NovelToon NovelToon

Byanca A Sugar BaBy

BASB : Prolog

Byanca sedang bergoyang di tengah keramaian pengunjung club terkenal di kotanya, ia menari bersama teman-teman dan juga pacarnya. Mereka menari mengikuti alunan musik seakan tidak ada hari esok.

"Baby, aku kesana sebentar." Byanca berbisik pada kekasihnya lalu berjalan menuju kursi bar, ia memesan wine. Kepalanya mulai terasa pusing, Byanca meneguk habis wine nya lalu memandang lautan manusia yang sedang menari. Tidak lama kemudian Leon kekasih Byanca menghampirinya,

"Miss you baby," ujar Leon mencium Bibir Byanca sekilas, Byanca tersenyum lalu memberikan wine kepada Leon.

"Ayolah kalian berdua, jangan hanya duduk saja." Karin mendatangi Leon dan Byanca.

"Ayo menari sampai pagi." Karin menarik Leon dan Byanca menuju lantai dansa, mereka lalu menari bersama.

Benar saja mereka baru keluar dari club pukul 4 dini hari, Byanca mengendarai mobilnya sendiri karena kesadarannya masih baik sedangkan Karin diantar oleh Leon, wanita itu bahkan sudah tertidur sambil mengigau karena mabuk. Sementara teman-teman Byanca yang lainnya masih ingin menetap di dalam club.

30 menit akhirnya Byanca sampai rumahnya, Byanca langsung menjatuhkan dirinya diatas kasur lalu matanya terpejam hanya dalam hitungan detik Byanca langsung terlelap.

Tring!

Byanca menggeliat dari tidurnya, ia benar-benar sangat mengantuk dan berani-berani seseorang menelponnya. Awalnya Byanca mengabaikan panggilan tapi karena ponselnya terus berdering dengan malas Byanca mengangkat panggilan.

"Selamat pagi, dengan Byanca disini," sapa Byanca sopan dengan nada malas.

"By, kau kemana saja, Mami akan memberitahumu." Byanca tahu jelas bahwa Bibinya mengambil alih percakapan antara dirinya dan Karin.

"Kau sekarang ada dimana?" tanya Bibi

"Di kasur."

"Berdiri dari tempat tidur lalu tarik nafas panjang dan keluarkan perlahan." Byanca menuruti Bibinya walaupun ia merasa aneh,

Bibi apa yang ingin Bibi bicarakan?"

"Kedua orang tuamu meninggal dunia," potong Bibi membuat Byanca terdiam ditempatnya, air matanya sudah mulai berjatuhan.

"Dimana mereka Bi?" tanya Byanca lemah

"Sebentar lagi ada supir yang akan menjemputmu."

"Baiklah."

Kaki Byanca lemas seperti jeli, ia terjatuh di lantai dan menangis tersedu-sedu.

"Tidak mungkin, Mommy dan Daddy tidak mungkin meninggalkan aku sendirian. Ini pasti bohong, Bibi pasti mengerjaiku," ujar Byanca sambil menghapus paksa air matanya. Namun bukannya tenang Byanca semakin menangis dan berteriak membuat semua pelayan yang bekerja di rumah Byanca menghampiri dirinya.

"Apakah sopir yang menjemputku sudah datang?" tanya Byanca membuat kepala pelayan menggelengkan kepala.

"Belum Nona."

Para pelayan menatap iba Nona mereka, di usianya yang muda sudah kehilangan orang tua. Bagaimana nasib Nona mereka kedepannya.

"Nona, supir yang menjemput sudah datang!" tukang kebun datang dengan buru-buru, Byanca langsung berdiri lalu berlari turun kebawah.

Tanpa bertanya Byanca langsung masuk kedalam mobil,

"Ku mohon cepatlah Pak," ujar Byanca membuat supir langsung mengendarai mobil dengan kecepatan penuh.

Byanca sudah sampai di rumah sakit dimana orang tuanya berada, ia melihat kerabatnya ada di rumah sakit. Sudah jelas sekali bahwa dirinya lah yang datang paling akhir.

Byanca masuk kedalam ruangan dan melihat tubuh kedua orang tuanya ditutupi kain putih, Byanca menutup mulutnya dan kembali menangis. Byanca tidak berani untuk membuka kain putih itu, tidak lama kemudian Bibinya masuk dan berdiri disamping Byanca.

"Tegarkan hatimu sayang, kami semua ada untukmu," ujar Bibinya dan membuka kain putih dan melihatkan kedua orang tua Byanca yang terbaring lemah dan tidak bernyawa.

"Dad, jangan bercanda ini sama sekali tidak lucu," ujar Byanca menangis frustasi

"Mom, ayolah. By janji tidak akan main malam lagi, tapi By mohon bangun."

"Kenapa Mommy dan Daddy tega meninggalkan aku sendiri, hiks..hiks..." Byanca menangis sekencang-kencangnya, ia menangis histeris hingga Byanca pingsan.

Hari pemakaman telah tiba, Byanca menangis tanpa suara karena suara nya sudah habis karena terus menangis. Byanca menatap kosong gundukan merah di depannya, Byanca masih tidak percaya jika orang tuanya sudah pergi menemui Tuhan.

Pandangan Byanca mulai buram, 'Mom, Dad, apakah By akan menyusul kalian?' guman Byanca lalu jatuh pingsan. Byanca langsung dibawa kerumah sakit,

"Bagaimana keadaan keponakan saya, Dok?" tanya Bibi setelah dokter memeriksa Byanca.

"Nona Byanca sedang tidak baik-baik saja, Nona mengalami stres tingkat atas. Nona Byanca juga belum mengonsumsi apa-apa selama kurang lebih 2 hari mengakibatkan stres bertambah dua kali lipat."

"Ya Tuhan. Dok, tolong lakukan apapun untuk keponakanku," ujar Bibi membuat dokter menganggukan kepalanya.

"kami akan melakukan yang terbaik Bu, saya permisi."

Sekarang hanya tinggal Leon sendiri yang menemani Byanca sedangkan Bibi dan Karin harus segera kembali. Leon menatap wajah Byanca yang pucat, ia merasa sangat sedih.

Leon mengelus sayang wajah Byanca, 'lekas sehat baby' guman Leon mencium kening Byanca.

*

Sudah satu minggu Byanca dirawat dirumah sakit, dan Byanca baru mengetahui kronologi kecelakaan orang tuanya. Habis dari perjalanan bisnis luar negri kedua orang tua Byanca menaiki mobil lalu ditabrak truk dari samping. Alasan sopir truk setelah menabrak mobil orang tua Byanca adalah karena ia sedang mengantuk. Tentu saja Byanca tidak membiarkan supir truk hidup dengan tenang setelah dirinya menderita sangat banyak.

Sudah satu minggu ini pula Byanca tidak ke kampus tapi walaupun begitu teman-teman Byanca tetap mengunjungi dirinya di rumah sakit. Byanca beruntung masih memiliki keluarga dan teman-teman yang ada disisinya. Paman, Bibi, Karin, dan Leon kerap bergantian menjaganya di rumah sakit.

Hari ini Byanca ditemani suster pergi ketaman rumah sakit untuk menghirup udara segar. Sudah lama sekali Byanca tidak melihat langit secara langsung. Byanca terus menguatkan hatinya ketika teringat kedua orang tuanya. Byanca tidak boleh berlarut dalam kesedihan karena ia ingin orang tuanya langsung pergi ke surga tanpa melihatnya merasa sedih, itulah yang dulu ia pelajari dari pelajaran agama.

"Sayang!" panggil Leon membuat Byanca mengembangkan senyumnya.

"Nona Byanca, saya permisi jika ada apa-apa saya ada disana," ujar suster menunjuk pohon tidak jauh dari Byanca.

"Terima kasih Sus, tapi Suster boleh bekerja seperti biasa. Nanti saya yang akan mengantar Byanca," ujar Leon membuat suster pamit undur diri.

"Aku membawakan pizza kesukaanmu," ujar Leon membuat Byanca tersenyum, Leon merasa bersyukur karena Byanca sudah bisa tersenyum indah seperti ini.

Mereka berbincang dan makan pizza bersama, sesekali mereka tertawa bersama. Tidak jauh dari tempat duduk Byanca dan Leon ada seseorang yang sedang memperhatikan mereka dengan pandangan tidak suka.

BASB 1 : Pengkhianat

Flashback

Acara mewah bernuansa sangat indah di sebuah hotel terbesar di California, sebuah pernikahan yang besar dan mewah akan segera dilaksanakan. Tamu-tamu yang sudah hadir mulai berbisik dan bergosip betapa beruntungnya wanita yang akan menikah dengan Adelard Cetta Maxwel. Siapa yang tidak mengenal keluarga Maxwel, keluarga terkaya no 2 seluruh dunia.

Adelard Cetta Maxwel anak sulung kaya raya dan sudah menjadi CEO hotel and resort diusia yang masih sangat muda. Sedangkan sang Ayah adalah pemilik perusahaan gas dan minyak terbesar di dunia. Adelard tidak ingin menjadi penerus Ayahnya ia membuka perusahaan sendiri dan sekarang ia sukses besar.

Lily Johnson adalah seorang model papan atas berkat bantuan dari Adelard kekasihnya yang sekarang akan menjadi suaminya, tapi dimanakah wanita itu? Sudah hampir satu jam tapi Lily belum juga keluar dari ruang berhiasnya.

Adelard menyusul Lily dan membuka paksa pintu ruangan dan ruangan begitu sunyi dan kosong. Tidak ada Lily didalamnya, bahkan penata rias, bodyguard Lily pun tidak ada diruangan.

Adelard tersenyum sinis lalu menghancurkan ruangan dalam hitungan menit sehingga para bodyguard datang kedalam ruangan.

“KALIAN CARI LILY SAMPAI KETEMU!” teriak Adelard membuat para bodyguardnya langsung mencari Lily.

Adelard menggerakan kepalanya perlahan hingga ada bunyi krak, ia menemukan surat yang tergeletak di lantai.

Dear sayangku...

Tak kusangka kau begitu bodoh dan sangat ingin membuat ku tertawa kencang.

Aku pergi, aku tidak mencintaimu lebih tepatnya aku hanya bersandiwara mencintaimu. Kau begitu menjijikan, kau tau. Tapi aku menahannya selama 5 tahun terakhir. Jangan cari aku, aku tahu orang-orangmu pasti sedang mencariku. Aku sudah menemukan pria yang tepat dan aku mencintainya dengan tulus. Tolong jangan kacaukan hidup kami.

Lily.

Adelard tertawa kencang dan tawa menggema di dalam ruangan, ia tidak percaya seorang Adelard dicampakan dan dipermainkan seperti ini. Lima tahun bukan waktu yang sebentar untuk menjalin hubungan dan sekarang ia ditinggalkan di hari pernikahan. Lucu, sangat lucu sehingga Adelard tidak berhenti tertawa.

Satu jam kemudian hotel yang mulanya dipenuhi oleh banyak orang sekarang hanya tinggal keluarga besar saja. Hotel yang dihias begitu megah dan mewah pun sudah dilepas dekornya.

Lily, wanita itu entah sekarang ada dimana. Tapi, Adelard akan memastikan bahwa Lily harus membalas rasa malu dan sakit hatinya. Tentu saja pria yang bersama Lily harus merasakan hal yang sama seperti dirinya.

*

Sudah hampir 3 tahun dari kejadian itu Adelard menutup rapat pintu hatinya, ia hanya bermain wanita saja setelah bosan ia meninggalkan wanita itu. Sama halnya dengan mainan, jika ada mainan baru maka mainan lama akan terbuang. Begitulah Adelard sekarang yang membuat cemas orang tuanya. Ibu Adelard terus menjodoh-jodohkan Adelard dengan wanita pilihannya tapi Adelard menolak. Adelard masih ingin bersenang-senang dan ia tidak mau sakit hati lagi hanya karena wanita.

30 menit Ibu Adelard duduk sambil membaca majalah di kantor Adelard, Adelard tetap melanjutkan pekerjaannya tidak menghiraukan keberadaan Ibunya.

“Pukul 8 nanti datanglah makan malam dirumah,” ujar Ibunya menutup majalah membuat Adelard mengangkat kepalanya.

“Aku sibuk Mom, bisakah Mommy tidak membuat jadwalku bertambah?” Adelard menghela nafas panjang.

“Mommy ingin segera punya cucu, teman-teman Mommy sudah membawa cucu mereka ke arisan atau acara sosialita. Cetta, kau harus pulang nanti malam. Jika tidak Mommy akan sangat marah padamu,” ancaman Ibunya seperti main-main tapi itu sangat serius.

Adelard memijit pelipisnya, ia harus mencari cara agar ia tidak terikat dengan orang lain.

“Aku sudah punya kekasih Mom,” ujar Adelard entah itu ide dari mana tapi mulutnya langsung bersuara membuat Ibunya berdiri dari duduknya.

“Bohong, kalau ada kenapa tidak dikenalkan pada Mommy dan Daddy?”

Celaka 12, sekali berbohong maka lubang kebohongan akan terus terbuka membuatmu akan terus berbohong.

“Aku akan segera mengenalkan kekasihku pada kalian, Mommy saja yang tidak sabar,” jawab Adelard membuat Ibunya tersenyum cerah, secerah matahari dipagi hari.

“Baiklah Mommy akan membatalkan makan malam hari ini, tapi Cetta kalau kau berbohong Mommy akan menikahkanmu hari itu juga,” ancam Ibunya membuat bulu kuduk Adelard merinding, Adelard tersenyum pada Ibunya.

“Tentu saja Mom, tapi Mom berjanjilah Mommy akan akrab dengan kekasihku.”

“Tentu saja Mommy harus akrab, baiklah Mommy pulang duluan. Mommy ingin menyampaikan kabar baik pada Daddy,” pamit Ibunya mengambil tasnya lalu pergi.

Adelard menghela nafas lelah ketika melihat Ibunya benar-benar sudah pergi, sekarang ia harus mencari kekasih yang akan dikenalkan pada kedua orang tuanya.

“Mark, keruanganku sekarang!” perintah Adelard lewat telponnya tidak lama setelah itu Mark masuk.

“Ada yang bisa saya bantu Tuan?” tanya Mark sopan

“Duduklah Mark!” Mark duduk didepan Adelard, ia melihat bos nya yang tampak sedang memikirkan hal sulit.

“Carikan aku wanita yang gila uang dan tidak ingin terikat pada hubungan,” ujar Adelard membuat Mark menaikan alisnya.

“Untuk usia berapa, Tuan?”

“Bebas yang penting wanita.”

“Baik Tuan, saya permisi.”

Mark tidak bertanya lagi, tugasnya hanya mencari wanita penggila uang dan itu sangat muda. Apalagi bosnya tidak mementingkan usia.

Adelard sengaja mencari wanita yang gila uang dan tidak ingin terikat oleh hubungan karena, setiap wanita yang bersamanya selalu ingin terikat hubungan dengannya dan itu sangat merepotkan untuk Adelard. Lebih baik dia gila uang daripada ia harus terikat pada wanita. Bagi Adelard wanita hanya mainan saja, tidak lebih.

Adelard melanjutkan pekerjaanya, bagaimanapun ia sudah menyerahkan tugas penting pada Mark. Adelard hanya akan menerima hasilnya saja.

Tok! Tok!

“Tuan, rapat akan dilaksanakan dalam 10 menit lagi,” ujar Mark masuk memberitahu pada Adelard

“Baik,” jawab Adelard tanpa melihat Mark, ia tengah sibuk memeriksa berkas untuk rapat

Drtt!

Mommy is calling.

“Ada apa lagi Mom?” tanya Adelard sambil memijit pelipisnya.

“Malam sabtu lusa kau harus membawa kekasihmu kerumah,” jawab Ibunya dari seberang sana.

Adelard menghela nafas berat, Ibunya ini benar-benar sesuatu sekali.

“Baiklah Mom, ku tutup telponnya.”

“See you sabtu malam, son,” bukan Ibunya ini suara Ayah Adelard.

Ck, mungkin sekarang Ayah dan Ibunya sudah merencanakan banyak hal. Adelard mengambil tab nya lalu keluar kantornya.

“Mark, cari wanita itu dalam satu hari!” perintah Adelard membuat Mark langsung menganggukan kepalanya

“Baik Tuan.”

Mark tidak bisa diam, ia segera menelpon orang-orang andalannya untuk mencari apa yang Tuannya inginkan. Sepertinya Tuannya telah didesak oleh orang tuanya.

Adelard seperti biasa mendengarkan hasil rapat dengan saksama, tidak ada hal yang akan terlewat olehnya. Jika ada perusahaannya menjadi taruhan. Adelard adalah pria yang cermat, itulah kenapa ia bisa memisahkan diri dari perusahaan keluarganya.

BASB 2 : Diusir

Byanca masih dirumah sakit, hari ini ia pulang ke rumah. Sudah hampir 3 hari sanak keluarganya tidak ada yang menjenguknya di rumah sakit. Leon yang bahkan pacarnya dan teman-teman kampusnya pun tidak datang menjenguknya. Seakan semuanya menghilang tidak ada jejak.

Sebenarnya Byanca masih harus dirawat inap tapi Byanca menolak, ia sangat penasaran dengan semuanya. Byanca merasa ia ditinggal, hanya firasat tapi rasanya sangat menyesakan.

Byanca ingin segera pulang dan memastikan firasatnya salah, pertama-tama ia harus pulang terlebih dahulu. Ia ingin mandi, badanya sangat lengket sekarang karena ia sudah 2 hari tidak mandi.

Byanca turun dari taksi dan melihat ada perayaan di rumahnya, perayaan? Perayaan apa? Apa karena dirinya pulang dari rumah sakit? Tidak mungkin, ia bahkan tidak mengabari siapapun atas kepulangannya dari rumah sakit.

 Langkah Byanca semakin cepat masuk kedalam rumahnya, ia berhenti didepan pintu ada tulisan ‘pertunangan Leon dan Karin’

Byanca tersenyum mengejek, pertunangan antara kekasihnya dengan sepupunya? Lelucon macam apa ini? Tidak lucu sama sekali.

Byanca menghentikan langkahnya, semua kerabat dan teman-temannya ada disini. Pantas saja mereka mengabaikan Byanca ternyata mereka semua ada kesibukan yang sangat penting. Byanca tersenyum sinis,

“APA-APAAN INI! PERTUNANGAN DI RUMAHKU? APA KALIAN MASIH WARAS!” teriak Byanca sehingga satu ruangan menatap ke arahnya.

 Karin datang padanya dan tersenyum meremehkan,

“Sekarang kekasihmu menjadi milikku,” ujarnya membuat Byanca mengangkat satu alisnya

“Sehat?” tanya Byanca balik meremehkan.

“Byanca mulai hari ini aku Leon Pradipta memutuskan hubungan denganmu dan memilih bertunangan dengan sepupumu Karin,” ujar Leon mengumumkan di depan semuanya.

Byanca tidak tahu sekarang ingin tertawa saja atau tertawa sampai menangis. Sungguh Byanca sangat membenci pengkhianatan dan dua manusia di depannya sekarang.

“Ya ya, terserah saja. Kalau sudah selesai angkat kaki dari sini,” ujar Byanca lalu naik ke kamarnya, membuat Leon dan Karin menggeram kesal atas tingkah Byanca yang seperti itu.

“Ah ya, aku sudah seharusnya membuang sampah. Terima kasih karena telah memungutnya.”

“BYANCA!” teriak Karin namun Byanca menulikan telinganya yang membuat Karin tambah naik pitam karena amarah.

“Sayang, tenangkan dirimu. Kita selesaikan acara ini terlebih dahulu,” ujar Leon mencium pelipis Karin.

Karin tersenyum pada Leon, lihat lah Byanca kau akan sangat menyesal atas hari ini.

 

Jika Karin dan Leon mengira Byanca akan menangis meraung dan meminta Karin untuk mengembalikan Leon padanya, maka mereka salah. untuk apa mempertahankan sampah yang sudah busuk.

Walau tidak bisa dipungkiri hati Byanca sangat terluka oleh pengkhianatan keduanya, Byanca mempertahankan harga dirinya untuk tidak menangis.

‘By, kau akan menemukan pria yang lebih baik dibandingkan dia,’ ujar Byanca pada dirinya sendiri.

Byanca langsung membaringkan badannya diatas kasur, ia sangat mengantuk dan tidak lama kemudian ia tertidur. Byanca bahkan melupakan tujuan awalnya pulang yaitu untuk mandi.

*

Acara pertunangan Karin dan Leon telah selesai, para tamu sudah pulang. Kini hanya keluarga Karin dan juga Leon yang masih tertinggal.

“Mi, ayo selesaikan semua hari ini. Karin tidak ingin melihat Byanca dirumah ini,” ujar Karin menggebu-gebu, ia sangat membenci Byanca. Dari kecil apa yang Karin inginkan selalu ada pada Byanca. Hari ini ia tidak akan membiarkan Byanca hidup tenang. Apalagi sekarang Leon sudah terikat padanya, jadi Byanca tidak akan bisa merebut prianya.

“Bawa Byanca turun!” perintah Jill, usulan putrinya adalah ide terbaik.

Sementara itu Byanca baru selesai mandi, kepala pelayan masuk kedalam kamarnya.

“Nona, Nyonya Jill meminta anda untuk turun kebawah.”

“Katakan pada Bibi kemari saja jika ingin bicara,” jawab Byanca sambil mengeringkan rambutnya.

“Maafkan atas kelancangan saya Nona, tapi saya akan dipecat jika Nona tidak turun.”

“Ck, berani sekali. Memangnya siapa dia dirumah ini!” ujar Byanca kesal lalu meletakan hairdryer nya sembarangan.

Byanca segera turun kebawah dan sungguh pemandangan yang menjijikan, Karin dan Leon sedang berciuman. Maksud mereka bagaimana? Mau membuat panas Byanca? Tidak mempan bahkan kalaupun mereka bercinta di depan Byanca, Byanca tidak akan peduli sama sekali.

Byanca duduk dan menyilangkan tangannya dan menatap jijik kearah Karin, Karin luar biasa kesal pada Byanca namun detik kemudian ia tersenyum karena Byanca sebentar lagi akan angkat kaki dari rumah ini.

Tidak lama kemudian kepala pelayan dan para pelayan membawa barang-barang Byanca dengan koper.

 

“Maksudnya? Kalian mengusirku dari rumahku sendiri?” tanya Byanca tidak percaya.

“Rumahmu? Ini sudah menjadi rumah Bibi, kau pergilah sebelum membuat Bibi marah!” ujar Jill mendorong koper-koper Byanca.

“Tidak bisa! Aku tidak akan keluar dari rumah ini! ini rumahku! Bukan rumah kalian, kalian yang harusnya pergi dari sini!” Byanca tidak ingin keluar dari rumahnya, kenapa ia harus pergi. Tidak ada alasan baginya.

“Lihat ini akta rumah sudah berpindah tangan,” ujar Jill memberikan surat akta pada Byanda, Byanca menggeram kesal. Ternyata mereka sudah merencanakan hal ini dari lama. Byanca tidak merobek akta itu karena percuma saja itu hanya salinan.

“Aku akan menyewa pengacara untuk menuntut kalian!”

“Hahaha, kau lucu sekali By. Menyewa pengacara? Memangnya kau ada uang? Tidak hanya rumah semua kekayaanmu sudah menjadi milik kami,” ujar Karin tertawa mengejek Byanca.

“Kau pikir kecelakaan kedua orang tuamu itu karena kehendak Tuhan? Salah, itu kehendak kami,” ujar Jill membuat Byanca mengepalkan tangannya. Cih, sudah jelas sekarang kenapa orang yang menabrak mobil kedua orang tuanya ada disini. Ternyata semua ini sudah direncanakan oleh Bibinya sendiri.

Byanca marah dan kesal hingga air matanya hampir mengalir, ia harus balas dendam atas kematian orang tuanya.

Byanca tahu betul jika sekarang maka ia akan kalah telak, lebih baik mundur sekarang dan merencanakan rencana yang matang. Sedih, tentu saja Byanca sangat terpukul karena orang paling dekatnya lah yang telah mengkhianatinya.

Byanca mengambil satu koper dan tasnya menginggalkan koper-koper yang lainnya.

“Anggap saja sekarang aku kalah, tapi ingatlah. Aku akan datang kembali setelah waktunya tepat,” ujar Byanca lalu meninggalkan rumah.

****!

Byanca menggerutu kesal karena diluar sedang hujan deras, kesialan macam apa ini. Byanca tidak menangis, menangis akan membuang tenaganya. Nanti jika ia sudah menang maka Byanca boleh menangis, untuk sekarang Byanca menolak untuk menangis. 

“Nona naiklah,” ujar kepala pelayan Yun membuka pintu mobil untuk Byanca

“Kau akan dipecat jika menolongku,” ujar Byanca menolak ajakan kepala pelayan Yun.

 

“Saya sudah mengundurkan diri, jadi naiklah Nona.”

Byanca tidak menolak, ia segera naik ke mobil kepala pelayan Yun. Omong-omong kepala pelayan Yun telah mengurusnya dari bayi hingga 21 tahun umur Byanca.

“Terima kasih karena telah menolongku, Bi,” ujar Byanca pelan air matanya ingin jatuh namun segera ia tahan.

“Menangislah Nona, menangis tidak membuat dunia hancur,” ujar kepala pelayan Yun membuat Byanca menangis sekencang-kencangnya didalam mobil.

Yun membiarkan Nonanya menangis, baginya Byanca sudah seperti anaknya sendiri.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!