NovelToon NovelToon

Misteri Cinta Gadis Mafia

PROLOG

Semua orang yang terlahir di dunia ini pasti ingin keluarga yang bahagia. Bisa memberikan kasih sayang satu sama lain dan juga saling mengasihi. Memiliki seorang ibu yang lemah lembut, Ayah yang tegas dan memiliki Saudara yang akur, semua orang pasti ingin menyukai kesempurnaan yang ada.

Namun, ada saja manusia yang membenci, ketika seorang masih belum terlalu sempurna.Terlalu egois, sehingga mereka lupa caranya bersyukur, atas apa yang Tuhan berikan.

Apakah semua orang menuntut kita untuk sempurna? Apakah mereka menentang apa yang Tuhan berikan kepada kita? Ya... itulah kodrat manusia.

Hujan deras di sertai petir membuat suasana terasa kelam. Waktu menunjukkan pukul sepuluh malam. Suasana seperti ini biasanya sangat cocok untuk beristirahat. Namun seolah tidak mengenal lelah, sebuah Keluarga masih terjaga di bangku Rumah Sakit hanya untuk menantikan kelahiran seorang bayi. Mereka tampak gelisah, dengan menggenggam kedua tangannya, Ia mencoba menenangkan pikirannya semoga tidak terjadi apa - apa.

Selang beberapa menit, terdengarlah suara tangis dari dalam membuat Keluarga merasa lega, namun ketika dokter keluar menciptakan sebuah kepanikan kepada keluarga pasien.

"Dok ada apa? Apakah bayi saya selamat?" tanya seorang pria dengan Jas kantor nya.

"Mohon maaf Tuan, saya sedang menangani kondisi bayi nya, " jawab Dokter itu.

Dengan langkah yang tergesa - gesa dokter mengambil berbagai macam alat untuk memeriksa bayi tersebut.

"Kamu yang sabar, nak. " wanita paruh baya menepuk pundak anak nya.

Namun, Pria tersebut nampak frustasi dengan semuanya, apakah bayi nya selamat?

Beberapa jam menunggu , setelah bayi di periksa terdengarlah tangis seorang wanita yang baru saja melahir kan bayi tersebut.

"Bayi saya kenapa Dok? Kenapa dengan matanya?!" teriak wanita itu.

"Kemungkinan bayi anda mengalami masalah pada mata nya, nanti akan saya konsultasi kan dengan suami anda," jawab dokter tersebut.

Wanita itu terus menangis tanpa henti, ada rasa tidak rela dengan hatinya, ada rasa kekecewaan karena tidak bisa menjaga kandungannya.

"Dengan suami pasien?" ujar dokter ke arah pria yang sedang duduk di kursi tunggu.

"Saya sendiri Dok, " jawabnya.

" Mari ikut saya keruangan. "

Pria tersebut mengekori Dokter itu menuju ke dalam ruangan, ada perasaan was-was mengenai kelahiran bayi nya.

Setelah di persilahkan duduk, Dokter mulai menjelaskan apa yang di alami oleh bayi baru lahir itu

"Mohon maaf sebelumnya nya pak, dikarenakan bayi anda terlahir secara prematur menyebabkan, bayi mengalami ROP (Retinopathy Of Prematurity ) pada matanya, " jelas Dokter tersebut.

"Maksud Dokter apa? Apakah bayi saya, mengalami kebutaan?" tanya Pria itu.

"Benar pak, Kebutaan yang di sebabkan oleh bayi yang lahir secara prematur, atau biasa di sebut ROP yaitu sebuah kondisi dimana adanya gangguan pembentukan pembuluh darah pada retina ( Bagian di belakang mata yang kayak akan saraf penglihatan ), karena bayi anda lahir secara prematur, sehingga pembentukan darah di retina masih belum sempurna," jelas Dokter panjang lebar.

Penjelasan itu berhasil membuat perasaan pria itu kacau, apa yang harus ia lakukan? apakah ia akan mempertahankan bayi cacat itu? kalau di pertahankan apakah ia akan di tertawakan oleh rekan bisnisnya? pikir pria tersebut...

"Apakah bisa di sembuhkan Dok?" tanya pria itu lagi.

"Begini pak, penyakit ROP ini mempunyai 5 tahap mulai dari yang ringan hingga parah," jawab dokter dengan serius.

"Tahap bagaimana?"

"Mulai dari stadium satu sampai lima , ROP dari stadium I sampai IV tidak perlu di khawatir kan, karena bisa sembuh seiring bertambahnya usia tapi_ " dokter menjeda penjelasan nya.

"Tapi apa Dok? cepat jelaskan..!" bentak pria itu.

"Bayi anda mengalami ROP stadium V, yang di mana saat kondisi ini lumayan parah karena retina mata sudah terlepas dari bola mata sepenuhnya, bayi anda bisa melakukan pengobatan segera. Bila tidak segera di tangani akan menyebabkan kebutaan secara permanen," jawab Dokter.

"Kalok di tangani segera kenapa tidak sekarang saja Dok?"

"Jika di lakukan sekarang bisa membahayakan bayi anda pak, bayi anda juga lahir di bawah usia kandungan 30 minggu, dan pemeriksaan yang tepat di laksanakan pada saat bayi anda sudah berusia empat Minggu, "jawab dokter itu.

"Tapi saya mau nya sekarang Dok!!" bentak nya lagi.

"Maaf, pak. Saya tidak berani mengambil resiko, saya sudah selesai silahkan ada boleh keluar, " ucap Dokter perempuan tersebut.

Dengan rasa marah, Pria itu keluar dari ruangan tersebut dan menuju ke arah ruangan istrinya. Sesampainya didalam ruangan, ia menjelaskan kondisi yang di alami oleh bayinya sehingga membuat seorang wanita paruh baya merasa bersedih, namun tidak dengan wanita yang baru saja melahirkan bayi tersebut.

"Buat apa susah di pikirkan mas? Sudah biarkan saja, aku tidak sudi mengurus bayi cacat itu, " ucap wanita yang berada di atas brankar.

"Apa yang kamu katakan? Jelas - jelas itu anak kamu!" hentak wanita paruh baya.

"Ibu saja yang mengurusnya , saya sibuk dengan urusan saya."

Setelah mengeluarkan kata - kata tersebut, hancur harapan wanita paruh baya itu kepada menantu dan anak nya,ia lebih mementingkan kerjaan di bandingkan pengobatan untuk anak nya...

Wanita paruh baya itu keluar dari ruangan tersebut dan menuju ruangan di mana tempat khusus bayi yang lahir secara prematur di taruh untuk sementara.

"Malang sekali nasib mu nak, orang tuamu bukan orang yang bisa bertanggung jawab kepada mu dan membiarkan anak tidak berdosa seperti mu mengalami nasib yang malang , aku adalah nenek untukmu yang akan mengurus semua apapun itu demi kesembuhan mu nak, " ucap wanita paruh baya tersebut sambil memandang iba ke arah bayi yang sedang tertidur pulas.

//💔//

Gadis Culun

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh, semoga betah ya dengan alur nya 🤗

Bismillah..

*

*

*

Seorang gadis dengan kacamata Fram Cat Eye cocok dengan wajah nya yang berbentuk oval. Ia tidak rabun, hanya saja sengaja memakainya, ia sedang menatap dua orang yang tak asing baginya , dengan menggunakan sweater abu dan dan celana jeans hitam , dan sepatu sneaker putih tak lupa rambut yang diikat bawah.

"Sayang maafin aku ya, please. " seorang pria tampan memegang tangan perempuan cantik dengan dres selutut.

"Aku kesal sama kamu, Revano, kamu bilang mau deketin aku tapi nyatanya kamu deketin si culun itu, " jawab perempuan itu.

"Beneran sayang, aku deketin dia awal nya aku mau deketin kamu, tapi nggak taunya dia juga kepincut dengan ketampan ku hahah...!" kekeh pria tersebut.

"Buktinya?" tanya perempuan itu.

"Buktinya ini, mana mungkin aku memilih cewek culun kayak dia. Beda banget sama kamu kakak nya yang cantik, " ucap nya menggoda sambil mencium tangan perempuan tersebut.

Perempuan itu tersipu malu. "Ish kamu suka banget ngegombal, " ucap nya malu.

"Jadi kamu mau kan, nerima aku?"

Perempuan itupun mengangguk. Pria itu berdiri dari kursinya dan mendekat ke arah perempuan tersebut dan membawanya kedalam pelukannya.

Tak jauh dari sana , tepat nya meja yang hanya berjarak sekitar lima meter, seorang Gadis dengan sweater abu menatap itu semua. Air matanya jatuh tanpa ia sadari setelah mendengar pria tersebut, tepat nya pria yang disukai nya dan ia anggap paling Care terhadap dirinya, hanya memanfaatkannya . Apakah ia memang tak pantas mendapat kebahagiaan?

Hiks..

Hiks..

Air mata dan isak tangis nya tak dapat di bendung lagi, ia memilih pergi dan meninggalkan tempat itu, begitu sakit rasanya mencintai seseorang, namun hatinya bukan untuk kita melainkan untuk orang lain.

"Tuhan, kenapa aku tidak mati saja? Aku capek di sini, aku tidak pernah ingin di lahir kan di dunia ini hiks...hiks.. " isak tangis nya pecah saat ini.

"Nenek aku rindu,, kakak belum pulang dari kerjaan nya, " ucap nya lirih, ia merindukan seorang neneknya yang telah lama meninggal kan dunia. Sedangkan kakak yang ia rindukan sedang melaksanakan tugas nya di luar negeri yang cukup jauh entah kapan ia pulang.

Kakinya menyusuri jalanan yang sepi, ia memilih pulang kerumah. Namun di sana ia melihat kakak - kakak nya dan orang tuanya tertawa bersama , hati nya terasa panas melihat semuanya namun ia segera berpaling dikala seorang Pria yang tidak lain Ayah nya menatap nya tajam.

"Darimana kamu, Nara?" tanya Ayah nya dengan tatapan tajam.

Gadis culun itu bergetar hebat ia merasa ketakutan. " Eee.. an- anu, ta- tadi Nara habis buat tugas di rumah temen, " jawab nya terbata - bata.

"Mana buku mu dan siapa temanmu? Anak culun seperti kamu mana mungkin memiliki teman?" ujar nya.

Sontak saja gadis itu semakin menegang , ia tidak tau harus beralasan apalagi bahkan tidak ada buku yang ia bawa , tapi tubuhnya kembali bergetar takut saat mendengar bentakan dari Ayah nya.

"Kamu berbohong? Berani nya kamu berbohong dengan saya ha..!!!" teriak nya , baik kakak - kakak nya dan ibu nya hanya diam tak menjawab , mereka hanya menatap datar.

Tubuh gadis itu atau lebih tepat nya Nara semakin bergetar hebat saat Pria itu mendekat. " Am- ampun Dad, " ucap nya gugup.

Pria yang ia panggil dengan sebutan Dady bernama Jonathan ia menjambak rambut gadis tersebut.

Plak!

Plak!

Ia menampar pipi Nara, tepat nya pada mulut nya sehingga bibir nya memerah dan darah mengalir di sekitar sana.

"Siapa yang ngajarin kamu berbohong ha?!" teriak Jonathan.

Nara hanya terisak nangis, ia bahkan tak bisa menjawab, rasa sakit di bibir nya dan kepalanya membuat ia tak bisa menjawab apapun selain meminta ampun . Rasanya rambut Nara berguguran dan terpisah dari kulit nya.

"Ikut saya!" teriak nya , ia menyeret Nara ke arah kolam renang yang cukup besar di dekat rumah nya. Setelah itu ia menghempaskan tubuh Nara dengan kasar sehingga membuat Nara jatuh di dekat kolam , ia kembali berjongkok dan menatap Nara tajam. "Ini hukuman buat kamu yang sudah berani - beraninya berbohong! " ucap nya tajam.

"Am- ampuun, ampun Dad, Ma- maaf aakkhh! " Nara bicara sekuat tenaga di sela - sela Jonathan menjambak rambut Nara dan menenggelam kan kepalanya ke dalam kolam.

"Maaf kamu bilang? Jangan pernah berharap!" ucap nya dingin, ia kembali menenggelamkan kepala Nara kasar, rasa sakit yang Nara rasakan semakin menjadi - jadi, di tambah perih di bibir nya membuat nya hanya pasrah dan terisak menangis.

"Ini pelajaran buat kamu! " ucap Jonathan pergi meninggalkan Nara yang menangis terisak. Tubuh nya sangat lemah, matanya menatap Bik Rumi dari kejauhan yang di tahan oleh kakak - kakak nya untuk mendekat ke arah nya.

"Hiks.. hiks... Kak Reza cepet pulang...! hiks aku capek disini ,apakah aku harus mati baru Kakak bisa pulang?" Ia melangkah lemah ke arah kamar nya , matanya tak henti - henti menangis matanya tertuju ke arah pisau buah yang ada di dalam kamar nya.

"Maafkan aku nenek, Kakak, aku harus mengakhiri semuanya, aku capek seperti ini. " tanpa pikir panjang ia menyayat pergelangan tangannya sambil menahan rasa kedinginan yang ada pada tubuh nya, darah mulai mengucur deras.

Rasa sakit di tangannya bukanlah apa - apa di banding rasa sakit yang ia rasakan selama ini. Jujur saja, jika ia di suruh memilih ia memilih untuk tidak di lahirkan di dunia ini.

Setelah kejadian itu, ia meringis perih di tangannya di tambah rasa sakit di kepalanya yang semakin menjadi - jadi , pandangannya mulai kabur dan akhir nya ia jatuh pingsan tak ada lagi yang bisa di ingat...

......................

Seorang wanita paruh baya berlari sambil membawa tubuh yang terbaring tak sadarkan diri dengan brankar dan di temani oleh seorang dokter perempuan.

"Nona bangun!" ucap wanita tersebut yang tak lain ialah Bik Rumi yang terus berusaha membangunkan Nara.

"Mohon maaf ibu tunggu di luar saja.!" ucap Dokter tersebut.

Bik Rumi duduk di sebuah kursi tunggu, tanpa pikir panjang ia mengambil hp nya dan mendial sebuah nomor, telpon tak lama telpon pun tersambung.

"Tuan muda, cepat pulang nona Nara dalam keadaan kritis!"

Sambungan pun terputus, Bik Rumi semakin cemas apa yang harus ia lakukan saat ini ?

...----------------...

"Aku harus pulang! " putus seorang Pria yang baru menyelesaikan pekerjaan nya.

"Za kamu mau kemana?" tanya Teman nya.

"Bim, adik aku keritis cepat pesan tiket pesawat dan dalam waktu singkat kita sudah sampai cepat!!" teriak nya merasa sangat cemas.

"Tenangkan diri kamu Za , semua akan baik - baik saja. "

Keadaan saat itu seketika berubah dengan cepat, Pria itu merasa khawatir, marah campur aduk. Apa yang terjadi pada Adik nya? Apakah selama ia meninggal kan Adik nya menderita? Belum sampai lebih dari tiga bulan ia berada di Negeri orang, namun ia lebih memilih sang Adik di banding kerjaannya ,karena hal yang paling penting dan berharga ialah Keluarga kita , Keluarga yang menerima kita apa adanya dan keluarga yang selalu ada di saat sedih maupun susah.

Itulah yang di rasakan oleh Pria tersebut, ia lebih menyayangi Adik nya meskipun ia memilik Saudara yang lain namun hanya Nara lah satu - satunya Adik perempuan yang sangat ia banggakan dan sayangi. Karena, apapun yang terjadi Nara selalu menemaninya dan menghibur dirinya...

Namun kenapa takdir mempermainkan hati seorang gadis yang memiliki hati yang baik? takdir memang sulit untuk di tebak karena semuanya hanyalah rahasia Tuhan...

Masa Lalu

Bismillah....🤲🥰

Happy Reading.....

*

*

*

Matahari sudah tenggelam, hari pun berganti malam . Suasana di Rumah Sakit cukup ramai, Bik Rumi masih setia menunggu kabar sambil melihat sekeliling nya mecari sosok yang tak kunjung datang.

Namun saat itu Dokter pun keluar sambil membawa peralatannya..

"Dok bagaimana keadaan Nona Nara?" tanya Bik rumi.

"Syukurlah anda cepat membawa nya kesini, kalau tidak pasti akan sangat berbahaya bagi pasien karena urat nadi yang hampir putus oleh sayatannya, pasien baik - baik saja tapi belum sadarkan diri kami tidak dapat memastikan kapan pasien akan sadar, " jawab Dokter tersebut dengan ramah.

"Apakah saya boleh masuk?" tanya Bik Rumi sekali lagi.

"Silahkan, tapi jangan mengganggu pasien kalok pasien sudah sadar panggil saya untuk memeriksa lebih lanjut kami permisi dulu!" ucap Dokter tersebut lalu meninggalkan Bik Rumi.

Bik Rumi segera memasuki ruangan tersebut, dan melihat tubuh Nara yang terbaring lemah dengan tangan yang di perban.

"Kamu kasihan sekali Non, orang tuamu memang tidak punya hati nurani, " guman Bik Rumi memegang tangan Nara

✈️✈️✈️

Di sisi lain, Seseorang yang di nantikan kini sudah lebih dari satu jam di dalam pesawat membuat nya merasa semakin cemas.

"Za tenangkan dirimu , jangan seperti ini... sabar dulu kita hampir sampai di bandara selanjutnya, " ucap Temannya.

"Aku tidak bisa tenang Al,, Adik aku dalam keadaan kritis , belum ada kabar apapun dari bik rumi, " jawab nya.

Jam selanjutnya , pesawat berhasil mendarat dengan selamat. Para penumpang turun dengan tertib dan di bantu oleh para pramugari yang ada di sana.

Pria tersebut langsung menaiki mobil yang sudah di siapkan bersama teman - temannya , dengan kecepatan tinggi ia menancap gas menuju rumah sakit yang sebelumnya sudah di kirimkan lokasi oleh Bik Rumi, tak ada sepatah kata pun keluar dari mulutnya suasana menjadi hening.

Mobil yang di kendarai ia bagaikan seorang pembalap yang tidak memakan waktu lama untuk sampai di halaman rumah sakit, dengan tergesa - gesa ia masuk kedalam dan bertanya kepada salah satu Suster yang menjaga.

"Sus dimana ruangan pasien yang bernama Gadis Adonara?" tanya nya.

"Ruangan Nona Gadis Adonara ada di ruangan melati nomer 34, " jawab Suster tersebut.

Tanpa pikir panjang, ia berlari kesana dengan di ikuti oleh semua temannya, setelah menemukan ruangan adik nya ia langsung menerobos masuk ke dalam.

"Adek!!" Ia langsung menghambur ke arah Adik nya yang terbaring.

Bik rumi yang sedari tadi terus memandang Nara yang sedang tertidur, kini pandangannya teralihkan oleh suara yang tak asing baginya.

"Tuan Muda Reza. " ucap Bik Rumi.

Ya! Dialah Reza William saudara kandung dari Gadis Adonara atau singkat nya Nara. Nara memiliki empat saudara tiga laki - laki dan satu perempuan yang bermarga William. Ayah nya atau biasa di panggil Dady berumur 50 tahunan memiliki nama Jonathan William, sedang kan Momy nya memiliki usia yang hampir sama dengan Dady nya, namanya Johanna William, sedangkan Kakak pertama berumur 25 tahun yang bernama Arzan Ravindra William, sekarang menjadi CEO perusahaan dan merajut S2.

Sedangkan Kakak kedua juga laki - laki yang berumur 22 tahun bernama Galen Pratama William ia juga masih kuliah dan terkadang mengikuti kakak pertama nya untuk mengurus perusahaan.

Kakak ketiga yang berumur 21 tahun tentu adalah Reza William, hanya Reza yang memiliki pekerjaan berbeda dengan saudara nya yang lain, karena sedari kecil ia mengikuti mendiang nenek nya yang dulu memilik sebuah Cafe kecil namun dengan hasil kerja keras nya Reza pula Cafe tersebut masih ia kelola sampai sekarang dan dengan penghasilan nya, itulah yang di pakai untuk kuliah selanjutnya , sedangkan Kakak yang keempat bernama Jennifer Merrie William , umur nya tak jauh berbeda dengan Nara dan ia juga masih kuliah dan satu kampus dengan Nara.

Sedangkan yang terakhir adalah Gadis Adonara, dia tidak memakai marga Ayah dan Ibunya , hanya dia sendiri karena keluarganya terlalu malu untuk menganggap nya.

Kenapa harus malu???

"Bik Rumi apa yang terjadi dengan Nara?" tanya Reza , tanpa di sadari air matanya jatuh tanpa izin.

Teman - temannya yang ada di sana heran melihat Reza menangis karena selama ini ia tidak pernah menangis di depan mereka, ia selalu bersifat dingin , datar dan juga cuek.

Ternyata benar apa yang di katakan oleh orang, sekuat - kuatnya diri kita sedingin dan Sedatar apapun kita pasti akan menangis dan lemah bila satu - satunya orang yang kita sayangi lemah tak berdaya . Oleh karena itu hargailah orang yang benar - benar tulus dan sayangilah orang yang selalu bersama kita ,yang selalu merangkak bersama kita dari Nol hingga sekarang , karena orang yang benar - benar tulus hanya datang satu kali dalam hidup kita.

"Non Nara hampir bunuh diri tuan, hiks .. " jawab Bik Rumi ikut menangis.

Sontak saja Reza kaget mendengar nya. "Bunuh diri karena apa bik? Apakah selama saya tidak ada Nara selalu seperti ini?" tanya nya.

Dengan berusaha menahan tangis nya, Bik Rumi menganggukkan kepalanya tak kuat untuk menjawab lagi.

"Ceritakan semuanya bik, dan siapa pelakunya?" tanya Reza.

"Tenangkan dirimu Tuan, nanti kalok sudah tenang akan saya ceritakan semuanya , cerita yang sangat panjang!" ucap Bik Rumi.

"Baiklah. "

"Tuan muda istirahat saja! Mungkin capek baru pulang. Oh ya apakah Non Nara mau di pindah kan keruangan yang lebih nyaman? Supaya kita lebih leluasa?" tanya Bik Rumi.

"Saya akan mengurus nya sekarang." Reza keluar menuju resepsionis Rumah Sakit, ia meminta untuk memindahkan Nara keruangan VVIP , setelah mendapat persetujuan, Reza kembali keruangan umum yang di tempati oleh Nara.

"Setelah ini Nara langsung di pindahkan, siapkan semua barang yang bibik bawa!" ucap Reza.

"Baik tuan."

Reza duduk menunggu di luar bersama teman - temannya , ia menyenderkan kepalanya di sandaran kursi tersebut.

"Aku nggak nyangka,ternyata orang yang sangat bengis dalam bertarung bisa menangis, " ledek Bima temannya.

"Terserah kamu saja Bim, aku lelah..." balas Reza.

"Za, kita kembali ke Mansion dulu ya nanti kalok kamu butuh teman bisa panggil kita, " ujar Ethan.

"Iya Za, kita juga mau ganti pakaian sekaligus bersih - bersih, " ucap Aldo.

"Yasudah, kalian istirahat saja dan terimakasih buat hari ini kalian sudah menemani, " balas Reza.

"Tentu,, kita selalu bersama, " ujar Bima.

Setelah berpamitan ketiga temannya langsung pergi , sedangkan Reza menunggu Nara yang sedang di pindahkan, setelah di pindahkan Reza masuk ke dalam ruangan yang sudah aman dan nyaman untuk Nara.

"Bik katanya mau cerita semuanya? " ucap Reza.

Bik Rumi mendekat, dan duduk di sebuah sofa yang di siap kan di ruangan tersebut.

"Tuan, sebelum nya saya minta maaf bila belum bisa menjaga Non Nara ,karena Tuan Jonathan tidak mengizin kan saya untuk membantu Non Nara. Bukannya saya tidak mau tapi takutnya nanti saya di pecat, orang desa butuh gaji dari saya Tuan, " ungkap Bik Rumi menunduk.

Reza mengangguk. "Tak apa bik, bibik fokus saja bekerja biar Nara saya yang urus, tapi ceritakan semuanya!"

Bik rumi mengangguk, ia mulai menceritakan Reza kenapa Nara malu di akui sebagai anak nya?

#Flash Back On

Nara adalah bayi yang pernah cacat ketika di lahirkan, ia pernah terkena ROP stadium V ketika Jonathan mendapat penjelasan dari dokter ia merasa enggan untuk merawat Nara dan lebih mementing kan urusan bisnis bersama sang istri tercinta.

Pada saat itu, seorang nenek atau Ibu Anggie orang tua dari Jonathan merasa kecewa mendengar penuturan anak nya yang lebih memilih kerjaan di banding kesembuhan anak nya . Ia memilih untuk meninggalkan rumah mewah untuk sementara bersama dua cucunya yakni Si Bayi kecil Nara dan Reza , waktu itu Reza masih berumur 7 tahun dan baru memasuki sekolah dasar.

Ibu Anggie menyewa kontrakan kecil, dan berusaha membangun Cafe kecil - kecilan hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari. Empat minggu kemudian Si bayi kecil Nara di bawa oleh nenek nya kerumah sakit dan mulai menjalan kan pembedahan pada retina matanya , nenek nya merasa bahagia Nara bisa tumbuh dengan normal.

Beberapa tahun kemudian Nara beranjak dewasa bersama sang kakak, Reza sangat menyangi adik nya bahkan ketika bermain bersama Nara sempat bertanya.

"Kak Reza kenapa tidak ikut Dady sama momy dan lebih memilih tinggal di sini? " tanya Nara membuat Reza menghentikan permainannya

"Kakak lebih suka kebebasan dek, kalok kakak tinggal kakak selalu di tuntut untuk sempurna, " jawab Reza.

Nara terdiam , apa maksud nya di tuntut untuk sempurna ? ia tak faham dengan sifat asli keluarga nya.

Di tahun berikut nya,ketika Nara sedang berada di kampus Nara mendapat kabar bahwa sang nenek di masuk Rumah Sakit dan ternyata mempunyai sebuah penyakit yang tidak pernah di ketahui oleh semua keluarga nya, termasuk Nara dan juga Reza.

"Apa yang terjadi dengan nenek?" tanya Nara kepada dokter yang ada di sana.

"Ibu Anggie sering datang ke saya untuk meminta obat dari penyakit nya namun saya tidak begitu faham setelah di periksa ibu anggie salah mengonsumsi obat dan menyebabkan penyakit nya semakin parah,kemungkinan besar kami tidak bisa melakukan apa - apa intinya kalian tetap berdoa saja supaya ibu Anggie selamat, " ujar dokter tersebut.

Baru saja dokter itu berpesan kepada Reza dan Nara , Ibu Anggie berbicara perlahan ke arah Jonathan.

"Jonathan,, biarkan Reza dan Nara tinggal di rumah mu ,tolong ikuti keinginan ibu!" ucap nya yang membuat yang lain terkejut.

"Baiklah jika itu kemauan ibu, " jawab Jonathan langsung mengiyakan.

"Mas, maksud mu apa?" bisik Hanna.

"Udah kamu diam saja , turuti dulu keinginan nya setelah dia meninggal baru kita bisa melakukan semuanya, " jawab Jonathan tidak memperhatikan ucapan nya bahwa ia menantikan ibunya meninggal ? sungguh durhaka!!

Kemudian pada saat itu Jonathan dan yang lain telah kembali ke rumah masing - masing kecuali Reza dan Nara, mereka berdua selalu setia untuk merawat nenek tersayang mereka.

"Nak Reza..." panggil nya lemah , wajah nya begitu pucat karena penyakit nya.

"Iya nek, mau nenek apa akan Reza ambil kan atau nenek ingin sesuatu yang di beli?" tanya Reza tak bisa membendung air matanya.

"Tidak nak, nenek hanya ingin berpesan jaga Nara baik - baik jangan pernah buat dia terluka kamu adalah kakak yang yang paling nenek percaya, berjanjilah sama nenek!" ucap Ibu Anggie

"Iya nek aku berjanji, apapun itu reza siap berkorban demi Nara, " jawab Reza mantap.

Setelah menjawab nenek nya, tiba - tiba layar monitor berbunyi dan menunjukkan garis lurus berwarna hijau , dokter dan para suster lainnya mengambil alat kejut untuk mengembalikan detak jantungnya.

"TIDAK..!!NENEK..!!!" seketika Nara berteriak histeris.

Reza langsung merangkul sang adik kedalam pelukannya saling memberikan kekuatan.

"Nenek hiks..jangan tinggalin nara hiks.." tangis nya tak terbendung lagi, ia menangis sekeras - keras nya , ketika dokter berhenti tidak ada harapan lagi yang harus ia lakukan berikutnya.

"Kami sudah tentukan kapan waktu meninggal nya , mohon ikhlas kan untuk nenek anda tuan ia pasti akan tenang di sana, " ucap Dokter tersebut.

Setelah dinyatakan meninggal, Jonathan dan yang lainnya berdatangan menuju rumah sakit melihat Jenazah Ibu Anggie yang sudah siap untuk di makamkan.

Setelah dimakamkan, Jonathan mengajak semua untuk kembali kerumah. Nara pun ikut bersama Reza namun saat di rumah, Reza ada telpon mendadak dari seseorang dan terpaksa untuk pergi meninggalkan Nara seorang. Sungguh hati Nara sangat sedih baru saja di tinggal kan oleh nenek nya dan sekarang kakak nya yang harus pergi karena hal mendadak.

Waktu berjalan begitu cepat, baru dua hari Reza pergi , Nara sudah mendapatkan berbagai siksaan dari keluarga yang tidak menganggap nya.Bahkan karena kesalahan kecil pun Jonathan sampai mencambuk Nara dan di tuduh habis - habisan oleh ibunya Hanna , bahwa Nara lah yang menukar obat tersebut, bagaimana bisa? bahkan Nara saja tidak tau...

Siapakah kira - kira pelakunya???

#Flashback Off

Setelah mendengar cerita tersebut betapa hancur perasaan Reza, menyesal? Iya , dia menyesal meninggal kan adik nya karena urusan lain. Namun apa gunanya ia menyesal? Semua sudah terjadi.

Ia menangis di depan Bik Rumi, Bik Rumi yang melihat anak majikannya menangis ada rasa iba dalam dirinya , karena rasa sayang Reza kepada Adik nya terlalu besar sehingga membuat nya sangat lemah setelah ia tau kejadian sebenarnya.

"Dan tadi pagi Nona Nara menyayat tangan nya setelah di tampar dan di rendam paksa oleh Tuan Jonathan, " lanjut Bik Rumi, kenyataan itu membuat Reza semakin sedih ia tak mampu mengatakan apa - apa selain rasa marah yang bergejolak dan menyimpan rasa dendam terhadap Ayah nya , marah bercampur sedih itu terlalu menyakitkan bagi Reza William.

Seperti yang dikatakan oleh temannya Bima , Reza yang bengis dalam bertarung kini ia pun menangis lemah karena seorang adik dan malam lah yang menjadi saksi . Kenapa Reza bisa bengis? kerjaan yang sebenarnya apa?

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!