NovelToon NovelToon

Lianhua Nushen

Hukuman Langit

"Berhenti kau, Lianhua! Kau adalah seorang pencuri yang telah mencuri artefak langit!" teriak Long Kongque, seorang Dewi Merak Hijau. Wanita yang sangat membenci sang Dewi Lotus karena selalu lebih unggul darinya. Maka dari itu ia berusaha untuk membuatnya disingkirkan dari alam langit.

"Kakak! Aku tidak pernah mencuri apapun." Lianhua Nushen tidak berharap akan mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari seorang dewi yang ia anggap sebagai kakaknya sendiri.

Sebenarnya persetruan antara kedua dewi, sudah terjadi selama ribuan tahun. Dimana dewi Lianhua Nushen seringkali mendapatkan banyak pujian dari para dewa dan dewi. Hal itu menimbulkan rasa cemburu bagi dewi Long Kongque. Sebagai senior, ia merasa tersaingi oleh kehadiran seorang dewi junior yang menunjukan banyak prestasinya.

Meski dianggap sebagai saudara oleh Lianhua, Long Kongque yang awalnya senang mendapatkan pengakuan itu, lama-lama berubah menjadi kecemburuan. Apalagi dengan adanya dewi teratai membuat dewa yang dicintainya menunjukan perhatiannya pada Lianhua Nushen. Walaupun Lianhua tidak tahu hubungan antara dewa dan dewi.

"Serahkan apa yang kamu curi itu, Lianhua! Kaisar Langit telah meminta kami untuk menangkapmu segera! Serahkan dirimu untuk menghadapi hukuman langit!" seru dewa penjaga dengan senjata tombak di tangannya.

Kini Lianhua Nushen tidak bisa berlari ke manapun. Awalnya ia tidak tahu apa yang terjadi, mengapa dewi yang dianggap sebagai kakaknya itu mengatakan bahwa dia mencuri artefak langit. Namun kenyataannya ia tidak tahu sama sekali artefak apa yang hilang. Barulah setelah dewi merak hijau mengatakan jika yang dicuri adalah lentera pengumpul roh, para dewa dan dewi pun panik.

Kaisar Langit yang mendengar hilangnya artefak langit itu pun murka. Tanpa berpikir panjang, ia memerintahkan semua prajurit langit untuk mencari keberadaan artefak tersebut. Setelah melakukan pengejaran, akhirnya dewi Lianhua Nushen ditangkap atas perintah dewi Long Kongque.

"Cepat serahkan artefaknya, Linhua!" teriak Long Kongque sambil melihat dewi bunga lotus itu terpuruk. Ia sangat menikmati pemandangan langka yang pernah ia lihat. Bagaimana seorang dewi terhormat menjadi bulan-bulanan prajurit langit.

"Kakak, aku tidak tahu apa yang kamu maksud. Aku tidak mencuri artefak apapun. Mengapa kamu mengatakan itu?" Lianhua Nushen meringis kesakitan karena sekujur tubuhnya dipenuhi luka akibat melawan prajurit langit yang jumlahnya sangat banyak.

"Diam kamu, pencuri! Kamu harusnya dihukum karena telah mencuri artefak langit yang sangat berharga. Bawa dia ke altar eksekusi!" perintah Long Kongque tegas.

Hari dimana Long Kongque merasa sangat senang karena berhasil membuat orang yang ia benci dihukum. Bahkan kaisar langit pun setuju dengan keputusannya itu. Saat ini para dewa sedang berperang melawan pasukan iblis. Sehingga ini adalah waktu yang tepat untuk membuat orang yang ia benci mengalami nasib sengsara. Dengan tudingan palsu yang ditunjukkannya, tidak akan ada dewa yang melindunginya saat ini. Maka dengan bebas, ia berkuasa di alam nirwana.

"Yang Mulia, hamba telah membawa penghianat itu. Bagaimana Yang Mulia Kaisar akan menghukumnya?" tanya Long Kongque memberi hormat pada kaisar langit.

Kaisar Langit tidak menyangka di alam nirwana ada kejadian seperti itu. Ia tidak menyangka seorang dewi yang dikenal baik dan memiliki kemampuan, akan menjadi penghianat. Mencuri artefak langit berarti melawan kaisar sendiri. Karena artefak itu sangat berharga. Apalagi itu adalah lentera pengumpul roh. Sebuah artefak yang bisa mengumpulkan roh primordial yang menyebar di tiga alam.

"Tidak ada gunanya Dewi Bunga Lotus itu tinggal. Pengawal! Mulai hukuman!" perintah sang Kaisar. Ia memegang lentera pengumpul roh yang diberikan Long Kongque padanya. Kekaguman terhadap dewi merak hijau karena telah menemukan artefak yang hilang. Dengan niat menjadikannya kurator yang baru bagi istana langit.

"Mohon ampun, Yang Mulia. Saya tidak bersalah," lirih Linhua Nushen yang sudah tidak memiliki kekuatan lagi. Ia sudah melawan prajurit langit dan terluka di sekujur tubuhnya. Bahkan ia akan dihukum atas kesalahan yang tidak pernah diperbuat.

Baru ia menyadari kalau ini perbuatan Long Kongque. Karena ia tidak tahu menahu di mana keberadaan artefak itu. Namun dewi merak hijau bisa langsung menemukannya di kediaman dewi bunga lotus. Tidak ada lagi yang akan percaya padanya lagi setelah tuduhan terarah padanya. Meski ia menjelaskan semuanya pun percuma. Tidak ada satu dewa pun yang akan menaruh simpati padanya. Apalagi ia hanya seorang diri yang tidak memiliki keluarga atau teman dekat di alam nirwana.

Sambaran petir untuk pertama kali mengarah kepada Linhua Nushen. Ia mengalami luka serius dan mengeluarkan darah. Namun sambaran kedua kembali mengenainya. Seakan seluruh tulangnya remuk akibat sambaran kedua. Untuk sambaran ketiga, membuat tubuhnya serasa hancur berkeping-keping. Untuk berteriak pun ia tidak sanggup. Hanya tatapannya yang mulai pudar dengan seiring berjalannya waktu. Meski demikian, hukuman masih menerpanya. Walaupun tidak sadarkan diri sekalipun, ia masih dihukum sampai sepuluh sambaran petir.

"Kurung dia untuk memulihkan diri. Setelah itu, buang dia ke kolam kelupaan. Biarkan dia melupakan semua dan kirimkan ke dunia manusia!" perintah Kaisar Langit. Berlalu meninggalkan tempat hukuman.

Yang paling bahagia adalah Long Kongque. Ia sudah berhasil membuat Kaisar Langit mempercayainya. Maka keinginannya akan segera tercapai untuk menjadi kurator yang bertugas menjaga artefak langit. Dengan itu, ia akan memiliki kebebasan menggunakan artefak-artefak itu tanpa diketahui dewa yang lain.

'Meski tidak mati, tetap saja kau sudah tidak menjadi ancamanku lagi, Linhua Nushen! Kamu akan menjadi manusia fana pada akhirnya, hahahaha, hahahaha,' tawa Long Kongque dalam hati.

Dewi Merak hijau itu pun mengikuti Kaisar Langit dari belakang. Ia yakin akan diangkat menjadi kurator selanjutnya karena saat ini posisi itu tidak ada yang menempati. Itu karena kurator langit sebelumnya telah meninggalkan nirwana untuk perang melawan pasukan iblis. Ia juga sudah memastikan bahwa artefak yang dibawa telah dipalsukan olehnya. Maka ia lebih percaya diri. Tidak akan menjadi Dewi yang berkedudukan rendah. Nyatanya ia juga belajar banyak hal tentang pembuatan artefak langit walau masih kalah oleh Linhua.

Linhua dibawa ke sebuah ruangan yang tertutup dan dipagari dengan segel pelindung agar tidak bisa keluar. Tidak ada seorangpun yang datang ke tempat itu selama berhari-hari. Hingga berminggu-minggu kemudian, barulah ia bangun dengan kondisi tubuh yang sangat lemah. Ia kehilangan ribuan tahun kultivasi setelah mendapatkan hukuman langit. Bahkan ia sama halnya manusia biasa yang tidak bisa menggunakan sihir sama sekali.

"Mengapa ini sangat sakit? Di mana ini?" lirih Linhua, mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan. Ia merasa sangat sakit dan tidak ada seorangpun yang datang mengobatinya. Maka keadaannya sudah sangat kritis, dipenuhi luka yang sulit untuk disembuhkan. Hanya saja ia masih hidup hingga saat ini.

Untung saja dirinya adalah seorang dewi bunga lotus yang dapat menyembuhkan diri. Dengan seiring berjalannya waktu, luka-lukanya akan segera sembuh. Walau tidak sepenuhnya sembuh karena ia tidak seperti dulu lagi. Semua basis kultivasi telah hilang dan sangat memerlukan obat untuk kesembuhannya.

***

Reinkarnasi Dunia Manusia

Seperti yang diperintahkan Kaisar Langit, Lianhua Nushen pun dibawa ke kolam kelupaan. Untuk melupakan apa yang terjadi di alam langit. Selanjutnya ia dikirim ke alam manusia. Menjadikannya sebagai manusia biasa setelah melupakan semuanya.

"Hari ini aku harus melihat sendiri kamu dikirim ke kolam kelupaan. Mulai saat ini tidak ada lagi yang membuatku kesal." Long Kongque tersenyum sinis melihat keadaan Lianhua. Melihat kondisi seorang dewi yang banyak dikagumi para dewa.

Prajurit langit membawa Dewi Bunga Lotus itu ke kolam kelupaan dengan menyeret badannya. Meski tidak bisa berjalan, nyatanya ia diperlakukan dengan buruk. Tidak ada yang peduli dengan keadaan dewi tersebut.

'Sampai saat ini aku tidak tahu salahku.' Lianhua Nushen melihat dengan samar ke arah Dewi Merak Hijau. Ia melihat senyuman di wajahnya. 'Kenapa kamu menuduhku mencuri sesuatu yang tidak pernah ku ketahui?' batinnya menatap nanar ke arah Dewi di depannya.

Namun dewi merak hijau itu tidak menggubris ucapan Dewi Bunga Lotus. Karena di hatinya hanya ada kebencian mendalam. Tidak peduli meskipun melihat seseorang yang telah ia tuduh dalam kesakitan. Tidak mudah meskipun memiliki penyembuhan luar biasa, tetap tidak secepat itu. Ini karena hukuman langit memiliki efek yang sangat berbahaya. Apalagi hukuman petir akan membuat Dewi Bunga Lotus itu kehilangan banyak kekuatan.

"Kau adalah seorang dewi yang berbuat dosa karena mencuri artefak langit yang sangat berharga. Maka tempatmu bukan lagi di alam langit. Makhluk hina sepertimu memang seharusnya menjadi manusia biasa, hahaha!"

Wajah tanpa merasa berdosa Long Kongque membuat Lianhua Nushen kesakitan. Dengan tubuh yang sangat lemah, menyaksikan seorang dewi yang tertawa sinis kepadanya. Rasa puas karena berpikir telah menyingkirkan musuhnya. Dewi Bunga Lotus itu pun dibuang ke Kolam Kelupaan begitu saja.

Tenggelam dalam kolam yang membuat semua ingatan menghilang. Tubuh sang dewi berubah menjadi cahaya berbentuk bunga lotus. Turun ke bumi dan masuk ke dalam tubuh seorang gadis yang sekarat. Tidak disangka, gadis di alam manusia itu hampir kehilangan nyawanya. Tepat saat itu, Lianhua Nushen membuka matanya. Ia tidak mengingat apapun saat berada di langit. Hanya tubuhnya merasa lemah karena luka-luka di tubuhnya.

"Ah, apa yang terjadi? Di mana ini? Dan ... siapakah aku? Uhh, kenapa kepalaku sangat sakit?" Lianhua Nushen menjadi seorang manusia dan memiliki wajah yang mirip dengannya. Namun ia berada di sebuah tempat yang begitu asing.

Hamparan rumput memanjang serta pohon-pohon berakar di atas tanah. Serta bebatuan di tebing tinggi. Datang beberapa kupu-kupu dan kumbang mengelilinginya. Seakan menyambut kedatangannya di dunia fana.

"Bisakah? Bisakah kalian membawaku keluar dari sini?" tanya Lianhua pada kupu-kupu dan kumbang di depannya. Ia berharap serangga-serangga itu akan menunjukan jalannya.

Tak disangka kupu-kupu dan kumbang pun menunjukan jalannya. Dengan terbang ke arah jalan yang bisa dilaluinya. Walau berjalan dengan tertatih, gadis itu tetap bisa berjalan. Dengan berpegangan pada pohon di sekitarnya. Tak lama setelah itu, tibalah di jalan yang biasa dilalui manusia.

Seorang wanita paruh baya melihat Lianhua dengan khawatir. Karena ia hanya memiliki satu putri yang sangat berharga. "Lian'er! Kemana saja kamu, hah? Aku sudah menunggumu–"

Seketika kupu-kupu dan serangga yang mengantar gadis itu pun menghilang. Lianhua Nushen bingung dengan apa yang terjadi. Mengapa mereka bisa menghilang begitu saja. Dilihatnya sosok wanita paruh baya, dengan pakaian sederhana namun terlihat anggun.

Seorang wanita yang bernama Hua Tianzhi merupakan seorang Dewi Bunga Lotus dahulu. Ia juga bernasib buruk di alam nirwana karena mencintai seorang putra mahkota kaisar. Membuatnya mengandung dan melahirkan sebelum waktunya. Maka yang ia lahirkan belum sempurna, hanya bunga lotus yang belum mekar. Sehingga dewi langit pun merahasiakan keberadaan bunga lotus tersebut.

"Apa yang terjadi denganmu, Lian'er? Apakah mereka menyakitimu lagi, ah? Ayo sini-sini. Biarkan ibu mengobatimu." Hua Tianzhi sangat paham apa yang terjadi pada putrinya. Karena terlalu sering putrinya diperlakukan buruk.

"Tidak apa-apa, Bu. Sungguh, aku tidak apa-apa." Walau ingatannya hilang, ia tetap memanggilnya ibu, pada wanita paruh baya di depannya.

Lianhua merasa hubungannya dengan wanita itu sangat baik. Sehingga ia tidak merasa khawatir ketika bersamanya. Bahkan ia merasa sangat dekat selama ini. Tidak heran jika mereka memiliki hubungan ibu dan anak.

"Kamu gadis dungu. Bagaimana mungkin kamu baik-baik saja? Biar ibu yang gendong kamu! Ini lukamu sangat parah dan pakaianmu sangat kotor. Bagaimana ini menjelaskan semuanya nanti?"

"Ti-tidak apa, Bu. Aku yang salah." Lianhua Nushen mencoba mengingat apa yang terjadi. Namun ia malah menjadi pusing dan tidak mengingat apapun.

"Kamu sangat keras kepala, Lian'er. Baiklah, baiklah ... kamu sudah dewasa. Namun kamu belum membawakanku calon menantu. Ini kalau kamu hanya main-main di hutan. Di hutan mana ada calon menantu."

"Ibuuuu!" rajuk Lianhua Nushen dengan manja. Ia bersandar di pundak wanita yang dipanggilnya ibu itu. Karena rasa nyaman berada di dekat Hua Tianzhi, ia akan menempel layaknya seorang gadis kecil yang manja.

"Lihat, kamu juga sangat manja begini, mengingatkanmu saat masih kecil dulu. Lukamu masih sakit, kan? Ayo kita segera pulang. Biar ibu obati lukamu ini." Hua Tianzhi memapah anak gadisnya dengan perlahan. Menuju ke sebuah rumah yang berada di ujung desa.

Di sebuah rumah kecil mereka tinggal sehari-hari. Walaupun mereka berasal dari keluarga terhormat, karena kekuasaan seseorang, membuat mereka tinggal di rumah kumuh. Lianhua Nushen melihat rumah kecil itu pun merasa sedih. Tidak disangka hidupnya ternyata seperti yang saat ini dilihatnya. Ia sekarang tahu, hidupnya memang tidaklah baik. Namun ia merasa selama ada ibu di sampingnya, hidupnya lebih baik dari apapun.

Ibu dan anak itu masuk ke pekarangan yang dipenuhi dengan tanaman obat. Ada obat-obatan yang dijemur di halaman rumah sederhana. Ada kupu-kupu dan kumbang yang berterbangan di sekitar tanaman yang mayoritas memiliki bunga.

"Ayo, ibu bantu periksa lukamu." Di dalam rumah, Hua Tianzhi membuka pakaian Lianhua dan melihat banyaknya luka di sekujur tubuh. "Astaga! Apa yang mereka lakukan? Mengapa anak gadisku menjadi seperti ini? Ibu tidak terima! Mereka harus merasakan pembalasannya!"

Hua Tianzhi geram melihat keadaan putrinya yang mengalami banyak luka. Bahkan tubuhnya begitu kotor dan bau darah. Namun ia mengobati anak gadisnya dengan penuh perhatian sambil menahan emosi pada orang-orang yang mencelakai Lianhua Nushen.

"Ibu ... tenangkan dirimu. Aku ... aku hanya–" ucapnya terhenti ketika ia bingung harus berkata apa. Ia sama sekali tidak mengingat apapun. Entah dia dicelakai orang atau terjatuh dari tebing atau keduanya, ia belum bisa memastikan.

"Hanya apa? Ibu tahu, dilihat dari lukamu ini, kamu pasti disiksa sebelum dilemparkan ke tebing, bukan?" tebak Hua Tianzhi.

Lianhua Nushen bingung dengan tebakan Hua Tianzhi. Bahkan tak tahu mau mengatakan apa karena tidak ingat apapun. Tapi wanita paruh baya itu mengetahui apa yang terjadi. Bahkan itu bisa menjelaskan semua yang dilalui Lianhua Nushen.

***

Rumah Bordir Nyonya Yin

"Maafkan ibu, Lian'er. Karena ibu tidak bisa menjagamu dengan baik. Walaupun ibu memiliki identitas tinggi di keluarga Hua, ibu malah tak bisa apa-apa."

Hua Tianzhi menyesal karena ketidak berdayaannya. Padahal ia merupakan keluarga inti di keluarga besar Hua. Namun harus tersingkir karena ia terlalu lemah dan tidak ada keluarga laki-laki yang melindungi. Selain itu, kelurga Hua lainnya seakan tidak peduli dengan mereka.

Gadis itu menggelengkan kepalanya, melihat wanita paruh baya di hadapannya bersedih. Meski tidak mengingat apapun, ia tahu ibunya itu sangat baik padanya. Ia beruntung memiliki keluarga yang begitu perhatian padanya. Ia membiarkan wanita itu mengobati seluruh tubuhnya yang mengalami banyak luka.

"Tenang saja, Lian'er. Ibu pasti akan mencarikan pemuda yang baik untuk menjadi suamimu. Dengan pengobatan ibu, kamu tidak akan memiliki bekas luka di kulitmu. Dengan begitu, pasti kamu akan lebih mudah mencari suami untukmu."

Tubuh seorang gadis yang memiliki bekas luka, kemungkinan akan mengalami kesulitan dalam mencari pasangan. Itulah mengapa, setiap gadis yang belum menikah, harus memiliki kulit tanpa cacat. Apalagi pada wajah yang sebagai daya tarik pertama. Jika wajahnya cantik dan mulus, memiliki kesempatan lebih besar diterima pemuda yang tampan.

Nasib keluarga Hua saat ini berada dalam ambang memprihatinkan. Apalagi saat dipimpin oleh kepala keluarga saat ini. Yang memiliki sifat kejam dan arogan. Seorang wanita yang bernama Hua Shui. Keluarga Hua termasuk keluarga ahli dalam ilmu pengobatan. Mereka membuka apotik yang menjual berbagai bahan herbal.

Kejayaan keluarga Hua hanyalah tinggal masa lalu karena dipimpin oleh seorang wanita seperti Hua Shui. Walaupun sejak dahulu keluarga Hua dipimpin oleh wanita, tetapi mereka memiliki hati dan niat yang baik untuk kemakmuran dan kesejahteraan keluarga. Hanya saja kepala keluarga saat ini, menggunakan waktunya untuk bersenang-senang dan menyewa pria-pria tampan dari rumah bordir.

"Bagaimana penampilanku hari ini, Nyonya?" Seorang pemuda dengan pakaian terbuka, hanya mengenakan bawahan saja. Memiliki tubuh halus dan tanpa cacat, merupakan pria penghibur yang disewa.

"Bagus. Kamu hari ini sangat tampan. Ha-ha-ha-ha. Kemarilah ... sayang ..." panggil Hua Shui dengan manja.

Meski usianya tidak muda lagi, ia masih memiliki tubuh yang bagus karena perawatan. Sebagai seorang kepala keluarga Hua, ia sangat mahir dalam menghabiskan uang hanya untuk kesenangan duniawi.

Pemuda yang tampan dan cantik, mendekat dan memberikan sentuhan pada wajah wanita paruh baya di depannya. Memamerkan keindahan tubuhnya yang penuh lemah lembut. Baginya pekerjaan itu adalah sumber pendapatan yang menjanjikan. Di rumah bordir itu bukan hanya menyediakan gadis-gadis penghibur, ada juga pemuda yang juga tidak kalah menggoda.

Jika seorang pria datang, maka akan menyewa wanita penghibur sebagai teman minum hingga teman tidur. Begitu juga sebaliknya, jika yang datang seorang wanita, maka banyak pria muda yang akan menyambut dengan hangat.

"Aahhh ... ini sangat geli. Uhh, kamu sangat nakal." Hua Shui menikmati apa yang diperbuat oleh pemuda tampan di depannya.

"Malam ini kita minum sepuasnya, Nyonya. Budak ini siap melayani Nyonya Hua yang muda dan cantik ini," goda sang pemuda seraya menuang arak ke dalam cawan kecil.

"Sepertinya ... aku sedang melayang di atas awan. Bawalah diriku terbang bersama rembulan malam. Buaian mesra alam mimpi, membawaku kepada pemuda tampan di depan mata."

Hua Shui menenggak arak dari cawan yang disodorkan padanya. Ia juga menerima suapan anggur dari budak pria yang menemaninya minum. Selanjutnya, adegan mesra kedua insan yang tengah dimabuk birahi.

Keramaian rumah bordir pada malam hari, membuat suasana panas. Banyak di antara mereka yang merupakan siluman yang berwujud menjadi manusia. Mereka berkultivasi selama ribuan tahun dan memiliki tubuh seperti layaknya manusia yang hidup dengan bebas. Namun mereka harus menghindar dari kejaran pemburu siluman yang berada di kota Chunfeng.

Siluman bunga mawar terbang dengan anggun di antara manusia. Berwujud sebagai seorang wanita dewasa nan cantik. Memiliki lekuk tubuh sempurna dan bergaya feminim. Aroma bunga mawar kian semerbak bersamaan dengan kehadirannya.

"Mari mari mari. Kita rayakan malam ini dengan bersenang-senang." Siluman bunga mawar, Meighui Yinxing menari sambil membawa teko arak. Berkeliling memberikannya pada para tamunya.

"Nyonya Yin, kau sangat cantik malam ini. Maukah Nyonya menemaniku malam ini?" Seorang pria paruh baya, tergoda akan kecantikan wanita siluman mawar. Ia melihat wajah serta tubuh meliuk Meighui Yinxing dengan tatapan penuh nafsu. Sampai-sampai tidak bisa mengontrol air liur yang keluar dari mulutnya.

Dengan suara mendesah, Meighui Yinxing menjawab, "Kita akan bersama malam ini, Tuan. Haiya ... kau sangat bersemangat sampai keluar liurmu, Tuan."

Nyonya Yin, begitu sapaan yang terus bergema dari para pria yang berada di aula. Mereka menikmati keindahan rumah bordir, sampai mabuk dan kehilangan kesadaran. Energi kehidupan semakin terkuras setelah minum arak. Menguap dari setiap pori-pori kulit dan masuk ke dalam tubuh sang siluman.

'Aku sudah menghisap banyak energi kehidupan manusia-manusia bodoh ini. Semakin banyak yang datang, semakin banyak aku memperoleh energi kehidupan mereka, haihihihi.'

"Oh, Nyonya Yin-ku. Kau sangat menawan malam ini. Bisakah kau menemani tidurku malam ini?" Begitu yang dikatakan seorang pria paruh baya yang telah kehilangan sepuluh persen energi kehidupannya. Maka dari itu, ia sudah bertambah tua dan kehidupannya berkurang dalam jumlah sepuluh persen itu.

Jika ia memiliki sepuluh tahun sisa hidup, maka sekarang tinggal sembilan tahun lagi untuk hidup. Meighui Yinxing tidak ingin membuat orang-orang di kota Chunfeng curiga. Sehingga dari tahun ke tahun ia selalu hidup berdampingan dengan manusia. Bahkan ia tidak pernah mengalami penuaan selama ribuan tahun. Ia berpindah dari tempat satu ke tempat lain untuk menjalankan bisnis, menyamar menjadi pemilik rumah bordil.

Siapa sangka, siluman berusia ribuan tahun itu terlihat seperti wanita dua puluh tujuh tahun atau kurang dari tiga puluh tahun. Ia sudah berada di kota Chunfeng selama sepuluh tahun. Dan orang-orang mengira wanita itu sudah berusia empat puluh tahunan namun wajar memiliki wajah yang awet muda karena obat-obatan.

Di kota Chunfeng sendiri, keluarga Hua memiliki ilmu pengobatan dan termasuk obat awet muda yang legendaris. Turun temurun menjadi obat yang digandrungi para wanita kaya. Karena harga satu obatnya dapat menghidupi puluhan orang dalam satu tahun.

Di kamar tempat Hua Shui berada, pria tampan tengah memanjakannya. Memberi arak dan seiring berjalannya waktu, mengalami penuaan. Meski tidak terlihat dengan jelas, tetap saja Meighui Yinxing telah memperhitungkan semuanya. Ia masih terlihat cantik diusianya yang tidak muda lagi.

"Ah, sepertinya aku juga harus minum obat lagi. Supaya wajahku tetap awet muda." Hua Shui mengambil pil untuk mempercantik kulitnya. Ia selalu membawa pil itu setiap saat dan saat akan berhubungan dengan pria di rumah bordir.

***

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!