Glaricia De Sacy, anak gadis dari keluarga De Sacy tahun ini baru saja menginjak usia 10 tahun, dimana masa masa anak tumbuh dan berkembang, dimana fase ini sedikit sulit untuk menasihati mereka yang dikarenakan faktor umurnya yang beranjak menjadi remaja, tapi tidak dengan Glaricia, dia adalah anak gadis yang penurut dan selalu mendengar nasihat kedua orang tuanya.
di ulang tahunnya yang ke-10 ini, ayah dan ibunya menghadiahkan sesuatu yang spesial, tapi sebelum itu Glaricia beserta keluarganya harus pindah dikarenakan rumah yang mereka tempati sebelumnya harus di gusur untuk pembangunan jalan raya baru.
hingga saat itu tepat di hari Minggu 13 November 1990 pukul 11:44 siang hari, waktu untuk Negara Chin. keluarga De Sacy baru saja tiba di lokasi rumah baru mereka, bertempatan di Kota Ang, Jalan G95, dengan nomor rumah 05.
.
.
.
suatu hari Glaricia meminta izin pada orang tuanya untuk pergi keluar rumah, mendapat izin dia pergi ke sebuah taman bermain disana (dekat dengan rumahnya) dimana terdapat banyak anak anak yang sedang bermain, Glaricia yang takut dengan kerumunan hanya bisa melihat mereka semua bermain bersama-sama, lalu dia tak sengaja bertemu dengan seorang anak di sebuah pinggir hutan dekat dengan tempat itu.
melihat ekspresi Glaricia yang begitu bingung, tanpa sadar anak yang dia tatap itu ikut menatap Glaricia dengan terkejut lalu langsung pergi kedalam hutan, Glaricia yang selalu merasa ingin tahu mengikuti anak itu dengan sembunyi sembunyi.
hingga sampai di sebuah pondok kecil dia melihat anak itu masuk kedalam sana, diam diam Glaricia mengikutinya dan mengendap-endap seperti seorang pencuri.
di luar rumah itu, Glaricia mencoba mengintip sedikit melalui jendela yang tepat di atas kepalanya itu. melihat kedalam, dimana disana terdapat lima orang anak dengan kelainan di tubuh mereka.
karena terkejut Glaricia tak sengaja jatuh dan membuat suara gaduh, hal itu membuat kelima orang anak itu kaget dan langsung keluar menghampiri suara itu.
saat mereka saling menatap Glaricia, semua terdiam begitu juga Glaricia, dia tercengang dengan apa yang dia lihat.
"siapa kau?" ucap seorang dari salah satu anak itu
"a aku Glaricia" jawab Glaricia dengan terkegok
"untuk apa kau kemari?" marah salah satu dari mereka
Glaricia merasa takut dan kaget dengan suara yang tegas, dia hampir menangis saat itu juga, hanya saja salah satu dari mereka datang dan mendekat untuk menenangkan Glaricia.
"kau tidak perlu takut, jika kamu memang tidak berniat buruk pada kami, maka kami juga tidak akan berbuat buruk padamu, tolong jangan pandang kami aneh" ucap salah satu dari mereka lagi.
"oh yah nama ku Teren, kau bilang kau Glaricia?" tanya si anak bertanduk kecil dengan warna mata silver itu.
"iyah" jawab Glaricia sambil menundukkan wajahnya.
"salam kenal Glaricia" tersenyum pada Glaricia, dan hal itu membuat Glaricia sangat senang dan ikut tersenyum juga.
disaat itu mereka berenam berteman dan terkadang bermain bersama-sama, setiap malam Glaricia sering keluar dari rumah secara diam diam karena ingin bertemu dengan mereka berlima.
tapi suatu ketika terjadi sesuatu dan hal itu membuat banyak orang di kota Ang merasa takut dan khawatir, kejadian ini terus berlangsung setiap akhir bulan sampai awal bulan dimana para anak kecil selalu menghilang tanpa ada yang mengetahuinya.
kemana hilangnya para anak itu? semua kejadian itu tak ada yang tau pasti karena apa?, tapi Glaricia... bagaimana dengannya? apa kah dia mengetahuinya?, karenakan dia berteman dengan lima anak aneh itu, dan bukankah seharusnya dia tahu?
dan semua itu belum tau pasti apa yang terjadi.
terus ikuti ceritanya untuk mengetahui apa yang terjadi sebenarnya cmiw....
...****************...
...**********...
...****...
...jangan lupa like, komen, sama jadiin favorit. semoga kalian suka yah....
hidup sebagai anak dari keluarga sederhana dengan pekerjaan ayahnya sebagai seorang pembuat berita, dan ibunya sebagai seorang bidan yang terkadang selalu sibuk dengan pekerjaannya.
Glaricia De Sacy hidup bahagia dan penuh tawa meski ayah dan ibunya sering keluar rumah demi pekerjaan untuk menghidupi keluarga De Sacy.
hari itu Tropium De Sacy (ayah dari Glaricia) mendapat sebuah kabar bahwa dia harus di pecat dari perusahaannya, sebab segala berita yang ia buat saat itu tidak tercapai dengan kualitas rasa berita yang buruk. surat kabar sangat sulit untuk sebarkan lebih banyak yang mendengar berita di televisi, tapi mau bagaimana pun surat kabar masih termasuk penting dalam tujuan pemberitaan atau bahkan lainnya.
mendapat kabar itu dia harus pulang dengan raut wajah yang sedih, sesampainya di rumah, ada beberapa orang dari perusahaan konstruksi sedang berbincang dengan istrinya (Gloria De Sacy). melihat sang istri yang khawatir dan kebingungan Tropium datang dan membantu sang istri.
"ada apa ini?" ucap Tropium dengan tegas kepada orang-orang konstruksi itu.
"begini tuan, rumah ini harus di gusur untuk pembuatan jalan raya baru, jika tidak mungkin akan kami paksa" ucap salah satu dari orang konstruksi itu kepada mereka berdua.
"sayang kamu ngga bakal jual rumah ini kan?, sayang? jawab dong" ucap si istri dengan bertanya tanya pada sang suami.
Tropium hanya terdiam saat itu, memandang ke arah bawah sambil memikirkan apa yang harus ia lakukan. "euh tolong beri kami waktu untuk memikirkannya, tapi kira kira kapan pembangunan akan dilakukan" tanyanya pada orang konstruksi.
"pembuatan jalan akan di lakukan beberapa hari lagi, jika kalian masih tidak pergi terpaksa kami harus memaksa kalian pergi." jawabnya dengan tegas kemudian pergi dari sana meninggalkan mereka berdua.
saat mereka pergi Gloria (istri Tropium) masuk dengan memgangi jidatnya karena pusing, dengan masalahnya dan juga masalah keluarga De Sacy.
"kau akan memberikan rumah ini hah?" marahnya pada Tropium yang dimana dia [Tropium] sedang duduk di sofa ruang tamu, masih dengan memikirkan apa yang harus dia lakukan selanjutnya.
"sayang jawab dong, rumah inikan peninggalan ibu, mana bisa aku harus menjualnya" katanya lagi dengan nada marah tapi diam diam.
saat itu juga Glaricia datang kehadapan mereka dengan wajah yang mengantuk, berjalan pelan sambil mengusap usap matanya karena masih belum sepenuhnya sadar. "ibu ayah kalian kenapa lagi?" ucap Glaricia dengan suara serak habis bangun tidur.
mereka berdua yang melihat Glaricia terbangun langsung menatap Glaricia dengan khawatir dan penuh rasa kasih sayang.
"sayang! Oh kamu terbangun?" ucap si Ibu (Gloria) pada Glaricia, menghampirinya dan mengelus kepala Glaricia.
"aku mendengar suara ibu, jadi aku bangun" ucap Glaricia menatap kedua mata ibunya yang sedang berada di hadapannya.
"Glaricia sayang kamu kembali tiduryah ngga papa kan" ucap si ayah yang merasa khawatir dan akhirnya menyuruhnya untuk kembali ke kamarnya.
"oh yaudah aku balik ke kamar ku yah, oh yah tadi ada seseorang di rumah aku tidak tau siapa" ucap Glaricia kemudian berjalan kembali menuju kamarnya.
kedua orang tuanya yang mendengar itu, terkejut maksudnya itu benar atau hanya halusinasi Glaricia saja. lalu akhirnya mereka berdua mencoba mencari tahu dengan mengotak-atik barang rumah dan tak ada yang hilang, jadi yang di katakan Galricia hanyalah halusinasi saja.
.
.
.
.
malam hari Tropium langsung mengatakan pada Gloria bahwa mereka akan pindah ke rumah yang baru dan tempat baru, dimana rumah itu lebih nyaman untuk di tinggali dan bagus untuk Glaricia tumbuh.
keesokan harinya mereka sudah bersiap siap mengemas barang barang bawaan mereka untuk menuju rumah baru mereka.
saat itu juga pembangunan konstruksi sudah datang dan berterimakasih kepada Tropium atas kerja samanya, tak hanya itu Tropium juga mendapatkan uang untuk kerja samanya, meski tak seberapa tapi uang itu cukup untuk membeli rumah di tempat lain itu.
.
.
.
.
singkatnya mereka bertiga pun sudah sampai di rumah yang Tropium katakan, terlihat besar dan nyaman seperti sebelumnya, bahkan halamannya pun luas, dan di dekatnya terdapat taman bermain dan rumah orang-orang yang tinggal disana, hanya saja Gloria (sang istri) khawatir di karenakan hutan yang berada dekat dengan rumah mereka.
...***************...
...**********...
...*****...
...jangan lupa yah Like, Komen sama jadiin Favorit kalian....
...semoga suka yah guys...
"ibu!! kita pindah kesini?" tanya Glaricia pada ibunya yang berdiri di sampingnya.
"iyah sayang, gimana kamu suka kan?" tanya Gloria sambil menatap Glaricia yang terus menatap rumah itu.
Glaricia menjawab dengan hanya menganggukkan kepalanya saja, kemudian pergi membantu ayah dan ibunya membawa barang barang yang ringan.
di dalam rumah, "waaahh, rumahnya luas bangettt" teriak si Glaricia, yang membuat ayah dan ibunya tersenyum.
sikap Glaricia yang seperti itu terkadang membuat orang tuanya bahagia dan senang, tapi terkadang takut dan rasa was-was selalu muncul, yah mungkin hanya saat Glaricia mulai mengatakan hal hal yang tidak logis atau tidak masuk akal.
tepat di pukul dua siang Glaricia keluar karena mendengar suara gaduh di sekitar rumahnya, ayahnya yang melihat itu mengikutinya dari belakang. "ada apa sayang" tanya ayahnya (Tropium) pada Glaricia yang tiba tiba diam di depan halaman rumah mereka.
"ayah? aku mendengar suara orang ramai, dimana yah?" ucap Glaricia pada ayahnya. si ayah yang mendengar Glaricia mengatakan itu mulai memeriksa sekitar dan tak ada yang ribut, semua yang tinggal di sana melakukan aktivitas seperti biasanya, maksudnya dengan santai bahkan siang hari itu terlihat panas jadi hanya beberapa yang keluar dari rumah mereka.
"Glaricia kita masuk yuk, di luar panas, nanti kulit mu menghitam kamu mau" ucap si ayah pada Glaricia, namun Glaricia masih saja berdiri di luar dan menatap langit biru yang indah dengan awan putih yang di matanya terlihat seperti kapas lembut yang bisa ia makan.
"oh ayah ada burung terbang, tapi kenapa dia sangat lambat?" ucap Glaricia sambil menunjukkan hal yang ia lihat. ayahnya mengikuti tangan Glaricia yang sedang menunjukkan sesuatu itu.
"sayang itu sebuah pesawat bukan burung" jawab ayahnya dengan senyuman sabar yang terlihat di wajahnya.
"oh benarkah? aku kira itu burung, pantas saja dia terbang begitu lambat" ucap Glaricia kemudian masuk kedalam rumah tanpa di suruh ayahnya. karena merasa panas mungkin akhirnya dia memilih untuk masuk tanpa mengatakan satu katapun pada ayahnya.
kelakuannya itu membuat ayahnya tersenyum dan tertawa kecil, kemudian mengikuti Glaricia yang duduk di sofa ruang tamu.
.
.
.
mengambil sebuah koran yang berada di bawah meja lalu membacanya, Galricia yang melihat ayahnya mengambil sebuah surat kabar mendekati ayahnya dan ingin ikut membaca itu.
"aku mau baca juga" kata Glaricia dengan nada lucu yang membuat ayahnya tersenyum sambil tertawa kecil itu, yang membuatnya gemas tampa sengaja mencubit pipi cubby nya Glaricia.
"eumm sakiiitt ayaahh" rintihnya kepada ayah Tropium yang hanya tertawa melihat jawaban Glaricia saat pipinya kena cubit ayahnya. lalu dia kembali melihat surat kabar dimana yang di letakkan ayahnya di meja tersebut.
saat itu dia melihat sebuah foto atau gambar yang tertampang di surat kabar itu, karena berwarna hitam, putih, dan abu-abu jadi gambarnya tidak terlalu jelas. dan kebetulan saat itu Glaricia melihatnya, dia melihat sebuah gambar hutan dengan pepohonan yang rindang, tapi dia tak sengaja melihat sebuah sesuatu yang menurutnya menarik.
"ayah lihat ini, bukankah ini manusia dengan tanduk" menunjukkan foto itu, yang di pandang ayahnya hanya terlihat sebuah pohon dengan beberapa batang kecil saja tak ada manusia disana.
"itu hanya pohon kecil biasa, itu bukan manusia dengan kepala bertanduk sayang" jawab si ayah dengan nada lembut, meski lelah mendengar omongan yang tidak benar dari Glaricia.
"euh ayah! ini benar kok manusia dengan kepala tanduk nya, ayahnya saja yang ngga bisa liat, udahlah aku mau ke kamar ku aja liat fotonya" ucap Glaricia kemudian beranjak dari duduknya pergi meninggalkan Tropium yang terdiam melihat kelakuan gemas Glaricia.
tanpa memedulikan perkataan Glaricia, Tropium De Sacy hanya tertawa melihat Glaricia dan kembali membaca majalah di rak buku yang ada di rumah itu.
.
.
.
di kamar, Glaricia kembali melihat gambar itu dan membaca beritanya yang berada di bawah gambar itu dan lama kelamaan dia tertidur karena lelah membaca, ibunya yang melihat Glaricia tertidur terlihat senyum manis di wajahnya yang begitu indah lalu menutup pintu kamar Glaricia dan pergi mendatangi suaminya yang masih di sofa ruang tamu.
...****************...
...***********...
...****************...
...Jangan lupa Like, Komen, Favorit Sahre juga boleh....
...semoga kalian suka yah...
...💙...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!