NovelToon NovelToon

Three in One Transmigration

#1 - Transmigrasi

Putri adalah seorang wanita muda berumur 24 tahun yang baru saja lulus kuliah setahun yang lalu. Ia memiliki hobi bermain game PC dan sering mengurung dirinya di dalam kamar. Yang dimana hal tersebut telah menjadi salah satu pelariannya, karena dirinya dikenal memiliki kepribadian yang tertutup dan jarang bersosialisasi di dunia luar. Satu-satunya tempat yang membuatnya nyaman bersosialisasi adalah dunia internet, sedangkan dunia nyata selalu membuatnya canggung saat bersosialisasi.

Ia juga telah tinggal sendiri sejak kedua orang tuanya meninggal dua setengah tahun yang lalu karena bencana alam di kampungnya, sedang dirinya adalah anak tunggal. Sejak kuliah dia memang sudah tinggal di kota besar sendirian untuk berkuliah, jauh dari kedua orang tuanya.

Karena ditinggal sendiri, ia pun mulai mencari kerja saat itu. Sebenarnya ia sudah memiliki pekerjaan sambilan, yakni sebagai programmer dan seniman digital. Namun karena pekerjaan tersebut hanya cukup untuk membiayai kehidupan pokoknya, ia pun mulai mencari alternatif lain untuk menambah penghasilan.

Dikala ia sedang mencari alternatif lain, ia pun tersadar akan hobi dan keahliannya dalam bermain peran di dalam Game MMORPG kesukaannya, yakni WOC (world of calamity). Sejak pertama kali game ini dirilis 7 tahun lalu, ia bahkan sudah bermain peran sebagai karakter buatan pertamanya, yakni seorang Undead (Skeleton) dengan kelas warrior bernama Kerasius.

Setelah itu, 4 tahun lalu ia juga membuat karakter lain yang bernama Dronovampus dengan ras Undead (Vampire) dari kelas Rogue. Kemudian dua tahun lalu, ia membuat karakter ketiganya yang bernama Slatanis dengan ras Daemon (Succubus) dari kelas Mage.

Dengan kata lain, Putri tidak hanya sekedar bermain, namun ia telah bermain peran dengan ketiga karakternya itu kurang lebih 7 tahun sejak perilisan game. Meskipun begitu, ia baru benar-benar melakukannya secara sungguh-sungguh ketika kedua orang tuanya wafat, dan menjadikan hobinya itu sebagai sumber penghasilan barunya.

Lalu, bagaimana ia melakukannya?

Dia menggunakan karakter succubusnya untuk melakukan ERP atau Erotic Role-play dengan para player lain, yakni sebuah permainan peran dengan genre erotis. Lalu dari sana, ia tidak hanya mendapatkan mata uang digital, namun juga mendapatkan banyak sekali item-item kelas tinggi dari para player kesepian yang nantinya akan bisa dijual kembali dengan uang asli.

Sejak dua tahun lalu, lebih tepatnya beberapa bulan setelah kedua orang tuanya tiada, ia telah mengubah Hobinya itu ke tingkat yang lebih tinggi lagi menjadi hobi yang lebih menghasilkan. Meskipun akhir-akhir ini ia selalu menyangkal tindakan memalukannya itu sebagai hobi seni kepura-puraan belaka, namun terpampang jelas bahwa ia secara diam-diam memang menikmati proses dan hasilnya. Apalagi yang ia perlukan untuk melakukan ERP hanyalah suara lembut nya saja.

Ia bahkan sejak dua minggu lalu telah membuka akun di media sosial Onlyfriends untuk mendapatkan keuntungan lebih, yakni dengan menjual suara Roleplay-nya berikut dengan gambar digitalnya yang bermuatan erotis sebagai sampul Audio yang ia jajakan.

(Main Protagonist : Putri)

Dan saat ini, Putri baru saja selesai mandi dan hendak menyalakan komputernya.

“Fuhhh, aku tidak pernah mengira bahwa aku akan dapat 1200 pelanggan dari Onlyfriends hanya dalam waktu dua minggu, apakah mereka sebegitu kebeletnya untuk mendapatkan konten eksklusif?” Ucap Slatanis sesaat melihat angka subscriber dari layar Smartphone-nya. “Hmmm, kira-kira berapa ya … 15 dollar kali 1200, hmmmm ... hehehe, banyak pokoknya.”

Putri lalu menarik kursi komputernya ke belakang sambil menunduk dan memencet tombol power pada CPU-nya.

“Hiyaat! Ahh~,” desau Slatanis sambil duduk.

‘Apakah aku harus berhenti jadi programmer dan digital artist saja ya?’ Pikir Slatanis sambil menatap layar komputer yang mulai menyala. ‘Padahal aku pada awalnya tidak pernah mengira bahwa hobi iseng-isengku akan sangat menghasilkan seperti ini.’

Layar pun menyala dan menunjukkan tampilan desktop nya yang dipenuhi dengan icon software dan game.

“Dan … berhenti memberikan ERP di game saja, sementara fokus di Onlyfriends,” gumam Putri merasa dilema.

Putri menatap layar Smartphone-nya, dan melihat icon social media nya, Instamill yang sudah dipenuhi dengan angka 999+.

“Apakah masih ada yang meminta?” Gumam Putri sambil menyentuh icon tersebut.

Sesaat aplikasi terbuka, ribuan pesan pun tampak di pojok atas kanan layarnya. Putri pun mulai membuka bagian tersebut.

“Ah~ benar, ini semua isinya request ERP di WOC,” gumam Slatanis sambil menyilang pahanya. “Baiklah, ini yang terakhir.”

Putri pun mulai mengecek satu-persatu pesan yang dikirim kepadanya untuk melihat, player mana yang kira-kira memberikan keuntungan lebih.

Beberapa saat kemudian, matanya pun terpancing dengan tawaran salah satu akun yang bernama Anunnaki_101.

“Item dengan tingkat Artefak dewa? Dan lebih daripada itu, bukankah [Prophet Heart] itu mustahil ditemukan? Bahkan para player menganggapnya bahwa item ini tidak pernah ada … tsk, yang benar saja?” Gumam Slatanis merasa tak percaya.

Ia pun langsung membuka game di dalam komputernya untuk mengecek kebenaran itu.

Sesaat layar game terbuka, terdapat antarmuka pemilihan karakter yang telah ia buat. Kemudian tanpa berpikir panjang, ia pun langsung memilih karakter yang berada di pojok kanan, yakni seorang wanita succubus berdada besar dengan ID bernama 666slatanis.

Di dalam game, terdapat banyak icon dari berbagai fitur. Terlihat di pojok kiri atas adalah sebuah minimap yang dimana di sisi kanannya terdapat simbol amplop. Simbol amplop itu mempresentasikan sebuah pesan personal dari para player. Di simbol itu pula sudah terhitung 99+ pesan yang masuk.

“Oke, mari cek,” ucap Putri sambil membuka pesan tersebut.

Ketika sudah masuk di dalam kolom pesan, ia pun kembali memeriksa sambil menemukan ID yang sama, yakni Anunnaki_101.

“Hah???!! Sudah gila apa?!” ucap Slatanis terkejut saat membuka pesan dari Anunnaki_101. “Di-dia bahkan sudah memberikan item ini secara langsung, luar biasa. Memangnya seberapa besar rasa kepercayaan dirinya terhadapku?”

Kemudian ia pun melihat sebuah link di antara pesan dari player tersebut. Karena merasa familiar dengan link tersebut, ia pun langsung mengklik link tersebut tanpa ragu-ragu.

“Tunggu! Tak hanya itu! Dia bahkan memberikanku 200 Bytecoin. Yang dimana 1 bytecoin saja sudah senilai 60.000 dollar lebih,” ucapnya terkejut sampai-sampai berdiri dari kursinya.

Ia baru saja menekan sebuah link yang langsung mengarahkan ke mata uang digital, yang dimana link itu juga berfungsi sebagai konfirmasi pengiriman ke akun mata uang digital miliknya.

Saat ini di layar komputernya adalah tampilan persetujuan untuk pengiriman uang digital tersebut, sementara Putri masih sangat syok dengan jumlah tersebut. Tangannya bahkan mulai berkeringat dingin dengan hanya menyentuh mouse-nya.

“Sekaya apa orang ini?” pikir Slatanis sambil perlahan mengklik “yes” di layarnya.

Dan 200 Bytecoin pun terkirim ke akunnya.

Di layarnya kini terdapat beberapa baris informasi tentang saldonya. Cosmorium sebanyak 12,888932099 koin yang dimana per koinnya senilai ~100 dollar, dan Bytecoin sebanyak 200 koin yang dimana per koinnya senilai ~60.300 Dollar.

“Ahem, tampaknya aku harus cepat-cepat menukar mereka, sebelum nilai mereka turun,” ucap Putri dengan suara yang mulai gemetar, dan 15 bytecoin pun berhasil ia tukar di exchange centre.

Beberapa jam kemudian, ia pun hanya bersandar di kursi komputernya sambil menatap langit-langit kamar setelah baru saja menukar sedikit dari Bytecoin nya menjadi dollar.

“Apakah ini rasanya jadi kaya?” ucapnya sambil melamun.

Kemudian Putri pun bangkit dari bersandarnya, dan mulai kembali ke dalam game nya yang sudah AFK (Away From Keyboard) sejak tadi. Ia membuka kembali kolom pesan dan menghubunginya melalui chat.

Tak lama, Anunnaki_101 pun membalas. Ia membalas sambil mengirimkan link.

“Namun sebelum itu, aku akan membawamu ke dunia lain. Dan untuk kesana, kamu harus mengklik link ini https://\#\#\#\#.com//$#%%%!!@##,” tulis Anunnaki_101 sambil memberikan Link. “Setelah Itu, tunggulah di sana, aku akan datang setelah urusanku selesai di dunia ini.”

“Hmmmm, kenapa dia mengirimkan link? Dan juga, maksudnya apa dengan pergi ke dunia lain? Jangan bilang dia sudah masuk ke role-play saja,” ucap Putri merasa heran. “Tapi jika dilihat-lihat link-nya memang tidak berbahaya sih, karena terdapat contreng hijau di sampingnya.”

“Hmmm, ya sudahlah, ikuti saja,” ucap Putri dan mulai mengklik link tersebut.

Sesaat Putri mengklik link tersebut, ia pun langsung diarahkan ke sebuah halaman web yang hanya terdapat latar belakang putih dengan sebuah lingkaran geometris indah. Lingkaran itu berwarna biru dan berada tepat di tengah-tengah.

“Hmmm, apa ini? Anti-malware ku sih tidak mendeteksi apa-apa dari web ini,” ucap Putri mencoba mencari celah dengan menggerak-gerakkan kursornya.

Lalu tak lama, sebuah kotak muncul.

Di kotak itu bertuliskan, “apakah kamu setuju untuk melanjutkan?”

“Hah? Melanjutkan apa?” Gumam Putri. “Kenapa jadi begini sih?”

Putri pun membuka command-nya untuk mengecek lebih lanjut. Namun sesaat barisan kode muncul, ia tidak dapat membaca apapun yang ada di sana. Itu ditulis dengan aksara yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

“Tsk, mencurigakan,” ucap Putri. “Tapi jika tidak aku turuti, aku akan mengecewakan dia. Apalagi mengingat dia sudah memberikanku begitu banyak uang. Fuhhh, kalau begitu, klik saja lah, palingan hanya malware biasa yang mana aku sudah sering menghadapi hal seperti itu sebelumnya.”

Putri pun mengklik tanda [yes], dan langsung saja geometris biru mulai menyala terang dengan diikuti kecerahan layar komputernya yang ikut menjadi sangat terang. Putri pun menutup matanya karena merasa silau.  Lalu sesaat ia kembali membuka matanya, tiba-tiba dia sudah berada di tempat lain yang tidak ia kenal dengan keadaan berbaring.

“Hah? Dimana ini?” Putri Bertanya-tanya sambil melihat sekelilingnya yang tampaknya dia sedang berada di dalam sebuah gua yang sangat besar. Kemudian, ia pun duduk untuk mengecek lebih lanjut.

“Kenapa aku ada disini?” tanyanya.

Sembari matanya terus memeriksa, ia pun tersadar bahwa di sekitarnya terdapat banyak sekali tubuh manusia berjubah hitam yang bergelimpangan.

“Kyaaaaaaaah!” teriak Putri sesaat melihat begitu banyaknya mayat bergelimpangan di sekelilingnya.

Putri sangat terkejut saat melihat kejadian itu, sampai-sampai dirinya langsung berdiri dan bergerak mundur untuk pergi ke sudut pojok gua. Sambil terus menempelkan punggungnya ke dinding gua, ia juga menyadari bahwa dia saat ini berada di atas sebuah batu besar, seperti tempat pemujaan atau altar pengorbanan.

“Dimana ini? Apa yang terjadi dengan mereka?” ucap Putri mulai merasa ketakutan. “Hei! Siapapun! Tolong aku!” Teriaknya menatap ke mulut gua sambil berpikir bahwa mungkin saja ada orang lain di luar gua.

*************

Bersambung …

Prophet Heart (n.) sebuah item artefak dewa berbentuk jantung berwarna emas. Sesuai dari website resmi WoC, item ini berfungsi untuk memberikan player satu kelas yang belum pernah didapatkan oleh player manapun, yakni kelas tingkat Mythical/Mitos bernama Prophet/ess.

Dari kelas ini, player akan mendapatkan pertahanan pasif berupa : Complete Nullification terhadap Holy Element, , Curse Nullification, Poison Immunity dan Dark Element Immunity. Selain itu, membuat sang player juga bisa menggunakan sihir tingkat 10 bernama [God’s Punishment] terlepas dari batasan atau pinalti bawaan yang melarang player untuk menggunakan holy element atau sekadar mendapatkan kelas tipe suci/holy, seperti halnya ras Daemon, Devil, Undead dan Vampire.

Kelas ini juga memberikan sang pemilik beberapa sihir tingkat tinggi lain, seperti : [Potent Heal], [Mass Revival], [Blessing], [Mass Blessing], [Group Heal], [Life Revival], [Create Divine Weapon], [Create Divine Armor], [Create Divine Accessories], [Create Divine Item], [Potent Dispel], [Pray for Calamity and Destruction], [Summon High Tier Angel], [Summon : Guardian Angel], [Summon Medium Tier Angel], [Summon Low Tier Angel], [Summon Army of Angel], [Summon Special Angel], [Divine Wings] dan [Divine Halo].

Adapun kebalikan dari item ini, yakni [Devil Heart] sebuah item tingkat Artefak Dewa yang berbentuk jantung berwarna ungu gelap. Item ini masih menjadi misteri, bahkan di dalam website resmi sekalipun tidak ada informasi tentangnya.

Selain dari dua item tersebut, ada juga item tingkat artefak dewa lain yang masih menjadi misteri, bernama [First Desire]. Yang baru diketahui dari item ini hanyalah efeknya yang dapat memberikan player sebuah perk bernama [Complete Invulnerability and Immortality], dan dengan efek memberikan kekebalan dan keabadian, tidak bisa dilukai dan tidak bisa mati.

Item tingkat God Artifact memang terkenal sebagai item penghancur keseimbangan game oleh para player, oleh sebab itu mereka sangat mencarinya sekaligus sangat membencinya jika orang lain yang mendapatkannya. Diketahui di dalam WoC terdapat 10 item tingkat ini, dan baru dua (pengecualian Prophet Heart) yang pernah ditemukan selama 7 tahun game beroperasi.

#2 - Putri Menjadi Slatanis

Setelah menyadari bahwa dirinya berada di tempat yang tidak ia kenal, tak berselang lama ia juga mulai menyadari bahwa tubuhnya bukanlah miliknya. Ia sama sekali tidak mengenal tubuhnya saat ini, namun entah bagaimana ia merasa tidak asing dengan tubuh itu. Sampai akhirnya ia pun mengecek ke setiap jengkal tubuhnya, dan menemukan bahwa tidak hanya tubuhnya yang lebih berisi dan montok, namun ia juga memiliki tanduk dan rambut yang berwarna merah padam (crimson).

'Ini aneh, aku bisa merasakan seakan kesadaranku mulai menyatu dengan tubuh ini, sampai-sampai rasa jijik akan bau busuk dan rasa takut akan mayat pun perlahan mulai hilang. Sebenarnya tubuh siapa ini?' pikir Putri sementara kesadarannya seakan mulai mengakui bahwa ini adalah tubuhnya sejak lahir.

Putri pun mulai berjalan ke pinggir altar pengorbanan, dan dari sana ia bisa melihat dengan jelas seberapa banyak mayat yang ada disana. Mayat-mayat ini sangat banyak sampai-sampai menumpuk dan memenuhi gua yang begitu besar ini. Wujud mereka juga sangatlah mengganggu. Selain mereka semua mengenakan jubah hitam bertudung, bentuk tubuh mereka juga terlihat sangat kering seperti mumi.

"Apa yang telah terjadi dengan mereka sebenarnya?” ucap Putri bertanya-tanya. “dunia lain … apakah ini dunia lain? tsk, kenapa aku berpikir sampai kesitu … dan … kenapa suaraku berbeda?!!”

Putri pun menyadari bahwa suaranya sama sekali berbeda tidak seperti sebelumnya yang lembut. Sekarang ia tidak hanya memiliki suara yang lembut dan menenangkan, tapi juga suara yang cukup berat seperti wanita dewasa yang seksi.

“Kenapa suaraku seperti tante-tante penggoda begini?!” ucap Putri sambil memegang lehernya.

Kemudian, Putri pun mencoba memegang rambutnya dan mencoba melihatnya. Terlihat lah rambutnya yang panjang dan berwarna merah padam itu.

"Bertanduk, dada besar, rambut merah, hmmm, sepertinya aku kenal tubuh ini," gumam Putri.

Untuk lebih memastikan, Putri pun mulai turun dari altar lalu mulai berjalan di antara mayat yang bergelimpangan menuju ke luar gua, mencari genangan air untuknya agar bisa bercermin. Perlahan dan sambil menjinjit, ia berjalan dengan penuh hati-hati, akhirnya ia pun sampai di mulut gua.

Di mulut gua, ia masih bisa melihat mayat-mayat yang bergelimpangan. Bahkan diantara mereka terlihat seperti orang yang ingin melarikan diri dengan ekspresi terakhir mereka tergambar akan penuh rasa ketakutan.

"Ini sungguh mengerikan," ucapnya meskipun dengan ekspresi datar. "Hahh~ udara yang sangat segar," lanjutnya menghirup udara segar sesaat mendapati dirinya berada di pedalaman hutan.

Putri pun terus berjalan menjauh dari mulut gua. Kemudian di antara rimbunnya pepohonan di dalam hutan, ia melihat sebuah aliran sungai kecil dengan air yang jernih. Di sana, ia pun berniat untuk memastikan dengan pasti wujud tubuh barunya itu.

Putri pun berjalan menuju aliran sungai kecil itu, lalu sesampainya disana dan mulai bercermin di air yang jernih itu, ia pun berkata. "Yaps, ini adalah tubuh Slatanis. Meskipun aku selalu menyeting game ke grafis rendah, tapi ini bisa aku pastikan bahwa tubuh ini adalah milik karakter ketigaku, Slatanis."

"Huuu, aku tidak pernah berpikir bahwa memiliki tubuh seksi akan semenyenangkan ini," Putri terus berpose sambil terus bercermin di atas air, kemudian ia menoleh ke sekelilingnya.

"Jika saat ini aku berada di tubuh dari game WoC, apakah dunia ini juga berada di WoC?" ucap Putri bertanya-tanya.

"Seingatku, meskipun dunia di WoC memiliki luas setengah dari ukuran bumi dan memiliki banyak NPC dan banyak adegan bercerita di dalamnya, aku masihlah ragu bahwa apakah dunia ini benar-benar berada di dalam game? Sepertinya aku harus memastikannya terlebih dulu."

'Karena jika dunia ini adalah dunia di WoC, maka ini akan sangat bahaya. Apalagi mengingat dunia yang penuh dengan kehancuran, sementara para abomination membuat kekacauan dimana-mana,' pikir Putri.

"Tetapi jika bukan, aku merasa tidak yakin apakah aku bisa menggunakan skill dan spell dari game atau tidak. Karena mau bagaimanapun juga, dunia ini tampaknya sangatlah berbahaya apalagi melihat mayat-mayat itu." Putri kemudian menoleh ke belakang melihat kelompok kecil lain dari mayat-mayat yang bergelimpangan.

"Yaps, sepertinya aku harus pergi dari sini," ucap Putri dan mulai berjalan mengikuti asal aliran sungai kecil tersebut.

*********

Putri terus berjalan mengikuti aliran sungai kecil itu sambil terus memikirkan caranya untuk kembali ke bumi, sampai akhirnya ia pun keluar dari rimbunnya pepohonan dan mendapati dirinya berada di ladang rumput, sementara tepat di depannya terdapat pula danau yang begitu luas dengan pegunungan berada di belakang danau tersebut.

"Wah, indahnya," Putri tertegun dengan keindahan yang tersedia di depannya.

"Dengan Dunia seindah ini, sepertinya aku tidak perlu memikirkan bagaimana caranya untuk kembali ke bumi," gumam Putri dengan mata yang masih terpaku pada pemandangan yang ada di depannya. “Tapi Tunggu, lalu bagaimana dengan uangku yang sebanyak itu? Dan lalu, bagaimana dengan nasib tubuhku? Tsk, baiklah, karena ini adalah tubuh dari game, mungkin saja aku juga bisa menggunakan beberapa fitur dan kemampuan dari game, yang dimana ada kemungkinan juga bahwa aku bisa keluar dari dunia ini dengan menekan tombol logout.”

Lalu ia pun terdiam sambil membayangkan bagaimana caranya.

“Tidak ada keyboard, sementara perspektif pandangan dari orang pertama dan aku saat ini berada di dunia yang sangat nyata, bukan sebuah game. Sial … lantas bagaimana caranya untuk kembali dong?” Gumam Putri sambil memegang dagunya. “Hahh~ apakah aku harus menyerah saja?”

Kemudian ia pun mengingat dengan isi pesan dari Anunnaki_101 di dalam WOC yang memintanya untuk menunggu di dunia lain itu, sementara dia nanti akan datang untuk menemuinya setelah semua urusannya selesai.

“Siapa dia sebenarnya?” Gumam Putri bertanya-tanya.

“Uwaaaaaah! Ini benar-benar membuatku sangat bingung,” keluh Putri sambil memegang kepalanya. “Fuhhh sabar sabar … mari kita ingat-ingat apa yang terjadi.”

Lalu ia pun mulai mencoba merasionalisasikan keadaannya saat ini.

“Pertama, bagaimana bisa dari sebuah link mampu membuatku berada di tempat— atau … ya … dunia berbeda seperti ini, huh? Kedua, bagaimana bisa aku berada di tubuh ini? Oke, katakanlah dia bisa membuatku berpindah dunia, tapi bagaimana caranya aku berada di tubuh karakter fiksi sementara ini adalah dunia yang sangat nyata? Ketiga, kenapa harus aku?! Kamu sudah memberikan 200 bytecoin kepadaku, jadi kenapa harus aku?! Kalau  begitu, percuma saja kamu memberikan aku uang sebanyak itu bodoh!” Putri Mencoba menyimpulkan sambil marah-marah.

“Sepertinya tidak ada cara lain selain menerima situasi ini apa adanya,” ucap Putri. “Tapi … bagaimana dengan kemampuan sosial ku yang kikuk? Apakah aku bisa beradaptasi? Terutama dengan tubuh ini? Well, mari coba saja … dan agar lebih mudah, anggap saja ini sebagai Roleplay.”

Putri kemudian berjalan menuju pinggir danau dan berkaca di sana.

“Oke, mulai sekarang, kamu adalah Slatanis sang succubus. Oleh karena itu, bersikaplah seperti succubus ... setidaknya sedikit bersikap lebih optimis ... atau seperti yang biasa kamu lakukan selama ini di game, oke?” Ucap Putri sambil menunjuk-nunjuk pantulannya.

Dan mulai detik itu pun, ia mulai mensugestikan dirinya sebagai Slatanis sang Succubus dan menjadi sosok wanita yang berbeda dari sebelumnya.

************

Slatanis pun mulai mencoba banyak hal untuk memastikan apakah ia berada di dunia game atau dunia yang benar-benar berbeda. Ia mencoba berbagai spell dan skill, fitur game dan inventori yang tidak memiliki batas penyimpanan.

Setelah mencoba banyak hal, ia pun berkata. "Hmmm, ternyata tidak semua fitur dari game bisa digunakan walaupun untungnya aku masih bisa menggunakan inventori, dan juga bisa aku ternyata bisa merasakan secara sadar bahwa aku benar-benar bisa menggunakan spell dan skill dengan mudahnya seakan sedang menggunakan anggota tubuhku sendiri. Selain itu, Mana yang aku rasakan di dalam tubuh ini juga adalah perasaan yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Ini sungguh asing, namun ada di dalam disana."

Selain dari Mana sebagai energi metafisik, maka makhluk dari game juga memiliki energi fisik. Jika manusia memiliki stamina atau kalori, maka untuk succubus, mereka juga memiliki energi fisik yang disebut sebagai Aphrodis.

Ketika di game, Mana ditandai dengan batang berwarna biru, sedangkan untuk energi fisik memiliki warna yang berbeda-beda. Kuning untuk stamina, merah muda untuk Aphrodis, Ungu gelap untuk Miasma dan sebagainya.

Selain daripada itu, setiap Energi fisik juga memiliki karakteristik dan cara pengisian yang berbeda-beda. Untuk stamina, yang diperlukan ketika habis ialah hanya dengan minum dan makan, jika tidak maka hanya perlu istirahat.

Sementara untuk Aphrodis berbeda. Yakni mereka harus menghisap energi fisik dari makhluk humanoid lain yang berjenis kelamin laki-laki dengan menggunakan efek pasif dari ras succubus yang bernama [charm of succubae]. Atau bisa juga dengan menggunakan special spell tingkat 6 bertipe sustain bernama [Sluttony].

"Mengingat dunia ini adalah dunia nyata, aku yakin untuk mengisi aphrodis sungguhlah sangat merepotkan. Bagaimana tidak, sesuai dari deskripsi skill aku harus membuat pria tergoda lalu menghisap energi mereka untuk mengisi kembali aphrodis."

Selain metode pengisiannya yang merepotkan, cara lain juga bisa ditempuh. Antara lain adalah dengan meminum potion, atau dengan menggunakan sihir untuk mengkonversikan Mana menjadi energi fisik.

"Aarghhh sial! kalau aku tahu aku bakalan terlempar ke dunia ini, lebih baik aku mengambil spell tingkat 5 bernama [Mana Conversion] saja tuh," ucapnya frustasi. "Fuhh santai santai, apalagi mengingat masih banyaknya Energy potion di— tunggu, aku baru ingat, aku telah menghabiskan energy potion-ku dua hari yang lalu,” lanjutnya langsung merasa tidak semangat.

Saat ini, di dunia ini, ia tidak dapat melihat jumlah pasti pada setiap statusnya seperti halnya di game, namun ia masih dapat merasakan dengan jelas kapasitasnya dengan detail, meskipun tidak berupa angka-angka.

"Aphrodis ku tampaknya sudah 1% berkurang walaupun baru digunakan untuk berjalan," gumam Slatanis. "Padahal ketika di dalam game, kecuali menggunakan skill, Energi fisik tidak dapat berkurang. Oleh karena itu kebanyakan penyihir tidak ada yang meningkatkan parameter energi fisik mereka secara berlebihan, termasuk diriku."

Dari berbagai percobaan yang ia lakukan, ia pun masih belum bisa menyimpulkan apakah dunia ini adalah dunia lain ataupun dunia di dalam game. Apalagi mengingat ia bisa menggunakan spell dan skillnya, walaupun beberapa fitur dari game tidak bisa digunakan atau sebagian terdistorsi atau berubah.

Seperti halnya Cooldown pada Spell dan Skill yang tidak ada, inventory yang bentuknya hanya berupa lubang hitam dan tampilan antarmuka yang tidak tampak.

***********

Di gua tempat Slatanis terbangun dan sudah sekitar satu jam sejak Slatanis meninggalkan gua itu, terdapat 40 kesatria berzirah lengkap dengan kain putih beraksen emas menutupi zirah mereka. Di kain yang menutupi zirah mereka, memiliki sebuah simbol berupa pedang berdiri di atas tiga tumpukan buku.

Selain dari 40 kesatria, terdapat pula di antara mereka seorang berjubah putih dengan aksen warna dan pola yang sama. Ia tampak muda meskipun memakai pakaian tersebut.

"Saudara Fretlen, apakah anda sudah menghitung sebanyak apa mereka?" tanya salah satu kesatria menghampiri pria berjubah putih.

"900 … terdapat 900 tubuh yang dapat dihitung. Atau mungkin lebih dari itu, apalagi mengingat seberapa luas nya gua ini," jawab Fretlen sambil menutup hidungnya dengan sapu tangan putih.

"Saudara Rodrik ingin mengonfirmasi lebih pasti apa alasan mereka bisa mati masal di tempat seperti ini," ucap kesatria tersebut menyampaikan pesannya.

"Aku akan menyampaikannya sendiri," ucap Fretlen menoleh ke arah sang kesatria.

"Baik, Saudara Fretlen," ucap sang kesatria menunduk dan memukul dadanya sebagai tanda hormat. Fretlen pun membalasnya.

Fretlen pun berjalan menjauh dari gua dan menuju ke barisan kesatria lain. Di sana, terdapat seorang kesatria sebagai satu-satunya yang berkuda, namun karena semuanya mengenakan helm maka ia pun terlihat sama saja dengan yang lain meskipun satu-satunya kesatria yang berkuda.

Fretlen pun menghampiri kesatria itu.

"Salam Tuan Rodrik—" ucap Fretlen tertahan.

"Panggil aku Saudara, karena kita sama-sama berada di Ordo Templar," balas Rodrik dengan dinginnya.

"Baik Saudara Rodrik," ucap Fretlen memberi hormat. "Saya ingin melaporkan hipotesis ku tentang kematian massal para pagan ini."

"Iya, apa itu?" Ucap Rodrik.

"Sepertinya mereka telah mencoba melakukan ritual, namun entah bagaimana mereka justru mati mengenaskan. Terlihat di barisan terdalam Gua, di dekat altar pengorbanan, ekspresi terakhir mereka tampak tenang seakan tidak mengetahui apa yang akan menimpa mereka, namun semakin keluar, ekspresi terakhir mereka tampak ketakutan dan mencoba untuk berlari seakan tahu apa yang telah menimpa kawan-kawan mereka di depan. Bahkan beberapa sudah ada yang berada cukup jauh dari mulut gua. Namun naasnya mereka tetap mati."

"Ya, untuk saat ini mari kita gunakan hipotesis mu itu untuk dilaporkan ke Grand Cleric," ucap Rodrik. "Mari kita kembali ke benteng Houlus," lanjutnya sambil memutar arah kudanya.

"Tunggu saudara Rodrik, ada hal lain yang mesti saya pastikan terlebih dulu," ucap Fretlen berusaha menghalangi laju kuda Rodrik. Kuda Rodrik pun berhenti.

"Ada lagi?" tanya Rodrik merasa tidak yakin.

"Ritual yang mereka lakukan sepertinya adalah ritual pemanggilan," ucap Fretlen penuh percaya diri. "Jadi biarkan saya memeriksa ini."

"Baiklah," ucap Rodrik.

***********

Bersambung ….

Charm of Succubae (n.) efek pasif dari Ras succubus yang berguna untuk selalu menghisap esensi hasil dari libido seorang humanoid laki-laki. Daya hisapnya sangat rendah dan membutuhkan jarak yang dekat. Mekanik cara kerjanya yaitu dengan membuat libido korbannya bangkit, kemudian menghisap seluruh esensi hasil dari libidonya. Selama korbannya berada di dekat succubus, maka esensinya akan terus terhisap sampai jumlah energi fisiknya benar-benar habis. Efek ini bisa disangkal dengan medium tier mental resistance atau immunity. Efek ini hanya akan aktif jika Aphrodis pemilik sudah berkurang setidaknya sebanyak 25%.

Sluttony (n.) special spell tingkat 6 bertipe sustain dari succubus. Selama spell ini aktif, maka dalam radius 10 meter dari pengguna, energi fisik musuh akan terus terhisap sampai habis (kecuali keluar dari Area of Effect). Efek lain dari spell ini adalah membuat seluruh stat musuh turun sebanyak 2,5% dalam kontak pertama selama 4 menit. Kontak berikutnya tidak berefek.

Tipe sustain (n.) selama skill atau spell aktif, maka kapasitas maksimal dari energi fisik atau mana akan berkurang sesuai yang ditentukan.

#3 - Keputusan dari Kesatria Ordo Templar

Para kesatria Templar yang dipimpin oleh Priest Fretlen pun mulai mencari tanda-tanda bekas ritual pemanggilan. Ditengah pencarian, Priest Fretlen sebagai satu-satunya yang bisa menggunakan sihir pun mampu merasakan jejak Mana di sekitar gua.

“Apa yang sebenarnya mereka panggil sampai-sampai membuat mereka kehilangan nyawa?” Gumam Fretlen bertanya-tanya sambil memeriksa altar pengorbanan, kemudian menoleh ke arah para mayat. “Bahkan di antara mereka, hanya hitungan jari yang bisa menggunakan sihir.”

Dari mayat yang bergelimpangan, Fretlen bisa merasakan di antara mereka yang memiliki mana.

“Apakah itu karena mereka kekurangan Mana sehingga menggunakan jiwa sebagai gantinya?” ucap Fretlen. “Jika iya, makhluk macam apa yang mereka panggil?”

Fretlen kemudian berjalan keluar menuju mulut gua. Kemudian sesampainya di sana, di antara para mayat, ia pun mulai mengucapkan mantra sihir dengan berkomat-kamit. Tiba-tiba aura biru menyebar dari dirinya.

“Kena kau,” ucap Fretlen sesaat aura biru itu membentuk sebuah garis seperti jejak di permukaan tanah. “Dengan begini kita hanya butuh memanggil ordo paladin untuk mengurusnya.”

“Saudara Fretlen, apa yang baru saja anda lakukan?” tanya Rodrik yang sudah turun dari kudanya.

“Saya menggunakan sihir untuk membaca jejak Mana dari makhluk lain dan inilah hasilnya,” jelas Fretlen lalu menunjuk ke arah garis biru di atas permukaan tanah. “Dan ini adalah jejak makhluk yang mereka panggil.”

“Luar biasa,” ucap Rodrik. “Kalau begitu tunggu apa lagi, mari kita tangkap makhluk itu.”

“Tunggu, sepertinya kita tidaklah cukup untuk menangkap makhluk itu,” ucap Fretlen kemudian menoleh ke arah mayat yang bergelimpangan. “Makhluk itu sangat kuat, sampai-sampai membutuhkan ratusan jiwa untuk memanggilnya kesini.”

“Hmmm, tapi kita tidak pernah tahu, bukan?” ucap Rodrik dan mulai naik kembali ke kudanya yang sejak tadi dipegang oleh kesatria lain.

“Oleh karena itu kita tidak seharusnya melawan makhluk itu,” ucap Fretlen mencoba menghentikan kuda Rodrik. “Lagipula, tugas kita hanyalah untuk memburu para pagan bukan melawan monster atau daemon seperti ordo paladin, atau bahkan makhluk hasil sihir pemanggil yang bahkan kita tidak tahu seperti apa.”

“Saudara Fretlen, aku telah berada di medan perang bahkan jauh sebelum anda mulai menjadi priest. Maka percayalah dengan kemampuanku dan juga anggota kesatria lain. Tunggu, jangan bilang, apakah anda meremehkan kesatria ordo templar?” ucap Rodrik dan membuat Fretlen menyerah dan terdiam seribu kata.

Mereka pun mulai berjalan menuju jejak yang telah ditunjukan oleh Fretlen.

**********

Slatanis saat ini sedang duduk di pinggir danau sambil mendinginkan kakinya.

“Hmmm aku ingin berenang, tapi aku belum tahu ada makhluk apa di danau ini,” gumam Slatanis sambil melamun dan menggoyang-goyangkan kedua kakinya di air.

Slatanis kemudian berdiri dan mulai membuka inventory nya yang berupa lubang hitam seukuran kepala, namun bisa berubah ukurannya tergantung dari barang apa yang dikeluarkan atau dimasukkan. Dari sana ia dapat merasakan benda-benda apa saja yang ada di dalamnya dengan sangat akurat dan pasti, tanpa adanya tampilan layar dan tulisan-tulisan.

“Hap!” Slatanis Tiba-tiba bertelanjang penuh. “Hehehe, ternyata bisa.”

Slatanis baru saja menggunakan fitur di inventory nya, yakni memakai dan melepas secara langsung seperti halnya di game.

“Dan hal ini pula lah yang membuat aku menjadi semakin ragu, apakah dunia ini dari woc atau bukan.”

Slatanis kemudian secara perlahan mencoba menoleh ke bawah, dan pandangannya pun tertutup oleh dua gunung kembarnya. Warna merah merona dari ujung pegunungannya juga terlihat begitu lembut dan imut.

“Wow,” Slatanis tertegun, kemudian secara perlahan kedua tangannya mulai menyentuh gunung. “Hmmm kenyal seperti pada umumnya. Selain itu, bukankah di dalam game hal seperti ini tidak ada ya? Tapi mungkin karena ini adalah dunia nyata, restriksi umur pun juga tidak berlaku. Seperti halnya cooldown pada spell dan skill.”

“Hnggh~,” des*ah Slatanis tiba-tiba ketika jarinya menyentuh spot yang sensitif secara tidak sengaja. “Wah gawat, aku seharusnya tidak melakukan ini.”

Dan ia pun kembali mengenakan pakaiannya.

“Lalu bagaimana dengan restriksi dan penalti pada item dan equipment?” Gumam Slatanis. “Jika hal tersebut tidak ikut terimplementasikan ke dalam dunia ini, maka itu sangat menguntungkan untukku.”

Restriksi adalah sebuah larangan atau batasan yang ada di setiap kelas dan ras. Hal ini ada di dalam game semata untuk penyeimbang. Sebagai contoh adalah kelas mage yang tidak bisa menggunakan pedang dan busur kecuali terdapat enchantment tertentu, atau ras Daemon yang tidak bisa menggunakan artefak berelemen suci kecuali terdapat enchantment tertentu.

Sementara pinalti adalah sebuah pembatasan atau hukuman yang ada pada efek-efek tertentu. Seperti contohnya adalah sebuah pedang yang memiliki efek enchantment [dark element] yang hanya bisa aktif jika penggunanya adalah ras daemon, devil, undead ataupun vampire. Jika di luar itu, maka efek tersebut tidak akan aktif.

Slatanis pun mengeluarkan sebuah pedang biasa, kemudian mulai menggunakannya dan mengayunkannya ke depan. Pedang tersebut pun tidak jatuh dari tangannya. Kemudian untuk menambah rasa yakin nya, ia pun mencoba menebas pohon.

Fuuuzzz!

Pohon terkena kerusakan sabetan pedang yang cukup dalam.

“Wow,” ucap Slatanis terpukau. “Ternyata restriksi tidak berlaku di dunia nyata. Selanjutnya adalah penalti.”

Ia pun mengeluarkan senjata lain. Itu adalah pedang falchion dengan bilah berwarna hitam, dan dengan efek petir hitam yang menyelimuti pedang tersebut. Di dalam pedang ini terdapat tiga enchantment dengan satu enchantment terbatas hanya untuk kelas warlock dan battlemage.

Enchantment pertama adalah sihir tingkat 7 [Hell Lightning] yang terbatas untuk ras Daemon atau lebih tinggi. Enchantment kedua adalah sebuah efek berupa [unbreakable] yang tidak memiliki batasan. Sedangkan enchantment ketiga adalah sihir tingkat 8 [death curse] yang terbatas untuk warlock dan battlemage. Secara keseluruhan pedang ini memiliki batasan pengguna oleh kelas Mage saja, dan jika digunakan oleh selain dari itu, maka efek-efeknya tidak akan ada yang aktif.

Pedang ini bernama, Azazel’s Heritance. Pedang ini adalah costume weapon, yang dimana seseorang lah yang membuatnya daripada didapatkan dari hasil hadiah quest ataupun raid. Meskipun pedang ini adalah buatan player, pedang ini nyatanya memiliki serangan fisik dan mampu memberikan kerusakan sebesar tingkatan Mythical Artifact. Dan Slatanis mendapatkan pedang ini dari bayaran hasil ERP nya bersama dengan gaymer kesepian.

“Yaps, dua lainnya aktif tanpa kendala kecuali [death curse],” ucap Slatanis tampak kekecewaan di wajahnya. “Sepertinya penalti masih berlaku di dunia nyata.”

Dengan wajah kecewanya, ia pun mengacungkan senjatanya ke depan dengan malas, kemudian mengayunkan pedang itu secara diagonal dari atas kanan ke kiri bawah.

Wuuzhhhh!

Angin yang dihasilkan oleh pedang tersebut memotong beberapa pohon di depannya sekaligus menghanguskan pohon-pohon tersebut layaknya tersambar petir dengan enchantment [hell lightning] yang terimplementasikan di dalam nya. Petir-petir yang menyambar pepohonan tersebut terlihat masih menyambar-nyambar area sekitar.

“Bahaya sekali nih senjata,” ucap Slatanis.

‘Mumpung sudah terlanjur seperti ini, aku akan mencoba menggunakan dua senjata yang seharusnya tidak bisa digunakan secara dual,’ pikirnya sambil mengeluarkan tongkat sihirnya.

Tongkat sihir itu memiliki gagang berwarna merah muda, dengan ujungnya terdapat bola kristal yang berwarna merah muda juga. Tongkat sihir ini memiliki serangan dasar berupa sihir tingkat 5 [Shockwave Bullet]. Sihir ini berupa bola transparan yang ditembakkan ke sasaran, kemudian sesaat bola-bola tersebut menyentuh sasaran, maka gelombang kejut pun tercipta.

Sihir ini memiliki efek berupa drawback kecuali musuh memiliki medium tier physical resistance atau immunity, dan sedikit poin kerusakan. Untuk serangan dasar, ini cukuplah berguna, apalagi bagi seorang mage yang selalu berusaha untuk menjauhkan musuh darinya.

Tongkat sihir ini adalah hasil dari quest yang dilakukan oleh Slatanis dengan tingkatan kelas Rare Artifact. Tingkat sihir ini bernama, Protector of Fragile Succubus.

“Di dalam game, menggunakan dua senjata yang seharusnya tidak bisa digunakan sebagai duality adalah hal yang tidak bisa dilakukan. Oleh karena itu, aku selalu memainkan taktik switch weapon setiap kali keadaan berubah menjadi tidak menguntungkan.” ucap Slatanis sambil mengarahkan pedangnya yang ada di tangan kanannya ke depan dengan tetap memegang tongkat sihirnya di tangan kiri.

Wuzhhh!! Blar!!

Secara bersamaan, Slatanis menyabet pedangnya dan menghasilkan efek yang sama seperti sebelumnya sambil menembakkan sihir dari tongkatnya dengan sihir yang berhasil keluar.

“Oke, berarti aku tetap bisa menggunakan keduanya tanpa menggunakan taktik switch weapon, hehehe,” kekeh Slatanis.

Sementara itu, tidak jauh dari tempat Slatanis mencoba senjata-senjatanya, empat puluh kesatria templar dan seorang priest menyaksikan hal menakutkan tersebut.

“Bagaimana? Masih mau menyerang makhluk seperti itu?” tanya Fretlen ke Rodrik.

“Hmmm, sepertinya lebih baik kita serahkan saja semuanya ke paladin. Mari kita kembali,” ucap Rodrik dengan tenang namun tampak wajahnya khawatir. “Aku tidak pernah mengira seorang half-Minotaur bisa sekuat itu.”

“Iya … seperti yang kita tahu, minotaur adalah ras dengan kekuatan fisik terkuat di dunia. Bahkan Troll dan Raksasa tidak mampu menandingi mereka,” ucap Fretlen menambahkan. "Ditambah, tampaknya makhluk itu memiliki kekuatan sihir juga."

**************

Slatanis pun berhenti melakukan kegiatan percobaanya, sedang semuanya sudah dipastikan secara pasti meskipun hasilnya tetap ambigu.

“Satu hal yang mesti dipastikan bahwa apakah dunia ini adalah woc atau bukan yaitu dengan pergi ke pemukiman atau kota-kota, lalu mengenali namanya. Iya … sepertinya itu akan cukup mudah untuk dilakukan,” ucap Slatanis.

‘Semoga saja penduduk di dunia ini tidak ada yang bermasalah dengan tanduk ini,’ pikir Slatanis sambil memegang kedua tanduknya.

“Baiklah … [fly]!” Slatanis Pun menggunakan sihir terbangnya dan mulai lepas landas dan terbang melaju menuju arah yang tidak tentu untuk mencari pemukiman.

Beberapa saat kemudian, ia pun sampai di luar tepatnya di pinggir hutan. Dari atas, ia mampu melihat cakrawala dengan jelas dan dari sana ia mendapati sebuah kota berbenteng dari kejauhan.

“Hahhh~ akhirnya ketemu juga,” ucap Slatanis merasa lega, kemudian menoleh ke bawah. “Hmmm, apakah itu sebuah jalan utama? Lebih daripada itu, jalanan itu tersusun dari bebatuan alam … yaps, sepertinya dunia ini berada zaman abad pertengahan.”

‘Tapi bagaimana cara masuk ke kota itu? Aku khawatir mereka akan menanyakan tanda pengenalku,’ pikir Slatanis. 'Aku bisa saja sih terbang ke sana, tapi bagaimana jika mereka memiliki pertahanan udara yang menggunakan sihir?'

Slatanis pun menoleh ke kiri, dan dari kejauhan terlihatlah sebuah rombongan yang tampaknya seperti sekelompok karavan. Lalu untuk lebih memperjelas dan memperdekat penglihatan seperti sebuah teropong, ia pun menggunakan sihir tingkat 6 nya yang bernama [eagle eye].

“Sepertinya mereka adalah sekelompok karavan dengan … satu … dua … ada 12 gerobak karavan, dan di sekitar mereka adalah, wah … ternyata di dalam kelompok itu tidak hanya ada manusia saja, hehehe syukurlah mereka beragam, yang mana itu mengindikasikan bahwa mereka tidak akan menghakimi tandukku,” ucap Slatanis, kemudian mendarat ke pinggir jalan.

‘Baiklah, daripada harus bertaruh dengan nyawa untuk ke kota itu, sementara aku masih belum tahu seberapa maju sihir mereka. Apalagi mengingat dunia ini juga memiliki spesies atau ras lain selain manusia,’ pikir Slatanis sambil berdiri menunggu karavan itu untuk sampai.

“Tunggu dulu, lalu bagaimana dengan bahasa yang mereka gunakan?” Gumam Slatanis. “Tsk, persetan dengan bahasa, jaman dulu pun bangsa-bangsa tidak ada yang langsung bisa saling mengerti satu sama lain.”

Slatanis pun mulai menunggu … dan ia menunggu dengan cukup lama.

“Aahhh~ kenapa lama sekali,” ucap Slatanis sambil duduk di rerumputan.

Sampai akhirnya karavan itu sudah berada di dekatnya. Slatanis pun spontan langsung berdiri, dan langsung menunjukkan jempolnya ke jalan. Namun tidak seperti di dunia modern yang memiliki kendaraan dengan kecepatan tinggi. Di dunia ini, mereka masih menggunakan gerobak dan kuda, sehingga Slatanis pun malah menunggu cukup lama sementara ia terus mengangkat jempolnya ke depan.

“Oke, entah kenapa ini sangat memalukan,” ucap Slatanis sambil melihat ke arah karavan yang bergerak dengan lambat.

Sekelompok karavan berikut dengan para pengawal dari berbagai ras pun akhirnya sampai di dekat Slatanis. Di antara pengawalnya, terdapat para Orc, Dwarf, manusia dan Lizardman. Sedangkan para pembawa karavan adalah para manusia dan catfolk.

“Dunia fantasi memang yang terbaik,” gumam Slatanis tersenyum lebar dengan perasaan semangat.

“Hei, kenapa wanita seperti kau sendirian saja disini?” tanya seorang lizardman pengawal.

“Apakah kamu tersesat nona?” tanya seorang Manusia pengawal.

‘Entah kenapa aku bisa mengerti perkataan mereka,’ pikir Slatanis sementara ekspresinya masih terpukau.

“Hmmm, bolehkah saya bergabung dengan kalian?” tanya Slatanis.

“Ya, silahkan. Jika kamu ingin ke kota Alundris, itu pun,” ucap seorang Catfolk pembawa karavan.

'Alundris? Ah, nama itu bukan berasal dari WoC. Jadi ... dunia ini adalah dunia lain huh?' Pikir Slatanis.

“Ah, terima kasih,” ucap Slatanis dan mulai berjalan bersama rombongan tersebut.

Slatanis pun mulai ikut berjalan bersama mereka menuju kota Alundris.

**************

Bersambung ....

Urutan kelas/rank/tingkatan equipment dan item : Common < Uncommon < Rare < Highly Rare < Super Rare < Epic < Rare Artifact < Epic Artifact < Legendary < Mythical < Legendary Artifact < Mythical Artifact < God/Divine < god/divine Artifact.

Urutan tingkatan spell : tingkat 1 sampai 10 || urutan tingkatan skill dan efek pasif : Low Tier sampai High Tier.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!