NovelToon NovelToon

Reinkarnasi Empat Pejuang

Reinkarnasi

Terjadi pertarungan yang sangat sengit antara dua orang hebat. Pertarungan itu menggetarkan pulau yang menjadi pusat pertarungan mereka, dampak pertarungan itu menghancurkan semua bangunan pencakar langit dan ribuan rumah mewah.

"Hanya demi kekuatan kamu sudah berubah menjadi iblis dan menghilangkan rasa kemanusiaanmu, Razel!" Teriak Horus sambil menahan serangan tinju kegelapan.

Bang! Bang!

"Hoek." Horus terhempas dan termuntah darah akibat tendangan susulan Razel yang begitu kuat.

"Aku tidak peduli, asalkan bisa menjadi dewa dunia ini." Ucap Razel.

Razel terlihat seperti manusia pada umumnya, bedanya Razel memiliki empat tanduk dan mata kirinya ditutup rambut yang lebih mirip tanduk.

"Razel inikah caramu menjadi dewa? Dengan menjadi budak iblis dan mengundang mereka ke dunia kita?" Tanya Horus sambil melancarkan serangan balik.

Bang, bang, cklek!

Razel menahan tinju tangan kanan Horus dan berhasil mencekik Horus dengan cengkraman yang begitu kuat dan mematikan.

"Itu sudah jelas, karena aku dewa iblis yang baru, maka harus membawa kejayaan bagi ras iblis." Ucap Razel acuh sambil memperkuat cekikannya.

"Kamu,"

Horus terus memberontak agar Razel melepas cekikannya, namun semakin bergerak Horus semakin sesak nafas.

"Padahal level sistemku sudah maks, tapi tetap saja aku tidak mampu mengalahkan iblis ini." Horus bersedih.

Horus yang tak berdaya meneteskan air matanya karena terlalu sedih dan kecewa akan dirinya yang begitu lemah meskipun sistem yang dia miliki sudah berlevel maks.

"Haha, Horus kamu menangis?" Tanya Razel jijik dengan Horus.

Horus hanya diam sambil berusaha lepas dari cekikan Razel.

"Dari kalian berlima, kamu adalah yang terlemah." Ucap Razel jijik.

Razel mengarahkan Horus untuk melihat mayat seorang pria yang berumur 40 tahunan. Pria itu mati dengan tombak yang menusuk jantungnya.

"Petrus saudara keempat mu mati dengan menyedihkan, tapi dia tidak melepaskan sniper nya dan memegangnya dengan erat tanpa rasa takut dengan kematian." Ujar Razel.

Razel kemudian mengarahkan Horus yang hampir kehabisan nafas untuk melihat seorang pria berumur 37 tahunan, pria itu mati dengan kedua tangan hancur dan ditimpa sebuah truk kontainer.

"Peri saudara kelima mu mati dengan mengenaskan, meski begitu matanya menatapku tanpa rasa takut sama sekali." Ujar Razel kemudia, lalu melempar Horus hingga menciptakan kawah akibat lemparan itu.

"Hoek, uhuk, uhuk." Horus terbatuk-batuk sambil mengatur nafasnya.

"Tapi kamu menangis? Sungguh menyedihkan!" Dengus Razel jijik.

Horus yang terbatuk hebat sambil melihat dua saudara sumpahnya itu dengan tatapan sayu dan mata berkaca-kaca.

"Petrus, Peri, maafkan kakakmu ini yang begitu lemah." Gumam Horus dengan sedih.

"Tapi percayalah, kita akan menjadi pemenangnya." Horus bertekad.

Horus berdiri dengan momentum yang mengagumkan dengan aura yang mengintimidasi.

"Hm," Razel hanya memandang jijik Horus.

"Sistem cek status." Perintah Horus dalam hati.

Tiba-tiba muncul informasi dalam pikiran Horus, informasi itu berisi berbagai hal.

Nama: Horus Samantha.

Umur: 50 tahun.

Saldo kredit super kaya: 10 kuadran triliun.

Poin peningkatan kekuatan: 10 ribu poin.

Energi spiritual: 10.000 poin (maks level)

Kekuatan tempur: 1000 (maks level).

vitalitas tempur: 1000 (maks level).

Semangat tempur: 1000 (maks level).

kecerdasan: 1000 (maks level).

Kecepatan: 1000 (maks level).

Status manusia: Dewa tertinggi (maks level).

Keterampilan: Tinju 8 aliran, dokter jenius, sihir master, taekwondo, silat, karate, wing chun, muay thai, strategi perang master.

Membaca informasi itu Horus hanya bisa tersenyum pahit, pasalnya Horus tetap kalah dari Razel sang dewa iblis walaupun dia berstatus dewa tertinggi dengan bantuan sistem.

"Kakak pertama dan kakak kedua yang manusia biasa tanpa sistem begitu hebat dan tak terkalahkan."

"Sampai-sampai iblis ini harus menyegel mereka berdua sebelum menyerang." Ujar Horus dalam hati sambil melihat dua kubus yang melayang di belakang Razel dengan mata berkaca-kaca.

Dua kubus itu adalah senjata segel tertinggi yang menyegel kakak pertama dan kakak kedua Horus.

"Tidak ada kesempatan bagiku untuk membebaskan kalian, kecuali aku sekuat kakak kedua atau setara dengan iblis ini." gumam Horus dengan mata sayu menatap dua kubus itu.

Razel yang acuh tak acuh hanya diam melihat Horus yang terus bergumam dengan langkah gontai menujunya.

"Kamu berniat melepaskan dua orang idiot ini?" Razel buka suara.

"Haha, jangan mimpi!" Dengus Razel.

Razel yang kesulitan dan hampir mati menghadapi salah satu dari mereka (orang yang disegel), mana mungkin membiarkan Horus melepas segel dua orang itu setelah berusaha payah menyegel mereka.

"Jangan khawatir, aku tidak akan melakukan hal yang sia-sia tersebut." Ucap Horus dengan senyum tak berdaya.

Horus menghentikan langkahnya menatap Razel yang melayang diatasnya, Horus mencoba menenangkan dirinya yang berdebar kencang.

"Hee." Razel bingung.

Horus yang mencoba menguatkan tekadnya akhirnya berhasil untuk tenang, Horus menunjukkan senyum puas dan licik.

"Haaaa.., sistem aktifkan reinkarnasi." Ucap Horus pelan setelah membuang nafas.

"Apa yang kamu rencanakan?" Tanya Razel yang merasa keanehan Horus, dia segera bergerak menuju Horus.

Cekrek!

Horus tercekik kembali oleh Razel, kali ini cekikannya begitu kuat seakan ingin mematahkan leher.

"Katakan apa yang kamu rencanakan, Horus!" Tanya Razel dingin.

"Tuan yakin?" tanya sistem dalam otak Horus setelah menerima perintah.

"Lakukan!" Teriak Horus dengan penuh tekad.

"Apa yang..,"

Razel kebingungan dan ingin mengucapkan sesuatu, namun dia harus menutup matanya karena tubuh Horus memancarkan cahaya terang yang menyilaukan.

"Ah, apa itu?" Teriak Razel dengan spontan memejamkan mata.

Tubuh Horus memancarkan empat cahaya terang dan membakar tubuh Petrus dan peri menjadi abu, sementara dua cahaya masuk kedalam dua kubus segel.

"Reinkarnasi diaktifkan."

"Reinkarnasi diaktifkan."

"Reinkarnasi diaktifkan."

"Aktif, selamat tinggal tuan rumah Horus." Suara sistem bergema di kepala Horus hingga tubuh Horus menjadi abu dan terbang ditiup angin.

"Kalian berempat tuntaskan tugas kita, saudaraku." Ucap Horus pelan sebelum menjadi abu.

Horus seorang pria beruntung karena mendapatkan sistem, dengan tekadnya menggunakan perintah terlarang, yaitu perintah reinkarnasi. Perintah itu memungkinkan 10 orang yang Horus inginkan berinkarnasi kembali ke masa depan.

Ketika Horus menggunakan perintah itu, dia berharap empat saudaranya berinkarnasi dimasa depan dan menuntaskan apa yang belum mereka selesaikan, sementara dirinya sebagai pemilik sistem harus mati dan tidak ikut berinkarnasi.

10 ribu tahun kemudian manusia melewati berbagai era, yaitu:

Era Perang nuklir:

Semenjak tewasnya Horus dunia jatuh dalam perang nuklir, karena iblis muncul dan melakukan invasi dimana-mana disertai kemunculan binatang ajaib yang diindikasi sebagai efek kekuatan iblis dan terpapar radiasi nuklir.

Perang yang berkelanjutan antara manusia vs iblis itu menghancurkan alam hingga membuat bumi dilanda kekacauan terlebih manusia tanpa sungkan memakai senjata nuklir demi melawan ras iblis.

Namun perang itu selalu berakhir dengan kekalahan telak di pihak manusia, dimana manusia yang kalah harus memilih menjadi budak atau mati.

Era Evolusi:

Kekalahan demi kekalahan itu membuat manusia harus berevolusi dari zaman modern menjadi zaman sihir dan senjata ajaib setelah melakukan berbagai hal, eksperimen, hingga meneliti kekuatan sihir para leluhur manusia yang terkenal memiliki beberapa kemampuan sihir demi mendapatkan kekuatan yang mampu bersaing dengan ras iblis.

Sejak manusia berevolusi dan fokus mengembangkan kekuatan sihir dengan berbagai metode latihan dan juga penelitian, invasi iblis dapat ditekan sedemikian rupa hingga 9000 tahun lamanya dan bertahan sampai sekarang.

Hancurnya era teknologi:

Manusia di berbagai tempat melakukan berbagai perlawanan hingga membuat mereka tidak dapat berkomunikasi seperti dulu lagi, dimana dulu ketika ingin berkomunikasi mereka hanya mengklik ponsel dan langsung terhubung ke orang di belahan dunia lain, namun hal itu tidak dapat lagi karena teknologi informasi dan komunikasi hancur akibat perang.

Hal itu menjadi awal hancurnya era teknologi karena semua informasi tentang teknologi dan penelitian disimpan secara online, hal itu semakin diperparah dengan teknologi yang perlahan demi perlahan diganti dengan era sihir demi kepentingan bersama dalam melawan invasi ras iblis.

Era kebangkitan manusia.

Pengorbanan demi pengorbanan yang dilakukan manusia akhirnya perlahan demi perlahan menunjukkan keberhasilan, karena para manusia yang selalu kalah dapat menekan iblis dan bahkan ada beberapa kali meraih kemenangan.

Hal itulah menjadi awal kebangkitan ras manusia melawan invasi ras iblis yang begitu rakus dan juga ras yang merusak keseimbangan alam akibat perilaku mereka yang suka membuat onar dan kekacauan.

Benua Adrasia

Benua Adrasia adalah benua yang damai dan jarang terlibat perang, namun kedamaian itu sirna ketika iblis melakukan invasi untuk menaklukkan berbagai tempat di seluruh dunia tak terkecuali benua Adrasia.

Benua Adrasia pada awalnya selalu kalah perang sampai-sampai iblis menguasai setengah benua.

Hingga akhirnya manusia berevolusi dengan mengembangkan berbagai senjata sihir hingga teknik-teknik bertarung dan sihir untuk mengimbangi ras iblis, hasilnya manusia di benua Adrasia yang tersisa mampu mempertahankan setengah benua yang tersisa dari invasi para iblis.

Kesuksesan mereka tidak terlepas dari pengorbanan kerajaan-kerajaan yang berdiri di setengah benua Adrasia itu dengan memutuskan bersatu dalam satu panji yang bernama Aliansi Kebangkitan.

Dimana masa itu tidak ada kerajaan-kerajaan yang berjuang sendiri-sendiri untuk melawan invasi iblis, mereka beraliansi dan bersatu dengan cara meninggalkan sistem kerjaan demi satu tujuan, yaitu mengambil kembali tanah manusia dari ras iblis sebagai musuh abadi semua manusia.

100 tahun setelah evolusi dan bersatu, aliansi kebangkitan membentuk 7 divisi prajurit, yaitu divisi kesatria, divisi penyihir, divisi pembunuh, divisi penyembuh, divisi penyegel, divisi pemanggil, dan divisi pengintai.

Divisi-divisi itu bertujuan untuk melatih para prajurit agar menjadi prajurit yang kuat dan berjiwa pantang menyerah, sekaligus melatih dan membentuk tim pemburu iblis yang menjadi pasukan utama milik manusia dalam menekan dominasi kekuatan ras iblis.

Hasilnya tidak mengecewakan dengan bukti manusia yang selalu bertahan akhirnya bisa menyerang, hal itu tidak terlepas dari generasi penerus yang semakin kuat dan terampil menggunakan kekuatan sihir atas bimbingan dan arahan orang-orang 7 divisi yang ada.

Kota Cadas di perbatasan antara aliansi kebangkitan dan Ras iblis.

"Adik ketiga menggunakan teknik reinkarnasi agar aku berinkarnasi, pengorbananmu tidak akan sia-sia." Gumam Aiden yang merupakan kakak pertama yang disegel dalam kubus segel tertinggi.

"Aku akan mengusir para iblis laknat itu dari dunia manusia ini." Tekad Aiden sambil mengepalkan tangan.

Aiden reinkarnasi ke dalam tubuh seorang bayi yang dibuang oleh orang tuanya, beruntung Aiden kecil diselamatkan oleh seorang wanita tua yang ditinggal mati semua keluarganya akibat serangan iblis.

Aiden kecil belum mendapatkan ingatannya dimasa lalu hingga dia berumur 16 tahun, karena hal itu Aiden terkenal lemah dan dianggap anak cacat oleh semua orang, bahkan Instrukturnya menganggapnya sebagai murid terburuk yang dimiliki divisi kesatria dan murid terburuk yang dia latih.

"Aku sepertinya harus memulai dari awal." Gumam Aiden dengan menghela nafas berat.

Aiden yang sudah mendapatkan ingatannya terus bermeditasi di sebuah danau selama lima hari berturut-turut.

Dalam meditasinya Aiden menyimpulkan bahwa dia harus memulai dari awal untuk mendapatkan kembali kekuatannya seperti dulu.

"Apapun itu aku tidak peduli karena mudah berlatih jika sudah paham, yang membuatku kesal adalah zaman ini tidak ada anime atau donghua." Keluh Aiden.

Aiden dulunya adalah seorang master tenaga dalam yang sangat kuat dan terampil sebelum manusia berevolusi dan fokus melatih ilmu sihir itu sendiri, Aiden sendiri juga menciptakan 3 teknik kuat, namun dia juga seorang wibu akut sampai-sampai kewibuannya itu menjadi penyebab dia tersegel.

Tiga teknik Aiden itu adalah teknik 11 langkah pedang ilusi, teknik mata ambisi yang memiliki empat tahap, dan teknik Manipulasi murni (sebuah kekuatan untuk mengendalikan energi gaib) teknik ini juga memiliki empat tahap.

"Siapa sangka dunia ini yang dulunya penuh dengan teknologi dan anime, sekarang penuh dengan berbagai senjata sihir dan bahkan hewan ajaib." Ujar Aiden menghela nafas berat.

"Selain itu dulu tidak banyak orang yang mampu menguasai tenaga dalam (mana) apalagi ilmu sihir, namun sekarang semua orang mungkin menguasai tenaga dalam (mana) dan ilmu sihir." tambah Aiden heran dengan perkembangan manusia setelah 10 ribu tahun berlalu.

"Tidak ada gunanya mengeluh, bisa gila nanti, ada baiknya aku jalan-jalan." Aiden kembali bersemangat dan ceria.

"Selain itu ada baiknya aku menyebut tenaga dalam sebagai mana saja, mengikuti penyebutan orang-orang pada zaman ini." ucap Aiden kepada dirinya sendiri.

Sepanjang jalan Aiden selalu kebingungan dan heran dengan berbagai benda misterius yang tidak dia kenali, hal itu memaksanya untuk bertanya agar tahu mengenai barang yang dia tidak ketahui tersebut.

"Oi Aiden, kamu ternyata disini." Panggil seorang gadis yang bernama Hara.

"Hara, gadis ini." Aiden mengenali Hara.

Hara adalah teman Aiden di akademi kesatria, Hara adalah seorang gadis yang berbakat dari akademi kesatria bersamaan dengan Long sahabat masa kecil Aiden yang lebih berbakat dari Hara.

"Cih, anak bodoh ini membuatku kesal mencarinya, ternyata dia disini seperti orang gila yang tersesat." Dengus Long kesal, posisinya saat itu dibelakang Hara.

Long adalah teman masa kecil Aiden, pertemanan mereka selalu dibumbui rasa iri dan kecemburuan, persaingan mereka berdua makin terasa dengan hadirnya Hara di kehidupan mereka berdua.

"Benar-benar memalukan." Aiden menggeleng karena malu.

Aiden yang melihat Long dibelakang Hara sangat tertekan ketika tak sengaja mengingat bahwa dirinya sangat cemburu dengan bakat yang Long miliki ketika belum mendapatkan ingatan masa lalunya kembali.

"Aiden ayo kembali ke akademi, hari ini adalah test tingkat mana bulanan." Ajak Hara sambil menarik tangan Aiden.

"Hara jangan menyentuh tangan orang lemah itu nanti kamu akan ketularan bodoh." Long cemburu, namun Hara tidak peduli.

"Ujian tingkat mana?" Aiden menopang dagunya sambil mengingat-ingat.

Setelah berpikir keras, Aiden akhirnya mengingatnya bahwa zaman sekarang energi tenaga dalam (mana) bisa diketahui dengan suatu alat ukur mana yang berbentuk kubus, selain itu penerobosan ranah dan peningkatan mana dapat dicapai dengan beberapa usaha dan beberapa latihan peningkatan mana, ditambah di zaman sekarang mana memiliki tingkatan kelas.

Sangat berbeda dengan zamannya dulu, dimana pada zaman itu tidak ada tingkatan mana dan orang-orang yang memiliki mana besar belum tentu kuat, serta untuk meningkatkan kapasitas mana dan penerobosan ranah itu sangat mengandalkan bakat dan keberuntungan.

"Melamun terus, apa yang kamu pikirkan sih?" Keluh Hara kesal dengan tingkah Aiden yang melamun.

"Paling melamun tentang mbak-mbak penjaga toko." Celetuk Long kesal, namun Aiden hanya tersenyum simpul.

Mereka bertiga akhirnya sampai di akademi, tepatnya di aula pelatihan. Mereka bertiga disambut instruktur kesatria yang bernama Arya dengan wajah masam.

"Hm," Instruktur berdehem kecil melihat mereka.

Aiden, Long, dan Hara langsung bergabung dalam barisan untuk mendengar instruksi dari Instruktur Arya yang sudah bosan di dengarkan ketika test mana bulanan.

"Kalian tahu akhir apa yang menanti kalian ketika lulus akademi kesatria ini?" Tanya instruktur dengan lantang.

"Kami tahu Instruktur!" Teriak semua murid yang berjumlah 30 orang itu, kecuali Aiden dan beberapa murid yang sudah bosan.

"Katakan!" Perintah instruktur dengan lantang dan menggelegar.

"Yang berkemampuan berkesempatan menjadi pemburu iblis, yang lemah hanya menjadi prajurit perang!" Teriak para murid bersamaan kecuali Aiden dan beberapa murid yang juga sama bosannya seperti yang Aiden rasakan.

"Benar! Setiap kota harus mengirim 50 orang murid per divisi untuk mengikuti seleksi skuad pemburu iblis atau Pemburu iblis inti di ibukota aliansi."

"Dari semua kesatria perwakilan 40 kota aliansi itu akan bersaing untuk menjadi 10 kesatria pemburu iblis inti, sementara sisanya akan menjadi kesatria pemburu iblis cadangan yang akan ber....," penjelasan instruktur Arya terhenti akibat Aiden yang bertanya kepadanya.

"Lalu apa yang dilakukan orang gagal seleksi itu? apakah hanya menjadi cadangan?" Sela Aiden bertanya dengan acuh tak acuh kepada instruktur Arya.

Sontak saja perilaku Aiden itu membuat aula latihan sunyi senyap, karena Instruktur masih semangat-semangatnya beromong kosong.

"Kamu selalu mengatakan hal yang sama berulang-ulang setiap kali test mana, itu membosankan dasar bodoh!" Ucap Aiden dalam hati.

"Apa yang kamu lakukan Aiden?" Tanya Hara dengan berbisik kepada Aiden.

"Haha, pertanyaan yang bagus, aku suka keberanianmu Aiden." Ucap Instruktur tertawa untuk menutupi kemarahannya.

"Jawabannya adalah mereka yang gagal seleksi akan berpotensi menghabiskan waktu seumur hidupnya menjadi pemburu iblis cadangan sekaligus merangkap menjadi prajurit lapis kedua ketika perang pecah."

"Dimana mereka akan mengisi kekurangan prajurit ketika perang, dan berkesempatan menjadi pemburu iblis inti untuk mengganti skuad pemburu iblis yang kehilangan rekan kesatria mereka." Jelas Instruktur asal bicara saja.

"Saya pikir kamu tahu itu Aiden, tapi kuharap penjelasanku ini menambah wawasanmu." tukas Instruktur Arya.

Semua murid bernafas lega karena Instruktur yang galak dan dingin itu tidak marah-marah seperti sebelum-sebelumnya.

Setelah beberapa omong kosong dari Instruktur Arya akhirnya ujian test mana mulai digelar dengan Hara sebagai murid yang pertama untuk mengetes mananya.

Test mana

Hara segera meletakkan tangannya kesebuah alat ukur mana yang berbentuk kubus tersebut, kubus pengukur mana itu bergetar sedikit sebelum memunculkan hologram.

Setelah beberapa saat berlalu kini terpampang angka 254 yang memproyeksikan mana Hara muncul dari hologram yang dipancarkan kubus test mana tersebut.

"Mana 254? artinya dia sudah ranah bumi awal, bagus, bagus." Instruktur senang.

"Selanjutnya." perintah Instruktur.

Murid selanjutnya maju dengan percaya diri, namun mananya hanya 173. Hasil test mana berturut-turut hanya menampakkan mana dibawah 190, kini hanya Aiden dan Long yang tersisa dari 30 murid.

"Semoga Long memiliki mana lebih dari 250." Instruktur berharap setelah kecewa dengan 27 muridnya.

Long dengan langkah mantap menuju kubus test mana, tanpa basa-basi Long meletakkan tangannya.

Cus, cus, cusss!

Terpampang hologram yang berangka 670 di depan mata semua orang.

"Ranah bumi menengah? Seorang jenius." ujar Instruktur terbata-bata setelah terbengong beberapa saat karena terlalu kaget.

"Wow, Long memang jenius sejati." ucap salah seorang murid memecahkan kesunyian akibat bengong.

Seketika terjadi keributan dan bisik-bisik setelah mana Long keluar dan menembus angka 670.

"Bagus, bagus, Long kamu pasti akan menjadi perwakilan dari desa kita dalam seleksi skuad pemburu iblis." puji Instruktur.

"Terima kasih, Instruktur Arya." Long memberi hormat dan berterima kasih.

"Namun itu terlalu berlebihan, karena ada jenius lain yang lebih berbakat dariku." Long merendah.

"Haha, kamu terlalu merendah." Instruktur tertawa.

Instruktur mengajak Long keluar untuk mendaftar sebagai kesatria Bumi menengah di kantor cabang divisi kesatria kota Cadas.

"Instruktur, Aiden belum test mana." Tegur Hara protes dengan sikap Instruktur Arya yang mengabaikan Aiden.

"Itu tidak perlu, dia hanya sampah!" ujar Instruktur dengan dingin.

"Instruk..," Hara ingin protes kembali, namun Aiden menghentikannya.

"Hanya seorang prajurit penjaga dan bukan bagian dari pemburu iblis, bahkan tidak termasuk dalam daftar pemburu iblis cadangan, tapi sifatnya begitu angkuh seakan kesatria pemburu iblis saja." ucap Aiden acuh.

Aiden pernah mendengar dari beberapa orang tua murid divisi kesatria desanya yang mengatakan bahwa Instruktur Arya tidak lolos menjadi salah satu pemburu iblis apalagi tergabung dalam skuad, karena syarat menjadi pemburu iblis adalah harus termasuk dalam 50 kesatria perwakilan kota untuk mengikuti seleksi skuad pemburu iblis yang baru di ibukota Aliansi.

Karena fakta itulah banyak orang tua kesatria muda menyalahkan Instruktur Arya yang menjadi penyebab kenapa anak mereka tidak lolos seleksi pemburu iblis, apalagi menjadi salah satu 50 kesatria perwakilan kota cadas untuk mengikuti seleksi anggota skuad pemburu iblis baru.

Ok..., lanjut kecerita.

Sontak perkataan Aiden tersebut membuat semua orang tercengang, karena Aiden berani menghina Instruktur Arya tepat di telinganya, padahal semua orang tahu Instruktur Arya paling benci dengan orang yang mengungkit masa lalunya yang gagal tersebut.

"Kamu..," Instruktur Arya yang terdiam menahan amarahnya, akhirnya tidak sanggup lagi menahan amarahnya yang meluap-luap.

"Aiden cepat minta maaf." pinta Hara ketika merasakan aura membunuh Instruktur Arya.

"Untuk apa? Bukankah dia memang seperti itu?" tanya Aiden acuh.

"Aku akan mengajarimu bagaimana cara memberi hormat kepada kesatria yang lebih tua." ujar Instruktur Arya dingin dengan langkah berat.

Setiap langkah Instruktur mengandung tekanan mana yang begitu mengintimidasi dan menakutkan, Aiden hanya tersenyum kecil.

"Instruktur, Aiden hanya bercanda, jangan diambil hati." Hara mencoba membujuk Instruktur yang marah.

"Hara, menyingkir dari hadapanku." tegur Instruktur Arya.

Hara langsung terhempas oleh aura mana Instruktur Arya, Aiden dengan sigap menahan Hara agar tidak terhempas lebih jauh.

"Kamu baik-baik saja?" tanya Aiden lembut.

"Aku baik-baik saja." jawab Hara menahan sakit, Hara tiba-tiba merasa sesak nafas akibat tekanan mana Instruktur Arya.

Melihat kondisi Hara, Aiden sangat marah dan ingin membunuh sang Instruktur, namun Aiden sadar bahwa dia saat ini masihlah terlalu lemah.

"Instruktur Arya tahan dirimu, tidak seharusnya orang sehebat dirimu perhitungan dengan Aiden." ucap Long menasehati Instruktur dengan tenang.

Long memang bersaing dengan Aiden tentang beberapa hal, namun bagaimanapun mereka tetaplah sahabat dari kecil, apalagi saat ini Hara juga terseret konflik antara Instruktur dan Aiden.

"Instruktur maafkan Aiden,"

"Instruktur maafkanlah Aiden,"

"Iya, mohon Instruktur memaafkan atas kebodohan saudara Aiden."

Dukung semua murid akademi agar Aiden lepas dari kemarahan Instruktur Arya.

"Baiklah.., kali ini ku maafkan, lagipula kenapa terlalu menganggap serius kebodohan Aiden." Dengus Instruktur memaafkan Aiden .

Instruktur pergi dari aula latihan dengan Long yang mengekor untuk mendaftarkan Long sebagai kesatria bumi menengah di aula cabang divisi kesatria kota Cadas.

"Kamu kenapa terlalu nekat, Hara?" Tegur Aiden perhatian setelah Instruktur Arya dan Long pergi.

"Yang nekat itu kamu, Aiden bodoh!" Sangkal Hara kesal.

"Aiden kamu jangan membuat Instruktur Arya marah lagi nantinya ya." Pinta Hara khawatir.

"Iya, iya, aku mendengarnya." Aiden mengalah.

Aiden sudah merasakan asam-garam di kehidupan sebelumnya, dia tentunya berpengalaman dengan wanita yang selalu benar walau sebenarnya salah.

"Bagaimana sekarang? Kamu belum test mana?" tanya Hara prihatin.

Aiden tidak memusingkan hal itu, karena masih ada waktu satu tahun sebelum seleksi 50 kesatria perwakilan kota Cadas sebagai pemburu iblis, sekaligus mengikuti seleksi salah satu dari 10 kesatria yang terpilih untuk mengisi 10 skuad pemburu iblis yang baru.

"Ayo kita pergi." Ajak Aiden lembut.

Mereka berdua jalan-jalan ke hutan sambil menikmati hamparan bunga yang hidup liar di sebuah tempat terbuka di tengah hutan.

"Kamu sangat cantik hari ini, Hara." puji Aiden.

Aiden dan Hara sudah berumur 16 tahun, tentunya hormon kedewasaan mereka aktif terlebih jika hanya ada mereka berdua di hutan.

"Terima kasih." Hara malu-malu.

Beberapa saat dalam keheningan, mereka main kejar-kejaran dengan sangat bahagia setelah Aiden dengan tanpa sungkan dan malu menggelitik Hara.

Saat sedang mengejar Aiden, Hara tidak sengaja tersandung, Aiden mencoba menopangnya hingga mereka berdua terjatuh dalam posisi yang ambigu.

"Hara..," panggil Aiden yang diatas dengan nafas berat.

"Aiden..," balas Hara yang dibawah dengan wajah memerah.

Wajah mereka semakin dekat, jantung mereka semakin berdegup kencang, nafsu birahi dua insan yang berbeda jenis kelamin itu sudah meronta.

Aiden terus mendekatkan wajahnya hingga bibir mereka semakin dekat.

"Aiden kita belum menikah, ini tidak pantas!" Ujar Hara yang tersadar segera mendorong Aiden menjauh.

"Kenapa? bukankah itu wajar untuk sepasang kekasih?" Tanya Aiden dengan nafas menggebu-gebu.

Mendengar Aiden mengatakan sepasang kekasih Hara bahagia, pasalnya dia sudah menunggu lama Aiden untuk mengungkapkan rasa cinta kepadanya walaupun secara tidak langsung.

"Aturan macam apa itu? jangan mengada-adakan aturan yang tidak ada." Ucap Hara kemudian dengan marah setelah merasa senang sedikit.

Aiden yang sudah bernafsu sedikit terkejut mendengar itu, namun Aiden cukup kagum dengan Hara yang mampu mengontrol nafsu birahinya.

"Ciuman hanya dilakukan oleh sepasang suami-istri, tidak ada hal itu dalam pacaran." Ujar Hara dengan wajah semerah tomat.

Aiden yang masih bernafsu akhirnya dapat menekan nafsunya itu, karena apa yang Hara katakan memang benar adanya.

"Sepertinya wanita zaman ini dapat menjaga dirinya dengan baik." gumam Aiden.

Aiden di kehidupan sebelumnya banyak berhubungan dengan wanita yang mayoritas tidak perawan lagi, bahkan tiga dari empat istrinya adalah wanita yang sudah ditembus laki-laki lain.

"Pantas saja orang pacaran pada zaman ini terlihat menahan diri dan tidak terlalu mesra, selain itu tidak ada k0ndom yang dijual seperti zamanku dulu."

Gumam Aiden setelah menyelusuri ingatannya tentang pacaran pada zaman ini, dimana dalam ingatannya itu tidak ada orang yang pacaran terlalu mesra dan mereka cenderung menahan diri.

"Aiden, aku minta maaf karena..," Hara ingin mengatakan sesuatu.

"Itu bagus, setidaknya wanita zaman sekarang masih memiliki kehormatan untuk suaminya di masa depan." Sela Aiden dengan tersenyum.

"Maksudmu?" Tanya Hara bingung.

"Aku tadi hanya mengetes mu saja, tidak benar-benar ingin." Jawab Aiden dengan nada malas dan meyakinkan.

"Cih, dasar tidak tahu malu, padahal kamu sangat bernafsu tadi." Dengus Hara.

"Aku tidak percaya kamu dapat menahan diri, jika aku tidak sadar dan menegur tepat waktu." Ujar Hara dengan nada marah.

Aiden hanya tertawa melihat Hara yang marah dan terlihat menggemaskan dengan pipi menggembung.

"Iya, kalau begitu maaf." Ucap Aiden sambil mencubit pipi Hara yang menyebabkan Hara tersipu malu.

Mereka berdua melanjutkan jalan-jalannya menyelusuri hutan, mereka terlihat asik mengobrol dan saling menggoda satu sama lain.

"Grargh, manusia yang lezat." ucap iblis ular yang tiba-tiba datang entah dari mana dan menghadang jalan Aiden dan Hara yang asik bermesraan dan saling menggoda tersebut.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!