kerjanya dengan berjalan kaki. Karena menurut Luna tempat kerjanya tidak terlalu jauh dari tempat tinggal nya. Jadi ayu tidak perlu mengeluarkan uang untuk ongkosnya.

Sesampainya ayu di kafe, ayu langsung masuk dan menanyakan kepada karyawan yang sedang bersiap-siap bekerja. "Maaf mba mau numpang nanya. Kalau bertemu dengan mba Luna dimana ya?" Tanya ku sama salah satu karyawan yang sedang merapikan meja.

"Oh ibu Luna ya mba, ibu Luna ada di ruangannya. Apa mba sudah ada janji buat bertemu dengan ibu Luna?" Tanya nya sopan.

"Sudah mba, saya sudah ada janji buat bertemu dengan ibu Luna." Jawab ku jujur.

"Sebentar ya mba." Ujar nya lalu memanggil salah satu teman nya untuk mengantarkan ku menemui Luna. "Di antara temen saya ya mba?" 

"Makasih mba" ucap ku sambil mengangguk kepala.

"Silahkan mba, ikut saya" ujar karyawan yang mengantar kan ku.

"Iya mba"

Aku pun berjalan mengikuti nya. Kami berjalan menaiki tangga. Hingga lantai tiga, ternyata ruangan Luna ada di lantai tiga. Kami berhenti di salah satu ruangan yang bertuliskan manager. 

Tok tok tok..

"Masuk" sahut dari dalam. Aku hanya menunggunya di luar ruangan.

"Permisi Bu, ada yang cari ibu" ujarnya saat masuk kedalam

"Suruh aja masuk" sahut dari dalam yang sempat ku dengar karena pintu tidak di tutup.

"Mba disuruh masuk" ucapnya saat karyawan yang mengantar ku keluar dari ruangan.

"Terima kasih ya mba" ujar ku

"Sama-sama mba, permisi." Jawab nya lalu pergi dari hadapan ku.

Aku langsung memasuki ruangan tersebut. Kulihat wanita cantik yang sedang memeriksa laporan. 

"Permisi Bu, saya Sekar Ayu. Saya di suruh ibu Luna datang ke sini buat bekerja" ujarku sopan.

"Hahahahahah, udah sampai Lo yu?" Jawab nya sambil mengangkat kan kepala nya. 

"Lu..na...??" Tanya ku ragu

"Iya ini gue Luna. Sini duduk dulu" ujarnya sambil berdiri. Dan berjalan menuju salah satu sofa yang berada di dalam ruangannya. Aku pun berjalan dan duduk di salah satu sofa. 

"Lo udah mulai bisa kerja kan yu?" Tanya Luna

"Sudah lun. Ini surat-surat lamaran gue." Jawab ku sambil memberikan amplop yang berisikan surat lamaran yang telah ku persiapkan. Luna mengambilnya dan membacanya.

" Ok sip. Surat lamaran Lo udah gue terima. Besok aja Lo mulai kerja jam 06.30 udah ada disini." Ucap Luna sambil menjelaskan apa saja tugas-tugas yang harus aku kerjakan. 

Kami mengobrol banyak hal, menanyakan kabar dan keadaan ku. Aku mengenal Luna saat perlombaan sekolah antar provinsi. Luna usai nya di atas ku, dia termasuk anak yang sangat pintar. Tak salah jika waktu itu sekolah ku hanya mendapatkan peringkat juara dua. Luna kuliah sambil membantu keluarga yang memiliki usaha kuliner salah satu nya tempat ku bekerja. Aku sangat bersyukur mengenal Luna yang sudah membantuku mendapatkan pekerjaan. Hingga jam makan siang, Luna mengajakku untuk mencoba menu makanan yang ada di kafe nya. Sambil mengenalkan ku ke semua karyawannya. 

Luna mengajakku jalan mengelilingi kota Jakarta. Dan jalan-jalan di mall. Luna juga membelikan ku baju dan sepatu. Serta keperluan pribadi ku. Aku sempat menolaknya tapi Luna melarang ku untuk menolak pemberiannya. Setelah kami lelah mengelilingi mall, Luna mengantar ku sampai kost-kostan. 

"Thanks ya lun, maaf kalau gue udah ngerepotin Lo banget." Ujar ku 

" Sama-sama yu, ish Lo mah kayak sama siapa aja sih. Santai aja kenapa. Gue balik dulu ya udah malam. Besok jangan lupa." Ujar Luna sekalian pamit

"Iya lun, makasih banyak"

Luna membawa kendaraan nya menjauhi tempat tinggal ku. Setelah ku lihat mobil Luna menghilang. Aku bergegas masuk kedalam menuju kamar kostan. Hari yang cukup melelahkan dan menyenangkan. Aku langsung membersihkan diri dan merebahkan tubuh di kasur.

Bekerja

Pagi harinya seperti biasa ayu mulai membersihkan dirinya dan melaksanakan sholat subuh. Ayu tidak mau meninggalkan sedikitpun kewajibannya. Sehabis sholat ayu mengenakan pakaian seragamnya yang telah di berikan oleh luna kemarin. 

Tepat jam 06.00 pagi ayu keluar dari kamarnya dan berjalan menuju kafe tempatnya bekerja, sebelum memulai aktivitas nya ayu mencari sarapan pagi terlebih dahulu. Ayu lagi pengen sarapan nasi uduk dengan telur belado tak lupa pula tempe orek-orek dan juga tumis kacang panjang. Membayangkan nya saja membuat air liurnya ayu mengalir bebas keluar.

Alhamdulillah nya banyak sekali pedagang kaki lima di sekitar kost-an ayu, jadi ayu tidak perlu repot-repot mencarinya. 

"Bu, pesan nasi uduknya satu ya pake telor." Ucap ayu sama ibu penjual nasi uduk. 

" Baik neng, mau makan disini atau di bungkus neng?" Tanya ibu penjual.

"Makan sini saja Bu." Jawab ayu sambil berjalan menuju salah satu kursi plastik yang tersedia.

"Minumnya apa neng?" Tanya ibu penjual nasi uduk

"Teh manis hangat saja Bu." Jawab ayu.

Ibu penjual nasi uduk langsung mengerjakan pesanan ayu, lalu memberikan piring yang sudah lengkap dengan nasi dan lauknya. Setelah menerima pesanan nya ayu langsung menyantap nya dengan lahap. Rasa nasi uduknya sangat gurih, baik santan dan bumbunya sangat pas di lidah ayu. Ibu penjual juga meletakkan teh manis hangat sesuai pesanan ayu.

Seusai menyantap makanan, ayu langsung meminum teh manis hangat nya. Setelah teh nya habis ayu langsung membayar semua tagihan.

"Berapa Bu semuanya?" Tanya ayu

"Delapan belas ribu rupiah neng?" Jawab ibu penjual

Ayu menyerahkan satu lembar uang berwarna hijau. Ibu penjual menerima nya lalu mengembalikan uang dua ribu rupiah ke tangan ayu. 

"Terima kasih Bu." Ucap ayu

"Sama-sama neng." 

Ayu melangkah kan kaki nya menuju cafe tempatnya bekerja, sesampainya di kafe ayu langsung meletakkan tasnya di loker penyimpanan serta menyiapkan dirinya untuk memulai bekerja. Salah satu karyawan membantu ayu memberitahukan apa saja bagian kerja yang akan ayu kerja kan. 

Suasana kafe lumayan ramai di kala malam hari, sedangkan jam kerja ayu mulai dari pagi hingga sore. Tidak akan terlalu sulit untuk karyawan pemula seperti dirinya, dan ayu harus berusaha keras membiasakan dirinya. 

Di awal-awal memulai kerja ayu sempat beberapa kali salah mengantar pesanan costumer, dan untung saja tidak sampai membuat ayu melakukan kesalahan yang sangat besar. Ayu berusaha untuk mencoba tidak melakukan kesalahan yang sama. Ayu berusaha memperbaiki kinerja kerjanya, dibantu oleh semua karyawan.

Hari-hari terus berlalu, tak terasa sudah hampir enam bulan ayu bekerja sebagai pelayan di kafe, selama enam bulan itu juga semua karyawan kafe akrab dengannya karena sifat ayu yang humoris dan juga gampang membaur. Ayu bukan karyawan yang suka mencari muka kepada atasannya, walaupun Luna merupakan sahabat ayu. Bukan berarti ayu mencari keuntungan yang lebih besar. 

Selain bekerja sebagai pelayan kafe, ayu juga membantu sesama rekan kerjanya yang masih kuliah untuk mengetik makalah mereka sebagai pekerjaan sampingannya. Bahkan ayu membantu Luna untuk membuat proposal kerjasama untuk perkembangan kafe luna. Ayu yang terbilang jenius bisa dengan mudah melakukan semuanya dengan baik, bahkan secara tidak langsung ayu belajar pelajaran yang belum pernah dia pelajarin. 

Selain membantu teman-teman nya di kafe, dan juga membantu Luna, ayu juga menerima pekerjaan mengetik dari orang lain, berkat omongan dari sesama karyawan tempatnya bekerja dengan teman mereka di kampus. Sehingga pundi-pundi uang terus mengalir masuk ke dalam rekeningnya. 

Kerasnya hidup di ibu kota membuat ayu harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kedua kakak ayu yang berkuliah di kota yang sama tidak pernah sedikitpun datang menemuinya. Ayu juga tidak pernah mempermasalahkan, bagi ayu kebahagiaan lebih penting. 

Ayu tetap mengirimkan uang untuk kedua orang tua, sesuai dengan kemampuannya. Walaupun sebenarnya ke-dua orangtuanya tidak membutuhkan uang dari ayu. Tetap saja ayu tidak ingin melupakan kewajibannya membahagiakan kedua orang tua nya. 

Drrrrt

(Nduk, gimana kabar kamu?) Tanya ibu Aminah 

(Alhamdulillah, keadaan ayu baik Bu) jawab ayu

(Nduk, kamu ada uang 10juta?) Tanya Bu Aminah 

(10juta buat apa Bu?)tanya ayu bingung, bukan kah ibu dan bapaknya mempunyai banyak yang.

(Buat embak mu Ratna nduk) 

(Maaf Bu, mbak ratna buat apa uang sebesar 10juta?) Tanya ayu ragu-ragu takut ibunya marah

(Mbak mu butuh uang buat jalan-jalan sama temen kuliah nya ke Bali. Ibu sama bapak lagi enggak punya uang, kemarin mas mu Yuda baru saja minta di belikan mobil buat alat transportasi buat kuliahnya. Apa kamu bisa bantu ibu nduk kirimin uang buat mbak mu Ratna.) Jawab ibu Aminah lancar tanpa memikirkan perasaan anaknya yang lain.

(Maaf, Bu. Ayu enggak punya uang sebanyak itu. Gaji ayu saja cuma 3juta, itu juga buat bayar kost dan juga kebutuhan hidup ayu selama disini.) Tolak ayu sopan.

(Ya sudah lah nduk nanti ibu sama bapak coba cari lagi.) Jawab Bu Aminah 

Klik

Ayu memandangi telepon genggam nya dengan raut wajah kecewanya. Bukan ayu tidak mau membantu kedua orang tua nya, hanya saja jika itu untuk kebutuhan yang penting buat ibu dan bapaknua ayu tentu saja akan dengan senang hati untuk memberikan nya. Sedangkan ibu meminta uang hanya untuk acara liburan ke bali kakak perempuannya. Dan mereka juga sudah mengeluarkan uang yang cukup banyak untuk membelikan kakak laki-lakinya sebuah mobil. 

Ayu tidak pernah habis berpikir bagaimana mungkin ke-dua saudaranya bisa semudah itu mengeluarkan uang yang cukup besar hanya untuk membeli mobil dan sekarang ingin liburan ke Bali. Sedangkan dirinya harus mati-matian berjuang, bekerja keras agar bisa mengumpulkan uang agar untuk bisa bertahan hidup di kota Jakarta.

Tidak pernahkah mereka berpikir untuk lebih mandiri dan tidak menyusahkan kedua orang tuanya. Tidak kah mereka sadar diri untuk tidak mengikuti gaya hidup hendonis nya. Bukankah seharusnya mereka belajar dengan tekun agar bisa menyelesaikan kuliahnya. Sudah berapa banyak uang yang telah ke-dua orangtuanya keluarkan untuk membiayai kuliah dan kebutuhan hidup mereka selama ini. 

Ayu bahkan sebisa mungkin menahan dirinya untuk tidak ikut dengan pergaulan di kota besar, bahkan ayu rela mati-matian bergadang malam hari untuk bisa mendapatkan uang yang tidak seberapa. 

Ayu tidak pernah sedikitpun meminta kepada ibu dan bapaknya, karena ayu sudah belajar dari pengalaman nya selama ini. Ayu tidak dendam, hanya saja ayu kecewa dengan kedua orangtuanya. Mereka baru menghubungi dirinya sekarang ini saat mbak ratna membutuhkan uang untuk liburan ke Bali. Tidak ada menanyakan kabar tentang dirinya selama ia berada di Jakarta. 

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!