NovelToon NovelToon

Princess Fiona

PF BAB 1 - Mengulang Waktu

"Fiona, cepat bangun!"

Suara itu membuat seorang gadis cantik terbangun dari tidurnya. Saat dia membuka mata, Fiona terkejut bukan main karena dia mendapati dirinya yang utuh berada di kamarnya.

"Aaaa..." teriaknya.

Fiona mengingat jelas jika dia sudah mati karena kecelakaan yang menimpanya.

"Kenapa aku bisa hidup lagi?" gumamnya sambil berlari ke arah meja rias. Dia memperhatikan bayangan dirinya di cermin. "Aku bukan hantu, 'kan?"

Fiona meraba-raba wajahnya sendiri kemudian menamparnya dengan keras.

"Auw!" teriak Fiona yang merasakan sakit. "Berarti aku nyata?"

Untuk memastikan, Fiona berlari keluar dari kamarnya untuk mendatangi anggota keluarganya yang sudah berada di meja makan.

"Akhirnya bangun juga, hari ini mommy dan daddy akan pergi jadi tugasmu adalah menjaga adik-adikmu," ucap Maudy sang ibu.

"Kau sudah dewasa Fiona, kau harus jadi contoh yang baik untuk adik-adikmu, usiamu tahun ini sudah 25 tahun tapi kelakuanmu seperti gadis remaja," timpal Erik dengan gelengan kepala.

"Itulah kenapa Fiona tidak mau menikah," tambah Maudy lagi.

Fiona hanya memaku di tempatnya, dia semakin yakin jika sekarang dia hidup kembali dan mengulang waktu. Tapi di waktu kapan?

"Sekarang musim apa, Dad?" tanya Fiona.

"Lihatlah, dia mendadak amnesia," ucap Maudy yang tak habis pikir.

Erik sepertinya harus bersikap tegas pada putrinya, mereka dari kalangan bangsawan jadi Erik tidak mau Fiona selalu bertindak ceroboh.

"Daddy akan mengatur jamuan dengan Prince Ditrian, kau harus mengenalnya," ucap Erik dengan tegas.

"Prince Ditrian anak bangsawan dari wilayah utara itu?" tanya Maudy memastikan.

"Iya, mereka melamar Fiona. Putri kita harus cepat menikah supaya dia mempunyai tanggung jawab," sahut Erik yang tidak mau memanjakan Fiona lagi.

"Aku menolaknya!" seru Fiona.

Fiona tidak mau dijodohkan karena dia sudah mempunyai orang yang dia cintai. Fiona kembali ke kamarnya dan mencari kunci mobilnya, dia ingin menemui orang yang dia cintai itu yang notabene adalah sepupunya sendiri.

Di kehidupannya yang lalu Fiona diam-diam menjalin hubungan dengan sepupunya sendiri, Jullian.

Fiona dan Jullian menjalin hubungan secara rahasia tanpa keluarga mereka ketahui karena orang tua mereka kakak beradik.

Awalnya hubungan mereka baik-baik saja sampai Jullian menemukan gadis lain dan menikahi gadis itu.

Saat pesta pernikahan Jullian, di hari itu juga Fiona mengalami kecelakaan dan membuatnya merenggang nyawa.

Jika sekarang Fiona mengulang waktu, dia ingin mengubah takdir hidupnya. Jullian harus menjadi miliknya dan dia tidak boleh mati untuk kedua kalinya.

"Jullian, di mana kau?" gumam Fiona saat dalam perjalanan.

Fiona sudah mengecek kalender di ponselnya, berarti dia kembali tepat beberapa bulan sebelum Jullian menikah. Jadi dia masih punya kesempatan sampai musim dingin tiba karena pernikahan Jullian digelar saat musim dingin nanti.

Pada saat itu Jullian baru kembali dari sebuah misi terakhirnya. Berbeda dengan Fiona yang lahir dari keluarga bangsawan justru Jullian lahir dari keluarga mafia.

Keluarga Jullian memutuskan untuk berhenti dari kehidupan mafia mereka dan memulai kehidupan yang baru.

Saat baru kembali, Jullian mendapat pesan dari Fiona untuk bertemu.

Padahal Jullian sudah memutuskan hubungannya dengan Fiona tapi gadis itu masih saja tidak terima. Sepertinya Jullian harus memperjelas lagi hubungan mereka karena Jullian sudah mempunyai calon istri.

Akhirnya mereka bertemu di salah satu pemandian air panas, tempat biasanya mereka menghabiskan waktu mereka berdua.

Bahkan mereka sampai mempunyai satu kamar khusus dan disitulah Fiona berada sekarang. Menunggu sang kekasih datang.

"Kali ini, aku tidak boleh kehilangan Jullian!" ucap Fiona yang hanya memakai pakaian dalam saja.

PF BAB 2 - Gadis Agresif

Jullian sudah sampai di tempat pemandian air panas dan langsung menuju kamar pribadinya bersama Fiona. Lelaki itu tahu jika tidak akan mudah berhadapan dengan Fiona yang keras kepala.

Dan benar saja saat masuk, Jullian sudah disuguhi oleh pemandangan yang sangat erotis.

Fiona tengah melakukan pole dance di kamar itu.

Fiona yang tahu Jullian sudah datang menambah gerakan dan memamerkan lekukan tubuhnya.

"Stop, Fiona!" ucap Jullian yang justru jengah dengan apa yang dilakukan gadis itu.

Fiona turun dari tiang pole dance kemudian mendekati Jullian, dia naik ke paha lelaki itu kemudian menciumnya.

"Aku lega kau selamat dari misi terakhirmu, apa tubuhmu terluka? Aku akan mengobatinya," ucap Fiona yang ingin hubungannya dengan Jullian seperti dulu lagi.

"Sudah berapa kali aku bilang padamu, lupakan hubungan kita!" pinta Jullian yang masih menahan emosinya.

Fiona memeluk tubuh Jullian, walaupun dikehidupan sebelumnya dia sangat sakit hati pada lelaki itu tapi rasa cintanya jauh lebih besar.

"Please, jangan putuskan hubungan kita!" pinta Fiona dengan terisak.

Sepertinya Jullian harus lebih tegas lagi, dia menjauhkan tubuh Fiona kemudian lelaki itu berdiri.

"Irene sudah jadi milikku seutuhnya," ucap Jullian supaya Fiona sadar.

Fiona membulatkan matanya, jadi Jullian sudah tidur dengan calon istrinya?

"Bukankah kau dulu juga bilang begitu padaku? Kau bilang mencintaiku dan ingin memilikiku?" tuntut Fiona, dia juga ikut berdiri. "Sekarang semua jadi milikmu Jullian, hatiku dan tubuhku!"

Fiona masih bersikeras karena dia ingin mengubah takdir hidupnya, dia pikir jika Jullian bersamanya, dia tidak akan mati di hari pernikahan Jullian.

"Kita tidak ditakdirkan bersama Fiona, mengertilah! Aku harap ini adalah pertemuan terakhir kita secara pribadi!"

Jullian ingin meninggalkan Fiona tapi tangannya langsung dicekal oleh gadis itu. Fiona akan melakukan apapun supaya Jullian jadi miliknya.

"Please, don't go..." Fiona kembali merengek, kakinya berjinjit untuk mengalungkan kedua tangannya di leher kokoh Jullian. "I need you..."

Fiona kembali mencium bibir Jullian, dia melakukan permainan lidahnya dengan terampil. Awalnya Jullian sangat pasif tapi lama-lama lelaki itu terbuai juga.

Jullian membalas yang membuat ciuman mereka semakin panas.

Sampai Fiona berusaha membimbing Jullian naik ke atas ranjang. Tangan gadis itu dengan nakal menyusup ke celana Jullian.

"Argh!" Jullian menggeram karena Fiona begitu agresif. Bahkan saat ini gadis itu terus bermain di tubuh bawahnya.

Pertahanan Jullian akhirnya runtuh juga akhirnya mereka melakukan penyatuan hari itu.

Fiona tak henti-hentinya mengelu-elukan nama Jullian saat lelaki itu terus bergerak di atas tubuhnya.

Percintaan mereka begitu panas hari itu sampai Jullian ingin meledak dan dia ingin mengeluarkan di luar seperti biasa.

"Please, di dalam!" pinta Fiona yang ingin hamil anak Jullian.

Jullian menggeleng, dia tetap ingin mengeluarkannya di luar. Tapi tangan Fiona dengan kuat menekan bokongnya dengan kedua kaki yang juga menjepit paha Jullian.

"Akh!" teriak Fiona saat rahimnya terasa hangat oleh semburan yang diberikan Jullian padanya. Dengan nafas terengah, dia tersenyum bahagia. Dia berharap benih itu tumbuh menjadi janin.

...*****...

Hallo pembaca miss upil jika kalian ngikutin cerita keluarga Brown, kalian pasti akan tahu siapa Fiona.

Judul sebelumnya Princess Fiona And The Sorcerer

Dan othor up ulang karena mau dikontrak jadi akan ada penambahan bab, ikutin terus cerita Fiona.

PF BAB 3 - Dan Keras Kepala

Jullian kesal sendiri pada Fiona karena gadis itu seolah sengaja membuatnya mengeluarkan di dalam. Tapi dia lebih kesal pada dirinya sendiri karena tidak bisa menahan nafsunya.

"Aku akan membeli obat kontrasepsi!" ucap Jullian dengan buru-buru memakai bajunya.

"Aku tidak mau meminumnya saat aku hamil, kau harus bertanggung jawab padaku, Jullian. Aku tahu kau masih mencintaiku!" sahut Fiona percaya diri.

"Aku hanya punya Irene! Jika kau hamil, aku orang pertama kali yang akan menggugurkannya!" Jullian langsung berlalu pergi. Dia teramat menyesal dengan yang telah dia lakukan.

Jullian ingin secepatnya menemui Irene yang berada di apartemen.

"Maafkan aku, Irene!" gumam Jullian.

...*****...

Irene yang berada di apartemen tengah memasak, dia yakin Jullian pasti akan segera kembali.

Dan benar saja saat masakannya jadi, bersamaan dengan Jullian yang pulang. Tapi aneh, wajah kekasihnya itu tampak kusut.

"Jullian, kau sakit?" tanya Irene perhatian.

Jullian menggeleng dan langsung memeluk Irene. "Maafkan aku, Irene!"

"Maaf untuk apa?" tanya Irene bingung.

"Semuanya," jawab Jullian semakin mengeratkan pelukannya.

"Memangnya hari ini, hari minta maaf sedunia, ya?" tanya Irene lagi.

Jullian terkekeh, itulah Irene. Gadis mungil dan polos.

"Aku akan membersihkan diri dulu!" pamit Jullian kemudian.

"Cepatlah! Aku sudah selesai memasak!" sahut Irene sambil berlarian kecil menuju dapur lagi.

Sejenak Jullian memandangi gadis itu kemudian Jullian mengepalkan kedua tangannya jika mengingat Fiona.

"Tunggu sebulan lagi," gumam Jullian. Dia harus memastikan gadis itu hamil atau tidak.

...*****...

Sementara Fiona kembali ke mansion orang tuanya tanpa rasa bersalah sedikitpun. Dia sudah berhasil menanam benih Jullian sekarang tinggal menunggu hari. Benih itu harus jadi janin, Fiona tidak akan kalah di kehidupan keduanya.

"Fiona!" teriak Maudy yang kesal. "Mommy sudah bilang, jaga adik-adikmu! Kau justru sibuk dengan urusanmu sendiri!"

"Sorry, Mom. Aku harus ke kamarku dulu!" Fiona berlalu begitu saja, dia seakan tidak peduli dengan kemarahan sang ibu.

Maudy memijit pelipisnya akan sikap Fiona, dia kemudian mendatangi suaminya untuk membicarakan perihal ini.

"Fiona semakin bebal," keluh Maudy yang duduk di samping suaminya.

Saat itu Erik sedang memeriksa laporan tambang yang dia miliki.

"Dia harus mempunyai tanggung jawab baru bisa berubah, aku akan menerima lamaran keluarga Ditrian. Jadi, Fiona akan belajar banyak di keluarga barunya nanti," sahut Erik yang sudah memikirkan semuanya.

"Aku selalu setuju dengan keputusan yang kau ambil, lagipula selama ini Fiona terlalu bebas," tambah Maudy.

"Sebagai seorang Princess, sikapnya tidak layak untuk ditiru. Aku harap saat dia menikah nanti, dia banyak belajar dari keluarga suaminya," ucap Erik lagi. Padahal Erik sudah mengajari Fiona dari kecil tapi mungkin putrinya merasa terkekang.

Erik kemudian menghubungi Ditrian untuk melakukan janji temu.

Dan keesokan harinya, Erik meminta Fiona untuk berdandan cantik.

"Aku kan sudah menolak lamaran itu, Dad!" protes Fiona yang merasa sudah menolak Ditrian.

"Lamaran itu sudah diterima, hari ini kau harus menghadiri jamuan untuk saling mengenal setelah itu kami para orang tua akan membicarakan masalah pernikahan kalian!" jelas Erik, dia ingin yang terbaik untuk putrinya.

Fiona menggeleng. "Aku tetap tidak mau!"

"Semua fasilitas yang kau miliki daddy cabut mulai sekarang!" tegas Erik, dia tidak ingin Fiona terlalu manja lagi.

"Aku bisa hidup tanpa fasilitas darimu, Dad!"

"Fiona!!"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!